Вы находитесь на странице: 1из 9

PEREKONOMIAN INDONESIA

“KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI”

NAMA KELOMPOK :
KADEK AYU SUPRIATINI NIM 1617051026
LUH PUTU SURYANTINI NIM 1617051041
LUH AYU RENTINI NIM 1617051109
KETUT SITI ARDIANTI NIM 1617051176

JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
I. Pengaruh Perdagangan Luar Negeri Terhadap Kesejahteraan Penduduk.
Perdangangan internasioanal adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.
Ekspor adalah menjual atau mengirim barang keluar negri, sedangkan Impor
adalah membeli atau mendatangkan barang dari luar negri. Perdagangan
Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi
negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai
barang ataupun jasa-jasa. Adapun dampak yang ditimbulkan yaitu:
Dampak positif
 Mempererat persahabatan antar bangsa
 Menambah kemakmuran negara
 Menambah kesempatan kerja
 Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Sumber pemasukan kas negara
 Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
 Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara
 Meningkatkan industri dalam negeri
 Meningkatkan cadangan devisa
Dampak negatif
 Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain
 Adanya persaingan yang tidak sehat
 Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar
 Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang
lebih maju
 Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi
 Timbulnya penjajahan ekonomi olelh negar yang lebih maju
 Neraca perdagangan dan nerca pembayaran
 Banyaknya penganguran
II. Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Secara umum, 3 Kebijakan Perdagangan Internasional sebagai berikut :
1. Politik Proteksi.
Politik Proteksi merupakan kebijakan pemerintah untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dari persaingan-
persaingan barang-barang impor. Politik Proteksi dalam kebijakan
perdagangan internasional dapat dilakukan melalui kebijakan sebagai berikut:
a) Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi
daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk
ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Bentuk umum kebijakan tarif
adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga
barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang
impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam
negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian
karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka
diharap impor barang menjadi turun.
b) Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi
sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri.
Sehingga produsen dalam negeri bisa memasarkan barangnya lebih
murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan
dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit,
keringanan pajak, dll.
Kebijakan subsidi biasanya juga diberikan untuk menurunkan biaya
produksi barang yang menjadi komoditas ekspor, sehingga diharapkan
harga jual produk dapat lebih murah dan dapat bersaing di pasar
internasional.
c) Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan
harga yang lebih murah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya
produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan
dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai
industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan
anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut
counterveiling duties hal tersebut dilakukan untuk melindungi industri
yang sejenis di negara pengimpor.
d) Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang
yang masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan
pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah barang di pasar turun,
Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, dan Impor barang
turun. Secara grafik kebijakan kuota / pembatasan impor akan tampak
seperti gambar dibawah ini.
e) Pelarangan Impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-
produk asing ke dalam pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan
karena alasan politik dan ekonomi. untuk alasan ekonomi pelarangan
impor biasanya bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri.
2. Politik Autarki
Politik autarki merupakan kebijakan perdagangan internasional dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik
pengaruh ekonomi, militer mapun politik. sehingga kebijakan ini berlawanan
dengan prinsip perdagangan internasional yang mendorong adanya
perdagangan bebas. Contohnya adalah seorang importir harus membeli uang
dollar terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembayaran, kemudian
membayarkannya kepada eksportir di Amerika.

3. Politik Dagang Bebas


Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antar negara. Alasan diberlakukannya kebijkan
perdagangan bebas ini adalah bahwa perdagangan bebas dapat mendorong
setiap Negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang, sehingga
barang suatu negara memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Negara
lain.

III.Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri Di Era Globalisasi


Dalam era globalisasi ekonomi, perdagangan internasional antara negara menjadi
kabur batasannya. Berkembangnya perdagangan internasional sejak didirikan
General Agreemnet On Tariff and Trade (GAAT) pada tahun 1947 dengan tujuan
memperluas perdagangan internasional sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia. Organisasi baru yang bernama Word Trade Organization
(WTO). Untuk membantu perkembangan perdagangan internasional di negara-
negara berkembangan, dibentuklah General System of Preference (GSP) oleh
negara maju. Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, telah
melaksanakan globalisasi ekonomi dengan melakukan liberalisasi ekonomi.
Berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional yang baru dimana WTO,
APEC dan AFTA mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu ”keterbukaan
Pasar. Keuntungan dari keterbukaan pasar dapat menyebabkan peningkatan
produksi barang untuk dipasarkan ke Negara yang membutuhkan. Adapun
perubahan-perubahan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Lingkungan Global
Kecenderungan globalisasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi dengan
adanya World Trade Organisation-WTO dan General Agreement on Trade in
Services-GATS, akan dapat meningkatkan kebutuhan jasa angkutan laut
ekspor-impor dan kebutuhan jasa penunjang angkutan laut.
2) Lingkungan Regional
a. Kerja Sama Sub Regional, meliputi:
 Singapore-Johor-Riau (SIJORI)
 Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle (IMS-GT);
 Kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT);
 Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East
Asia Growth Area (BIMP-EAGA);
 Kerja sama Indonesia-Australia.
b. Kerja Sama Regional
ASEAN Free Trade Agreement (AFTA), diperkirakan akan meningkatkan
volume perdagangan antar negara ASEAN yang dengan sendirinya akan
meningkatkan permintaan jasa transportasi laut. Asia Pacific Economic
Cooperation (APEC) akan menuju kesepakatan di bidang International
Passenger Transport, International Cargo Transport dan Cargo Handling.

3) Lingkungan Nasional
Pengaruh lingkungan strategis nasional, antara lain berupa:
 Terjadinya Krisis Ekonomi/Multidimensi yang berdampak pada
kemunduran usaha di bidang angkutan laut dan usaha penunjangnya;
 Pelaksanaan Otonomi Daerah/Desentralisasi yang menimbulkan
perubahan kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam
penyelenggaraan transportasi berdasarkan UU no. 32 tahun 2004.

IV. Hutang Luar Negeri


Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang
luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang
dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau
lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri
Secara umum, pendanaan luar negeri berasal dari sumber-sumber sebagai
berikut :
 Bilateral (pemerintah negara lain) berupa hibah, pinjaman lunak dan pinjaman
campuran.
 Lembaga multilateral/internasional berupa hibah dan pinjaman.
 Perbankan atau lembaga keuangan internasional berupa fasilitas kredit ekspor
dan pinjaman komersial. Besarnya nilai utang luar negeri dapat disebabkan
penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah yang tidak seimbang.
Rendahnya penerimaan pajak, sementara pengeluaran pemerintah akibat impor
barang modal tinggi.

Utang Luar Negeri memiliki berbagai dampak baik positif dan negatif yaitu :
 Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah
Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja
negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu
pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari
negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target
yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam
persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai
tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN
RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan
bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena
tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri, (hingga
membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut :
 Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
 Sebagai penurunan biaya bunga APBN.
 Sebagai sumber investasi swasta.
 Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar
modal.
 Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu
negara.
Daftar Pustaka
Lili (2016). Kebijakan Perdagangan Luar Negeri. Dikutip 24 Maret 2019 dari
https://www.academia.edu/36324875/ Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri.docx.

Вам также может понравиться