Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
24NOV
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Pengertian Bidan Desa
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan,diwajibkan tinggal srta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya,yang
meliputi satu atau dua desa yang dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam kerjanya
bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa.
2) Menggerakkan dan membina para serta masyarakat dalam bidang kesehatan,yang sesuai dengan permasalahan
kesehatan setempat
3) Membina dan memberikan bimbimngan teknis kepada kader serta dukun bayi
6) Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada puskesmas kecuali dalam keadaan darurat harus dirujuk
ke fasilitas kesehatan lainnya
7) Mendeteksi secara dini adanya rfrek samping dan komplikasi pemakaian alat kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit
dan berusaha mengatasi sesuai kemampuan.
3) Meningkatnya mutu pelayanan ibu hamil,pertolongan persalinan,perawatan nifas dan perinatal, serta pelayanana
kontrasepsi.
6) Meningkatnya kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu pembinaan kesehatan masyarakat
7) Meningkatnya peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD termasuk gerakan dana sehat.
Pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis atau bahkan kadang-kadang pelayanan subspesialisi
tetapi terbatas.
Dari ketiga klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan desa lebih cenderung
dalam pelayanan tingkat dasar pertama. Selain membantu penurunan angka kematian dan peningkatan kesehatan ibu dan
anak termasuk keluarga berencana. Bidan desa juga membantu memberikan pengobatan pertama pada masyarakat yang
membutuhkan sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih efisien di rumah sakit.
2) Menggerakkan dam membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar memiliki kesadaran berperilaku hidup bersih
dan sehat
3) Bidan desa harus komitmen terhadap tugas manajemen Kesehatan ibu dan Anak ( KIA ) dan administrasi/pencatatan
dan pelaporan.( Depkes RI,2004 )
1) Wewenang umum
Kewenangan yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat dipertanggungjawabkan secara mandiri.
2) Wewenang khusus
Wewenang khusus adalah wewenang untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan pengawasan dokter. Tanggung jawab
pelaksanaannya berada pada dokter yang diberikan wewenang tersebut.
3) Wewenang pada keadaan darurat
Bidan diberikan wewenang melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai
insane profesi. Segera setelah melakukan tindakan darurat tersebut,bidan diwajibkan membuat laporan ke Puskesmas di
wilayah kerjanya.
4) Wewenang tambahan
Bidan dapat diberi wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya sesuai
dengan program pemerintah,pendidikan dan pelatihan yang diterimanya.
2) Merencanakan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan untuk merencanakan
penanggulangannya.
3) Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan melaksanakan Pertemuan Tingkat Desa (
PTD ),Supaya Mawas Diri ( SMD ) dan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) yang diikuti dengan menghimpun dan melatih
kader sesuai dengan kebutuhan.
6) Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja bidan.
7) Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanaka penyuluhan dan membantu deteksi ibu hamil risiko tinggi.
Kebijaksanaan yang ditetapkan dalam pembinaan peranan teknik bidan desa adalah sebagai berikut :
1) Pendayagunaan bidan desa ditujukan untuk mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB
2) Bertujuan untuk memastikan bahwa mereka melaksankan tugas pokoknya sesuai standar yang ditetapkan dan
mempunyai bekal pengetahuan serta keterampilan cukup untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
3) Pembinaan bidan desa hendaknya dikembangkan per kabupaten sesuai kondisi setempat di bawah pembinaan tingkat
propinsi dengan mengacu kepada pola pembinaan teknis yang berlaku nasional.
Penyuluhan yang khususnya mengenai kesehatan reproduksi kepada masyarakat. Penyuluhan ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan serta persalinan yang
ditolong oleh tenaga bidan desa.
Jika bidan desa tak mampu menangani pasien atau pasien mengalami kegawatdaruratan,maka diharapkan bidan desa
melakukan rujukan ke puskesmas atau Rumah sakit
Antenatal care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal
2) Tingkat pendidikan
3) Kemampuan
4) Masa kerja
5) Asal daerah
Faktor eksternal yang mempengaruhi mutu pelayanan bidan desa antara lain:
1) Faktor lingkungan di desa wilayah kerja bidan ( lokasi tempat tinggal dan keamanan lingkungan )
Pelayanan KIA-KB
Pelayanan dimaksud meliputi pelayanan PUS, WUS, ibu hamil, persalinan, ibu nifas, bayi, balita dan pelayanan
keluarga berencana.
Pelayanan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat
Jenis pelayanan ini meliputi upaya untuk kesehatan masyarakat termasuk mendampingi kader kesehatan dalam
melakukan tugas-tugas kesehatan di desa seperti pelaksanaan SMD, MMD dan berbagai upaya pemberdayaan
lainnya.
Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak termasuk gizi.
Dalam melaksanakan tugas, seorang bidan harus tanggap terhadap berbagai kejadian penyakit yang ada di desa
tempat tugasnya dan melakukan pertolongan awal pada kejadian penyakit termasuk masalah gizi yang ada di
desa binaannya.
Untuk kejelasan dan tambahan tugas lainnya dapat menyesuaikan dengan peraturan yang berkaitan dengan
pengangkatannya sebagai bidan desa, karena pada peraturan dimaksud juga akan mengatur uraian tugas namun
tidak luput dari ketiga tugas yang kami tuliskan diatas.
BAB III
PERMASALAHAN
III.1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan masih sangat rendah
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan masih sangat rendah sebagian besar masih ditolong dukun dan keluarga
sendiri. Hal ini sangat membahayakan keselamatan ibu dan bayi yang baru lahir. Kepercayaan ibu hamil pada dukun masih
sedemikian besar sehingga walaupun ada bidan desa tingkat pemanfaatannya masih belum maksimal. Hal ini berkaitan
dengan pola perilaku kebiasaan dan tradisi nenek moyang yang masih dipegang erat oleh masyarakat.
III.2. Pertolongan persalinan dengan bantuan bidan maupun perawat masih belum memuaskan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam hal ini baik bidan maupun perawat masih belum memuaskan
(bandingkan pertolongan persalinan oleh tenaga non profesional). Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu
mengapa pada saat persalinan ibu memilih tenaga non profesional :
1) Rumah bidan jauh
disamping masih rendahnya kapasitas bidan dalam hal pencatatan dan pelaporan itu sendiri.
BAB IV
SOLUSI PERMASALAHAN
IV.1. Bidan memberikan pelatihan bagi dukun dan mendampingi dukun ketika menolong persalinan
Semua ibu yang mempunyai bayi, balita harus membawa dan aktif datang ke posyandu. Bila tidak datang dikena sangsi
sesuai dengan keputusan desa tersebut juga diharuskan bagi dukun kampung, bila menolong persalinan harus memberitahu
bidan desa, mengajak serta untuk didampingi, walaupun yang menolong masih dukun kampung tersebut,mengingat
kepercayaan ibu yang bersalin kepada dukun kampung masih sangat besar.
Untuk meningkatkan pelayanan persalinan yang aman dan bersih, dukun bersalin harus dilengkapi dengan peralatan seperti
gunting, sarung tangan dan klem arteri. Kepada dukun harus terus -menerus diajarkan cara merawat, menyimpan dan
sterilisasinya agar alat dapat tahan lama
IV.2. Membangun Polindes dan memberikan sangsi bagi bidan desa yang sering meninggalkan lokasi kerjanya
Bagi Bidan desa yang sudah menerima dana pembangunan Polindes harus segera merealisasikan pembangunan polindesnya.
Dinas Kesehatan/Seksi KIA harus berani memberikan sangsi bagi bidan yang belum membangun polindes meskipun telah
menerima dana pembangunannya.
Kepala Puskesmas diharapkan memberi sangsi kepada bidan desa yang sering meninggalkan lokasi tugas, serta
memperhatikan tingkat kesejahteraan bidan dan petugas.
Perlu adanya komitmen pemerintah dalam membantu meluruskan kesesuaian tugas dan fungsi bidan di desa; memberikan
reward atas beban kerja tambahan yang berat yang diterima oleh bidan desa; memfasilitasi dalam kerjasama lintas sektor;
adanya mekanisme pengelolaan dana mandiri bagi pemerintah di tingkat desa/kelurahan.
IV.3. Memberikan bimbingan teknis kepada bidan desa yang berkaitan dengan manajemen pelayanan kesehatan
Memberikan bimbingan teknis kepada bidan desa yeng berkaitan dengan management pelayanan ANC dan mengadakan bina
teknik mengenai kegawatan obstetri dan neonatus dan penanganannya.
1. Mendistribusikan form LI1 dan L2 untuk bidan di Puskesmas dan form pencatatan dan pelaporan untuk bidan didesa yaitu
form 00 rekapitulasi Pencatatan ibu hamil dan balita di tingkat posyandu dan sudah melakukan bimbingan cara pengisian
formulir-formulir tersebut.
2. Melakukan bimbingan teknis kepada dukun bersalin mengenai sistim pencatatan dan pelaporan yang sederhana
(walaupun hasil belum memuaskan).