Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998). Gastritis
adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis
adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis
merupakan inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,
difus atau lokal.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan
digitalis.
b. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga
pada peminum alkohol, dan merokok.
C. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis adalah :
a. Gastritis Akut :
Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran
cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
1
b. Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil
mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia
dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
D. Patofisiologi
a. Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan
terjadi :
1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang
berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL
sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan
meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi
cairan & elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi,
jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung
dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi
mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa
lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan
menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi
atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
2
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.
Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding
lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa
sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
E. Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir
dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang
terjadi perforasi.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus.
F. Penatalaksaan Medik
a. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2).
Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan
alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur
sekresi asam lambung.
b. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid,
antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi.
Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab,
merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi
mukosa yang bervariasi
2. Histopatologi.
3
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi
tidak begitu memberikan hasil yang memuaskan.
4
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, muntah.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi
mukosa lambung.
4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1.
a. Tujuan :
Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.
b. Kriteria Hasil :
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal,
pengisian kapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan
output seimbang.
c. Intervensi :
Kaji tanda dan gejala dehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out
anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml, observasi kulit dan
membran mukosa, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan
infus.
Diagnosa Keperawatan 2. :
a. Tujuan
Gangguan nutrisi teratasi.
b. Kriteria Hasil :
5
Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan
muntah BB dalam batas normal, bising usus normal.
c. Intervensi :
Kaji intake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan
oral secara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikan
makanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus, kaji
makanan yang disukai, awasi pemeriksaan laboratorium misalnya :
Hb, Ht, Albumin.
Diagnosa Keperawatan 3. :
a. Tujuan :
Nyeri dapat berkurang/hilang.
b. Kriteria Hasil :
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat, skala
nyeri menunjukkan angka 0.
c. Intervensi :
Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan
yang tenang dan nyaman, anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas
dalam, lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan
indikasi untuk mengurangi nyeri.
Diagnosa Keperawatan 4. :
a. Tujuan :
Keterbatasan aktifitas teratasi.
b. Kriteria Hasil :
Kalau baik, klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
c. Intervensi :
Tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan yang tenang
dan nyaman, batasi pengunjung, dorong penggunaan tekhnik
relaksasi, kaji nyeri tekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan
indikasi.
6
Diagnosa Keperawatan 5. :
a. Tujuan :
Kurang pengetahuan teratasi.
b. Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.
c. Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan
(penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga
untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk
kesembuhan klien.
D. Evaluasi
Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
2. Kebutuhan nutrisi teratasi
3. Gangguan rasa nyeri berkurang
4. Klien dapat melakukan aktifitas
5. Pengetahuan klien bertambah.
7
PENGKAJIAN FISIK
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur : tahun
Status Perkawinan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tgl masuk RS :
No Register : ……………
Ruangan/ Kamar : Sedap Malam
Golongan Darah : “A”
Tanggal Pengkajian :
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Gastritis Akut
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Hubungan Dengan Pasien :
Pekerjaan :
Alamat :
8
II. KELUHAN UTAMA
Nyeri didaerah abdomen yakni pada daerah lambung, mual dan
muntah, badan terasa lemah dan mencret 5 kali dalam 1 hari dengan
kondisi berampas
Riwayat Penyakit :
Empat hari yang lalu pasien merasa sakit di daerah abdomen, untuk
mengatasi masen istirahat dirumah dan memakn obat yang dibeli
diwarung akan tetapi tidak ada perubahan bahkan pasien merasa mual
dan muntah dan pasien merasa bada terasa lemah karena keadaan
semakin memburuk klien langsung di bawa ke RS. Djoelham karena
klien ingin mendapatkan perawatan yang intensif.
9
6. Kecelakaan : tidak pernah mengalami kecelakaan yang serius
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: tinggal dalam 1 rumah
: klien
10
c. Konsep diri
Sebelum : Klien orang yang mempunyai keyakinan
yang kuat sehingga setiap masalah yang
dihadapi dapat diselesaikan.
Keadaaan saat ini : Klien tetap yakin bahwa penyakit yang di
deritanya sekarang dapat disembuhkan.
d. Keadaan Emosi :
Sebelum : Emosi klien tidak stabil, dan klien sering
memikirkan penyakitnya. Apalagi klien
menjadi tulang punggung keluarga
Keadaa saat ini : Cemas dialami pasien dan ia hanya dapat
berdoa agar penyakit yang di deritanya
sembuh sehingga dapat melakukan
aktifitas.
e. Hubungan pola komunikasi
Sebelum : Klien orang yang enak diajak
berkomunikasi tampak dari klien mau
terbuka tentang keadaannya.
Keadaan saat ini : Klien dapat berkomunikasi dengan baik
apabila rasa nyeri tidak muncul akan tetapi
klien berbaring di tempat tidur.
f. Hubungan dengan anggota keluarga/ saudara
Sebelum : Klien dan keluarga selalu menjalin
hubungan dengan baik diaman anggota
keluarga selalu mendampingi pasien
selama dirawat.
Keadaan saat ini : Masalah dalam keluarga tidak ada dimana
hubungan keluarga saat ini baik dimana
istri dan anak setia untuk mendampingi
11
pasien begitu juga dengan keluarga sering
berkunjung ke RS.
g. Hubungan dengan masyarakat
Sebelum : Baik, klien sering bersosialisasi dengan
masyarakat.
Keadaan saat ini : Baik, klien dapat beradaptasi dengan
lingkungan RS baik perawat aupun teman
satu ruangan dan banyak teman dan
tetangga klien datang berkunjung.
h. Daya Adaptasi
Sebelum : Klien sering mengikuti perwiritan dalam
lingkungan masyarakat dan klien mau
beradaptasi dengan orang-orang yang ada
dilingkungan tempat tinggal.
Keadaan saat ini : Karena klien dirawat di RS, klien tidak
dapat mengikuti kegiatan perwiritan di
masyarakat.
i. Kegiatan keagamaan
Sebelum : Klien seorang yang rajin beribadah
disamping itu klien juga mengikuti kegiatan
wirid di mesjid.
Keadaan saat ini : Klien hanya dapat berdoa diatas tempat
tidur.
j. Kegemaran : Kegemaran pasien secara khusus tidak
ada hanya pasien suka masak memasak
B. Tanda-tanda Vital
TD : 130/70
12
HR : 78x/i
RR : 22 x/i
Temp : 37,5°C
Sensori : Compos Mentis
TB : 147 cm
BB : 53 Kg
13
kelainan dan fungsi pengecapan baik.
Bibir tidak dijumpai tanda sianosis akan
tetapi kering dan kotor. Dan lidah kotor
dan berfungsi dengan baik dimana dapat
membedakan manis, pahit dan asin. ada
karies pada gigi geraham
6. Leher : Tidak ada dijumpai adanya peningkatan
vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar thypoid. Suara dalam batas
normal dan denyut nadi karotis teraba
dalam batas normal
D. Pemeriksaan Integumen : kulit pasien tampak bersih tidak bersisik
dan warna saomatang dimana turgor kulit
normal. Kulit pasien agak kering dan tidak
ada dijumpai kelainan pada kulit misalnya
dermatitis.
E. Payudara dan ketiak : Tidak ada dijumpai kelainan pada
payudara dan ketiak dimana payudara dan
ketiak bersih.
F. Pemeriksaan toraks dan dada
1. Dada : Paru :
I = simetris, statis, dinamis,
Pa = stem fremitus kanan = kiri
Pe = sonor seluruh lapang paru
Au = suara dasar vesikuler, tidak ada ronchi,
tidak ada wheezing
Jantung :
I = ictus cordis tidak tampak
Pa = ictus cordis teraba di SIC V 2 cm
medial linea mid clavicula sinestra
Pe = redup
14
Au = bunyi jantung SI-SII murni
2. Perut : I = cembung,
Au = bising usus +
Pe = timpani
Pa = hati dan limpa tidak teraba, nyeri tekan
G. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
: Klien tidak mengalami gangguan pada
saat BAK, klien BAK 3-4 x/hari. Tidak
ada kelainan didaerah genitalia dan
tampak bersih begitujuga daerah anus.
Inspeksi skrotum tidak ada tanda
kemerah-merahan, bengkak, atau
nodula
H. Pemeriksaan endokrin : Tidak ada kelaianan pada system
endokrin dimana KGD pasen normal
I. Pemeriksaan muskuluskeletal : Pada pemeriksaan secara
inspeksi ekstremitas simetris dan tidak
mengalami kelemahan otot dan tidak ada
tanda edema. otot dan tendo tidak ada
mengalami kontraktur atau malposisi.
Tidak adanya nyeri tekan, gerakan,
bengkak
J. Pemeriksaan neurology : Tingkat kesadaran klien compos mentis
dan tidak dijumpai kelainan. Pada kedua
belas sistem persyarafan
15
Keadaan saat ini : Selama di RS klien tidur ± 3-4 jam/hari,
klien merasa terganggu akibat menahan
rasa sakit didaerah abdomen
B. Pola eliminasi : Produksi urin terakhir 1500 cc/24 jam,
jernih. BAB 5 x/hari, cair dan berampas
C. Pola makan
Sebelum : Klien makan 3x sehari, selera makan klien
baik, makanan kesukaan sambal ikan.
Dan tidak ada alergi terhadap makanan
Keadaan saat ini : Selera makan klien bekurang, klien
mendapat diet M1 porsi yang disajikan
tidak habis. Rasa mual dan muntah ada
dan tidak ada kesulitan dalam mengunyah,
menelan makanan
D. Pola minum
Sebelum : Klien minum 8-9 gelas/hari, minuman
kesukaan the manis.
Keadaan saat ini : Selama di RS klien minum 6-7gelas/hari
E. Aktivitas sehari-hari
Sebelum : Klien bekerja setiap harinya sebagai guru
honorer di sekolah swasta Metodis Binjai .
Keadaan saat ini : Klien hanya dapat berdiam diri di tempat
tidur karena adanya rasa sakit di daerah
perut.
F. Personal hyegiene
Sebelum : Klien mandi setiap harinya 2x sehari dan
gosok gigi setiap kali selesai makan.
Keadaan saat ini : Klien tetap mandi akan tetapi tidak seperti
biasanya dimana pasien mandi diatas
tempat tidur dibantu keluarga
16
IX. HASIL PENUNJANG DIAGNOSTIK
Belum ada dilakukan pemeriksaan diagnosin sampai dalam pengkajian
17
ANALISA DATA
2 Ds :
Perubahan rasa
o Klien mengatakan sakit didaerah
Inflamasi mukosa nyaman, nyeri akut
perut
lambung
Do:
o Pasien tampak berbaring diatas
tempat tidur
o Pasien meringis kesakitan
3
Ds :
o Klien mengatakan dalam setiap hari kehilangan volume Defisit volume
cairan secara aktif cairan
BAB 5 kali sehari
dan kegagalan
O: mekanisme
pengaturan
o Wajah pasen pucat dan lesu
o Badan lemah
18
Masalah Keperawatan Sesuai Prioritas :
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
secara aktif dan kegagalan mekanisme pengaturan
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan untuk memasukan dan mencernak nutrisi
3. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa
gaster
INTERVENSI KEPERAWATAN
19
2. Tujuan : Gangguan 1. Reduksi stress dan 1. Stress menyebabkan
nutrisi teratasi farmakoterapi seperti peningkatan
cytoprotective agent, produksi asam
Kriteria Hasil :
penghambat pompa lambung, untuk
proton, anatasida. klien dengan
1. Antoprometri :
2. Kolaborasi transfusi gastritis penggunaan
Berat badan,
albumin. penghambat pompa
lingkar lengan
3. Konsultasi dengan ahli proton membantu
atas kembali
diet untuk menentukan untuk mengurangi
normal.
kalori / kebutuhan asam lambung
2. Albumin,
nutrisi. dengan cara
hemoglobin
4. Tambahkan vitamin menutup pompa
normal.
seperti B12. asam dalam sel
3. Klinis : terlihat
5. Batasi makanan yang lambung penghasil
segar.
menyebabkan asam. Kemudian
4. Porsi makan
peningkatan asam untuk penggunaan
habis.
lambung berlebih, cytoprotective agent
dorong klien untuk membantu untuk
menyatakan perasaan melindungi jaringan
masalah tentang makan yang melapisi
diet. lambung dan usus
6. Berikan nutrisi melalui kecil. pada klien
Intravena sesuai dengan gastritis
indikasi. antasida berfungsi
untuk menetralisir
asam lambung dan
dapat mengurangi
rasa sakit.
2. Dengan tranfusi
albumin diharapkan
kadar albumin
20
dalam darah kembali
normal sehingga
kebutuhan nutrisi
kembali normal.
3. Pemasukan individu
dapat dikalkulasikan
dengan berbagai
perhitungan yang
berbeda, perlu
bantuan dalam
perencanaan diet
yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Mencegah
terjadinya anemia.
5. Keragu-raguan
untuk makan
mungkin
diakibatkan oleh
takut makanan yang
menyebabkan
terjadinya gejala.
Program ini
mengistirahatkan
saluran pencernaan
sementara, dan
memenuhi nutrisi
sangat penting dan
dibutuhkan.
21
nyeri berkurang. pada 6 jam pertama. mukosa lambung.
22
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi Keperawatan
23
peningkatan asam
lambung berlebih,
mendorong klien untuk
menyatakan perasaan
masalah tentang makan
diet.
6. Berikan nutrisi melalui
Intravena sesuai
indikasi.
24
informasi tentang kontrol
masalah kesehatan.
25
Evaluasi
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi TTD
26
yang diberikan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah proses sistemis dari pengumpulan data, verifikasi dan
komunikasi data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari dua tipe yaitu ata
subyektif atau persepsi pasien tentang masalah/pengukuran yang dibuat oleh
pengumpul data.(Potter, 2005).
Selain itu, pengumpulan data dilakukakan dengan menggunakan model pada
fungsional menurut Gordon karena terbentuk antara dari pasien dan lingkungan
dan dapat digunakan untuk perorangan, keluarga atau komunitas.Setiap pola
merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu perawat mengumpulkan,
mengorganisasikan dan memilah-milah data.(Potter, 2005).
Tanda dan gejala Gastritis yaitu mual muntah, kembung, penurunan berat
badan, nyeri tekan pada epigastrium, lambung merasa penuh, perut keroncongan,
bersendawa, sering kentut. Pada Gastritis akut tanda dan gejala yang muncul
adalah mual muntah, penurunan berat badan, nyeri tekan pada epigastrium.
Sedangkan data yang didapat pada ………….. adalah nyeri perut bagian
atas, hal ini disebabkan karena adanya iritasi mukosa lambung sehingga
mengakibatkan nyeri pada epigastrium (Price, 2002). Klien juga tidak nafsu
makan, lemas, BB 31 kg, mual, hal ini disebabkan karena peningkatan asam
lambung sehingga mengakibatkan anoreksia (Affandi, 2000).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu
keadaan dimana individu yang tidak puasa atau mengalami beresiko penurunan
berat badan karena tidak adekuatnya asupan atau metabolisme zat nutrisi untuk
kebutuhan metabolik (Carrpenito, 2009)
Setelah dilakukan pengkajian pada klien ditemukan data …………… yaitu
………… mengatakan tidak nafsu makan, TB 143 cm, BB 31 kg, klien makan
habis 3 sendok.
28
B. Diagnosa yang Muncul pada Kasus dan Sesuai Teori
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
Nyeri akut adalah keadaan ketika individu mengalami dan melaporkan
adanya sensasi tidak nyaman atau ketidaknyamanan yang parah, yang berlangsung
selama satu detik sampai kurang dari 6 bulan (Carrpenito, 2009)
Setelah dilakukan pengkajian pada klien ditemukan data ,………………
perut bagian atasnya nyeri, skala nyeri 3-6. Penulis memprioritaskan masalah ini
sebagai diagnose keperawatan yang pertama karena diagnosa ini saat pengkajian
yang paling klien keluhkan adalah nyeri pada perut bagian atas, diagnosa ini
didasarkan pada triage consept yaitu penulis memprioritaskan masalah yang perlu
penanganan perawatan yang tepat, tidak mengancam kehidupan, tetapi
mengancam gangguan kesehatan yang lebih berat, masalah ini bila tidak segera
ditangani akan mengganggu aktivitas seharihari.
Adapun implementasi dan rasional untuk mengatasi diagnosa 1
yaitu :
1) Kaji KU dan TTV
Rasional : Deteksi awal untuk interpretasi intervensi selanjutrnya.
2) Kaji nyeri yang dialami oleh anak
Rasional : Pengkajian nyeri pada anak seharusnya tidak hanya berdasarkan
perilaku, pengkajian nyeri terdiri atas tiga bagian : sifat nyeri yang dihasilkan oleh
keadaan patologis terkait, respon otonom nyeri, dan perilaku anak
29
5) Beri obat sesuai program terapi
Rasional : Untuk ;pemberian obat pada klien sesuai dengan dosis yang diberikan
Rasional : Makanan dalam jumlah yang besar mungkin terlalu banyak untuk klien
yang mengakibatkan kesulitan dalam menelan
30
4) Timbang berat badan
Rasional : Dengan menimbang BB dapat mengetahui tentang kebutuhan diit atau
keefektifan terapi
Untuk mengatasi masalah diatas, penulis memakai kriteria waktu 3x24 jam dan
diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan criteria hasil: klienmakanhabis 1 porsi,
tidak terjadi penurunan BB, tidak muntah saat makan. Dalam jangka waktu 3x24
jam yaitu sasaran diharapkan tercapai dalam waktu yang diharapkan. (Potter,
2005)
Adapun evaluasi yang penulis dapatkan tanggal …………. 2018 yaitu, Data
subyektif, klien mengatakan nafsu makan bertambah, Data obyektif, klien makan
habis ½ porsi makanan yang diberikan dari rumah sakit, Assesment, masalah
teratasi sebagian, Planning, lanjutkan intervensi mengkaji pola makan klien,
lanjutkan intervensi menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
31
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya
dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut
dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan
bagian permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh
ulkus dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.
C. Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dalam sistem pencernaan itu baik,
karena dapat mengganggu kerusakan organ dalam sehingga memberikan
dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Menghindari makanan yang asam,
pedas dan minuman yang beralkohol, kafein. Dapat memicu cepatnya terjadi
gastritis karena asam lambung tidak bisa menjaga dinding lambung.
Mengakibatkan nyeri di epigastrium. Maka dari itu jagalah organ organ
penting dan kesehatan dalam tubuh kita ini.
32
Daftar Pustaka
33
PORTOPOLIO
34
Binjai saya mampu memberikan asuhan keperawatan dasar pada pasien dalam
memenuhi kebutuhan Bio-Psiko-Sosiospiritual
Selama saya mengikuti praktek Keperawatan Dasar Profesi ini, banyak
sekali keterampilan keperawatan yang saya hadapi dan itu sangat bermanfaat bagi
saya dalam mengembangkan pengetahuan saya.
Tugas yang sangat sulit yang saya hadapai dalam pelaksanaan Praktek
Keperawatan Dasar Profesi ini adalah dalam pelaksanaan pengkajian individu.
Hal ini disebabkan banyaknya konsep teori yang harus dipahami dalam mengkaji
individu. Karena yang dikaji adalah semua kondisi tubuh pasien secara
keseluruhan.
Akan tetapi walupun masalah ini sangat sulit bagi saya, dengan adanya
bantuan dari pembimbing, baik dari rumah sakit maupun pendidikan dapat
membantu saya untuk menyelesaikan State Praktek Keperawatan Dasar Profesi.
Sehingga dengan adanyya praktek ini dapat memberikan pegalaman bagi saya
dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien.
35