Вы находитесь на странице: 1из 4

Nama : lShobahatus Sholakhiyah

NIM : 130231100042
UTS: MKU Bahasa Indonesia

Jawab !
1. Kedudukan dan fugsi bahasa Indonesia sebagai media komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan
memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai
macam suku bangsa dan bahasa akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi,
sehingga bahasa Indonesia digunakan sebagai media komunikasi. Berbagai macam cara
penyampaiaan bahasa Indonesia yang digunakan dalam media komunikasi, diantaranya
media cetak seperti: Koran, Majalah dst, selanjutnya ada juga media Elektronik seperti:
Televisi, Radio dst. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang
dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan
orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu
verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media
bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan
menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu
lintas, sirine setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia
2. Esensi penggunaan ejaan yang disempurnakan dalam penulisan karya ilmiah itu
sebagai penyempurna dalam tulisan karya ilmiah yang sempurna dan baik. Ada
beberapa pemakaian ejaan sebagai berikut:
- Setiap kata, baik kata dasar maupun kata jadian, ditulis terpisah dengan kata lainnya,
kecuali kata yang tidak dapat berdiri sendiri.
- Jarak antar kata dalam paparan hanya satu ketukan.
- Tanda tanya (?), titik (.), titik koma (,), titk dua (:), tanda seru (!) ditulis rapat dengan
huruf akhir dari kata yang mendahului.
- Setelah tanda tanya (?), tanda seru (!), titik (.), titik koma (,), titik dua (:) harus ada
jarak satu ketukan.
- Tanda petik ganda (“….”), petik tunggal (‘….’), kurung () diketik rapat dengan kata,
frasa, kalimat yang diapit.
- Huruf capital dipakai pada huruf pertama nama khas dalam geografi.
- Huruf hubung antar kalimat diikuti koma.
- Koma dipakai memisahkan kalimat setara yang didahului tetapi, melainkan, namun,
padahal, sedangkan, yaitu, dan sedangkan.
- Koma dipakai memisahkan anak kalimat dan induk kalimat, jika anak kalimat
mendahului anak kalimat.
3. Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,
dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) atau serta penggunaan tanda bacanya.
Tiap negara mempunyai aturan ejaan tersendiri dalam melambangkan bunyi-bunyi
bahasa negaranya. Demikian juga di Indonesia, Bahasa Indonesia berasal dari berbagai
bahasa oleh karenanya ejaan berubah dari waktu ke waktu. Pemerintah Indonesia juga
resmi menerbitkan kebijakan yang ditetapkan pejabat berwenang untuk mengatur ejaan
Bahasa Indonesia yang senantiasa diperbaharui.
Berikut ejaan yang pernah berlaku di Indonesia:
a. Ejaan Van Ophuijsen
Adalah jenis ejaan yang pernah di gunakan dalam bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti
oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan
Belanda, antara lain:

 huruf ‘j’ untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.


  huruf ‘oe’ untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.

b. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Adalah penyempurnaan dari ejaan – ejaan sebelumnya yang merupakan hasil kerja dari
panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk oleh LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)
pada 1966. Ejaan ini diresmikan dalam pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI
ke 27, 17 Agustus 1972. Selanjutnya dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun
1972.
Beberapa penyempurnaan itu diantaranya adalah :
 Huruf J, DJ, NJ, CH, TJ, SJ pada Ejaan Soewandi diubah menjadi Y, J, NY,
KH, C, SY
 Kata ulang harus ditulis hanya dengan menggunakan tanda hubung.
Penggunaan angka 2 diperkenankan hanya pada penulisan cepat atau notula.
Yang menjadi pembeda antar ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia yaitu,
dilihat dari penulisah kata dan kalimat, serta cara pembacaan kalimat atau kata yang berbeda.
4. Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang
dari waktu kewaktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan
penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai
unsure kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks (imbuan, awalan, akhiran)
maupun berupa kata, inilah yang kemudian dikenal dengan unsure serapan.
Cara menyerap kata-kata asing sesuai dengan kaidah sebagai berikut:
a. Cara Adopsi
Cara adopsi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu
secara keseluruhan.
Contoh:
Supermarket, Plaza, Mall, Hotdog, dll.
b. Cara Adaptasi
Cara adaptasi terjadi apabila pemakaian bahasa hanya mengambil makna kata asing
itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh:
Pluralization > Pluralisasi
Acceptability > Akseptabilitas
c. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bidang
asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Overlap – Tumpang tindih
Try out – Uji coba
d. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam
bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki
perbedaan . Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan
bahasa indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh:
Effective > Berhasil guna
Spare parts > suku cadang

Вам также может понравиться