Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACTS
This research aimed to compare the morphometric of worker bees Apis cerana lives
at different altitudes which were high altitude (500-<1000 m above sea level) and low
altitude (0-100 m above sea level). The experimental animals were 50 Apis cerana collected
from each altitudes. A projector microscope (LAS EZ V2.0.0) of 8x magnification was used
in body measurement which was conducted in Animal Laboratory University of
Bengkulu. Results showed that body weight, length of proboscis, femur length of worker
bees of high and low altitude (introduced and local bees) are significantly different
(P<0.05). However, the length of tibia, hind metatarsus, width of wings and and the forth
abdominal tergit (P>0.05). The highest body weight and hind femur length werel
observed in high and low altitudes. Infact, prosbocis length was the highest in low level
altitude habitat. In contrasly, the measurement of length of hind femur was the highest in
high altitude (kepahiyang) and the the longest proboscis was found in low altitude
(Bengkulu city). The results indicate that the differences were due to the adaptation
processes to the environment. It can be concluded that the altitude of habitat plays an
important role to the morphometric of workers group of Apis cerana.
Keywords: Apis cerana, morphometric, the altitude
ABSTRAK
41
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
(Kepahiang), sedangkan panjang probosis tertinggi diperoleh pada lebah madu alami di
dataran rendah (Kota Bengkulu). Ada indikasi bahwa perbedaan ini terjadi dalam upaya
proses adaptasi lebah terhadap lingkungan hidupnya. Dari temuan di atas dapat
disimpulkan bahwa ketinggian tempat hidup berpengaruh terhadap morfometrik lebah
madu pekerja Apis cerana.
Kata Kunci : Apis cerana, morfometrik, ketinggian tempat
42
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
43
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
dpl) dan dataran rendah (0-100 m pekerja yang akan terbang keluar
dpl). sarang terjebak dalam kantong dari
koloni yang berbeda yang ada di
dataran tinggi dan di dataran rendah.
MATERI DAN METODE
Ditiap lokasi dikoleksi masing-
Penelitian ini dilaksanakan
masing sebanyak 50 ekor lebah
pada bulan April 2013, pengambilan
pekerja, kemudian dimasukkan ke
sampel lebah madu pekerja Apis
dalam botol. Lebah dimatikan
cerana dilakukan di daerah
dengan alkohol 70% dan disimpan
Kepahiang dan di daerah Bengkulu,
untuk pengerjaan lebih lanjut.
kemudian dilakukan pengukuran di
Laboratorium Peternakan Fakultas 2. Penimbangan dan Pengukuran
Pertanian Universitas Bengkulu. Penimbangan sampel
dilakukan di Laboratorium.
Peralatan dan bahan yang
Peternakan Fakultas Pertanian
digunakan dalam penelitian ini Universitas Bengkulu, 10 ekor lebah
antara lain timbangan analitik
dari masing-masing koloni ditimbang
(kapasitas 210 gram dengan ketelitian untuk mendapatkan bobot rata-rata
0,0001 gram), miskropkop
lebah. Sehingga ada masing-masing
projektor(LAS EZ V2.0.0, made in lima bobot rata-rata lebah dari
Switzerland), penggaris besi, pinset,
daerah dataran tinggi dan daerah
botol kecil, perlengkapan keamanan dataran rendah. Sedangkan
dari serangan lebah, alkohol 70%,
pengukuran morfometrik dilakukan
lebah madu pekerja dan lain-lain
dengan cara mematikan lebah
yang dianggap perlu. dengan menggunakan alkohol 70%
Prosedur dan bagian-bagian tubuh yang akan
diukur ditempatkan pada kaca objek
1. Pengambilan Sampel yang ada di mikroskop projektor
Penelitian ini menggunakan (LAS EZ V2.0.0, made in
lebah madu A. cerana yang diambil Switzerland). Pengukuran dilakukan
pada pagi hari (pukul 09:00 wib) dari menggunakan mikroskop projektor
dataran tinggi (Kepahiang) pada dengan perbesaran 8 kali.
ketinggian 500-<1000 m dpl, dan
dataran rendah (Kota Bengkulu) pada Pengukuran dilakukan
ketinggian 0-100 m dpl. Adapun terhadap bagian-bagian tubuh lebah,
caranya adalah pertama-tama yaitu panjang probosis (PP), panjang
mengambil lebah madu dengan cara femur tungkai belakang (PFB),
memasang kantong plastik bening panjang tibia tungkai belakang (PTB),
pada gerbang sarang sehingga lebah panjang metatarsus tungkai belakang
44
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
45
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
Rataa
n 0,072 ± 0,0089 a 0,069 ± 0,0118 b 0,055 ± 0,0119 b
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05).
46
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
47
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
Tabel 3. Rataan panjang femur tungkai belakang lebah madu pekerja A. cerana di
lokasi yang berbeda
48
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
49
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
Tabel 4. Rataan panjang tibia tungkai belakang lebah madu pekerja A. cerana
berdasarkan dua ketinggian tempat yang berbeda.
Panjang dan Lebar Sayap Depan terendah 2,557 ± 0,1353 mm. Hal ini
(PSD dan LSD) dipengaruhi oleh faktor ada tidaknya
Analisis ragam menunjukkan sumber pakan di sekitar lokasi, yang
bahwa panjang dan lebar sayap pada umumnya lebah tidak terlalu
depan berdasarkan perbedaan jauh dari sarangnya mencari
ketinggian tempat berpengaruh tidak makanan. Seperti halnya A. cerana
nyata (P>0,05). Hasil penelitian yang cenderung menghampiri jenis
menunjukkan bahwa ukuran panjang tanaman bunga yang terdekat
sayap depan berbeda tidak nyata dengan sarangnya. Kemungkinan
(P>0.05) antara dataran tinggi dan lebah madu hanya menemukan pada
dataran rendah. Panjang sayap satu lokasi karena lokasi tersebut
tertinggi diperoleh pada daerah dekat dengan sarang. Sesuai dengan
dataran tinggi (Kepahiang) hasil penelitian Kevanat al. (1995)
ukurannya sebesar 7,680 ± 0,1980 mm jarak pencarian pakan A. cerana 100-
dan terendah pada lebah madu alami 500 m dari sarang. Faktor lainnya
yang terdapat di dataran rendah adalah lingkungan seperti ketinggian
(Kota Bengkulu) yang berkisar 7,513 daerah, suhu kelembaban dan
± 0,1646 mm (Tabel 6). Untuk hasil intensitas cahaya. Menurut Chasanah
ukuran lebar sayap menunjukkan (2010) suhu udara dan intensitas
bahwa berbeda tidak nyata pada cahaya berpengaruh positif terhadap
kedua tempat baik yang di daerah jumlah individu serangga, sedangkan
dataran tinggi (Kepahiang) maupun kelembaban berpengaruh negatif
dataran rendah (Kota Bengkulu) yang terhadap jumlah individu serangga
besarnya 2,604 ± 0,1078 mm dan
.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 – 3000 50
50
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
51
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
Tabel 7. Rataan lebar sayap lebah madu lebah madu pekerja A. cerana
berdasarkan dua ketinggian tempat yang berbeda
52
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
53
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
KESIMPULAN Kepahiang.http://kepahiangka
Dari hasil penelitian dapat b.go.id/index.php/profil-
disimpulkan bahwa ada perbedaan daerah/kondisi-geografis-dan-
morfologi lebah di daerah dataran administrasi-wilayah. 28 Mei
tinggi dan dataran rendah yang 2013.
meliputi berat badan dan bagian Ashari, S. 2006. Meningkatkan
tubuh yang terdiri dari panjang Keunggulan Berbuahan Tropis
probosis (PP), dan panjang femur Indonesia, Penerbit Andi,
tungkai belakang (PFB). Berat badan Yogyakarta.
dan panjang femur tertinggi
Begon, M., J. L. Harper., and C. R.
diperoleh pada lebah madu di
Townsed. 1986. Ecology.
dataran tinggi (Kepahiang),
Blacwell Scientific,Oxford.
sedangkan panjang probosis tertinggi
diperoleh pada lebah madu alami di Chasanah, L. R. 2010.
dataran rendah (Kota Bengkulu). Keanekaragaman dan
Frekuensi Kunjungan
Serangga Penyerbuk serta
SARAN Efektivitasnya dalam
Untuk mengetahui apakah Pembentukan Buah Hoya
perubahan morfometrik berpengaruh multiflora Blume
terhadap produksi madu maka, (Asclepiadaceae). (Thesis).
Insitut Pertanian Bogor,Bogor.
diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang hubungan antara Corbet SA.,M. Fussell., R. Ake., A.
morfometrik dengan produksi. Fraser.,andC. Gunson. 1993.
Temperature and pollination
activity of social bees. Ecol
DAFTAR PUSTAKA Entomol 18:17-30.
Amano, K., T. Nemoto.,and T.A Erwan. 2003. Pemanfaatan Nira Aren
Heard. 2000. What are dan Nira Kelapa Serta Polen
stingless bees and why and Aren Sebagai Pakan Lebah
how to use them as crop Untuk Meningkatkan Produksi
pollinator? A review JARQ 34: Madu Apis cerana . [Tesis].
183-190. Program Pascasarjana. Institut
Anonimus. 2013. Kondisi Geografis Pertanian Bogor, Bogor.
dan Administrasi Wilayah Gojmerac, W. L. 1983. Bees,
Kabupaten Beekeping, Honey and
54
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
55
Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000
56