Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB 3

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Penentuan
Populasi dalam pengkajian adalah seluruh warga di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan
Cimanggis. Sampel yang akan dilakukan pengkajian adalah anak berusia di bawah lima tahun
(balita), diatas satu tahun dan beresiko maupun yang menderita gizi kurang. Model
pengkajian yang digunakan melalui pendekatan Community as a partner. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara, winshield survey, dan data dari arsip/laporan.
Data kuantitatif diperoleh dari instrumen yang berisi kuisioner tentang hipertensi dan gizi
pada balita. Kuesioner hipertensi terdiri dari demografi keluarga yang memiliki anggota
keluarga dengan hipertensi, pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dalam menjaga dan
mencegah dari komplikasi hipertensi. Pada kuesioner gizi balita terdiri dari demografi
keluarga yang mempunyai anak balita dan perilaku keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi
anak balita sehari-hari. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara dengan kader dan pihak
perangkat desa.

Data primer diperoleh langsung melalui kuisioner yang dibagikan kepada masyarakat yang
khususnya keluarga dengan anggota keluarga riwayat hipertensi dan keluarga yang
mempunyai anak balita di kelurahan Cimanggis. Data sekunder diperoleh dari pihak
puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Depok, dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa aplikasi dan residensi S2 FIKUI. Data-data tersebut selanjutnya dibuat suatu
analisis yang digunakan untuk penentuan diagnosa keperawatan komunitas di wilayah
kelurahan Curug. Persebaran responden ditentukan berdasarkan kuota untuk mewakili jumlah
warga dari ke lima RT di RW 05.

Perhitungan besaran sampel pada penelitian ini berdasarkan penentuan besar sampel kurang
dari 1000 responden (Nursalam, 2008). Rumusnya adalah:
N × (Zα)2 × p × q
n= 2
d (N − 1) + (Zα)2 × p × q
Keterangan:
n = Jumlah responden
N = Jumlah populasi (736 KK)
Zα = Standar deviasi = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika dianggap 50%
q = 1- p
d = derajat penyimpangan terhadap populasi (d= 0,15)

jadi, jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

n = N . z2 . p . q
d2(N-1) + z2 . p . q
n = 736. (1.96)2 . 0,5 (1- 0,5)
(0,15)2. (736- 1) + (1,96)2. 0,5. 0,5
n = 40 KK

peneliti mengantisipasi apa bila terdapat data yang kurang lengkap atau responden tidak ingin
lagi berpatisipasi kembali dalam penelitian ini, maka jumlah sampel ditambah 10%. Koreksi
atau penambahan jumlah sampel berdasarkan prediksi sampel drop out dari penelitian.
Rumus yang digunakan untuk hal ini adalah:

n
n′ =
1−f

Keterangan:
n’ = besar sampel yang sudah dikoreksi
n = jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
f = prediksi presentase sampel drop out

jadi, koreksi jumlah sampel pada penelitian ini adalah:

n
n′ =
1−f

n’ = 44,44 = 44 KK
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah 44 responden.
3.1.2 Pelaksanaan
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode yang diselenggarakan
di RW 05 kelurahan Curug kecamatan Cimanggis Depok pada tanggal 11 – 20 Februari 2014.
Metode yang digunakan antara lain dengan winshield survey, wawancara, data sekunder, dan
penyebaran angket. Jumlah penduduk dari RW 05 didapatkan melalui interview kepada
masing-masing perangkat RT di RW 05.

Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket untuk satu RW 05. Setiap RT mempunyai
proporsi jumlah angket yang disebar berbeda-beda tergantung dari jumlah populasi yang ada
di masing-masing RT. Dalam pembagian angket ke setiap RW, perawat dibantu oleh kader
dan perangkat RT untuk memudahkan penyebaran angket. Pada saatpembagian angket,
terkadang perawat memiliki kendala ketika berhadapan dengan keluarga yang menolak untuk
menjadi responden dikarenakan berbagai alasan salah satunya sedang merasa repot.

3.1.3 Hasil
3.1.3.1 Winshield Survey
A. Data inti komunitas
1. Riwayat sejarah (terjadinya, perkembangan).
RW 05 pada awalnya memiliki 7 RT, yaitu RT 001 hingga RT 007. Namun semenjak
ada pembangunan jalan tol Cijago, RT 005 dan RT 006 terpisah dari RW 05. Wilayah
Kelurahan Curug mengalami pemekaran, sehingga RT 005 dan RT 006 yang semula
termasuk dalam RW 05 menjadi milik wilayah RW 11. Dengan demikian, di RW 05
saat ini memiliki 5 RT, yaitu RT 001, RT 002, RT 003, RT 004, dan RT 007. RT
tersebut tidak mengalami perubahan nama karena jika RT berubah, maka kartu tanda
penduduk (KTP) warga pun juga harus berubah. Terdapat sekitar 687 kepala keluarga
di RW 05 dengan persebaran 97 KK di RT 001, 80 KK di RT 002, 150 KK di RT 003,
160 KK di RT 004, dan 200 KK di RT 007.
RT 003 berbatasan langsung dengan wilayah RT 002 dan RT 004. Jalan Abadi
merupakan batas wilayah RT 003 dengan RT 004. Lingkungan RT 003 terlihat
berundak – undak , terdapat dataran tinggi dan dataran rendah sehingga rumah warga
pun mengikuti tanah dataran yang ada. RT 004 merupakan wilayah RW 05 yang
berbatasan langsung dengan jalan tol Cijago yang baru saja didirikan. Daerah yang
terbelah oleh jalan tol kemudian menjadi RW 11, sehingga RT 005 dan RT 006 yang
seharusnya berbatasan dengan RT 004 menjadi bagian di RW 11. Kini RT 004
memiliki batas lain dengan RT 007 yang keduanya tetap menjadi bagian dari RW 05.
RT 007 letaknya dekat dengan jalan tol Cijago. Dahulu sebelum pembangunan jalan
tol, RT 007 dekat dengan RT 006 namun sekarang terpisah dengan RT 006. Wilayah
RT 007 termasuk wilayah yang cukup strategis karena dekat dengan jalan raya
sehingga masyarakat cukup mudah menggunakan transportasi umum.
2. Demografi penduduk (umur, jenis kelamin, suku, tipe keluarga, status perkawinan).
Mayoritas penduduk RW 05 berada dalam rentang usia dewasa hingga lansia dengan
mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Penduduk RW 05 juga berasal dari berbagai suku,
namun mayoritas berasal dari daerah Jawa, Sunda, dan Betawi. Sebagian dari mereka
adalah penduduk pendatang. Tipe keluarga ada yang merupakan keluarga inti, ada juga
yang keluarga besar, namun kebanyakan merupakan keluarga inti.
3. Vital statistik (angka kelahiran, angka kematian, dan penyebabnya)
Angka kematian ibu dan anak sebesar 0%, dengan masalah kesehatan sebagian besar di
derita oleh kelompok dewasa (khususnya usia di atas 40 tahun) adalah Hipertensi dan
DM.
4. Keyakinan, kepercayaan, dan agama
Penduduk RW 05 terdiri dari berbagai agama seperti Islam dan Kristen, namun
mayoritas beragama Islam. Tidak ada kepercayaan-kepercayaan khusus yang
bertentangan dengan kesehatan yang dianut oleh warga. Mereka sudah cukup sadar
akan manfaat pelayanan kesehatan
B. Subsistem yang mempengaruhi komunitas
1. Perumahan
Lingkungan RW 05 merupakan lingkungan rumah yang padat. Setiap rumah jaraknya
sangat berdempetan hingga hampir tidak ada pekarangan atau taman di depan rumah.
Jarak antar rumah yang berhadapan juga sangat sempit, sekitar kurang lebih 1,5 meter,
hanya mampu untuk dilewati sekitar 2 buah motor. Namun demikian, mayoritas rumah
terlihat bersih dan tampak cukup sirkulasi udara karena jendela rumah yang terbuka.
Hanya ada beberapa yang rumahnya tampak kotor, sedikit rusak, dan pintu serta jendela
yang tertutup rapat di siang hari. Rumah di RW 05 berbentuk seperti rumah petak, dan
ada beberapa rumah kontrakan. Sebagian besar rumah sudah terbuat dari tembok. Di
setiap depan rumah sudah terdapat saluran pembuangan limbah yang berfungsi dengan
cukup baik sehingga saat musim hujan saluran limbah tidak meluap. Masalah yang
dimiliki oleh RW 05 adalah tidak adanya tempat pembuangan sampah. Masing-masing
rumah biasanya membakar sampah atau menumpuknya di tempat tertentu, sehingga
menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengelolaan sampah di RW 05 ini belum cukup
baik.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan warga RW 05 beragam, mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
3. Keamanan, keselamatan, dan transportasi
Di kawasan RT 007, terdapat sistem ronda atau siskamling setiap malam. Namun minat
warga untuk ikut serta dalam siskamling mengalami penurunan tiap harinya. Namun
demikian, terkadang masih ada warga yang menjalani siskamling. Angka kejadian
kemalingan pun terbilang cukup sering, yaitu sekitar 1 kasus kemalingan terjadi tiap
minggunya. Umumnya warga mengalami kemalingan kendaraan bermotor, seperti
motor. Sebagian besar warga memiliki sepeda motor untuk alat transportasi sehari-hari,
terutama untuk warga yang bertempat tinggal jauh dari jalan raya. Untuk warga yang
tinggal di dekat jalan raya, mereka juga menggunakan angkutan umum.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
Setiap penduduk yang termasuk ke dalam Jamkesda akan dibantu pengurusan surat-
surat oleh kader ke puskesmas Cimanggis. Jika ada keluarga tidak mampu yang tidak
mendapat jamkesda, maka akan diusahakan dengan pembuatan keterangan keluarga
kurang mampu untuk meringankan biaya pengobatan. Hal tersebut memudahkan warga
jika ingin memperoleh layanan kesehatan sehingga warga pun segera memanfaatkan
pelayanan kesehatan seperti puskesmas jika sakit. Di wilayah RT 002 terdapat program
dan kebijakan terhadap masalah komunitas terkait hipertensi dan gizi buruk balita.
Puskesmas, kader, dan mahasiswa spesialis komunitas FIK UI bekerjasama untuk
menyelesaikan permasalahan ini.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia
Umumnya warga memanfaatkan puskesmas Cimanggis jika sakit. Selain puskesmas,
warga juga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di tingkat RW atau
RT. Di RT 001 terdapat posyandu, posbindu, bidan, dan 2 orang dokter praktik. Di RT
003 terdapat Posyandu Sehat 1 untuk memantau kesehatan balita, sedangkan di RT 004
dan 007 Posyandu Sehat 2 untuk menampung warga RT 004 dan RT 007 dan juga
Posbindu Sehat 2 untuk RW 05.
6. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi di RT 02 cukup baik. Wilayah yang tidak terlalu jauh dengan pusat
kota memudahkan warga untuk berkomunikasi. Media elektronik seperti TV, radio, dan
HP dapat mempermudah akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu
juga, media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid dapat mudah diakses
7. Ekonomi
Mayoritas status ekonomi warga RW 05 adalah menengah kebawah. Mayoritas warga
bekerja sebagai buruh di pabrik sekitar kawasan Curug, berdagang, menjadi buruh
serabutan, atau bekerja tidak tetap.
8. Budaya, nilai dan keyakinan
Sebagian besar warga adalah warga pendatang sehingga budaya asli mereka telah
melebur dengan budaya perkotaan. Tidak ada kepercayaan atau keyakinan tertentu
terkait kesehatan yang mereka anut. Jika warga mendapati keluarga mereka sakit,
minimal mereka akan membeli obat warung atau segera membawa keluarga mereka
yang sakit ke puskesmas terdekat

3.1.3.2 Penyebaran angket


3.1.3.2.1 Angket Hipertensi
A. Karakteristik
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan hipertensi yang ditemui di RW 05
saat penyebaran angket. Berikut penjabaran dari karakteristik responden:
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, pekerjaan, jumlah anggota
keluarga, dan penghasilan di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Karakteristik Jumlah Persentase


Usia
Dewasa awal 7 17,5
Dewasa tengah 32 80,0
Dewasa akhir 1 2,5

Pekerjaan
Pegawai Negeri 0 0
Pegawai swasta 11 27,5
Wirausaha 4 10
Lain-lain 14 35
Tidak Bekerja 11 27,5

Jumlah Anggota Keluarga


2 4 10,0
3 5 12,5
4 16 40,0
5 13 32,5
6 2 5,0

Penghasilan
Kurang dari sama dengan UMR Jawa Barat 25 52,5
Lebih dari UMR Jawa Barat 15 37,5
Tabel menggambarkan hasil analisis data karateristik warga RW 05 Kelurahan Curug
berdasarkan usia, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan penghasilan. Hasil analisis
menggambarkan bahwa usia warga dewasa berkisar antara usia dewasa tengah sebanyak 32
orang (80%), usia dewasa awal 7 orang (17,5%), dan usia dewasa akhir 1 orang (2,5%).
Berdasarkan hasil analisis terlihat pula bahwa rata-rata pekerjaan warga adalah pegawai
swasta sejumlah 11 orang (27,5%), diikuti oleh pekerjaan lainnya sejumlah 14 orang (35%),
warga yang tidak bekerja sejumlah 11 orang (27,5%) dan wirausaha sejumlah 4 orang (10%).
Berdasarkan jumlah anggota setiap keluarga di RW 05 Kelurahan Curug didapatkan hasil
bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4 orang di 16 keluarga (40%), 5 orang
anggota keluarga di 13 keluarga (32,5%), 3 orang anggota keluarga di 5 keluarga (12,5%), 2
orang anggota keluarga di 4 keluarga (10%), dan 6 orang anggota keluarga di 2 keluarga
(5%). Selain itu berdasarkan jumlah penghasilan keluarga, di RW 05 Kelurahan Curug rata-
rata warga berpenghasilan ≤UMR Jawa Barat yaitu sejumlah 18 orang (45%), berpenghasilan
≥UMR Jawa Barat sejumlah 15 orang (37,5%) dan berpenghasilan sesuai UMR Jawa Barat
sejumlah 7 orang (17,5%).

B. Gaya Hidup

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup di RW 05, Kelurahan
Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Gaya Hidup Rentang Jumlah Persentase


Konsumsi kopi harian Tidak Pernah 7 17,7
Jarang 10 25
Sering 8 20
Selalu 15 37,5

Konsumsi makanan berlemak Tidak Pernah 1 2,5


Jarang 18 45
Sering 16 40
Selalu 5 12,5

Rokok harian Tidak Pernah 27 67,5


Jarang 2 5
Sering 0 0
Selalu 11 27,5

Tabel menggambarkan hasil analisis data gaya hidup warga RW 05 Kelurahan Curug yang
berkaitan dengan hipertensi. Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata warga selalu
mengkonsumsi kopi setiap hari sejumlah 15 orang (37,5%), 10 orang (25%) warga jarang
mengkonsumsi kopi setiap hari, 8 orang (20%) sering mengkonsumsi kopi setiap hari, dan 7
orang (17,7%) tidak pernah mengkonsumsi kopi setiap hari. Selanjutnya, berdasarkan analisis
terdapat 18 orang (45%) warga yang jarang mengkonsumsi makanan berlemak, 16 orang
(40%) warga yang sering mengkonsumsi makanan berlemak, 5 orang (12,5%) warga yang
selalu mengkonsumsi makanan berlemak, dan 1 orang (2,5%) warga tidak pernah
mengkonsumsi makanan berlemak. Berdasarkan hasil analisis pula didapatkan bahwa 27
orang (67,5%) warga tidak pernah merokok, 11 orang (27,5%) warga selalu merokok setiap
hari, dan 2 orang (5%) warga jarang merokok.

C. Tanda dan Gejala

Tabel 3.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tanda dan gejala hipertensi di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Tanda dan Gejala Rentang Jumlah (n=40) Persentase (%)


Sakit kepala Tidak Pernah 0 0
Jarang 14 35
Sering 24 60
Selalu 2 5

Rasa berat di tengkuk Tidak Pernah 6 15


Jarang 15 37,5
Sering 18 45
Selalu 1 2,5

Pandangan kabur Tidak Pernah 15 37,5


Jarang 18 45
Sering 7 17,5
Selalu 0 0

Sulit tidur Tidak Pernah 5 12,5


Jarang 17 42,5
Sering 14 35
Selalu 4 10

Telinga berdengung Tidak Pernah 14 35


Jarang 15 37,5
Sering 7 17,5
Selalu 4 10

Tabel menggambarkan data tanda dan gejala hipertensi yang terjadi pada warga RW 05
Kelurahan Curug. Berdasarkan hasil analisis didapatkan 24 orang (60%) warga sering
merasakan sakit kepala, 14 orang (35%) warga jarang merasakan sakit kepala, dan 2 orang
(5%) warga selalu merasakan sakit kepala. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa 18
orang (45%) warga sering merasa berat di tengkuk, 15 orang (37,5%) warga jarang merasa
berat di tengkuk, 6 orang (15%) warga tidak pernah merasa berat di tengkuk dan 1 orang
(2,5%) warga selalu merasa berat di tengkuk. Berdasarkan hasil analisis pula didapatkan data
bahwa 18 orang (45%) warga jarang merasakan pandangan mata kabur, 15 orang (37,5%)
warga tidak pernah merasakan pandangan mata kabur, dan 7 orang (17,5%) warga sering
merasakan pandangan mata kabur. Selain itu didapatkan data bahwa 17 orang (42,5%) warga
jarang merasakan sulit tidur di malam hari, 14 orang (35%) warga sering merasakan sulit
tidur di malam hari, 5 orang (12,5%) warga tidak pernah merasakan sulit tidur di malam hari,
dan 4 orang (10%) warga selalu merasakan sulit tidur di malam hari. Kemudian, berdasarkan
hasil analisis didapatkan bahwa 15 orang (37,5%) warga jarang merasakan telinga
berdengung, 14 orang (35%) warga tidak pernah merasakan telinga berdengung, 7 orang
(17,5) warga sering merasakan telinga berdengung, dan 4 orang (10%) warga selalu
merasakan telinga berdengung.

D. Stressor

Tabel 3.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan stressor di RW 05, Kelurahan Curug,
Kecamatan Cimanggis (n=40)

Stres Rentang Jumlah Persentase


Stresor kerja Tidak Pernah 10 25
Jarang 13 32,5
Sering 16 40
Selalu 1 2,5

Bising mengganggu istirahat Ya 22 55


Tidak 18 45

Penghasilan lebih besar dari pengeluaran Ya 26 65


Tidak 14 35

Tabel menggambarkan data stressor yang terdapat pada warga RW 05 Kelurahan Curug.
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa 16 orang (40%) warga merasa sering
mendapatkan stressor dari pekerjaan, 13 orang (32,5%) warga merasa jarang mendapatkan
stressor dari pekerjaan, 10 orang (25%) warga tidak pernah mendapatkan stressor dari
pekerjaan, dan 1 orang (2,5%) warga selalu mendapatkan stressor dari pekerjaan. Selain itu
hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 22 orang (55%) warga yang merasakan
terganggu istirahatnya akibat suara yang bising dan 18 orang (45%) warga yang tidak merasa
terganggu istirahatnya akibat suara yang bising. Berdasarkan hasil analisis terdapat 26 orang
(65%) warga yang berpenghasilan lebih besar dari pengeluaran dan 14 orang (35%) warga
memiliki penghasilan yang lebih kecil dari pengeluaran.
E. Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi

Pengetahuan
Rendah
40% Pengetahuan
Tinggi
60%

Diagram 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan terkait


hipertensi di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis Tahun 2014 (n=40)

Hasil analisis data pada diagram di atas menunjukkan bahwa terdapat 24 orang (60%) warga
yang memiliki tingkat pengetahuan baik, sedangkan 16 orang (40%) warga memiliki tingkat
pengetahuan yang buruk.

F. Sikap Terkait Hipertensi

Sikap Buruk
38%
Sikap Baik
62%

Diagram 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap terkait hipertensi di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis Tahun 2014 (n=40)

Hasil analisis data pada diagram di atas menunjukkan bahwa terdapat 25 orang (62,5%)
warga memiliki sikap yang baik, sedangkan 15 orang (32,5%) warga memiliki sikap yang
buruk.
3.1.3.2.2 Angket Gizi Balita
Karakteristik responden diidentifikasi berdasarkan usia, pendidikan terakhir yang sudah
ditamatkan, pekerjaan penghasilan keluarga, jumlah anak, berat badan saat balita lahir, dan
kelengkapan pemberian imunitas. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
anak balita (di bawah lima tahun) yang ditemui di RW 05 saat penyebaran angket.

Tabel 3.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan pendidikan di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Perilaku Masyarakat dalam Perawatan Jumlah (n) Persentase


Gizi Balita
Usia (Tahun)
• < 21 7 17,5
• 21 - 30 14 35
• 31 - 40 13 32,5
• > 40 6 15

• Pendidikan
• Rendah (Tidak Sekolah dan SD) 2 5
• Sedang (SMP dan SMA) 32 80
Tinggi (Akademi atau Perguruan Tinggi) 6 15

Berdasarkan usia, keseluruhan responden berada pada rentang usia 20 sampai 40 tahun,
dengan rentang usia terbanyak pada 21 sampai 30 tahun, sebesar 35%. Berdasarkan tingkat
pendidikan, hampir keseluruhan responden berpendidikan sedang, dan hanya terdapat 2
responden (3,2%) yang berpendidikan rendah.

Tabel 3.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan pendidikan di RW 05,
Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase


Pekerjaan
• Pegawai Swasta 20 50
• Pegawai Negeri 3 7,5
• Wirausaha 6 15
• Lainnya 11 27,5

Penghasilan Keluarga (Istri dan Suami)


Kurang dari samadengan UMR Provinsi Jawa Barat 20 50
Lebih dari UMR Provinsi Jawa Barat 20 50

Sebanyak 20 responden (50%) kepala keluarganya bekerja sebagai pegawai swasta, dan
selebihnya bekerja sebagai pegawai negeri, wirausaha, supir, pekerja kesehatan, dan guru.
Jumlah responden yang berpenghasilan keluarga (suami dan istri) di atas upah minimum
rakyat (UMR) Provinsi Jawa Barat sama dengan jumlah responden yang berpenghasilan
kurang dari sama dengan UMR Provinsi Jawa Barat.
Tabel 3.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak dan berat badan balita saat
lahir di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase


Jumlah Anak
• 1 anak 10 25
• 2 anak 17 42,5
• Lebih dari 2 anak 13 32,5

Berat Badan Balita Saat Lahir


Kurang dari sama dengan 2500 gram 6 15
Lebih dari 2500 gram 34 85

Kelengkapan Pemberian Imunisasi Balita


Ya 36 90
Tidak 4 10

Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki saat ini, sebagian besar responden merupakan ibu
multipara dengan jumlah responden yang memiliki 2 anak sebanyak 17 responden (42,5%)
dan lebih dari 2 anak sebanyak 13 responden (32,5%). Sebagian besar balita lahir dengan
berat badan lebih dari 2500 gram, yaitu sebanyak 34 responden (85%). Kelengkapan
pemberian imunisasi pada balita sebagian besar sudah mendapatkan secara lengkap (90%).

Tabel 3.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat gizi ibu saat hamil balita di RW
05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase


Penurunan Nafsu Makan
• Ya 12 30
• Tidak 28 70

Konsumsi Susu Hamil


Ya 31 77,5
Tidak 9 22,5

Riwayat Diabetes Melitus Saat Hamil


Ya 0 0
Tidak 40 100

Berdasarkan riwayat gizi ibu saat hamil, sebagian besar tidak mengalami penurunan nafsu
makan (70%) dan mengonsumsi susu kehamilan (77,5%). Keseluruhan responden pada
penelitian ini tidak memiliki diabetes mellitus saat hamil.
Tabel 3.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku masyarakat dalam perawatan
gizi balita di RW 05, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis (n=40)

Perilaku Masyarakat dalam Perawatan Rentang Jumlah (n) Persentase


Gizi Balita
Ibu membawa balita ke posyandu • Tidak Pernah 2 5
• Jarang 13 32,5
• Sering 7 17,5
• Selalu 18 45

Ibu memasak makanan sendiri untuk balita • Tidak Pernah 2 5


• Jarang 6 15
• Sering 13 32,5
• Selalu 19 47,5

Kebiasaan balita minum susu • Tidak Pernah 1 2,5


• Jarang 5 12,5
• Sering 11 27,5
• Selalu 23 57,5

Balita mengkonsumsi vitamin tambahan • Tidak Pernah 6 15


• Jarang 11 27,5
• Sering 9 22,5
• Selalu 14 35

Balita jajan makanan di luar • Tidak Pernah 1 2,5


• Jarang 16 40
• Sering 16 40
• Selalu 7 17,5

Kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum • Tidak Pernah 4 10


memberikan makan pada balita • Jarang 6 15
• Sering 12 30
• Selalu 18 45

Balita mengkonsumsi lauk setiap makan • Tidak Pernah 0 0


• Jarang 6 15
• Sering 21 52,5
• Selalu 13 32,5

Balita mengkonsumsi sayur setiap makan • Tidak Pernah 0 0


• Jarang 10 25
• Sering 18 45
• Selalu 12 30

Balita mengkonsumsi buah • Tidak Pernah 3 7,5


• Jarang 23 57,5
• Sering 6 15
• Selalu 8 20

Balita mengkonsumsi makanan selingan sehat • Tidak Pernah 0 0


(biskuit, roti, dll) di antara waktu makan berat • Jarang 16 40
• Sering 14 35
• Selalu 10 25

Sebagian besar balita responden juga selalu (17,5%) dan sering (40%) jajan di luar rumah,
dan sebagian besar balita memiliki kebiasaan selalu minum susu setiap hari (57,5%), tetapi
sebagian besar responden selalu (47,5%) dan sering (32,5%) memasak makanannya sendiri.
Selain itu, sebagian besar responden balitanya selalu (35%) dan sering (22,5%) mengonsumsi
vitamin, sebagian besar balita selalu (30%) dan sering (45%) mengonsumsi sayuran, sebagian
besar balita selalu (32,5%) dan sering (52,5%) mengonsumsi lauk, tetapi sebagian besar
responden memiliki balita yang jarang (57,5%), dan bahkan tidak pernah (7,5%)
mengkonsumsi buah, serta pemberian makanan selingan yang sehat hampir setengah
responden jarang memberikannya (40%).

3.2 PERENCANAAN
Berdasarkan hasil identifikasi masalah kesehatan melalui pertemuan 1 dengan RT, RW, kader
Posyandu dan Posbindu, tokoh masyarakat, dan warga sekitar yang dilanjutkan dengan
pembagian angket terkait dua masalah utama, analisa data dan skoring yang terangkum dalam
pertemuan 2 didapatkan dua diagnosa utama, yaitu risiko peningkatan komplikasi hipertensi
warga RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok b.d: Perilaku kesehatan
warga yang kurang optimal dan risiko peningkatan kejadian Gizi kurang pada balita warga
RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok b.d:Perilaku kesehatan warga yang
kurang optimal. Selanjutnya mahasiswa dan masyarakat menyusun perencanaan untuk
mengatasi dua masalah kesehatan tersebut melaui kegiatan terplih yang telah disepakati.

Diagnosa 1, Risiko peningkatan komplikasi Hipertensi pada warga RW 05 Kelurahan Curug,


Kecamatan Cimanggis, Depok b.d: Perilaku kesehatan warga yang kurang optimal. Dignosa
pertama ini diperkuat dengan hasil penyebaran angket yang dilakukan pada 40 warga RW 05
didapatkan data persentase masyarakat yang sering merasa sakit kepala mencapai 60%,
persentase masyarakat yang sering merasa nyeri/sakit pada tengkuk mencapai 45%,
persentase masyarakat yang sering merasa stress karena pekerjaan mencapai 40%, persentase
masyarakat yang stress karena kebisingan mencapai 55%, persentase masyarakat yang stress
karena penghasilan dibawah UMR mencapai 45%, persentase masyarakat yang stress karena
penghasilan lebih sedikit dari pada pengeluaran mencapai 65%. Perilaku masyarakat yang
kurang sehat dimanifestasikan oleh persentase kebiasaan selalu minum kopi mencapai 37,5%,
persentase masyarakat yang sering makan makanan berlemak mencapai 40 %.

Berdasarkan hasil pertemuan 2 didapatkan kegiatan terpilih yang telah disepakati bersama
untuk menyelesaikan masalah di komunitas RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis,
Depok terkait hipertensi yaitu penyuluhan terkait hipertensi dan demonstrasi diet garam,
pengaturan menu untuk penderita hipertensi dan cara mengurangi kebiasaan minum kopi.
Tujuan umum dari kegiatan terpilih yang telah dipilih adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan kepada warga masyarakat RW 05 dalam kurun waktu 2 minggu, tidak
ditemukan kejadian baru komplikasi hipertensi.. Tujuan khusus setelah mengikuti
penyuluhan dan sesi praktik mengenai pencegahan komplikasi hipertensi diharapkan
pengetahuan warga tentang cara mengontrol komplikasi hipertensi dapat meningkat dan
ketrampilan warga untuk mengatur pola dan jenis makan bagi penderita hipertensi dapat
meningkat.

Dalam usaha peningkatan pengetahuan warga tentang cara mengontrol komplikasi hipertensi,
mahasiswa akan memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, faktor
risiko, tanda gejala dan gejala, akibat/komplikasi, serta manajemen hipertensi yang diberikan
dengan metode penyuluhan dan pemutaran video terkait komplikasi hipertensi agar warga
lebih mudah menerima penjelasan. Selain penyuluhan, mahasiswa dan warga juga melakukan
demonstrasi terkait diet garam, pengaturan menu untuk penderita hipertensi dan cara
mengurangi kebiasaan minum kopi yang akan dikombinasikan dengan diskusi aktif. Metode
evaluasi yang digunakan dalam penyuluhan adalah dengan memberikan lima pertanyaan
terkait materi penyuluhan hipertensi dan redemontrasi terkait diet garam, pengaturan menu
untuk penderita hipertensi dan cara mengurangi kebiasaan minum kopi.

Diagnosa 2, resiko peningkatan kasus gizi kurang pada balita di RW 05 Kelurahan Curug,
Kecamatan Cimanggis, Depok b.d perilaku kesehatan warga yang kurang optimal. Diagnosa
kedua ini diperkuat dengan hasil penyebaran angket yang dilakukan pada 40 warga RW
tentang pengetahuan dan perilaku terkait gizi balita yaitu persentase masyarakat yg tidak
memeriksa anak ke posyandu mencapai 55%, persentase masyarakat yg tidak memasak
sendiri mencapai 52,5%, persentase masyarakat yg tidak memberikan vitamin tambahan pada
anak mencapai 65%, persentase masyarakat yg tidak mencuci tangan sebelum memberi
makan anak mencapai 55%, persentase balita yang tidak makan sayur mencapai 55%.

Berdasarkan hasil pertemuan 2 yang sudah dilakukan, disepakati bersama bahwa untuk
menyelesaikan masalah gizi balita di komunitas RW 05 Kelurahan Curug, Kecamatan
Cimanggis, Depok akan dilakukan penyuluhan tentang gizi balita dan demonstrasi pembuatan
cemilan sehat bagi balita. Tujuan umum dari dilakukannya kegiatan ini adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan kepada warga masyarakat RW 05 dalam kurun waktu 2
minggu, kejadian balita dengan gizi kurang dapat dicegah. Tujuan khusus setelah mengikuti
penyuluhan dan sesi praktik mengenai gizi balita diharapkan terdapat peningkatan
pengetahuan tentang gizi pada balita (makanan sehat, harga terjangkau) dan ketrampilan
dalam menyiapkan cemilan sehat bagi balita pada warga RW 05 Kelurahan Curug.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan warga RW 05 Kelurahan Curug dilakukan dengan


memberikan penyuluhan gizi balita yang terdiri dari pengertian gizi seimbang, manfaat gizi
seimbang, dampak kekurangan komponen gizi, definisi cemilan sehat, pentingnya cemilan
sehat, dan dampak cemilan tidak sehat bagi balita. Selain penyuluhan, mahasiswa juga akan
melakukan demonstrasi pembuatan cemilan sehat yaitu salad buah dan naget tempe. Kegiatan
demonstrasi ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga 05 Kelurahan Curug
dalam menyediakan makanan yang sehat dan menarik bagi balita. Metode evaluasi yang
digunakan dalam penyuluhan adalah dengan memberikan lima pertanyaan terkait materi
penyuluhan gizi balita dan redemonstrasi pembuatan cemilan sehat bagi balita.

3.2.3.1 Implementasi Keperawatan


Kegiatan keperawatan komunitas mulai dijalankan setelah skoring masalah keperawatan pada
pertemuan 2 yang dilaksanakan tanggal 22 Februari 2014. Skoring masalah keperawatan ini
dilakukan oleh Perangkat RW, RT, Kader Posyandu dan masyarakat RW 05 yang didampingi
oleh mahasiswa. Adapun skoring masalah ini berdasarkan dua diagnosa keperawatan yang
telah diprioritaskan untuk diselesaikan di wilayah RW 05, yaitu Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi) dan Gizi Balita.

Diagnosa keperawatan I :
Risiko peningkatan komplikasi hipertensi pada warga RW 05 Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis, Depok berhubungan dengan perilaku kesehatan warga yang kurang optimal.
Kegiatan untuk mengatasi peningkatan komplikasi hipertensi yang dilakukan diantaranya:
1. Penyuluhan Hipertensi
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 2 Maret 2014 pukul 16.00 WIB. Kegiatan ini diadakan
di balai posyandu sehat 2. Acara yang disajikan berupa penyuluhan hipertensi kepada
masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah agar pengetahuan masyarakat
meningkat, serta peningkatan komplikasi hipertensi tidak terjadi.Perencanaan yang dibuat
mahasiswa pada awalnya akan mengadakan acara penyuluhan 2 kali di tempat yang
berbeda yaitu di majelis ta’lim RT 03 untuk warga posyandu sehat 1 (RT 01, 02, dan 03),
serta di balai posyandu sehat 2 untuk warga RT 4, dan 07. Namun karena terdapat
hambatan dalam pelaksanaan penyuluhan untuk warga posyandu sehat 1, maka
penyuluhan digabungkan di balai posyandu sehat 2 pada tanggal 2 Maret 2014. Jumlah
masyarakat yang hadir yaitu sebanyak 25 orang.
2. Demonstrasi diet hipertensi (pemilihan jenis makanan, pengaturan penggunaan garam,
pengaturan minum kopi).
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 2 Maret 2014 setelah penyuluhan hipertensi. Acara
yang disajikan berupa pemilihan jenis makanan untuk penderita hipertensi, pengaturan
jumlah garam yang boleh dikonsusmi, serta pengaturan minum kopi. Tujuan dari
pelaksanaan acara ini adalah agar pengetahuan masyarakat meningkat, sehingga
peningkatan komplikasi hipertensi tidak terjadi.

Diagnosa keperawatan II :
Risiko peningkatan kejadian gizi kurang pada balita warga RW 05 Kelurahan Curug
Kecamatan Cimanggis, Depok berhubungan dengan perilaku kesehatan warga yang kurang
optimal. Kegiatan untuk mengatasi peningkatan kejadian gizi kurang pada balita yang
dilakukan diantaranya:
1. Penyuluhan Gizi Balita
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2014 pukul 08.15 WIB di majelis ta’lim RT
03 (untuk warga RT 01, 02, dan 03) dan 6 Maret 2014 pukul 16.00 WIB di balai posyandu
sehat 2 (untuk warga RT 04, dan 07). Acara yang disajikan berupa penyuluhan gizi balita
kepada masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah agar pengetahuan
masyarakat meningkat, serta kejadian peningkatan kejadian gizi kurang tidak terjadi.
Jumlah masyarakat yang hadir pada tanggal 26 Februari 2014 yaitu sebanyak 12 orang,
dan pada tanggal 6 Maret 2014 yaitu sebanyak 25 orang.
2. Demo masak cemilan sehat harga terjangkau (nugget tempe, dan salad buah).
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 26 Februari 2014 pukul 08.15 WIB di majelis ta’lim RT
03 (untuk warga RT 01, 02, dan 03) dan 6 Maret 2014 pukul 16.00 WIB di balai posyandu
sehat 2 (untuk warga RT 04, dan 07). Acara ini dilaksanakan setelah penyuluhan mengenai
gizi balita. Acara yang disajikan berupa demo masak cemilan sehat harga terjangkau yaitu
nugget tempe dan salad buah kepada masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah
agar pengetahuan masyarakat meningkat, serta masyarakat dapat membuat makanan sehat
dengan harga yang terjangkau sehingga peningkatan kejadian gizi kurang pada balita tidak
terjadi.
KEGIATAN POSYANDU
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 24 Februari 2014 pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini diadakan
di balai posyandu sehat 2. Mahasiswa mengikuti sistem 5 meja yang diadakan posyandu.
Pada meja 1 yaitu pendaftaran, meja 2 penimbangan, meja 3 pencatatan, meja 4 penyuluhan
mengenai gizi balita, dan meja 5 yaitu imunisasi dan pemberian vitamin A. Tujuan dari
pelaksanaan acara ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan sistem 5 meja di posyandu.
Jumlah balita yang mengikuti kegiatan posyandu yaitu sebanyak 54 balita.

KEGIATAN UKS
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 09.30 WIB. Kegiatan ini
diadakan di Musola SD Plus Tunas Pertiwi. Penyuluhan yang disajikan yaitu mengenai
PHBS (jajanan sehat dan cuci tangan) di lingkungan sekolah, serta demonstrasi cuci tangan.
Tujuan dari penyuluhan ini adalah agar siswa/siswi dapat mengetahui perbedaan makanan
sehat dan tidak sehat, mengetahui akibat dari makanan yang tidak sehat, serta dapat
mempraktikkan cuci tangan dengan benar. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ini yaitu
sejumlah 29 orang.
3.2.3.2 Evaluasi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Analisa SWOT


1 Risiko peningkatan Hari, tanggal: Selasa, 04 Maret 2014 Evaluasi Struktur Strength
komplikasi Hipertensi pada Tempat: Balai Posyandu Sehat II, RT 1. LP kegiatan telah dikonsultasikan 1. Di antara mahasiswa telah terbina
warga RW 05 Kelurahan 07 RW 05 sebanyak hubungan baik dan kerjasama yang
Curug, Kecamatan Waktu: 14.30 – 16.00 WIB 2. Media telah dipersiapkan dengan baik baik, saling pengertian satu sama lain
Cimanggis, Depok Kegiatan: (ppt, leaflet, alat dan bahan untuk sehingga saat terjadi sesuatu di luar
1. Penyuluhan kesehatan demonstrasi) dari skenario, mahasiswa yang lain
mengenai hipertensi 3. Waktu dan tempat palaksanaan kegiatan bisa melengkapi.
2. Demontrasi menu makanan telah disepakati dengan warga. 2. Kerja sama antar mahasiswa pada fase
sehat untuk penderita 4. Mahasiswa telah berkoordinasi dengan persiapan sudah terjaga terutama saat
hipertensi kader sehari sebelum pelaksanaan pembagian undangan dan koordinasi
3. Demonstrasi pembatasan kegiatan dengan Ketua RW, perangkat RT dan
konsumsi garam untuk ibu-ibu kader RW 05.
penderita hipertensi Evaluasi Proses 3. Semua peran yang harus dijalani oleh
4. Demonstrasi pembatasan 1. Acara dimulai tepat waktu, yaitu pada mahasiswa sebagai penanggung jawab,
konsumsi kopi untuk pukul 14.30 WIB dan berakhir pada fasilitator, penyaji penyuluhan dan
penderita hipertensi pukul 16.00 WIB demonstrasi, observer, moderator dan
2. Peserta yang hadir 25 dari 30 orang yang MC, perlengkapan, notulen, dan
ditargetkan (80 % dari target) dokumentasi terpenuhi satu sama
3. Mahasiswa mampu menjelaskan materi lainnya.
presentasi dengan tepat sesuai tujuan 4. Fasilitator sudah menyebar masuk
presentasi kedalam peserta penyuluhan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan materi 5. Petugas demonstrasi dari mahasiswa
presentasi dengan bahasa yang mempraktikkan dengan baik bersama
sederhana dan mudah dimengerti oleh ibu kader.
warga 6. Observer sudah melakukan pelaporan
5. Warga bersikap proaktif selama kegiatan berjalannya kegiatan selama
berlangsung dan mengikuti kegiatan penyuluhan.
sampai selesai. 7. Petugas MC/moderator memandu
berjalannya acara dengan baik.
Evaluasi Hasil 8. Pendokumentasian dari mahasiswa
1. Seluruh warga yang hadir dapat dapat terlaksana dengan baik.
mengikuti kegiatan dari awal sampai 9. Penyaji materi penyuluhan menguasai
akhir. materi dan menguasai situasi dan
2. 5 pertanyaan yang diajukan oleh audiens selama kegiatan penyuluhan.
MCseluruhnya mampu dijawab oleh 10. Kesempatan untuk pelaksanaan
peserta kegiatan penyuluhan tentang hipertensi
3. Setiap kegiatan demonstrasi ada 1 orang ini adalah atas inisiatif warga saat
warga yang mampu mendemostrasikan pertemuan II karena warga merasa
ulang secara tepat membutuhkan informasi mengenai
masalah hipertensi.
11. Antusiasme dari warga terutama
dalam diskusi sangat tinggi, terbukti
dengan peran serta kader dalam
kegiatan demonstrasi dan tanya jawab
Weakness
1. Mahasiswa yang bertugas sebagai
fasilitator sudah berjalan namun
kurang terlihat aktif untuk memotivasi
peserta dalam diskusi, dan kadang-
kadang terlihat diam dan berkumpul
dengan mahasiswa lain.
2. Kontrak waktu belum dilaksanakan di
awal sehingga warga terlihat banyak
bertanya tentang kapan penyuluhan
berakhir
3. Mahasiswa yang bertugas sebagai
demostran sudah memperagakan
dengan baik namun kurang
memotivasi warga untuk terlibat aktif
memperagakan kembali materi yang
sudah di demonstrasikan
Opportunity
1. Lokasi luas, mudah dijangkau untuk
pelaksanaan kegiatan
Threat
1. Tempat dilaksanakan penyuluhan
terdapat jalan kecil/halaman yang
digunakan untuk lewatnya kendaraan
bermotor, sehingga agak berisik
2. Saat penyuluhan sedang berjalan,
tanpa diduga terjadi hujan walaupun
tidak deras sehingga agak mengganggu
konsentarsi peserta penyuluhan
2 Risiko peningkatan kejadian Hari, tanggal: Rabu, 26 Februari 2014 Evaluasi Struktur: Strength
Gizi kurang pada balita Tempat: Majelis Ta’lim, RT 03 RW a. LP telah dibuat dan dikonsulkan 1) Mahasiswa kompak dan mempunyai
warga RW 05 Kelurahan 05 pada pembimbing. kerjasama yang baik sehingga saat
Curug, Kecamatan Waktu: 08.15 – 09.30 WIB b. Kader telah diberitahukan terkait terjadi sesuatu di luar dari yang
Cimanggis, Depok Kegiatan: tema penyuluhan. direncanakan sebelumnya, mahasiswa
1. Penyuluhan kesehatan c. Media (LCD, PPT, laptop, leaflet, bisa mengatasinya bersama.
mengenai gizi balita alat dan bahan untuk demonstrasi) 2) Kerja sama antar mahasiswa pada fase
2. Demontrasi masak camilan yang akan digunakan sudah persiapan sudah baik terutama saat
sehat untuk balita (nudget dipersiapkan oleh mahasiswa. koordinasi dengan Ketua RW,
tempe, salad buah) d. Tempat penyuluhan dan demo perangkat RT dan ibu-ibu kader RW
masak telah disiapkan. 05.
e. Mahasiswa telah berkoordinasi 3) Pembagian tugas mahasiswa sebagai
dengan kader dan penyedia tempat penanggung jawab, fasilitator, penyaji
kegiatan 2 hari sebelum penyuluhan dan demonstrasi, observer,
pelaksanaan kegiatan. moderator dan MC, perlengkapan,
f. Perlengkapan dan media telah notulen, dan dokumentasi terlaksana
disiapkan. dengan baik.
Evaluasi Proses: 4) Fasilitator sudah menyebar masuk
kedalam peserta penyuluhan.
a. Acara dimulai pada pukul 08.15
5) Pada saat demonstrasi mahasiswa
WIB, terlambat 15 menit dari
mempraktikkan dengan baik bersama
yang dijadwalkan dan berakhir
ibu dan kader.
pada pukul 09.30 WIB
6) Observer sudah melakukan
b. Peserta penyuluhan mengikuti
pengamatan dan pencatatan selama
kegiatan hingga akhir acara . berjalannya kegiatan selama
c. Peserta penyuluhan proaktif penyuluhan.
selama kegiatan berlangsung. 7) MC/moderator memandu berjalannya
d. Mahasiswa mampu memberikan acara dengan baik.
reinforcement positif kepada 8) Dokumentasi kegiatan dapat terlaksana
peserta penyuluhan dengan baik.
Evaluasi Hasil 9) Penyaji menguasai materi dan
a) Peserta yang hadir sebanyak 12 menguasai situasi dan peserta selama
orang (target 20 orang) kegiatan penyuluhan,interaktif dengan
b) 3 dari 5 pertanyaan yang diajukan peserta. Selain itu bahasa yang
setelah penyuluhan tentang gizi digunakan adalah bahasa yang awam
pada balita khususnya cemilan bagi masyarakat sehingga mudah
sehat, harga terjangkau dapat dimengerti.
dijawab warga 10)Antusiasme dari warga terutama dalam
c) 2 orang warga mewakili peserta diskusi sangat tinggi, terbukti dengan
mampu menjelaskan kembali peran serta warga dalam kegiatan
prosedur untuk membuat cemilan demonstrasi dan tanya jawab.
sehat yang telah didemonstrasikan. Weakness
1) Mahasiswa yang bertugas sebagai
fasilitator sudah berjalan namun
kurang terlihat aktif untuk memotivasi
peserta dalam diskusi, dan kadang-
kadang terlihat diam dan berkumpul
dengan mahasiswa lain.
2) Adanya double job seperti MC dan
moderator, notulen dan observer,
perlengkapan dan dokumentasi
3) Kegiatan ini tidak dihadiri perangkat
RW/RT, kader pun tidak semuanya
hadir dalam acara ini. Padahal ini
merupakan kesempatan baik yang
menunjukkan dukungan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada
di lingkungan RW 05.
4) Peserta yang hadir tidak memenuhi
target, hanya 12 orang atau sekitar 60
% dari target. Sebelum pelaksanaan
kegiatan, undangan tidak disebar
secara langsung kepada target
kegiatan, hanya memberdayakan kader
untuk mengumpulkan warga.
Opportunity
1) Lokasi pelaksanaan mudah dijangkau
2) Tempat luas, tidak bising dan kondusif
untuk pelaksanaan kegiatan ini
3) Fasilitas yang tersedia mendukung,
mulai dari LCD, laptop, pengeras suara
dan speaker.
Threat
1) Cuaca tidak mendukung terlaksananya
kegiatan,karena hujan deras sehingga
peserta yang datang tidak memenuhi
target.
Hari, tanggal: Kamis, 06 Maret 2014 Strength
Tempat: Balai Posyandu Sehat II, RT 1) Mahasiswa kompak dan
07 RW 05 mempunyai kerjasama yang baik
Waktu: 16.05 – 17.15 WIB sehingga saat terjadi sesuatu di luar
Kegiatan: dari yang direncanakan
1. Penyuluhan kesehatan sebelumnya, mahasiswa bisa
mengenai gizi balita mengatasinya bersama.
2. Demontrasi masak camilan 2) Kerja sama antar mahasiswa pada
sehat untuk balita (nudget fase persiapan sudah baik terutama
tempe, salad buah) saat koordinasi dengan Ketua RW,
perangkat RT dan ibu-ibu kader
RW 05.
3) Pembagian tugas mahasiswa
sebagai penanggung jawab,
fasilitator, penyaji penyuluhan dan
demonstrasi, observer, moderator
dan MC, perlengkapan, notulen,
dan dokumentasi terlaksana dengan
baik.
4) Fasilitator sudah menyebar masuk
kedalam peserta penyuluhan.
5) Pada saat demonstrasi mahasiswa
mempraktikkan dengan baik
bersama ibu dan kader.
6) Observer sudah melakukan
pengamatan dan pencatatan selama
berjalannya kegiatan selama
penyuluhan.
7) MC/moderator memandu
berjalannya acara dengan baik.
8) Dokumentasi kegiatan dapat
terlaksana dengan baik.
9) Antusiasme dari warga terutama
dalam diskusi sangat tinggi,
terbukti dengan peran serta warga
dalam kegiatan demonstrasi dan
tanya jawab.
Weakness
1) Penyaji tidak begitu menguasai
materi selama kegiatan
penyuluhan,kurang interaktif
dengan peserta. Selain itu bahasa
yang digunakan adalah bahasa
yang awam bagi masyarakat
sehingga mudah dimengerti.
2) Mahasiswa yang bertugas sebagai
fasilitator sudah berjalan namun
kurang terlihat aktif untuk
memotivasi peserta dalam diskusi,
dan kadang-kadang terlihat diam
dan berkumpul dengan mahasiswa
lain.
3) Adanya double job seperti MC dan
moderator, notulen dan observer,
perlengkapan dan dokumentasi
5) Kegiatan ini tidak dihadiri
perangkat RW/RT, kader pun tidak
semuanya hadir dalam acara ini.
Padahal ini merupakan kesempatan
baik yang menunjukkan dukungan
untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada di lingkungan RW 05.
Opportunity
1) Lokasi pelaksanaan mudah
dijangkau
2) Tempat luas, tidak bising dan
kondusif untuk pelaksanaan
kegiatan ini
3) Fasilitas yang tersedia mendukung,
mulai dari LCD, laptop, pengeras
suara dan speaker.
Threat
1) Cuaca tidak mendukung
terlaksananya kegiatan,karena
hujan deras
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

NO Diagnosa Kegiatan Tujuan PJ Waktu Tempat Dana


1 Risiko peningkatan Senam / kegiatan Meningkatkan Kader Swadaya
komplikasi olahraga teratur aktivitas fisik masyarakat
Hipertensi pada akan
warga RW 05 melancarkan
Kelurahan Curug, aliran darah
Kecamatan sehingga
Cimanggis, Depok tekanan darah
stabil
2 Risiko peningkatan Kunjungan rumah Untuk Kader Swadaya
kejadian Gizi kurang warga dengan balita memantau masyarakat
pada balita warga yang KMS berada di perbaikan gizi
RW 05 Kelurahan bawah garis merah anak
Curug, Kecamatan (gizi kurang)
Cimanggis, Depok

Вам также может понравиться