Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
daging membuat jaminan keamanan pangan atau bahan pangan telah menjadi tuntutan seiring
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, khususnya pangan asal hewan
karena kerusakan akibat bakteri, virus ataupun jamur sangat rentan terjadi selama masa
produksi hingga pengangkutan dan distribusinya oleh karena itu kelayakan penggunaan
pangan asal hewan diatur dengan beberapa peraturan untuk menjamin kesetaraan dalam
perdagangan global, diperlukan standar yang dapat diterima oleh semua negara yang terlibat
di dalamnya. Tandar keamanan pangan yang diharapkan dapat diterima oleh hamper semua
negara di dunia telah dikeluarkan oleh codex alimentarius commission (cac). Cac adalah
suatu komisi yang didirikan oleh organisasi pangan dan pertanian dunia atau food agriculture
organization (fao) dan badan kesehatan dunia atau world health organization (who).
Penyusunan standar dalam cac melibatkan beberapa komite yang anggotanya adalah anggota
Telur merupakan salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar
bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup
sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Oleh karenanya,
telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk dikonsumsi. Telur adalah suatu bentuk
tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, lemek, vitamin, dan mineral yang diperlukan
Struktur telur secara umum terbagi tiga bagian yaitu, kerabang, putih telur dan kuning
telur, dan masing-masing kadar 11%, 57%, dan 32%. Kandungan zat gizi atau komposisi
kimia sebutir telur utuh adalah air 65%, protein 11,8%, lemak 11%, karbohidrat 0,1%, dan
mineral 11.6% . Sedangkan komposisi kimia telur jika tanpa kerabang adalah air 73%,
kontaminasi atau pencemaran mikroba, residu obat hewan seperti produk biologis, farmasetik
serta premiks dan bahan kimia serta pemakaian bahan pengawet tertentu yang merugikan
konsumen.
Produk peternakan seperti daging, telur dan susu mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Karena kandungan gizi yang tinggi tersebut, daging, telur dan susu merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kuman, baik kuman yang menyebabkan
kerusakan pada daging, telur dan susu maupun kuman yang menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia yang mengonsumsi produk ternak tersebut. Kuman dapat terbawa
sejak ternak masih hidup atau masuk di sepanjang rantai pangan hingga ke piring konsumen.
Selain kuman, cemaran bahan berbahaya juga mungkin ditemukan dalam pangan asal ternak,
baik cemaran hayati sepert cemaran kimia seperti residu antibiotik, maupun cemaran fisik
dengan pangan ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit atau keracunan. Ada beberapa
jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalalam tiga jenis, yaitu: bahaya
biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik. Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran
mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan
atau penyakit jika termakan oleh manusia. Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara,
Sifat-sifat telur adalah sangat mudah pecah, retak dan tidak dapat menahan tekanan
mekanisme yang besar, sehingga telur tidak dapat diperlakukan secara kasar pada suatu
wadah, telur tidak mempunyai ukuran yang sama besar sehingga bentuk ellipsnya
memberikan masalah untuk penanganan secara mekanisme dalam suatu sistem yang
kontinyu, udara kelembaban relatif dan suhu dapat mempengaruhi mutu terutama dalam
kuning telur dan putih telurnya dan menyebabkan perubahan-perubahan secara teknis dan
bakteriologis
Di indonesia, kualitas telur konsumsi diatur dalam standar nasional indonesia (sni) 01-
3926-1995 dengan parameter yang sama seperti u.s egg grading manual. Penilaian eksterior
dilakukan dengan cara melihat langsung kondisi penampakan telur secara kasat mata,
sedangkan penilaian interior dilakukan dengan cara meneropong atau candling, di sortir
manual satu per satu. Sedangkan secara internasional kualitas telur diatur dalam codex (code
Klasifikasi berdasarkan pada jenis, warna kerabang, dan bobot sedangkan persyaratan
yang meliputi mutu, penanganan pasca panen, bahan pembantu, mutu produk akhir dan
pengemasan serta cara pengambilan contoh dan metoda analisis. Telur ayam segar adalah
telur ayam yang tidak mengalami proses pendinginan dan tidak mengalami penanganan
pengawetan serta tidak menunjukan tanda-tanda pertumbuhan embrio yang jelas, kuning telur
Berdasarkan jenisnya telur dibagi menjadi telur ayam ras, telur ayam buras sedangkan
berdasarkan warna kerabang dibagi menjadi putih dan coklat. Berdasarkan berat dibedakan
menjadi
Untuk telur ayam buras digolongkan sebagai telur ekstra kecil pada ayam ras.
Berdasarkan mutu dibedakan menjadi mutu kelas 1 mutu kelas 2 mutu kelas 3. Persyaratan
telur layak konsumsi meliputi kebersihan telur telur harus bersih, telur yang kotor boleh
dibersihkan dengan kain lap yang bersih dan kering bila terpaksa dicuci harus dilakukan
dengan cara yang benar yaitu air pencuci harus hangat suhu sekitar 35 c harus menggunakan
detergen khusus untuk telur atau senyawa clorine compound setelah dicuci harus segera
dikeringkan dapat digunakan alat pengering. Dapat digunakan bahan pembantu yang sifatnya
tidak berbahaya bagi kesehatan, tidakberbau, tidak menjadi medium pertumbuhan mikroba
dan tidak menurunkan kualitas telur contohnya untuk menutup pori pori kerabang dapat
digunakan minyak mineral atau minyak sayur yang berkualitas baik dan lain lain. Mutu telur
ditentukan oleh
Tingkatan mutu
No Faktor mutu
Mutu i Mutu ii Mutu iii
1 Kerabang
bagian yang
noda
dan mungkin
seperti buih
a. Kebersihan Bebas dari noda Bebas dari noda Boleh ada noda
belum
tercampur
dengan putih
telur
4 Keadaan kuning telur (dilihat dengan peneropongan)
Standar telur konsumsi menurut codex (code of hygienic practice for eggs and egg
Pada umumnya standar menurut codex dan standar sni memiliki kemiripan karena sni
juga berdasarkan pada ketentuan internasional yaitu codex. Menurut higiene telur codex (
cac / rcp 1 -1976), penilaian kualitas telur terbagi menjadi dua bagian yakni, penilaian
eksterior (bagian luar) dan interior (bagian dalam) telur. Penilaian eksterior telur meliputi
ukuran, bentuk, dan kebersihan cangkang sedangkan penilaian interior telur dilihat dari
kondisi kantong udara, putih (albumen) dan kuning telur (egg yolk). Prinsip penilaian dimulai
dari produksi, handling grading, packaging, dan proses hingga telur sampai ke konsumen.
Prinsip umum higiene telur codex (code of hygienic practice for eggs and egg
Breaking : proses sengaja memecahkan kulit telur dan memisahkan potongan telur
Breeding flock : sekelompok burung / unggas disimpan untuk tujuan produksi telur .
Broken/leaker egg : telur tidak pecah dari sel dan membran , sehingga isinya utuh.
Candling : memeriksa kondisi interior telur dan integritas sel dengan memutar di
Cracked egg : telur dengan cangkang yang rusak , tetapi dengan membran utuh
Kotoran telur : telur dengan benda asing pada permukaan kulit , kotoran termasuk
kuning telur yg pecah di atas telur yang utu , pupuk kandang atau tanah .
Domesticated birds : anggota kelompok aves yang dipelihara untuk produksi telur
Egg laying establishment : fasilitas dan daerah sekitarnya di mana produksi primer
Produksi telur : semua , atau sebagian dari , isi telur ditemukan di dalam telur dan
Dari proses produksi hingga ke konsumen telur harus sesuai dengan kriteria yang
Sebelum telur yang di produksi untuk dikonsumsi masyarakat beredar, para produsen
harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pengolahan telur untuk memastikan keamanan dan
Pemahaman tentang hal ini harus diterapkan dalam setiap langkah produksi mulai dari
Kontrol dilakukan untuk menjaga keamanan pangan dan menurunkan tingkat risiko
untuk konsumen.
Peran produsen, prosesor, dan transpoter dalam industri telur konsumsi, semua pihak
yang terlibat dalam proses produksi memiliki tanggung jawab dalam hal keamanan pangan.
Hal ini termasuk mereka yang terlibat dalam proses produksi, penanganan, grading,
pemaketan, pengolahan, pemasokan, dan proses pendistribusian telur. Harus ada komunikasi
yang baik antara pihak-pihak yang terkait sehingga rantai proses produksi dapat terkontrol
dan terpelihara dengan baik dan telur yang dihasilkan layak untuk dikonsumsi.
Produksi primer
kontaminasi dengan tanah, air, dan bahan kimia dari kontaminasi oleh feses, sampah organik
2012-D