Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
2
1.3.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui keadaan pembebanan transformator distribusi pada
penyulang beo setelah dilakukan pengukuran beban.
2. Dapat menjelaskan solusi terhadap permasalahan yang timbul setelah
dilakukannya pengukuran beban.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memberikan penjelasan prosedur pengukuran beban, keadaan
pembebanan transformator setelah dilakukan pengukuran beban, serta
solusi atau upaya yang dilakukan terhadap permasalahan yang timbul
setelah dilakukannya pengukuran beban.
TINJAUAN UMUM
5
6
2.6 Maksud dan Tujuan didirikannya PT. PLN (Persero) WS2JB (Wilayah
Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu)
Maksud dan Tujuan didirikannya Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah
sebagai berikut :
1. Menyediakan tenaga listrik bagi kehidupan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
2. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang
memadai dengan tujuan untuk :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan
penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
3. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
4. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang usaha penyediaan
tenaga listrik sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
1. Manager ULP
Bertugas merumuskan sasaran, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pelayanan pendistribusian, dan pemasaran
tenaga listrik berikut pembangunannya serta mengkoordinasikan sasaran
dari bagian komersial, keuangan serta SDM & ADM sesuai dengan
kebijakan atau kebijaksanaan PLN serta mambawahi Unit Layanan
Pelanggan.
2. Asisten Manager
a. Asisten Manager Distribusi, membawahi :
1) Ahli Teknik Muda Perencanaan Distribusi
2) Ahli Teknik Muda Konstruksi Distribusi
3) Supervisor Operasi Distribusi
4) Supervisor Pemeliharaan Distribusi
b. Asisten Manager Pemasaran, membawahi :
1) Ahli Teknik Muda Riset Pasar
2) Ahli Teknik Muda Kebutuhan Tenaga Listrik
c. Asisten Manager Komersial, membawahi :
1) Ahli Teknik Muda Pelayanan Pelanggan
2) Ahli Teknik Muda Cater
3) Ahli Teknik Muda Penagihan
4) Supervisor Cater
5) Supervisor TU Lapangan
6) Supervisor Sistem Informasi
d. Asisten Manager Keuangan, membawahi :
1) Supervisor Pengendalian Anggaran dan Keuangan
2) Supervisor Pengendalian Pendapatan
3) Supervisor Akuntansi
e. Asisten Manager SDM & ADM, membawahi :
1) Ahli Teknik Muda Komunikasi
2) Ahli Teknik Muda Hukum
13
3) Supervisor SDM
4) Supervisor Sekretariat
5) Supervisor Perbekalan
f. Asisten Manager Proteksi dan Pengukuran, membawahi :
1) Ahli Teknik Muda Rele dan Proteksi
2) Ahli Teknik Muda Tera
3) Supervisor Perakitan Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
4) Supervisor Automatic Meter Reading (AMR)
5) Supervisor Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)
MANAGER
ALMON ROSYADI
8810962Z
Spv. TE Spv. PA
Spv. TEKNIK Spv. K3
IMAN ASWILTON ISWENI DAHLIA
HENDRA SARI ISLAMIC RANI
7704028B
MANJAYA 8509001B 7704005B
850700ZB
STAFF
STAFF
M.ROFIUL
SITI QURYATINA
ARDZANI
STAFF 8104040B
94162845ZY
M.SUPRIATNA
9617083SEY
STAFF
STAFF
SRI WAHYUNI
TRIANI
NURJANAH 7094104B
9386161956ZY
STAFF
STAFF
DINIKASARI
TRI
SAWALIYANTI 8709067B
8408524Z
STAFF
NILAWATI
7094115B
STAFF
FITRI RAHAYU
8710020B
STAFF
VIRA SILVIA
9109061B
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Layanan Kenten
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
16
step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik
sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki
nilai tegangan berbeda-beda.
Interkoneksi 150 kV
Transmisi 70 kV
Distribusi Primer 20 kV
1. Transformator
Daya
2. Pemutus
Tegangan
3. Penghantar
4. Busbar
5. Gardu
Hubung
6. Gardu
Distribusi
1. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola radial ditunjukkan pada gambar 3.4
merupakan sistem jaringan distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada
sistem jaringan radial terdapat beberapa penyulang yang dapat menyuplai
beberapa gardu distribusi secara radial.
Trafo Distribusi
Trafo Distribusi
Gardu Induk
Trafo Distribusi
Busbar
Busbar 150 kV Busbar 150 kV
Trafo Distribusi
Keuntungan dari sistem jaringan ini yaitu sistem ini tidak rumit dan lebih
murah dibandingkan dengan sistem yang lain. Sedangkan kerugiannya yaitu
keandalan dari sistem jaringan radial lebih rendah dibanding dengan sistem
lainnya. Kurangnya keandalan tersebut disebabkan karena hanya terdapat satu
jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila terjadi gangguan
pada jalur utama tersebut, maka seluruh gardu akan ikut padam. Selain itu, mutu
tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan
pada ujung saluran terjadi jatuh tegangan yang besar.
Pemutus Pemutus
Tenaga Tenaga
Gardu Konsumen
Gardu Induk PMT 20 kV PMT 20 kV
(Khusus)
Penyulang
PMT 150 kV PMT 20 kV
Busbar 150 kV
Busbar 20 kV Busbar 20 kV
3. Jaringan Loop
Sistem distribusi jaringan loop seperti ditunjukkan pada gambar 3.6
merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe jaringan radial
dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan normal tipe ini bekerja
secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT dapat dioperasikan sehingga
gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih handal dalam penyaluran tenaga listrik
dibandingkan tipe radial namun biaya investasinya lebih mahal.
PMT 20 kV
Pemutus Beban
Gardu Induk
Trafo Distribusi
PMT 150 kV PMT 20 kV
Saklar Seksi Otomatis
Busbar 150 kV
PMT 20 kV
Busbar 20 kV Busbar 20 kV
Trafo Distribusi
4. Jaringan Spindel
Sistem spindel seperti ditunjukkan pada gambar 3.7 merupakan
kombinasi antara jaringan radial dengan jaringan rangkaian terbuka (open loop).
Sistem jaringan spindle terdiri dari beberapa penyulang dengan sumber tegangan
yang berasal dari gardu induk distribusi dan kemudian disalurkan pada sebuah
gardu hubung. Pada sebuah spindle terdiri dari beberapa penyulang aktif sehingga
apabila salah satu penyulang terganggu, maka dengan segera dapat digantikan
21
Gardu Hubung
Gardu Induk
PMT 20 kV
Penyulang langsung
Pemutus
Beban
5. Sistem Cluster
Sistem cluster seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8 memiliki
kemiripan dengan sistem spindle. Akan tetapi pada sistem cluster tidak digunakan
gardu hubung, sehingga express feeder dari gardu hubung ke tiap jaringan.
Express feeder ini berguna sebagai titik manufer ketika terjadi gangguan pada
salah satu bagian jaringan.
Trafo Distribusi
Busbar 20 kV
Busbar 150 kV
PMT 20 kV
Trafo Distribusi
Gardu Induk
Trafo Distribusi
Pemutus
Beban
Gardu Induk
Sekering TM
Trafo Distribusi
Saklar TR
Rel TR
Sekering TR
Jaringan Tegangan Rendah
Sambungan
Rumah Pelanggan
6. Jenis Konstruksinya :
a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)
b. Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol
c. Gardu Kios
7. Jenis Penggunaannya :
a. Gardu Pelanggan Umum
b. Gardu Pelanggan Khusus
Khusus pengertian Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk
memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain
yang dapat dilengkapi/tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk
fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi
pemakaian sendiri atau Trafo distribusi untuk umum yang diletakkan dalam
satu kesatuan.
Beban atau LBS (Load Break Switch) atau Pemutus Beban Otomatis (PBO) atau
CB (Circuit Breaker) yang bekerja secara manual (atau digerakkan dengan remote
control).
Fault Indicator (dalam hal ini PMFD : Pole Mounted Fault Detector)
perlu dipasang pada section jaringan dan percabangan untuk memudahkan
pencarian titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak mengalami gangguan
dapat dipulihkan lebih cepat.
2. Gardu Cantol
Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah
transformator dengan daya = 100 kVA Fase 3 atau Fase 1. Transformator
terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected Transformer) yaitu
peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki
transformator.
Perlengkapan perlindungan transformator tambahan LA (Lightning
Arrester) dipasang terpisah dengan Penghantar pembumiannya yang dihubung
langsung dengan badan transformator. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
26
Rendah (PHB-TR) maksimum 2 jurusan dengan saklar pemisah pada sisi masuk
dan pengaman lebur (type NH, NT) sebagai pengaman jurusan. Semua Bagian
Konduktif Terbuka (BKT) dan Bagian Konduktif Ekstra (BKE) dihubungkan
dengan pembumian sisi Tegangan Rendah.
3.4 Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain dengan frekuensi yang sama, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Secara konstruksinya transformator
terdiri atas dua kumparan yaitu primer dan sekunder. Bila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka fluks bolak-balik akan
terjadi pada kumparan sisi primer, kemudian fluks tersebut akan mengalir pada
inti transformator, dan selanjutnya fluks ini akan mengimbas pada kumparan yang
ada pada sisi sekunder yang mengakibatkan timbulnya fluks magnet di sisi
sekunder, sehingga pada sisi sekunder akan timbul tegangan.
(a) (b)
Gambar 3.13 (a) Transformator tipe inti (b) Tipe cangkang
Pada transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti, dan pada umum
nya inti transformator L atau U. Peletakkan kumparan pada inti diatur secara
berhimpitan antara kumparan primer dengan sekunder. Dengan pertimbangan
kompleksitas cara isolasi tegangan pada kumparan, biasanya sisi kumparan tinggi
diletakkan di sebelah luar. Sedangkan pada transformator tipe cangkang,
kumparan dikelilingi oleh inti, dan pada umumnya intinya berbentuk huruf E dan
huruf I, atau huruf F.
Untuk membentuk sebuah transformator tipe inti maupun cangkang, inti
dari transformator yang berbentuk huruf tersebut disusun secara berlapis-lapis
(laminasi), jadi bukan berupa besi pejal. Tujuan utama penyusunan inti secara
berlapis. Ini adalah untuk mengurangi kerugian energi akibat “Eddy Current”
(arus pusar), dengan cara laminasi seperti ini maka ukuran jerat induksi yang
berakibat terjadinya rugi energi di dalam inti bisa dikurangi. Proses penyusunan
inti transformator biasanya dilakukan setelah proses pembuatan lilitan kumparan
transformator pada rangka (koker) selesai dilakukan.
29
3.6 Beban
Beban merupakan tempat terjadinya suatu perubahan energi dari energi
listrik menjadi energi lainnya, seperti cahaya, panas, gerakan, magnet, dan
sebagainya, dengan kata lain beban merupakan suatu sirkuit akhir pemanfaatan
dari suatu jaringan tenaga listrik. Tetapi beban dapat pula berupa suatu sirkuit
yang bukan pemanfaatan akhir dari suatu jaringan tenaga listrik, tetapi berupa
jaringan listrik yang lebih kecil dan sederhana, seperti beban dari jaringan
tegangan tinggi adalah suatu gardu induk, dimana gardu induk belum berupa
sirkuit akhir dari pemanfaatan energy listrik. Sehingga harus dilayani oleh sumber
tenaga listrik tersebut untuk diubah menjadi bentuk energi lain. Pelayanan
terhadap beban haruslah terjamin kontinuitasnya untuk menjaga kehandalan dari
sistem tenaga listrik. Guna mencapai keadaan yang handal tersebut, suatu sistem
tenaga listrik haruslah dapat mengatasi semua gangguan yang terjadi tanpa
melakukan pemadaman terhadap bebannya.
c. Prosedur/Langkah Kerja :
1. Prosedur/langkah kerja penggunaan tang ampere untuk melakukan
pengukuran arus, yaitu sebagai berikut :
a. Posisikan switch pada posisi ampere (A).
34
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Arus Beban Puncak Gardu Distribusi
Pada Penyulang Beo
Daya Waktu Ukur Beban Malam
Nama Nominal
Team No Tanggal Pukul Jurusan R S T N
Gardu Trafo
(A) (A) (A) (A)
(kVA)
A 75 106 142 36
B 59 32 76 62
PB
1 400 16/03/2019 18 : 35 C 70 93 95 40
0154
D 53 75 25 38
Total (A) 257 306 338 176
1
A 0 33 41 40
B 123 124 160 33
PB
2 200 16/03/2019 18 : 45 C 17 36 11 44
0137
D 30 81 0 44
Total (A) 170 274 212 161
35
36
A 75 132 77 46
B 80 78 65 28
PB
3 160 16/03/2019 18 : 52 C 0 0 0 0
0142
D 0 0 0 0
Total (A) 155 210 142 74
A 5 4 4 5
B 67 144 95 71
PB
4 160 16/03/2019 19 : 02 C 0 0 0 0
0103
D 0 0 0 0
Total (A) 72 148 99 76
A 19 32 10 14
B 73 25 28 39
PB
5 160 16/03/2019 19 : 11 C 0 0 0 0
0940
D 0 0 0 0
Total (A) 92 57 38 53
A 10 19 12 16
B 90 104 113 34
PB
6 160 16/03/2019 19 : 20 C 0 0 0 0
0763
D 0 0 0 0
Total (A) 100 123 125 50
A 79 97 84 33
B 0 0 0 0
PB
7 100 16/03/2019 19 : 28 C 0 0 0 0
0945
D 0 0 0 0
Total (A) 79 97 84 33
A 92 84 90 34
PB B 10 3 26 21
8 250 16/03/2019 19 : 36
0115 C 53 42 24 29
D 0 0 0 0
37
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Tegangan Beban Puncak Gardu Distribusi
Pada Penyulang Beo
Nama Tegangan di Rak – TR
No
Gardu R-N S-N T-N R-S S-T R-T
1 PB 0693 229 227 230 399 400 400
2 PB 0265 229 226 226 399 401 400
3 PB 0879 230 228 230 400 400 401
4 PB 0093 230 230 232 399 402 399
5 PB 0372 229 232 229 396 398 395
6 PB 0674 232 230 230 403 401 401
7 PB 0075 233 230 231 402 399 400
8 PB 0945 232 232 231 403 400 402
9 PB 0499 230 231 230 398 398 401
10 PB 0067 231 228 228 401 399 402
11 PB 0677 231 231 230 399 399 400
12 PB 0956 234 231 231 405 405 398
13 PB 0641 234 236 232 405 401 403
14 PB 0630 231 228 226 402 399 399
15 PB 0892 229 225 227 396 398 396
16 PB 0940 235 231 235 403 401 403
17 PB 0103 233 233 230 404 400 401
18 PB 0757 236 231 233 401 398 398
19 PB 0752 232 232 232 402 401 402
42
Jurusan B
Tabel 4.4 Data Pembebanan Gardu Distribusi pada Jurusan B
Beban IL VL-N S
IL x VL-N
Phasa (Ampere) (Volt) (KVA)
R 69 229 69 x 229 15,8
S 96 227 96 x 227 21,79
T 70 230 70 x 230 16,1
Total 53,69
53,69
= x 100 %
200
= 26,85 %
Total Jurusan
KVA beban
Persentase Pembebanan Total Trafo (%) = x 100 %
KVA Trafo
(beban A + beban B)
= x 100 %
kVA Trafo
(82,31 + 53,69)
= x 100 %
200
= 68 %
200 kVA dengan kapasitas pembebanan trafo sebesar 75,88 %, dan gardu
distribusi PB 0154 yang berkapasitas 400 kVA dengan kapasitas pembebanan
trafo sebesar 52,23 %.
dengan kapasitas daya 250 kVA yang berada pada kondisi underload dengan
persentase pembebanan sebesar 39,24 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulan bahwa:
1. Data hasil perhitungan persentase pembebanan trafo pada penyulang Beo
menunjukkan bahwa terdapat 20 gardu distribusi dengan status
pembebanan terkategori baik, 10 gardu distribusi dengan keadaan kurang
beban (underload) dan 3 gardu distribusi dengan keadaan beban lebih
(overload) atau dapat disimpulkan sebesar 39,4 % trafo distribusi pada
penyulang Beo dengan kondisi pembebanan yang tidak baik.
2. Kondisi pembebanan overload dan underload merupakan kondisi
pembebanan yang tidak baik, karena dapat mempengaruhi kondisi serta
kinerja dari transformator. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah terjadinya gangguan beban lebih (overload) atau
gangguan kurang beban (underload) dengan tujuan agar transformator
tersebut dapat bekerja secara optimal sesuai dengan umur pemakaiannya
yaitu dapat dilakukan pemasangan Trafo Sisipan, Manuver Beban Trafo,
serta dilakukannya Rotasi Trafo.
5.2 Saran
Berdasarkan perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis
memberikan saran kepada PT.PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Kenten
agar kegiatan meeting gardu dilakukan secara berkala oleh petugas untuk
mengetahui pembebanan trafo distribusi apakah terjadinya gangguan beban lebih
(overload) atau gangguan kurang beban (underload) sehingga dapat melakukan
tindakan yang sesuai dengan kebutuhan serta dapat menjaga keandalan kerja
peralatan pada gardu distribusi untuk menyalurkan energi listrik sehingga dapat
mengurangi biaya kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and
repair).
DAFTAR PUSTAKA
Kho, dickson. 2019. Cara Menggunakan Tang Ampere (Clamp Meter) dan
Prinsip Kerjanya. https://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-tang-
ampere-clamp-meter-prinsip-kerja/. Diakses 26 Maret 2019.
PT. PLN (Persero). 2010. Buku 3 Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Tenaga Listrik. Jakarta Selatan : PT PLN.
PT. PLN (Persero). 2010. Buku 4 Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu
Hubung Tenaga Listrik. Jakarta Selatan : PT PLN.
Suhadi, dkk. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Sumardjati, Prih, dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 3. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Theraja, B.L., & Theraja, A.K. 2007. A Terxbook Of Electrical Technology In S.I..
Unit Volume 2 AC DC Macine. New Delhi : S. Chan & Compaany Ltd.
51