Вы находитесь на странице: 1из 24

REFERAT

DEMENSIA VASKULER

OLEH :

Reinildis Hildegardis Uruk Hane, S.Ked

Rudi Cornelis Lado, S.Ked

PEMBIMBING
dr Johana Herlin, Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF W.Z. JOHANNES
KUPANG 2014
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan referat dengan judul Demensia Vaskuler oleh Reinildis Hildegardis
Uruk Hane, S.Ked dan Rudi Cornelis Lado, S.Ked pada hari………………………

Kupang, Oktober 2014


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Johana Herlin, Sp.S

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Demensia Vaskuler di bagian Ilmu Penyakit
Saraf RSUD Prof W.Z. Yohanes/ FK Universitas Nusa Cendana.
Dengan ketulusan hati penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1 dr Johana Herlin, Sp.S selaku Ketua SMF bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana Kupang dan pembimbing penyusunan refarat ini.
2. Segenap staf Poli Saraf RSUD Prof W.Z. Yohanes.
3. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak terlepas dari kekurangan karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan masukan dan
saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kupang, Oktober 2014

Penulis

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 3


DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul .......................................................................................................
……. Halaman Pengesahan ……………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………………..
Daftar Isi ………………………………………………………………………...
Daftar Gambar …………………………………………………………………...
Daftar Tabel ……………………………………………………………………..
Daftar Singkatan ………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………….
2.1 Definisi …..……………………………………………..................................
2.2 Faktor Risiko …….………………………………………………….............
2.4 Patofisiologi ...................................................................................................
2.5 Penegakkan Diagnosis …...………………………………….........................
2.6 Penatalaksanaan …………………………….…………………………….....
2.7 Pencegahan......................................................................................................
BAB III KESIMPULAN ………………………..………………………………
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gambaran Patologi Sel Saraf


Gambar 2.2 Mekanisme dari kerusakan white matter oleh faktor resiko cardiovascular dan Aβ.
Gambar 2.3. Pada vascular demensia, resiko cerebrovaskular menginduksi disfungsi
neurovascular yang menyebabkan disfungsi dan kerusakan dari otak.
Gambar 2.4. Makroskopis korteks serebral pada potongan koronal dari suatu kasus
demensia vascular. Infark lakunar bilateral multipel mengenai thalamus, kapsula interna
dan globus palidus
Gambar 2.6. Gambaran Letak Lesi pada Demensia Vaskular

DAFTAR TABEL

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 5


Tabel 2.1 Diagnosis Banding VaD dengan AD

Tabel 2.2 Skor Iskemik Haschinski

Tabel 2.3 Obat-obat Demensia Vascular

DAFTAR SINGKATAN

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 6


VaD : Vascular Dementia/Demensia Vaskuler
AD : Alzheimer Disease/Demensia Alzheimer
TIA : Transient Ischemic Attack

BAB 1

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 7


PENDAHULUAN

Demensia adalah suatu sindroma penurunan progresif kemampuan intelektual yang

menyebabkan kemunduran kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi

sosial, pekerjaan dan aktivitas harian. Demensia vaskuler (VaD) merupakan suatu kelompok

kondisi heterogen yang meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan,

anoksik atau hipoksikotak. (1)

Demensia Vaskuler adalah jenis demensia kedua yang paling sering terjadi setelah

Demensia Alzheimer. Kondisi ini bukan merupakan suatu penyakit tunggal, kondisi ini

merupakan sekumpulan sindrom yang terkait dengan beberapa mekanisme vaskuler berbeda.

Demensia Vaskuler dapat dicegah; sehingga deteksi awal dan penegakan diagnosis yang akurat

sangatlah penting.(2) Secara garis besar VaD terdiri dari tiga subtipe yaitu (1) VaD paska stroke

yang mencakup demensia infark strategis, demensia multiinfark, dan stroke perdarahan,

biasanya mempunyai korelasi waktu yang jelas antara stroke dengan terjadinya demensia; (2)

VaD subkortikal yang meliputi infark lakuner dan penyakit Biswanger dengan kejadian TIA

(Transient Ischemic Attack) atau stroke yang tidak terdeteksi namun memiliki faktor risiko

vaskuler; (3) Demensia tipe campuran, yaitu demensia dengan patologi vaskuler dalam

kombinasi dengan Demensia Alzheimer (AD). (1)

Insiden dan prevalensi VaD yang dilaporkan berbeda-beda menurut populasi studi,

metode pendeteksian, kriteria diagnosa yang dipakai dan periode waktu pengamatan. Di Asia

Timur, angka kejadian VaD diperkirakan sama atau lebih tinggi dibanding AD baik secara

epidemiologi maupun neuropatologi. Mortalitas VaD dilaporkan jauh lebih tinggi dibanding

pasien AD. Data dari negara-negara Eropa dilaporkan prevalens 1,6% pada kelompok usia

lebih dari 65 tahun dengan insiden 3,4 tiap 1000 orang per tahun. (1) Prevalensi VaD lebih tinggi

pada pria dibandingkan wanita. Insiden VaD meningkat seiring umur. (2)

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 8


BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Menurut ICD 10 :
Demensia adalah keadaan perburukan fungsi intelektual meliputi memori dan proses berpikir
sehingga mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Gangguan memori khas mempengaruhi
registrasi, penyimpanan dan pengambilan kembali informasi. Dalam hal ini harus terdapat
gangguan proses berpikir dan reasoning disamping memori.(1)
Menurut DSM IV :
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan terjadinya defisit kognisi
multiple meliputi daya ingat dan paling sedikit satu dari kognisi lain afasia, apraksia, agnosia,
atau gangguan fungsi eksekutif yang cukup berat sehingga mengganggu fungsi-fungsi okupasi,
sosial dan harus memperlihatkan penurunan fungsi dibanding sebelumnya. (1)
Menurut NINCDS-ADRDA :
Demensia adalah kemunduran memori dan fungsi kognisi lain dibanding tingkat fungsi
sebelumnya berdasarkan riwayat kemunduran kognisi dan gangguan yang terlihat pada
pemeriksaan klinik serta tes neuropsikologi. Diagnosis tidak dapat dibuat bila terdapat
gangguan kesadaran delirium, somnolent, sopor, atau koma atau bila terdapat gangguan klinik
lain yang mengganggu evaluasi status mental.(1)
Demensia Vaskuler (VaD) meliputi semua kasus demensia yang disebabkan oleh gangguan
cerebrovaskuler dengan penurunan kognisi mulai dari yang ringan sampai paling berat dan
meliputi semua domain, tidak harus prominen gangguan memori.(3)
Dalam pembagian klinis dibedakan atas(1,3) :
I. VaD pasca stroke/post stroke demensia
a. Demensia Infark Strategis : lesi di girus Angularis, thalamus, basalforebrain,
teritori A.Serebri posterior dan A. Serebri anterior.
b. MID (Multiple Infark Dementia)
c. Perdarahan Intraserebral
II. VaD Subkortikal
a. Lesi iskemik substansia alba
b. Infark lakuner subkortikal
c. Infark non lakuner subkortikal
III. VaD tipe campuran (AD dan CVD)

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 9


2.2 Faktor Risiko
Secara umum faktor risiko VaD sama seperti faktor risiko stroke meliputi: usia, hipertensi,

diabetes melitus, aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit arteri perifer, plak pada arteri karotis

interna, alkohol, merokok, ras dan pendidikan rendah. Berbagai studi prospektif menunjukkan risiko

vaskular seperti hipertensi, diabetes, hiperkolestrolemia merupakan faktor risiko terjadinya VaD. Studi

Kohort di Kanada menujukkan, penderita diabetes risiko mengalami VaD 2,15 kali lebih besar,

penderita hipertensi 2,05 kali lebih besar, penderita kelainan jantung 2,52 kali lebih besar. Sedangkan

mereka yang makan kerang-kerangan (shellfish) dan berolahraga secara teratur merupakan faktor

pencegah terjadinya VaD.(4)

Sebuah studi kohort besar yang diterbitkan pada tahun 2010 dan diikuti 21.123 perokok

setengah baya berat (lebih dari 2 bungkus per hari) selama rata-rata 23 tahun. Pada rang-orang

ini ditemukan lebih dari 2 dekade kemudian memiliki lebih dari 100% peningkatan risiko

demensia, penyakit Alzheimer, dan demensia vaskular pada kedua jenis kelamin dan antar

kelompok etnis.

Pengembangan demensia vaskular setelah stroke dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Beberapa faktor penting yang dapat menyebabkan perkembangan demensia adalah usia yang

lebih tua, tingkat pendidikan rendah, riwayat keluarga demensia, left-sided lesions, larger

lesions, larger periventricular white matter ischemic lesions, dan stroke pada teritori arteri

thalamic, inferomedian temporal lobes, hippocampus, dan watershed infark yang melibatkan

superior frontal dan regio parietal.(2)

2.3 Patofisiologi(2,5)
Semua bentuk demensia adalah dampak dari kematian sel saraf atau hilangnya

komunikasi antara sel-sel ini. Otak manusia sangat kompleks dan banyak faktor yang

dapat mengganggu fungsinya. Telah dilakukan beberapa penelitian yang sampai sekarang

belum mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana demensia terjadi(2).

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 10


Gambar 2.1. Gambaran Patologi Sel Saraf(2)

Patologi dari penyakit vaskuler dan perubahan-perubahan kognisi telah diteliti. Berbagai

perubahan makroskopik dan mikroskopik diobservasi. Beberapa penelitian telah berhasil

menunjukkan lokasi dari kecenderungan lesi patologis, yaitu bilateral dan melibatkan

pembuluh-pembuluh darah besar (arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior). Penelitian-

penelitian lain menunjukan keberadaan lakuna-lakuna di otak misalnya di bagian anterolateral

dan medial thalamus, yang dihubungkan dengan defisit neuropsikologi yang berat. Pada

demensia vaskular, penyakit vaskular menghasilkan efek fokal atau difus pada otak dan

menyebabkan penurunan kognitif.

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 11


Gambar 2.2 Mekanisme dari kerusakan white matter oleh faktor resiko cardiovascular dan Aβ2.

Stres oksidatif dan inflamasi yang diinduksi dari factor-faktor tersebut bertanggungjawab

terhadap kerusakan dari fungsi unit neurovascular. Yang menyebabkan hipoksia-iskemia,

demyelinisasi axonal, dan penurunan potensi perbaikan dari white matter dengan perubahan

oligodendrycte progenitor cell. Kerusakan dari white matter berkontribusi terhadap VCI dan

AD7.

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 12


Gambar 2.3. Pada vascular demensia, resiko cerebrovaskular menginduksi disfungsi

neurovascular yang menyebabkan disfungsi dan kerusakan dari otak.

Penyakit serebrovaskular fokal terjadi sekunder dari oklusi vaskular emboli atau

trombotik. Area otak yang berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba

dari hemisfera serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan thalamus(2).

Gambar 2.5. Makroskopis korteks serebral pada potongan koronal dari suatu kasus

demensia vascular. Infark lakunar bilateral multipel mengenai thalamus, kapsula

interna dan globus palidus

Mekanisme patofisiologi dimana patologi vaskuler menyebabkan kerusakan kognisi

masih belum jelas. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam kenyataannya beberapa patologi

vaskuler yang berbeda dapat menyebabkan kerusakan kognisi, termasuk trombosis otak,

emboli jantung, dan perdarahan(2).

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 13


Gambar 2.6. Gambaran Letak Lesi pada Demensia Vaskular

1. Infark Multiple(2)

Dementia multi infark merupakan akibat dari infark multiple dan bilateral. Terdapat

riwayat satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejala fokal seperti hemiparesis,

hemiplegi, afasia, hemianopsia. Pseudobulbar palsy sering disertai disarthia, gangguan

berjalan (sleep step gait). Forced laughing/crying, refleks babinski dan inkontinensia.

CT scan otak menunjukan hipodens bilateral disertai atrifi kortikal kadang disertai

dilatasi ventrikel.

2. Infark Lakuner(2)

Lakunar adalah infark kecil, diameter 2-15 mm yang disebabkan kelainan pada small

penetrating arteries di daerah diencephalon, batang otak dan subkortikal akibat dari

hipertensi. Pada 1/3 kasus, infark lakunar bersifat asimptomatik. Apabila menimbulkan

gejala, dapat terjadi gangguan sensoris, TIA, hemiparesis atau ataxia. Bila jumlah

lakunar bertambah maka akan timbul sindrom demensia, sering disertai pseudobulbar

palsy. Pada derajat yang berat terjadi lacunar state. CT scan kepala menunjukan

hipodensitas multiple dengan ukuran kecil, dapat juga tidak tampak pada CT scan

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 14


karena ukurannya yang kecil atau terletak di batang otak. MRI kepala akurat untuk

menunjukan adanya lakunar terutama di batang otak, terutama pons.

3. Infark Tunggal(2)

Strategic single infarc dementia merupakan akibat lesi iskemik pada daerah kortikal

atau subkortikal yang mempunyai fungsi penting. Infark girus angularis menimbulkan

gejala sensorik, aleksia, agrafia, gangguan memori, disorientasi spasial dan gangguan

konstruksi. Infark id daerah distribusi arteri serebri posterior menimbulkan gejala

anmnesia disertai agitatasi, halusinansi visual, gangguan visual dan kebingungan.

Infark daerah distribusi arteri arteri serebri anterior menimbulkan abulia, afasia motorik

dan apraksia. Infark lobus parietalis menimbulkan gangguan kognitif dan tingkah laku

yang disebabkan gangguan persepsi spasual. Infark pada daerah distribusi arteri

paramedian thalamus mengkasilkan thalamic dementia.

4. Sindroma Binswanger(2)

Gambaran klinis sindrom Binswanger menunjukan demensia progresif dengan riwayat

stroke, hipertensi dan kadang diabetes melitus. Sering disertai gejala pseudobulbar

palsy, kelainan piramidal, gangguan berjalan (gait) dan inkontinensia. Terdapat atropi

white matter, pembesaran ventrikel dengan korteks serebral yang normal. Faktor

resikonya adalah small artery disease (hipertensi, angiopati amiloid), kegagalan

autoregulasi aliran darah di otak usia lanjut, hipoperfusi periventrikel karena kegagalan

jantung, aritmia dan hipotensi.

5. Angiopati amiloid cerebral(2)

Terdapat penimbunan amiloid pada tunika media dan adventitia arteriola serebral.

Insidennya meningkat denga bertambahnya usia. Kadang terjadi dementia dengan onset

mendadak.

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 15


6. Hipoperfusi(2)

Dementia dapat terjadi akibat iskemia otak global karena henti jantung, hipotensi berat,

hipoperfusi dengan atau tanpa gejala oklusi karotis, kegagalan autoregulasi arteri

serebral, kegagalan fungsi pernafasan. Kondisi tersebut menyebabkan lesi vaskular di

otak yang multiple terutama di daerah white matter.

2.4 Penegakkan Diagnosis


Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua tahap, pertama menegakkan diagnosis

demensia, kedua mencari proses vaskular yang mendasari. Terdapat beberapa kriteria

diagnostik untuk menegakkan diagnosis VaD, yaitu: (i) diagnostic and statictical manual of

mental disorders edisi ke empat (DSM-IV), (ii) pedoman penggolongan dan diagnosis

gangguan jiwa (PPDGJ) III, (iii) international clasification of diseases (ICD-10), (iv) the state

of California Alzheimer’s disease diagnostic and treatment centers (ADDTC), dan (v) national

institute of neurological disorders and stroke and the association internationale pour la

recherche et l’enseignement en neurosciences (NINDS-AIREN).

Diagnostik DSM – IV menggunakan kriteria:

a) Adanya defisit kognitif multipleks yang dicirikan oleh gangguan memori dan satu atau lebih

dari gangguan kognitif berikut ini:

(i) afasia (gangguan berbahasa)

(ii) apraksia (gangguan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas motorik, sementara

fungsi motorik normal)

(iii) agnosia (tidak dapat mengenal atau mengidentifikasikan benda walaupaun fungsi

sensoriknya normal)

(iv) gangguan dalam fungsi eksekutif (merancang, mengorganisasikan, daya abstraksi,

membuat urutan)

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 16


b) Defisit kognitif pada kriteria a) yang menyebabkan gangguan fungsi sosial dan okupasional

yang jelas.

c) Tanda dan gejala neurologik fokal (refleks fisiologik meningkat, refleks patologik positif,

paralisis pseudobulbar, gangguan langkah, kelumpuhan anggota gerak) atau bukti laboratorium

dan radiologik yang membuktikan adanya gangguan peredaran darah otak (GPDO), misal

infark multipleks yang melibatkan korteks dan subkorteks, yang dapat menjelaskan kaitannya

dengan munculnya gangguan. d) Defisit yang ada tidak terjadi selama berlangsungnya

delirium.

Dengan menggunakan kriteria diagnostik yang berbeda didapatkan prevalensi VaD yang

berbeda, dimana prevalensi tertinggi didapatkan bila menggunakan kriteria DSM-IV dan

terendah bila menggunakan kriteria NINDS-AIREN. Consortium of Canadian Centres for

Clinical Cognitive Research menyatakan bahwa tidak ada kriteria diagnostik yang lebih baik

dari yang lain. DSMIV mempunyai sensitivitas yang tinggi tetapi spesifitasnya rendah.

ADDTC penggunaannya lebih terbatas pada VaD jenis iskemik sedangkan

NINDSAIREN dapat digunakan untuk semua mekanisme VaD (hipoksia, iskemia atau

perdarahan). Kriteria ADDTC dan NINDS-AIREN mempunyai 3 tingkat kepastian (probable,

possible, definite), memerlukan hubungan waktu antara stroke dan demensia serta bukti

morfologi adanya stroke. Untuk penelitian dianjurkan menggunakan kriteria NINDS-AIREN


(4)

Tabel 2.1 Diagnosis Banding VaD dengan AD(1)


VaD AD
Perjalanan Awitan mendadak/berkembang secara Awitan tidak jelas
Penyakit stepwise, kemunduran kognisi berkaitan berkembang secara
dengan stroke progresif perlahan-lahan
Riwayat Faktor Hipertensi, DM, gangguan Riwayat keluarga
Risiko kardiserebrovaskuler lainnya demensia, cedera kepala,
APOE 4 allel

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 17


Gejala/Keluhan Gangguan psikomotor atau perlambatan Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan atensi Kesulitan menemukan
kata
Disfungsi kemampuan eksekusi Kemunduran visuospasial
Daya ingat keseluruhan lebih baik Daya ingat ingat dan
orientasi menurun jelek
Sulit menyusun kalimat Sulit memahami kalimat
dan mengingat nama
Lebih cenderung apatis, depresif, emosi Lebih cenderung waham
labil, halusinasi, delirium dan insight buruk
Adanya kelainan neurologis fokal Tidak ada kelainan
neurologis fokal

Skor iskemik Hachinski di bawah ini dapat digunakan intuk membedakan VaD dan AD.

Diagnosis demensia mempertimbangkan total skor iskemik Haschinski:

 Demensia degeneratif bila jumlah skor kurang dari 5

 Demensia Vaskuler (VaD) bila jumlah skor lebih dari 6

Tabel 2.2 Skor Iskemik Haschinski


Riwayat dan Gejala Ya Tidak
Awitan (onset) mendadak 2 0
Deteriorasi bertahap 1 0
Perjalanan klinis berfluktuasi 2 0
Kebingungan malam hari 1 0
Kepribadian relatif tidak terganggu 1 0
Depresi 1 0
Keluhan somatik 1 0
Emosi tidak stabil 1 0
Riwayat hipertensi 1 0
Riwayat penyakit serebrovaskuler 2 0
Arteriosklerosis penyerta 1 0
Keluhan neurologi fokal 2 0
Gejala neurologi fokal 2 0

2.5 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah:

• Mencegah terjadinya serangan stroke baru

• Menjaga dan memaksimalkan fungsi saat ini

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 18


• Mengurangi gangguan tingkah laku

• Meringankan beban pengasuh

• Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya

Penatalaksanaan terdiri dari non-medikamentosa dan medikamentosa:

1. Non-Medikamentosa

a. Memperbaiki memori

The Heart and Stroke Foundation of Canada mengusulkan beberapa cara untuk mengatasi

defisit memori dengan lebih baik:

 Membawa nota untuk mencatat nama, tanggal, dan tugas yang perlu dilakukan.

 Melatih otak dengan mengingat kembali acara sepanjang hari sebelum tidur. Ini dapat

membina kapasiti memori

 Menjauhi distraksi seperti televisi atau radio ketika coba memahami pesan atau

instruksi panjang.

 Tidak tergesa-gesa mengerjakan sesuatu hal baru. Coba merencana sebelum

melakukannya.

 Banyak bersabar. Marah hanya akan menyebabkan pasien lebih sukar untuk mengingat

sesuatu. Belajar teknik relaksasi juga berkesan.

B. Diet

Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan resiko demensia vaskular

berhubungan dengan konsumsi lemak total. Asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12 yang

rendah juga berhubungan dengan peningkatan homosisteine yang merupakan faktor resiko

stroke.

2. Medikamentosa

a. Mencegah demensia vaskular memburuk

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 19


Progresifitas demensia vaskular dapat diperlambat jika faktor resiko vaskular

seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati. Agen anti platlet berguna

untuk mencegah stroke berulang. Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif

pada defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah dan clopidogrel.

• Aspirin

Mencegah platelet-aggregating thromboxane A2 dengan memblokir aksi prostaglandin

sintetase seterusnya mencegah sintesis prostaglandin

• Clopidogrel bisulfate

Obat antiplatlet yang menginhibisi ikatan ADP ke reseptor platlet secara direk. Agen

hemorheologik meningkatkan kualiti darah dengan menurunkan viskositi, meningkatkan

fleksibiliti eritrosit, menginhibisi agregasi platlet dan formasi trombus serta supresi adhesi

leukosit.

b. Memperbaiki fungsi kognitif dan simptom perilaku

Obat untuk penyakit Alzheimer yang memperbaiki fungsi kognitif dan gejala perilaku dapat

juga digunakan untuk pasien demensia vaskular. Obat-obat demensia adalah seperti berikut:

Cholinesterase inhibitor - termasuk donepezil (Aricept), galantamine (Razadyne) dan

rivastigmine (Exelon) - bekerja dengan meningkatkan kadar pembawa pesan kimia sel otak

yang terlibat dalam memori dan keputusan.

Memantine (Namenda) mengatur pembawa pesan kimia sel otak lainnya yang penting untuk

pengolahan informasi, penyimpanan, pengambilan kembali informasi.

Tabel 2.3 Obat-obat Demensia Vascular

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 20


2.6 Pencegahan

Kesehatan pembuluh darah otak terkait erat dengan kesehatan jantung secara keseluruhan.

Kerana itu langkah-langkah untuk menjaga jantung sehat juga dapat membantu mengurangi

risiko demensia vaskular seperti(6)

1. Mempertahankan tekanan darah yang sehat. Menjaga tekanan darah dalam rentang

normal dapat membantu mencegah kedua demensia vaskular dan penyakit Alzheimer.

2. Menjaga kolesterol. dengan diet rendah lemak dan obat penurun kolesterol jika

dibutuhkan, dapat mengurangi risiko demensia vaskular, mungkin dengan mengurangi

jumlah plak di dalam arteri otak.

3. Mencegah atau mengontrol diabetes. Menghindari timbulnya diabetes, dengan diet dan

olahraga, adalah cara lain untuk mengurangi risiko demensia. Jika sudah memiliki

diabetes, mengontrol kadar glukosa dapat membantu melindungi pembuluh darah otak

dari kerusakan.

4. Berhenti merokok. Merokok tembakau merusak pembuluh darah di mana-mana dalam

tubuh.

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 21


5. Dapatkan latihan fisik. Aktivitas fisik secara teratur harus menjadi bagian penting dari

rencana kesehatan semua orang. Selain semua manfaat lainnya, olahraga dapat

membantu menghindari demensia vaskular.

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 22


BAB 3
KESIMPULAN

Demensia Vaskuler (VaD) meliputi semua kasus demensia yang disebabkan oleh gangguan
cerebrovaskuler dengan penurunan kognisi mulai dari yang ringan sampai paling berat dan
meliputi semua domain, tidak harus prominen gangguan memori. Demensia Vaskuler adalah
jenis demensia kedua yang paling sering terjadi setelah Demensia Alzheimer. Kondisi ini
bukan merupakan suatu penyakit tunggal, kondisi ini merupakan sekumpulan sindrom yang
terkait dengan beberapa mekanisme vaskuler berbeda. Demensia Vaskuler dapat dicegah;
sehingga deteksi awal dan penegakan diagnosis yang akurat sangatlah penting

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 23


DAFTAR PUSTAKA

1. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Konsensus Pengenalan Dini dan Penatalaksanaan


Demensia Vaskuler. 2004.

2. Alagiakrishnan, Kannayiram, Masaki K. Vascular Dementia [Internet]. 2010 [cited 2014


Oct 31]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/292105-
overview#showall

3. Budiman RY. Pedoman Standar Pelayanan Medik dan Standar Prosedur Operasional
Neurologi. 1st ed. Bantul: PT Refika Aditama; 2013.

4. Indiyarti R. Diagnosis dan Pengobatan Terkini Demensia Vaskular. J Kedokt Trisakti.


2004;23(1).

5. Ladecola C. The overlap between neurodegenerative and vascular factors in the


pathogenesis of dementia. Acta neuropathol J [Internet]. 120(3):287–96. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3001188/

6. Mayo Clinic Staf. Pencegahan Vascular Demensia [Internet]. [cited 2014 Oct 31].
Available from: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vascular-
dementia/basics/prevention/con-20029330

Refarat - Demensia Vaskuler-Bagian Ilmu Penyakit Saraf 24

Вам также может понравиться