Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


A. Identifikasi Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 26 tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Dusun I RT 001 RW -
MRS : 30 Oktober 2018
Pukul : 21.00 WIB
No. RM : 56.42.04

B. Identifikasi Suami Pasien


Nama : Tn. DA
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Dusun I RT 001 RW - Banyuasin
3.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 28 September 2018.
1. Keluhan Utama
Os G1P0A0 mengaku hamil 2 bulan datang dirujuk dari RSUD Banyuasin
dengan keluhan nyeri perut.
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Os datang karena di rujuk dari RSUD Banyuasin ke Ponek RSUD
Palembang Bari dengan keluhan nyeri abdomen yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut bagian bawah dirasakan os
menjalar hingga ke dada dan ke pinggang belakang. Keluhan disertai

38
demam, keringat dingin, dan pinggang terasa keram. Mual dan muntah
ada.
Riwayat keluar lendir darah dari jalan lahir tidak ada. Os mengaku
hamil 6-7minggu. Os hamil anak pertama.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), Diabetes Melitus, Asma (-), penyakit jantung (-), penyakit
ginjal (-), alergi (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (+) (Ibu), Diabetes Melitus, Asma (-), penyakit jantung (-),
penyakit ginjal (-), alergi (-)
5. Riwayat Menstruasi
Usia : 12 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama haid : 3 hari (1x ganti pembalut per hari)
Keluhan : Perut terasa keram
Hari pertama haid terakhir : 12-9-2018
Taksiran persalinan : 19-6-2019
6. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama pernikahan : 4 bulan
Usia menikah : 26 tahun
7. Riwayat kontrasepsi
Tidak memakai kontrasepsi
8. Riwayat ANC
Os belum pernah memeriksakan kandungan.
9. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
2018 / hamil sekarang

3.3 Pemeriksaan Fisik


A. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

39
GCS : 15
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Suhu tubuh : 36,0oC
BB sebelum hamil : 49 kg
BB saat hamil :-
TB : 152 cm

B. Pemeriksaan Fisik Khusus


a. Kepala :-
Mata :-
THT :-
Leher :-
Dada :-
b. Abdomen : Nyeri tekan (+)
c. Genitalia : Nyeri goyang portio (+)
d. Ekstremitas : Pucat, Akral dingin, edema (-/-)

C. Pemeriksaan Status Obstetri


Pemeriksaan dalam
- Inspekulo tidak dilakukan
- Vaginal Toucher:
 Konsistensi portio : -
 Posisi portio : Nyeri goyang (+)
 Pembukaan :-
 Pendataran :-
 Selaput ketuban :-
 Bagian terbawah :-

40
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Hematologi tanggal 30 Oktober 2018
Hematologi Hasil Nilai normal
Hemoglobin 7,7 g/dl 12.0 – 14.0 g/dl
Hematokrit 22% 37 – 43 %
Trombosit 277 /uL 150.000 – 400.000/uL
Leukosit 18,2/uL 5000 – 10.000 /uL
Hitung jenis 0/1/2/83/9/5 0-1/0-3/2-6/50-70/20-
40/2-8
Golongan darah B
Rhesus Positif (+)
Waktu perdarahan 4 menit 1 – 6 menit
Waktu pembekuan 10 menit <15 menit

Hasil Pemeriksaan USG

Hasil pemeriksaan Patalogi Anatomi


Hasil belum keluar.

3.5 Diagnosis Kerja


G1P0A0 hamil 7 minggu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.

3.6 Tatalaksana
- Observasi keadaan umum, tanda vital.
- Inj. Ceftriaxone 1x1amp
- IVFD RL gtt 20x/menit
- Transfusi darah 2 kolf 1 PRC
- Rencana USG

41
- Rencana Laparatomi (Salpingo Ooferektomi) tanggal 31 oktober 2018
pukul 06.00 WIB

3.7 Follow Up Pre-Op


Tanggal Pemeriksaan Terapi
30/10/18 S/ Nyeri perut bawah sejak 1 hari yang - Observasi keadaan
21.30 lalu. Os mengaku hamil 7 minggu. umum, Tanda vital.
WIB Os merupakan pasien kiriman dari - Inj. Ceftriaxone
RSUD Banyuasin. 1x1amp (di RSUD
O/ KU : Tampak sakit berat Banyuasin)
Sens: compos mentis - IVFD RL gtt
TD : 100/70 mmHg 20x/menit
HR : 110 x/menit - Terpasang transfusi
RR : 20 x/menit darah kolf 1 PRC pkl
Suhu : 36,5 oC 22.00 selesai pkl. 24.00
Hb: 7,7g/dl - Rencana USG
Abdomen: Nyeri tekan (+) - Rencana Laparatomi
Ekstremitas: Pucat, Akral dingin (Salpingooferektomi)
VT: Nyeri goyang portio (+) tanggal 31 oktober
A/ G1P0A0 hamil 7 minggu dengan 2018 pukul 06.00 WIB
Kehamilan Ektopik Terganggu.

24.30 S/ Nyeri perut bawah sejak 1 hari yang - Observasi keadaan


lalu. Os mengaku hamil 7 minggu. umum, Tanda vital.
Os merupakan pasien kiriman dari - Inj. Ceftriaxone
RSUD Banyuasin. 1x1amp (di RSUD
O/ KU : Tampak sakit berat Banyuasin)
Sens: compos mentis - IVFD RL gtt
TD : 100/70 mmHg 20x/menit
HR : 110 x/menit - Terpasang transfusi

42
RR : 20 x/menit darah kolf ke 2 PRC
Suhu : 36,5 oC pkl 24.30 selesai pkl.
Hb: 7,7g/dl 02.15
Abdomen: Nyeri tekan (+) - Rencana USG
Ekstremitas: Pucat, Akral dingin - Rencana Laparatomi
VT: Nyeri goyang portio (+) (Salpingooferektomi)
A/ G1P0A0 hamil 7 minggu dengan tanggal 31 oktober
Kehamilan Ektopik Terganggu. 2018 pukul 06.00 WIB

Hasil Hb series:
1. 8,7 g/dl (pkl. 00.00)
2. 9,4 g/dl (pkl. 02.00)
3. 10,4 g/dl (pkl. 04.00)

3.8 Laporan Operasi Laparotomi (Salpingo Ooferektomi Sinistra)


Diagnosis pra bedah :G1P0A0 hamil 7 minggu dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu

Diagnosis pasca bedah: Pasca SOS atas indikasi Ruptur Tuba Pars Ampula
Sinistra

Tindakan Operas : Salpingo Ooferektomi Sinistra

Indikasi Operasi : Ruptur Tuba Pars Ampula Sinistra

Tanggal Operasi : 31 oktober 2018

Jam mulai Operasi : 06:15 WIB

Jam selesai Operasi : 07:15 WIB

Laporan Operasi :

----------------------

43
3.9 Follow-Up Post Op
Tanggal Pemeriksaan Terapi
01/11/18 S/ Nyeri perut bekas Op. P/
06.00 O/ KU : Tampak sakit ringan  Observasi keadaan umum, Tanda
WIB Sens: compos mentis vital.
TD : 110/80 mmHg  Mobilisasi bertahap.
HR : 102 x/menit  Cek Hb post op
RR : 18 x/menit TH/
o
Suhu : 37,2 C  IVFD RL gtt 20x/menit
Hb: 10,4g/dl  Inj. Cefotaxime 2x1
A/ Post op Salpingo  Metronidazol 3x500
Ooferektomi Sinistra  Kalnex 3x1
 Ketorolac 2x1

02/11/18 S/ Nyeri perut bekas Op. P/


07.00 O/ KU : baik  Observasi keadaan umum, Tanda
WIB Sens : compos mentis vital.
TD : 120/80 mmHg  Mobilisasi bertahap.
HR : 98 x/menit TH/
RR : 18 x/menit  IVFD RL gtt 20x/menit
o
Suhu : 36,9 C  Inj. Cefotaxime 2x1
Luka op tenang  Metronidazol 3x500
A/ Post op Salpingo  Kalnex 3x1
Ooferektomi Sinistra  Ketorolac 2x1

44
A. Medikamentosa
Saat ini dengan adanya tes kehamilan yang intrauterin dan ultrasonografi
transvaginal, memungkinkan kita untuk membuat diagnosis kehamilan ektopik
secara dini. Keuntungan dari ditegakkannya diagnosis kehamilan ektopik
secara dini adalah bahwa penatalaksanaan secara medisinalis dapat dilakukan.
Penatalaksanaan medisinalis memiliki keuntumngan yaitu kurang intrauterin,
menghilangkan risiko pembedahan dan anestesi, mempertahankan fungsi
fertilitas dan mengurangi biaya serta memperpendek waktu penyembuhan. 4
Terapi medisinalis yang utama pada kehamilan ektopik adalah
methotrexate (MTX). Methotrexate merupakan analog asam folat yang akan
mempengaruhi sintesis DNA dan multiplikasi sel dengan cara menginhibisi
kerja enzim Dihydrofolate reduktase. MTX ini akan menghentikan proliferasi
trofoblas. 4
Pemberian MTX dapat secara oral, sistemik iv,im atau injeksi lokal
dengan panduan USG atau laparoskopi. Efek samping yang timbul tergantung
dosis yang diberikan. Dosis yang tinggi akan menyebabkan enteritis
hemoragik dan perforasi usus, supresi sumsum tulang, nefrotoksik, disfungsi
hepar permanen, alopesia, dermatitis, pneumonitis, dan hipersensitivitas. Pada
dosis rendah akan menimbulkan dermatitis, gastritis, pleuritis, disfungsi hepar,
supresi sumsum tulang sementara. Pemberian MTX biasanya disertai
pemberian folinic acid (leucovorin calcium atau citroforum factor) yaitu zat
yang mirip asam folat namun tidak tergantung pada enzim dihydrofolat
reduktase. Pemberian folinic acid ini akan menyelamatkan sel-sel normal dan
mengurangi efek MTX pada sel-sel tersebut. 4
Regimen yang dipakai saat ini adalah dengan pemberian dosis tungal
2
MTX 50 mg/m luas permukaan tubuh. Sebelumnya penderita diperikasa dulu
kadar hCG, fungsi hepar, kreatinin, golongan darah. Pada hari ke-4 dan ke-7
setelah pemberian MTX kadar hCG diperiksa kembali. Bila kadar hCG
berkurang 15% atau lebih, dari kadar yang diperiksa pada hari ke-4 maka

45
mTX tidak diberikan lagi dan kadar hCG diperiksa setiap minggu sampai
hasilnya negatif atau evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan USG
transvaginal setiap minggu. Bila kadar hCG tidak berkurang atau sebaliknya
meningkat dibandingkan kadar hari ke-4 atau menetap selama interval setiap
2
minggunya, maka diberikan MTX 50 mg/m kedua. Stoval dan Ling pada
tahun 1993 melaporkan keberhasilan metoda ini sebesar 94,3%. Selain dengan
dosis tunggal, dapat juga diberikan multidosis sampai empat dosis atau
kombinasi dengan leucovorin 0,1 mg/kgBB.4
Kriteria untuk terapi Methotrexate adalah sebagai berikut:
• Massa belum ruptur <3,5-4,0 cm (peningkatan ukuran dapat meningkatkan
risiko pecah atau memerlukan lebih dari satu dosis metotreksat).
• Tidak ada gerakan jantung janin (aktivitas jantung menunjukkan kehamilan
lanjut dan meningkatkan risiko rupture atau kegagalan metotreksat dosis
tunggal)
•Tidak ada bukti ruptur atau hemoperitoneum.
• hemodinamik stabil
• Diagnosis kehamilan ektopik telah pasti dan tidak memerlukan diagnosis
laparoskopi.
• Pasien menginginkan kesuburan di masa depan (jika fertilitas masa depan
tidak diinginkan, pertimbangkan laparoskopi dengan ligasi tuba dari tuba
kontra-lateral)
•Anestesi umum menimbulkan risiko yang signifikan• Pasien dapat
diandalkan dan bersedia untuk kembali control
• Pasien tidak memiliki kontra-indikasi untuk Methotrexate
• + / - Serum β-hCG kurang dari 6.000 - 15.000 mIU / mL10

46

Вам также может понравиться