Вы находитесь на странице: 1из 7

Job Safety Analysis : Penilaian Bahaya dan

Risiko di Tempat Kerja (Workplace


Hazard Analysis)
Salah satu “oleh-oleh” yang saya dapatkan dari program YSEALI Fall 2017 adalah berkesempatan
mengikuti pelatihan JSA (Job Safety Analysis) yang biasa digunakan untuk melaksanakan
penilaian bahaya dan risiko di tempat kerja. Supaya semua bisa mendapatkan informasinya, yuk
kita ketahui apa itu JSA? bagaimana melaksanakan JSA? dan informasi lain terkait JSA.

Definisi dan Pengertian

Penilaian bahaya adalah proses secara sistematis dalam mengevaluasi bahaya atau potensi bahaya
yang ada pada aktivitas pekerjaan. Secara lengkap sebelum mengetahui lebih lanjut, kita ketahui
terlebih dahulu pengertian Bahaya (Hazard) dan penilaian (assessment). Bahaya adalah setiap
kegiatan , praktik, perilaku, bahan, kondisi atau kombinasinya yang dapat menyebabkan cedera
atau penyakit bagi seseorang. Sedangkan untuk penilaian (assessment) adalah proses
mengidentifikasi bahaya sehingga bahaya tersebut dapat dieliminasi maupun dikendalikan.

Tujuan Penilaian Bahaya

Tujuan dari penilaian bahaya di tempat kerja antara lain:

1. Mengidentifikasi masalah untuk memperbaiki atau mengendalikan bahaya tersebut.


2. Sebagai acuan untuk membuat program keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif.
3. Sebagai komponen kunci dari seluruh program keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Sebagai pemenuhan perundang-undangan.

Secara detail, penilaian bahaya di tempat kerja merupakan pendekatan dan proses yang sistematis
dengan melibatkan :

1. Dokumentasi dan pencatatan penilaian aktivitas di tempat kerja.


2. Melihat dan observasi bahaya dan potensi bahaya yang ada.
3. Mempertimbangkan dan mengimplementasikan metode maupun praktik untuk
mengendalikan ataupun mengeliminasi bahaya dengan Engineering Control,
Administrative Control, dan Personal Protective Equipment (PPE).
4. Menuangkan secara tertulis dari hasil evaluasi tempat kerja, ditandatangani oleh orang
yang melaksanakan penilaian dan membubuhkan tanggal pelaksanaan penilaian bahaya di
tempat kerja.
Tools Penilaian Bahaya di Tempat Kerja

Dalam melaksanakan penilaian bahaya di tempat kerja, terdapat tools yang dapat digunakan antara
lain:

1. Job Safety Analysis (JSA)


2. Process Hazard Analysis (PHA)
3. MOC (Management of Change)
4. System Analysis (SA)
5. Phase Analysis (PA)
6. PM Records

Gunakanlah tools tersebut sebagai alat bantu dalam membuat dasar maupun benchmark dari
penilaian bahaya di tempat kerja. Dalam artikel ini akan lebih membahas poin nomor 1, yaitu Job
Safety Analysis (JSA).

Job Safety Analysis (JSA)

Untuk lebih dapat memahami penilaian bahaya dengan metode JSA, maka kita ketahui lebih
dahulu pengertian dari JSA. JSA seringkali disebut AKA, JHA, dan PHA. Terdapat beberapa
pengertian dari JSA antara lain :

1. Proses memecahkan aktivitas menjadi langkah kerja.


2. Metode untuk mengidentifikasi dan mengendalikan atau mengeliminasi bahaya.
3. Langkah sederhana dengan tujuan karyawan dapat dengan mudah memahami bahaya dan
pengendalian yang harus dilakukan.
4. Teknik yang memfokuskan pada job tasks sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya
sebelum terjadi kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
5. JSA fokus pada hubungan dan interaksi antara pekerja, aktivitas/tugas, peralatan dan
lingkungan kerja.
6. Setelah bahaya yang belum dikendalikan (uncontrolled hazards) teridentifikasi perlu
dilakukan eliminasi ataupun pengendalian bahaya tersebut.

Manfaat dari penilaian bahaya dengan JSA :

1. Membantu dalam mengidentifikasi persyaratan alat pelindung diri (APD) yang harus
digunakan seperti pelindung pendengaran, mata, tangan, kaki, kepala, tubuh, pernapasan,
peralatan bantuan manual handling dll.
2. Membantu dalam mengidentifikasi sumber energy berbahaya – LOTO seperti sumber
panas, listrik, hydraulic, pneumatic energy, kimia, kinetik, mekanikal, sentrifugal, gravitasi
dll.
3. Keterlibatan pekerja secara aktif dalam penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Meningkatkan komunikasi dan kepercayaan (trust) antara manajemen dan karyawan.
Pelaksanaan JSA dapat melibatkan berbagai pihak. Dalam perusahaan, pihak yang dapat terlibat
antara lain :

 Personil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


 Manajer di lokasi dibuatnya JSA
 Operator
 Teknisi yang mendesain peralatan
 Personil Maintenance
 Konsultan K3

Oleh karena itu, daftar personil di atas membutuhkan pelatihan bagaimana pembuatan dan
pelaksanaan JSA di tempat kerja agar pelaksanaan JSA dapat dilaksanakan dengan baik.

Langkah-langkah pelaksanaan JSA dapat dilakukan dengan :


1. Menentukan aktivitas pekerjaan untuk pelaksanaan JSA

Sebelum melaksanakan JSA, diperlukan penentuan aktivitas pekerjaan dengan membuat daftar
aktivitas pekerjaan yang dirasa memerlukan penilaian bahaya. Dalam penentuan aktivitas
pekerjaan ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aktivitas pekerjaan yang memiliki risiko
terjepit, kontak dengan bahan berbahaya, potensi terkena paparan bahan/benda bergerak, terjatuh,
maupun terpeleset. Pekerjaan-pekerjaan ini dapat berupa :

1. Bekerja di ketinggian
2. Pengangkatan, angkat-angkut, mendorong, menarik, dan pekerjaan manual handling
lainnya.
3. Bekerja dekat dengan peralatan yang dekat dengan sumber energi.
4. Penggunaan cranes, alat bantu pengangkatan atau peralatan mesin lainnya.
5. Bekerja sendiri atau bekerja di area yang terisolasi.
6. Pekerjaan lainnya yang mengharuskan pekerja naik ke atas maupun di bawah area kerja,
seperti penggalian.

Dalam menentukan aktivitas pekerjaan untuk melaksanakan JSA, diperlukan pula data tambahan
dengan mengkaji ulang data-data sebagai berikut :

1. Riwayat cedera/penyakit akibat kerja


2. Laporan Insiden – Nearmiss
3. Data statistik kejadian First Aid
4. Safety Data Sheet (SDS)
5. Notulen rapat K3
6. Laporan Inspeksi K3
7. JSA sebelumnya
8. Prosedur kerja yang ada
9. Manual dari peralatan
10. Data preventive maintenance
11. Regulasi pemerintah

2. Menentukan dan mencatat langkah-langkah dari aktivitas pekerjaan tersebut

Setelah kita menentukan aktivitas pekerjaan yang akan dilaksanakan JSA, maka selanjutnya kita
catat langkah-langkah aktivitas pekerjaan tersebut. Mencatat langkah kerja adalah dengan :

1. Mengobservasi aktivitas pekerjaan.


2. Mencatat informasi untuk mendeskripsikan secara benar langkah yang dilakukan. Dalam
pencatatan ini perlu menghindari langkah pekerjaan yang terlalu detail maupun deskripsi
yang terlalu panjang serta hindari langkah yang terlalu umum sehingga banyak langkah
yang tidak tercatat.
3. Ambil gambar atau video di masing-masing langkah pekerjaan.
4. Setelah itu, review langkah-langkah tersebut dengan karyawan.
5. Libatkan karyawan dalam seluruh aktivitas analisis.
Contoh Pengisian Formulir JSA : JSA pada pekerjaan membersihkan Cyclone
3. Mengidentifikasi bahaya dari masing-masing langkah pekerjaan

Dalam tahap ini diperlukan analisis dengan pertanyaan-pertanyaan seperti :

1. Apa yang terjadi jika terdapat kesalahan?


2. Apa konsekuensi dari aktivitas pekerjaan ini?
3. Bagaimana bahaya dapat muncul?
4. Apa saja faktor yang berkontribusi?
5. Seberapa sering bahaya dan risiko dapat terjadi?

4. Mendeskripsikan cedera/injury yang mungkin terjadi dari bahaya tersebut

Pada langkah ini pengamat memerlukan informasi mengenai jenis bahaya apa saja yang dapat
terjadi dan potensi cedera apa saja yang didapatkan. Informasi mengenai hal tersebut dijelaskan
dalam tabel di bawah ini:

Jenis Bahaya Potensi Cedera


Terjepit, Terpotong Luka memar, luka tergores, amputasi, fatality
Terbakar, kebutaan, penyakit akut dan kronis,
Bahan Kimia Berbahaya
fatality.
Tersengat listrik, terbakar, amputasi, kebutaan,
Bahaya Listrik
fatality
Bahan Mudah Terbakar Terbakar, amputasi
Muntah, kerusakan syaraf, penurunan
Bising dan Getaran
pendengaran
Manual Handling (Mengangkat, Menarik, Strain, Sprain, dan Musculoskeletal Disorders
Mendorong) lainnya
Luka memar, luka tergores, amputasi, fraktur
Tertabrak/Terkena
tulang, fatality
Terpeleset, Terjatuh, Tersandung Luka memar, fraktur tulang, fatality
Suhu Heat/Cold stress, terbakar, stroke, fatality
Gas beracun, fumes, vapor atau debu Penyakit akut.kronis, asfiksia, terbakar, fatality

5. Mengidentifikasikan cara untuk mengeliminasi atau mengendalikan bahaya

Setelah bahaya dan risiko teridentifikasi, selanjutnya adalah mengetahui pengendalian apa yang
sesuai. Jika terdapat potensi bahaya, langkah awal adalah menentukan pengendalian teknis
(engineering control), administratif (administrative) dan membuat prosedur. Penyediaan alat
pelindung diri yang tepat dan efektif merupakan pengendalian terakhir.

Revisi Job Safety Analysis

Revisi atau perbaikan JSA dilakukan ketika telah terjadi kecelakaan kerja dan cedera. Selain itu
JSA direvisi pada saat terdapat perubahan pekerjaan/aktivitas, setelah terjadi keadaan berbahaya,
jika peralatan mengalami kerusakan, dan pada saat jadwal kaji ulang rutin, seperti setahun sekali
ataupun dua tahun sekali.

Вам также может понравиться