Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Penentuan
Populasi dalam pengkajian adalah seluruh warga di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan
Cimanggis. Sampel yang akan dilakukan pengkajian adalah anak berusia di bawah lima tahun
(balita), diatas satu tahun dan beresiko maupun yang menderita gizi kurang. Model
pengkajian yang digunakan melalui pendekatan Community as a partner. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara, winshield survey, dan data dari arsip/laporan.
Data kuantitatif diperoleh dari instrumen yang berisi kuisioner tentang hipertensi dan gizi
pada balita. Kuesioner hipertensi terdiri dari demografi keluarga yang memiliki anggota
keluarga dengan hipertensi, pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dalam menjaga dan
mencegah dari komplikasi hipertensi. Pada kuesioner gizi balita terdiri dari demografi
keluarga yang mempunyai anak balita dan perilaku keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi
anak balita sehari-hari. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara dengan kader dan pihak
perangkat desa.
Data primer diperoleh langsung melalui kuisioner yang dibagikan kepada masyarakat yang
khususnya keluarga dengan anggota keluarga riwayat hipertensi dan keluarga yang
mempunyai anak balita di kelurahan Cimanggis. Data sekunder diperoleh dari pihak
puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Depok, dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa aplikasi dan residensi S2 FIKUI. Data-data tersebut selanjutnya dibuat suatu
analisis yang digunakan untuk penentuan diagnosa keperawatan komunitas di wilayah
kelurahan Curug. Persebaran responden ditentukan berdasarkan kuota untuk mewakili jumlah
warga dari ke lima RT di RW 05.
Perhitungan besaran sampel pada penelitian ini berdasarkan penentuan besar sampel kurang
dari 1000 responden (Nursalam, 2008). Rumusnya adalah:
N × (Zα)2 × p × q
n= 2
d (N − 1) + (Zα)2 × p × q
Keterangan:
n = Jumlah responden
N = Jumlah populasi (736 KK)
Zα = Standar deviasi = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika dianggap 50%
q = 1- p
d = derajat penyimpangan terhadap populasi (d= 0,15)
jadi, jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
n = N . z2 . p . q
d2(N-1) + z2 . p . q
n = 736. (1.96)2 . 0,5 (1- 0,5)
(0,15)2. (736- 1) + (1,96)2. 0,5. 0,5
n = 40 KK
peneliti mengantisipasi apa bila terdapat data yang kurang lengkap atau responden tidak ingin
lagi berpatisipasi kembali dalam penelitian ini, maka jumlah sampel ditambah 10%. Koreksi
atau penambahan jumlah sampel berdasarkan prediksi sampel drop out dari penelitian.
Rumus yang digunakan untuk hal ini adalah:
n
n′ =
1−f
Keterangan:
n’ = besar sampel yang sudah dikoreksi
n = jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
f = prediksi presentase sampel drop out
n
n′ =
1−f
n’ = 44,44 = 44 KK
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah 44 responden.
3.1.2 Pelaksanaan
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode yang diselenggarakan
di RW 05 kelurahan Curug kecamatan Cimanggis Depok pada tanggal 11 – 20 Februari 2014.
Metode yang digunakan antara lain dengan winshield survey, wawancara, data sekunder, dan
penyebaran angket. Jumlah penduduk dari RW 05 didapatkan melalui interview kepada
masing-masing perangkat RT di RW 05.
Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket untuk satu RW 05. Setiap RT mempunyai
proporsi jumlah angket yang disebar berbeda-beda tergantung dari jumlah populasi yang ada
di masing-masing RT. Dalam pembagian angket ke setiap RW, perawat dibantu oleh kader
dan perangkat RT untuk memudahkan penyebaran angket. Pada saatpembagian angket,
terkadang perawat memiliki kendala ketika berhadapan dengan keluarga yang menolak untuk
menjadi responden dikarenakan berbagai alasan salah satunya sedang merasa repot.
3.1.3 Hasil
3.1.3.1 Winshield Survey
A. Data inti komunitas
1. Riwayat sejarah (terjadinya, perkembangan).
RW 05 pada awalnya memiliki 7 RT, yaitu RT 001 hingga RT 007. Namun semenjak
ada pembangunan jalan tol Cijago, RT 005 dan RT 006 terpisah dari RW 05. Wilayah
Kelurahan Curug mengalami pemekaran, sehingga RT 005 dan RT 006 yang semula
termasuk dalam RW 05 menjadi milik wilayah RW 11. Dengan demikian, di RW 05
saat ini memiliki 5 RT, yaitu RT 001, RT 002, RT 003, RT 004, dan RT 007. RT
tersebut tidak mengalami perubahan nama karena jika RT berubah, maka kartu tanda
penduduk (KTP) warga pun juga harus berubah. Terdapat sekitar 687 kepala keluarga
di RW 05 dengan persebaran 97 KK di RT 001, 80 KK di RT 002, 150 KK di RT 003,
160 KK di RT 004, dan 200 KK di RT 007.
RT 003 berbatasan langsung dengan wilayah RT 002 dan RT 004. Jalan Abadi
merupakan batas wilayah RT 003 dengan RT 004. Lingkungan RT 003 terlihat
berundak – undak , terdapat dataran tinggi dan dataran rendah sehingga rumah warga
pun mengikuti tanah dataran yang ada. RT 004 merupakan wilayah RW 05 yang
berbatasan langsung dengan jalan tol Cijago yang baru saja didirikan. Daerah yang
terbelah oleh jalan tol kemudian menjadi RW 11, sehingga RT 005 dan RT 006 yang
seharusnya berbatasan dengan RT 004 menjadi bagian di RW 11. Kini RT 004
memiliki batas lain dengan RT 007 yang keduanya tetap menjadi bagian dari RW 05.
RT 007 letaknya dekat dengan jalan tol Cijago. Dahulu sebelum pembangunan jalan
tol, RT 007 dekat dengan RT 006 namun sekarang terpisah dengan RT 006. Wilayah
RT 007 termasuk wilayah yang cukup strategis karena dekat dengan jalan raya
sehingga masyarakat cukup mudah menggunakan transportasi umum.
2. Demografi penduduk (umur, jenis kelamin, suku, tipe keluarga, status perkawinan).
Mayoritas penduduk RW 05 berada dalam rentang usia dewasa hingga lansia dengan
mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Penduduk RW 05 juga berasal dari berbagai suku,
namun mayoritas berasal dari daerah Jawa, Sunda, dan Betawi. Sebagian dari mereka
adalah penduduk pendatang. Tipe keluarga ada yang merupakan keluarga inti, ada juga
yang keluarga besar, namun kebanyakan merupakan keluarga inti.
3. Vital statistik (angka kelahiran, angka kematian, dan penyebabnya)
Angka kematian ibu dan anak sebesar 0%, dengan masalah kesehatan sebagian besar di
derita oleh kelompok dewasa (khususnya usia di atas 40 tahun) adalah Hipertensi dan
DM.
4. Keyakinan, kepercayaan, dan agama
Penduduk RW 05 terdiri dari berbagai agama seperti Islam dan Kristen, namun
mayoritas beragama Islam. Tidak ada kepercayaan-kepercayaan khusus yang
bertentangan dengan kesehatan yang dianut oleh warga. Mereka sudah cukup sadar
akan manfaat pelayanan kesehatan
B. Subsistem yang mempengaruhi komunitas
1. Perumahan
Lingkungan RW 05 merupakan lingkungan rumah yang padat. Setiap rumah jaraknya
sangat berdempetan hingga hampir tidak ada pekarangan atau taman di depan rumah.
Jarak antar rumah yang berhadapan juga sangat sempit, sekitar kurang lebih 1,5 meter,
hanya mampu untuk dilewati sekitar 2 buah motor. Namun demikian, mayoritas rumah
terlihat bersih dan tampak cukup sirkulasi udara karena jendela rumah yang terbuka.
Hanya ada beberapa yang rumahnya tampak kotor, sedikit rusak, dan pintu serta jendela
yang tertutup rapat di siang hari. Rumah di RW 05 berbentuk seperti rumah petak, dan
ada beberapa rumah kontrakan. Sebagian besar rumah sudah terbuat dari tembok. Di
setiap depan rumah sudah terdapat saluran pembuangan limbah yang berfungsi dengan
cukup baik sehingga saat musim hujan saluran limbah tidak meluap. Masalah yang
dimiliki oleh RW 05 adalah tidak adanya tempat pembuangan sampah. Masing-masing
rumah biasanya membakar sampah atau menumpuknya di tempat tertentu, sehingga
menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengelolaan sampah di RW 05 ini belum cukup
baik.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan warga RW 05 beragam, mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
3. Keamanan, keselamatan, dan transportasi
Di kawasan RT 007, terdapat sistem ronda atau siskamling setiap malam. Namun minat
warga untuk ikut serta dalam siskamling mengalami penurunan tiap harinya. Namun
demikian, terkadang masih ada warga yang menjalani siskamling. Angka kejadian
kemalingan pun terbilang cukup sering, yaitu sekitar 1 kasus kemalingan terjadi tiap
minggunya. Umumnya warga mengalami kemalingan kendaraan bermotor, seperti
motor. Sebagian besar warga memiliki sepeda motor untuk alat transportasi sehari-hari,
terutama untuk warga yang bertempat tinggal jauh dari jalan raya. Untuk warga yang
tinggal di dekat jalan raya, mereka juga menggunakan angkutan umum.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
Setiap penduduk yang termasuk ke dalam Jamkesda akan dibantu pengurusan surat-
surat oleh kader ke puskesmas Cimanggis. Jika ada keluarga tidak mampu yang tidak
mendapat jamkesda, maka akan diusahakan dengan pembuatan keterangan keluarga
kurang mampu untuk meringankan biaya pengobatan. Hal tersebut memudahkan warga
jika ingin memperoleh layanan kesehatan sehingga warga pun segera memanfaatkan
pelayanan kesehatan seperti puskesmas jika sakit. Di wilayah RT 002 terdapat program
dan kebijakan terhadap masalah komunitas terkait hipertensi dan gizi buruk balita.
Puskesmas, kader, dan mahasiswa spesialis komunitas FIK UI bekerjasama untuk
menyelesaikan permasalahan ini.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia
Umumnya warga memanfaatkan puskesmas Cimanggis jika sakit. Selain puskesmas,
warga juga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di tingkat RW atau
RT. Di RT 001 terdapat posyandu, posbindu, bidan, dan 2 orang dokter praktik. Di RT
003 terdapat Posyandu Sehat 1 untuk memantau kesehatan balita, sedangkan di RT 004
dan 007 Posyandu Sehat 2 untuk menampung warga RT 004 dan RT 007 dan juga
Posbindu Sehat 2 untuk RW 05.
6. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi di RT 02 cukup baik. Wilayah yang tidak terlalu jauh dengan pusat
kota memudahkan warga untuk berkomunikasi. Media elektronik seperti TV, radio, dan
HP dapat mempermudah akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu
juga, media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid dapat mudah diakses
7. Ekonomi
Mayoritas status ekonomi warga RW 05 adalah menengah kebawah. Mayoritas warga
bekerja sebagai buruh di pabrik sekitar kawasan Curug, berdagang, menjadi buruh
serabutan, atau bekerja tidak tetap.
8. Budaya, nilai dan keyakinan
Sebagian besar warga adalah warga pendatang sehingga budaya asli mereka telah
melebur dengan budaya perkotaan. Tidak ada kepercayaan atau keyakinan tertentu
terkait kesehatan yang mereka anut. Jika warga mendapati keluarga mereka sakit,
minimal mereka akan membeli obat warung atau segera membawa keluarga mereka
yang sakit ke puskesmas terdekat
Pekerjaan
Pegawai Negeri 0 0
Pegawai swasta 11 27,5
Wirausaha 4 10
Lain-lain 14 35
Tidak Bekerja 11 27,5
Penghasilan
Kurang dari sama dengan UMR Jawa Barat 25 52,5
Lebih dari UMR Jawa Barat 15 37,5
Tabel menggambarkan hasil analisis data karateristik warga RW 05 Kelurahan Curug
berdasarkan usia, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan penghasilan. Hasil analisis
menggambarkan bahwa usia warga dewasa berkisar antara usia dewasa tengah sebanyak 32
orang (80%), usia dewasa awal 7 orang (17,5%), dan usia dewasa akhir 1 orang (2,5%).
Berdasarkan hasil analisis terlihat pula bahwa rata-rata pekerjaan warga adalah pegawai
swasta sejumlah 11 orang (27,5%), diikuti oleh pekerjaan lainnya sejumlah 14 orang (35%),
warga yang tidak bekerja sejumlah 11 orang (27,5%) dan wirausaha sejumlah 4 orang (10%).
Berdasarkan jumlah anggota setiap keluarga di RW 05 Kelurahan Curug didapatkan hasil
bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4 orang di 16 keluarga (40%), 5 orang
anggota keluarga di 13 keluarga (32,5%), 3 orang anggota keluarga di 5 keluarga (12,5%), 2
orang anggota keluarga di 4 keluarga (10%), dan 6 orang anggota keluarga di 2 keluarga
(5%). Selain itu berdasarkan jumlah penghasilan keluarga, di RW 05 Kelurahan Curug rata-
rata warga berpenghasilan ≤UMR Jawa Barat yaitu sejumlah 18 orang (45%), berpenghasilan
≥UMR Jawa Barat sejumlah 15 orang (37,5%) dan berpenghasilan sesuai UMR Jawa Barat
sejumlah 7 orang (17,5%).
B. Gaya Hidup
Tabel 3.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup di RW 05, Kelurahan
Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
Tabel menggambarkan hasil analisis data gaya hidup warga RW 05 Kelurahan Curug yang
berkaitan dengan hipertensi. Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata warga selalu
mengkonsumsi kopi setiap hari sejumlah 15 orang (37,5%), 10 orang (25%) warga jarang
mengkonsumsi kopi setiap hari, 8 orang (20%) sering mengkonsumsi kopi setiap hari, dan 7
orang (17,7%) tidak pernah mengkonsumsi kopi setiap hari. Selanjutnya, berdasarkan analisis
terdapat 18 orang (45%) warga yang jarang mengkonsumsi makanan berlemak, 16 orang
(40%) warga yang sering mengkonsumsi makanan berlemak, 5 orang (12,5%) warga yang
selalu mengkonsumsi makanan berlemak, dan 1 orang (2,5%) warga tidak pernah
mengkonsumsi makanan berlemak. Berdasarkan hasil analisis pula didapatkan bahwa 27
orang (67,5%) warga tidak pernah merokok, 11 orang (27,5%) warga selalu merokok setiap
hari, dan 2 orang (5%) warga jarang merokok.
Tabel 3.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tanda dan gejala hipertensi di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
Tabel menggambarkan data tanda dan gejala hipertensi yang terjadi pada warga RW 05
Kelurahan Curug. Berdasarkan hasil analisis didapatkan 24 orang (60%) warga sering
merasakan sakit kepala, 14 orang (35%) warga jarang merasakan sakit kepala, dan 2 orang
(5%) warga selalu merasakan sakit kepala. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa 18
orang (45%) warga sering merasa berat di tengkuk, 15 orang (37,5%) warga jarang merasa
berat di tengkuk, 6 orang (15%) warga tidak pernah merasa berat di tengkuk dan 1 orang
(2,5%) warga selalu merasa berat di tengkuk. Berdasarkan hasil analisis pula didapatkan data
bahwa 18 orang (45%) warga jarang merasakan pandangan mata kabur, 15 orang (37,5%)
warga tidak pernah merasakan pandangan mata kabur, dan 7 orang (17,5%) warga sering
merasakan pandangan mata kabur. Selain itu didapatkan data bahwa 17 orang (42,5%) warga
jarang merasakan sulit tidur di malam hari, 14 orang (35%) warga sering merasakan sulit
tidur di malam hari, 5 orang (12,5%) warga tidak pernah merasakan sulit tidur di malam hari,
dan 4 orang (10%) warga selalu merasakan sulit tidur di malam hari. Kemudian, berdasarkan
hasil analisis didapatkan bahwa 15 orang (37,5%) warga jarang merasakan telinga
berdengung, 14 orang (35%) warga tidak pernah merasakan telinga berdengung, 7 orang
(17,5) warga sering merasakan telinga berdengung, dan 4 orang (10%) warga selalu
merasakan telinga berdengung.
D. Stressor
Tabel 3.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan stressor di RW 05, Kelurahan Curug,
Kecamatan Cimanggis (n=40)
Tabel menggambarkan data stressor yang terdapat pada warga RW 05 Kelurahan Curug.
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa 16 orang (40%) warga merasa sering
mendapatkan stressor dari pekerjaan, 13 orang (32,5%) warga merasa jarang mendapatkan
stressor dari pekerjaan, 10 orang (25%) warga tidak pernah mendapatkan stressor dari
pekerjaan, dan 1 orang (2,5%) warga selalu mendapatkan stressor dari pekerjaan. Selain itu
hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 22 orang (55%) warga yang merasakan
terganggu istirahatnya akibat suara yang bising dan 18 orang (45%) warga yang tidak merasa
terganggu istirahatnya akibat suara yang bising. Berdasarkan hasil analisis terdapat 26 orang
(65%) warga yang berpenghasilan lebih besar dari pengeluaran dan 14 orang (35%) warga
memiliki penghasilan yang lebih kecil dari pengeluaran.
E. Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi
Pengetahuan
Rendah
40% Pengetahuan
Tinggi
60%
Hasil analisis data pada diagram di atas menunjukkan bahwa terdapat 24 orang (60%) warga
yang memiliki tingkat pengetahuan baik, sedangkan 16 orang (40%) warga memiliki tingkat
pengetahuan yang buruk.
Sikap Buruk
38%
Sikap Baik
62%
Diagram 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap terkait hipertensi di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis Tahun 2014 (n=40)
Hasil analisis data pada diagram di atas menunjukkan bahwa terdapat 25 orang (62,5%)
warga memiliki sikap yang baik, sedangkan 15 orang (32,5%) warga memiliki sikap yang
buruk.
3.1.3.2.2 Angket Gizi Balita
Karakteristik responden diidentifikasi berdasarkan usia, pendidikan terakhir yang sudah
ditamatkan, pekerjaan penghasilan keluarga, jumlah anak, berat badan saat balita lahir, dan
kelengkapan pemberian imunitas. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
anak balita (di bawah lima tahun) yang ditemui di RW 05 saat penyebaran angket.
Tabel 3.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan pendidikan di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
• Pendidikan
• Rendah (Tidak Sekolah dan SD) 2 5
• Sedang (SMP dan SMA) 32 80
Tinggi (Akademi atau Perguruan Tinggi) 6 15
Berdasarkan usia, keseluruhan responden berada pada rentang usia 20 sampai 40 tahun,
dengan rentang usia terbanyak pada 21 sampai 30 tahun, sebesar 35%. Berdasarkan tingkat
pendidikan, hampir keseluruhan responden berpendidikan sedang, dan hanya terdapat 2
responden (3,2%) yang berpendidikan rendah.
Tabel 3.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan pendidikan di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
Sebanyak 20 responden (50%) kepala keluarganya bekerja sebagai pegawai swasta, dan
selebihnya bekerja sebagai pegawai negeri, wirausaha, supir, pekerja kesehatan, dan guru.
Jumlah responden yang berpenghasilan keluarga (suami dan istri) di atas upah minimum
rakyat (UMR) Provinsi Jawa Barat sama dengan jumlah responden yang berpenghasilan
kurang dari sama dengan UMR Provinsi Jawa Barat.
Tabel 3.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak dan berat badan balita saat
lahir di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki saat ini, sebagian besar responden merupakan ibu
multipara dengan jumlah responden yang memiliki 2 anak sebanyak 17 responden (42,5%)
dan lebih dari 2 anak sebanyak 13 responden (32,5%). Sebagian besar balita lahir dengan
berat badan lebih dari 2500 gram, yaitu sebanyak 34 responden (85%). Kelengkapan
pemberian imunisasi pada balita sebagian besar sudah mendapatkan secara lengkap (90%).
Tabel 3.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat gizi ibu saat hamil balita di RW
05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
Berdasarkan riwayat gizi ibu saat hamil, sebagian besar tidak mengalami penurunan nafsu
makan (70%) dan mengonsumsi susu kehamilan (77,5%). Keseluruhan responden pada
penelitian ini tidak memiliki diabetes mellitus saat hamil.
Tabel 3.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku masyarakat dalam perawatan
gizi balita di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)
Sebagian besar balita responden juga selalu (17,5%) dan sering (40%) jajan di luar rumah,
dan sebagian besar balita memiliki kebiasaan selalu minum susu setiap hari (57,5%), tetapi
sebagian besar responden selalu (47,5%) dan sering (32,5%) memasak makanannya sendiri.
Selain itu, sebagian besar responden balitanya selalu (35%) dan sering (22,5%) mengonsumsi
vitamin, sebagian besar balita selalu (30%) dan sering (45%) mengonsumsi sayuran, sebagian
besar balita selalu (32,5%) dan sering (52,5%) mengonsumsi lauk, tetapi sebagian besar
responden memiliki balita yang jarang (57,5%), dan bahkan tidak pernah (7,5%)
mengkonsumsi buah, serta pemberian makanan selingan yang sehat hampir setengah
responden jarang memberikannya (40%).
3.2 PERENCANAAN
Berdasarkan hasil identifikasi masalah kesehatan melalui pertemuan 1 dengan RT, RW, kader
Posyandu dan Posbindu, tokoh masyarakat, dan warga sekitar yang dilanjutkan dengan
pembagian angket terkait dua masalah utama, analisa data dan skoring yang terangkum dalam
pertemuan 2 didapatkan dua diagnosa utama, yaitu risiko peningkatan komplikasi hipertensi
warga RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok b.d: Perilaku kesehatan
warga yang kurang optimal dan risiko peningkatan kejadian Gizi kurang pada balita warga
RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok b.d:Perilaku kesehatan warga yang
kurang optimal. Selanjutnya mahasiswa dan masyarakat menyusun perencanaan untuk
mengatasi dua masalah kesehatan tersebut melaui kegiatan terplih yang telah disepakati.
Berdasarkan hasil pertemuan 2 didapatkan kegiatan terpilih yang telah disepakati bersama
untuk menyelesaikan masalah di komunitas RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis,
Depok terkait hipertensi yaitu penyuluhan terkait hipertensi dan demonstrasi diet garam,
pengaturan menu untuk penderita hipertensi dan cara mengurangi kebiasaan minum kopi.
Tujuan umum dari kegiatan terpilih yang telah dipilih adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan kepada warga masyarakat RW 05 dalam kurun waktu 2 minggu, tidak
ditemukan kejadian baru komplikasi hipertensi.. Tujuan khusus setelah mengikuti
penyuluhan dan sesi praktik mengenai pencegahan komplikasi hipertensi diharapkan
pengetahuan warga tentang cara mengontrol komplikasi hipertensi dapat meningkat dan
ketrampilan warga untuk mengatur pola dan jenis makan bagi penderita hipertensi dapat
meningkat.
Dalam usaha peningkatan pengetahuan warga tentang cara mengontrol komplikasi hipertensi,
mahasiswa akan memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, faktor
risiko, tanda gejala dan gejala, akibat/komplikasi, serta manajemen hipertensi yang diberikan
dengan metode penyuluhan dan pemutaran video terkait komplikasi hipertensi agar warga
lebih mudah menerima penjelasan. Selain penyuluhan, mahasiswa dan warga juga melakukan
demonstrasi terkait diet garam, pengaturan menu untuk penderita hipertensi dan cara
mengurangi kebiasaan minum kopi yang akan dikombinasikan dengan diskusi aktif. Metode
evaluasi yang digunakan dalam penyuluhan adalah dengan memberikan lima pertanyaan
terkait materi penyuluhan hipertensi dan redemontrasi terkait diet garam, pengaturan menu
untuk penderita hipertensi dan cara mengurangi kebiasaan minum kopi.
Diagnosa 2, resiko peningkatan kasus gizi kurang pada balita di RW 05 Kelurahan Curug,
Kecamatan Cimanggis, Depok b.d perilaku kesehatan warga yang kurang optimal. Diagnosa
kedua ini diperkuat dengan hasil penyebaran angket yang dilakukan pada 40 warga RW
tentang pengetahuan dan perilaku terkait gizi balita yaitu persentase masyarakat yg tidak
memeriksa anak ke posyandu mencapai 55%, persentase masyarakat yg tidak memasak
sendiri mencapai 52,5%, persentase masyarakat yg tidak memberikan vitamin tambahan pada
anak mencapai 65%, persentase masyarakat yg tidak mencuci tangan sebelum memberi
makan anak mencapai 55%, persentase balita yang tidak makan sayur mencapai 55%.
Berdasarkan hasil pertemuan 2 yang sudah dilakukan, disepakati bersama bahwa untuk
menyelesaikan masalah gizi balita di komunitas RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan
Cimanggis, Depok akan dilakukan penyuluhan tentang gizi balita dan demonstrasi pembuatan
cemilan sehat bagi balita. Tujuan umum dari dilakukannya kegiatan ini adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan kepada warga masyarakat RW 05 dalam kurun waktu 2
minggu, kejadian balita dengan gizi kurang dapat dicegah. Tujuan khusus setelah mengikuti
penyuluhan dan sesi praktik mengenai gizi balita diharapkan terdapat peningkatan
pengetahuan tentang gizi pada balita (makanan sehat, harga terjangkau) dan ketrampilan
dalam menyiapkan cemilan sehat bagi balita pada warga RW 05 Kelurahan Curug.
Diagnosa keperawatan I :
Risiko peningkatan komplikasi hipertensi pada warga RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis, Depok berhubungan dengan perilaku kesehatan warga yang kurang optimal.
Kegiatan untuk mengatasi peningkatan komplikasi hipertensi yang dilakukan diantaranya:
1. Penyuluhan Hipertensi
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 2 Maret 2014 pukul 16.00 WIB. Kegiatan ini diadakan
di balai posyandu sehat 2. Acara yang disajikan berupa penyuluhan hipertensi kepada
masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah agar pengetahuan masyarakat
meningkat, serta peningkatan komplikasi hipertensi tidak terjadi.Perencanaan yang dibuat
mahasiswa pada awalnya akan mengadakan acara penyuluhan 2 kali di tempat yang
berbeda yaitu di majelis ta’lim RT 03 untuk warga posyandu sehat 1 (RT 01, 02, dan 03),
serta di balai posyandu sehat 2 untuk warga RT 4, dan 07. Namun karena terdapat
hambatan dalam pelaksanaan penyuluhan untuk warga posyandu sehat 1, maka
penyuluhan digabungkan di balai posyandu sehat 2 pada tanggal 2 Maret 2014. Jumlah
masyarakat yang hadir yaitu sebanyak 25 orang.
2. Demonstrasi diet hipertensi (pemilihan jenis makanan, pengaturan penggunaan garam,
pengaturan minum kopi).
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 2 Maret 2014 setelah penyuluhan hipertensi. Acara
yang disajikan berupa pemilihan jenis makanan untuk penderita hipertensi, pengaturan
jumlah garam yang boleh dikonsusmi, serta pengaturan minum kopi. Tujuan dari
pelaksanaan acara ini adalah agar pengetahuan masyarakat meningkat, sehingga
peningkatan komplikasi hipertensi tidak terjadi.
Diagnosa keperawatan II :
Risiko peningkatan kejadian gizi kurang pada balita warga RW 05 Kelurahan Curug
Kecamatan Cimanggis, Depok berhubungan dengan perilaku kesehatan warga yang kurang
optimal. Kegiatan untuk mengatasi peningkatan kejadian gizi kurang pada balita yang
dilakukan diantaranya:
1. Penyuluhan Gizi Balita
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2014 pukul 08.15 WIB di majelis ta’lim RT
03 (untuk warga RT 01, 02, dan 03) dan 6 Maret 2014 pukul 16.00 WIB di balai posyandu
sehat 2 (untuk warga RT 04, dan 07). Acara yang disajikan berupa penyuluhan gizi balita
kepada masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah agar pengetahuan
masyarakat meningkat, serta kejadian peningkatan kejadian gizi kurang tidak terjadi.
Jumlah masyarakat yang hadir pada tanggal 26 Februari 2014 yaitu sebanyak 12 orang,
dan pada tanggal 6 Maret 2014 yaitu sebanyak 25 orang.
2. Demo masak cemilan sehat harga terjangkau (nugget tempe, dan salad buah).
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2014 pukul 08.15 WIB di majelis ta’lim RT
03 (untuk warga RT 01, 02, dan 03) dan 6 Maret 2014 pukul 16.00 WIB di balai posyandu
sehat 2 (untuk warga RT 04, dan 07). Acara ini dilaksanakan setelah penyuluhan mengenai
gizi balita. Acara yang disajikan berupa demo masak cemilan sehat harga terjangkau yaitu
nugget tempe dan salad buah kepada masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah
agar pengetahuan masyarakat meningkat, serta masyarakat dapat membuat makanan sehat
dengan harga yang terjangkau sehingga peningkatan kejadian gizi kurang pada balita tidak
terjadi.
KEGIATAN POSYANDU
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 24 Februari 2014 pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini diadakan
di balai posyandu sehat 2. Mahasiswa mengikuti sistem 5 meja yang diadakan posyandu.
Pada meja 1 yaitu pendaftaran, meja 2 penimbangan, meja 3 pencatatan, meja 4 penyuluhan
mengenai gizi balita, dan meja 5 yaitu imunisasi dan pemberian vitamin A. Tujuan dari
pelaksanaan acara ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan sistem 5 meja di posyandu.
Jumlah balita yang mengikuti kegiatan posyandu yaitu sebanyak 54 balita.
KEGIATAN UKS
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 09.30 WIB. Kegiatan ini
diadakan di Musola SD Plus Tunas Pertiwi. Penyuluhan yang disajikan yaitu mengenai
PHBS (jajanan sehat dan cuci tangan) di lingkungan sekolah, serta demonstrasi cuci tangan.
Tujuan dari penyuluhan ini adalah agar siswa/siswi dapat mengetahui perbedaan makanan
sehat dan tidak sehat, mengetahui akibat dari makanan yang tidak sehat, serta dapat
mempraktikkan cuci tangan dengan benar. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ini yaitu
sejumlah 29 orang.
3.2.3.2 Evaluasi Keperawatan