Вы находитесь на странице: 1из 12

1.

Posisi Berbaring (litotomi)


Caranya adalah bunda terlentang dengan kaki menggantung di penopang khusus untuk orang
bersalin.
Posisi ini terkesan pasif, karena bunda akan mengalami kesulitan dalam mengejan. Selain itu,
dengan posisi seperti ini biasanya bunda merasa pegal pada punggung. Posisi ini juga seringkali
dapat meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat menimbulkan robek pada jalan lahir.
Namun, posisi ini sangat memudahkan dokter dalam membantu proses kelahiran dan
memberikan perlakuan medis. Biasanya posisi di lakukan juga saat dokter hendak melakukan
tindakan kuret.
2. Posisi setengah duduk (semi sitting)
Ini adalah posisi yang sering kita temui, yaitu Bunda berbaring dengan punggung bersandar
pada bantal, kemudian kaki di tekuk dan paha terbuka.
Posisi ini memudahkan dokter atau bidan dalam membantu proses kelahiran dan mendapatkan
bantuan dari gaya gravitasi bumi. Selain itu jalan lahir yang di tempuh bayi untuk keluar
menjadi lebih pendek dengan suplai oksigen dari bunda ke janin dapat berjalan dengan optimal.
3. Posisi miring (lateral)
Bunda berbaring menghadap miring dengan salah satu kaki diangkat dan posisi kaki satunya
dalam keadaan lurus. Posisi ini di lakukan apabila posisi kepala bayi belum tepat di jalan lahir.
Manfaat yang diperoleh adalah bayi mendapat pasokan oksigen melalui plasenta lancar, karena
peredaran darah bunda juga lancar saat posisi miring. Dengan posisi miring Bunda juga lebih
bisa menghemat energi.
Kekurangan dari posisi ini adalah menyulitkan dokter dalam melakukan pemeriksaan
perkembangan proses kelahiran.
4. Posisi jongkok (squatting)
Peran ayah sangat dibutuhkan dalam posisi ini, karena posisi ini membutuhkan sandaran yang
kuat di belakang bunda. Cara lain adalah duduk di atas bangku kecil ( bahasa jawa: dingklik).
Selain itu dibutuhkan bantalan atau kursi khusus yang berguna untuk menahan kepala serta
tubuh bayi saat keluar.
Posisi ini di percaya sebagai cara alami dalam proses kelahiran secara normal. Selain
mendapat bantuan gaya gravitasi bumi, bunda masih bisa melakukan kontrol saat mengejan.
Dalam kondisi kehamilan yang sehat posisi ini sangat memungkinkan untuk di pilih. Posisi
ini secara medis kurang baik karena menyulitkan dokter dan bidan dalam memantau posisi
bukaan jalan lahir dan memberikan tindakan.
5. Posisi berlutut
Caranya adalah Bunda bertumpu dengan kedua kaki di tekuk dan terbuka sehingga
memungkinkan bayi keluar dengan bantuan gravitasi bumi.
Sama seperti posisi jongkok, posisi melahirkan dengan berlutut memanfaatkan gaya gravitasi
untuk mempermudah proses kelahiran. Selain itu Bunda masih bisa melakukan kontrol saat
mengejan.
6. Posisi merangkak
Caranya, Bunda mengambil posisi merangkak dengan kedua lengan di depan menopang
tubuh.
Posisi merangkak sangat membantu meringankan rasa sakit di punggung. Selain itu posisi ini
akan mempercepat penurunan kepala bayi ke dalam panggul.
7. Posisi Berdiri tegak
Dikatakan posisi berdiri tegak bukan berarti Bunda pasif. Bunda bisa bersandar ke belakang
atau ke depan. Walaupun pada nanti kenyataannya saat melahirkan posisinya bisa menjadi
berubah.
Posisi berdiri tegak membuat Bunda lebih leluasa bergerak dan mengalihkan perhatian saat
mengalami kontraksi. Selain itu gerakan-gerakan bisa membantu posisi bayi mendekati jalan
lahir.
Kehamilan minggu pertama

Perhitungan usia kehamilan dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir –sebelum akhirnya
menstruasi bisa dikatakan terlambat. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pada minggu
pertama dan kedua, sebenarnya Anda belum mengalami kehamilan. Lalu apa yang terjadi
pada minggu ini? Setelah mengalami proses pembuahan, yaitu bertemunya telur dengan
sperma, maka akan terbentuk jaringan yang terdiri dari 100 sel yang nantinya akan menjadi
cikal bakal janin. Setelah membelah dan memperbanyak sel, calon janin atau embrio tersebut
akan menempel pada rahim, yaitu tempat tumbuh kembangnya selama kehamilan terjadi.

Kehamilan minggu kedua

Memasuki minggu kedua, sel yang dimiliki embrio sebanyak kurang lebih 150 sel yang
membentuk tiga lapisan, yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Lapisan-lapisan yang
dibentuk oleh sel inilah yang akan menjadi berbagai organ serta bagian tubuh dari bayi,
seperti otot, tulang, jantung, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem saraf.

Kehamilan minggu ketiga

Embrio berhasil menempel dengan sempurna pada rahim. Pada masa ini, embrio masih
melakukan pembelahan serta perbanyakan sel, oleh karena itu belum berbentuk seperti
embrio atau bayi. Lapisan terluar dari embrio akan membentuk plasenta atau ari-ari. Di tahap
ini juga, berbagai organ tubuh mulai dibentuk, seperti otak, tulang belakang, kelenjar tiroid,
organ jantung, dan pembuluh-pembuluh darah. Ukuran embrio pada minggu ketiga masih
sangat kecil, hanya sebesar 1,5 mm.

Kehamilan minggu 4

Jantung sudah terbentuk dan mulai berfungsi dan pembuluh-pembuluh darah sudah memiliki
aliran darahnya sendiri. Selain itu, sudah mulai membentuk tangan dan kaki. Pada minggu
ke-4 ukuran embrionya sebesar 5 mm.

Kehamilan minggu 5
Tangan bayi sudah mulai tumbuh, namun masih tidak berbentuk seperti tangan, masih rata
tanpa jari-jari. Struktur dasar otak dan sistem saraf pun juga sudah terbentuk, sementara mata,
telinga, dan mulut baru akan dibentuk. Ukuran pada minggu ke-5 sebesar 7 mm.

Kehamilan minggu 6

Masuk ke minggu ke-6, ukuran embrio sudah sebesar kacang polong atau sekitar 12 mm.
Kaki sudah mulai tumbuh walaupun jari-jari kaki belum terbentuk. Sistem pencernaan baru
mulai untuk tumbuh. Sementara bibir atas dan langit-langit mulut sudah terbentuk. Kepala
dari embrio sudah mulai terlihat namun ukurannya sangat kecil, dan terlihat bahwa telinga
dan mata sedang dikembangkan.

Kehamilan minggu 7

Ukuran embrio ketika memasuki minggu ke-7 adalah sekitar 19 mm. Pada tahap ini, paru-
paru baru akan dibentuk, jari-jari sudah mulai terlihat, dan otot serta sistem saraf sudah
berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pada masa ini, embrio sudah bisa menunjukkan
refleksnya kepada ibunya.

Kehamilan minggu 8

Di minggu ke-8, embrio sudah bisa disebut janin karena sudah memiliki bentuk serta wajah
seperti manusia. Kelopak mata dan hidung mulai terbentuk pada minggu ini. Pada tahap
ini, plasenta berkembang dan janin dikelilingi air ketuban yang terbentuk dari pembuluh-
pembuluh darah ibu. Air ketuban berfungsi untuk menjaga suhu janin tetap normal,
membantu janin bergerak, dan membantu dalam perkembangan jantung janin. Ukuran janin
mencapai 3 cm atau sebesar buah plum pada minggu ke-8.

Kehamilan minggu 9

Muka pada janin semakin jelas terbentuk. Mata lebih besar dan berwarna, sesuai dengan
pigmen yang dimiliki masing-masing janin. Janin sudah mampu untuk membuka mulutnya
serta pita suara dan kelenjar air liur mulai terbentuk. Janin yang berusia 9 minggu berukuran
sebesar jeruk limo atau sekitar 5,5 cm.

Kehamilan minggu 10

Janin yang berusia 10 minggu berukuran 7,5 cm, memiliki kepala yang lebih besar
dibandingkan dengan ukuran badannya. Jantung sudah bekerja secara sempurna. Jantung
pada janin berdetak 180 kali per menit, dua atau tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan
detak jantung normal pada orang dewasa. Sel tulang pertama kali terbentuk, menggantikan
tulang rawan yang sebelumnya sudah dibentuk.

Kehamilan minggu 11

Tulang wajah mulai terbentuk, kelopak mata masih tertutup dan tidak akan terbuka hingga
beberapa minggu ke depan. Kuku juga sudah mulai dibentuk. Pada minggu ini, ternyata janin
sudah bisa menelan dan mengeluarkan urin, yang dikeluarkan di dalam air ketuban.

Kehamilan minggu 12
Setelah 12 minggu dari terakhir menstruasi Anda, organ-organ dan sistem tubuh yang ada
pada orang dewasa sudah dimiliki semua pada janin. Organ, otot, kelenjar, dan tulang, sudah
sempurna terbentuk dan mulai berfungsi. Mulai dari minggu ini, akan terjadi perkembangan
dan pematangan dari berbagai organ yang telah dibentuk sebelumnya. Tulang belakang janin
yang tadinya terbentuk dari tulang rawan, pada minggu ke-12 akan berubah menjadi tulang
keras.

Kehamilan minggu 13-17

Ketika memasuki usia minggu ke 13-17, berat janin sebesar 57-113 gram dan panjangnya
sekitar 10-13 cm. Janin mengalami mimpi pada tahap ini, ia dapat bangun dan kemudian
tidur. Selain itu, mulut janin juga sudah bisa digerakkan, seperti dibuka atau ditutup. Pada
minggu ke-16, janin sudah bisa dilihat jenis kelaminnya, apakah ia laki-laki atau perempuan
bisa dibantu lihat dengan melakukan USG. Muncul rambut-rambut halus pada kepala, yang
disebut sebagai lanugo.

Kehamilan minggu 18-22

Ukuran janin sudah mencapai 25 hingga 28 cm dan memiliki berat 227 sampai 454 gram.
Pada tahap ini, tulang yang ada dan keras sudah menggantikan tulang-tulan rawan pada janin.
Janin mulai bisa mendengar dan memberikan respon gerakan. Oleh karena itu, ibu bisa
merasakan tendangan, pukulan dan berbagai gerakan dari janin. Kelenjar minyak pada kulit
mulai bekerja.

Kehamilan minggu 23-26

Pankreas janin mulai bekerja secara efektif dan paru-paru semakin matang pada tahap ini.
Bayi yang lahir ketika memasuki minggu ke 23-26 memiliki lebih besar peluang untuk
bertahan hidup, dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya. Bulu mata dan alis pun
mulai terlihat.

Kehamilan minggu 27- 31

Diperkirakan 91% janin yang lahir di minggu ke 27-31 dapat bertahan hidup walaupun
berisiko mengalami berbagai komplikasi seperti cacat lahir dan berat badan lahir rendah.
Pada dasarnya, semua organ dan sistem tubuh sudah semakin matang pada usia ini dan akan
terus berkembang hingga kelahiran terjadi.

Kehamilan minggu 32-36

Gerakan dan tendangan yang dilakukan oleh janin semakin kuat dan semakin terasa. Saat ini,
kulit janin berwarna pink dan sangat halus. Janin pada usia ini memiliki berat sebesar 1,814
hingga 2,268 gram dan panjang sekitar 41-43 cm.

Kehamilan minggu 37-40

Minggu ini merupakan minggu-minggu terakhir kehamilan. Saat ini berat badan janin sudah
mencapai 2,722 hingga 3,639 gram dan panjang badan yaitu sekitar 46 cm. Pada bayi laki-
laki, testikel sudah sempurna terbentuk dan dilapisi dengan skrotum. Ketika memasuki
minggu ke-40, maka janin siap dilahirkan dan semua organ sudah terbentuk serta berfungsi
dengan baik.
Pembukaan 1

Pada fase pembukaan satu memakan waktu yang sangat lama bahkan bisa dalam waktu
beberapa hari atau bahkan bisa lebih lama hingga beberapa minggu. Pada pembukaan
pertama ini biasanya kontraksi akan berjalan cepat tiap satu atau dua menit saja. Namun
karena kontraksi yang dialami tidak begitu terasa sehingga banyak ibu hamil yang tidak
menyadarinya dan menganggap itu hanya sebagai salah satu gejala sakit perut saja. namun
ada juga beberapa ibu hamil yang merasakan pembukaan pertama ini hanya pada jeda waktu
2 hingga 6 jam saja. Biasanya mereka ini adalah ibu yang sudah mengalami persalinan
hingga beberapa kali sehingga pembukaannya cepat.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Pada proses pembukaan pertama ini bagian leher rahim atau serviks akan terbuka sebesar 1
cm. ibu juga akan mengalami rasa nyeri pada bagian pinggul dan pinggang namun rasa
sakitnya tidak begitu dapat dirasakan. Terkadang dalam proses ini juga dibarengi pada
keluarnya lendir yang sudah bercampur dengan darah, namun lendir ini bisa saja tidak
menempel di celana dalam sehingga para ibu banyak yang tidak mengetahuinya.

Pada proses pembukaan saat melahirkan ini, para ibu tidak perlu buru-buru ke rumah bersalin
karena prosesnya masih panjang hingga pada tahap persalinan. Sebaiknya ibu di rumah saja
dan istirahat sembari mengamati kontraksi yang terjadi. ibu juga bisa istirahat sambil
menonton TV, mendengarkan musik atau membaca buku. Sembari menunggu proses
kelahiran. ibu bisa mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat persalinan terjadi.

Yang akan dirasakan oleh janin :


Pada tahap pembukaan pertama ini, bayi sudah berada tepat di depan jalur keluarnya namun
posisinya masih berdiri dan belum bisa menembus jalan keluar tersebut. Pada tahap ini juga
belum terjadi gejolak apapun di dalam panggul.

Pembukaan 2

Tahap ini juga masih menjadi tahap awal dari proses persalinan dan terjadi hingga 12 sampai
14 jam pada kehamilan anak pertama. Sedangkan untuk kehamilan anak kedua dan
seterusnya akan memakan waktu 6 hingga 10 jam.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Pada tahap pembukaan dua ini, leher rahim sudah mengalami pembukaan sebesar 2 cm. ibu
akan merasakan rasa mulas dan rasa nyeri yang aneh di dalam perut seperti saat sedang haid.
Beberapa ibu hamil juga mengalami rasa mual, nyeri di dalam perut dan terasa kembung
bahkan ada juga yang merasakan diarea dan pusing. Pada tahap ini ibu akan mengalami
pencernaan yang terganggu dan susah buang air besar oleh karena itu pada tahap ini
sebaiknya ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu hamil yang kaya akan
serat dan perbanyak minum air supaya pencernaan tetap berjalan dengan lancar.

Yang akan dirasakan oleh bayi :


Pada tahap ini belum ada pergerakan yang signifikan yang dilakukan bayi di dalam perut.
Keadaannya masih sama seperti pada saat pembukaan pertama.
Pembukaan 3

Pada tahap ini ibu sudah masuk dalam fase awal dalam tahap proses persalinan karena leher
rahim sudah membuka sebesar 3 cm.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Pada tahap ini ibu hamil akan mulai merasakan goncangan kontraksi yang sudah cukup keras
dan menimbulkan rasa sakit. Kontraksi ini akan berlangsung selama 30 menit hingga 1 jam
jedanya pada kontraksi pertama hingga ke kontraksi selanjutnya. karena kontraksi pada tahap
ini sudah cukup kuat maka, ibu disarankan untuk menuju ke rumah bersalin saja untuk
mendapatkan pantauan yang tepat oleh dokter, agar ibu juga tahu bahwa apakah proses
kelahiran sudah dalam waktu dekat atau masih lama. Pada tahap ini ibu juga bisa
memberikan kabar kepada orang terdekat perihal persalinannya supaya semuanya disiapkan.

Yang akan dirasakan oleh bayi :


Pergerakan bayi pada tahap ini memang belum signifikan namun kepala bayi sudah semakin
menyeruak leher rahim dan sudah masuk dalam area tulang panggul.

Pembukaan 4

Proses persalinan sudah semakin dekat karena leher rahim atau serviks sudah membuka
sebesar 4 cm.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Rasa sakit karena kontraksi yang dirasakan oleh ibu akan semakin terasa dan semakin sakit.
Keadaan mulut rahim juga menjadi lebih tipis karena kontraksi yang terjadi semakin
mendorong bayi menuju jalan keluarnya. Pada tahap ini juga akan terjadi gejala yang sangat
khas yaitu pecahnya air ketuban sehingga semakin memudahkan bayi ketika hendak keluar
dari dalam perut. Namun tidak semua ibu hamil akan mengalami pecah ketuban pada
pembukaan 4 ini, bisa saja air ketuban akan pecah pada pembukaan 5 atau bahkan pada
pembukaan 6.

Yang akan dirasakan oleh bayi :


Kontraksi yang semakin kuat terjadi akan semakin mendorong bayi untuk menyeruak ke
dalam leher rahim sehingga leher rahim akan menjadi lebih lebar. Jalan pembukaannya pun
semakin lebar sehingga, bayi akan semakin mudah meloloskan diri dari dalam perut.

Pembukaan 5
Mulut rahim sudah semakin membuka hingga pada kelebaran 5 cm.

Yang akan dirasakan ibu :


Kontraksi yang akan dirasakan oleh para ibu semakin kuat dan semakin kuat. Pada tahap ini
akan terjadi kontraksi selama 30 hingga I jam lamanya, dengan frekuensi kontraksi yang
sangat rapat yaitu setiap 1 hingga 2 menit saja dari kontraksi pertama ke kontraksi
selanjutnya.

Yang akan dirasakan bayi :


Pada tahap ini kepala bayi sudah berada di bagian tulang panggul sang ibu dan sudah dalam
posisi melintang. Proses bayi keluar dari dalam tubuh ibu sudah semakin dekat.
Pembukaan 6

Pada tahap ini mulut rahim ibu sudah membuka hingga pada kelebaran 6 cm.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Kontraksi yang dirasakan oleh ibu akan semakin kuat dan sangat menganggu sang ibu. Proses
kontraksi akan terjadi pada waktu 3 hingga 5 menit dari proses kontraksi pertama hingga
pada proses kontraksi selanjutnya. Kontraksi ini akan memakan waktu 1 hingga 1,5 menit
pada tiap frekuensi.

Yang akan dirasakan oleh bayi :


Pada tahap ini bagian kepala bayi sudah berada di dalam tulang panggul sang ibu sepenuhnya
dan sudah dalam diameternya paling besar.

Pembukaan 7

Tahap ini sudah membuat mulut rahim terbuka sebesar 7 cm

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang sangat kuat dibandingkan dari sebelumnya
dengan jeda kontraksi dari kontraksi pertama ke kontraksi selanjutnya berkisar antara 2
hingga 3 menit. Pada 1,5 menitnya akan terjadi kontraksi yang sangat kuat sehingga, ibu akan
merasa bahwa kontraksi ini tidak pernah berhenti. Pada tahap ini muGkin ibu akan
mengalami shock dan cemas. Oleh karena itu pada tahap ini sangat diperlukan olah
pernafasan supaya ibu tetap bisa merasakan rileks.

Yang akan dirasakan oleh bayi :


Pada tahap ini bagian kepala bayi sudah berada di bawah dan melakukan perputaran sebesar
90 derajat, sehingga kepala bayi sudah menghadap pada bagian rectum sang ibu. Proses ini
menandakan bayi akan segera keluar dari dalam perut.

Pembukaan 8

Mulut rahim ibu sudah terbuka sebesar 8 cm.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Pada tahap ini sang ibu akan mengalami tekanan yang sangat kuat di bagian bawah punggung
dan pada bagian anus serta pada tahap ini ibu akan terdorong untuk mengejan dengan
sendirinya. Karena hal itulah ibu akan merasakan panas yang menjalar disekujur tubuh dan
kemudian diikuti oleh munculnya keringat dingin yang tersebar di bagian seluruh tubuh. ibu
juga akan semakin banyak mengeluarkan lendir bercampur darah karena pembuluh kapiler
yang pecah sudah semakin banyak.

Ibu juga mungkin akan mengalami mengantuk karena oksigen di dalam kepala akan
berkonsentrasi pada daerah persalinan. Pada tahap ini ibu akan merasa sangat lelah padahal
masih ada pertarungan besar pada proses pembukaan 10 nanti. Oleh karena itu pada tahap ini
dibutuhkan seseorang yang mendampingi seperti suami atau keluarga untuk memberikan
semangat dan supaya ibu tetap sadarkan diri jangan sampai ibu pingsan.
Yang akan dirasakan oleh bayi :
Kontraksi yang kuat justru membuat bayi akan semakin mudah keluar karena mulut rahim
sudah membuka cukup lebar dan letak bayi juga sudah berada di dalam tulang panggul
seutuhnya.

Pembukaan 9

Pada tahap ini dinamakan sebagai tahap yang paling sulit dilalui oleh ibu karena merupakan
tahap hampir akhir, yang akan membuat bayi keluar dari dalam rahim perut. Pada tahap ini
mulut rahim sudah membuka sebebsar 9 cm.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Menurut penuturan pada ibu hamil pada tahap ini merupakan tahap yang paling berat dijalani
karena kontraksi yang terjadi semakin kuat dan hebat serta menimbulkan rasa sakit yang
sangat kuat sehingga sangat mengganggu sang ibu. Ibu akan merasakan rasa mulas yang
sangat kuat dan dorongan untuk mengejan juga makin terasa hal ini karena tekanan yang
sangat kuat di bagian perut bawah. Dari segi emosional biasanya ibu akan merasakan pasrah
dan tak berdaya karena rasa lemas dan sakit yang dirasakan.

Pada tahap ini ibu akan reflek mengejan namun, dokter akan mengarahkan untuk tidak
mengejan sebelum pembukaan sempurna supaya tidak mengalami gangguan saat puncaknya
nanti. Hal ini justru akan membuat ibu akan merasa semakin frustasi. Oleh karena itu, pada
tahap ini sebaiknya ibu sudah didampingi oleh orang terdekat untuk memberikan semangat
dan berbagai nasihat.

Yang akan dirasakan oleh bayi


Setiap kali kontraksi terjadi akan membuat bayi semakin mudah menurun dan sudah berada
sepenuhnya di dalam area tulang panggul dan sudah semakin siap keluar.

Pembukaan 10

Pembukaan 10 merupakan pembukaan sempurna dimana mulut rahim sudah membuka


sebesar 10 cm dan merupakan puncak dari segala proses yang telah dijalani sebelumnya oleh
sang ibu.

Yang akan dirasakan oleh ibu :


Tekanan pada bagian otot-otot panggul sudah sangat besar karena tubuh bayi sudah
sepenuhnya berada di dalamnya sehingga ibu akan secara refleks mengejan. Pada tahap ini
mengejan memang diperlukan supaya mendorong bayi cepat keluar. Bagian anus akan
terbuka dan akan disertai dengan rasa mulas yang terasa sangat kuat. Pada tahap ini bagian
vulva atau bagian luar alat kelamin sudah membuka serta bagian perineium juga telah terbuka
cukup lebar sehingga kepala bayi sudah dapat terlihat.

Kontraksi yang dirasakan sangat kuat dalam frekuensi 2 hingga 3 menit sekali dengan diiringi
oleh rasa mulas yang terasa amat sangat. Kepala bayi akan semakin menekan bagian
perineium sehingga bagian tersebut bisa saja sobek dengan sendirinya atau perlu
pengguntingan supaya lebih memudahkan bayi keluar dari dalamnya. meskipun sebenarnya
bagian perineium ini sangat elastis.

Yang akan dirasakan oleh bayi :


Bayi sudah semakin siap melihat dunia karena sudah semakin dekat dengan jalan keluarnya.
Berikut empat fase (kala) persalinan normal:
* Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan pembukaan mulut
rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu : 1. Fase laten:
pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam. 2. Fase aktif: pembukaan
dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam. Pada tahap ini ibu akan
merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin
meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi
bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban
yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini
.
* Kala 2
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu sekitar dua
jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap. Pada
kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi
yaitu 3-4 kali tiap 10 menit. Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian
terbawah janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-
otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam rahim.

* Kala 3
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini dimulai
saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi
bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas
spontan atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.

* Kala 4
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk mengobservasi
persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan
dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh
ada gumpalan darah.

Вам также может понравиться