Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh <37,80C (1000 F) peroral atau 38,80C (1010F) per
rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall, 2002).
Hipertermi adalah peningkatan sushu tubuh diatas kisaran normal (Nanda,
2012). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan
normal (Doengoes Marilyn E)
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh akibat kehilangan mekanisme
termoregulasi (Ensiklopedia Keperawatan, 2011).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermi adalah
keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga
menyebabakan peningkatan suhu tubuh dari individu.

2.2 Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain.
Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik/pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama
keadaan sakit.
Faktor penyebabanya :
1. Dehidrasi
2. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
3. Kecepatan metabolisme meningkat
4. Terpajan pada lingkungan yang panas
5. Pengobatan/anastesi
6. Aktifitas berlebihan

4
2.3 Patofisiologi
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari
eksogen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau
toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu
terutama monosik, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi terutama monosit,
makrofag, pirogen memasuki sirkulais dan menyebabkan demam pada tingkat
termoregulasi di hipotalamus.
Peningkatan kecepatan dan piroksi atau demam akan mengarah pada
meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, jln.dr soetomeo perum g=raha
navila pandaan pasuruan upt pstw pasuruan, padahala cairan dan elektrolit
dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi
anterior.
Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka
elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses
metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga
kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam
mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.

WOC
Infeksi/inflamasi

Akumulasi monosit, makrofak, sel T Helper dan fibroblas

Pelepasan pirogen endogen (sitokin)

Interleukin -1
Interleukin -6

Merangsang saraf halus

Signal mencapai sistem saraf pusat

5
Pembentukan prostaglandin

Merangsang hipotalamus, meningkatkan titik patokan suhu (set point)

Menggigil, meningkatkan suhu badan

Hipertermia

2.4 Manifestasi Klinis


1 Suhu tinggi 37,8oC (100 oF) peroral atau 38,8oC (101oF)
2 Takikardi
3 Kulit kemerahan
4 Hangat pada sentuhan
5 Menggigil
6 Dehidrasi
7 Kehilangan nafsu makan

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1 Pemeriksaan Laboratorium
a Pemeriksaan darah lengkap: mengidentifikasi kemungkinan terjadinya
resiko infeksi
b Periksaan urine
c Uji widal: suatu reaksi oglafinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien thypoid
d Pemeriksaan elektrolit: Na, K, Cl

6
2.6 Asuhan Keperawatan Secara Teori
1 Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas:
pengumpulan data, analisa data, merumuskan masalah, analisa masalah.
a. Data subyektif
1) Pasien mengeluh panas
2) Pasien mengatakan badannya terasa lemas
b. Data obyektif
1) Suhu tubuh >37oC
2) Takikardi
3) Mukosa bibir kering
2 Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan
tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisa pengkajian agar dapat teratasi masalah
kesehatan/keperawatannya.
Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas masalah
berdaarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua yaitu rencana prioritas
a Prioritas masalah
1) Hipertermia
b Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah
hipertermi teratasi.
c Kriteria Hasil
1) Menunjukkan penurunan suhu tubuh
2) Akral pasien tidak teraba hangat/panas
3) Pasien tampak tidak lemas
4) Mukosa bibir lembab

7
d Rencana tindakan
Intervensi Rasional
1. Observasi keadaan umum pasien 1. Mengetahui perkembangan
2. Observasi tanda-tanda vital pasien keadaan umum dari pasien
3. Menganjurkan pasien untuk banyak 2. Mengetahui perubahan tanda-tanda
minum vital pasien
4. Anjurkan pasien untuk banyak 3. Mencegah terjadinyadehidrasi
istirahat sewaktu demam
5. Anjurkan pasien untuk memakai 4. Meminimalisir produksi panas
pakaian yang tipis yang diproduksi oleh tubuh
6. Beri kompres hangat dibeberapa 5. Membantu mempermudah
bagian tubuh penguapan panas
7. Berikan HE kepada pasien dan 6. Memerpercepat dalam penurunan
keluarga mengenai pengertian, produksi panas
penanganan, dan terapi yang 7. Meningkatkan pengetahuan dan
diberikan tentang penyakitnya pemahaman dari pasien dan
8. Kolborasi delegatif dalam keluarganya
pemberian obat sesuai indikasi, 8. Membantu dalam menurunkan
contohnya : paraceamol demam

Вам также может понравиться