Вы находитесь на странице: 1из 12

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at:


https://www.researchgate.net/publication/262344308

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen


(JRBM) Analisis Kinerja Bank
Menggunakan Metode CAMELS untuk
Mengukur Tingkat Kesehatan Bank
Terhadap Pertumbuhan Laba

Dataset · May 2014

CITATION READS

1 7,077

2 authors, including:

Jaja Suteja
Universitas Pasundan
18 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, Available from: Jaja Suteja
letting you access and read them immediately. Retrieved on: 22 May 2016
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Analisis Kinerja Bank Menggunakan Metode CAMELS untuk Mengukur


Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba

Jaja Suteja, Ichsan Maulana Sidiq


Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung, Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung
Jl. Tamansari 6-8 Bandung 40116
E-mail: suteja_j@yahoo.co.id

ABSTRACT

The financial performance is an achievement the company during a certain period which reflects the level
of health. One way to measure the financial performance of banks is to use CAMELS analysis. This study aims
to determine the performance and soundness of each National Private Bank Foreign Exchange year period
2007-2009 is assessed by using CAMELS and whether there is significant influence of the appraisal aspects of
capital (CAR), asset quality (ratio of KAP1 and KAP2), management (profit margin), earnings (ROA and
BOPO), liquidity (LDR and cash ratio), and sensitivity to earnings growth. The data used were obtained from
published data 31 BUSN foreign exchange registered with Bank Indonesia in the period 2007-2009.
Operationalizations of the variables used in this study is independent variables, namely CAR, KAP1,
KAP2, PM, ROA, BOPO, LDR, and CR. While the variables are not independent of income growth. Sensitivity
to aspects of the study was not conducted an assessment due to limited data concerning the confidentiality of
the company. The research method used is descriptive analytical method verification. Hypothesis testing is
done by testing the Fstatistic and ttest statistic at 5% significance level.
The test results with Ftest shows that there is significant between the CAR, KAP1, KAP2, PM, ROA,
BOPO, LDR, and CR, to the growth of earnings. For partial results of hypothesis testing, the ratio KAP2 and
LDR have no significant effect to earnings growth.

Keywords: CAMELS, CAR, KAP1, KAP2, PM, ROA, BOPO, LDR, CR, earnings growth.

PENDAHULUAN menjadi 6,345 kantor cabang bank. Januari 1998


kantor cabang bank berkurang menjadi 6,295
Pada periode 1982-1988 sistem finansial dikarenakan krisis moneter.
Indonesia didominasi perbankan terutama bank Krisis moneter yang melanda Indonesia secara
komersial milik pemerintah. Peran penting bank terus-menerus mengakibatkan krisis kepercayaan
swasta nasional meningkat pada tahun 1988-1991 dari masyarakat, sehingga dalam perkembangan
yang memfokuskan pada upaya penurunan selanjutnya usaha bank mengalami keterpurukan.
hambatan dalam memasuki pasar dan penawaran Penurunan kinerja bank tersebut secara otomatis
yang menarik seperti bank komersial milik menyebabkan penurunan terhadap keuntungan atau
pemerintah. Hal tersebut ditandai dengan laba yang diperoleh bank. Banyak pihak yang
terbentuknya 40 bank swasta baru dan 15 bank berkepentingan dengan penilaian kinerja pada
patungan. Bank swasta nasional mulai membuka sebuah perusahaan perbankan, diantaranya bagi
cabang hingga ke pelosok. Pada April 1982 terdapat para manajer, investor atau calon investor,
1,640 cabang bank menjadi 2,842 cabang bank pada pemerintah, masyarakat bisnis maupun lembaga-
Maret 1990 dan melonjak drastis pada 1997-1998 lembaga lain yang terkait. Manajemen sangat

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 1


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

memerlukan hasil penilaian terhadap kinerja unit Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya
bisnisnya, yaitu untuk memastikan tingkat ukuran harus memiliki kecukupan modal atau dikenal
keberhasilan para manajer dan sekaligus sebagai dengan capital adequacy. Bank yang memiliki modal
evaluasi penyusunan perencanaan strategik maupun dengan tingkat kecukpan modal yang tinggi akan
operasional pada masa selanjutnya. Kinerja mampu berkembang dan bersaing secara sehat
perbankan yang baik akan menarik minat investor dengan bank lain. Permodalan yang dimiliki bank
untuk melakukan investasi pada sektor perbankan. akan dapat mengatisipasi eksposur risiko saat ini dan
Investor akan melihat semakin sehat suatu bank, mengantisipasi eksposur risiko di masa yang akan
maka kinerja manajemen bank tersebut baik serta datang.
diharapkan bisa memberikan return yang sesuai Capital digunakan untuk memastikan
dengan yang diharapkan. Hal ini penting bagi kecukupan modal dan cadangan untuk memikul
investor sebelum melakukan investasi, karena risiko yang timbul (Veitzhal, 2007:709). Bank yang
bagaimanapun juga investor akan berusaha untuk memiliki modal dengan jumlah yang besar, maka
mencari return yang tinggi. bank tersebut akan memperoleh keuntungan yang
Pemerintah sangat berkepentingan terhadap lebih besar dari hasil usahanya (Vetizhal, 2007:712).
penilaian kinerja suatu lembaga keuangan, karena Kecukupan modal bank yang tinggi memberikan
penilaian kinerja tersebut mempunyai fungsi yang kesempatan bagi bank untuk dapat melakukan
strategis dalam rangka memajukan dan ekspansi usaha dengan lebih aman, sehingga dapat
meningkatkan perekonomian negara, sedangkan memperoleh laba yang optimal (Kuncoro, 2002:569).
masyarakat sangat menginginkan agar badan usaha Kualitas aktiva produktif (assets quality)
pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan maju, menunjukkan kemampuan bank dalam melakukan
sehingga dapat dicapai efisiensi dana berupa biaya penilaian terhadap aset dalam bentuk pemberian
yang murah dan efisien. kredit. Setiap aktiva produktif terutama dalam bentuk
Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah kredit dilakukan penilaian kualitas melalui
memperoleh keuntungan optimal dengan jalan pembedaan tingkat kolektibilitas, jika bank
memberikan jasa keuangan kepada masyarakat. mengalami tingkat kolektibilitas macet persentasinya
Bank harus selalu menjaga kepercayaan masyarakat lebih tinggi dari kolektibilitas lancar, maka bank harus
dan menjaga agar kinerjanya tetap baik. Bank yang menyediakan cadangan aktiva produktif yang lebih
selalu dapat menjaga kinerjanya dengan baik berarti banyak. Cadangan ini ditujukan untuk mengantisipasi
bank tersebut memiliki prospek usaha yang dapat kemungkinan tidak tertagihnya kembali penanaman
selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan dana atau alokasi dana yang telah dilakukan oleh
prinsip kehati-hatian (prudential banking regulation) bank. Semakin baik bank menjaga kualitas asetnya
(Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:539). berarti bank tersebut sukses dalam hal pemberian
Upaya untuk memelihara dan menjaga kredit yang ditunjukkan dengan meningkatnya
kepercayaan masyarakat yang dapat dilakukan bank pendapatan bunga yang diterima bank (Veitzhal,
adalah dengan mempertahankan tingkat 2007:714).
kesehatannya. Pada umumnya untuk menilai tingkat Bank dalam menjalankan kegiatan
kesehatan perbankan digunakan lima aspek operasionalnya harus mampu menunjukkan
penilaian, yaitu capital, assets quality, management, kemampuan manajemen bank melalui identifikasi,
earnings, dan liquidity (CAMEL). Lima aspek CAMEL pengukuran, pengawasan terhadap kegiatan
tersebut dinilai dengan menggunakan rasio manajemen secara umum maupun kemampuan
keuangan (Lukman Dendawijaya, 2005:141). dalam mengantisipasi risiko-risiko yang timbul dalam
Langkah strategis peningkatan kinerja bank usaha bank. Pengelolaan manajemen bank yang
melalui peningkatan kesehatan bank memiliki benar akan memperlancar pencapaian tujuan bank,
pengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. yaitu mencapai profitabilitas yang optimal dan
Meningkatnya kesehatan suatu bank, maka mempertahankan kepercayaan masyarakat. Aspek
perolehan atas laba bank tersebut akan meningkat, manajemen diproksikan dengan profit margin dengan
ini dikarenakan masyarakat khususnya investor dan pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana
kreditor mempercayakan dananya untuk manajemen mengelola sumber-sumber maupun
diinvestasikan pada bank yang “Sehat” (Kuncoro, penggunaan atau alokasi dana secara efisien
2002:572). (Susyanti, 2005:4).

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 2


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Earnings merupakan kemampuan bank dalam Menurut Kuncoro (2002:572) langkah strategis
menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva peningkatan kinerja bank melalui peningkatan
yang dimilikinya. Penilaian earnings adalah untuk kesehatan bank memiliki pengaruh terhadap
memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank meningkatnya laba perusahaan. Dengan
secara benar dan akurat. Semakin besar keuntungan meningkatnya kesehatan bank, maka perolehan atas
yang dicapai bank, maka semakin kecil kemungkinan laba akan meningkat, ini dikarenakan masyarakat
suatu bank dalam kondisi bermasalah. Bank yang khususnya investor dan kreditor mempercayakan
mampu menghasilkan keuntungan yang optimal, dananya untuk diinvestasikan pada bank yang
maka bank tersebut termasuk kategori bank “Sehat”. “Sehat”.
Jika bank dalam kondisi sehat, maka bank tersebut Aditya Kusumanigtyas (2009) melakukan
memiliki prospek usaha yang bagus dan dapat penelitian tentang “Analisis Pengaruh Rasio
memperoleh laba secara terus-menerus (Veitzhal, Keuangan Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris
2007:720). Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Liquidity adalah kemampuan manajemen bank Bursa Efek Indonesia). Berdasarkan hasil uji t dapat
dalam menyediakan dana yang cukup untuk disimpulkan secara parsial atau individual tiga
memenuhi semua kewajiban-kewajiban dalam perubahan rasio keuangan, yaitu variabel CAR,
kegiatan usahanya. Penilaian terhadap likuiditas variabel ROA, dan variabel IRR berpengaruh
digunakan untuk mengukur pelaksanaan manajemen terhadap perubahan laba, sedangkan rasio lainnya
aset dan kewajiban dalam menentukan dan yaitu NIM, KAP, dan LDR tidak memiliki pengaruh
menyediakan likuiditas yang cukup, yaitu signifikan terhadap perubahan laba.
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban Whalen dan Thomson (1998) melakukan
jangka pendek. Pengelolaan likuiditas berfungsi penelitian tentang manfaat rasio keuangan untuk
untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan memprediksi laba beberapa periode ke depan
oleh adanya kekurangan dana. Kesulitan dana suatu dengan menggunakan rasio perbankan, yaitu capital,
bank akan mengakibatkan bank tersebut tidak asset, management, earnings, dan liquidity.
mampu memenuhi kewajibannya, sehingga dapat Penelitian ini menggunakan alat statistik regresi logit.
mengakibatkan terjadinya erosi kepercayaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan
masyarakat terhadap bank, jika bank mampu CAMEL cukup akurat dalam menyusun rating bank
menjaga likuiditasnya, maka kepercayaan dan berpengaruh secara signifikan terhadap prediksi
masyarakat tetap terjaga, sehingga nasabah atau laba di masa yang akan datang.
masyarakat tetap mempercayakan transaksi Berdasarkan pendahuluan yang telah
keuangan melalui bank dan bank tersebut dapat dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
mempertahankan tingkat keuntungan yang optimal hipotesis penelitian sebagai berikut:
(Veitzhal, 2007:719-722). 1. Hipotesis penelitian 1: Rasio-rasio aspek CAMEL,
Penilaian terhadap aspek sensitivity merupakan yaitu CAR, KAP, PM, ROA, BOPO, CR, dan LDR
cara untuk mengukur kemampuan atau sensitivitas berpengaruh secara parsial terhadap
bank dalam mengantisipasi risiko pasar yang pertumbuhan laba pada Bank Umum Swasta
mungkin dihadapi oleh bank (Veitzhal, 2007:725). Nasional Devisa.
Kebijakan manajemen mulai mempertimbangkan 2. Hipotesis penelitian 2: Rasio-rasio aspek CAMEL,
secara jelas tentang sensitivitas bank terhadap yaitu CAR, KAP, PM, ROA, BOPO, CR, dan LDR
kondisi pasar uang dan menambah karakteristik ini berpengaruh secara simultan terhadap
dalam CAMEL (Madura, 2008:546). pertumbuhan laba pada Bank Umum Swasta
Laba adalah selisih pendapatan dengan beban Nasional Devisa.
perusahaan akibat adanya aktivitas operasi dan
aktivitas pendanaan. Pertumbuhan laba merupakan METODE
perbedaan antara pendapatan dalam suatu periode
dengan periode lainnya, seiring dengan pertumbuhan Metode penelitian yang digunakan dalam
penjualan, maka perusahaan akan memperoleh penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan metode
peningkatan laba perusahaan (Arthur J, Keown; verifikatif dengan pendekatan metode kuantitatif.
David F. Scott, Jr; John D. Martin dan J. William Penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh
Petty, 2005:80). kinerja dan peringkat kesehatan masing-masing

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 3


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang diukur Sumber-sumber data tersebut diperoleh dari
dengan menggunakan analisis CAMELS. Metode Bank Indonesia periode 2007-2009 yang berisi
penelitian verifikatif digunakan untuk mengetahui laporan kinerja bank dengan menggunakan rasio
pengaruh atau bentuk hubungan kausal dari rasio- keuangan yang meliputi aspek rasio capital
rasio dalam aspek CAMELS terhadap pertumbuhan adequacy, assets quality, management, earnings,
laba Bank Umum Swasta Nasional Devisa. liquidity, dan sensitivity, serta laporan laba rugi bank.
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini Data tersebut merupakan data panel (pooled data),
adalah Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar yaitu gabungan data antar bank (cross section) dan
di Bank Indonesia (BI) berturut-turut tahun 2007- runtun waktu (time series). Data sekunder
2009, horizon waktu penelitian, yaitu selama 3 (tiga) dikumpulkan dengan menggunakan teknik
tahun dan metode pengambilan sampel yang pengumpulan data melalui studi kepustakaan berupa
digunakan non probability sampling adalah teknik journal, data di Bank Indonesia, text book, dan karya
pengambilan sampel yang tidak memberi tulis yang berhubungan dengan penelitian ini, serta
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau mengakses website.
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Populasi penelitian adalah seluruh Bank Umum HASIL DAN PEMBAHASAN
Swasta Nasional Devisa yang beroperasi di
Indonesia periode 2007-2009 sebanyak 44 bank. Berdasarkan pada hasil pengolahan data
Bank Umum Swasta Nasional Devisa ini secara deskriptif yang telah dilakukan mengenai
membuat laporan keuangan, neraca dan laba rugi, kinerja dan tingkat kesehatan masing-masing Bank
serta laporan kinerja bank periode 2004-2009 Umum Swasta Nasional Devisa ditinjau dari aspek
dengan rasio capital adequacy, assets quality, capital, assets quality, management, earnings,
management, earnings, dan liquidity ke Bank liquidity, dan sensitivity (CAMELS), maka didapat
Indonesia dan telah dipublikasikan. Dari populasi hasil pengolahan data secara desktiptif sebagai
tersebut dipilih sampel dengan menggunakan teknik berikut:
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang 1. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek
didasarkan pada beberapa tahapan dan beberapa capital yang diukur dengan menggunakan
kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, untuk capital adequacy ratio (CAR) selama periode
menentukan sampel digunakan kriteria-kriteria 2007-2009 cenderung mengalami penurunan
sebagai berikut: pada setiap tahunnya.
1. Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang a. Tahun 2008 terdapat sebanyak 20 BUSN
bersifat konvensional yang beroperasi di Devisa mengalami penurunan kinerja,
Indonesia periode 2007-2009. sedangkan sisanya sebanyak 11 BUSN
2. Bank harus tetap beroperasi selama periode Devisa mengalami kenaikan kinerja.
penelitian tahun 2007-2009. b. Tahun 2009 terdapat sebanyak 15 BUSN
3. Bank yang menghasilkan laba atau rugi secara Devisa mengalami penurunan kinerja,
continue selama periode 2007-2009. sedangkan sisanya sebanyak 16 BUSN
4. Bank yang memiliki data lengkap tentang rasio Devisa mengalami kenaikan kinerja.
capital adequacy, assets quality, management, c. Tingkat kesehatan BUSN Devisa dinilai
earnings, liquidity, dan sensitivity. dari aspek capital yang diukur dengan
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel di menggunakan capital adequacy ratio
atas, maka diperoleh sampel dalam penelitian ini (CAR).
sebanyak 31 Bank Umum Swasta Nasional Devisa 1) Tahun 2007, terdapat sebanyak 31
yang beroperasi di Indonesia periode 2007-2009. BUSN Devisa memiliki predikat
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini “Sehat”.
adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif atau 2) Tahun 2008, terdapat 30 BUSN
data yang dinyatakan dalam angka-angka. Untuk Devisa hanya PT Bank Mutiara Tbk.
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian yang memiliki predikat “Tidak Sehat”,
ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah karena memiliki modal yang negatif.
metode dokumentasi dari laporan keuangan bank 3) Tahun 2009, terdapat 31 BUSN
yang diserahkan ke Bank Indonesia. Devisa memiliki predikat “Sehat”.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 4


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

2. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek 1) Tahun 2007, 30 BUSN Devisa
asset quality yang diukur dengan menggunakan memiliki predikat “Sehat”, hanya PT
rasio KAP 1 selama periode 2007-2009. Bank Mutiara Tbk. yang memiliki
a. Tahun 2008, rasio KAP 1 dari 31 BUSN predikat “Tidak Sehat”.
Devisa 16 bank mengalami penurunan 2) Tahun 2008, 31 BUSN Devisa
kinerja, sedangkan sisanya 15 bank memiliki predikat “Sehat”.
mengalami kenaikan kinerja. 3) Tahun 2009, 30 BUSN Devisa
b. Tahun 2009, rasio KAP 1 dari 31 BUSN memiliki predikat “Sehat”, hanya PT
Devisa 17 bank mengalami penurunan Bank Kesawan Tbk yang memiliki
kinerja, sedangkan sisanya 14 bank predikat “Cukup Sehat”.
mengalami kenaikan kinerja. 4. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek
c. Tingkat kesehatan BUSN Devisa dinilai management yang dapat diukur dengan
dari aspek asset quality yang diukur menggunakan rasio profit margin selama
dengan menggunakan rasio KAP 1 periode 2007-2009.
selama periode 2007-2009. a. Tahun 2008, rasio profit margin dari 31
1) Tahun 2007, 24 BUSN Devisa BUSN Devisa 17 bank mengalami
memiliki predikat “Sehat”, 5 (lima) penurunan kinerja, sedangkan sisanya 14
BUSN Devisa memiliki predikat bank mengalami kenaikan kinerja.
“Cukup Sehat”, 1 (satu) BUSN b. Tahun 2009, rasio profit margin dari 31
Devisa memiliki predikat “Kurang BUSN Devisa 17 bank mengalami
Sehat”, dan satu BUSN Devisa penurunan kinerja, sedangkan sisanya 14
memiliki predikat “Tidak Sehat”. bank mengalami kenaikan kinerja.
2) Tahun 2008, 25 BUSN Devisa 5. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek
memiliki predikat “Sehat”, 4 (empat) Earning yang diukur dengan menggunakan
BUSN Devisa memiliki predikat rasio ROA (return on assets) selama periode
“Cukup Sehat”, 1 (satu) BUSN 2007-2009.
Devisa memiliki predikat “Kurang a. Tahun 2008, rasio ROA dari 31 BUSN
Sehat”, dan 1 (satu) BUSN Devisa Devisa 19 bank mengalami penurunan
memiliki predikat “Tidak Sehat”. kinerja, sedangkan sisanya 12 bank
3) Tahun 2009, 23 BUSN Devisa mengalami kenaikan kinerja.
memiliki predikat “Sehat”, 6 (enam) b. Tahun 2009, rasio ROA dari 31 BUSN
BUSN Devisa memiliki predikat Devisa 12 bank mengalami penurunan
“Cukup Sehat”, 1 (satu) BUSN kinerja, sedangkan sisanya 19 bank
Devisa memiliki predikat “Kurang mengalami kenaikan kinerja.
Sehat”, dan 1 (satu) BUSN Devisa c. Tingkat kesehatan BUSN Devisa dinilai
memiliki predikat “Tidak Sehat”. dari aspek earning yang diukur dengan
3. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek menggunakan rasio ROA.
asset quality yang diukur dengan menggunakan 1) Tahun 2007, 13 BUSN Devisa
rasio KAP 2 selama periode 2007-2009. memiliki predikat “Sehat”, 3 (tiga)
a. Tahun 2008, rasio KAP 2 dari 31 BUSN BUSN Devisa memiliki predikat
Devisa 11 bank mengalami penurunan “Cukup Sehat”, 2 (dua) BUSN Devisa
kinerja, sedangkan sisanya 19 bank memiliki predikat “Kurang Sehat”,
mengalami kenaikan kinerja. dan 13 BUSN Devisa memiliki
b. Tahun 2009, rasio KAP 2 dari 31 BUSN predikat “Tidak Sehat”.
Devisa 17 bank mengalami penurunan 2) Tahun 2008, 12 BUSN Devisa
kinerja, sedangkan sisanya 14 bank memiliki predikat “Sehat”, 1 (satu)
mengalami kenaikan kinerja. BUSN Devisa memiliki predikat
c. Tingkat kesehatan Bank-bank Umum “Cukup Sehat”, 4 (empat) BUSN
Swasta Nasional Devisa dinilai dari aspek Devisa memiliki predikat “Kurang
asset quality yang diukur dengan Sehat”, dan 14 BUSN Devisa
menggunakan KAP 2. memiliki predikat “Tidak Sehat”.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 5


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

3) Tahun 2009, 13 BUSN Devisa kinerja, sedangkan sisanya sebanyak 12


memiliki predikat “Sehat”, 1 (satu) bank mengalami kenaikan kinerja.
BUSN Devisa memiliki predikat c. Tingkat kesehatan BUSN Devisa dinilai
“Cukup Sehat”, 2 (dua) BUSN Devisa dari aspek liquidity yang diukur dengan
memiliki predikat “Kurang Sehat”, menggunakan cash ratio.
dan 15 BUSN Devisa memiliki 1) Tahun 2007, 31 BUSN Devisa
predikat “Tidak Sehat”. memiliki predikat “Sehat”.
6. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek 2) Tahun 2008, 31 BUSN Devisa
earning yang diukur dengan menggunakan memiliki predikat “Sehat”.
rasio BOPO selama periode 2007-2009. 3) Tahun 2009, 31 BUSN Devisa
a. Tahun 2008, rasio BOPO dari 31 BUSN memiliki predikat “Sehat”.
Devisa 20 bank mengalami penurunan 8. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek
kinerja, sedangkan sisanya 11 bank liquidity yang diukur dengan menggunakan loan
mengalami kenaikan kinerja. to deposite ratio (LDR) selama periode 2007-
b. Tahun 2009, rasio BOPO dari 31 BUSN 2009.
Devisa 16 bank mengalami penurunan a. Tahun 2008, nilai LDR dari 31 BUSN
kinerja, sedangkan sisanya 15 bank Devisa 24 bank mengalami penurunan
mengalami kenaikan kinerja. kinerja, sedangkan sisanya sebanyak
c. Tingkat kesehatan BUSN Devisa dinilai tujuh bank mengalami kenaikan kinerja.
dari aspek earning yang diukur dengan b. Tahun 2009, nilai LDR dari 31 BUSN
menggunakan rasio BOPO. Devisa 6 (enam) bank mengalami
1) Tahun 2007, 22 BUSN Devisa penurunan kinerja, sedangkan sisanya
memiliki predikat “Sehat”, 1 (satu) sebanyak 25 bank mengalami kenaikan
BUSN Devisa memiliki predikat kinerja.
“Cukup Sehat”, 2 (dua) BUSN Devisa c. Tingkat kesehatan BUSN Devisa dinilai
memiliki predikat “Kurang Sehat”, dari aspek liquidity yang diukur dengan
dan 6 (enam) BUSN Devisa memiliki menggunakan rasio LDR.
predikat “Tidak Sehat”. 1) Tahun 2007, 27 BUSN Devisa
2) Tahun 2008, 19 BUSN Devisa memiliki predikat “Sehat”, 2 (dua)
memiliki predikat “Sehat”, 1 (satu) BUSN Devisa memiliki predikat
BUSN Devisa memiliki predikat “Cukup Sehat”, dan 2 (dua) BUSN
“Cukup Sehat”, 2 (dua) BUSN Devisa Devisa memiliki predikat “Tidak
memiliki predikat “Kurang Sehat”, Sehat”.
dan 9 (Sembilan) BUSN Devisa 2) Tahun 2008, 26 BUSN Devisa
memiliki predikat “Tidak Sehat”. memiliki predikat “Sehat”, 2 (dua)
3) Tahun 2009, 23 BUSN Devisa BUSN Devisa memiliki predikat
memiliki predikat “Sehat”, 4 (empat) “Cukup Sehat”, dan 3 (tiga) BUSN
BUSN Devisa memiliki predikat Devisa memiliki predikat “Tidak
“Kurang Sehat”, dan 4 (empat) BUSN Sehat”.
Devisa memiliki predikat “Tidak 3) Tahun 2009, 29 BUSN Devisa
Sehat”. memiliki predikat “Sehat”, 1 (satu)
7. Kinerja BUSN Devisa yang dinilai dari aspek BUSN Devisa memiliki predikat
liquidity yang diukur dengan menggunakan “Cukup Sehat”, dan 1 (satu) BUSN
cash ratio selama periode 2007-2009. Devisa memiliki predikat “Tidak
a. Tahun 2008, nilai cash ratio dari 31 BUSN Sehat”.
Devisa 28 bank mengalami penurunan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
kinerja, sedangkan sisanya sebanyak 3 dengan menggunakan program SPSS 18.0 for
(tiga) bank mengalami kenaikan kinerja. windows hasilnya menunjukkan bahwa dalam
b. Tahun 2009, nilai cash ratio dari 31 BUSN pengujian multikolinearitas nilai VIF (variance
Devisa 19 bank mengalami penurunan inflation factors) di bawah 10 dan nilai tolerance di

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 6


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

atas 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian Y= 3,282301 + 0,428929 X1 - 0,260565 X2 +
ini tidak terjadi gejala multikolinearitas. 0,020793 X3 + 0,330929 X4 + 0,311715 X5 -
Berdasarkan pengujian heteroskedastisitas 0,154932 X6 + 0,279840 X7 - 0,025824 X8 + ε
dengan menggunakan scatter plot model Nilai R sebesar 0,721474878 berada pada
menunjukkan bahwa sebaran titik-titik yang acak tingkat hubungan yang diinterpretasikan kuat antara
pada diagram pencar di atas maupun di bawah variabel X dengan variabel Y, karena berada pada
angka 0 dari sumbu Y, maka dapat disimpulkan interval 0,60-0,799, sedangkan berdasarkan hasil
bahwa data dalam model regresi ini tidak terjadi perolehan data dengan analisis koefisien determinasi
gejala heteroskedastisitas. simultan melalui perhitungan program EViews 6, nilai
Hasil dari pengujian autokorelasi pada R Square sebesar 0,520526 atau 52,05%. Hal ini
penelitian ini yang dinilai dengan menggunakan nilai menunjukkan adanya kontribusi dari CAR (X1), KAP1
Durbin-Watson (DW) menunjukkan hasil sebesar (X2), KAP2 (X3), PM (X4), ROA (X5), BOPO (X6), CR
1,551710, karena nilai DW berada di antara nilai 1,5 (X7), dan LDR (X8) secara simultan terhadap
< 1,551710 < 2,5, hal ini berarti tidak terdapat GROWTH (Y) sebesar 52,05%, dimana 47,95%
penyimpangan atau gejala autokorelasi dalam lainnya diberikan oleh variabel lain yang tidak
penelitian ini. dijelaskan di dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil persamaan regresi dengan Berdasarkan hasil perolehan data dengan
menggunakan metode common-constant dapat analisis koefisien determinasi parsial melalui
disimpulkan hampir seluruh variabel independen (t- perhitungan program SPSS 18.0 for windows,
test probability) terlihat signifikan dengan koefisien menunjukkan bahwa variabel CAR (X1) lebih besar
individual yang memiliki tanda positif, yaitu CAR (X1), pengaruhnya terhadap GROWTH (Y), daripada PM
PM (X4), ROA (X5), dan CR (X7), sedangkan KAP1 (X4), CR (X7), ROA (X5), BOPO (X6), KAP2 (X3), LDR
(X2) dan BOPO (X6) memiliki tanda negatif. (X8), dan KAP1 (X2).
Berdasarkan hasil persamaan regresi dengan Pengujian hipotesis secara parsial dalam
menggunakan metode fixed effect (FEM) penelitian ini, signifikansi pengaruh variabel
memperlihatkan bahwa jumlah variabel individu atas independen terhadap variabel dependen dapat dilihat
uji t-stat yang memberikan hasil signifikan, yaitu CAR dari nilai signifikansi t. Dari nilai t diperoleh gambaran
(X1), PM (X4), BOPO (X6), dan CR (X7), nilai bahwa variabel independen yang berpengaruh
probability dari f-stat senilai 0,000000 memberikan terhadap pertumbuhan laba adalah CAR (X1), thitung =
arti bahwa model tersebut highly significant dengan 3,887377, maka thitung > ttabel (3,887377 > 2,000) ini
nilai Durbin-Watson sebesar 2,215146, maka dapat berarti Ha diterima. KAP1 (X2), thitung = -2,067276,
disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam penelitian maka thitung > ttabel -2,067276 > -2,000) ini berarti Ha
ini, karena nilai DW berada di antara nilai 1,50 diterima. PM (X4), thitung = 4,221656, maka thitung > ttabel
sampai dengan 2,50 (Nachrowi, 2006:185). (4,221656 > 2,000) ini berarti Ha diterima. ROA (X5),
Berdasarkan hasil persamaan regresi dengan thitung = 2,434461, maka thitung > ttabel (2,434461 >
menggunakan menggunakan metode random effect 2,000) ini berarti Ha diterima. BOPO (X6), thitung = -
(REM) memperlihatkan signifikansi sebanyak 6 2,786717, maka thitung > ttabel (-2,786717 > -2,000) ini
(enam) variabel (α = 5%), yaitu CAR (X1), KAP1 (X2), berarti Ha diterima. CR (X7), thitung = 3,011127, maka
PM (X4), ROA (X5), BOPO (X6), dan CR (X7). Nilai thitung > ttabel (3,011127 > 2,000) ini berarti Ha diterima.
probability dari f-stat senilai 0,000000 memberikan Variabel independen yang tidak berpengaruh
arti bahwa model tersebut highly significant. terhadap pertumbuhan laba adalah KAP2 (X3), thitung
Berdasarkan hasil dari pengujian hausman test = 0,172678, maka thitung < ttabel (0,172678 < 2,000) ini
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai berarti Ha ditolak. LDR (X8), thitung = -0,139544, maka
probability pada test cross-section random effect thitung < ttabel -0,139544 < -2,000) ini berarti Ha ditolak.
memperlihatkan nilai sebesar 0,7601, sehingga Hasil pengujian hipotesis secara simultan dalam
dapat disimpulkan dari pengujian hausman test ini penelitian ini dengan menggunakan bantuan program
untuk menggunakan metode pilihan pada penelitian SPSS 18.0 for windows diperoleh Fhitung sebesar
ini, yaitu metode random effect (0,7601 > 0,05). 14,335, maka Fhitung > Ftabel (14,335 > 2,05) ini berarti
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Ha diterima. Artinya, bahwa “CAR (X1), KAP1 (X2),
program EViews 6, maka bentuk persamaan KAP2 (X3), PM (X4), ROA (X5), BOPO (X6), CR (X7),
regresinya adalah sebagai berikut.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 7


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

dan LDR (X8) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah CAR
terhadap GROWTH (Y)”. (X1), KAP1 (X2), PM (X4), ROA (X5), BOPO
(X6), CR (X7). Variabel independen yang
KESIMPULAN tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba adalah KAP2 (X3), dan LDR (X8)
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan c. Hasil pengujian hipotesis secara simultan
menyatakan bahwa kinerja masing-masing dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
BUSN Devisa tahun 2008, kebanyakan bank CAR (X1), KAP1 (X2), KAP2 (X3), PM (X4),
mengalami penurunan kinerja dari semua aspek ROA (X5), BOPO (X6), CR (X7), dan LDR
CAMEL, hal ini disebabkan oleh kondisi (X8) berpengaruh secara signifikan
ekonomi yang labil dan akibat tekanan krisis terhadap GROWTH (Y).
keuangan global yang dampaknya semakin
meluas. Tahun 2009, kebanyakan bank DAFTAR PUSTAKA
mengalami kenaikan kinerja dari semua aspek
CAMEL, hal ini disebabkan meningkatnya Abdul Malik dkk., (2004), Sistem dan Manajemen
fungsi pengawasan dan kerjasama dengan Bank Umum, Fakultas Ekonomi, Universitas
otoritas terkait yang disertai penerbitan Merdeka, Malang.
beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan Aditya Kusumaningtyas, (2009), Analisis Pengaruh
pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba
perbankan dari dampak negatif gejolak pasar (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan
keuangan tersebut. Perbankan berhasil yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
meningkatkan fungsi intermediasinya dan Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
melaksanakan proses konsolidasi perbankan Djoko Retnadi, (2005), Memilih Bank yang Sehat
dengan hasil yang positif. Kenali Kinerja Dan Pelayanannya, PT Elex
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Media Komputindo Kelompok Gramedia,
menyatakan bahwa tingkat kesehatan masing- Jakarta.
masing BUSN Devisa selama periode 2007- Jeni Susyanti, (2002), Indikasi Potensi Economic
2009, rata-rata memiliki tingkat kesehatan Value Added dan Analisis Rasio CAMEL dalam
dengan predikat “Sehat” dari 31 BUSN Devisa memprediksi Kesehatan Bank yang Listing di
yang menjadi objek penelitian, 26 bank memiliki Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi Pasca
predikat “Sehat”, 4 (empat) memiliki predikat Sarjana Universitas Brawijaya, Hal 1-23,
“Cukup Sehat”, dan 1 (satu) memiliki predikat Malang.
“Tidak Sehat”. Kasmir, S. E., MM, (2003), Dasar-Dasar Perbankan,
3. Berdasarkan hasil perolehan data dengan PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
analisis koefisien determinasi simultan melalui Keown, Arthur J., John D. Martin, William J. Petty
perhitungan program SPSS 18.0 for windows, and David F. Scot., Jr., (2005) Financial
maka didapat kesimpulan: Management, Principal and Applications, 10th
a. Nilai R Square menunjukkan adanya edition, Prentice-Hall Inc, NJ.
kontribusi dari CAR (X1), KAP1 (X2), KAP2 Madura, Jeff. (2008), Financial Institutions and
(X3), PM (X4), ROA (X5), BOPO (X6), CR Market, 8th edition, Thomson South-Western.
(X7), dan LDR (X8), secara simultan Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, (2002),
terhadap GROWTH (Y). Berdasarkan hasil Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi,
perolehan data dengan analisis koefisien BPEE, Yogyakarta.
determinasi parsial melalui perhitungan Nachrowi Djajal, dan Hardius Usman, (2006),
program SPSS 18.0 for windows, Ekonometrik Untuk Analisis Ekonomi dan
menunjukkan bahwa variabel CAR (X1) Keuangan, LPFE UI, Jakarta.
lebih besar pengaruhnya terhadap Nurhidayah, (2003), Analisis Z-Score dan CAMEL
variabel GROWTH (Y). Dalam Mengevaluasi Tingkat Kesehatan Bank
b. Pengujian hipotesis secara parsial dalam yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
penelitian ini, menunjukkan bahwa Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Brawijaya,
variabel independen yang berpengaruh Hal 1-13, Malang.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 8


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Payamta dan Mas’ud Mahfoedz, (1999), Evaluasi Van Horne, James C., and Wachowicz, John M. Jr.,
Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan (2005), Fundamental of Financial Management,
Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa 12th edition, Prentice-Hall Inc., Upper Saddle
Efek Indonesia”, Kelola No. 20:54-69. River, NJ.
Rivai Veithzal, (2007), Bank and Financial Institutions Wahyu Sri Wulandari, (2002), Analisis Laporan
Management, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja dan
Selamet Riyadi, (2006), Banking Assets and Liability Kesehatan Bank yang Go Public (Studi Kasus
Management, Lembaga Penerbit Fakultas Pada Pojok BEJ), Program Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Ilmu Asministrasi, Universitas Brawijaya,
Singgih Santoso, (2000), Buku Latihan SPSS Malang.
Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Whalen, Gary and James B. Thomson, (1998), Using
Jakarta. Financial Data to Identify Changes in Bank
Sumarta, (2000), Evaluasi Kinerja Perbankan: Studi Condition, Economic Review, Second Quarter:
Banding Kinerja Perbankan di Indonesia dan 17-26.
Perbankan di Thailand, Jurnal UGM, hal 7-16. Widjanarto, (2003), Hukum dan Ketentuan
Teguh Pudjo Muljono (1999), Analisa Laporan Perbankan di Indonesia, Grafiti, Jakarta.
Keuangan Untuk Perbankan Djambatan, Yuniasih, (2001), Analisis Kinerja Keuangan
Jakarta. Perusahaan Daerah BPR Bank Pasar
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Kabupaten Bangli: hal: 1-17.
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Apendiks

Model Summaryb
Model Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F Durbin-
R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
dimension0 1 .760a .577 .537 1.46972 .577 14.335 8 84 .000 1.175
a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, CR, KAP1, PM, BOPO, KAP2, ROA

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 9


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Model Summaryb
Model Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F Durbin-
R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
dimension0 1 .760a .577 .537 1.46972 .577 14.335 8 84 .000 1.175
a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, CR, KAP1, PM, BOPO, KAP2, ROA
b. Dependent Variable: GROWTH
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 247.716 8 30.965 14.335 .000a
Residual 181.445 84 2.160
Total 429.161 92
a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, CR, KAP1, PM, BOPO, KAP2, ROA
b. Dependent Variable: GROWTH

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Zero-
B Std. Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 2.501 1.981 1.262 .210
CAR .458 .118 .315 3.895 .000 .504 .391 .276 .770 1.299
KAP1 -.292 .109 -.242 -2.673 .009 .022 -.280 -.190 .616 1.624
KAP2 .036 .107 .033 .335 .739 -.010 .036 .024 .532 1.881
PM .341 .087 .301 3.927 .000 .459 .394 .279 .858 1.166
ROA .279 .105 .260 2.650 .010 .458 .278 .188 .523 1.913
BOPO -.125 .048 -.212 -2.595 .011 -.214 -.272 -.184 .751 1.331
CR .349 .103 .271 3.390 .001 .452 .347 .241 .788 1.269
LDR -.008 .151 -.004 -.051 .959 .145 -.006 -.004 .780 1.282
a. Dependent Variable: GROWTH

Correlations
GROWTH CAR KAP1 KAP2 PM ROA BOPO CR LDR
Pearson GROWTH 1.000 .504 .022 -.010 .459 .458 -.214 .452 .145
Correlation CAR .504 1.000 .221 .175 .193 .273 -.272 .183 -.002
KAP1 .022 .221 1.000 .508 .212 .208 -.226 .045 .063
KAP2 -.010 .175 .508 1.000 .152 -.227 -.384 -.157 .083
PM .459 .193 .212 .152 1.000 .263 -.071 .221 .083
ROA .458 .273 .208 -.227 .263 1.000 .085 .404 .337
BOPO -.214 -.272 -.226 -.384 -.071 .085 1.000 .151 -.180
CR .452 .183 .045 -.157 .221 .404 .151 1.000 .040
LDR .145 -.002 .063 .083 .083 .337 -.180 .040 1.000
Sig. (1-tailed) GROWTH . .000 .416 .463 .000 .000 .020 .000 .083
CAR .000 . .017 .047 .032 .004 .004 .040 .494
KAP1 .416 .017 . .000 .021 .023 .015 .335 .275
KAP2 .463 .047 .000 . .072 .014 .000 .066 .215
PM .000 .032 .021 .072 . .005 .248 .017 .215
ROA .000 .004 .023 .014 .005 . .209 .000 .000
BOPO .020 .004 .015 .000 .248 .209 . .074 .042
CR .000 .040 .335 .066 .017 .000 .074 . .351
LDR .083 .494 .275 .215 .215 .000 .042 .351 .
N GROWTH 93 93 93 93 93 93 93 93 93
CAR 93 93 93 93 93 93 93 93 93
KAP1 93 93 93 93 93 93 93 93 93
KAP2 93 93 93 93 93 93 93 93 93

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 10


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

PM 93 93 93 93 93 93 93 93 93
ROA 93 93 93 93 93 93 93 93 93
BOPO 93 93 93 93 93 93 93 93 93
CR 93 93 93 93 93 93 93 93 93
LDR 93 93 93 93 93 93 93 93 93

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 11

Вам также может понравиться