Вы находитесь на странице: 1из 12

I.

Konsep Dasar Penyakit


A. Pengertian Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah atau lendir. ( Suraatmaja, 2007)
Diare adalah kodisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abdormal ( lebih dari 3
kali per hari ) serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 gram per hari ) dan konsistensi
feses cair. (Mansjoer, 2011)
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare merupakan suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buangair besar lebih dari biasanya, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin disertai dengan muntah dan tinja yang
berdarah.
Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar
yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Neonates dinyatakan diare apabila frekuensi buang air besarnya sudah lebih
dari 4 kali, sedangkan untuk bayi yang berumur lebih dari 1 bulan dan anak,
frekuensinya lebih dari 3 kali. (Simatupang, 2004)
Jenis diare sebagai berikut :
a. Menurut perjalanan penyakit :
- Akut : jika kurang dari 1 minggu
- Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
- Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
- Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
b. Menurut patofisiologi :
- Gangguan absorbsi
- Gangguan sekresi
- Gangguan osmotik
c. Menurut penyebab :
- Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur
- Konstitusi
- Malabsorbsi
d. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga disertai
dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

B. Epidemiologi Diare
Epidemiologi diare adalah sebagai berikut :
a. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare.
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antar lain melalui
makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja
penderita.
b. Faktor penjamu (manusia) yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
c. Faktor lingkungan dan perilaku.
Penyakit diare dapat dikatakan penyakit dengan berbasis lingkungan dua factor
yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua fakto ini akan
berinteraksi bersama dengan prilaku manusia. Apabila factor lingkungan tidak
sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan prilaku manusia
yang tidak sehat yaitu seperti melalui makanan dan min uman, maka dapat
menimbulkan penyakit diare. ( Yatsuyanagi, 2002)

C. Etiologi Diare
Penyebab penyakit diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar, yaitu :
infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodefisiensi dan sebab-sebab lain
misalnya faktor makanan dan psikologis. (Setiati,2014)
1). Infeksi
a. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal sebagai berkut :
- Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia,
Aerromonas dan sebagainya..
- Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
- Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parentral ialah ineksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media
akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb.
Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun.
2). Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3). Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.
4). Psikologis : rasa takut dan cemas

D. Klasifikasi
Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Lama waktu diare :
a. Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala dan
tanda – tanda diare akut adalah konsistensi encer dan berair yang meyerang
secara mendadak, nyeri perut, mual, perut kembung ,dan demam.
b. Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari. Diare kronik
mempunyai tanda – tanda dan gejala yang hebat atau ringan, penurunan berat
badan dapat dilihat da tubuh terasa lemas. Dehidrasi bisa diketahui dari
penurunan jumlah urine, membrane mukosa yang kering, cepat haus dan
takikardi.
Menurut Kliegman Marcdante dan Jonson ( 2006), dinyatakan bahwa berdasarkan
banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :
a. Diare tanpa dehidrasi
Pada tingkat diare ini, penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi
diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
b. Diare dengan dehidrasi ringan (3% - 5%)
Pada tingkat diare ini, penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-
kadang muntah, erasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan
menurun dan pemerikaan fisik masih dalam batasan normal.
c. Diare dengan dehidrasi sedang (5% - 10%)
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencng yang kurang,
irritabilitas atau lesu, mata dan ubun –ubun besar menjadi cekung, turgor kulit
berkurang, selaput bibir dan mulut serta kulit tampak kering, CRT (>2 detik)
dengan warna pucat.
d. Diare dengan dehidrasi berat (10% - 15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan
biasanya penderita akan mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah,
hipotensi, tidak ada penghasilan urine, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat
cekung, tidak mampu minum dan keadaan mulai apatis, kesadaran menurun dan
CRT sangat memanjang (>3 detik) dengan kulit yan dingin dan pucat.

E. Tanda dan Gejala


Menurut suriadi (2001), tanda dan gejala dari penyakit diare yaitu :
1. Berak encer atau cair lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2. Gelisah dan rewel
3. Badan lemah,lemas dan lesu
4. Mual muntah
5. Anoreksia ( tidak nafsu makan)
6. Kram perut
7. Urine output menurun ( oliguria, anuria)
8. Turgor kulit menurun sampai jelek
9. Ubun-ubun/ fontanela cekung
10. Membrane mukosa kering, dan
11. Demam

F. Patofisiologi Diare
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah
factor infeksi, proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang di dalam usus,
merusak sel mukosa usus dan dapat menurunkan daerah permukaan usus. Usus yang
terinfeksi oleh kuman dapat menyebabkan peradangan sehingga memungkinkan
terjadinya peningkatan suhu tubuh dari pada penderita ( hipertermi). Selanjutnya
terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus terganggu sehingga sel mukosa mengalamim iritasi
yang kemudian akan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit. Adanya toksin
tersebut dapat menyebabkan peningkatan paristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
yang menyebabkan penderita mengalami gangguan system cerna dengan frekuensi 3
kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi tinja yang encer. Bila terus berlanjut
dengan penanganan yang tidak tepat, hal ini dapat menyebabkan masalah-masalah
keperawatan yang baru seperti kekurangan volume cairan, perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, perubahan pola eliminasi (BAB) dan intoleransi aktivitas.
(Hidayat. AA, 2006)

H. Pemerikasaan fisik.
1).Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmedis
sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
2). Pemeriksaan sistematik :

- Kepala : ubun-ubun besar tidak teraba cekung,

- Mata : cekung dan Nampak kering.

- Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun,
mual muntah, minum normal.

- Sistem pernafasan : tidak ada gangguan pada pernafasan pasien.(Ipnea)

- Sistem kardiovaskuler : Nadi normal 96 x / menit.

- Sistem Integumen : warna kulit sedkit pucat, turgor menurun >2 dt, suhu meningkat
39,8 C, CRT ( > 2 dt)

- Auskultasi : terdengarnya bising usus.

3). Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.


4). Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.

I. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang atau diagnostic pada penyakit diare menurut Muschari


(2005), diantaranya sebagai berikut:
1. Analisa Feses
Meliputi pengujian untuk mengetahui adanya bakteri, ovum, parasit.
Memungkinkan dilakukan untuk menentukan adanya infeksi, infestasi (adanya
parasit dalam tubuh), perdarahan dan gangguan malabsorbsi.
2. Laju Endap Darah (LED)
Dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
4. Pemeriksaan darah lengkap, kadar ureum dan kreatinin
5. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

J. Penatalaksanaan
Menurut Betz, C.L (2002), penatalaksanan medis untuk diare adalah sebagai berikut:
1. Bila anak hanya mengalami dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan peroral
seperti pasien dengan rawat jalan dengan larutan rehidrasi oral yaitu pemberian
minuman sedikit tapi serng (5-15 ml).
2. Dalam kondisi dehidrasi berat, anak dihospitalsasi untuk mendapat terapi
intravena (IV) demi mengatasi dehidrasi. Jumlah dehidrasi dihitung dancairan
diganti dalam 24 jam.
3. Jika terdapat syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan salin
normal atau larutan ringer laktat. Bila perfusi sistemik sudah membaik, berarti
koreksi dehidrasi telah dmulai.
4. Setelah rehidrasi selesai, diet dapat dilakukan dengan makan makanan yang
mudah dicerna seperti pisang, nasi atau buburdan lain-lain.

Menurut Kemenkes RI (2011), Prinsip tata laksana diare pada balita dan anak
adalah dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), dengan
rekomendasi WHO dalam upaya mempercepat penyembuhandiare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare. Adapun program LINTAS DIARE diantaranya :
1. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia bisa diberikan
air tajin. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang yang disebabkan oleh diare.
2. Berikan obat Zinc
Sinz merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Sinz dapat
menghambat ensim INOS (Inducibel Nitric Oxide Synthase), diamana ekskresi
enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel
ususpemberian sinz selama diare telah terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparaha diare, mengurangi frekuensi, mengurangi volume tinja serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. (Black, 2003)
Dosis pemberian obat sinc pada balita:
 Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
 Umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
 Sinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
3. Pemberian ASI / Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan.anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberikan ASI. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu ungtuk
membantu pwmulihan berat badan.
4. Pemberian antibiotic harus diatas indikasi
Antibiotic tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilya kejadian diare pada
balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotic hanya bermanfaat pada penderita
diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera. Obat anti
protozoa digunakan apabila teerbukti diaredisebabkan oleh parasit (amuba,
giardia).
5. Pemberian nasehat
Ibu atau pengauh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang
, cara pemberian cairan dan obat dirumah, membawa balita kembali ke pelayanan
kesehatan terdekat bila diare lebih sering, muntah berulang, makan dan minum
sedikit, timbul demam, tinja berdarah, dan kondisi tidak membaik dalam 3 hari.:
K. Komplikasi
Menurut SPM kesehatan Anak IDAI (2004), komplikasi yang mungkin dapat rejadi
akibat diare sebagai berikut:
1. Dehidrasi ( Ringan, berat hipotenik, isotonik hipertonik)
2. Syok
3. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase
4. Hipokalemia
5. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
Nama, umur,alamat,jenis kelamin,suku ,bangsa , agama, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang:
BAB berwarna kuning, konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran :
3-5 (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis)
c. Keluhan utama : BAB lebih dari 3 kali dalam sehari, konsistensi encer, mual dan demam.

d. Riwayat kesehatan masa lalu : Pernah mengalami diare tahun lalu

e. Riwayat psikososial keluarga. : Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri
maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur
dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan
marah dan merasa bersalah.

f. Pola fungsi kesehatan menurut Gordon (11 fungsi kesehatan ) meliputi :

Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan, pola nutrisi/ metabolic, pola eliminasi,
pola aktivitas dan latihan, pola tidur dan istirahat, pola kognitif/ perceptual, pola persepsi
diri/ konsep diri, pola seksual dan reproduksi, pola peran/ hubungan, pola manajemen
koping stress, pola keyakinan/nilai

g. Pemerikasaan fisik.

1).Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmedis


sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

2). Pemeriksaan sistematik :

- Kepala : ubun-ubun besar tidak teraba cekung,


- Mata : cekung dan Nampak kering.

- Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun,
mual muntah, minum normal.

- Sistem pernafasan : tidak ada gangguan pada pernafasan pasien.(Ipnea)

- Sistem kardiovaskuler : Nadi normal 96 x / menit.

- Sistem Integumen : warna kulit sedkit pucat, turgor menurun >2 dt, suhu meningkat
39,8 C, CRT ( > 2 dt)

- Auskultasi : terdengarnya bising usus.

3). Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

4). Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubunga dengan output cairan yang berlebihan
ditandai dengan dehidrasi

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah ditandai dengan anoreksia.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan nutrisi dan penurunan


intakeditandai dengan lemas dan lesu.

d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh ditandai dengan suhu


tubuh meningkat.

e. Gangguan Pola Eliminasi BAB berhubungan dengan ganguan absorbs, pengerasan feses
ditandai dengan Konstipasi

3. Rencana Asuhan Keperawatan


No. Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan NOC NIC Rasional

1. Defisit volume NOC : Fluid Balance NIC : Fluid


cairan berhubungan Manajement
dengan output cairan Tujuan :
yang berlebihan O : Monitor status 1.Mengetahui tanda
Setelah dilakuka tidakan
ditandai dengan dehidrasi pasien dehidrasi
keperawatan selama
dehidrasi
…x… jam diharapkan
N : Berikan cairan
intake cairan terpenuhi intravena sesuai 2.Mengetahui
indikasi kebutuhan cairan
Kriteria Hasil : pasien
E : Ajarkan
- Intake dan output
pasien 3.Mengetahui intake
24 jam seimbang
menungkatkan cairan per oral
- Membrane
intake cairan per
mukosa lembab
oral (minum air
sesuai dengan
kebutuhan )

C : Kolaborasi 4.Untuk ketetapan


pemberian caira dan ketepata
IV pengobatan

2. KetidakseimbangaN NOC : Nutritional status NIC : Nutrition


utrisi Kurang dari Tujuan : monitoring
Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Setelah dilakukantindakan O : Kaji pola 1.Mengetahui apakah
mual dan muntah selama …x… jam nutrisi pasien dan pasien alergi
ditandai dengan diharapkan pemenuhan perubahan yang makanan
anoreksia. kebutuhan nutrisi teratasi terjadi

Kriteria hasil :
N: Timbang berat 2.Mengetahui berat

- Intake nutrisi badan pasien badan pasien

klien meningkat sebelum dan sesudah

- Mual, muntah di RS

tidak ada. E : Anjurkan


pasien dan 3.Agar pasien dan
keluarga keluarga paham
mengenai tentang kebutuhan
kebutuhan nutrisi nutrisi
dan cara
memenuhinya

C : Kolaborasi
dengan ahli gizi 4.Makanan yg
dalam bergizi dapat
menentukan memenuhi kebutuhan
makanan pasien
3. Intoleransi aktivitas NOC : O : Observasi 1.Mengetahui
berhubungan dengan - Energy conservation TTV dan keadaan umum
ketidak seimbangan - Activity tolerance kemampuan lain pasien dan mencegah
nutrisi dan yang masih dapat kekakuan sendi.
penurunan intake Tujuan : Setelah digunakan oleh
ditandai dengan dilakukan tidakan pasien
lemas dan lesu keperawatan selama 2.Untuk memulihkan
…x… jam diharapkan N: Bersihkan energi dan
dapat beraktivitas normal tindakan tirah meminimalisir
dengan baring jiki kelelhan yang
diperlukan berlebihan
Kriteria Hasil :
- TTV dalam 3.Memberikan
batasan normal E: ajarkan pasien edukasi dalam
- Tidak terjadi tentang penyebab pencegahan keltihan
kelelahan fisik kelelahan yang berlebih
yang berlebihan individu
4.Untuk membantu
C: Kolaborasi proses penyembuhan
dengan lebih cepat.
fisioteraphi bila
diperlukan
4. Hipertermi NOC : Thermoregulasi NIC : Fever
berhubungan dengan Tujuan : Treatment
peningkatan Setelah dilakukan
metabolisme tubuh tindakan keperawatan O : Monitor suhu 1.Untuk megetahui
ditandai dengan selama …x… jam tubuh pasien perubahan suhu
suhu tubuh diharapkan suhu tubuh
meningkat. pasien normal (36,0 – 37,5 N : Berikam
C) kompres pada 2.Untuk memantau
Kriteria Hasil : pasien kondisi tubuh pasien
- Tidak terjadi
penigkata suhu E : Ajarkan 3.Untuk memberikan
tubuh keluarga merawat rasa nyaman pada
- Tidak ada pasien untuk pasien
perubahan warna membantu
kulit menurunkan
panas (kompres)
4.Untuk ketetapan
C : Kolaborasi pengobatan
pemberian obat
penurun panas
(paracetamol)
5 Gangguan Pola BAB NOC : NIC :
berhubungan dengan - Fluid Balance - Diarrhea
gangguan - Bowel Elimination Management
penyerapan pada
usus ditandai dengan Tujuan : O : kaji penyebab Mengetahui penyebab
peningkatan diare jika dari diare agar
Setelah dilakuka tidakan
frekuensi BAB memungkinkan. mendapat penangana
keperawatan selama
yang tepat untuk
…x… jam diharapkan
pasien.
intake cairan terpenuhi

Kriteria Hasil : N: Sediakan Bila pasien belum


pispot/ pampers mandiri dalam BAB
- Warna, bau tinja dalam dapat digunakan
dalam batasan normal mempermudah pispot atau pempers
- Tinja lunak dan pasien BAB bila jika diperlukan
berbentuk pasie kesulitan
- Tidak ada darah dalam mobilisasi
tinja
E : Menjelaskan Memberikan
pada keluarga pemehaman pada
pasien tentang cara keluarga tentang
penggunaan obat indikasi dan efek
diare dan efek samping dari obat
sampingnya. diare yang
dikonsumsi.

C : Kolaborasi Pemberian
dengan dokter obat/suplemen Zinc
dalam pemberian berguna dalam
obat/supplement perbaikan pencernaan
zinc pasien.

Вам также может понравиться