Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEMENSIA VASKULER
OLEH :
PEMBIMBING
dr Johana Herlin, Sp.S
Telah dipresentasikan referat dengan judul Demensia Vaskuler oleh Reinildis Hildegardis
Uruk Hane, S.Ked dan Rudi Cornelis Lado, S.Ked pada hari………………………
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Demensia Vaskuler di bagian Ilmu Penyakit
Saraf RSUD Prof W.Z. Yohanes/ FK Universitas Nusa Cendana.
Dengan ketulusan hati penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1 dr Johana Herlin, Sp.S selaku Ketua SMF bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana Kupang dan pembimbing penyusunan refarat ini.
2. Segenap staf Poli Saraf RSUD Prof W.Z. Yohanes.
3. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak terlepas dari kekurangan karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan masukan dan
saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
Hal
Halaman Judul .......................................................................................................
……. Halaman Pengesahan ……………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………………..
Daftar Isi ………………………………………………………………………...
Daftar Gambar …………………………………………………………………...
Daftar Tabel ……………………………………………………………………..
Daftar Singkatan ………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………….
2.1 Definisi …..……………………………………………..................................
2.2 Faktor Risiko …….………………………………………………….............
2.4 Patofisiologi ...................................................................................................
2.5 Penegakkan Diagnosis …...………………………………….........................
2.6 Penatalaksanaan …………………………….…………………………….....
2.7 Pencegahan......................................................................................................
BAB III KESIMPULAN ………………………..………………………………
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
sosial, pekerjaan dan aktivitas harian. Demensia vaskuler (VaD) merupakan suatu kelompok
kondisi heterogen yang meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan,
Demensia Vaskuler adalah jenis demensia kedua yang paling sering terjadi setelah
Demensia Alzheimer. Kondisi ini bukan merupakan suatu penyakit tunggal, kondisi ini
merupakan sekumpulan sindrom yang terkait dengan beberapa mekanisme vaskuler berbeda.
Demensia Vaskuler dapat dicegah; sehingga deteksi awal dan penegakan diagnosis yang akurat
sangatlah penting.(2) Secara garis besar VaD terdiri dari tiga subtipe yaitu (1) VaD paska stroke
yang mencakup demensia infark strategis, demensia multiinfark, dan stroke perdarahan,
biasanya mempunyai korelasi waktu yang jelas antara stroke dengan terjadinya demensia; (2)
VaD subkortikal yang meliputi infark lakuner dan penyakit Biswanger dengan kejadian TIA
(Transient Ischemic Attack) atau stroke yang tidak terdeteksi namun memiliki faktor risiko
vaskuler; (3) Demensia tipe campuran, yaitu demensia dengan patologi vaskuler dalam
Insiden dan prevalensi VaD yang dilaporkan berbeda-beda menurut populasi studi,
metode pendeteksian, kriteria diagnosa yang dipakai dan periode waktu pengamatan. Di Asia
Timur, angka kejadian VaD diperkirakan sama atau lebih tinggi dibanding AD baik secara
epidemiologi maupun neuropatologi. Mortalitas VaD dilaporkan jauh lebih tinggi dibanding
pasien AD. Data dari negara-negara Eropa dilaporkan prevalens 1,6% pada kelompok usia
lebih dari 65 tahun dengan insiden 3,4 tiap 1000 orang per tahun. (1) Prevalensi VaD lebih tinggi
pada pria dibandingkan wanita. Insiden VaD meningkat seiring umur. (2)
diabetes melitus, aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit arteri perifer, plak pada arteri karotis
interna, alkohol, merokok, ras dan pendidikan rendah. Berbagai studi prospektif menunjukkan risiko
vaskular seperti hipertensi, diabetes, hiperkolestrolemia merupakan faktor risiko terjadinya VaD. Studi
Kohort di Kanada menujukkan, penderita diabetes risiko mengalami VaD 2,15 kali lebih besar,
penderita hipertensi 2,05 kali lebih besar, penderita kelainan jantung 2,52 kali lebih besar. Sedangkan
mereka yang makan kerang-kerangan (shellfish) dan berolahraga secara teratur merupakan faktor
Sebuah studi kohort besar yang diterbitkan pada tahun 2010 dan diikuti 21.123 perokok
setengah baya berat (lebih dari 2 bungkus per hari) selama rata-rata 23 tahun. Pada rang-orang
ini ditemukan lebih dari 2 dekade kemudian memiliki lebih dari 100% peningkatan risiko
demensia, penyakit Alzheimer, dan demensia vaskular pada kedua jenis kelamin dan antar
kelompok etnis.
Pengembangan demensia vaskular setelah stroke dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Beberapa faktor penting yang dapat menyebabkan perkembangan demensia adalah usia yang
lebih tua, tingkat pendidikan rendah, riwayat keluarga demensia, left-sided lesions, larger
lesions, larger periventricular white matter ischemic lesions, dan stroke pada teritori arteri
thalamic, inferomedian temporal lobes, hippocampus, dan watershed infark yang melibatkan
2.3 Patofisiologi(2,5)
Semua bentuk demensia adalah dampak dari kematian sel saraf atau hilangnya
komunikasi antara sel-sel ini. Otak manusia sangat kompleks dan banyak faktor yang
dapat mengganggu fungsinya. Telah dilakukan beberapa penelitian yang sampai sekarang
Patologi dari penyakit vaskuler dan perubahan-perubahan kognisi telah diteliti. Berbagai
menunjukkan lokasi dari kecenderungan lesi patologis, yaitu bilateral dan melibatkan
pembuluh-pembuluh darah besar (arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior). Penelitian-
dan medial thalamus, yang dihubungkan dengan defisit neuropsikologi yang berat. Pada
demensia vaskular, penyakit vaskular menghasilkan efek fokal atau difus pada otak dan
Stres oksidatif dan inflamasi yang diinduksi dari factor-faktor tersebut bertanggungjawab
demyelinisasi axonal, dan penurunan potensi perbaikan dari white matter dengan perubahan
oligodendrycte progenitor cell. Kerusakan dari white matter berkontribusi terhadap VCI dan
AD7.
Penyakit serebrovaskular fokal terjadi sekunder dari oklusi vaskular emboli atau
trombotik. Area otak yang berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba
dari hemisfera serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan thalamus(2).
Gambar 2.5. Makroskopis korteks serebral pada potongan koronal dari suatu kasus
masih belum jelas. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam kenyataannya beberapa patologi
vaskuler yang berbeda dapat menyebabkan kerusakan kognisi, termasuk trombosis otak,
1. Infark Multiple(2)
Dementia multi infark merupakan akibat dari infark multiple dan bilateral. Terdapat
riwayat satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejala fokal seperti hemiparesis,
berjalan (sleep step gait). Forced laughing/crying, refleks babinski dan inkontinensia.
CT scan otak menunjukan hipodens bilateral disertai atrifi kortikal kadang disertai
dilatasi ventrikel.
2. Infark Lakuner(2)
Lakunar adalah infark kecil, diameter 2-15 mm yang disebabkan kelainan pada small
penetrating arteries di daerah diencephalon, batang otak dan subkortikal akibat dari
hipertensi. Pada 1/3 kasus, infark lakunar bersifat asimptomatik. Apabila menimbulkan
gejala, dapat terjadi gangguan sensoris, TIA, hemiparesis atau ataxia. Bila jumlah
lakunar bertambah maka akan timbul sindrom demensia, sering disertai pseudobulbar
palsy. Pada derajat yang berat terjadi lacunar state. CT scan kepala menunjukan
hipodensitas multiple dengan ukuran kecil, dapat juga tidak tampak pada CT scan
3. Infark Tunggal(2)
Strategic single infarc dementia merupakan akibat lesi iskemik pada daerah kortikal
atau subkortikal yang mempunyai fungsi penting. Infark girus angularis menimbulkan
gejala sensorik, aleksia, agrafia, gangguan memori, disorientasi spasial dan gangguan
Infark daerah distribusi arteri arteri serebri anterior menimbulkan abulia, afasia motorik
dan apraksia. Infark lobus parietalis menimbulkan gangguan kognitif dan tingkah laku
yang disebabkan gangguan persepsi spasual. Infark pada daerah distribusi arteri
4. Sindroma Binswanger(2)
stroke, hipertensi dan kadang diabetes melitus. Sering disertai gejala pseudobulbar
palsy, kelainan piramidal, gangguan berjalan (gait) dan inkontinensia. Terdapat atropi
white matter, pembesaran ventrikel dengan korteks serebral yang normal. Faktor
autoregulasi aliran darah di otak usia lanjut, hipoperfusi periventrikel karena kegagalan
Terdapat penimbunan amiloid pada tunika media dan adventitia arteriola serebral.
Insidennya meningkat denga bertambahnya usia. Kadang terjadi dementia dengan onset
mendadak.
Dementia dapat terjadi akibat iskemia otak global karena henti jantung, hipotensi berat,
hipoperfusi dengan atau tanpa gejala oklusi karotis, kegagalan autoregulasi arteri
demensia, kedua mencari proses vaskular yang mendasari. Terdapat beberapa kriteria
diagnostik untuk menegakkan diagnosis VaD, yaitu: (i) diagnostic and statictical manual of
mental disorders edisi ke empat (DSM-IV), (ii) pedoman penggolongan dan diagnosis
gangguan jiwa (PPDGJ) III, (iii) international clasification of diseases (ICD-10), (iv) the state
of California Alzheimer’s disease diagnostic and treatment centers (ADDTC), dan (v) national
institute of neurological disorders and stroke and the association internationale pour la
a) Adanya defisit kognitif multipleks yang dicirikan oleh gangguan memori dan satu atau lebih
(iii) agnosia (tidak dapat mengenal atau mengidentifikasikan benda walaupaun fungsi
sensoriknya normal)
membuat urutan)
yang jelas.
c) Tanda dan gejala neurologik fokal (refleks fisiologik meningkat, refleks patologik positif,
paralisis pseudobulbar, gangguan langkah, kelumpuhan anggota gerak) atau bukti laboratorium
dan radiologik yang membuktikan adanya gangguan peredaran darah otak (GPDO), misal
infark multipleks yang melibatkan korteks dan subkorteks, yang dapat menjelaskan kaitannya
dengan munculnya gangguan. d) Defisit yang ada tidak terjadi selama berlangsungnya
delirium.
Dengan menggunakan kriteria diagnostik yang berbeda didapatkan prevalensi VaD yang
berbeda, dimana prevalensi tertinggi didapatkan bila menggunakan kriteria DSM-IV dan
Clinical Cognitive Research menyatakan bahwa tidak ada kriteria diagnostik yang lebih baik
dari yang lain. DSMIV mempunyai sensitivitas yang tinggi tetapi spesifitasnya rendah.
NINDSAIREN dapat digunakan untuk semua mekanisme VaD (hipoksia, iskemia atau
possible, definite), memerlukan hubungan waktu antara stroke dan demensia serta bukti
Skor iskemik Hachinski di bawah ini dapat digunakan intuk membedakan VaD dan AD.
2.5 Penatalaksanaan
1. Non-Medikamentosa
a. Memperbaiki memori
The Heart and Stroke Foundation of Canada mengusulkan beberapa cara untuk mengatasi
Membawa nota untuk mencatat nama, tanggal, dan tugas yang perlu dilakukan.
Melatih otak dengan mengingat kembali acara sepanjang hari sebelum tidur. Ini dapat
Menjauhi distraksi seperti televisi atau radio ketika coba memahami pesan atau
instruksi panjang.
melakukannya.
Banyak bersabar. Marah hanya akan menyebabkan pasien lebih sukar untuk mengingat
B. Diet
berhubungan dengan konsumsi lemak total. Asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12 yang
rendah juga berhubungan dengan peningkatan homosisteine yang merupakan faktor resiko
stroke.
2. Medikamentosa
seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati. Agen anti platlet berguna
untuk mencegah stroke berulang. Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif
pada defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah dan clopidogrel.
• Aspirin
• Clopidogrel bisulfate
Obat antiplatlet yang menginhibisi ikatan ADP ke reseptor platlet secara direk. Agen
fleksibiliti eritrosit, menginhibisi agregasi platlet dan formasi trombus serta supresi adhesi
leukosit.
Obat untuk penyakit Alzheimer yang memperbaiki fungsi kognitif dan gejala perilaku dapat
juga digunakan untuk pasien demensia vaskular. Obat-obat demensia adalah seperti berikut:
rivastigmine (Exelon) - bekerja dengan meningkatkan kadar pembawa pesan kimia sel otak
Memantine (Namenda) mengatur pembawa pesan kimia sel otak lainnya yang penting untuk
Kesehatan pembuluh darah otak terkait erat dengan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Kerana itu langkah-langkah untuk menjaga jantung sehat juga dapat membantu mengurangi
1. Mempertahankan tekanan darah yang sehat. Menjaga tekanan darah dalam rentang
normal dapat membantu mencegah kedua demensia vaskular dan penyakit Alzheimer.
2. Menjaga kolesterol. dengan diet rendah lemak dan obat penurun kolesterol jika
3. Mencegah atau mengontrol diabetes. Menghindari timbulnya diabetes, dengan diet dan
olahraga, adalah cara lain untuk mengurangi risiko demensia. Jika sudah memiliki
diabetes, mengontrol kadar glukosa dapat membantu melindungi pembuluh darah otak
dari kerusakan.
tubuh.
rencana kesehatan semua orang. Selain semua manfaat lainnya, olahraga dapat
Demensia Vaskuler (VaD) meliputi semua kasus demensia yang disebabkan oleh gangguan
cerebrovaskuler dengan penurunan kognisi mulai dari yang ringan sampai paling berat dan
meliputi semua domain, tidak harus prominen gangguan memori. Demensia Vaskuler adalah
jenis demensia kedua yang paling sering terjadi setelah Demensia Alzheimer. Kondisi ini
bukan merupakan suatu penyakit tunggal, kondisi ini merupakan sekumpulan sindrom yang
terkait dengan beberapa mekanisme vaskuler berbeda. Demensia Vaskuler dapat dicegah;
sehingga deteksi awal dan penegakan diagnosis yang akurat sangatlah penting
3. Budiman RY. Pedoman Standar Pelayanan Medik dan Standar Prosedur Operasional
Neurologi. 1st ed. Bantul: PT Refika Aditama; 2013.
6. Mayo Clinic Staf. Pencegahan Vascular Demensia [Internet]. [cited 2014 Oct 31].
Available from: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vascular-
dementia/basics/prevention/con-20029330