Вы находитесь на странице: 1из 4

Trik Super Ajaib merampungkan bab 9 UKP :.

FMEA

1. Kita mulai bahas FMEA. Akan saya coba pemahaman secara sederhana.

2. Terdapat dua penggunaan FMEA yaitu dalam bidang desain (FMEA Desain) dan dalam proses (FMEA
Proses). Yang akan kita pelajari adalah FMEA proses. Dimana Prosedur melakukan tindakan sudah
dibuat dalam bentuk SOP:

3. Dalam setiap langkah SOP itu, kemungkinan akan terjadi kegagalan : ini disebut Failure mode. akan
banyak kemungkinan kesalahan karena banyak langkah dalam sop.

4. Kalau dalam bisnis fabrikan : akan terjadi kecacatan pabrik, karena design yang dipilih atau proses
produksi yang digunakan. . Cacat produk ini terjadi karena terbawa oleh kesalahan dalam salah satu atau
lebih langkah design produk atau dalam proses produksi. Kalau di pelayanan kesehatan tentu ;
terjadinya cacat pelayanan karena bawaan design pelayanan ataupun proses pelayanan.

5. ***** jadi begitu SOP ditentukan : sudah membawa potensi kegagalan, karena memang tidak ada SOP
yang sempurna didunia ini. Dengan SOP lainpun akan juga ada kemungkinan terjadi kegagalan. ****

6. Prinsip FMEA adalah : mencegah kegagalan/kecelakaan sebelum terjadi, dengan mengkaji SOP yang
ada.

7. Tujuan FMEA secara umum adalah:

a. Membantu dalam pemilihan desain alternatif yang memiliki keandalan dan keselamatan potensial
yang tinggi selama fase desain.

b. Untuk menjamin bahwa semua bentuk mode kegagalan yang dapat diperkirakan berikut dampak yang
ditimbulkannya terhadap kesuksesan operasional sistem telah dipertimbangkan.
c. Membuat list kegagalan potensial, serta mengidentifikasi seberapa besar dampak yang
ditimbulkannya.

8. Karena itu perlu dipelajari, dipahami dan dicarikan solusi kemungkinan terjadi KTD, KTC, KNC, dll. Ini
merupakan ranah : keselamatan pasien.

......

Marilah kita cermati Bab IX:

Standar:
9.1. Perencanaan, monitoring, dan evaluasi mutu layanan klinis dan keselamatan menjadi

tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis

Kriteria:
9.1.1. Tenaga klinis berperan aktif dalam proses peningkatan mutu layanan klinis dan upaya keselamatan
pasien.

Pokok Pikiran:

1. Upaya peningkatan mutu layanan klinis, dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh
tenaga klinis yang memberikan asuhan pasien.

2. Tenaga klinis adalah dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain yang bertanggung jawab
melaksanakan asuhan pasien.

3. Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak Diharapan (KTD),
yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan harapan, yang terjadi bukan karena kondisi pasien
tetapi oleh karena penanganan klinis (clinical management). Penanganan klinis yang tidak sesuai kadang
tidak menimbulkan cedera, maka kejaditan ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera (KTC).

4. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam penanganan kinis,
tetapi kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan.
5. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam penanganan kinis,
tetapi kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan.

KRITERIA 9.1.1. Elemen Penilaian

1. Adanya peran aktif tenaga klinis dalam merencanakan dan mengevaluasi mutu layanan klinis dan
upaya peningkatan keselamatan pasien.

2. Ditetapkan indikator dan standar mutu klinis untuk monitoring dan penilaian mutu klinis.

3. Dilakukan pengumpulan data, analisis, dan pelaporan mutu klinis dilakukan secara berkala.

4. Pimpinan Puskesmas bersama tenaga klinis melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil
monitoring dan penilaian mutu klinis.

5. Dilakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), Kondisi Potensial Cedera (KPC), maupun Kejadian Nyaris Cedera (KNC).

6. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC, KNC, dan risiko dalam pelayanan klinis.

7. Jika terjadi KTD, KTC, dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut.

8. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis diidentifikasi, dianalisis dan ditindaklanjuti.

9. Dilakukan analisis risiko dan upaya-upaya untuk meminimalkan risiko pelayanan klinis

10. Berdasarkan hasil analisis risiko, adanya kejadian KTD, KTC, KPC, dan KNC, upaya peningkatan
keselamatan pasien direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti
.

Mempelajari FMEA memang tidak mudah, apalagi bagi karyawan Puskesmas. Sebenarnya di Puskesmas
itu lebih banyak bagaimana praktek yang benar , aplikasi yang benar, impelementasi yang benar.

Yang menyusun design dan prosedur baku untuk satu wilayah kabupaten lebih baik dipandu dan
difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Tentu bottom up planning dijalankan, mulai dari puskesmas dulu lalu ditarik benang merahnya ditingkat
Kabupaten untuk panduan umum, setiap Puskesmas nanti menyesuaikan. . . .
. ... Puskesmas setidaknya jangan dibiarkan berjalan sendiri sendiri
tanpa arahan dan bimbingan oleh Dinkes.. Untuk kegiatan medis di program UKM dilapangan tentu
perlu pemikiran lagi. Tetap semangat. Sukses

Вам также может понравиться