Вы находитесь на странице: 1из 4

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP

KEKUATAN OTOT PADA PASIEN HEMIPARESE PASCA STROKE


NON HAEMORAGIC DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

IRSADUL IBAD, ERNI SETIYORINI*, ANITA RAHMAWATI**

Program Studi Pendidikan Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar
Jl. Sudanco Supriyadi No. 168 Blitar
Email : irsadul84@gmail.com

ABSTRAK

Stroke merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat dunia, dan merupakan


salah satu penyebab kematian, kecacatan serta menurunnya kualitas hidup manusia.
Salah satu dampak stroke yaitu hemiparese, sebesar 50 %. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh latihan range of motion (ROM) pasif terhadap kekuatan otot pada
pasien hemiparese pasca stroke non haemoragic di RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Desain
dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan one group pre-test and post-test design,
menggunakan teknik consecutive sampling, diperoleh sampel sebanyak 20 orang.
Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi manual muscle testing
(MMT). Analisa data menggunakan uji statistik dependent sample T-Test. Ada pengaruh
latihan range of motion (ROM) pasif terhadap kekuatan otot pada pasien hemiparese
pasca stroke non haemoragic di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dengan p value = 0, 000 <
α (0,05). Adanya pengaruh latihan range of motion (ROM) pasif terhadap kekuatan otot
pada pasien hemiparese pasca stroke non haemoragic, disebabkan karena perlakuan
latihan ROM pasif merangsang sel otak untuk bekerja lebih baik, sehingga terjadi
peningkatan kekuatan otot. Penelitian ini sebagai evidence based practice, untuk
membuat standar prosedur operasional (SOP) latihan ROM pasif.

Kata kunci : Range of motion (ROM) pasif, kekuatan Otot, hemiparese

ABSTRACT

Stroke is a major health problem in the world, and one of the causes of death,
disability and declining quality of human life. Stroke causes hemiparese, the decreasing of
ability to move on one side of the extremities. The aim of this research is to know the
influence of passive range of motion (ROM) exercise on muscle strength in hemiparese
post-stroke non haemoragic patients in RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Experimental design
with one group pre-test and post-test design, consecutive sampling sampling technique,
with sample of 20 people. Data collects using manual muscle testing (MMT) observation
sheet. Data analysis statistic test using dependent sample T-Test. There is an influence of
passive range of motion (ROM) exercise on muscle strength in hemiparese post-stroke
non haemoragic patients in RSUD Kanjuruhan Kepanjen, with p value = 0, 000 <α (0,05).
The influence of passive range of motion (ROM) exercises on muscle strength, in
hemiparese patients is caused by the treatment of passive ROM stimulating brain cells to
work better, resulting in increased muscle strength.

Keywords: Range of motion (ROM) passive, muscle strength, hemiparese


PENDAHULUAN aktin dan miosin akan meningkatkan
Stroke merupakan penyebab fungsi otot skeletal, sehingga akan
kematian, kecacatan serta menurunnya terjadi peningkatan tonus otot.
kualitas hidup manusia. Stroke (Mahendra, 2012).
menyebabkan kerusakan pada bagian Tujuan dari penelitian ini adalah
otak, jika terjadi pada bagian otak yang untuk mengetahui pengaruh latihan
mengatur fisiologi pergerakan maka Range of Motion (ROM) pasif terhadap
akan terjadi hemiparese. Gejala sisa kekuatan otot pada pasien hemiparese
karena fungsi otak tidak membaik pasca stroke non haemoragic di RSUD
sepenuhnya, umumnya berupa Kanjuruhan Kepanjen”.
penurunan kemampuan beraktivitas
sehari-hari seperti, makan, berpakaian METODE
dan buang air (Samiadi & Savitri, 2017). Penelitian ini berdesain pre
Menurut Kemenkes RI, pada tahun eksperimental one group pre test post
2013, prevalensi penyakit stroke di test design. Pengambilan data dilakukan
Indonesia diperkirakan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan (pre-
1.236.825 orang. Jawa timur menempati test) dan sesudah perlakuan (post-test).
urutan ketiga pada jumlah penderita Populasi dalam penelitian ini, seluruh
stroke dengan prosentase sebesar 1,6%. pasien hemiparese pasca stroke non
Hasil survey pendahuluan yang haemoragic di RSUD Kanjuruhan
dilakukan di Unit Syaraf di RSUD Kepanjen, sejumlah 25 orang
Kanjuruhan menunjukkan jumlah pasien Sampel ditentukan dengan teknik
stroke pada bulan Juli 2017 sebanyak 50 consecutive sampling, dengan kriteria
orang, dengan jumlah pasien inklusi, sedang menjalani rawat inap di
hemiparese post stroke sejumlah 25 RSUD Kanjuruhan. GCS 456, tidak
orang. memiliki riwayat kelainan sendi atau
Hemiparese jika tidak segera tulang, dan tidak sedang dalam fase
ditangani dengan tepat, dapat imobilisasi.
menimbulkan komplikasi, Untuk Jumlah sampel 20 orang. Variabel
mencegah komplikasi, dapat dilakukan independen, latihan range of motion
latihan range of motion (ROM) pasif. Jika (ROM) pasif, dan variabel dependen
dilakukan dengan baik dan benar, kekuatan otot. Instrumen yang
beberapa manfaat ROM pasif digunakan lembar pemeriksaan manual
diantaranya adalah, memperbaiki tonus muscle testing, alat tulis. Kesimpulan
otot, meningkatkan mobilisasi sendi, didapatkan dengan memanfatkan uji
memperbaiki toleransi otot untuk latihan, statistik “dependent sample T-Test.
meningkatkan massa otot dan
mengurangi resiko kehilangan massa HASIL
tulang (Irawati et al, 2016). A. Karakteristik Responden
Latihan ROM dilakukan dengan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data
benar akan memberikan hasil yang Umum Responden
optimal. Hal ini didukung oleh penelitian Jenis Kelamin Frek. (%)
Nurhidayati pada tahun 2017 di Laki-laki 11 55
posyandu kemuning Sumbermanjing Perempuan 9 45
wetan, dengan kesimpulan ada Usia Frek. (%)
pengaruh terapi ROM (range of motion) < 45 tahun 3 15
pasif terhadap perubahan gerak sendi 46-65 tahun 6 30
(Irawati et al, 2016). > 65 tahun 11 55
Menurut Mahendra (2012), pada (Sumber : Data primer Desember 2017)
pasien stroke dengan hemiparese Tabel 1 menjelaskan distribusi jenis
setelah diberikan latihan ROM pasif dua kelamin, mayoritas (55%) laki-laki,
kali sehari maka akan merangsang distribusi usia, mayoritas (55%) diatas
neuron motorik (otak) untuk merangsang usia 65 tahun.
sel untuk mengaktifkan kalsium. Jika
kalsium dan troponin C diaktifkan, maka
B. Univariat stroke, menyebabkan kerusakan pada
1. Kekuatan otot sebelum ROM pasif salah satu sisi bagian otak, sehingga
Tabel 2 Kekuatan Otot Sebelum ROM menurunkan kemampuan untuk
pasif Desember 2017. menggerakkan salah satu sisi
No Nilai Sebelum ROM ekstrimitas. Hasil penelitian ini
1. Minimal 17 memperkuat hasil penelitian
2. Maksimal 29 Maimurahman dan Fitria pada tahun
3. Rata-rata 20,8 2012, yang menyimpulkan sebelum
(Sumber : Data primer Desember 2017) dilakukan terapi ROM, derajat kekuatan
Nilai minimal = 17, nilai maksimal = otot pasien termasuk kategori derajat 1
29 dan nilai rata-rata = 20,8. (hanya berupa perubahan tonus) hingga
2. Kekuatan otot sesudah ROM pasif derajat 3.
Tabel 3 Kekuatan Otot sesudah ROM 2. Kekuatan otot sesudah ROM pasif
pasif Desember 2017. Terjadi peningkatan rerata kekuatan
No Nilai Sesudah ROM otot sesudah dilakukan ROM pasif. Hasil
1. Minimal 17 ini selaras dengan hasil penelitian
2. Maksimal 34 Maimurahman dan Fitria pada tahun
3. Rata-rata 26,7 2012 dengan kesimpulan sesudah
(Sumber : Data primer Desember 2017) dilakukan terapi ROM, derajat kekuatan
Nilai minimal = 17, nilai maksimal = otot pasien termasuk kategori derajat
34 dan nilai rata-rata = 26,7. hingga derajat 4
3. Perbandingan kekuatan otot pada 3. Pengaruh latihan ROM pasif
tiap regio terhadap kekuatan otot
Tabel 4 Kekuatan Otot Kekuatan Ada pengaruh latihan range of
Otot pada Tiap Regio. motion (ROM) pasif terhadap kekuatan
otot pada pasien hemiparese pasca
Regio
stroke non haemoragic denan p value =
Hip Knee Ankle Toe
0,000 (p<0,005). Hasil ini selaras
F % F % F % F %
dengan hasil penelitian Maimurahman
Naik 13 65 4 20 5 25 20 100
dan Fitria pada tahun 2012, nilai p=
Tetap 4 20 12 60 8 40 0 0 0,003 (p <0,05)
Turun 3 15 4 20 7 35 0 0
jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100 KESIMPULAN DAN SARAN
(Sumber : Data primer Desember 2017) A. Kesimpulan
Kenaikan kekuatan otot hasil latihan 1. Kekuatan otot pasien
tertinggi pada regio toe, yaitu sebesar hemiparese pasca stroke non
100%. haemoragic sebelum latihan
ROM pasif, nilai minimal = 17,
C. Bivariat nilai maksimal = 29 dan nilai
1. Uji independent sample T-Test. rata-rata = 20,8.
Tabel 5. Test Statistics independent 2. Kekuatan otot pasien
sample T-Test. hemiparese pasca stroke non
post test - pre test haemoragic sesudah latihan
p value 0,000 ROM pasif, nilai minimal = 17,
Tabel 3 menjelaskan, p value = nilai maksimal = 34 dan nilai
0,000 (p<0,05). Ada pengaruh latihan rata-rata = 26,7.
range of motion (ROM) pasif terhadap 3. p value = 0,000 > 0,05, ada
kekuatan otot pada pasien hemiparese pengaruh Latihan ROM Pasif
pasca stroke non haemoragic di RSUD terhadap kekuatan otot pada
Kanjuruhan Kepanjen. pasien hemiparese pasca stroke
non haemoragic di RSUD
PEMBAHASAN Kanjuruhan Kepanjen.
1. Kekuatan otot sebelum ROM pasif
Terjadi penurunan kekuatan otot
sebelum dilakukan latihan ROM karena
B. Saran Maimurahman H, Fitria C N, 2012.
1. Agar menjadikan hasil penelitian Keefeektifan Range Of Motion
ini sebagai evidence based (Rom) Terhadap Kekuatan Otot
practice penyusunan standar Ekstremitas Pada Pasien Stroke.
operating prosedur (SOP) latihan Surakarta : Akper PKU
ROM pasif. Muhammadiyah.
2. Agar institusi pendidikan
keperawatan mengembangkan Samiadi L A. Savitri T. 2017. Apa Itu
kegiatan pendidikan keperawatan, Hemiparese?
menambah pengetahuan dan (https://hellosehat.com/penyakit/he
kompetensi mahasiswa dalam miparese).
melakukan tindakan latihan ROM
pasif.
3. Agar perawat meningkatkan
kemampuan diri dan kompetensi
dalam melakukan latihan ROM
pasif, secara rutin dan
berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

Irawati dkk. 2016. Efektifitas Latihan


Range Of Motion Cylindrical Grip
Terhedap Peningkatan Kekuatan
Otot Ekstremitas Atas Pada
Pasien Stroke Non Hemoragik Di
Ruang Rawat Inap RSU
Kabupaten Tangerang. Skripsi.
Program Studi S1 Keperawatan
dan Ners Tangerang : Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah.

Kemenkes RI. 2014. Situasi Kesehatan


Jantung Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia 2013
(http://www.depkes.go.id/downloa
d.php?file=download/pusdatin/info
datin/infodatin-jantung.pdf).

Mahendra E. 2012. Terapi Latihan


Pada Hemiparese Dextra Karena
Stroke Non Haemoragic Stadium
Flaccid
(https://id.scribd.com/doc/7974224
1/Terapi-Latihan-Pada-
Hemiparese-Dextra-Karena-
Stroke-Non-Haemoragic-Stadium-
Flaccid diaksestanggal26
Agustus2017).

Вам также может понравиться