Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2.1. Pengertian
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan dimana geometrik atau dimensi nyata
jalan beserta bagian-bagiannya disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas. Melalui
perencanaan geometrik ini perencana berusaha menciptakan sesuatu hubungan yang baik antara
waktu dan ruang sehubungan dengan kendaraan yang bersangkutan, sehingga dapat menghasilkan
efisiensi keamanan serta kenyamanan yang paling optimal dalam pertimbangan ekonomi yang paling
layak.Perencanaan geometrik pada umumnya menyangkut aspek perencanaan jalan seperti lebar,
tikungan, landai, jarak pandang dan juga kombinasi dari bagian-bagian tersebut.Perencanaan
geometrik ini berhubungan erat dengan arus lalu lintas, sedangkan perencanaan konstruksi jalan
lebih bersangkut paut dengan beban lalu lintas tersebut.
Dilihat dari sudut tahapan pembangunan, perencanaan geometrik merupakan fase lanjutan dari
over all plan yang selanjutnya diikuti oleh fase pembangunan. Sedangkan tujuan akhirnya adalah
menyediakan jalan standar tertinggi dan sesuai dengan fungsinya.
Kendaraan penumpang (P), termasuk jenis mobil penumpang dan truk ringan seperti pick up
dengan ukuran dan sifat operasinya sesuai/serupa dengan mobil penumpang.
Kendaraan truk (T), termasuk truk tunggal, truk gandengan (berat kotor 3,5 ton) dan
kendaraan bis.
Demikian pula untuk sifat-sifat kendaraan dari berbagai macam ukuran yang mempergunakan jalan
akan mempengaruhi perencanaan geometrik, sehingga perlu memeriksa semua type dan kelas
jalannya.
Adapun kelas umum dari kendaraan yang biasa dipakai adalah :
Dimensi (ukuran)
Cuaca
Kecepatan rencana adalah kecepatan untuk menentukan elemen-elemen geometrik jalan raya,
seperti jari–jari lengkung, super elevasi dan jarak pandang langsung yang bersangkutan dengannya.
Penampang seperti lebar jalan atau jumlah jalur mempengaruhi kecepatan. Oleh karena itu
penampang dan kecepatan rencana harus direncanakan secara bersama. Dipandang dari segi
pengemudi, kecepatan rencana dinyatakan sebagai kecepatan yang memungkinkan seorang
pengemudi untuk mengemudikan kendaraan dengan aman dan nyaman dalam kondisi keadaan
cerah, lalu lintas lengang dan tanpa pengaruh lain yang serius.
Dipandang dari kondisi lingkungan pada umumnya peran jalan raya dan karakteristik fisik kendaraan
yang menggunakan jalan raya, kecepatan rencana maksimum 80 km/jam adalah layak bagi jalan
raya tanpa pengawasan jalan masuk. Kecepatan rencana minimum 30km/jam merupakan volume
lalu lintas rencana rendah. Kecepatan rencana 80–30 km/jam cocok untuk jalan kelas 1–5, untuk
kondisi kelas 5 cocok untuk lalu lintas yang cukup rendah dan kondisi medan curam.
Golongan medan
Datar (D)
Bukit (B)
0 sampai 9,9 %
10 sampai 24,9 %
25 % keatas
Tikungan, jari-jari tikungan dan pelebaran perkerasan diambil sedemikian rupa sehingga
terjamin keamanan jalannya kendaraan dan pandangan bebas yang cukup luas.
Tanjakan, adanya tanjakan yang cukup curam dapat mempengaruhi kecepatan kendaraan
dan tenaga tariknya tidak cukup, maka berat muatan kendaraan harus dikurangi yang
berarti mengurangi kapasitas angkut dan sangat merugikan. Karena itu diusahakan supaya
tanjakan dibuat landai.
Trase.
Kapasitas dasar (ideal capacity), yaitu kapasitas jalan dalam kondisi ideal, yang meliputi :
Kapasitas rencana (design capacity), yaitu kapasitas jalan untuk perencanaan yang
dinyatakan sebagai jumlah kendaraan yang melalui suatu tempat dalam satu satuan waktu
(jam).
Kapasitas mungkin (possible capacity), yaitu jumlah kendaraan yang melalui titik pada
suatu tempat dalam satuan waktu dengan memperhatikan percepatan atau perlambatan
yang terjadi pada jalan tersebut.
Biaya pembangunan
Biaya pemeliharaan
Biaya operasi jalan yang menyangkut bahan bakar, bahan pelumas ataupun pemeliharaan
kendaraan yang bersangkutan.
Dengan adanya analisa inilah suatu trase dibuat sependek mungkin dan diusahakan lurus. Bila segi
pembiayaan terbatas maka jalan diusahakan mengikuti permukaan tanah asli sehingga tidak banyak
galian dan timbunan. Bila dilihat dari segi kemampuan kendaraan, maka :
Waktu PIEV (Percepatan, Intellection, Emotion, Volition), adalah waktu sadar dan reaksi
dari masing-masing pengemudi.
Waktu yang diperlukan untuk menghindari bahaya dalam keadaan tertentu yang beresiko
terhadap keselamatan.
Kecepatan kendaraan.
Jarak PIEV, adalah jarak yang ditempuh kendaraan dari saat pengemudi melihat suatu
penghalang sampai saat pengemudi mulai menginjak rem.
Jarak mengerem, adalah jarak yang diperlukan untuk menghentikan kendaraan dengan
menggunakan atau memakai rem.
D = dp + dr
Kebebasan
Reaksi
Kecepatan pengemudi
Besar atau panjangnya jarak pandang menyiap dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
D = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
D = jarak pandang menyiap (m)
d1 = jarak pandang PIEV (Percepatan, Intellection, Emotion, Volition )
= 0,278 t1 (V - m + (at1/2))
d2 = jarak yang ditempuh dalam penyiapan
= 0,276 V t2
d3 = jarak bebas
= (30 – 100)m
d4 = jarak yang ditempuh dari arah lawan
= 2/3 d2
Catatan :
V = kecepatan rata–rata kendaraan menyiap
t1 = waktu PIEV
m = perbedaan kecepatan kendaraan yang disiap dan menyiap = 15 km/ jam
t2 = waktu kendaraan menyiap berjalan dijalan kanan
Jarak pandangan menyiap secara umum dibagi 2 :
* jarak menyiap total : D = d1 + d2 + d3 + d4
* jarak menyiap minimum : Dm = d2 + d3 + d4
Pembagian jarak pandang menyiap di atas secara tabelaris dilihat sebagai berikut :
kecepatan rencana (km/jam) 80 60 50 40 30 20
jarak pandangan menyiap total 550 350 250 150 150 100
Jarak pandangan minimum yang diperlukan 350 250 200 150 100 70
Rambu Petunjuk
Rambu Rute
Rambu Tambahan