Вы находитесь на странице: 1из 86

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

TUGAS AKHIR
EFEKTIVITAS PARKIR PASAR TRADISIONAL UTAMA
DI KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh :
SULUH KARTIKA MINARTI
I 0608077

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai


Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
2013to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Traditional markets in Surakarta faced with the problem parking provision and
services. One of them is the difficulty of parking provision in accordance with the demands or
needs of the visitors of the actual market. The effectiveness of provision and parking services
can be achieved if the level of parking provision and services that exist today have been able
to accommodate all the needs of visitors to the market. The study was conducted to determine
the effectiveness of service provision and the existing parking lot and continues to this day.
To achieve the goals and objectives of this study, the analysis technique used is the
qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis is descriptive to describe the
quality of service provision and observations in the field, while the quantitative analysis used
in calculating the results of the questionnaire the perceptions of visitors by way of weighting.
Based on the analysis that has been made known that the parking provision and
services that have been there all along in traditional markets or not yet effective. this was due
to lack of parking space allocation so that not all needs can be met pengunjung. Besides his
ministry was still less effective, due to changes in the function of the parking area into the
second market and a parking space is not effective in accordance with the standards and
facilities for pedestrians turned into the parking lot for motorcycles.

Keywords: Traditional Market, parking and parking Effectiveness in Traditional Markets

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Pasar tradisional di Kota Surakarta dihadapkan pada masalah penyediaan dan


pelayanan parkir. Salah satu diantaranya adalah kesulitan untuk pengadaan fasilitas parkir
yang sesuai dengan tingkat permintaan atau kebutuhan para pengunjung pasar yang
sebenarnya. Efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir dapat dicapai jika tingkat
penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada saat ini sudah dapat menampung seluruh
kebutuhan pengunjung pasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektivan
penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada dan berlangsung sampai saat ini.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian ini, teknik analisis yang digunakan
adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yang digunakan adalah deskriptif
untuk menjelaskan kualitas penyediaan dan pelayanan dari hasil pengamatan di lapangan.
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan dalam menghitung hasil kuesioner persepsi
pengunjung dengan cara pembobotan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa penyediaan dan
pelayanan parkir yang telah ada selama ini di pasar tradisional belum atau tidak efektif. Hal
ini disebabkan karena kurangnya alokasi lahan parkir sehingga kebutuhan pengunjung tidak
semuanya bisa terpenuhi. Selain itu pelayanannya pun masih kurang efektif, karena terjadi
perubahan fungsi area parkir menjadi pasar kedua dan ruang parkir efektif tidak sesuai dengan
standar serta fasilitas pejalan kaki berubah fungsi menjadi tempat parkir kendaraan roda dua.

Kata Kunci: Pasar, Parkir dan Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji


dan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman, Islam, rahmat, dan hidayah yang tiada
henti dilimpahkan-Nya kepada penulis. Atas izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan judul Efektivitas Parkir Pasar Tradisional Utama di Kota
Surakarta, Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai syarat menempuh jenjang Strata-1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena atas segala limpahan rahmatnya penelitian ini data terselesaikan
2. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret.
3. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret.
4. Ir.Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.
5. Ir. Hardiyati, MT selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menempuh
pendidikan Strata-1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP dan Murtanti Jani Rahayu, ST, MT selaku dosen
pembimbing Mata Kuliah Seminar dan Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, saran, dan kitik selama penyusunan Tugas Akhir hingga
selesai.
7. Ir.Galing Yudana, MT dan Ir. Soedwiwahjono, MT sebagai dosen penguji yang telah
banyak memberikan masukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mecurahkan kasih sayangnya dan memberikan berbagai
bentuk dukungan kepada penulis.
commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Lolita, , Didit, Gian, Adit, Ramdhan, Alfi, Zoe, Amos dan Rika, terima
kasih buat kalian yang telah membantu penulis baik pada seminar, proses penelitian,
sampai proses akhir penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
10. Teman-teman PWK 2008 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk
kerja sama selama ini.
11. Bappeda, DPP dan UPTD Perparkiran Kota Surakarta, serta pihak pengelola Pasar Gede,
Klewer dan Legi yang telah membantu dan memberikan kemudahan dalam memperoleh
data.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan kerja praktik dan
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan
sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis, serta menambah wawasan dan menjadi inspirasi pembaca.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... x
DAFTAR PETA............................................................................................................ xi

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian............................................................... 4
1.3.1 Tujuan Penelitian......................................................................... 4
1.3.2 Sasaran Penelitian........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 4
1.5.1 Lingkup Pembahasan................................................................... 4
1.5.2 Lingkup Wilayah.......................................................................... 5
1.6 Alur Penelitian....................................................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................ 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PASAR TRADISIONAL DAN PARKIR............ 9


2.1 Pasar Tradisional................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Pasar Tradisional 9
2.1.2 Karakteristik Pasar Tradisional.................................................... 10
2.1.3 Pengguna Pasar Tradisional......................................................... 11
2.2 Parkir............................................................................... 12
2.2.1 12
2.2.2 Fasilitas Parkir 13
2.2.3 Konsep Parkir............................................................................... 14
2.2.4 14
2.2.5 Parkir di Kawasan perdagangan................................................... 17
2.2.5.1 Kawasan Perdagangan...................................................... 17
2.2.5.2 Dimensi Ruang Parkir di Kawasan Perdagangan............. 17
2.2.6 Tingkat Pelayanan Parkir............................................................. 18
2.2.7 Efektivitas 20
2.2.8 Pengendalian Parkir..................................................................... 22
2.3 Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional.................................................. 22
2.3.1.1 Persepsi dan Kepuasan Pengunjung Pasar terhadap
commit to user 22
2.3.1.2 23
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................................ 27


3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................ 27
3.2 Jenis Penelitian...................................................................................... 27
3.3 28
3.4 Tolok Ukur Penelitian........................................................................... 28
3.5 Metode Pengambilan Sampel................................................................ 29
3.6 Metode Pengumpulan Data................................................................... 31
3.6.1 Kebutuhan Data............................................................................ 31
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 32
3.7 Metode Analisis Data............................................................................ 33

BAB 4 HASIL PENELITIAN PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA


KOTA SURAKARTA..................................................................................... 41
4.1. 41
4.1.1 41
4.1.2 44
4.2. 44
4.2.1 44
4.2.2 45
4.2.3 Pelayanan Parkir dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar 53
4.3. Efektivitas Parkir din Pasar Tradisional
BAB 5 EFEKTIVITAS PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA KOTA
SURAKARTA.................................................................................................. 66
5.1 Analisis Kebutuhan Parkir berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung
Pasar....................................................................................................... 66
5.2 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional................................... 68
5.2.1 Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar 68
5.2.2 Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional...................... 69

BAB 6 PENUTUP........................................................................................................ 74
6.1 Kesimpulan............................................................................... 74
6.2 Rekomendasi............................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keputusan Dirjen Hubda Tentang Satuan Ruang Parkir Jenis
Kendaraan................................................................................................... 17
Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan.......................................................... 18
Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di Pusat Perbelanjaan....................................................... 18
Tabel 2.4 Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas................................................................ 20
Tabel 3.1 Perumusan Tolok Ukur Penelitian.............................................................. 29
Tabel 3.2 Jumlah Pedagang dan Jumlah Sampel Pengunjung Pasar.......................... 31
Tabel 3.3 Kebutuhan Data.......................................................................................... 31
Tabel 3.4 Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Pelayanan Parkir
Dilihat dari Kebutuhan Pengunjung Pasar 37
Tabel 3.5 Kriteria dan Interval Nilai dalam Penilaian Keefektivan Penyediaan
Parkir Diliha Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar ...................................... 39
Tabel 3.6 Tingkat Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional.......................................... 39
Tabel 4.1 Jumlah Petak Parkir Resmi di Pasar Tradisional........................................ 42
Tabel 4.2 Aktivitas Responden di Pasar Tradisional.................................................. 45
Tabel 4.3 Jenis Kendaraan Yang Digunakan Oleh Para Responden.......................... 46
Tabel 4.4 Alasan Pengunjung Pasar Memilih Tempat Parkir..................................... 47
Tabel 4.5 Tingkat Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional Berdasarkan
Kebutuhan Pengunjung Pasar..................................................................... 52
Tabel 4.6 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Area Parkir Saat
Ini 54
Tabel 4.7 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat
Ini................................................................................................................ 54
Tabel 4.8 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat
Ini................................................................................................................ 55
Tabel 4.9 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyamanan Parkir Saat
Ini................................................................................................................ 60
Tabel 4.10 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas Penunjang Parkir
Saat Ini................................................................................................... 61
Tabel 4.11 Tingkat Efektivitas Pelayanan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung
Pasar.................................................................................................. 63
Tabel 4.12 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional 64

commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Penelitian....................................................................................... 7


Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................... 26
Gambar 3.1 Kerangka Analisis Penelitian................................................................. 40
Gambar 4.1 Besaran dan Keadaan Eksisting Fasilitas Parkir di Pasar Gede,
Klewer dan Legi..................................................................................... 43
Gambar 4.2 Grafik Aktivitas Responden Berdasarkan Tujuan/ Keperluan di Pasar 45
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya............ 46
Gambar 4.4 Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir.................................................. 48
Gambar 4.5 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Lokasi Parkir
Pasar Tradisional.................................................................................... 54
Gambar 4.6 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat
Ini........................................................... 55
Gambar 4.7 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat
Ini......................................................................................... 56
Gambar 4.8 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kemudahan
dalam Melakukan Manuver Kendaraan................................................. 60
Gambar 4.9 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kualitas
61
Gambar 4.10 Kondisi Fasilitas Pedestrian dan Peneduh di Area Parkir Pasar
Tradisional............................................................................................. 62

commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PETA

Peta 1.1 Lingkup Wilayah Penelitian..................................................................... 6


Peta 4.1 Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Gede............................................... 49
Peta 4.2 Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Klewer............................................ 50
Peta 4.3 Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Legi............................................... 51
Peta 4.4 Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Gede.............................. 57
Peta 4.5 Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Klewer.......................... 58
Peta 4.6 Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Legi............................... 59

commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang permasalahan yang terjadi di
lapangan sehingga masalah ini layak untuk dijadikan sebagai bahan penelitian tugas akhir.
Selain latar belakang masalah, bab ini juga menyajikan tujuan, sasaran, manfaat, batasan
penelitian dan sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang


Surakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia, dimana di dalam kota ini
banyak sekali terdapat ragam aktivitas. Dari sekian banyak ragam aktivitas yang terdapat di
Kota Surakarta ada salah satu aktivitas atau kegiatan yang menjadi sektor unggulan dan
menyumbangkan 23% pendapatannya untuk peningkatan PRDB Kota Surakarta pada tahun
2005 (Surakarta Dalam Angka, 2005) dan aktivitas atau kegiatan yang dimaksud adalah Ritel
atau perdagangan1. Bentuk kegiatan ritel skala besar di Indonesia dapat di kategorikan
menjadi dua format yaitu ritel modern dan ritel tradisional. Bentuk ritel modern antara lain
mall dan trade center, sedangkan ritel tradisional biasanya berbentuk pasar tradisional atau
rakyat. Pasar terdiri dari kios-kios yang berada dibagian dalam dan toko-toko di bagian
luarnya yang menghadap ke jalan. Dalam suatu pasar tersedia berbagai gerai dengan segala
macam produk yang diperlukan masyarakat, dari barang kebutuhan sehari-hari hingga produk
tahan lama . Dengan tersedianya berbagai barang kebutuhan sehari-hari di
pasar dan harganyapun murah hal ini lah yang menarik minat para masyarakat kota Surakarta
maupun sekitarnya untuk datang dan berbelanja di pasar tradisional Kota Surakarta.
Dalam kegiatan ritel, lokasi adalah salah satu faktor yang terpenting. Lokasi suatu
fasilitas ritel akan mempengaruhi kesuksesan dari usaha tersebut. Luas dan kepadatan wilayah
yang dilayani, kelas sosial ekonomi penduduk, luas dari pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas
dan ketersediaan sarana angkutan umum merupakan beberapa faktor lokasi yang
mempengaruhi banyaknya pengunjung. Pada kasus yang terjadi di negara berkembang
termasuk di Surakarta, penempatan lokasi suatu fasilitas yang menumpuk di suatu kawasan,
termasuk dalam fasilitas ritel skala besar/ pusat perbelanjaan.
Fenomena yang terjadi seiring dengan tumbuh dan berkembangnya ritel tradisional
di Kota Surakarta adalah semakin meningkatnya perpindahan penduduk dari luar Kota
Surakarta. Dengan jumlah penduduk Kota Surakarta yang meningkat setiap tahunnya
menyebabkan timbulnya masalah perkotaan salah satunya adalah masalah transportasi.
Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk permintaan akan kendaraan pribadi juga
commit to user
1
Ritel merupakan usaha menjual barang dan jasa secara eceran maupun grosir kepada masyarakat
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

semakin meningkat. Peningkatan jumlah permintaan kendaraan mengakibatkan masalah baru


yaitu masalah parkir. Masalah parkir muncul dikarenakan jumlah kendaraan yang semakin
meningkat setiap tahunnya tetapi tidak diimbangi dengan penambahan area atau lahan parkir
baru di sekitar area perdagangan tradisional. Apalagi diketahui ada perbedaan penyediaan
lahan parkir di ritel modern dan ritel tradisional, untuk ritel modern pada saat perencanaannya
memang sudah disediakan area khusus bagi pengunjung dan pengguna mall atau trade center,
tetapi lain halnya dengan pasar tradisional, sejak rencana pembangunannya dahulu memang
tidak disediakan area atau lahan parkir khusus bagi pengunjung pasar karena pada waktu dulu
volume kendaraan tidak sebanyak sekarang. Karena sejak pembangunannya memang tidak
tersedia lahan parkir, maka saat ini kendaraan yang datang ke pasar tradisional akan di
parkirkan di tepi jalan, dan bila pada jam-jam puncak yaitu antara pukul 11:00 sampai pukul
14:00 terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar pasar hal ini disebabkan kurangnya alokasi lahan
parkir sehingga tidak dapat menampung kendaraan pengunjung pasar yang datang dan
mengakibatkan kendaraan para pengunjung pasar di parkirkan sampai ke badan jalan dan
penataan parkir di badan jalan ini juga tidak sempurna atau semerawut, yang mengakibatkan
sirkulasi jalan di depan pasar dan sekitarnya menjadi terganggu dan menyebabkan kemacetan.
Dari 44 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Kota Surakarta ada beberapa pasar
yang memiliki persamaan dalam permasalahan parkir, yaitu Pasar Gede, Pasar Klewer dan
Pasar Legi (Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, 2012). Ketiga pasar ini merupakan pasar-
pasar besar dan utama di Kota Surakarta, kenapa utama karena kegiatan ekonomi atau jual
beli yang terjadi bukan hanya melayani masyarakat di Kota Surakarta saja tetapi masyarakat
dari luar Kota Surakarta juga banyak yang membeli barang dagangan yang ada di pasar-pasar
tersebut, bukan hanya itu saja bahkan banyak turis asing yang datang dan membeli serta
mengimpor barang-barang dari ketiga pasar tersebut. Selain itu ketiga pasar ini merupakan
wajah atau ikonnya Kota Surakarta jadi banyak tersimpan sejarah dan budaya di dalamanya.
Serta pasar ini merupakan pasar khusus karena menjual hanya barang-barang satu tipe saja,
seperti Pasar Klewer yang menjual barang jenis tekstil, pasar Gede yang menjual dalam skala
besar barang-barang kebutuhan sehari-hari dan pasar legi yang menjual barang berupa hasil
bumi seperti beras. Dan lokasi pasar-pasar ini ini juga sangat strategis karena berada di tengah
Kota Surakarta dan mudah dilalui moda transportasi apapun.
Aktivitas pengunjung di Pasar Gede, Klewer dan Legi yang semakin padat
menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan akan area parkir, tetapi karena terbatasnya
lahan saat ini sangat sulit sekali untuk mencari tempat parkir yang dekat pasar dan nyaman
tempatnya. Terbukti di Pasar Gede dan Klewer kendaraan para pengunjung pasar diparkirkan
commit to user
di badan jalan, ada pula yang diletakkan di trotoar atau area pejalan kaki, hal ini dikarenakan
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak mampunya pengelola pasar untuk menampung seluruh kendaraan pengunjung yang
datang ke pasar tradisional, akibatnya masih ditemukan beberapa pengunjung yang parkir
jauh dari pasar, tetapi ada pula yang nekad untuk parkir didekat pasar tanpa memikirkan
akibat yang akan muncul nantinya. Sebaliknya untuk Pasar Legi area parkirnya berada di
dalam kompleks pasar tetapi masih saja ditemukan pengunjung yang parkir di luar pasar hal
ini dikarenakan penataan parkir di dalam pasar yang belum berjalan baik dimana kendaraan
antara roda 2 dan roda 4 penempatannya masih menumpuk atau bercampur menjadi satu dan
belum ada pembagian yang jelas oleh para pengelola pasar. Selain masalah diatas ada masalah
lain mengapa parkir di ketiga pasar ini bermasalah dan berhak untuk diteliti, yaitu adanya alih
fungsi area parkir menjadi tempat jualan oleh para pemiliki kios didalam pasar dan pedagang
oprokan, hal ini menjadi penyebab utama banyak pengunjung pasar yang harus memarkirkan
kendaraan mereka jauh dari pasar dan masuk sampai ke badan jalan dan akhirnya
menyebabkan kemacetan lalu lintas disekitar Pasar Gede, Klewer dan Legi.
Idealnya suatu kawasan dapat meyediakan area parkir yang dapat menampung semua
kendaraan para penguunjung pasar dan dengan penataan kendaraan yang parkir lebih baik lagi
dapat mengurangi tingkat kesemerawutan yang sangat menganggu aktivitas lalu lintas
disekitar pasar, sehingga para pengunjung pasar dapat merasa aman dan nyaman untuk parkir
di area tersebut.
Sampai saat ini belum ada yang menilai apakah penyediaan dan pelayanan parkir di
yang ada di pasar tradisional saat ini sudah efektif atau belum. Berdasarkan permasalahan
inilah alasan saya mengangkat tema ini untuk diteliti lebih lanjut, agar kesemerawutan parkir
dapat di kurangi.

1.2. Rumusan Masalah


Adanya fenomena dari perkembangan dari kegiatan perdagangan di pasar tradisional
di Kota Surakarta dan masalah dengan area parkir yang ada saat ini menjadi suatu pekerjaan
rumah bagi pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu masalah penyediaan alokasi parkir
dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung pasar membutuhkan penanganan yang
serius sehingga permasalahn yang ada saat ini timbul tidak semakin parah ke depannya atau
menimbulkan permasalahan-permasalahan lain yang lebih kompleks. Maka pertanyaan
penelitian (research question) dalam penelitian ini adalah:
Sudah efektifkah penyediaan dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar
tradisional utama Kota Surakarta?

commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.3. Tujuan dan Sasaran


1.3.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan aktivitas perparkiran di pasar
tradisional utama Kota Surakarta saat ini di lihat dari penyediaan fasilitas dan pelayanan
parkir yang diberikan.
1.3.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka sasaran dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1). Identifikasi aktivitas pengunjung pasar tradisional menurut keperluan yang akan
dilakukan di pasar tradisional tersebut,
2). Identifikasi penyediaan dan pelayanan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini,
3). Identifikasi pendapat pengunjung pasar tradisional terhadap pelayanan dan penyediaan
parkir saat ini,
4). Analisis efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir dilihat dari kebutuhan pengunjung
pasar,
5). Analisis efektivitas parkir di pasar tradisional utama.

1.4. Manfaat Penelitian


Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka
manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang berguna bagi
pemangku kepentingan (perencana, pengelola, dan pembuat kebijakan) Kota Surakarta pada
khususnya dalam rangka mengatasi permasalahan trasportasi yang ditimbulkan akibat
kurangnya alokasi lahan parkir di pasar tradisional Kota Surakarta pada saat ini maupun pada
masa yang akan datang, selain itu juga dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait pada umumnya dalam menyusun dan mengubah peraturan yang
dapat merencanakan, mengatur dan mangawasi segala bentuk kegiatan perparkiran baik di
pusat-pusat perdagangan maupun pusat kegiatan lainnya yang membutuuhkan area parkir
khusus pengunjung.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1. Lingkup Pembahasan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka ruang lingkup
penelitian ini akan dibatasi pada kajian sebagai berikut:
1). Aktivitas pegunjung pasar tradisional
commit to user
2). Sebaran Lokasi area parkir pengunjung pasar tradisional
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3). Efektivitas penyediaan lahan parkir di lihat dari kebutuhan pengunjung pasar
4). Efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional meliputi kondisi area parkir, keamanan,
keandalan, kenyamanan dan fasilitas penunjang atau pendukung parkir di pasar
tradisional utama di Kota Surakarta.
5). Bentuk pengendalian yang tepat terhadap masalah parkir yang terjadi saat ini di pasar
tradisional.
1.5.2. Lingkup Wilayah
Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah tiga pasar tradisional utama yang
ada di Kota Surakarta yaitu Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi dengan luas masing-
masing area sebagai berikut: untuk Pasar Gede memiliki luas 10.421 m2, Pasar Klewer dengan
luas area 12.950 m2, dan Pasar Legi dengan luas 16.640 m 2 dan jangkauan pelayanan ketiga
pasar ini sama yaitu sudah sampai mengekspor ke luar negeri. Dalam penelitian ini batas
wilayah yang akan diteliti adalah area parkir yang ada disekitar pasar serta jaraknya 60 meter
dari dinding terluar pasar (Keputusan Menteri Pekerjan Umum No: 468/ KPTS/ 1998), untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

commit to user

16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.6. Alur Penelitian


Proses penelitian ini dapat dilihat dalam gambar alur prose penelitian dibawah ini:

Latar Belakang

Fenomena perkembangan pasar


tradisional saat ini menyebabkan
semakin tingginya mobilitas penduduk,
dan jumlah kendaraan di perkotaan. Hal
ini mengakibatkan ketersediaan lahan Rumusan Masalah
parkir di pasar tradisional tidak dapat
menampung seluruh kendaraan
Sudah efektifkah penyediaan dan
pengunjung yang dating dan pelayanan parkir yang ada saat ini
mengakibatkan kendaraan meluap di pasar tradisional Kota Surakarta?
sampai ke badan jalan dan akhirnya
mengganggu sirkulali lalu lintas
disekitarnya.

Tujuan Penelitian
Mengetahui sudah efektifkah
aktivitas perparkiran di pasar
Teknik Analisis tradisional Kota Surakarta saat ini
pelayanan parkir yang diberikan.
Analisis Kebutuhan Parkir
berdasarkan Ragam Aktivitas
Pengunjung Pasar
Analisis Efektivitas Parkir di Pasar
Tradisional

Parkir

Fasilitas parkir
Konsep parkir
Variabel Penelitian Parkir di kawasan perdagangan
Tingkat pelayanan parkir
Kebutuhan Parkir Pengunjung Pasar Efektivitas
Fasilitas Parkir Pasar (Kapasitas dan Pasar
Pelayanan Parkir) Pasar tradisional
Pengguna pasar tradisional

Efektivitas Parkir di
PasarTradisional
Kesimpulan Dan Saran

Gambar 1.1
Alur Penelitian
Sumber: hasil analisis 2012

commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.7. Sistematika Penulisan


Penulisan laporan dari penelitian ini akan dibagi menjadi dalam beberapa bab, yang
secara garis besar diuraikan sebagai berikut :
BAB I, Pendahuluan berisi proposal penelitian dari kajian penyediaan dan pelayanan parkir di
pasar tradisional. Dalam bagian ini terdiri dari latar belakang yang merupakan dasar
pemikiran dari penelitian ini, tujuan, sasaran, manfaat, dan lingkup pembahasan yang menjadi
acuan dalam kegiatan penelitian ini, kerangka pikir penelitian, serta sistematika penyajian
laporan penelitian.
BAB II, Tinjauan literatur dalam penelitian ini terdiri dari teori-teori mengenai parkir yang
meliputi pengertian fasilitas parkir dan macam bentuk/ tipe fasilitas parkir, parkir di kawasan
perdagangan, pasar tradisional, pengguna pasar tradisional serta efektivitas . Tinjauan teori ini
memberikan kerangka pemikiran mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Berdasarkan tinjauan teori tersebut, maka ditentukan variabel penelitian yang menjadi pokok
bahasan serta batasan dalam penelitian ini.
BAB III, Metode penelitian merupakan teknis pelaksanaan penelitian ini. Dalam metode
penelitian ini meliputi jenis penelitian yang digunakan, penentuan variabel, tahapan analisis
yang didalamnya meliputi proses dan teknis analisis yang digunakan untuk menjawab sasaran
penelitian, metode pengumpulan data, serta populasi dan metode pengambilan sampel.
BAB IV, Bagian ini merupakan kajian kondisi dari objek penelitian atau kompilasi data. Data
yang telah diperoleh disajikan dalam dua bagian besar, yaitu gambaran fasilitas parkir di pasar
dan aktivitas pengunjung pasar untuk melihat kebutuhan parkir mereka. Dari dua bagian besar
tersebut masing-masing didalamnya akan berisi mengenai gambaran umum fasilitas parkir,
kondisi area parkir saat ini, tatanan aktivitas pengguna di dalam pasar, persepsi pengguna
terkait dengan kualitas pelayanan parkir yang diterima dan kebutuhan ruang parkir
pengunjung pasar. Selanjutnya dari data yang disajikan tersebut akan digunakan dalam proses
analisis data.
BAB V, merupakan bab pembahasan yang berisi mengenai pembahasan/analisis dari temuan
lapangan berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian sehingga diharapkan mampu
menjawab rumusan masalah dan mendukung tujuan sasaran dari penelitian yang telah
ditentukan.
BAB VI, merupakan bab kesimpulan dan rekomendasi yang berisi mengenai kesimpulan
penelitian termasuk hasil-hasil temuan penelitian, rekomendasi yang berkaitan dengan hasil
temuan penelitian, serta rekomendasi.
Bagian yang terakhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
commit to user

19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA PASAR TRADISIONAL DAN
PARKIR

Dalam melakukan penelitian mengenai efektivitas parkir di Pasar Gede, Klewer dan
Legi Surakarta, maka diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai teori yang berkaitan
dengan penelitian yang meliputi tinjauan terhadap pasar, parkir dan efektivitas. Berikut hasil
dari tinjauan teori terkait.

2.1. Pasar Tradisional


2.1.1 Pengertian Pasar Tradisional Utama
Pasar secara harfiah berarti berkumpul untuk tukar menukar barang atau jual beli
sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari bahasa Sanskerta Pancawara. Pasar dalam konsep
urban jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana transaksi sendiri tidak sentral,
yang sentral dalam kegiatan pasaran adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa.
Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan berjual beli pada hari pasaran menjadi
semacam panggilan sosial perodik, dengan kata lain dari pasar adalah peken yang kata
kerjanya mapeken artinya berkumpul (Wiryomartono, 1995).
Pasar merupakan ruang sosial di samping ruang ekonomi. Faktor yang menyebabkan
pasar tradisional masih tetap diminati adalah karakter/budaya konsumen. Meskipun informasi
tentang gaya hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih
memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Terdapat
perbedaan yang sangat mendasar antara pasar tradisional dan pasar modern. Perbedaan itulah
adalah di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di pasar
modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam proses tawar-menawar terjalin
kedekatan personal dan emosional antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan
ketika berbelanja di modern (Mukhlas, 2007).
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pasar tradisional, maka dapat diambil
kesimpulan pasar tradisional utama adalah tempat yang merupakan pusat pengumpulan,
penjualan, penyimpanan barang untuk disalurkan kepada grosir dan pusat pembelian yang
lebih kecil dan jangkauan pelayanannya pun tidak hanya melayani lingkup regional saja tetapi
sampai ke mancanegara.

commit to user

20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.1.2 Karakteristik Pasar Tradisional


Secara garis besar, pasar dapat dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu: pasar
menurut jenis barang yang diperdagangkan, waktu bertemunya penjual dan pembeli, luas
kegiatan distribusi, fisik pasar serta menurut bentuk dan strukturnya (Suryadarma, dkk. 2007).
Berikut ini akan kita bahas macam-macam pasar tersebut:
1) Pasar menurut jenis barang yang diperdagangkan
Pasar menurut barang yang diperjual belikan dibedakan menjadi dua, yaitu pasar
barang konsumsi dan pasar faktor produksi. Pasar barang konsumsi adalah pasar yang
memperjualbelikan barang-barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Barang yang diperjualbelikan pada pasar barang konsumsi dapat langsung digunakan oleh
konsumen. Contoh pasar barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar tekstil, pasar sayur-mayur,
pasar buah-buahan, dan pasar kelontong. Sedangkan pasar faktor produksi adalah pasar yang
memperjualbelikan beberapa faktor produksi yang berguna bagi kelancaran proses produksi,
seperti tembakau, beras, kopi, minyak bumi, tembaga, balai latihan kerja, mesin cetak, mesin
tekstil, dan bursa efek. Pada pasar ini, para pemilik usaha (pengusaha) berperan sebagai
pembeli, sedangkan penjualnya adalah pemilik factor produksi. Berdasarkan pemilikan faktor
produksi, pasar barang produksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pasar faktor produksi
alam, pasar faktor produksi tenaga kerja, dan pasar faktor produksi modal.
2) Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli
Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan menjadi lima
macam (Esther dan Dikdik, 2003), yaitu pertama pasar kaget, adalah pasar sesaat yang terjadi
ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan. Contoh pasar kaget antara lain pada saat
merayakan ulang tahun suatu daerah terdapat pasar malam, dan sebagainya. Kedua pasar
harian, adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung setiap hari
dan barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Contoh pasar sayur-mayur, pasar beras, pasar buah, dan pasar daging. Ketiga pasar mingguan,
adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung seminggu sekali.
Contoh pasar mingguan yaitu pasar kliwon, pasar pon, pasar wage, pasar pahing, dan pasar
legi, keempat adalah pasar bulanan yaitu pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu
bulan dan biasanya menjual barang-barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang ditemukan.
Meskipun ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Contoh: pasar hewan, dan
sebagainya, dan yang kelima Pasar tahunan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam
satu tahun, dan biasanya bertujuan untuk memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar ini
dilakukan pada saat menjelang hari-hari besar. Contoh pasar tahunan: Pekan Raya Jakarta,
commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pasar Malam Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta dan Pekan Semalam dilaksanakan setiap
bulan Syawal.
3) Pasar menurut luas kegiatan distribusi
Pasar menurut luas kegiatan distribusinya terbagi menjadi empat kategori yaitu:
pasar lokal atau setempat, pasar daerah, pasar nasional dan pasar internasional.
4) Pasar menurut bentuk dan strukturnya
Menurut bentuk dan strukturnya pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar persaingan
sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.

2.1.3 Pengguna Pasar Tradisional


Menurut Drs. Damsar, MA tahun 1997, pengguna pasar dibedakan menjadi dua yaitu
penjual dan pembeli. Untuk karakteristik pembeli secara umum terbagi menjadi tiga yaitu):
1) Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke pasar tanpa mempunyai tujuan untuk
melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa, mereka adalah orang-orang
yang menghabiskan waktu luangnya di pasar.
2) Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli
sesuatu barang atau jasa, tetapi tidak mempunyai tujuan ke (di) mana akan membeli.
3) Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untukmembeli
sesuatu barang atau jasa, dan mempunyai tujuan yang pasti ke (di )mana akan
membeli. Seseorang menjadi pembeli tetap dari seorang penjual tidak terjadi secara
kebetulan, tetapi melalui proses interaksi sosial.
Dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau institusi yang memperjual
belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Dalam ekonomi, pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan dapat
dibedakan menjadi : pedagang distributor (tunggal), pedagang (partai) besar dan pedagang
eceran. Sedangkan dari pandangan sosiologi ekonomi menurut Drs. Damsar, MA
membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengolahan pendapatan yang didapatkan
dari hasil perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan penggunaan
dan pengolahan pendapatan yang diperoleh dari hasil perdagangan, pedagang dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Pedagang profesional, yaitu pedagang yang menggunakan aktivitasperdagangan
merupakan pendapatan / sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga.
2) Pedagang semi profesional, yaitu pedagang yang mengakui aktivitas perdagangan
untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber
commit to user
tambahan bagi ekonomi keluarga.

22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Pedagang subsistensi, yaitu pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil
aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi keluarga. Pada daerahpertanian,
pedagang ini adalah seorang petani yang menjual produk pertanian ke pasar desa atau
kecamatan.
4) Pedagang semu, yaitu orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau
untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini
tidak mengharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh
pendapatan, malahan mungkin saja sebaliknya ia (akan)memperoleh kerugian dalam
berdagang.

2.2. Parkir
Fasilitas parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
transportasi. Lalu-lintas biasanya timbul demi kepentingan pergerakan. Kendaraan berjalan
menuju tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus diparkir. Di
daerah perkotaan, banyaknya pemilikan kendaraan menimbulkan masalah parkir yang serius.
Di kawasan permukiman, setiap ruang kosong yang tersedia selalu diisi kendaraan yang
diparkir sepanjang siang maupun malam hari. Begitu pula di dekat pusat perdagangan, sering
terjadi kemacetan jalan yang cukup serius, karena makin banyaknya orang yang memilih
pergi ke kota dengan kendaraan pribadi daripada menggunakan sarana angkutan umum.
Di antara penyebab seriusnya kondisi ini adalah bahwa parkir telah merupakan "
urusan setiap orang ". Tanggung jawab penyelenggaraan dan pengaturannya kerap kali dibagi-
bagi di antara pemilik gedung, pedagang, investor, perencana, otorita terminal dan transit, dan
jawatan pemerintah lainnya. Sebagai tambahan, tanggung jawab penetapan ruang yang
tersedia untuk para pemakai, penetapan biaya, dan kebijaksanaan pengaturannya biasanya
antara lain dilakukan oleh dewan kota, polisi, insinyur lalu-lintas, dan pengadilan. Kreasi
jawatan yang terutama berhubungan dengan parkir umumnya mengusulkan cara untuk
memecahkan dilema yang berkelanjutan ini. Parkir menurut kamus bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat. Sedangkan menurut
Undang-undang lalu lintas No. 14/1992, parkir adalah tempat pemberhentian kendaran atau
bongkar muat barang dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung keadaan dan
kebutuhannya.

2.2.1 Parkir Bagian dari Elemen Perancangan Kota


Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk
dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimanahalnya dengan keberadaan sistem
commit to user
transportasi dari jalan publik, pedestrian ways, dan tempat-tempat transit yang saling
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota


merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan
karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota.
Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain
sebagainya.
Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada
kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa
daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit member efek visual yang
merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota. Elemen ruang parkir memiliki
dua efek langsung pada kualitas lingkungan, yaitu:
a. Kelangsungan aktivitas komersial
b. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota
Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya memenuhi persyaratan:
a. Keberadaan strukturnyaa tidak mengganggu aktivitas di sekitar kawasan
b. Pendekatan program penggunaan berganda
c. Tempat parkir khusus
d. Tempat parkir di pinggiran kota.
Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir selalu memperhatikan:
a. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan
aktivitas pada kawasan
b. Jaringan jalan harus memberikan orientasi pada penggunaan dan membuat lingkungan
yang legible
c. Kerjasama dari sektor kepemilikan dan privat dan publik dalam mewujudkan tujuan dari
kawasan.

2.2.2 Fasilitas Parkir


Sebuah kota membutuhkan bermacam macam fasilitas yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kamus tata ruang, fasilitas dapat
diartikan sebagai:
Bangunan atau ruang terbuka
Istilah umum yang dipakai untuk menunjukan pada suatu unsur penting dalam aset
pemerintahan atau pemberian pelayanan jasa pada umumnya
Jaringan atau bangunan yang memberikan pelayanan dengan fungsi tertentu kepada
masyarakat maupun perorangan berupa kemudahan kehidupan masyarakat dan
pemerintah commit to user

24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menunjang kebutuhan masyarakat.


Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian
kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada kurun waktu tertentu
(PP No.43, 1993). Pusat kota sebagai kawasan penarik perjalanan, telah menimbulkan banyak
permasalahan di bidang lalu lintas, antara lain tingkat penggunaan fasilitas parkir yang tidak
merata dan keterbatasan penyediaan lokasiparkir di pusat kota. Fasilitas parkir sebagai salah
satu elemen penting dalam sistem transportasi perkotaan saat ini, perlu pengaturan dalam
penggunaannya. Fasilitas parkir yang efisien dapat menciptakan lalu lintas di kawasan
tersebut menjadi lebih tertib dan lancar. Pemilihan lokasi parkir terkait dengan tingkat
kepuasan yang didapatkan oleh para pengguna parkir dalam memilih lokasi parkir,antara lain
disebabkan oleh tarif, jarak berjalan menuju tempat tujuan, kenyamanan dan keamanan, dan
kemudahan mendapat lokasi parkir.
Meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat, menyebabkantumbuhnya tempat-
tempat usaha baru yang umumnya terletak di pinggir jalandengan volume lalu lintas padat,
tempat-tempat usaha tersebut umumnya tidakmenyediakan lahan parkir yang cukup sehingga
menyebabkan pengunjungmemarkir kendaraan pada badan jalan. Hal tersebut dapat
menyebabkan lebarefektif jalan berkurang.

2.2.3 Konsep Parkir


Dalam penanganan parkir perlu dilakukan pendekatan sistematis pada dua aspek
utama yaitu: kajian terhadap permintaan parkir/ kebutuhan ruang parkir dan kajian terhadap
besar penyediaan fasilitas parkir. Besarnya permintaan parkir pada suatu kawasan ruas jalan
sangat dipengaruhi oleh pola tata guna lahan di kawasan yang bersangkutan, sehingga di
dalam penanganan parkir harus diikuti dengan pengaturan pola tata guna lahan yang
disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang di setiap kota. Selain itu mengingat besarnya
permintaan parkir sehingga memunculkan banyak bangkitan parkir di ruas badan jalan, oleh
sebab itu persyaratan penyediaan fasilitas parkir minimal pada pusat kegiatan yang ada atau
pusat kegiatan baru yang dapat dituangkan sebagai persyaratan dalam pembuatan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB).

2.2.4 Tipe Parkir


Tipe parkir dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Menurut Penempatannya
Menurut cara penempatannya terdapat dua cara penataan parkir (Joseph de Chiara & Lee
Koppelman,1975) yaitu:
commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Parkir di tepi jalan (on street parking)


Parkir di tepi jalan ini mengambil tempat di sepanjang jalan, dengan atau tanpa
melebarkan jalan untuk fasilitas parkir. Parkir dengan sistem ini dapat ditemui di kawasan
perumahan maupun di pusat kegiatan, dan juga kawasan lama yang pada umumnya tidak siap
menampung perkembangan jumlah kendaraan. Parkir di tepi ini menguntungkan bagi
pengunjung yang menginginkan dekat dengan tempat yang dituju. Tetapi idealnya parkir
sistem ini harus dihindari, dengan alasan:
Mengurangi kapasitas jalan
Menimbulkan kemacetan dan kebingungan pengemudi
Memperpanjang waktu tempuh dan memperbesar kecelakaan
Meskipun begitu, beberapa parkir di jalan masih diperlukan dan bila keadaan jalan
masih memungkinkan, yaitu pada jalan-jalan yang arusnya tidak melebihi 400 kendaraan/jam;
atau pada lalu lintas searah dengan arus kurang dari 600 kendaraan/jam, parkir pada salah satu
sisi masih diperbolehkan jika tempat pejalan kaki yang berdekatan dengannya tidak telalu
ramai dan terdapat sedikit pejalan kaki yang menyebrang jalan.Bila dari posisi parkir dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Parkir sejajar dengan sumbu jalan (bersudut 180°)
Parkir bersudut 30°, 45°, dan 60° dengan sumbu jalan
Parkir tegak lurus sumbu jalan (bersudut 90°)
Parkir dengan sudut tegak lurus sumbu jalan mampu menampung kendaraan lebih
banyak dari pada posisi parkir lainnya, tetapi lebihbanyak mengurangi fungsi dari lebar jalan.
2) Parkir di luar jalan (off street parking)
Cara ini menempati pelataran parkir tententu di luar badan jalan baik halaman
terbuka atau di dalam bangunan khusus untuk parkir dan mempunyai pintu pelayanan masuk
untuk tempat mengambil karcis parkir dan pintu pelayanan keluar untuk menyerahkan karcis
parkir sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah kendaraan yang parkir dan jangka waktu
kendaraan parkir.
Yang termasuk off street parking antara lain:
Parking Lot / Surface Car Parks, adapun fasilitas parkir berupa suatu lahan yang terbuka di
atas permukaan tanah. Fasilitas ini memerlukan lahan yang luas.
Multi Storey Car Parks, adalah fasilitas parkir di ruangan tertutup yang berupa garasi
bertingkat. Fasilitas ini cukup efektif pada saat ketersediaan lahan terbatas.

commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mechanical Car Parks, adalah fasilitas parkir yang sama dengan mechanical storey car
parks hanya dilengkapi dengan lift/elevator yang berfungsi mengangkut kendaraan ke
lantai yang dituju.
Under-ground Car Park, adalah fasilitas parkir yang dibangun pada basement multi storey
atau di bawah suatu ruangan terbuka.
b. Menurut Statusnya
Menurut statusnya parkir dapat dibedakan menjadi:
1) Parkir umum, parkir umum adalah peparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan
atau lapangan-lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
2) Parkir khusus, parkir khusus adalah peparkiran yang menggunakan tanah-tanah dan
pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.
3) Parkir darurat, parkir darurat adalah peparkiran di tempat-tempat umum, baik
menggunakan tanah, jalan ataupun lapangan milik atau penguasaan Pemerintah Daerah
atau swasta karena kegiatan insidentil.
4) Taman parkir, taman parkir adalah suatu areal bangunan peperkiran yang dilengkapi
dengan fasilitas sarana peparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah.
5) Gedung parkir, gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah atau pihak yangmendapat
ijin dari Pemerintah Daerah.
c. Menurut Jenis Kendaraan
Kendaraan yang diparkir dibedakan menurut tenaga penggeraknya, yaitu:
1) Kendaraan Bermotor
Kendaraan Pribadi, beroda empat dan beroda dua (motor).
Kendaraan Umum, bis kota, angkutan kota non bis, truck barang.
2) Kendaraan Tidak Bermotor
Kendaraan Pribadi, sepeda.
Kendaraan Umum, becak, gerobak, dokar.
d. Menurut Tujuan Parkir
Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi:
1) Parkir penumpang, yaitu parkir yang menaikkan dan menurunkan penumpang.
2) Parkir barang, yaitu parkir untuk bongkar muat barang.Keduanya sengaja dipisahkan agar
satu sama lain masing-masing kegiatan tidak
commit tosaling
user mengganggu.

27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Menurut Jenis Pemilikan dan Pengelolaannya


Menurut jenis kepemilikan dan pengoperasian parkir dapat digolongkan menjadi:
1) Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh swasta.
2) Parkir yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah tetapi pengelolaannya oleh pihak swasta.
3) Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah

2.2.5 Parkir di Kawasan Perdagangan


2.2.5.1. Kawasan Perdagangan
Perdagangan merupakan suatu aktivitas perekonomian dimana terjadi transaksi
antara produsen yang merupakan penghasil ataupun jasa dengan konsumen yang merupakan
pemakai barang ataupun jasa tersebut. Dalam proses transaksi ini dapat terjadi suatu langsung
ataupun dengan menggunakan perantara. Beberapa penulis mengungkapkan arti kawasan
perdagangan ini secara berbeda-beda, tetapi pada dasarnya memeiliki maksud yang sama
yaitu : Kawasan perdagangan merupakan suatu kawasan dimana menjadi tempat
berlangsungnya berbagai aktivitas perdagangan seperti penjual pakaian, sepatu, buku, radio,
restoran dan lain-lainnya dengan dilengkapi bioskop dan tempat hiburan (Joseph de Chiara &
Lee Koppelman, 1975).
2.2.5.2. Dimensi Ruang Parkir di Kawasan Perdagangan
lah tempat untuk satu kendaraan Dimensi
ruang parkir menurut Dirjen Perhubungan Darat dipengaruhi oleh:
1) Lebar total kendaraan
2) Panjang total kendaraan
3) Jarak bebas
4) Jarak bebas area lateral
Penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Keputusan Dirjen Hubda tentang Satuan Ruang Parkir Jenis Kendaraan
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Mobil penumpang golongan I 2,30 m x 5,00 m
Mobil penumpang golongan II 2,50 m x 5,00 m
Mobil penumpang golongan III 3,00 m x 5,00 m
Mobil bus/ truk 3,40 m x 12,5 m
Sepeda motor 0,75 m x 2,00 m
Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96

Berikut pengguna kendaraan yang telahcommit to user


digolongkan kedalam satuan ruang parkir, yaitu:

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Golongan I: karyawan/pekerja, tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran,


perdagangan, pemerintahan, universitas.
Golongan II : pengunjung temapat olah raga, pusat hiburan/rekreasi, hotel,pusat
perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop.
Golongan III : orang cacat
a. Kebutuhan ruang gerak
Kebutuhan ruang gerak kendaraan parkir dipengaruhi oleh: sudut parkir, lebar
panjang parkir, ruang efektif parkir, ruang manuver dan lebar pengurangan manuver (2,5 m).
Standar kebutuhan gerak yang disarankan oleh Direktorat Perhubungan Daratdapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2
Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan
Sudut Parkir Lebar Ruang Parkir Ruang parkir Ruang manuver
00 0
( n) (m) efektif (m) (m)
0 2,3 2,3 3,0
30 2,5 4,5 2,9
45 2,5 5,1 3,7
60 2,5 5,3 4,6
90 2,5 5,0 5,8
Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96
b. Standar kebutuhan ruang parkir di kawasan pasar tradisional
Standar kebutuhan ruang parkir akan berbeda-beda untuk tiap jenis tempat kegiatan.
Hal ini disebabkan anatara lain karena perbedaan tipe pelayanan, tarip yang dikenakan,
ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, dan tingkat pendapatan
masyarakat. Dari hasil studi Direktorat Jendaral Perhubungan Darat, standar kebutuhan ruang
parkir untuk pusat perdagangan dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Kebutuhan SRP di Pusat Perdagangan
Luas Areal Total (100m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000
Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502
Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96

2.2.6 Tingkat Pelayanan Parkir


Untuk menjabarkan pengertian mengenai tingkat pelayanan (level of service),(Vuchic, 1981)
menyatakan bahwa tingkat pelayanan merupakan ukuran karakteristik pelayanan secara
keseluruhan yang mempengaruhi pengguna jasa (user). Tingkatpelayanan merupakan elemen
commit to user
dasar terhadap penampilan komponen-komponen transportasi tanpa terkecuali fasilitas parkir,
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga pelaku perjalanan tertarik untuk menggunakan suatu produk jasa parkir. Faktor
utama yang dibandingkan tingkat pelayanan parkir dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok,
yaitu :
1) Unjuk kerja elemen-elemen yang mempengaruhi pengguna jasa, seperti : kecepatan
operasi, kepercayaan, keamanan dan faslitas pendukung lainnya;
2) Kualitas pelayanan, mencakup elemen-elemen kualitatif pelayanan, seperti:
Kenyamanan, kemudahan seseorang dalam menggunakan suatu fasilitas tanpa adanya
suatu hambatan apapun
Perilaku , karakteristik seseorang dalam penggunaan suatu fasilitas dan pelayanan
Keandalan, kemampuan suatu sarana dalam mengatur dan menjaga kendaraan yang masuk
sehingga pengguna parkir merasa percaya dan puas meletakkan kendaraan mereka bawa
pada area tersebut.
3) Harga yang harus dibayar pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan
Selain tiga kelompok di atas pelayanan parkir juga melihat sisi jarak atau akses yang dapat
ditempuh oleh pengunjung pasar dari area parkir menuju pasar, berikut penjelasan singkat
tentang aksesibilitas.
a. Aksesibilitas
Aksesibiltas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan
secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas
adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan

yang sangat subjektif dan kualitatif. Mudah bagi seseorang tapi belum tentu mudah bagi orang
lain, begitu pula dengan pernyataan susah. Oleh karena itu, diperlukan kinerja kuantitatif
(terukur) yang dapat menyatakan aksesibilitas atau kemudahan.
Ada yang menyatakan aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat
berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitasnyaantara kedua tempat tersebut
tinggi. Sebaliknya, jika kedua tempat itu sangat berjauhan maka aksesibilitasnya rendah. Jadi,
tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karena
aktivitas tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen).
Beberapa jenis tata guna lahan mungkin tersebar secara meluas dan jenis lainnya
mungkin berkelompok. Bberpa jenis tata guna lahan mungkin ada di satu atau dua lokasi saja
dalam suatu kota seperti rumah sakit dan bandara. Dari sisi jaringan trasnportasi pasti juga
berbeda-beda, sistem jaringan transportasi, kualitas pelayanan trasportasi juga berbeda-beda,
commit to user

30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sistem jaringan transportasi di suatu daerah mungkin lebih baik dibandingkan dengan daerah
lain., baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Tabel 2.4
Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas
Jarak Jauh Aksesibilitas rendah Aksesibilitas menengah
Dekat Aksesibilitas menengah Aksesibilitas tinggi
Kondisi prasarana Sangat jelek Sangat baik
Sumber: Black 1981(dikutip oleh Tamin, 2003 dalam buku
Perencanaan dan Permodelan Transportasi)

Skema sederhana yang memperlihatkan kaitan antara berbagai hal yang diterangkan mengenai
aksesibilitas dapat dilihat pada tabel diatas. Apabila tata guna lahan saling berdekatan dan
hubungan transportasi antar tata guna lahan tersebut mempunyai kondisi baik, maka
aksesibilitas tinggi. Sebaliknya jika aktivitas tersebut saling terpisah jauh dan hubungan
transportasinya jelek, maka aksesibilitas rendah. Beberapa kombinasi diantaranya mempunyai
aksesibilitas menengah.
Jarak maksimum bagi para pengunjung pasar atau kawasan perdagangan yang tidak
mendapatkan tempat parkir kendaraan yang dekat dengan bangunan pasar dan harus sedikit
lebih jauh memarkirkan kendaraan kendaraan yang mereka bawa adalah 60 meter. Jika tempat
parkir tidak terhubun langsung dengan bangunan, misalnya pada parkir taman dan tempat
terbuka lainnya, maka tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan jalur
pedestrian. Jarak minimal naik turun penumpang dan pengguna kendaraan dari jalan atau jalur
lalu lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang minimal 600 cm. (Keputusan Menteri
Pekerjan Umum No: 468/ KPTS/ 1998)

2.2.7 Efektivitas Parkir


Efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang
mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan
sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti,
bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang
dikehendaki.Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S.
Moenir dalam bukunya Manajemen Umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas,
sebagai berikut:
Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate objectives. An effective

commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kemampuan untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih
kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2006).
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas merupakan
suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam mendefinisikan efektivitas
berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas
adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun
artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.
Menurut pendapat Markus Zahnd dalam bukunya Perancangan Kota Secara Terpadu
mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai berikut:

berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat


atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu
mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu.
Mengacu pada penjelasan diatas, maka untuk mencapai tujuan efektivitas parkir
perlu adanya harmonisasi kemampuan sumberdaya dalam hal ini penyediaa dan pelayanan
dengan kebutuhan penggunanya sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi jelas.
Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya keharmonisan.
a. Ukuran Efektivitas
Keluaran atau output yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran yang tidak
berwujud atau intangible yang tidak mudah untuk dikuantifikasikan, maka pengukuran
efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut
karena pencapaian hasil atau outcome seringkali tidak dapat diketahui dalam jangka pendek,
akan tetapi dalam jangka panjang setelah program berhasil, sehingga ukuran efektivitas
biasanya dinyatakan secara kualitatif atau berdasarkan pada mutu dalam bentuk pernyataan
saja (judgement), artinya apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.
Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam
bukunya Individual and Sosiety yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya Motivasi
Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut:
1) Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk
fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan
(ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output).
2) Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif
commit
(berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) to user
dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia
kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.
4) Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu
tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi
(dalam Danim, 2004)
Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus adanya suatu
perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran daripada efektifitas harus adanya tingkat
kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi,
artinya ukuran daripada efektivitas adanya keaadan rasa saling memiliki dengan tingkatan
yang tinggi.
Ukuran efektivitas parkir merupakan suatu standar akan terpenuhinya penyediaan
dan pelayanan parkir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

2.2.8 Pengendalian Parkir


Bila permintaan parkir telah melampaui penyediaan ruang parkir, yang ditandai dari
banyaknya pelanggaran terhadap ketentuan parkir ditempat yang seharusnya dilarang untuk
parkir. Atau banyaknya parkir berlapis (ganda). Untuk itu perlu diambil kebijakan
pengendalian parkir.
Pengendalian parkir dapat dilakukan dengan jalan pengendalian ruang, waktu dan
pengendalian biaya parkir. Pengendalian ini juga bisa dikaitkan dengan keseimbangan antara
penawaran dan permintaan tempat parkir. Karena keterbatasan ruang terutama dipusat kota,
maka untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran parkir, maka yang dilakukan adalah
bukan memperbesar penawaran, namun mengendalikan permintaan dengan cara menekan
permintaan parkir baik dari sisi ruang dan waktu. Pembatasn ruang dan waktu parkir yang
dikombinasikan dengan biaya parkir progresiv persatuan waktu akan dapat menekan
penggunaan ruang parkir (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1995).

2.3. Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional


2.3.1.1 Persepsi dan Kepuasan Pengunjung Pasar terhadap Fasilitas Parkir
Manusia dibekali pencipta-Nya indera untuk memberikan penilaian (termasuk
membandingkan) terhadap apa yang dilihatnya atau yang dirasakannya. Manusia pun pada
dasarnya dibekali kemampuan untuk memaknai obyek yang tertangkap oleh inderanya dan
memprosesnya sesuai kebutuhan, itulah persepsi. Porteous (1977) menjelaskan bahwa
persepsi adalah suatu gambaran, pengertian serta interpretasi seseorang mengenai suatu
obyek, terutama bagaimana orang tersebut menghubungkan informasi itu dengan dirinya dan
commit to user
lingkungan dimana ia berada.
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Grilick dalam Porteous (1977), semakin tinggi pendidikan seseorang maka
persepsinya akan semakin baik. Suatu persepsi seseorang akan ruang tergantung kepada
ukuran usia dan latar belakang budaya, suasana pikiran, pengalaman-pengalaman masa lalu,
dan pengharapan-pengharapannya (Todd, 1987). Sedangkan menurut Brockman dan Merriem
(1979), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : 1) jenis kelamin dan umur; 2) latar
belakang kebudayaan; 3) pendidikan; 4) pekerjaan; 5) asal/ tempat tinggal; 6) status ekonomi;
7) waktu luang; dan 8) kemampuan fisik dan intelektual.
Setiap manusia menginderakan objek di lingkungannya. Ia memproses hasil
penginderannya dan timbul makna atau persepsi tentang objek tersebut pada diri manusia
bersangkutan. Jika persepsi itu berada dalam batas-batas optimal, maka individu berada dalam
keadaan seimbang dan akan memberikan perasaan-perasaan yang menyenangkan. Sebaliknya,
jika objek dipersepsikan di luar batas-batas optimal, maka individu akan mengalami stres
(Sarwono, 1992).
Kepuasan pengunjung dapat dilihat secara kuantitatif dan kualitatif. Secara
kuantitatif dapat terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan tersebut dan
melalui penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dengan baik. Secara kualitatif, kepuasan
pengunjung dapat diperoleh dengan manajemen yang baik melalui pengoperasian dan
pelayanan parkir yang diberikan kepada pengunjung pasar dengan menggunakan standar
setinggi mungkin (Sternloff, 1984).
2.3.1.2 Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
Pada dasarnya efektivitas merupakan pencerminan hubungan fasilitas yang telah
disediakan dan manfaat yang dicapai dari penyediaan fasilitas tersebut. Efektivitas dikaitkan
dengan pencapaian tujuan dan sasaran, dimana tujuan adalah kondisi atau keadaan yang ingin
dicapai. Efektivitas menyatakan tingkat keberhasilan dalam usaha mencapai tujuan. Hal ini
menyangkut pengertian yang luas karena pencapaian tujuan melibatkan seluruh komponen.
Sejak awal, pembangunan pasar tradisional memang tidak menyediakan adanya
sebuah lahan atau area khusus bagi para pengguna pasar untuk memarkirkan kendaraan yang
mereka bawa. Tetapi dengan seiring perkembangan zaman dan meningkatnya jumlah
penduduk kota, hal ini juga berpengaruh pada semakin tingginya jumlah kendaraan di
perkotaan dan menyebabkan timbulnya masalah trasportasi yaitu salah satunya masalah
parkir, salah atunya di area perdagangan termasuk di pasar tradisional. Karena sejak dari awal
tidak tersedia lahan parkir khusus, maka kendaraan para pengguna pasar di letakkan di badan
jalan, hal ini otomatis mengganggu aktivitas pergerakan yang ada. Selain itu penggunaan
lahan parkir yang ada saat ini juga bercampur dengan aktivitas lain di sekitar pasar tradisional
commit to user
seperti pertokoaan, kantor dll, aktivitas-aktivitas seperti ini sedikit banyak mempengaruhi
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kebutuhan ruang parkir bagi pasar tradisional, baik di jam-jam biasa maupun di jam-jam
puncak.
Jadi, Efektivitas Parkir di pasar tradisional adalah ukuran keberhasilan ruang publik dalam
pemenuhan dan penyediaan kebutuhan ruang parkir bagi pasar tradisional maupun lingkungan
di sekitarnya. Tetapi dalam penelitian kali ini lebih ditekankan pada efektivitas kebutuhan dan
penyediaan lahan parkir untuk pasar tradisional serta pelayanan parkir yang diberikan,
sedangkan untuk kebutuhan ruang parkir untuk lingkungan disekitarnya tidak dihitung, karena
lingkungan hanya sebagai pendukung dari penilaian efektivitas dari penyediaan fasilitas
parkir bagi pasar tradisional. Jika kendaraan bukan pengguna pasar banyak yang parkir di
lahan parkir pasar tradisional maka itu mempengaruhi kebutuhan penyediaan ruang parkir jika
tidak ada maka tidak mempengaruhi sama sekali. Keberhasilan ruang publik dalam
penyediaan kebutuhan ruang parkir bagi pasar tradisional dapat diukur dengan menggunakan
beberapa variabel yaitu:
1) Kebutuhan ruang parkir
Adalah area parkir yang dibutuhkan untuk dapat menampung seluruh kendaraan yang
digunakan oleh para pengguna pasar baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Kebutuhan ruang parkir dapat diukur dengan indikator antara lain:
a. Jenis kendaraan, kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang digunakan oleh para
pengguna pasar untuk menuju ke pasar.
b. Jumlah kendaraan, total kendaraan yang digunakan dan diparkirkan para pengguna
pasar di area parkir yang tersedia.

c. Waktu parkir, lamanya suatu kendaraan parkir di area yang telah disediakan dalam
kurun waktu tertentu. (Warpani, 1990)
2) Fasilitas parkir
Adalah kapasitas atau daya tampung maksimum suatu lokasi yang digunakan untuk
menampung kebutuhan ruang parkir kendaraan para pengguna pasar, serta kualitas pelayanan
parkir yang diberikan harus baik agar pengguna merasa mudah, aman dan nyaman serta terus
memarkirkan kendaraan yang mereka bawa jika mereka kembali ke pasar. Fasilitas parkir
dapat diukur dengan indikator antara lain:
a. Kapasitas ruang parkir, kemampuan atau daya tampung maksimum suatu ruang parkir
untuk menampung kendaraan yang parkir.
b. Pelayanan Parkir , Adalah kualitas pelayanan parkir yang diberikan secara optimal
kepada para penguna maupun calon pengguna jasa parkir di pasar tradisional agar
tertarik dan terus memarkirkan kendaraan yang mereka bawa di tempat tersebut.
commit to user
Tingkat pelayanan parkir dapat diukur dengan:
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lokasi parkir, tempat yang digunakan oleh para penguna pasar untuk memarkirkan
kendaraan yang mereka bawa, dan jarak yang mereka tempuh lari lokasi parkir ke
bangunan pasar maksimal sejauh 60 meter.
Keamanan, situasi dimana area parkir dan lingkungan sekitarnya aman dari
kecelakan, tindak pencurian dan gangguan fisik maupun pengerusakan kerakan
akibat tindakan yang disengaja maupun tidak.
Keandalan, kemampuan area parkir dalam mengatur kendaraan yang parkir dan area
parkir yang ada sekarang tidak berubah fungsi sebagai tempat jualan, pangkalan
angkutan umum.
Kenyamanan, kendaraan yang masuk dan keluar area masuk area parkir dapat
bergerak bebas dan lancar tanpa mengganggu aktivitas lain disekitarnya
Fasilitas penunjang, sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa atau
pelayanan dapat ditawarkan kepada konsumen, misalnya fasilitas peneduh, area
pejalan kaki
(Keputusan Dirjen Hubda No. 272/ HK.105/DRJD/96, Keputusan Menteri Pekerjan
Umum No: 468/ KPTS/ 1998, Vuchic, 1981)
Selain faktor-faktor diatas ada faktor lain yang merupakan faktor perantara penentuan
efektivitas parkir di pasar tradisional yaitu faktor pengunjung pasar. Faktor ini muncul karena
dilapangan saat ini penggunaan area parkir dipengaruhi oleh keperluan yang akan dilakukan
oleh pengunjung pasar. Maka dari itu sedikit banyak lingkungan juga mempengaruhi
efektivitas parkir di pasar tradisional.

commit to user

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jenis Kendaraan

Kebutuhan Ruang Jumlah Kendaraan


Parkir

Waktu Parkir

Efektivitas Parkir di Pengunjung Pasar


Pasar Tradisional

Kapasitas Ruang Luas area parkir


Parkir yang ada

Fasilitas
Parkir
Lokasi Parkir

Pelayanan Parkir Keamanan

Keandalan

Keterangan: Kenyamanan
Variabel Bebas

Variabel Perantara
Fasilitas penunjang

Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
Sumber: analisis peneliti,2012
commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang menjadi
pedoman pelaksanaan penelitian, sehingga proses penelitian berjalan secara jelas dan
terstruktur. Dalam suatu metode penelitian terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu
dilaksanakan dalam suatu penelitian. Prosedur ini yang memberikan kepada peneliti mengenai
urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sedangkan teknik
penelitian memberikan cara-cara yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Metode
penelitian antara lain akan berisi penjelasan mengenai jenis penelitian, penentuan variabel
penelitian, tahapan analisis dan teknik yang digunakan yang digunakan identifikasi data
beserta metode pengumpulannya, serta teknik pengambilan dan penentuan jumlah sampel.

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara atau sudut pandang. Menurut
pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan
kualitatif (Dharminto, 2007). Dengan memperhatikan analisis-analisis yang akan dilakukan
untuk menjawab rumusan permasalahan, maka kajian mengenai
penelitian kualitatif. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini sebagian besar analisis data dilakukan secara deskriptif dan data tersebut
tersebut sebagian besar berasal dari catatan hasil pengamatan dan wawancara. Berbeda
dengan penelitian kuantitatif dimana pemecahan masalah didominasi oleh perhitungan
statistik, dalam penelitian kualitatif penjelasan kondisi objek penelitian dan pemecahan
permasalahan yang terjadi cenderung dilakukan secara empiris (Masyhuri dan Zainuddin,
2008).

3.2. Jenis Penelitian


Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja, 1988 de adalah studi mengenai
asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali melibatkan masalah-masalah tentang logika,
penggolongan dan asumsi-
metode survey yaitu metode penelitian yang mengambil sampel dari salah satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai salah satu alat pengumpulan data yang utama atau pokok.
Metode penelitian survey yang digunakan lebih bersifat deskriptif kualitatif,
sehingga sesuatu digambarkan apa adanya pada saat penelitian dilakukan pengujian hipotesis.
commit
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian to dan
historis userdeskriptif) adalah penelitian yang tidak

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai


dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian.
Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam
pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam
penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak
dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam
penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang
berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai
pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif,
penelitian lapangan, penelitian naturalistik, dan studi kasus.
Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip
quesioner terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data
tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini
dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut
pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya
bersifat induktif.

3.3. Wilayah Penelitian


Obyek dalam penelitian ini adalah pasar-pasar utama yang ada di Kota Surakarta.
Pemilihan ini mengacu pada data mengenai luas wilayah pasar, jumlah pedagang yang
berjualan di pasar dan jangkauan wilayah pelayanan pasar pada tahun 2012. Kemudian dari
data-data ini diurutkan pasar-pasar mana saja yang memiliki luas paling besar, pedagang
paling banyak dan jangkauan pelayanan paling luas, kemudian diambil data yang ada diurutan
paling atas dan diperoleh pasar-pasar utama yang digunakan sebagai sampel wilayah
penelitian dan juga dapat mewakili seluruh pasar yang ada di Kota Surakarta, dan pasar-pasar
ini adalah Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi. Ketiga pasar ini juga memiliki kemiripan
dalam hal masalah parkir, yaitu area parkir yang ada saat ini menganggu sirkulasi lalu lintas
yang terjadi disekitar pasar tradisional ini. Selain itu area parkir di ketiga pasar ini juga
beralih fungsi menjadi tempat berjualan para pedagang yang tidak memiliki kios di dalam
pasar dan penyediaan dan pelayanan parkir yang sudah ada saat ini belum mampu untuk
menampung seluruh kebutuhan para pengunjung pasar yang dating, terbukti dngan masih
banyaknya pengunjung yang parkir tidak diarea yang telah tersedia.

3.4. Tolok Ukur Penelitian


Variabel merupakan konsep yang memiliki nilai yang selalu berubah-ubah atau tidak
commit to user
tetap. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kriteria variabel ditentukan berdasarkan tujuan
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan sasaran yang telah dirumuskan dari penelitian ini. Penetapan kriteria dilakukan melalui
pengkajian terhadap teori yang digunakan, maka variabel yang ditentukan adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1.
Perumusan Tolok Ukur Penelitian
No. Variabel Indikator Tolok Ukur
1. Kebutuhan ruang Jenis kendaraan yang Luas ruang parker untuk kendaraan
parkir digunakan pengunjung pasar roda empat 12,5 m2 dan kendaraan
roda dua 1,5 m2
Jumlah kendaraan pengunjung Jumlah kendaraan yang dapat
pasar dalam sehari tertampung sejumlah petak parkir
yang tersedia
waktu parkir kendaraan Lamanya suatu kendaraan dalm
memarkirkan kendaraannya dalam
jangka waktu tertentu minimal
kurang dari 1 jam
2. Fasilitas parkir Kapasitas ruang parkir saat ini Luas bangunan pasar 10000 m 2
harusmemiliki minimal petak parkir
sebanyak 125 petak
Lokasi area parkir yang ada Lokasi parkir dekat dengan pasar
saat ini dan dapat menampung seluruh
kendaraan pengunjung dalam jarak
60 meter
Keamanan di area parkir Tidak pernah terjadi tindak
pencurian dan pengerusakan
kendaraan pengunjung di dalam
area parkir
Keandalan di area parkir Tidak ada perubahan fungsi tempat
parkir menjadi pasar kedua dan
kendaraan tertata rapi sehingga
tidak mengganggu lalu lintas
disekitarnya dan penempatan jenis
kendaraannya terbagi dengan jelas
Kenyamanan di area parkir Kendaraan mudah dalam
melakukan manuver karena ruang
parkir efektifnya yang ada saat ini
sudah sebesar 5,1 m 2
Fasilitas penunjang yang ada di Tersedia atap peneduh
area parkir dan pedestrian dimana fungsinya
sebagai tempat untuk pengunjung
yang berjalan kaki
Sumber : Hasil Analisis, 2012

3.5. Metode Pengambilan Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, dimana
pengambilan yang dilakukan harus mewakili populasi atau harus representatif (Sugiyono
dalam Octora : 1999). Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka individu
yang membentuk populasi yang diteliti tidak memungkinkan untuk dikenai secara
keseluruhan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah sampel yang diambil
dari populasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, objek sampel yang diambil meliputi
populasi pengunjung Pasar. pengunjung pasar disini adalah para pembeli yang datang ke
commit to user
pasar tradisional, baik yang hanya melihat-lihat maupun yang akan membeli. Dalam
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penelitian ini pedagang tidak dimasukan padahal pedangang juga bagian dari pasar dan
pengguna parkir, tetapi dalam penelitian ini area parkir pedagang dan pembeli tidak
bergabung menjadi satu, jadi penelitian ini hanya melihat kebutuhan ruang parkir yang
dibutuhkan oleh para pengunjung pasar.
Teknik sampling dan jumlah sampel yang digunakan untuk obyek dalam penelitian
ini adalah dengan accidental sampling. Menurut Masyhuri dan Zainudin (2008), Metode
accidental sampling adalah metode pengambilan sampel tanpa perencanaan secara seksama,
responden yang dimintai informasi diperoleh/ditemui secara kebetulan tanpa pertimbangan
tertentu. Dalam penelitian ini pengunjung yang dapat di jadikan sampel harus memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
Mereka yang datang kepasar tanpa ada tujuan melakukan pembelian suatu barang,
mereka hanya menghabiskan waktu luangnya dan biasanya orang yang tidak membawa
kantong belanjaan saat sedang berada di dalam pasar.
Meraka yang datang ke pasar dengan maksud membeli barang, tetapi belum mempunyai
tujuan akan membeli dimana, dan biasanya orang atau responden yang dapat diambil
adalah orang yang sedang membawa kantong belanjaan yang besar.
Mereka yang datang ke pasar dengan maksud membeli barang untuk dijual kembali, dan
telah memiliki tujuan dimana akan membelinya, responden yang dapat diambil aadalah
orang dengan kuli panggul dibelakangnya dimana kuli ini membawa karung belanjaan
yang sangat besar.
Karena jumlah populasi yang tidak diketahui maka penentuan jumlah sampelnya
menggunakan metode Quota Sampling. Berdasarkan sampling kemudahan ini, peneliti
menseleksi dengan menyaring kuesioner yang ada, maka jumlah sampel untuk pengunjung
yang datang pasar Gede, Klewer dan Legi adalah :

Sumber: Wibisono, 2003


Dalam penentuan jumlah sampel ini peneliti menggunakan standar devisiasi sebesar
0,5 dan tingkat ketidaktelitian karena kesalahan (e) sebesar 5% dan tingkat kepercayaannya
sebesar 95%, jadi menurut rumusan diatas maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar:
e

commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa sampel
random berukuran 384,16 = 384, akan memberikan selisih estimasi x dengan µ kurang dari
0,05, jadi sampel yang diambil sebesar 385 orang, hal ini agar lebih memudahkan dalam
perolehan dan perumusan datanya kelak. Karena lokasi penelitian mengambil di 3 pasar maka
dari 385 responden ini akan dibagi lagi sesuai dengan jumlah pedagang yang ada di masing-
masing pasar tersebut baik itu pedagang kios, los maupun pelataran, kenapa jumlah pedagang
sebagai pembandingnya? karena dari jumlah pedagang pasaryang ada saat ini bisa terlihat
seberapa besar luas kegiatan perekonomian yang sedang berlangsung, semakin banyak jumlah
pedagang berarti semakin banyak pembeli yang datang ke pasar tersebut. Berikut pembagian
sampel di masing-masing pasar berdasarkan jumlah pedagang yaitu:
Tabel 3.2
Jumlah Pedagang dan Jumlah Sampel Pengunjung Pasar
No. Lokasi Pasar Jumlah Pedagang Sampel
1. Pasar Gede 981 62
2. Pasar Klewer 2810 176
3. Pasar Legi 2341 147
Total 6132 385
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar dan Hasil Perhitungan, 2012

3.6. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu
identifikasi kebutuhan data dan teknik pengumpulan data.
3.5.1 Kebutuhan Data
Tabel 3.3
Kebutuhan Data
No. Variabel Indikator Kebutuhan Data Sumber Data
1. Kebutuhan a. Jenis Kendaraan Kendaraan pribadi pengguna Kuesioner
Ruang Parkir pasar baik roda 2 (motor)
maupun roda 4(mobil)
b. Jumlah Kendaraan Jumlah kendaraan yang
digunakan dan diparkirkan di
area parkir yang ada
c. Durasi Parkir Lamanya pengunjung berada di
dalam pasar
2. Fasiltas a. Kapasitas Ruang Parkir Jumlah petak parkir yang Observasi
Parkir tersedia saat ini lapangan dan
studi dokumentasi

b. Tingkat Lokasi Parkir Lokasi Sebaran area parkir Observasi


Pelayana pasar tradisional lapangan dan
n Parkir Jarak lokasi dengan bangunan kuesioner
pasar
Kondisi area parkir saat ini
commit
Keamanan to user
Tindak kriminalitas Kuesioner & studi
dokumentasi

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

No. Variabel Indikator Kebutuhan Data Sumber Data


Keandalan Penataan parkir Observasi
Alih fungsi lahan parkir lapangan dan
menjadi tempat jualan, dsb kuesioner
Bercampurnya lahan parkir
kendaraan roda 2 dan roda 4
Kenyamanan Ukuran ruang gerak Observasi
kendaraan lapangan,
Manuver kendaraan kuesioner dan
studi dokumentasi
Fasilitas Fasilitas peneduh Observasi
Penunjang Pedestrian lapangan,
kuesioner
3. Lingkungan Ragam pengguna aktivitas Keperluan pengunjung pasar Kuesioner
Sumber : Hasil Analisis, 2012
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan baik untuk pengumpulan data primer
maupun data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1). Studi literatur (studi dokumenter), dilakukan dengan meneliti bahan dokumen dari
badan atau lembaga yang terkait (data sekunder) yang mempunyai relevansi dengan tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan melalui teknik ini meliputi peraturan daerah, dokumen
rencana, serta data tingkat pelayanan yang terdapat di area parkir pasar tradisional utama Kota
Surakarta (keamanandan fasilas penunjang)
2). Observasi lapangan, yaitu kegiatan pengamatan langsung terhadap wilayah dan objek
kajian terhadap fenomena, gejala dengan cara mengamati dan mencatat kebutuhan data.
Untuk mendokumentasikan kondisi lapangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu fotografi
(untuk memperoleh gambaran suasana).Data yang dikumpulkan dengan teknik ini meliputi
data sebaran lokasi parkir di Pasar Gede, klewer dan Legi, kondisi area parkir saat ini, tipe
parkir yang digunakan, aksesibilitas dan fasilitas penunjang yang ada di pasar tradisional
utama di Kota Surakarta.
3). Kusioner akan dilakukan secara langsung kepada para responden untuk mendapatkan
gambaran yang lebih mendalam tentang kebutuhan, harapan/ keinginan pengguna parkir dan
kualitas pelayanan yang diterima. Pelaksanaan wawancara responden ini adalah dengan cara
pada setiap pintu masuk pasar terdapat dua surveyor yang bertugas memberikan pertanyaan
kepada setiap pengunjung yang datang, mereka bisa masuk kedalam pasar untuk mencari
rensponden dari pihak pedagang dan apabila saat proses wawancara dengan pedagang ada
pembeli yang datang, daftar pertanyaan yang ada juga bisa ditanyakan langsung kepada
pembeli tersebut. Pernyataan yang ada dalam daftar pertanyaan tersebut menggunakan skala
Linkert. Penelitian dengan skala Linkert 1-5 dengan alasan sebagai berikut (Umar, 1999):
Untuk mendapatkan data yang bersifat
commit universal
to user

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

analisis selama responden tidak memberikan alasannya.


Untuk menghindari kategori tidak tahu
Dalam skala likert, angka 1 (satu) menunjukkan bahwa responden memberikan
tanggapan yang Tidak Baik (TB) terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan,
sedangkan angka 4 (empat) menunjukkan Baik (B) untuk mendapatkan data yang bersifat
interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut :
Sangat Tidak Baik (TB) Baik (B)
1 2 3 4

Sedangkan, untuk mengklarifikasi alasan responden dalam menjawab angket yang


tertutup tersebut, kuesioner dilengkapi dengan pertanyaan/pernyataan terbuka yang bertujuan
untuk mendapatkan jawaban yang bersifat individu sesuai dengan perasaan, pengalaman dan
pendapat responden tentang sesuatu keadaan.
Hasil kuesioner mendalam ini akan dijadikan data analisis mendalam terhadap
persepi pengguna atas kebutuhan ruang parkir dan layanan parkir yang diterima, untuk
menguatkan penegasan hasil petanyaan yang telah diberikan. Kuesioner akan menggali
informasi tentang kriteria-kriteria efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional yang
meliputi kebutuhan ruang parkir dan fasilitas parkir.

3.7. Metode Analisis Data


Analisis adalah proses yang membawa bagaimana data diatur, mengorganisasikan
data yang ada ke dalam sebuah pola, kategori, dan unit deskripsi dasar (Patton, 2006). Setelah
dilakukan pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah penganalisisan data yang akan
dilakukan menggunakan beberapa teknik analisis. Teknik analisis yang akan digunakan dalam
penelitian ini sebagai upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan penelitian adalah analisis
kualitatif dan kuantitatif. Berikut ini merupakan tahap-tahap analisis dalam penelitian ini:

1). Analisis Kebutuhan Parkir Berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar


Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apa saja aktivitas yang dilakukan
pengunjung pasar sehingga memerlukan waktu parkir yang cukup lama. Jika pengunjung
yang datan ke pasar tanpa ada tujuan membeli pastinya tidak akan terlalu lama menggunakan
lahan parkir yang ada, berbeda dengan pengunjung yang datang dan masing mencari tempat
dimana barang yang diinginkan akan dibeli pasti membutuhkan waktu lebih lama untuk
parkir. Keragaman aktivitas ini lah yang mempengaruhi kebutuhan ruang parkir yang ada saat
ini.
commit to user

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Teknik analisis yang digunakan dalam tahapan ini adalah analisis deskriptif kualitatif
untuk mencari karakteristik dengan berdasarkan pada teori yang telah ada. Metode deskriptif
ini digunakan untuk melakukan analisis secara sistematis mengenai fakta-fakta yang terjadi
dilapangan dan sudut pandang secara teoritis.
2). Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
Tahap analisis ini digunakan atau bertujuan untuk mengetahui apakah penyediaan
dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar tradisional Kota Surakarta efektif atau tidak
efektif. Tahapan awal proses analisis ini adalah dengan menentukan dan memberi penjelasan
mengenai efektivitas parkir di pasar tradisional utama Kota Surakarta, yang di dalamnya
meliputi efektivitas penyediaan dilihat dari kebutuhan parkir pengunjung pasar, dan analisis
efektivitas pelayanan parkir yang membandingkan kebutuhan para pengunjung pasar dengan
kenyataan di lapangan dan beberapa data terkait dengan pasar tradisional dari beberapa
instansi yang kemudian dicocokkan dengan teri-teori yang diperoleh sebelumnya tentang
efektivitas parkir.
Proses yang perlu dilakukan sebelum tahapan analisis ini adalah menjelaskan kondisi
fasilitas parkir baik dari segi penyediaaannya dan pelayanannya dan kemudian melakukan
pengolahan terhadap hasil persepsi pengunjung pasar dengan teknik pembobotan. Berikut
penjelasan dari kedua proses tersebut:
a. Efektivitas parkir di pasar tradisional berdasarkan hasil pengamatan
Pada tahap ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui penyediaan dan pelayanan
parkir di pasar tradisional bagi pengunjung pasar sudah tepat sasaran atau belum. Dan apakah
ketersediaannya sudah dapat menampung seluruh kebutuhan para pengunjung pasar dan
fungsinya sudah sesuai atau belum. Hasil dari tahapan ini yang akan dijadikan sebagai
masukan dalam penentuan efektivitas parkir di pasar tradisional.
b. Efektivitas parkir di pasar tradisional berdasarkan persepsi pengunjung pasar
Pembobotan ini berdasarkan pada persepsi pengunjung dari indikator yang telah
ditentukan untuk mengukur efektivitas parkir di pasar tradisional. Responden diharuskan
untuk memilih salah satu dari sejumlah katagori jawaban yang tersedia kemudian masing-
masing jawaban diberi skor (bobot nilai) dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang
dengan fenomena sosial (Sugiyono, 2007). Setiap jawaban dari instrumen yang menggunakan
skala Likert memiliki gradasi penilaian dari sangat positif hingga sangat negatif. Dalam Skala
Likert digunakan 4 katagori penilaian yang masing-masing katagori tersebut akan
dikualifikasikan dengan member katagori bobot penilaiaan, sehingga jawaban-jawaban yang
commit to user
berupa kata-kata tersebut dikonversikan dalam skor antara 1-4. Sedangkan dalam penelitian
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ini skor penilaiaan responden terhadap efektivitas parkir di pasar tradisional, setiap
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner akan menggunakan skor penilaian efektif (4),
cukup (3), kurang (2) dan tidak efektif (1).

Selanjutnya jawaban dari hasil kuesioner tersebut diuraikan secara rinci dan
kemudian dikelompokkan dalam satu kategori skor dengan menggunakan rentang skala.

Perhitungan rentang skala dapat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut
ini (Husein, 1996):

RS =
Keterangan: RS = rentang skala
n = jumlah sampel
m = jumlah jawaban (pilihan) dalam setiap pertanyaan
Dengan menggunakan rumus di atas, maka range penilaian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rentang Skala
Jumlah sampel: 385 responden
Jumlah jawaban dalam setiap pertanyaan: 4

RS =

= = 289

Skala terendah = jml responden x nilai terendah = 385x1 = 385


Skala tertinggi = jml responden x nilai tertinggi = 385×4 = 1540

Range Penilaian
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui range penilaian yang juga
merupakan tolok ukur penilaian kualitas pelayanan parkir. Range penilaian tersebut
adalah sebagai berikut:
Tidak efektif :385-674
Kurang efektif :675-963
Cukup efektif :964-1252
Efektif :1253-1540

Berikut ini kriteria dalam penilaian efektivitas pelayanan parkir dilihat dari
kebutuhan para pengunjung pasar yang commit to user dalam penyusunan kuesioner:
juga digunakan

46
Table 3.4
Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Pelayanan Parkir Dilihat dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
Lokasi Parkir Keamanan Keandalan Kenyamanan Fasilitas Peneduh dan
Pedestrian
Pelayanan

Jenis Kendaraan Tidak terdapat petak parkir Keamanan kontruksi area parkir Penataan kendaraan tidak jelas Satuan ruang parkir efektif Didalam pergerakan manusia
untuk kendaraan roda 2 dan roda tidak memenuhi syarat antara roda 2 dan roda 4 untuk kendaraan roda empat berjalan di pedestrian tidak bisa
4 keselamatan dan tidak bercampur karena kurangnya sangat kurang dari 12,5 m2 , berpapasan
( Nilai = 1 ) dilakukan pemadatan lantai alokasi lahan parkir sedangkan untuk kendaraan ( Nilai = 1 )
perpustakaan.uns.ac.id

dasarnya serta tidak dipasang ( Nilai = 1 ) roda 2 ruang efektifnya juga


lapisan permukaannya kurang dari 1,5 m2
( Nilai = 1 ) ( Nilai = 1 )
Hanya terdapat petak parkir Keamanan kontruksi area parkir Penataan kendaraan tidak jelas Satuan ruang parkir efektif Didalam pergerakan manusia
untuk kendaraan roda 2 saja belum memnuhi standar tetapi antara kendaraan roda 2 untuk kendaraan roda empat berjalan di pedestrian tidak bisa
( Nilai = 2 ) keselamatan karena baru dan tidak bercampur kurang dari 12,5 m2 berpapasan
sampai tahap pemadatan lantai ( Nilai = 2 ) tetapi untuk kendaraan roda 2 Meskipun dimensi/ukuran lebar
dasar ruang efektifnya sudah seluas pedestrian minimal sudah
( Nilai = 2 ) 1,5 m2 mencapai lebar 1,50 m
( Nilai = 2 ) ( Nilai = 2 )
Hanya terdapat petak parkir Keamanan kontruksi area parkir Penataan kendaraan jelas tetapi Satuan ruang parkir efektif Didalam pergerakan manusia
untuk kendaraan roda 4 saja sudah memenuhi syarat tetap saja antara roda 2 dan roda untuk kendaraan roda empat berjalan di pedestrian minimal
( Nilai = 3 ) keselamatan tetapi belum 4 bercampur seluas 12,5 m2 bisa berpapasan
dilakukan perkerasan pada ( Nilai = 3 ) Sedangkan untuk kendaraan tetapi dimensi/ukuran lebar
permukaannya roda 2 ruang efektifnya pedestrian minimal dengan
( Nilai = 3 ) belum mencapai 1,5 m2 tdak mencapai lebar 1,50 m

commit to user
( Nilai = 3 ) ( Nilai = 3 )
Terdapat petak parkir untuk Keamanan konstruksi area Penataan kendaraan jelas antara Satuan ruang parkir efektif Didalam pergerakan manusia
kendaraan roda 2 dan kendaraan parkir harus memenuhi roda 2 dan roda 4 tidak untuk kendaraan roda empat berjalan di pedestrian minimal
roda 4 persyaratan keselamatan bercampur 12,5 m2 bisa berpapasan
( Nilai = 4 ) dengan dilakukan pemadatan ( Nilai = 4 ) Sedangkan untuk kendaraan sehingga dimensi/ukuran lebar
lantai dasarnya dan selanjutnya roda 2 ruang efektifnya 1,5 m2 pedestrian minimal dengan
dipasang ( Nilai = 4 ) lebar 1,50 m
lapisan permukaannya ( Nilai = 4 )
( Nilai = 4 )
Jumlah Kendaraan Lokasi parkir jauh dari pasar Sering terjadi tindak Terdapat kendaraan yang Kendaraan sangat sulit dalam Seluruh kendaraan
dan tidak dapat menmpung pencurian dan pengerusakan terpaksa parkir diluar area melakukan manuver karena pengunjung tidak dapat
seluruh kendaraan pengunjung kendaraan pengunjung di parkir yang tersedia saat ini ruang parkir efektifnya yang terlindungi oleh atap peneduh
pasar dalam jarak 60 m dalam area parkir karena area parkir dijadikan ada saat ini tidak sebesar 5,1 dan fungsi pedestrian berubah
( Nilai = 1 ) ( Nilai = 1 ) sebagai pasar kedua m menjadi tempat parkir
( Nilai = 1 ) ( Nilai = 1 ) kendaraan
digilib.uns.ac.id

47
Lokasi Parkir Keamanan Keandalan Kenyamanan Fasilitas Peneduh dan
Pedestrian
Pelayanan

( Nilai = 1 )
Lokasi parkir dekat dengan Cukup sering terjadi tindak Terdapat kendaraan yang Kendaraan sulit dalam Seluruh kendaraan
pasar tetapi tidak dapat pencurian dan pengerusakan terpaksa parkir diluar area melakukan manuver karena pengunjung tidak dapat
menmpung seluruh kendaraan kendaraan pengunjung di parkir yang tersedia saat ini ruang parkir efektifnya yang terlindungi oleh atap peneduh
pengunjung dalam area parkir bukan karena area parkir ada saat ini tidak sebesar 5,1 dan fungsi pedestrian tetap
( Nilai = 2 ) ( Nilai = 2 ) dijadikan sebagai pasar kedua m sebagai area pejalan kaki
( Nilai = 2 ) ( Nilai = 2 ) ( Nilai = 2 )
Lokasi jauh dari pasar tetapi Jarang terjadi tindak pencurian Tidak terdapat kendaraan yang Kendaraan cukup sulit dalam Seluruh kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id

dapat menmpung seluruh dan pengerusakan kendaraan terpaksa parkir diluar area melakukan manuver karena pengunjung dapat terlindungi
kendaraan pengunjung pasar pengunjung di dalam area parkir yang tersedia saat ini ruang parkir efektifnya yang oleh atap peneduh dan fungsi
( Nilai = 3 ) parkir karena area parkir dijadikan ada saat ini tidak sebesar 5,1 pedestrian berubah menjadi
( Nilai = 3 ) sebagai pasar kedua m tempat parkir kendaraan
( Nilai = 3 ) ( Nilai = 3 ) ( Nilai = 3 )
Lokasi parkir dekat dengan Tidak pernah terjadi tindak Tidak terdapat kendaraan yang Kendaraan mudah dalam Seluruh kendaraan
pasar dan dapat menampung pencurian dan pengerusakan terpaksa parkir diluar area melakukan manuver karena pengunjung dapat terlindungi
seluruh kendaraan pengunjung kendaraan pengunjung di parkir yang tersedia saat ini ruang parkir efektifnya yang oleh atap peneduh dan fungsi
dalam jarak 60 meter dalam area parkir karena area parkir tidak ada saat ini sudah sebesar 5,1 pedestrian tetap sebagai area
( Nilai = 4 ) ( Nilai = 4 ) dijadikan sebagai pasar kedua m pejalan kaki
( Nilai = 4 ) ( Nilai = 4 ) ( Nilai = 4 )

Waktu Parkir Pada waktu biasa dan jam Penggunaan bahan tempat Terjadi perubahan fungsi dan Ukuran akses kendaraan Waktu penggunaan pada siang
puncak parkir area parkir tidak parkir tidak menggunakan pemanfaatan area parkir tidak bisa berpapasan (dua hari tidak ada keteduhan , dan
dapat menampung seluruh bahan yang bisa menyerap air sebagai tempat berjualan bukan jalur) pada waktu

commit to user
kendaraan dan mengganggu dan sering terjadi genangan. sebagai tempat penitipan ( Nilai = 1 ) malam hari tidak ada cahaya
sirkulasi lalu lintas di sekitar ( Nilai = 1 ) kendaraan dalam jangka waktu penerangan
pasar. tertentu karena disebabkan ( Nilai = 1 )
( Nilai = 1 ) munculnya pasar kedua di area
parkir
( Nilai = 1 )
Pada waktu biasa dan jam Penggunaan bahan tempat Terjadi perubahan fungsi area Ukurannya lebar jalur Waktu penggunaan pada siang
puncak parkir area parkir tetap parkir menggunakan bahan parkir meskipun bukan minimal sudah 5 m tetapi hari adanya keteduhan , dan
dapat menampung seluruh yang bisa menyerap air tetapi disebabkan karena menjadi kendaraan tetapi tidak bisa pada waktu
kendaraan tetapi mengganggu masih sering terjadi genangan tempat berdagang berpapasan malam hari tidak ada cahaya
sirkulasi lalu lintas di sekitar ( Nilai = 2 ) ( Nilai = 2 ) ( Nilai = 2 ) penerangan
pasar. ( Nilai = 2 )
( Nilai = 2 )
Pada waktu biasa dan jam Penggunaan bahan tempat Tetap sebagai tempat parkir Kendaraan bisa berpapasan Waktu penggunaan pada siang
puncak parkir area parkir tidak parkir tidak menggunakan kendaraan dan juga sebagai meskipun lebarnya tidak hari tidak ada keteduhan , dan
digilib.uns.ac.id

48
Lokasi Parkir Keamanan Keandalan Kenyamanan Fasilitas Peneduh dan
Pedestrian
Pelayanan

dapat menampung seluruh bahan yang bisa menyerap air tempat berdagang para sampai 5,00 m pada waktu
kendaraan tetapi tidak tetapi jarang sekali terjadi pedagang pasar dan oprokan ( Nilai = 3 ) malam hari adanya cahaya
mengganggu sirkulasi lalu genangan ( Nilai = 3 ) penerangan
lintas di sekitar pasar. ( Nilai = 3 ) ( Nilai = 3 )
( Nilai = 3 )
Pada waktu biasa dan jam Penggunaan bahan tempat Kegunaan dan pemanfaatan Ukuran akses kendaraan Waktu penggunaan pada siang
puncak parkir area parkir tetap parkir digunakan bahan pada adalah sebagai pemberhentian minimal kendaraan bisa hari adanya keteduhan , dan
dapat menampung seluruh lapisan permukaan kendaraan dalam berpapasan (dua jalur) pada waktu
perpustakaan.uns.ac.id

kendaraan dan tidak yang bisa menyerap air jangka waktu yang lama atau dengan lebar minimal 5.00 m malam hari adanya cahaya
mengganggu sirkulasi lalu ( Nilai = 4 ) sebentar untuk pencapaian ke ( Nilai = 4 ) penerangan
lintas di sekitar pasar. kawasan ( Nilai = 4 )
( Nilai = 4 ) ( Nilai = 4 )
Sumber: diolah dari berbagai sumber, 2012

commit to user
digilib.uns.ac.id

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.5
Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Penyediaan Parkir Dilihat Dari
Kebutuhan Pengunjung Pasar

Interval Tingkat
No. Kriteria Efektivitas Penyediaan Parkir
Nilai Keefektivan
1. Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 31 petak
dan dapat menampung 20% kendaraan roda 4 dan 5 % 0-25% Tidak Efektif
kendaraan roda 2
2. Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 63 petak
dan dapat menampung 40% kendaraan roda 4 dan 10 26-50% Kurang Efektif
% kendaraan roda 2
3. Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 94 petak
dan dapat menampung 60% kendaraan roda 4 dan 15 51-75% Cukup Efektif
% kendaraan roda 2
4. Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 125 petak
dan dapat menampung 80% kendaraan roda 4 dan 20 76-100% Efektif
% kendaraan roda 2
Sumber : Hasil Analisis, 2012, Keputusan Dirjen Hubda No. 272/ HK.105/DRJD/96

Setelah diperoleh efektivitas parkir di pasar tradisional berdasarkan hasil observasi


dan persepsi pengunjung pasar, maka tahapan selanjutnya adalah membandingkan hasil
keduanya dengan menggunakan matriks. Matriks tersebut di dalamnya menjelaskan kondisi
dari masing-masing indikator (penyediaan dan pelayanan) berdasarkan perbandingan dari
hasil observasi dan persepsi pengunjung pasar. Dari perbandingan antara hasil observasi dan
persepsi pengunjung maka akan diketahui penyediaan dan pelayanan parkir di pasar
tradisional berada pada tingkatan berapa. Berikut tabel tingkatan efektivitas parkir di pasar
tradidional:

Tabel 3.6
Tingkat Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
0-25% Belum Efektif
26-50% Kurang Efektif
51-75% Cukup Efektif
76-100% Efektif
Sumber : Hasil Analisis, 2012

commit to user

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

INPUT PROSES OUTPUT

Aktivitas pengunjung An. Kebutuhan


pasar tradisional Parkir Kebutuhan Parkir
Berdasarkan Pengunjung Pasar
Ragam Aktivitas
Pengunjung Pasar

Kebutuhan ruang parkir:


Jumlah kendaraan Efektivitas parkir di
Waktu parkir An. Efektivitas
pasar tradisional
Kapasitas ruang Parkir Di Pasar dilihat dari
parkir yang tersedia Tradisonal kebutuhan ruang
saat ini parkir, ketersediaan
fasilitasnya dan
pelayanan yang
diberikan

Tingkat pelayanan parkir:


Kondisi dan
aksesibilitas fasilitas
parkir
Keamanan fasilitas
parkir
Keandalan fasilitas
parkir
Kenyamanan fasilitas
parkir
Fasilitas penunjang

Gambar 3.1; Kerangka Analisis Penelitian


Sumber: hasil analisis peneliti 2012

commit to user

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 4
HASIL PENELITIAN PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA
KOTA SURAKARTA

Pada bagian ini akan dijelakan mengenai kondisi dari area parkir yang ada di Pasar
Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi. Penjelasan yang akan disampaikan anatara lain terkait
dengan kemampuan fsilitas parkir yang digunakan sekarang dalam menampung semua
kebutuhan para pengunjung pasar, hasil pengamatan di lapangan terkait dengan kondisi fisik
dan pelayanan parkir, serta hasil kuesioner yang dibagikan kepada pengguna pasar dengan
teknik sampling yang telah ditentukan.

4.1 Penyediaan dan Pelayanan Parkir di Pasar Saat Ini


4.1.1 Fasilitas Parkir yang Ada Saat Ini
Pasar tradisional mempunyai pengaruh besar terhadap taraf dan mutu kehidupan
masyarakat, pola pertumbuhan dan kemajuan perkembangan ekonomi masyarakat dan
wilayah Kota Surakarta. Pasar tradisional bukan hanya berperan sebagai lembaga ekonomi
tetapi pasar juga bisa berperan sebagai wadah interaksi sosial diantara pengguna pasar. Pada
tahun 2010 terdapat 44 buah pasar yang tersebar di seluruh Kota Surakarta, meskipun saat ini
di Kota Surakarta banyak bermunculan pasar-pasar modern yang menyediakan barang lebih
bagus, tempat yang menarik dan fasilitas parkir yang tersedia sangat luas, tetapi pasar
tradisional tidak kehilangan pamornya. Berikut hasil temuan lapangan tentang fasilitas parkir
di Pasar Gede, Klewer dan Legi.

a. Besaran Fasilitas Parkir Saat Ini


Pasar Gede, Klewer dan Legi merupakan pasar-pasar utama yang ada di Kota
Surakarta, dengan luas area lebih dari 10000 m 2 pasar-pasar tradisional ini tidak memiliki
lahan parkir yang cukup untuk menampung seluruh kebutuhan para pengunjung pasar. Dari
teori yang ada diketahui jika sebuah pasar memiliki luas area minimal 10000 m2 maka jumlah
petak petak parkir yang harus tersedia untuk pengunjung pasar sebanyak 125 buah, tetapi
kenyataannya di lapangan petak parkir untuk para pengunjung pasar tidak sesuai jumlahnya.
Berikut jumlah parkir yang ada dimasing-masing lokasi pasar:

commit to user

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.1
Jumlah Petak Parkir Resmi di Pasar Tradisional
Luas Pasar Jumlah Petak
No. Lokasi
(m2) Parkir Resmi
2
1. Pasar Gede 10. 421 m 110
2. Pasar Klewer 12. 950 m2 60
2
3. Pasar Legi 16. 640 m 130
Jumlah Petak Parkir 340
Sumber hasil observasi lapangan, 2012

Pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa jumlah petak parkir untuk Pasar Gede dan Klewer
jumlahnya sangat jauh dari jumlah minimal petak parkir yang telah ditentukan, hanya Pasar
Legi yang telah menyediakan atau memiliki petak parkir sesuai dengan peraturan. Tetapi
jumlah petak parkir ini hanya disediakan untuk kendaraan roda empat, sedangkan untuk
kendaraan roda dua keberadaannya masih menyatu atau bercampur dengan roda empat,
maksudnya disini, untuk para pengunjung pasar yang datang ke pasar dan membawa
kendaraan seperti motor dan sepeda pihak pengelola pasar belum mampu menyediakan lahan
parkir khusus bagi moda transportasi jenis ini, jadi di lapangan saat ini parkir untuk motor dan
sepeda masih menggunakan sebagian petak parkir untuk kendaraan roda empat atau mobil.
Dari hasil pengamatan di lapangan juga diketahui bahwa lahan parkir yang tersedia
saat ini masih belum mampu untuk menampung seluruh kendaraan para pengunjung pasar, hal
ini terbukti dengan masih banyaknya pengunjung Pasar Gede, Klewer dan Legi yang parkir di
luar area parkir yang telah tersediakan oleh pihak pengelola pasar. Meskipun dari ketiga
pasar, hanya Pasar Legi yang sudah memiliki area parkir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku tetapi pasar fasilitas parkir di pasar ini juga belum mampu untuk menampung seluruh
kendaraan para pengunjung pasar, terbukti masih banyak pengunjung yang parkir di jalan di
depan pasar, hal ini disebabkan karena area parkir Pasar Legi juga menjadi tempat transit
angkutan umum atau terminal angkutan kota dan kendaraan para pedagang pasar juga
diparkirkan disitu juga, karena ada beberapa kios milik pedagang pasar yang berada dekat
dengan area parkir, jadi banyak pengunjung pasar yang lebih memilih parkir diluar pasar
karena di dalam pasar mereka sulit untuk mendapatkan tempat parkir. Masalah ini bukan
hanya terjadi di Pasar Legi saja tetapi di Pasar Gede dan Klewer juga mengalami masalah
yang sama, tetapi untuk kedua pasar ini masalahnya sangat nyata yaitu alokasi lahan untuk
parkir yang tidak ada dan adapun letaknya berada di badan jalan, selain itu keberadaan area
parkir ini juga terdesak oleh para pedagang oprokan yang sengaja menggelar dagangan
mereka di area parkir, otomatis kendaraan para pengunjung pasar yang parkir mengganggu
commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sirkulasi lalu lintas yang sedang berlangsung disekitar pasar dan akhirnya kemacetanpun
sering terjadi.
Untuk lebih jelasnya mengenai besaran dan keadaan eksisting fasilitas parkir di Pasar
Gede, Klewer dan Legi disajikan dalam gambar berikut ini:

Keadaan pasar tradisional utama di Kota Surakarta cukup


memprihatinkan karena banyaknya pedagang oprokan yang
berada mengelilingi Pasar Gede, Klewer dan Legi, sehingga
terkesan kumuh. Kurangnya lahan parkir, menyebabkan
semakin kecilnya jalan menuju Pasar Gede, Klewer dan Legi
dan terlihat semerawut.

Keberadaan kendaraan roda tiga atau becak yang berparkir


ditengah tengah jalan, mejadikan Pasar Gede, Klewer dan Legi
semakin semerawut dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Gambar 4.1
Besaran Dan Keadaan Eksisting Fasilitas Parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi
Sumber: hasil observasi lapangan, 2012

b. Tipe Fasilitas Parkir Saat Ini


Pasar Gede, Klewer dan Legi merupakan pasar-pasar utama di Kota Surakarta,
dimana ketiga pasar ini menjual komoditas barang yang berbeda-beda. Diketahui ketiga pasar
ini pernah mengalami renovasi, tetapi renovasi ini hanya dilakukan pada bagian bangunannya
saja, untuk fasilitas parkir belum terjadi perubahan dan penambahan sesuai dengan kebutuhan
para penggunanya. Belum adanya perubahan pada fasilitas parkir di masing-masing pasar ini
disebabkan karena tidak adanya lagi lahan kosong disekitar pasar. Berdasarkan keterangan
dalam besaran parkir di pasar tradisional diatas diketahui untuk Pasar Gede dan Klewer area
parkir untuk para pengunjung pasar berada di badan jalan, jadi dapat disimpulkan jenis atau
tipe fasilitas parkir dilihat dari segi penempatannya untuk Pasar Gede dan Klewer masuk
dalam jenis On Street Parking. Sedangkan untuk Pasar Legi karena area parkirnya berada di
commit to user
dalam lokasi pasar maka jenis atau tipe parkirnya masuk dalam jenis Off Street Parking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.1.2 Pelayanan Parkir di Pasar Saat Ini


Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi pelayanan parkir yang ada di Pasar
Gede, Klewer dan Legi saat ini, terlihat bahwa kondisi lokasi area parkir yang terletak di
badan jalan sangat menganggu sirkulasi disekitar pasar. Hal ini disebabkan karena kurangnya
alokasi lahan dan jumlah kebutuhan akan area parkir semakin meningkat. Meskipun diketahui
letak parkir berada di dekat pasar tetapi karena alokasi lahan yang kurang dan letaknya di
badan jalan hal ini yang menyebabkan beberapa pengunjung pasar tidak dapat memarkirkan
kendaraan yang mereka bawa tempat parkir terdekat dengan pasar.
Pelayanan parkir bukan dilihat dari segi lokasinya saja tetapi ada keamanan,
keandalan, kenyamanan dan fasilitas penunjang. Untuk keamanan di area parkir Pasar Gede,
Klewer dan Legi jarang sekali terjadi tindak kriminalitas berat seperti pencurian kendaraan,
tetapi masalah kerusakan kendaraan sering terjadi seperti cat mobil yang terkelupas. Hal ini
disebabkan karena ruang parkir setiap petak parkir tidak sesuai. Diketahui untuk ruang
manuver kendaraan di ketiga pasar tidak ada yang efektif, jadi petak parkir yang tersedia
diketiga pasar hanya memuat luas untuk satu jenis golongan kendaraan beserta lebar buka
tutup pintu mobil, tetapi untuk manuver kendaraan tidak diikut sertakan, lagi-lagi hal ini
disebabkan karena kurangnya alokasi lahan. Selain itu diketiga pasar tidak terdapat fasilitas
peneduh berupa atap, hanya terdapat kardus untuk menutup kaca depan mobil dan jok motor
saja, dan area pejalan kaki yang tersia didepan pasar malah dijadikan empat untuk parkir
kendaraan roda dua dan tiga, meskipun ada tanda dilarang parkir di area paejlan kaki tetap
saja area tersebut digunakan sebagai tempat parkir.
Kurangnya alokasi lahan juga menimbulkan masalah lain yaitu munculnya pasar
kedua di area parkir. Sebagai contoh terlihat dengan jelas di Pasar Klewer banyak pedagang
baik oprokan maupun yang sudah memiliki kios didalam pasar memilih jualan di tempat
parkir, karena mereka beranggapan akan lebih mudah menjaring para pembeli jika mereka
berada disitu, akibat adanya hal ini kendaraan pengunjung harus parkir jauh dari pasar dan
mengakibatkan kemacetan lalu lintas juga.

4.2 Kebutuhan Parkir Pengunjung Pasar


4.2.1 Profil Pengunjung Pasar
Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung pasar tradisional di Kota
Surakarta tepatnya pengunjung yang datang ke Pasar Gede, Klewer dan Legi dalam kurun
waktu satu hari. Responden dalam dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa
aktivitas responden yaitu responden yang sengaja datang ke pasar tetapi tidak memiliki tujuan
commit
untuk membeli, responden yang datang ke to userdengan tujuan membeli tetapi belum
pasar

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mempunyai tujuan akan membeli di kios/ los yang mana, serta responden yang datang kepasar
dan telah memiliki tujuan akan membeli barang di kios/ los yang ada di pasar. Jumlah
kuesioner yang dikumpulkan sebanyak 385 kuesioner, dengan total responden dalam
penelitian ini ada 385 pengunjung yang terbagi di 3 pasar. Data karakteristik responden
berdasarkan tujuan/ keperluan di Pasar, dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Aktivitas Responden di Pasar Tradisional
Membeli
Keperluan Sekedar Belanja/ Barang Untuk Jumlah
Berkunjung Membeli Dijual Lagi/ Responden
Pasar Barang Berlangganan
Pasar Gede 7 42 13 62
Pasar Klewer 53 91 32 176
Pasar Legi 16 89 42 147
Jumlah Keperluan 76 222 87 385
Persentase 20% 58% 23% 100%
Sumber: hasil olah data, 2012
Berikut ini grafik yang menunjukan perbandingan tujuan pengunjung pasar datang ke
pasar tradisional, dari tujuan ini lah nantinya bisa diketahui berapa waktu yang dibutuhkan
masing-masing karakteristik responden ini dalam memarkirkan kendaraan yang mereka bawa.

Grafik Aktivitas Responden berdasarkan Tujuan/


Keperluan di Pasar
Sekedar Berkunjung

22% 20%
Belanja/ Membeli
Barang

58% Membeli Barang untuk


Dijual Lagi/
Berlangganan

Gambar 4.2
Grafik Aktivitas Responden Berdasarkan Tujuan/ Keperluan di Pasar
Sumber: hasil olah data, 2012

Dari grafik di atas terlihat jelas bahwa tujuan terbesar pengunjung datang ke pasar
tradisional adalah untuk membeli barang tetapi belum tahu atau belum memiliki tujuan akan
membeli di kios atau pedagang yang mana, mereka masih mencari-cari kios mana yang
menyediakan barang yang mereka perlukan dan harganya pun terjangkau.
4.2.2 Penyediaan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
Berdasarkan hasil kuesioner terkait dengan tanggapan pengunjung pasar terhadap
commit to user
penyediaan fasilitas parkir akan dijelaskan secara rinci di bawah ini, yaitu berdasarkan aspek
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

atau variabel kebutuhan ruang parkir oleh para pengunjung pasar tradisional. Berikut ini
jawaban atau tanggapan para pengunjung pasar terhadap penyediaan fasilitas parkir di Pasar
Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi, yang terbagi dalam beberapa indikator dari variabel
kebutuhan ruang parkir:
a. Jenis dan Jumlah Kendaraan yang Dibawa oleh Pengunjung Pasar
Dari daftar pertanyaan yang diberikan kebeberapa sampel pengunjung yang datang
ke Pasar Gede, Klewer dan Legi diketahui jenis kendaraan yang banyak digunakan oleh para
responden adalah jenis kendaraan roda 2/ motor/ sepeda, sedangkan untuk kendaraan roda 4/
mobil jumlahnya juga hampir sama dengan kendaraan roda 2/ motor tetapi terlihat dalam
dalam tabel 4.3 jumlah kendaraan roda dua hampir lima kali lipat jumlahnya dari kendaraan
roda empat. Berikut tabel jenis kendaraan yang digunakan oleh para responden:
Tabel 4.3
Jenis Kendaraan Yang Digunakan Oleh Para Responden
Jenis Kendaraan
No. Lokasi Pasar
Roda 2/ Motor Roda 4/ Mobil
1 Pasar Gede 47 15
2 Pasar Klewer 157 19
3 Pasar Legi 112 35
Jumlah Kendaraan 316 69
Persentase 82% 18%
Sumber: hasil hasil olah data, 2012

Berikut grafik perbandingan jumlah kendaraan berdasarkan jenisnya yang dibawa


oleh pengunjung ke pasar. Perbandingan jenis kendaraan ini nantinya akan berpengaruh pada
kebutuhan ruang parkir pasar tradisional.

Grafik Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya

18%
Roda 2
Roda 4
82%

Gambar 4.3
Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya
Sumber: hasil olah data, 2012
b. Waktu Parkir Para Pengunjung Pasar
Dari tabel dan gambar aktivitas responden berdasarkan tujuan/ keperluan di pasar
commit
terlihat bahwa, sebanyak 58% pengunjung to user
yang datang ke pasar tradisional untuk belanja

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

rata-rata mereka membutuhkan waktu untuk berada di dalam pasar selama 1 sampai 2 jam.
Sedangkan pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan belanja dan sudah tahu akan
membelinya di pedagang atau kios yang mana, mereka tidak memerlukan waktu yang lama
untuk berada di dalam pasar, rata-rata responden dengan keperluan ini memerlukan waktu
kurang dari satu jam untuk memarkirkan kendaraan yang mereka bawa. Untuk pengunjung
yang hanya sekedar berkunjung, waktu yang diperlukan untuk parkir tidaklah menentu,
karena mereka bisa saja menghabiskan waktu lebih lama di dalam pasar tetapi bisa juga
sangat sebentar di dalam pasar. Lamanya pengunjung berada di dalam pasar sangat
mempengaruhi kebutuhan ruang parkir, karena kebutuhan ruang parkir yang ada saat ini
dipengaruhi oleh jumlah pengunjung yang datang dan lamanya mereka menggunakan area
parkir yang ada saat ini.
Berdasarkan pengamatan lapangan dan tanggapan dari para responden jam-jam
puncak parkir terjadi antara pukul 11:00 sampai pukul 14:00. Pada jam-jam itulah tempat
parkir yang tersedia disekitar pasar sangat penuh dan menimbulkan kemacetan di sekitarnya,
hal ini di karenakan pengaturan atau penataannya belum sempurna dan tempat yang tersedia
untuk parkir didekat pasar sangat kurang, jadi mereka yang datang ke pasar pada jam-jam
tersebut lebih memilih memarkirkan kendaraan mereka di tepi-tepi atau badan jalan dimana
lokasinya paling dekat dengan pasar, hal inilah yang menyebabkan kesemerawutan lalu lintas
disekitar pasar pada pukul tersebut. Kurangnya lahan parkir dan penataan yang tidak
sempurna juga mengakibatkan beberapa pengunjung harus rela parkir jauh dari area parkir
yang ada saat ini. Berikut tabel yang menunjukan alasan para pengunjung pasar memilih
tempat parkir yang digunakan pada saat itu:
Tabel 4.4
Alasan Pengunjung Pasar Memilih Tempat Parkir
Dekat Dengan Mudah >60 M
No. Lokasi Aman
Pasar Manuver (Terpaksa)
1. Pasar Gede 47 6 1 8
2. Pasar Klewer 125 21 0 30
3. Pasar Legi 98 20 6 23
Total 270 47 7 61
Prosentase 70% 12% 2% 16%
Sumber: hasil olah data, 2012

Perbandingan alasan responden dalam memilih tempat parkir dapat terlihat dari
grafik di bawah ini:

commit to user

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir

16%
2%
Dekat dengan Pasar
Aman
12%
Mudah Manuver
> 60 m (Terpaksa)
70%

Gambar 4.4
Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir
Sumber: hasil olah data, 2012

Dengan masih kurangnya lahan parkir yang ada saat ini kemudian didukung dengan
penataan kendaraan yang tidak sempurna di dalam area parkir serta masih ditemukan banyak
pengunjung pasar yang parkir lebih jauh dari area parkir yang telah disediakan dan dari semua
hal ini menimbulkan masalah yaitu kemacetan lalu lintas di sekitar pasar.

commit to user

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Efektivitas penyediaan parkir di pasar tradisional dapat di lihat dan dihitung dengan
cara membandingkan kapasitas area parkir yang ada saat ini di masing-masing pasar
tradisional dengan kebutuhan parkir pengunjungnya itu sendiri. Berikut tabel nilai keefektivan
penyediaan parkir di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi:

Tabel 4.5
Tingkat Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional Berdasarkan
Kebutuhan Pengunjung Pasar
Kriteria Hasil Penilaian
Efektivitas
Efektivitas Pasar Gede Pasar Klewer Pasar Legi
No. Penyediaan
Penyediaan
Parkir Supply Kebutuhan Supply Kebutuhan Supply Kebutuhan
Parkir
1. Kapasitas 125 petak 110 ~ 60 ~ 130 ~
parkir
2. Kendaraan 80% dari
Roda 4 seluruh petak
88 15 (14%) 48 19 (32%) 104 35 (27%)
parkir yang
ada
3. Kendaraan 20% dari
Roda 2 seluruh petak
22 16 (15%) 12 52 (87%) 26 37 (28%)
parkir yang
ada
Interval Nilai 3 1 4
Tingkat Efektivitas Cukup Efektif Tidak Efektif Efektif
Sumber: hasil analisis peneliti,2012
Keterangan: ~ (tidak diketahui)
Dari ketiga pasar yang telah dilakukan penilaian terhadap keefektivan penyediaan
parkir berdasarkan kebutuhan pengunjung pasar maka diperoleh untuk Pasar Gede dengan
tingkatan efektivitas masuk dalam interval nilai ketiga yaitu cukup efektif, hal ini terlihat
pada tabel 4.5 kapasitas parkir yang sudah ada saat hanya berjumlah 110 petak tetapi untuk
kebutuhan parkir roda dua dan empatnya masih dapat tertampung tetapi berbeda jika pada saat
waktu-waktu sibuk biasanya kendaraan pengunjung yang parkir masuk sampai ke badan jalan
dan mengganggu sirkulasi lalu lintas di sekitar pasar. Begitu pula dengan Pasar Klewer
terlihat dalam tabel ketersediaan petak parkir pengunjung hanya ada 60 petak dan kebutuhan
parkir kendaraan roda dua pengunjung sangat tinggi bila dibandingkan dengan ketersediaan
petak parkir saat ini. Dan untuk Pasar Legi kapasitas parkir yang ada saat ini sudah memenuhi
ketentuan yang ada dan kebutuhan parkir kendaraan roda empat juga masih bisa tertampung
tetapi kebutuhan parkir kendaraan roda dua belum bisa seluruhnya tertampung di tempat
parkir di dalam pasar.
Jadi dapat diketahui dari ketiga pasar hanya ada satu yang sudah masuk dalam
katagori efektif dan secara keseluruhan penyediaan parkir di pasar tradisional menurut
commit to user

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perhitungan 1 efektif / jumlah pasar = 1/3 * 100% = 33,3% dan masuk dalam tingkatan
keefektivan nomor 2 yaitu Tidak/ Belum Efektif.
4.2.3 Pelayanan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka serta diperkuat dengan peninjauan langsung di
lapangan (dokumentasi) dan kriteria-kriteria yang menjadi instrumen wawancara pada
formulir wawancara, maka diperoleh tanggapan dari para responden yaitu pengunjung pasar
tentang kondisi dan situasi lokasi parkir yang tersedia dan mereka gunakan saat itu.
Kesimpulan dari tanggapan responden tentang fasilitas parkir dilihat dari tingkat
pelayanannya adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Lokasi Fasilitas Parkir
Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, banyak pengunjung yang datang
ke Pasar Gede, Klewer dan Legi lebih banyak memilih memarkirkan kendaraan yang mereka
bawa saat itu di dekat pintu-pintu masuk pasar dan kios-kios yang akan mereka tuju. Menurut
mereka jika mereka parkir di dekat pasar akses yang mereka tempuh cepat dan mudah, selain
itu mereka dapat mengawasi kendaraan yang mereka bawa, bukan hanya itu saja jika mereka
parkir dekat dengan pasar, mereka akan lebih mudah memasukan belanjaan yang dibeli ke
kendaraan yang mereka bawa karena jaraknya tidak terlalu jauh. Dengan tingginya keinginan
para pengunjung pasar untuk memarkirkan kendaraan mereka di area terdekat dengan pasar
tetapi kenyataannya di lapangan area parkir yang digunakan terletak di pinggir jalan dan pada
saat jam-jam puncak pengunjung, parkir ini akan meluas masuk sampai ke badan jalan dan hal
ini sangat menganggu kenyamanan pengguna jalan yang lain.
Memang kenyataan di lapangan banyak responden yang memilih memarkirkan
kendaraan yang mereka bawa saat itu di dekat pasar, tetapi ada beberapa responden yang
harus memarkirkan kendaraan mereka jauh dari pasar atau jaraknya lebih dari 60 meter dari
dinding terluar pasar, hal ini dikarenakan rata-rata pengunjung ini ingin memarkirkan
kendaraan mereka didekat pasar tapi apa daya area parkir yang terdekat dengan pasar dan
masuk dalam area ideal yaitu <60 m sudah penuh atau tidak dapat lagi menampung kendaraan
yang masuk, hal ini lah yang menyebabkab kebutuhan ruang parkir pengunjung tidak dapat
terpenuhi. Berikut tabel yang menunjukan tanggapan para pengunjung pasar tentang kualitas
lokasi fasilitas parkir yang ada saat ini:

commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6
Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Parkir Saat Ini
Value
Kebutuhan Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Jumlah Jawaban
Jenis Kendaraan 0 54 148 183 385
Jumlah Kendaraan 7 47 61 270 385
Waktu Parkir 186 89 60 50 385
Jumlah Pendapat 193 190 269 503 1155
Persentase 17% 16% 23% 44% 100%
Sumber: hasil olah data, 2012

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Parkir

17% Tidak Baik


44% Kurang Baik
16%
Cukup Baik

23% Baik

Gambar 4.5
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Lokasi Parkir Pasar Tradisional
Sumber: hasil olah data, 2012

2. Kualitas Keamanan di Fasilitas Parkir


Dari segi keamanan menurut pendapat para responden yang datang ke Pasar Gede,
Klewer dan Legi mereka jarang sekali mengalami yang namanya tindak pencurian kendaraan,
karena petugas parkir yang ada benar-benar menjaga keamanan kendaraan para pengguna
pasar dan daerah sekitarnya. Tindak pencurian memang jarang terjadi tetapi tingkat kerusakan
kendaraan yang dialami oleh responden cukup tinggi, hal ini karena penataan parkir yang
belum sempurna dan sempitnya lahan parkir yang ada saat, jadi banyak kendaraan yang di
parkirkan mepet tidak sesuai dengan petak parkir menurut standar yang ada. Berikut tabel
data tanggapan para pengunjung pasar tentang keamanan di area parkir:
Tabel 4.7
Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat Ini
Value Tidak Kurang Cukup
Kebutuhan Baik Baik Baik Baik Jumlah Jawaban
Jenis Kendaraan 0 10 125 250 385
Jumlah Kendaraan 0 27 216 142 385
Waktu Parkir 5 280 100 0 385
Jumlah Pendapat 5 317 441 392 1155
Persentase 0% 27% 38% 34% 100%
commit
Sumber: to user
hasil olah data, 2012

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir

0%

28%
34% Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik

38%

Gambar 4.6
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Keamanan Parkir Pasar Tradisional
Sumber: hasil olah data, 2012

3. Kualitas Keandalan Fasilitas Parkir


Untuk data hasil mengenai keandalan kami membaginya dalam dua kelompok yaitu
tentang alih fungsi fasilitas parkir dan penataan kendaraan di dalam fasilitas parkir di pasar
tradisional. Berikut hasil pendapat para pengunjung pasar tentang hal apa yang dirasakan dan
dilihat tentang perubahan fungsi fasilitas parkir dan penataan kendaraan parker di pasar
tradisional saat ini:

Tabel 4.8
Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat Ini
Value Tidak Kurang Jumlah
Kebutuhan Baik Baik Cukup Baik Baik Jawaban
Jenis Kendaraan 54 148 183 0 385
Jumlah Kendaraan 67 73 147 98 385
Waktu Parkir 0 164 145 76 385
Jumlah Pendapat 121 385 475 174 1155
Persentase 10% 33% 41% 15% 100%
Sumber: hasil olah data, 2012

commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan


Parkir

15% 11%

Tidak Baik
Kurang Baik
33% Cukup Baik
Baik
41%

Gambar 4.7
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Fasilitas Parkir Saat Ini
Sumber: hasil olah data, 2012

Dari tabel dan grafik tanggapan para responden tentang kualitas keandalan fasilitas
parkir maka dapat disimpulkan para pengunjung yang datang ke pasar tradisional merasa
sangat terganggu dengan adanya perubahan fungsi fasilitas parkir atau area parkir menjadi
tempat jualan para pedagang oprokan, hal ini mengakibatkan hak para pengunjung pasar yang
membawa kendaraan dan ingin memarkirkan kendaraan meraka di area parkir terdekat dengan
pasar menjadi tidak terlakasana, karena tempat parkir terdekat sudah penuh dengan kendaraan
pengunjung yang datang duluan dan kapasitasnya pun tidak dapat menampung lagi kendaraan
yang masuk serta juga dipengaruhi oleh adanya pedagang oprokan yang tidak memiliki
tempat jualan di dalam pasar sehingga memilih menggelar dagangannya di area parkir.
Berikut ini kami sajikan gambar-gambar yang menunjukan perubahan fungsi lahan parkir dan
penataan yang tidak sempurna di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi:

commit to user

56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Kualitas Kenyamanan Fasilitas Parkir


Sempitnya lahan parkir serta penataan kendaraan yang tidak sempurna sedangkan
kebutuhan ruang parkir kendaraan semakin meningkat, mengakibatkan kendaraan yang
dibawa oleh para pengguna pasar sulit untuk melakukan manuver kendaraan, hal ini sangat di
eluhkan oleh para pengguna parkir apalagi pada saat jam-jam ramainya pengunjung, mereka
sangat susah untuk mengeluarkan kendaraan yang mereka bawa dari area parkir yang mereka
gunakan saat itu. Penyebab dari susahnya para pengguna parkir pasar mengelurkan
kendaaraan yang mereka bawa dari area parkir tersebut karena petak parkir yang ada saat ini
ukuran petak parkirnya belum sesuai dengan standar serta tugas para petugas parkir belum
maksimal dalam penataan kendaraan yang parkir. Berikut tabel yang menunjukan pendapat
para responden tentang kualitas kenyamanan area parker saat ini:
Tabel 4.9
Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyamanan Parkir Saat Ini
Value Tidak Kurang Cukup
Kebutuhan Baik Baik Baik Baik Jumlah Jawaban
Jenis Kendaraan 80 106 157 42 385
Jumlah Kendaraan 0 99 231 55 385
Waktu Parkir 0 98 233 54 385
Jumlah Kolom 80 303 621 151 1155
Persentase 7% 26% 54% 13% 100%
Sumber: hasil olah data, 2012

Berikut grafik yang menggambarkan pendapat para pengunjung tentang kenyamanan


dalam melakukan manuver atau mengeluar masukkan kendaraan di dan ke area parkir
maupun petak parkir yang ada dan tersedia di pasar tradisional saat ini:

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyaman Parkir

13% 7% Tidak Baik


Kurang Baik
26%
Cukup Baik
Baik
54%

Gambar 4.8
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kemudahan dalam
Melakukan Manuver Kendaraan
Sumber: hasil olah data, 2012
commit to user

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Fasilitas Penunjang yang terdapat di Area Parkir Saat Ini


Ketiga lokasi pasar tradisional ini dapat mewakili keadaan fasilitas penunjang parkir
di seluruh pasar tradisional di Kota Surakarta. Fasilitas penunjang untuk para penyandang
cacat dan para pejalan kaki yang datang ke pasar tidak tersedia, ada pun fungsinya berubah
menjadi lahan parkir dadakan oleh pedagang oprokan yang tidak memiliki kios di dalam
pasar. hal ini juga dieluhkan oleh beberapa responden terutama oleh para pengguna parkir
pasar yang harus memarkirkan kendaraan jauh dari pasar, karena area parkir di sekitar pasar
sangat penuh. Jika pada siang hari cuaca sangat panas dan pada bulan-bulan tertentu juga
hujan sering turun tetapi fasilitas seperti pelindung/ terpal juga tidak tersedia, hal ini juga di
eluhkan pembeli dan pedagang yang datang ke pasar gede, klewer dan legi. Berikut table yang
menunjukan kualitas fasilitas penunjang parker menurut pendapat para responden:

Tabel 4.10
Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas Penunjang Parkir Saat Ini
Value Tidak Kurang Cukup Jumlah
Kebutuhan Baik Baik Baik Baik Jawaban
Jenis Kendaraan 193 178 14 0 385
Jumlah Kendaraan 191 181 13 0 385
Waktu Parkir 190 182 13 0 385
Jumlah Pendapat 574 541 40 0 1155
Persentase 50% 47% 3% 0% 100%
Sumber: hasil olah data, 2012

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas


Penunjang Parkir

3% 0%

Tidak Baik

50% Kurang Baik

47% Cukup Baik


Baik

Gambar 4.9
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kualitas Fasilitas Penunjang
Parkir di Pasar Tradisional
Sumber: hasil olah data, 2012
commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berikut gambar-gambar yang ada di lapangan terkait dengan fasilitas penunjang


suatu area parkir di pasar tradisional:

Meskipun terdapat pedestrian tetapi fungsinya


bukan untuk pejalan kaki, tetapi digunakan sebagai
tempat parker dan jualan pedagang oprokan

Belum terdapat atap peneduh di area parkir di Pasar


Gede, Klewer dan Legi

Gambar 4.10
Kondisi Fasilitas Pedestrian dan Peneduh di Area Parkir Pasar Tradisional
Sumber: hasil observasi lapangan, 2012

Dari hasil perolehan data terhadap faktor-faktor pembentuk efektivitas pelayanan


parkir di pasar tradisional berdasarkan kebutuhan para pengunjung pasar sebagai responden
dalam penelitian ini dapat diketahui bagaimanakah system pelayanan parkir yang sudah
dirasakan oleh para pengunjung selama ini. Tetapi penelitian ini tidak semata-mata berhenti
sampai disini, karena penelitian ini bukan meneliti sebatas persepsi pengunjung pasar saja
tetapi penentuan efektivitas ini haruslah berdasarkan teori-teori tentang efektivitas pelayanan
parkir yang kemudian juga dibandingkan dengan kebutuhan para pengunjung pasar. Berikut
ini table penilaian efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional dimana penilaiaannya
membandingkana antara teori dan standar yang ada dengan kebutuhan para pengunjung pasar
akan pelayanan parkir saat ini:

commit to user

54
Tabel 4.11
Tingkat Efektivitas Pelayanan Parkir dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
Kebutuhan Pelayanan + Kebutuhan Pengunjung Total
L+JN L+JM L+W KA+JN KA+JM KA+W KN+JN KN+JM KN+W KY+JN KY+JM KY+W FP+JN FP+JM FP+W Jawaban
Value
Tidak Efektif 0 7 186 0 0 5 54 67 0 80 0 0 193 191 190 973
Kurang Efektif 54 47 89 10 27 280 148 73 164 106 99 98 178 181 182 1736
Cukup Efektif 148 61 60 125 216 100 183 147 145 157 231 233 14 13 13 1846
Efektif 183 270 50 250 142 0 0 98 76 42 55 54 0 0 0 1220
perpustakaan.uns.ac.id

Total Responden 385 385 385 385 385 385 385 385 385 385 385 385 385 385 385 5775
Sumber: hasil analisis peneliti, 2012
Keterangan singkatan: JN (Jenis Kendaraan), JM (Jumlah Kendaraan), W (Waktu Parkir), L (Lokasi Parkir), KA (Keamanan),
KN (Keandalan), KY (Kenyamanan), FP (Fasilitas Pnunjang)

Skor Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional Saat Ini:

commit to user
digilib.uns.ac.id

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari hasil perhitungan terhadap pendapat responden tentang kualitas pelayanan parkir
saat ini di pasar tradisional maka diperoleh skor efektivitas pelayanan parkir saat ini adalah
990,8, dan jika dilihat dalam tabel tingkatan efektivitas pelayanan parkir menurut kebutuhan
pengunjung pasar berada pada tingkatan ketiga yaitu cukup efektif.
Dari hasil pengolahan data berupa pembobotan terhadap efektivitas penyediaan dan
pelayanan parkir berdasarkan kebutuhan pengunjung pasar maka diperoleh skor untuk
penyediaan adalah 33% dan pelayanan adalah 990,8. Tetapi disini peneliaan keduanya belum
setara karena untuk pelayanan belum dalam persenan (%), maka dari itu untuk mengetahui
tingkat efektivitas parkir di pasar tradisional maka pelayanan parkirnya terlebih dahulu harus
dipersenkan. Berikut perhitungan persentase pelayanan parkir berdasarkan kebutuhan
pengunjung pasar:

Dari perhitungan diatas maka diperoleh nilai pelayanan parkir 64 persen dan tetap pada
tingkatan efektivitas ketiga. Dengan nilai yang sudah setara saat ini maka efektivitas parkir di
pasar tradisional saat ini memperoleh nilai:

Setelah dilakukan perhitungan maka efektivitas parkir berdasarkan kebutuhan para


pengunjung pasar tradisional saat ini berada pada tingkatan kedua (2), karena memperoleh skor
48,65 % dan dapat dikatakan penyediaan dan pelayanan yang telah ada saat ini kurang efektif.
4.3 Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
Penilaian efektivitas parkir di pasar tradisional pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan pada hasil pengamatan peneliti dan hasil persepsi dari pengunjung pasar tradisional.
Hasil persepsi pengunjung pasar diperoleh dari kuesioner dan telah dilakukan pembobotan/
perhitungan skor. Dari hasil pengamatan dan penilaian di lapangan dan hasil perhitungan
terhadap persepsi pengunjung pasar, selanjutnya dilakukan perbandingan terhadap keduanya dan
akan diketahui seberapa efektifkah parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi saat ini. Secara lebih
rinci analisis yang dilakukan dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.12
Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Surakarta
Variabel Hasil Pengamatan Persepsi Pengunjung Hasil Perbandingan
Penyediaan Alokasi fasilitas Kurang Efektif Secara keseluruhan
Parkir parkir kurang dan penyediaan parkir di
mengakibatkan Skor penilaian: 33,3% pasar tradisional
seluruh kebutuhan Tolok ukur kurang masih kurang efektif,
pengunjung pasar efektif: 26%-50% kareana belum
tidak dapat
commit to user mampu untuk
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Variabel Hasil Pengamatan Persepsi Pengunjung Hasil Perbandingan


tertampung menampung seluruh
Belum tersedianya kendaraan
petak khusus parkir pengunjung pasar
untuk kendaraan roda baik itu di jam-jam
2 biasa maupun di jam-
Pada saat jam puncak jam puncak parkir hal
parkir, kendaraan ini disebabkan karena
pengunjung masuk ke tidak ada lahan lagi
badan jalan dan di dalam area pasar
menganggu sirkulasi maupun sekitarnya
lalu lintas untuk penambahan
fasilitas parkir yang
lebih baik lagi.
Pelayanan Terjadi alih fungsi Cukup Efektif Kondisi atau tingkat
Parkir fasilitas parkir pelayanan parkir saat
menjadi pasar kedua Skor Penilaian: 64% ini bisa dikatakan
Masih banyak belum atau tidak
ditemukan Tolok Ukur cukup efektif. hal ini
pengunjung yang efektif: 51%-75% dikarenakan dari lima
parkir jauh dari pasar, indikator pelayanan
karena tidak dapat hanya ada satu yang
tempat parkir sudah masuk dalam
Pengunjung sulit katagori efektif,
dalam melakukan tetapi untuk keempat
manuver kendaraan lainnya masih jauh
Ruang efektif parkir dari efektif. Kondisi
tidak sesuai standar ini disebabkan karena
akibatnya banyak belum terkolalaya
kendaraan yang dengan baik fasilitas
tergores parkir yang ada, dan
Tidak adanya fasilitas belum ada rencana
peneduh dan penambahan dan
pedestrian berubah perbaikan tempat
fungsi jadi tempat parkir di pasar
parkir kendaraan roda tradisional
2
Sumber: hasil analisis peneliti, 2012

Dari analisis di atas, dapat diketahui bahwa parkir yang ada di pasar tradisional saat ini
belum atau tidak efektif baik itu dari segi penyediaannya maupun pelayanan yang diberikan,
meskipun ada bebrapa indikator yang sudah masuk dalam katagori atau bernilai baik tetapi
karena sebagian besar indikator menunjukan hasil penilaian yang kurang efektif atau baik hal ini
mengakibatkan beberapa indikator yang baik tidak berguna dan tidak dapat menutupi
kekurangan yang ada.

BAB 5
commit
EFEKTIVITAS PARKIR to user
DI PASAR TRADISIONAL UTAMA
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KOTA SURAKARTA

Dalam bab ini, diberikan pembahasan terhadap hasil penelitian data yang telah
diperoleh dari lapangan sebelumnya dan di sesuaikan dengan metode yang telah ditentukan.
Pembahasan ini mencakup uraian dari analisis ragam aktivitas dan analisis efektivitas parkir di
pasar tradisional, dimana keluaran dari analisis ini dapat menjawab rumusan masalah dari
penelitian serta dapat digunakan sebagai masukan agar masalah parkir yang sedang terjad di
pasar-pasar tradisional saat ini tidak semakin meluas dan membentuk masalah-masalah lainnya
serta segera teratasi.

5.1 Analisis Kebutuhan Parkir Berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar


Dalam penelitian ini, jenis pengunjung dibagi berdasarkan maksud kunjungannya ke
pasar yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pertama, pengunjung yang datang ke pasar tetapi
tidak memiliki tujuan untuk membeli atau lebih tepatnya hanya sekedar berkunjung dan berjalan-
jalan di dalam pasar, kemudian kedua, pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan untuk
membeli suatu barang tetapi belum memiliki tujuan akan membeli barang di kios atau los yang
ada di dalam pasar, dan jenis yang ketiga, adalah pengunjung yang datang ke pasar dengan
tujuan membeli barang dalam jumlah besar dan untuk dijual kembali di tempat lain dan jenis ini
telah memiliki kios tujuan untuk membeli barang yang dibutuhkannya. Dari kuesioner yang
disebar kepada beberapa pengunjung pasar terlihat bahwa pengunjung yang datang ke pasar rata-
rata datang ke pasar dengan maksud dan tujuan untuk membeli barang tetapi mereka belum tahu
akan membeli di kios yang mana, biasanya pengunjung jenis ini akan berputar-putar dahulu di
dalam pasar untuk mencari barang yang dicari dengan kisaran harga yang sesuai dengan
keinginan mereka.
Setiap kelompok pengunjung ini memiliki jenis aktivitas utama yang berbeda yang
mereka lakukan di dalam pasar. Setiap pengunjung pasar yang datang pasti menggunakan
fasilitas parkir, dengan aktivitas yang beragam di masing-masing kelompok tidak menutup
kemungkinan penggunaan fasilitas parkir dalam jangka waktu tertentu juga mengganggu
keefektivan dalam ketersediaan fasilitas parkir yang ada. Pasar tradisional dan parkir merupakan
bagian dari ruang publik, sehingga tidak ada batasan penggunaannya, karena pada dasarnya rung
publik dapat diakses oleh siapapun/ umum dan setiap saat. Pengunjung pasar sebagai pelaku
kegiatan didalam pasar tradisional, memiliki kegiatan utama yaitu berbelanja dan melakukan
kegitan transaksi lainnya di dalam pasar. sesuai dengan lokasinya, maka pengunjung Pasar Gede,
Klewer dan Legi adalah masyrakat Kota Surakarta dan daerah sekitarnya tetapi tidak menutupi
commit
kemungkinan para wisatawan juga menjadi to user pasar-pasar ini dan penguunjung inilah
pengunjung
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang menjadi target utama untuk perkembangan suatu pasar.Berikut ini kami sajikan tabel anailis
skema kegiatan pengunjung pasar, yang sudah berdasarkan pada karakteristik pada bab data
sebelumnya.
Untuk kelompok pengunjung pertama, yakni pengunjung yang datang ke pasar tanpa
tujuan untuk membeli barang, aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh kelompok pertama ini
adalah aktivitas pasif. Sebagian besar dari mereka datang ke pasar tradisional baik itu ke Pasar
Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi hanya untuk sekedar melihat-lihat barang-barang yang
diperdagangkan disana dan menikmati bangunan sejarah dan budaya Kota Surakarta. Untuk
aktivitas aktif dari kelompok pertama ini banyak melakukan kegiatan berkeliling dan
mengumpulkan gambar berupa foto yang menarik dari masing-masing pasar tersebut. Dari
kegitan seperti ini pengunjung yang datang dapat terpuaskan karena mengetahui sejarah dan
budaya yang terkandung dalam bangunan pasar tradisional tersebut. Untuk jenis kelompok
pengunjung ini rata-rata waktu yang digunakan untuk memarkin kendaraan yang mereka bawa
tidak menentu, kalau untuk sekedar melihat dan berjalan-jalan saja mereka tidak memerlukan
waktu yang lama untuk parkir tetapi jika mereka wiasatawan biasanya mereka dapat
menghabiskan waktu lebih lama sekitar lebih dari satu jam berada di dalam pasar.
Untuk kelompok kedua yakni, pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan membeli
barang tetapi belum tahu akan membeli dimana. Jenis aktivitas yang dilakukan pengunjung ini
tidak terlalu jauh berbeda dengan kelompok pengunjung pertama yang hanya sekedar melihat-
lihat tanpa membeli apapun di dalam pasar. kelompok ini juga lebih banyak melakukan kegiatan
pasif terutama pada saat mencari-cari barang yang diinginkan. Bila dibandingkan dengan semua
jenis pengunjung, maka kegiatan berjalan-jalan di pasar lebih banyak dilakukan oleh kelompok
ini dan kelompok ini juga yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk memarkirkan
kendaraan mereka, rata-rata waktu yang digunakan oleh pengunjung jenis ini adalah lebih dari
dua jam di dalam pasar. selain bejalan-jalan dan membeli barang terjadi interaksi sosial antara
penjual dan pembeli pada kegiatan tawar-menawar barang. Biasanya kegiatan interaksi sosial ini
bukan hanya terjadi di satu tempat saja tetapi di beberapa tempat di dalam pasar dan oleh orang-
orang yang berbeda, jadi wawasan pengunjung tentang pasar dan barang yang diperjual belikan
menjadi bertambah.
Pada kelompok pengunjung yang ketiga yakni, pengunjung yang datang ke pasar
dengan tujuan untuk membeli barang dan sudah memiliki tempat yang akan dituju kelompok ini
lebih aktif dan tidak terlalu lama dalam menghabiskan waktu di pasar dan memarkirkan
kendaraannya. Kegiatan interaksi sosial juga dilakukan oleh kelompok ini tetapi tidak terlalu luas
karena proses tersebut hanya terjadi sebentar dan di satu tempat saja.
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari grafik dan penjelasan di atas rata-rata orang yang datang ke pasar untuk membeli
barang tetapi sebelum membeli barang dia masih berputar-putar dulu di dalam pasar untuk
mecarai barang yang diinginkannya dan dapat kita lihat skema kegiatannya, peluang pengunjung
pasar dengan kegiatan atau aktivitas seperti ini cenderung lebih lama dalam memarkirkan
kendaraan yang mereka bawa dibandingkan yang hanya sekedar berjalan-jalan dan membeli
barang di toko langganan. Jadi dapat di simpulkan orang yang berbelanja tapi belum tahu akan
membeli dimana menggunakan waktu lebih lama dan banyak dalam memarkirkan kendaraan
yang mereka bawa.

5.2 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional


Efektivitas parkir di pasar tradisional ini berisi tentang uraiaan terhadap hasil
perhitungan dari tanggapan pengunjung pasar terhadap penyediaan dan pelayanan parkir yang
dirasakan selama ini serta uraiaan dari hasil analisis terhadap penyediaan dan pelayanan parkir
sesuai dengan standar dan teori-teori tentang efektivitas yang kemudian dibandingkan dengan
kebutuhan para pengunjung pasar. berikut hasil uraiaan dari efekivitas penyediaan dan pelayanan
parkir di pasar tradisional:

5.2.1 Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional


Dari hasil analisis terhadap kapasitas parkir di pasar tradisional yang dibandingkan
dengan kebutuhan para pengunjung pasar diperoleh tingkatan parkir untuk ketiga pasar dalam
segi penyediaan parkir untuk saat ini masih dalam katagori atau tingkat belum efektif. Memang
dari ketiga pasar tidak semuanya menunjukan nilai yang belum efektif dari segi penyediaan
parkir untuk saat ini, contohnya Pasar Legi dimana dalam perhitungan atau penilaian secara
sendiri-sendiri memperoleh tingkatan yang sudah masuk tingkat efektif, karena lahan parkir atau
petak parkir resmi yang ada disana sudah lebih lebih dari standar yang harus tersedia.
Penyediaan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini yang belum masuk dalam tingkat
efektif salah satu penyebabnya adalah sempitnya lahan yang digunakan sebagai tempat penitipan
sementara kendaraan para pengunjung pasar. Sempitnya lahan ini disebabkan pula karena
kurangnya alokasi lahan utuk area parkir karena sejak pembangunan awalnya dahulu, pihak-
pihak yang terkait dengan pembangunan pasar tidak memperhatikan perkembangan penduduk
dan moda kendaraan. Akibat perkembangan penduduk kota yang setiap tahunnya selalu
meningkat juga menyebabkan perkembangan lahan dan kepemilikan kendaraan. Perkembangan
lahan disini terlihat jelas dari semakin padatnya bangunan yang ada disekitar pasar baik itu
bangunan pertokoan maupun permukiman masyarakat. Dengan semakin padatnya bangunan-
bangunan tersebut mengakibatkan sulitnya pemerintah daerah untuk membangun atau
commit
menambah area khusus untuk parkir para to user pasar, selain itu sempitnya lahan ini
pengunjung
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengakibatkan pula area parkir yang ada saat ini harus diletakkan di pinggir-pinggir badan jalan
di sekitar pasar. Penempatan ini jika pada jam-jam biasa dan hari-hari biasa memang tidak
mengganggu aktivitas lalu lintas yang ada disekitar pasar tetapi jika sudah masuk pada jam-jam
puncak orang berbelanja ke pasar, parkiran kendaraan pengunjung ini akan meluber sampai ke
badan jalan dan secara tidak langsung akibat adanya kegiatan parkir ini sirkulasi kendaraan yang
lewat disekitar pasar-pasar ini pun terhambat atau bisa dibilang muncul kemacetan akibat
kegiatan parkir ini.
Untuk Pasar Legi yang telah dikatakan efektif penyediaannya tidak luput dari masalah
seperti ini. Meskipun petak parkir yang dimilikinya sudah melebihi standar tetapi masih banyak
ditemukan para pengunjung pasar yang parkir di luar area parkir yang tersedia. Hal ini
dikarenakan mereka merasa aman dan mudah dalam melakukan manuver jika parkir diluar area
yang telah disediaakan oleh pihak pasar, tetapi ada pula yang terpaksa harus parkir jauh dari area
parkir terdekat dengan pintu masuk pasar karena area parkir terdekat sudah penuh dengan
kendaraan dan sudah masuk sampai ke badan jalan jika dia memaksa meletakkan kendaraan
yang mereka bawa untuk parkir di dekat pasar maka kerusakan kendaraan seperti tergores
dengan kendaraan yang lewat peluangnya semakin besar. Hal ini juga bukan hanya muncul
karena keterbatasan lahan parkir, dari pengamatan dilapangan tidak ditemukan area parkir atau
petak parkir khusus untuk kendaraan roda 2, jadi petak parkir yang ada saat ini di khususkan
untuk kendaraan roda 4. Hal ini juga menjadi penyebab dalam ketidakefektivan dalam
penyediaan fasilitas parkir, karena masih banyak ditemukan para pengunjung pasar yang
membawa kendaraan roda 2 harus memarkirkan kendaraan yang mereka bawa diantara atau sela-
sela kendaraan roda 4. Jadi kebutuhan parkir pengunjung yang membawa kendaraan jenis roda 2
kebutuhannya saat ini masih belum dapat terpenuhi dari fasilitas parkir yang tersedia dan akibat
dari semua masalah ini adalah kesemerawutan lalu lintas yang akhirnya mengganggu kelancaran
lau lintas dan menimbulkan kemacetan pula. Selain itu citra pasar tradisional sebagai ikon
sejarah Kota Surakarta juga semakin tidak terlihat karena terlihat kumuh dengan tumpukkan
kendaraan yang tidak tertata rapi.

5.2.2 Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional


Dari hasil penilaian terhadap pelayanan parkir di pasar tradisional yang dibandingkan
dengan kebutuhan para pengunjung pasar sebelumnya diperoleh tingkatan parkir kurang efektif
dengan nilai 579 dan masuk dalam interval nilai keefektifan kedua (2). Perolehan ini disebabkan
karena ada beberapa faktor penilaian efektivitas pelayanan parkir yang sangat kurang dalam
pelayanan yang diberikan kepada pengunjung sampai saat ini contohnya faktor keandaalan
dimana penilaiannya terbagi menjadi duacommit to yaitu
indikator user alih fungsi fasilitas parkir dan penataan
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

area parkir. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam penyediaan fasilitas parkir belum
dapat menampung seluruh kebutuhan para pengunjung hal ini disebabkan karena masih
kurangnya alokasi lahan untuk area parkir dan menyebabkan kendaraan para pengunjung pasar
diparkirkan berdempetan satu sama lain hampir tidak ada jarak yang memisahkan kendaraan satu
dengan yang lainnya, hal inilah yang terjadi baik itu di Pasar Gede, Pasar Klewer maupun Pasar
Legi. Untuk Pasar Gede dan Pasar Klewer dimana letak parkirnya yang berada di pinggir jalan
sedangkan Pasar Legi yang letak parkirnya berada di dalam area pasar tetapi untuk penataan
parkirny hampir sama yiatu belum sempurna contohnya saja masih banyak ditemukan kendaraan
roda empat (4) dan roda dua (2) yang bercampur menjadi satu. Hal ini terlihat sangat semerawut
dan ternyata samapai saat ini area parkir ntuk kendraan roda dua belum tersedia secara khusus
dan memang benar penggunaan lahan parkirnya sengaja bersatu atau di tempatkan disela-sela
ruang parkir untuk kendaraan roda empat.
Begitu juga halnya dengan indikator alih fungsi lahan parkir baik di Pasar Gede, Pasar
Klewer dan Pasar Legi area parkir yang ada saat ini selain penggunaannya sebagai tempat
penitipan sementara kendaraan para pengunjung pasar ternyata area parkir ini juga beralih fungsi
menjadi pasar kedua leh para pedagang pasar. Para pedagang ini kebanyakan adalah pedagang
oprokan yang tidak memiliki kios maupun los di dalam pasar, tetapi adapula para pedagang yang
memiliki kios di dalam pasar tetapi memilih menggelar barang dagangan mereka di tempat
parkir, karena mereka berpikir jika mereka bejualan di tempat parkir mereka lebih bisa menjaring
lebih banyak pengunjung untuk membeli barang yang mereka jual. Dengan banyaknya pedagang
yang berjualan di area parkir bahkan masuk sampai ke badan jalan seperti terlihat dalam gambar-
gambar di bab sebelumnya, menyebabkan kemacetan lalu lintas dan sangat mengganngu
pengguna jalan yang lain dan hal ini pula bila dibiarkan terus menerus dapat menimbulkan
kecemburuan antar peagang dan dapat pula menimbulkan masalah baru yang lebih sulit untuk di
atasi.
Untuk faktor kenyamanan pun pengunjung merasa belum cukup puas dengan pelayanan
yang diberikan saat ini, hal ini terbukti dengan sangat susahnya kita melakukan manuver
kendaraan yang kita bawa untuk masuk dan keluar area parkir. Di lapangan saat ini sudut yang
digunakan untuk parkir adalah sudut 45o dimana menurut standar Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat Tahun 1998 satu petak parkir harus memiliki lebar ruang parkir 2,5 m, dan
ruang untuk manuver kendaraan adalah 3,7 m dan jika ditotalkan ruang prkir efektik untuk
penggunaan sudut parkir 45o adalah 5,1 m. Tetapi kenyataannya di lapangan lebar ruang efektif
satu petak parkir kendaraan tidak mencapai 5,1 m. Hal ini lagi-lagi disebabkan karena karena
kurangnya aloksi lahan untuk parkir kendaraan pengunjung.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain dua faktor diatas ada salah satu faktor lagi penyebab ketidak efektifan yaitu
tentang ketersediaan fasilitas penuh dan pederstrian. Pasar Gede, Klewer dan Legi sampai saat
ini tidak terdapat fasilitas berupa atap peneduh, karena letaknya yang berada di pinggir jalan.
Meskipun tidak terdapat atap peneduh tetapi di area parkir saat ini jika pengunjung yang parkir
akan diberi peneduh kendaraan berupa kardus yang nantinya akan ditaruh diatas jok motor dan
kaca depan mobil. Tetapi penutup seperti ini juga tidak banyak fungsinya tetap saja jika hujan
kendaraan para pengunjung bsah dan jika cuaca sedang terik tetap saja kendaraan akan
kepanasan.
Untuk area pejalan kaki sebenarnya disetiappsar tersedia tetapi lagi-lagi fungsnya
berubah yaitu saat ini digunakan menjadi area parkir kendaraan karena kurangnya lhan. Otomatis
jika area pedestrian digunakan alahan parkir meskipun jels-jelas ada tanda larangan tidak boleh
parkir, hal ini mengakibatkan para pengunjung yang parkir agak jauh dan seharusnya dia
berjalan di trotoar tetapi harus mengalah dengan kendaraan dan harus menanggung resiko jika
dia harus terserempet dengan kendaraan lainnya. Hal ini sangat berbahaya tentunya bagi para
pengunjung.
Untuk faktor lokasi parkir dan keamanan memang sepenuhnya dari hasil penilaiaan
belum menunjukan nilai yang efektif tapi dari kelima faktor yang sudah dikatakan cukup efektif
pelayanannya adalah dua faktor ini meskipun tidak ada cactnya untuk masing-masing faktor ini.
lokasi parkir jika dihitung memperoleh nilai 59% dan masuk dalam tingkatan ketiga (3) yaitu
kurang efektif. Meskipun rata-rata letak parkirnya berada di dekat pasar lebih tepatnya biasaya
berada di depan dekat pintu masuk pasar tetapi indikator ini saja belum cukup menunjakan
bahwa pelayanan faktor ini sudah efektif masih ada bebrapa indikator lagi didalammnya yang
juga dinilai yaitu: tipe parkirnya berdasarkan penempatannya termasuk dalam jenis atau tipe
parkir off street parking atau parkir di pinggir jalan. Seperti dijelaskan di atas bahwa karena
alokasi lahan yang kurang untuk pengadaan area parkir maka sampai sekarang parkir kendaraan
pengunjung memang di letakkan di pinggir jalan, tetapi untuk Pasar Legi karena memilik area
yang cukup luas maka fsilitas parkirnya berada di dalam lingkup pasar. Tetapi dengan semakin
banyaknya jumlah penduduk kota mengakibatkan kebutuhan parkir juga meningkat.
Meningkatnya jumlah kebutuhan parkir menyebabkan area parkir yang sekarang ada tidak dapat
menampung seluruh kendaraan dan akhirnya area parkir meluas dan menyebar letaknya.
Untuk indikator kedua yaitu kondisi area parkir, karena letaknya yang berada di pinggir
jalan kondisinya sangat memprihatinkan. Karena letaknya di pinggir jalan hal ini sangat
berbahaya bagi para pengunjung yang baru turun dari kendaraannya karena mereka dapat
terserempet kendaraan yang sedang melaju di dekat mereka, jika mereka tidak hati-hati hal itu
bisa saja terjadi. Kondisi lahan parkircommit
sat ini to userdiperparah dengn munculnya pedagang
juga
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oprokan maupun PKL yang berjualan di samping-samping kendaraan yang parkir, hal ini bukan
hanya saja mengganggu pengunjung yang akan parkir tetapi juga membuat citra ketiga pasar
tradisional sebagai ikon Kota Surakarta terlihat hilang dan semerawut dan juga terkesan kumuh.
Untuk indikator yang terakhir yaitu jarak, meskipun area parkir Pasar Gede, Klewer dan
Legi letak parkirnya sudah masuk dalam jarak yang ideal yaitu 60 m dari dinding terluar
pasar,tetapi karena keterbatasan lahan ada beberapa pengunjung yang parkir di luar area tersebut.
Hal ini bukan tanpa alasan yang jelas, ada beberapa pengunjung yang parkir jauh diluar area
yang telah disediakan karena mereka merasa aman memarkirkan kendaraan yang mereka bawa
jauh diluar pasar, ada pula yang mencari tempat yang digin dan terlintung dari terik matahari dan
air hujan dan ada pula yang memilih parkir jauh di luar area yang tersedia karena parkir yang
dekat dengan pasar sudah sangat penuh dan jika dia memaksa unuk parkir disitu dia sangat sulit
untuk mengeluarkan kendaraannya, jadi dia lebih memilih di luar. Selain itu akses dari area
parkir menuju ke bangunan pasar sebenarnya sangat mudah di capai jika parkirnya dekat dengan
pasar tetapi jika parkir jauh dari area parkir yang tersedia aksesnya sangat sulit karena untuk
mencapai pasar kita perlu berjalan agak jauh dn harus berdampingan dengan kendaraan yang
sedang lewat karena pedestrian yang ada digunakan sebagai tempat untuk parkir kendaraan.
Sedangkan untuk faktor keamanan pelayanannya saat ini sudah cukup aman,
maksudnya aman disini jarang sekali terjadi tindak kejahatan berat seperti pencurian kendaraan,
permapokan pengunjun pasar, penjambretan sampai pembunuhan. Tetapi tingkat pelaporan
kerusakan kendaraan seperti tergores cukip sering terdengar dan terjadi, hal ini karena kurangnya
alokasi lahan parkir, dn jarak antara kendaraan yang satu dengan kendaraan yang lain sangat
dekat dan hal inilah yang memungkinkan tingkat kerusakan kendaraan pengunjung di dalam area
parkir sangat tinggi. Selain itu penataan kendaraan yang parkir tidak sempurna juga bisa menjadi
penyebab banyaknya laporan kerusakan kendaraan pengunjung.selain itu letak parkir juga
menjadi salah satu penyebab kerusakan karena badan jalan juga digunakan sebagai tempat parkir
dan jika pada jam-jam puncak kemungkinan kendaraan yang sedang lewat menyenggol
kendaraan yang sedang parkir sangat besar peluangnya.
Dari hasil analisis dan pembahasan diatas diketahui tingkat penyediaan dan pelayanan
parkir yang telah ada selama ini di pasar tradisional bisa dikatakan kurang efektif, hal ini dapat
dilihat dari hasil perbandingan antara penilaian lapangan dengan hasil pembobotan persepsi
pengunjung pasar dan fasilitas parkir di pasar tradisional dinyatakan tidak dalam kondisi yang
baik atau efektif, hal ini dikarenakan:
1. Tingkat penyediaan fasilitas parkir yang tidak baik, karena karena kurangnya alokasi lahan
dalam hal berikut ini:
commit
a. Pemenuhan kebutuhan parkir bagi to userpasar apa lagi pada saat jam-jam puncak,
pengunjung
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Tidak adanya pemisah antara jenis kendaraan roda dua dan roda empat
2. Tingkat pelayanan fasilitas parkir yang masih jauh dari harapan, disebabkan oleh:
a. Tidak adanya fasilitas peneduh berupa atap yang nyaman dan dapat melindungi
kendaraan dari terik matahari dan hujan
b. Alih fungsi area parkir menjadi tempat berjualan para pedagang oprokan
c. Sudut dan ruang efektif yang tidak ada sehingga kendaraan akan masuk dan keluar
sulit melakukan manuver

commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 6
PENUTUP

Penutup berisi kesimpulan dan rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan pada hasil
temuan lapangan maupun hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bagian
sebelumnya. Adapun ringkasan dari hasil analisis dan pembahasan tersebut adalah sebagai
berikut:

6.1. Kesimpulan
Setelah melalui berbagai tahapan dalam proses penyelesaian penelitian tentang
efektivitas parkir di pasar tradisional utama, maka dengan demikian dapat disimpulkan:
Secara keseluruhan efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir yang sudah ada saat ini
masih kurang Efektif. Hal ini disebabkan karena fasilitas parkir yang telah ada saat ini di pasar
tradisional utama belum mampu untuk menampung seluruh kebutuhan parkir pengunjung pasar,
sehingga kendaraan pengunjung yang parkir harus masuk sampai ke badan jalan. Kemudian
terjadi alih fungsi fasilitas parkir menjadi tempat berjualan atau pasar kedua dan ruang parkir
efektif tidak mencapai 5,1 m mengakibatkan pengunjung sulit melakukan manuver kendaraan
serta tidak terdapat atap peneduh kendaraan yang parkir untuk terlindung dari hujan dan panas
matahari dan yang terakhir area pejalan kaki yang juga berubah fungsi jadi tempat parkir
kendaraan roda 2.

6.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti
merekomendasikan bebrapa hal berikut ini:
a. Pihak pengelola pasar dan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas Pengelola Pasar
dan UPTD Perparkiran sebaiknya dapat memisahkan tempat parkir menurut jenis
kendaraannya yaitu antara kendaraan beroda dua dan beroda 4 serta tempat parkir antara
pengunjung dan pembeli sebaiknya juga terpisah.
b. Pengaturan parkir lebih ditingkatkan lagi terutama pada jam-jam sibuk agar kendaraam tidak
menutupi atau menghambat sirkulasi kendaraan yang lain.
c. Hasil dari perhitungan standar kebutuhan parkir dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan
kebutuhan parkir pada pasar tradisional dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya di Kota
Surakarta dan juga dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah Kota Surakarta untuk
membuat sebuah peraturan pengendalian parkir.
d. Menyediakan pos pengaduan akibat rasa tidak aman di dalam area parkir.
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Pelebaran luas tiap petak parkir sesuai dengan jenis golongan kendaraan, sudut parkir yang
sesuai, lebar buka dan tutup pintu kendaraan dan jarak antara petak parkir dengan badan
jalan.

commit to user
64

Вам также может понравиться