Вы находитесь на странице: 1из 11

STKIP PGRI BANDAR

LAMPUNG

KISI-KISI
PENGANTAR ILMU SASTRA

Dian Permanasari, S.Pd., M.Pd.


1. Jelaskan hakikat sastra secara etimologi?

Sastra secara etimologi diambil dari Bahasa-bahasa Barat (Eropa) seperti

literature (bahasa Inggris), littérature (bahasa Prancis), literatur (bahasa

Jerman), dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari kata litteratura

(bahasa Latin) yang sebenarnya tercipta dari terjemahan kata grammatika

(bahasa Yunani). Litteratura dan grammatika masing-masing berdasarkan

kata “littera” dan “gramma” yang berarti huruf (tulisan atau letter). Dalam

bahasa Prancis, dikenal adanya istilah belles-lettres untuk menyebut sastra yang

bernilai estetik. Istilah belles-lettres tersebut juga digunakan dalam bahasa

Inggris sebagai kata serapan, sedangkan dalam Bahasa Belanda terdapat istilah

bellettrie untuk merujuk makna belles-lettres.

2. Jelaskan tentang hakikat ilmu sastra?

Ilmu sastra merupakan ilmu yang menyelidiki karya sastra, beserta gejala yang
menyertainya, secara ilmiah. Di samping teks karya sastra, juga semua
peristiwa dan faktafakta sosial yang berkaitan dengan keberadaan karya sastra,
pengarang, pembaca, lembaga penerbitan, media massa, dan sebagainya, juga
menjadi obyek penyelidikannya. Tidak lupa semua hasil-hasil kritik, apresiasi,
resepsi, yang dihasilkan oleh kritikus, apresiator, atau pembacanya, dapat
menjadi obyek penyelidikan Ilmu Sastra. Dan juga, produksi dan distribusi
karya sastra sebagai komodite dapat diangkat untuk diselidiki oleh Ilmu Sastra.

Dari berbagai pengertian di atas ilmu sastra dapat disimpulkan ke dalam


rumusan berikut ini.

1. Ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki sastra secara ilmiah.


2. Ilmu sastra adalah ilmu yang menyelidiki karya sastra secara ilmiah.
3. Ilmu sastra adalah segala bentuk dan cara pendekatan ilmiah terhadap
karya sastra dan gejala sastra.
4. Ilmu sastra adalah sebuah telaah sistematis mengenai sastra dan
komunikasi sastra yang pada prinsipnya tidak menghiraukan batas-batas
antar bangsa dan antar kebudayaan.

Keempat rumusan tersebut dapat diungkapkan dalam suatu definisi bahwa ilmu
sastra adalah ilmu yang menyelidiki karya sastra beserta gejala-gejala yang
menyertainya, secara ilmiah dan sistematis, yang pada prinsipnya tidak
menghiraukan batas-batas antar-bangsa dan antar-kebudayaan.

3. Jelaskan mengenai tujuan ilmu sastra


1) Ilmu sastra sebagai sarana pengujian pemahaman ilmiah sastra sehingga
manusia menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah sastra. Seorang
ilmuwan sastra harus memili sikapkritis terhadap bidang ilmunya sendiri
sehingga dapat menghindarkan diri dari sifat solip sistik mengganggap
hanya pendapatnya yang paling benar.
2) Ilmu sastra merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi,
dan metode keilmuan sastra. Kecenderungan yang terjadi di kalangan
para ilmuwan sastra modern menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu sastra. Satu sikap yang diperlukan
menerapkan metode ilmiah yang sesuai atauyang cocok dengan struktur
ilmu sastra, bukan sebaliknya. Metode ilmu sastra hanya sarana berpikir
bukan hakikat ilmu sastra
3) Ilmu sastra memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan
sastra. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggung jawabkan secara logis rasional agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan
metode ilmiah sastra, semakin valid metode tersebut.

4. Apa yang dimaksud bahasa sastra?


Bahasa sastra adalah bahasa yang khas dalam dunia sastra dan menurut beberapa
orang menyimpang dari cara penuturan yang telah bersifat otomatis, rutin, biasa,
dan wajar. Penuturan dalam karya sastra selalu diusahakan dengan cara lain,
baru, dan belum pernah dipakai sebelumnya. Unsur kebaruan dan keaslian
merupakan suatu hal yang menentukan nilai sebuah karya.

5. Sastra memiliki bahasa yang khas. Jelaskan karakteristik bahasa sastra


1) Bersifat konotatif, konotatif adalah kata yang memiliki pengertian
tambahan atau arti sekunder di samping arti primernya. Nilai konotasi
yang lebih luas dari pengertian denotasi amat penting dalam karya sastra.
Setiap kata yang dipilih boleh diasosiasikan kepada berbagai pengertian.
Oleh sebab itu di dalam sastra tidak ada pengertian yang sama bila
ditinjau dari sudut kesan sensitivitas, dari sudut bunyi, dan dari sudut
lambang. Setiap pilihan kata mempunyai pengertian tersendiri, misalnya
kata cantik, molek, bagus, baik, anggun, indah, dari sudut denotasi
mungkin artinya sama, tetapi kesan kata-kata ini memiliki sensitivitas
berbeda.
2) Bersifat simbolis, bahasa kesusastraan lebih bersifat simbolis, artinya
bahasa sastra bukan saja mengungkapkan yang tersurat, tapi juga
mengungkapkan makna yang tersirat. Hal ini berbeda dengan bahasa
kewartawanan yang lebih bersifat literal.
3) Bersifat multitafsir, multitafsir artinya berpenafsiran ganda. Bahasa
dalam sastra cenderung mengundang penafsiran ganda dari pembacanya.
Hal itu terjadi karena sifat konotatif bahasa sastra serta pengalaman
masing-masing pembaca berbeda dan beragam. Bahkan secara ekstrem
sering dikatakan bahwa keberhasilan suatu karya sastra dapat dilihat dari
ada tidaknya sifat penafsiran ganda.
4) Memperhatikan efek musikalitas , Efek musikalitas adalah efek suara
atau bunyi yang mampu membangkitkan rasa merdu. Kemerduan bunyi
bahasa dalam karya sastra pada umumnya dapat dimunculkan lewat pola
persajakan atau rima atau kadang dibentuk lewat perulangan bunyi yang
sama dalam setiap bait atau kalimat
6. Dalam perkembangan sastra akhir-akhir ini, karya sastra dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu sastra imajinatif dan sastra non-
imajinatif. Jelaskan kesamaan dan perbedaan karya sastra tersebut?

Sastra imajinatif memiliki ciri sebagai berikut :

1. Isinya bersifat khayali


2. Menggunakan bahasa yang konotatif
3. Memenuhi syarat-syarat estetika seni

Sastra non imajinatif memiliki ciri sebagai berikut :

1. Isinya menekankan unsur faktual/fakta


2. Menggunakan bahasa yang cenderung denotif
3. Memenuhi unsur-unsur estetika seni
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesamaan antara sastra imajinatif dan
non-imajinatif adalah masalah estetika seni. Unsur estetika seni meliputi
keutuhan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), fokus/pusat
penekanan suatu unsur (right emphasis).

7. Jelaskan tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra?


Unsur intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari dalam
yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti ialah : tema, tokoh serta
penokohan, alur dan juga pengaluran, latar dan pelataran, serta juga pusat
pengisahan.

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang ada di luar karya sastra yang secara
tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
Secara lebih khusus mempengaruhi bangunan cerita sebuah karya sastra, namun
tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Unsur ekstrinsik tersebut ikut menjadi
bagian di dalamnya. Unsur ekstrinsik tersebut ikut berpengaruh terhadap
totalitas sebuah karya sastra.
Wellek dan werren (2013) menyebutkan ada empat faktor ekstrinsik yang saling
berkaitan dalam karya sastra yakni:

1. Biografi pengarang: bahwa karya seorang pengarang tidak akan lepas


dari pengarangnya. Karya-karya tersebut dapat ditelusuri melalui
biografinya.
2. Psikologis (proses kreatif) adalah aktivitas psikologis pengarang pada
waktu menciptakan karyanya terutama dalam penciptaan tokoh dan
wataknya.
3. Sosiologis (kemasyarakatan) sosial budaya masyarakat diasumsikan
bahwa cerita rekaan adalah potret atau cermin kehidupan masyarakat
yaitu, profesi atau intuisi, problem hubungan sosial, adat istiadat antar
hubungan manusia satu dengan lainnya, dan sebagainya.

8. Jelaskan ciri-ciri prosa fiksi


Adapun ciri-ciri prosa fiksi adalah bahasanya terurai, dapat memperluas
pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif.
Prosa fiksi dapat menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam
kehidupan. Maknanya dapat berarti ambigu. Prosa fiksi melukiskan realita
imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas, sedangkan realitas tak
mungkin lepas dari imajinasi. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif
dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata konotatif. Selanjutnya prosa
fiksi mengajak kita untuk berkontemplasi karena sastra menyodorkan
interpretasi pribadi yang berhubungan dengan imajinasi.
9. Perhatikan puisi berikut ini :

Nyanyian Jiwa
Karya Fauzi Arifin

akulah hati yang bimbang


oleh petuah dan ajaran
akulah rindu yang melata
di bumi berkalung duka lara

akulah sepi yang mengaji


bertengger di keluasan jagat raya
akulah burung yang berkulik itu
berkabar tentang diri yang ada

akulah gelisah yang terjaga


mabuk dan menari separuh irama
akulah lirik dan lagunya
meratap menggemakan takbir di sudut-sudut dunia

Jelaskanlah analisis anda mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik kaya satra
tersebut!
10. Tuliskan bagan pengelompokan genre sastra?

1. Esai
2. Kritik
3. Biografi
Sastra Non-
Imajinatif 4. Otobiografi
5. Sejarah
6. Catatan Harian
S 7. Surat-surat
A
S P
T U
I
1 . Epik
2 . Lirik
R S
I 3 . Dramatik
A
1. Novel
Fiksi
Sastra 2. Cerpen
Imajinatif
3. Novelet
P
R
O
S
Drama
A Prosa
1 . Komedi
2 . Tragedi
3 . Melodrama
Drama 4 . Tragi-
komedi

Drama
Puisi
Buku Apresiasi Kesusastraan (Sumardjo,1986)

11. Bagaimana cara menafsirkan isi puisi dengan baik?

Agar dapat memahami isi puisi diawali dengan menelaah atau melakukan kajian
terhadap gaya maupun bentuk puisi yang bersama-sama membentuk suatu
keutuhan isi puisi. Perhatikan jika terdapat hal-hal yang menarik perhatian,
misalnya judul serta kekerapan kata. Banyaknya kata yang berulang dapat
menggiring pembaca dalam memahami tema. Jika terdapat bait yang
mengandung sedikit lirik, biasanya di sanalah tertuang tema puisi. Seperti
halnya pada judul yang juga dapat membayangkan tema. Tetapi ingat, judul
belum tentu sama dengan tema. Mengetahui tema serta akulirik merupakan
langkah pertama yang harus dilakukan dalam upaya memahami puisi.

12. Apa yang dimaksud media simulasi realitas, mengapa drama berfungsi sebagai

media simulasi realitas?

Media simulasi realitas, yaitu media untuk menghaluskan dan mengembangkan


diri manusia dan kebudayaannya melalui penanaman nilai kultural/keagamaan,
penyampaian pemikiran baru, dan penyampaian kritik sosial. Drama berfungsi
sebagai media simulasi realitas karena dalam laku drama kita melihat kesatuan
antara kata-kata, perbuatan, dan situasi. Sifat kemenyatuan ini sangat sesuai atau
mirip dengan keadaan yang berlangsung dalam kehidupan komunikasi manusia
yang nyata. Oleh karena itu, drama dapat berfungsi sebagai media simulasi
realitas.

13. Jelaskan hakikat fiksi dan karya fiksi?


Fiksi adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi dengan kata lain, tidak
secara ketat berdasarkan sejarah atau fakta. Fiksi bisa dieskpresikan dalam
beragam format, termasuk tulisan, pertunjukan langsung, film, acara televisi,
animasi, permainan video, dan permainan peran, walaupun istilah ini awalnya
dan lebih sering digunakan untuk bentuk sastra naratif, termasuk novel, novella,
cerita pendek, dan sandiwara. Fiksi biasanya digunakan dalam arti paling sempit
untuk segala "narasi sastra".
Karya fiksi merupakan hasil dari imajinasi kreatif, jadi kecocokannya dengan
dunia nyata biasanya diasumsikan oleh audiensnya. Kebenaran dalam karya fiksi
tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya
kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya. Sesuatu yang
tidak mungkin terjadi di dunia nyata bisa saja terjadi di dunia fiksi.

14. Mengapa pendekatan pengkajian karya sastra selalu berkembang?

Hal ini dikarenakan :


1. Ragam sastra sangat banyak dan berkembang secara dinamis, kondisi
perkembangan tersebut memerlukan pemahaman yang berbeda-beda.
2. Kesulitan dalam memahami gejala sastra memicu para ilmuwan untuk
menemukan berbagai cara sebagai pendekatan yang baru. Dengan kata lain,
gejala sastra memunculkan hadirnya sejumlah masalah yang baru yang
menarik dan perlu dipecahkan.

15. Penokohan pada sastra prosa dapat dilakukan dengan 3 metode. Jelaskan 3
metode tersebut?
Penokohan dapat dilakukan menggunakan 3 metode:
(a) analitik,
(b) dramatik, dan
(c) kontekstual.

Tokoh cerita akan menjadi hidup jika ia memiliki watak seperti layaknya
manusia. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Cara kerja
pengarang memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan, yang dapat
dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.

16. Tuliskan pengelompokan aliran sastra


Pada prinsipnya, aliran sastra dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni
idealisme, dan materialisme. Idealisme adalah aliran romantik yang bertolak
dari cita-cita yang dianut oleh penulisnya. Menurut aliran ini, segala sesuatu
yang terlihat di alam ini hanyalah merupakan bayangan dari bayangan abadi
yang tidak terduga oleh pikiran manusia. Aliran idealisme ini dapat dibagi
menjadi romantisisme, simbolik, mistisisme, dan surealisme.

17. Bagaimana cara mengetahui bahwa alur fiksi sudah baik?

Alur cerita fiksi dianggap baik apabila mengandung unsur-unsur berikut:

a) Plausibility ‘kemasukakalan’
Cerita berjalan secara masuk akal, saling berkaitan, dan terdapat hukum
sebab akibat yang sifatnya alamiah. Misalnya, menceritakan seorang anak
petani miskin buta huruf yang menjadi presiden. Harus ada sebuah titik
cerita yang menjadi alasan kuat terjadinya perubahan tersebut.
b) Suprise ‘kejutan’
Cerita yang menarik seharusnya tidak hanya datar dan menjemukan. Ada
kejutan-kejutan yang membuat pembaca tertarik mengikuti cerita hingga
selesai.
c) Suspense ‘penasaran’
Timbulkan rasa penasaran pembaca pada akhir cerita dengan alur cerita yang
tidak mudah ditebak.
d) Unity ‘keutuhan’
Antara awal cerita, tengah, dan akhir cerita adalah sebuah rangkaian yang
utuh dan saling terkait.

Alur cerita karya sastra harus memenuhi kaidah seperti yang dijelaskan di atas, alur
cerita yang menarik akan membawa pembaca atau penonton ikut hanyut dalam
karya tersebut.

Вам также может понравиться