Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dosen Pembimbing :
Arif Wicaksono,S.kep.Ns.M.kes
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
pada ibu hamil dengan anemia” tepat waktu meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan kami juga berterimakasih kepada Bpk arif wicaksono selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas II yang telah memberikan tugas kepada kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi positif dan bermakna dalam
proses belajar dan pembelajaran, serta dapat menambah wawasan pembaca tentang Asuhan
Keperawatan Anggregate Anemia pada Ibu Hamil. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang
bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini akan kami terima dengan lapang
dada.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indeks tidak langsung kapasitas pembawa oksigen adalah volume sel arah merah yang
dikemas (packed red cells) atau kadar hematocrit. Rentang hematocrit normal pada wanita
tidak ahmil adalah 37 % sampai 47%. Namun, nilai normal untuk wanita hamil dengan
cadangan besi yang adekuat rendah, yakni 33%. Hal ini dijelaskan dengan adanya
hidremia (pengenceran darah) atau anemia fisiologis kehamilan.
Pada ketinggian permukaan air laut atau mendekati ketinggian tersebut, selama trimester
pertama, wanita hamil mengalami anemia saat kadar hemoglobinnya kurang dari 11
gram/dl atau kadar hematokritnya turun sampai dibawah 37%. Ia mengalami anemia pada
trimester kedua ssat kadar hemoglobinnya kurang dari 10,5 g/dl atau kadar hematokritnya
turun sampai dibawah 35% dan anemia pada trimester ketiga saat kadar hemoglobinnya
kurang dari 10 g/dl atau kadar hematocrit kurang dari 33%. Pada daerah dengan ketinggian
tertentu, nilai-nilai yang jauh lebih tinggi mengindikasikan anemia, misalnya pada
ketinggian 1500 m diatas permukaan laut, kadar hemoglobinnya kurang dari 14 g/dl
mengindikasikan anemia.
1
Apabila seorang wanita mengalami anemia pada selama hamil, kehilangan darah pada ssat
melahirkan bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Maka ibu hamil
beresiko membutuhkan tranfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil
merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias,1993).
Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai variasi
anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit, dan talasemia.
Asuhan Keperawatan untuk wanita hamil yang anemia harus dilakukan oleh perawat yang
mampu membedakan anemia fisisologis normal pada masa hamil dari anemia patologis.
Sesama kunjungan prenatal, perawat harus mengkaji riwayat diet dan memberi pengajaran
diet yang dibutuhkan. Efek anemia pada kehamilan ialah timbul rasa letih, stress
meningkat, dan kesulitan keuangan untuk memenuhi biaya hidupnya setiap hari. Perawat
harus mengkaji kebutuhan wanita hamil dan menyediakan sumber-sumber yang
dibutuhkan
2
Protein (g) 60. Sistesis pertumbuhan Daging, telur,susu, keju,
jaringan maternal : produk kacang polong(buncis
konsepsi ; janin,cairan kering dan kacang
amnion, polong,kacang tanah)
kacang-kacangan dan
plasenta ;pertumbuhan
padi-padian
jaringan maternal: uterus,
payudara, sel-sel darah
merah, protein plasma,
sekresi protein susu selama
masa laktasi
Fosfor (P) 1200 Pembentukan skelet janin Susu, keju, yogurt, daging,
dan bakal gigi padi-padian utuh, kacang
polong, hati, roti, atau
sereal, dan roti yang
diperkaya, sayur-sayuran
berdaun,kerang, gandum
utuh
3
Seng (Zn) 15 Komponen berbagai system Susu, keju, yogurt, daging,
enzim kemungkinan penting padi-padian utuh, kacang
untuk mencegah malformai polong, hati, roti, atau
kongenital sereal, dan roti yang
diperkaya, sayur-sayuran
berdaun, kerang, gandum
utuh
1.2 Tujuan
A. Tujuan Instruktusional
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kepada ibu hamil di desa mojowarno
diharapkan dapat mengerti tentang penyakit anemia pada ibu hamil.
Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian anemia dalam kehamilan
Mengetahui etiologi anemia dalam kehamilan
Mengetahui patofisiologi pada anemia
Mengetahui kriteria anemia dalam kehamilan
Mengetahui pengaruh anemia dalam kehamilan
Mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan
Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan
Mengetahui pemeriksaan penunjang anemia pada ibu hamil
Mengetahui konsep asuhan keperawatan komunitas anemia pada ibu
hamil
4
1.3 Manfaat
Membantu memberikan pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil
Membantu informasi tentang pencegahan anemia pada ibu hamil
Sebagai cara bagi pemerintah dalam mengurangi angka anemia pada ibu
hamil
Sebagai informasi bagi para petugas kesehatan dalam upaya pelayanan
kesehatan ibu hamil yang mengalami anemia
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
o Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sabagai akibat, ada penurunan transportasi oksigan dari paru-
paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya
disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau
asupan besi yang tidak adekuat (Cunningham,2009)
o Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
<10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah.
o Anemia diindikasikan bila hemoglobin (Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita yang
tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil (Manuaba, 2007)
o Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang
beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun, sehingga terjadi
penurunan transportasi oksigen dari paru ke janin.(Administrasi Puskesmas Gajahan,
2012)
2.2 Etiologi
6
6. Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
defisiensi besi dan perdarahan (Wylie,2010).
a. Pendarahan
o Pendarahan dari uterus (menstruasi, persalinan, kelainan
ginekologis).
o Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam lambung
sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam makanan tidak dapat
diserap dengan baik oleh tubuh.
b. Kebutuhan meningkat
o Prematuritas
o Pertumbuhan
o Kehamilan
c. Mal absorbsi
Apabila terjadi malabsorbsi didalam tubuh mengakibatkan kandungan zat besi yang
dikandung dalam makanan tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dengan baik
sehingga mengakibatkan zat besi yang diproduksi didalam tubuh berkurang.
2.3 Patofisiologi
7
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sahli, hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
Hb 11 g % Tidak anemia
Hb 9 - 10 g % Anemia ringan
Hb 7 - 8 g % Anemia sedang
8
o Hematomegali (pembesaran hati)
o Splenomegali (pembesaran lien)
2.7 Penatalaksanaan
Bobak (2005)Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia :
4) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
9
6) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal
: pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
1. Inti Komunitas
b. Statistik Penting
Angka kesakitan : meliputi jumlah ibu hamil dengan anemia.
c. Etnisitas
10
1) Kegiatan di kelompok masyarakat dan ibu hamil sesuai dengan budaya yang
dianut, apakah berpengaruh terhadap kejadian anemia, seperti kebiasaan
memasak, pola makan, menu makan.
2) Gaya hidup kelompok masyarakat terutama dalam pola makan, pola
pemanfaatan layanan kesehatan, pola penggunaan obat dan zat.
d. Nilai-nilai dan Kepercayaan
Agama, nilai dan kepercayaan yang dianut oleh keluarga terkait nutrisi meliputi
pantangan makanan dan keyakinan pada makanan, warisan budaya/pola
kebiasaan, pengaruh modernisasi pada gaya hidup terutama pola makan. Sumber
dari ibu hamil dengan metoda kuisioner.
2. Sub Sistem
a. Lingkungan fisik
Hal-hal yang dikaji meliputi keadaan atau kondisi rumah, kebersihan dan
pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pemenuhan nutrisi, adanya warung
atau toko tempat menjual makanan dan sayuran, adanya peternakan atau kolam
ikan untuk pemenuhan nutrisi. Sumber data dari keluarga dan lingkungan dengan
menggunakan metode Winshild Survey.
Catatan :
11
Dari kedua tempat pelayanan tersebut, aspek – aspek / data – data yang perlu
dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Media komunikasi apa yang digunakan ibu hamil dalam berkomunikasi dengan
keluarga, pola komunikasi yang diterapkan. Sumber data dari responden
menggunakan metode kuisioner.
g. Pendidikan
12
Sarana pendidikan yang ada di wilayah, kegiatan penyuluhan bagi Ibu hamil terkait
masalah anemia. Sumber data dari Ibu hamil dan komunitas melalui metode
winshield survey dan kuisioner.
h. Rekreasi
3. Persepsi Penduduk
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam
masyarakat dan seberapa berat reaksi yang imbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan
hal tersebut di atas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari :
masalah kesehatan, karakteristik populasi, dan karakteristik lingkungan. (R. Fallen & R
Budi Dwi K, 2010).
C. Rencana Keperawatan
Menurut friedman (2010) Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan
tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya
13
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnose keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya
yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada 2 faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber atau
potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan
kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan
(Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan di wilayahya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan
4) Melatih kader
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
d. Tahap formasi dan kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih
lanjut. Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai
berikut :
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan yang baik
14
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan
fisik dan laboratorium
4) Bekerja dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau
komunitas bila stressor dari lingkungan.
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
D. Implementasi
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawat yang dihadapi. Hal-hal yang yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksaan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah:
a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan linytas sektoral dengan instansi terkait
b. Mengikut sertakan partisipasi aktif individu, keluarga, masyarakat dan kelompok dan
kelompok masyarakat dalam menghatasi masalah kesehatannya.
c. Memanfaatkan potensi dan sumbar daya yang ada di masyarakat
Level pencagahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsian dan diaplikasikannya
kedalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit
2) Pencegahan sekunder
Pencagahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkatb
keparahan.
3) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidak mampuan sambil
stabil atau menetap, atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya penghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu pada tingkat berfungsi yang optoimal dari ketidak
mampuannya.
1) Proses kelompok
Strategi Intervensi :
15
a. Sosialisasi program kegiatan proses kelompok ibu hami dalam penanggulangan
masalah anemia pada ibu hamil.
Pembentukan “peer group” yaitu kelompok ibu hamil yang terdiri dari ibu hamil
yang memiliki penyakit anemia maupun yang tidak memiliki penyakit anemia
namun berrisiko untuk mengalami anemia
b. Pelaksanaan kegiatan kelompok ibu hamil dalam upaya peningkatan pengetahuan,
motivasi dan keterampilan ibu hamil dalam menangani masalah anemia.
2) Pendidikan Kesehatan
Strategi Intervensi :
3) Pemberdayaan Masyarakat
Strategi Intervensi :
Pemberdayaan Keluarga
16
E. Evaluasi
Evaluasi di dilakukan atas respons komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal
yang dievaluasi adalah masukan (input),pelaksanaan (proses),dan akhir akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula .Ada 4 deminsi yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian ,yaitu :Daya guna ,hasil guna , kelayakan ,kecukupan
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
c. Efensiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat/ menurun , dalam rangka waktu berapa ?
Keterangan:
= Peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk mendirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan anemia ini ,pada awalnya peran perawat lebih besar
dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada perawat.
17
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait lima
tugas kesehatan yaitu :mengenal masalah kesehatan ,mengambil keputusan tindakan
kesehatan ,merawat anggota keluarga ,menciptakan lingkungan yang dapat mendukung
upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanaan
kesehatan yang tersedia ,sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan
masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan .
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
3.1 Kasus
Di Dusun Mojowarno terdapat 25 ibu hamil yang terdiri dari usia kehamilan: usia
kehamilan 16 minggu-20 minggu = 3 orang, 20 minggu – 28 minggu = 9 orang, dan
usia kehamilan usia 34 minggu – 36 minggu = 13 orang Berdasarkan informasi dari
kader posyandu ibu hamil yang mengalami anemia 12 orang, ibu hamil dengan
tekanan darah tinggi 5 orang. Sebagian besar ibu hamil tersebut sebagai ibu rumah
tangga, dan sebagian bekerja sebagai buruh pabrik. Antar rumah saling berdekatan
sehingga jika terjadi kebaran sangat sulit buat petugas pemadam kebakaran untuk
memadamkan api, jalan di depan rumah bersih, sampah dibuang dibelakang rumah.
Mayoritas warga beragama islam, namun ada yang nasrani. Di wilayah ini memiliki
1 masjid, 1 gereja,1 TK, 1 SDN Mojo. Untuk beraktivitas warga menggunakan
sepeda motor untuk alat transportasi. Biasanya ibu- ibu sering berbelanja di pasar
tradisisonal setiap minggu.
3.1.1 Pengkajian
1. Data inti
a) Demografi
Di dusun Mojowarno terdapat 25 ibu hamil
Usia kehamilan : 16 minggu-20 minggu = 3 orang
: 20 minggu – 28 minggu = 9 orang
: 34 minggu – 36 minggu = 13 orang
19
Umur
32%
23%
b) Statistik vital
Berdasarkan informasi dari kader setempat
- ibu hamil yang mengalami anemia 12 orang
- ibu hamil dengan tekanan darah tinggi 5 orang
Distribusi Ibu Hamil berdasarkan jumlah Ibu Hamil sehat sakit di Dusun
Mojowarno
No. Balita Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. Sehat 8 32 %
2. Sakit 17 68 %
Jumlah 25 100%
Distribusi Ibu Hamil berdasarkan jumlah Ibu Hamil sakit di Dusun Mojowarno
No. Balita Sakit Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. Anemia 12 70,6 %
2. Hipertensi 5 29,4 %
20
Jumlah 17 100%
c) Karakteristik penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
Fisik : ibu-ibu yang hamil mengeluh lemas saat beraktifitas.
Psikologis : ibu-ibu yang hamil merasa cemas akan kondisi yang
dialaminya terhadap pertumbuhan janinnya.
Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan
tidak memberikan tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Perilaku : pola makan yang kurang baik mempengaruhi penyebab anemi
pada ibu hamil yang mengalami gizi kurang, terlebih banyak ibu-ibu hamil
yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
2. Sub sistem
a) Lingkungan fisik
- Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen,
jalan di depan rumah bersih, sampah dibuang dibelakang rumah.
- Lingkungan terbuka: mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas.
21
- Kebiasaan: ibu hamil trimester II dan III jarang mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, protein dan asam folat. Ibu hamil lebih serimg
mengkonsumsi makanan instan seperti mie instan.
- Transportasi: beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor.
- Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas.
- Tempat belanja: dipasar tradisional.
- Tempat ibadah: 1 masjid dan 1 gereja
b) Pendidikan
Mayoritas penduduk berpendidikan rendah yaitu SMP bahkan tidak sekolah.
Sebagian besar dari warga memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang
anemia yang dialami oleh ibu hamil, dan mereka juga tidak mengetahui cara
mencegah anemia.
Di desa Mojo terdapat 1 TK, 1 SDN.
c) Keamanan dan transportasi
Antar rumah saling berdekatan sehingga jika terjadi kebaran sangat sulit bagi
petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api karena akan kesulitan
untuk masuk di pemukiman warga.
Mayoritas warga menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk pergi
beraktivitas.
d) Kebijakan dan pemerintahan
Posyandu melati I merupakan posyandu di RT 01 dan RW 03 di kelurahan
Mojo. Kader yang dimiliki sebanyak 5 orang.
e) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas cukup terlalu jauh yaitu hanya 6 km,
desa tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan
program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian
posbindu belum ada.
f) Komunikasi
Komunikasi formal: mayoritas warga di desa Mojo memiliki tv dirumah
masing-masing sehingga mereka lebih sering memperoleh informasi-
informasi dari media elektronik dibanding media cetak seperti koran,
majalah, dan lain sebagainya. Komunikasi ibu-ibu yang dilakukan pada
tetangga atau orang lain dengan komunikasi verbal maupun non verbal.
22
Informasi informal: informasi dari RT/RW setempat dilakukan dengan
menggunakan pengeras suara melalui siaran di masjid.
g) Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata- rata kepala keluarga
perbulan Rp. 500.000 - 1.500.000. Sebagian besar wanita nya bekerja sebagai
ibu rumah tangga dan kepala keluarganya sebagian bekerja di pabrik sebagai
buruh pabrik.
h) Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering menonton tv sebagai hiburan di waktu luang
selain itu, ibu juga bersosialisasi dengan warga sekitar.
3. Persepsi
a) Persepsi masyarakat
Sebanyak 70,6 % ibu-ibu yang menderita anemia mengatakan tidak merasa
terganggu dengan kondisi lingkungan sekitar rumah mereka, karena mereka
sudah terbiasa. Hanya saja mereka khawatir dengan kondisi kehamilannya
karena sering merasa pusing dan lemas.
b) Persepsi perawat
Mayoritas masyarakat di desa Mojo kurang peduli dengan asupan nutrisi yang
sehat untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya terutama pada ibu hamil.
23
- Terdapat 29,4 % ibu
hamil yang mengalami
hipertensi di Dusun
Mojowarno.
DO:
24
3.1.3 Diagnosa Keperawatan
25
3.1.4 Panduan Memprioritaskan Masalah/Scoring
Keterangan Huruf :
26
Pengisian Skor :
27
3.1.5 Rencana ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
N Dx. Kep Tujuan Tujuan Strategi Rencana Evaluasi
Sumber Tempat PJ
o. Kom Umum Khusus Intervensi Kegiatan Kriteria Standar
1. Tingginya Setelah Setelah Pemberday 1. Ajarkan Tingkat Tingkat Mahasiswa Wilayah Suhin
penyakit anemia dilakukan dilakukan aan cara pengetahu pengetahua dan Dusun dra
pada ibu hamil di tindakan tindakan masyarakat memilih an ibu n ibu hamil masyarakat Mojowarno
dusun Mojowarno keperawata keperawata tentang makanan hamil dengan
n komunitas n cara yang dengan anemia
dalam 1 komunitas memenuhi mengand anemia di meningkat
bulan, dalam 1 asupan gizi ung gizi dusun dari 25%-
angka bulan pada ibu pada ibu Mojowarn 100%
kejadian hamil. hamil o 70 %
Semua
anemia 2. Pendidika meningkat Masyaraka
ibu hamil
pada ibu n 100% t Dusun
mampu
hamil di kesehatan Mojowarn
memperb
Dusun tentang o, mengerti Rumah
aiki gizi Masyaraka
Mojowarno - Pengertia tentang kepala
hamil t Dusun
menurun n anemia - Pengertia Dusun
terutama Mojowarn
pada ibu n anemia Mojowarno
pada zat o,
hamil pada ibu
28
besi, - Penyebab mengerti hamil Mahasiswa Happy
protein Pendidikan anemia tentang - Penyeba
dan asam kesehatan pada ibu - Pengerti b anemia
folat. kepada hamil an pada ibu
masyarakat - Cara anemia hamil
pencegah pada ibu - Cara
Prevalens
an hamil mencega
i anemia
anemia - Penyeba h anemia
pada ibu
pada ibu b anemia pada ibu
hamil
hamil pada ibu hamil
menurun
- Tanda hamil Tanda dan
dan - Cara gejala
gejala mencega anemia
anemia h anemia pada ibu
pada ibu pada ibu hamil
hamil. hamil
- Tanda
dan
gejala
anemia
pada ibu
29
hamil.
30
3.1.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
31
penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan
anemia
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada
trimester II (Saifuddin, 2002). Penyebab anemia diantaranya adalah kekurangan gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, mal absorpsi, kehilangan darah banyak persalinan
yang lalu, penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus, malaria, dan dua penyebab
yang paling sering ditemukan anemia berat akibat defisiensi besi dan perdarahan.
4.2 Saran
a. Bagi Perawat
Perawat sebagai care giver diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan
kepada balita dan keluarga dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative.
b. Bagi Keluarga
Keluarga terutama ibu merupakan pemegang peran penting dalam menentukan
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan kandungan. Oleh karena itu keluarga
diharapkan mampu memahami konsep tumbuh kembang pada kehamilan dengan baik
sehingga bisa mengoptimalkan tumbuh kembang kehamilan pada ibu.
33
DAFTAR PUSTAKA
Fallen, R., & Dwi, R. B. (2010). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Imam, S., & Harsono, S. (2005). Asuhan Keperawatan Komunitas: Konsep, Proses, dan Pendekatan
Pengorganisasian Masyarakat. Malang: Buntara Media.
Ni, M. R., & dkk. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta:
Universitas Indonesia.
34