Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan karunia Allah swt, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang kami beri judul MASALAH NUTRISI DAN
PERAWATAN PROSTODONTIK PADA LANJUT USIA.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu persyaratan studi dalam
Program Studi Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
yang berkerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universtas Indonesia.
Terima kasih penulis ucapakan kepada semua pihak yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Atas pengorbanan waktu,
tenaga dan pikirannya. Penulis mendoakan semoga Allah melipatgandakannya dan
kebahagian selalu meyertai kehidupan kita semua. AMIN YARABBAL ALAMIN.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran-saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini ada manfaatnya bagi para pembaca.
Penulis
Tutorial 1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
Latar Belakang................................................................................. 3
Tujuan.............................................................................................. 3
Batasan Topik .................................................................................. 4
PEMBAHASAN............................................................................................. 5
Perubahan Sistem Stomatognati pada Lansia.................................. 5
Nutrisi dan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Diet pada Lansia ....... 6
Perubahan Fisiologi pada Tubuh Lansia.......................................... 9
Rencana Perawatan Prosthodontik pada Pasien Lansia .................. 15
Perencanaan Perawatan Prosthodontic pada Pasien Lansia yang Lemah
atau Dependant................................................................................. 20
PENUTUP....................................................................................................... 22
Kesimpulan Pemicu 8...................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nutrisi adalah proses asimilasi dan pemanfaatan dari elemen makanan yang
essensial yang berasal dari diet (contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
elemen mineral). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada lanjut
usia diantaranya : 1) faktor fisik/medik, termasuk pengurangan secara fisiologis
penggunaan bahan makanan, berkurangnya absorbsi, kondisi penyakit yang ada, juga
kesulitan makan dan adanya masalah gigi. 2) faktor sosial seperti intake yang tidak
adekuat, menyendiri dan kemiskinan. 3) faktor psikologik dan emosi, termasuk
hilangnya pasangan suami atau istri, depresi dan terjadi dementia. Para lansia
berpotensi menderita kekurangan gizi (malnutrisi) karena menurunnya nafsu makan.
Itu terjadi akibat berkurangnya kepekaan indera perasa dan pencium yang umum
terjadi pada orang lansia. Selain itu diakibatkan karena para lansia mengalami
kehilangan banyak gigi sehingga dapat mengurangi nafsu makan lansia. Penilaian
nutrisi pada lansia dapat dilakukan dengan cara metode anthropometric, serum
albumin, dan melalui analisis lainnya.
Tujuan
3
Batasan Topik
4
PEMBAHASAN
• Attachment gigi daerah servikal akan terlihat turun ke apeks sehingga gigi
terlihat memanjang
Pada saliva:
• Sekresi saliva akan menurun selama proses menua
5
• Ketebalan dan massa otot berkurang 1
Penilaian Nutrisi
Menentukan status nutrisi dari orang tua meliputi penilaian komposisi tubuh
untuk mengidentifikasi adanya obesitas dan untuk mendeteksi individu yang secara
signifikan mengalami berat badan dibawah rata-rata. Indeks biochemical dan
hematologic merupakan hal penting dalam mengevaluasi status nutrisi dan pengaruh
kuat yang fungsional dari defisisensi nutrisi.
Anthropometric Method
Tinggi cenderung berkurang pada orang tua karena memendeknya tulang
punggung, hilangnya densitas tulang atau osteoporosis, dan melengkungnya tulang
punggung bertambah. Berat bertambah pada pria antara usia 35 dan 54 dan pada
wanita pada antara usia 55 dan 65. Berat kemudian seimbang pada usia 15 sampai 20
tahun dan kemudian menurun cepat. BMI (body mass indeks) merupakan
perhitungan berat dalam kilogram, dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter :
weight/(height)². BMI dari 21 atau kurang merupakan indikasi normal energy
undernutrisi.
TSF yaitu triceps skin fold diukur dengan caliper. Selama prosese menua,
pengukuran TSF meningkat 14 persen pada wanita dn berkurang 8 persen pada pria
pada umur 65 sampai 75. Titik terendah nilai normal untuk TSF pada wanita adalah
22 mm dan pada pria 12 mm. Nilai kurang dari atau sama dengan 11 mm pada wanita
dan 5 mm pada pria mengindikasikan malnutrisi energy dari lemak yang parah. MAC
yaitu mid-arm circumference merupakan sesuatu yang menghitung lemak tubuh dan
massa otot skeletal. Nilai terendah MAC bagi wanita adalah 29.7 mm dan bagi pria
adalah 28.7 mm. Nilai kurang dari 23.1 mm pada wanita dan 23.4 pada pria
mengindikasikan malnutrisi protein yang parah. Pengukuran ini tidak menyediakan
bukti yang kuat terjadinya undernutrisi karena hasil juga dapat dipengaruhi oleh
proses perubahan psikologis seperti berkurangnya elastisitas kulit, dikenal dengan
nama status hydrasi.
Serum Albumin
Konsentrasi serum albumin sangat penting ketika menilai status kesehatan
orang tua. Tingkat serum albumin lebih besar daripada atau sama dengan 35 g/L
6
mengindikasikan tidak terjadinya malnutrisi, 30 sampai 34 g/L berarti malnutrisi
tingkat sedang, dan kurang dari 30 g/L mengindikasikan malnutrisi yang parah.
Menurunnya serum albumin pada orang tua mungkin dikarenakan nutrisi yang buruk
atau penyakit, atau dapat juga sebagai tanda langsung dari penuaan. Penentuan serum
albumin digunakan untuk mengetahui kadar protein. Konsentrasi serum protein
merupakan hasil dari sintesis dan sekresi dari liver, distribusinya antara ruang
intravascular dan ekstravascular, dan tingkat dari degradasinya.
Protein-energy malnutsisi juga disertai dengan bertambahnya kesakitan dan kematian
geriatri mengikuti hospital discharge.
Pentingnya Diet
Pengukuran yang menunjukkan hasil sebesar sepertiga sampai setengah pada
masalah kesehatan individu orang tua merupakan akibat langsung atau tidak langsung
dari defisiensi nutrisi. Ini mungkin dikarenakan umur yang disertai dengan
berkurangnya asupan makanan dikombinasikan dengan adanya penyakit yang
melemahkan, terisolasinya dari masyarakat ,berubahnya status kesehatan, terbatasnya
ekonomi, dan multiple hospital admission. Status oral dan prostho yang buruk juga
memiliki efek yang negatif pada diet dan asupan makanan. Nutrisi merupakan hal
penting untuk kesehatan, fitness, dan positive lifestyle, dimana kebiasaan makan yang
tidak tepat pada jangka panjang telah disertai dengan berbagai macam penyakit,
termasuk DM, kanker pencernaan, osteoporosis, dan arteriosclerosis. Penyakit mulut
seperti angular cheilitis, denture stomatitis, glossitis, dan residual ridge resorption,
dapat berhubungan dengan terjadinya asupan makan yang inadekuat.
7
mucosa
Vitamin C Mudahnya jaringan terabrasi; waktu
penyembuhan tertunda
Water Dehidrasi dari jaringan mulut yang
menyebabkan xerostomia dan masalah
yang berkaitan (karies permukaan akr,
sensasi terbakar, tidak seimbangnya gigi
palsu)
8
Hilangnya nafsu makan/berkurangnya asupan cairan
Xerostomia
Fig 1-1 Interaksi yang mungkin dari kesaehatan mulut dan fungsi kunyah pada
pencernaan orang tua dengan status kesehatan umum yang buruk.1
Usia berhubungan dengan perubahan dari fungsi sensory dan fungsi kognitif
seperti perubahan psikososial dan kehilangan fungsinya karena bertambahnya usia.
Dilihat dari fungsinya, perubahan patologi dapat mengganggu kemampuan usia lanjut
dalam melakukan aktifitas di kehidupannya sehari-hari dan berdampak pada harga
diri (self-esteem), percaya diri (self-confidence), dan kemampuan dalam mengingat.
A. Perubahan sensory
1) Vision (penglihatan)
9
kurang merespon terhadap cahaya yang rendah. Faktanya, orang lansia
membutuhkan tiga kali cahaya untuk dapat memfungsikan mata
dengan optimal dbila dibandingkan dengan usia muda.
Masalah pada fungsi rod dan cone mungkin berhubungan dengan
berkurangnya suplai oksigen ke dalam retina. Oksigen dibutuhkan
untuk memproduksi rhodopin, yang merupakan elemen penting dalam
fungsi rod. Perubahan usia yang paling besar dalam pengaruhnya
terhadap lensa. Pada proses penuaan yang normal, lensa menjadi
kurang elastis sehingga terjadi pengurangan kemampuan dalam
merubah bentuk sebagai fokus dari dekat-jauh.
2) Hearing (pendengaran)
4) Tactile sensitivity
10
Implikasi pada komunikasi dengan lansia yang memiliki penurunan
fungsi sensory dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Dalam menulis pesan, gunakan tulisan yang besar dan tebal, sehingga
membantu pasienmembaca dan melihat dengan jelas.
B. Perubahan kognitif
11
• Secondary memory (long-term)
12
dan berinteraksi dengan lingkungan. Seseorang dapat dikatakan sebagai
sebagian besar dari cara personalitas seperti pasif atau agresif, introvert atau
extrovert, independent atau dependen.
Gaya personalitas dipengaruhi oleh bagaimana mengatasi dan
mengadaptasi perubahan eksternal dan internal yang kita alami selama kita
hidup. Proses penuaan mencakup beberapa pengalaman tertekan atau stress
dalam hidup. Dan bagaimana orang tua merespon terhadap pengalaman ini
dalam usaha untuk mengurangi tekanan yang telah dipengaruhi pada
seseorang yang telah lama hidup.
PSIKOPATOSIS
13
Ada 3 bentuk Psikopatosis yang mengenai orang tua yaitu
1. Depresi
− Perasaan tertekan
− Kurang berminat dalam melakukan aktivitas atau tampak lesu
− Perubahan nafsu makan sehingga menyebabkan turunnya berat badan
atau bertambahnya berat badan
− Sulit tidur (insomnia)
− Penurunan energi
− Melakukan aktifitas dengan lambat
− Konsentrasi berkurang
− Menyalahkan diri sendiri, perasaan berdosa, sering bimbang
− Keinginan untuk cepat-cepat meninggal 2
14
2. Dementia
3. Paranoid
Paranoid adalah perasaan curiga yang tidak rasional pada seseorang. Sifat
seorang paranoid biasanya mereka mengasingkan diri dari kehidupan
sosial.2
Kemampuan Kunyah
Penilaian dari kunyah yang subjektif dan aspek dari psikologis pasien biasanya
dianalisis dengan pertanyaan yang berhubungan dengannya atau penilaian terhadap
fungsi kunyahnya, pemilihan makanan, dan kepuasan pemakaian gigi palsu.
Diantara pasien dengan rahang dental yang pendek, hanya beberapa saja yang
mengeluh mengenai kemampuan kunyahnya, dan pada pasien dengan assymetric
SDA (shortened dental arch), kunyah yang unilateral umum dan berlokasi di sisi
dimana unit oklusal masih banyak. Ini diindikasikan untuk pasien dengan gigi yang
hilang digantikan dengan mengunyah di sisi dimana gigi terdapat masih banyak.
Mereka cenderung mengunyah lebih lama dan menelan partikel makanan yang besar.
Pada pasien dengan SDA, tidak terdapat bukti bahwa pemakaian gigi palsu sebagian
yang removable tidak meningkatkan kenyamanan mengunyah, sesungguhnya gigi
palsu menyebabkan keluhan dan tidak selalu digunakan dalam mastikasi.
Terdapat hubungan yang linear antara bertambahnya umur, berkurangnya gigi, dan
terganggunya kemampuan kunyah. Berkurangnya kemampuan mengunyah antara
15
pasien tua dihubungkan dengan adanya gigi palsu sebagian atau lengkap removable,
diamana tidak ada pasien dengan lebih dari 20 gigi memiliki masalah mastikasi.
Pada pasien yang mengalami kurangnya gigi, kondisi oral dan kualitas gigi palsu
yang lengkap terlihat memiliki kemampuan mastikasi yang terbatas. Namun,
kemampuan kunyah dapat ditingkatkan ketika pemakai gigi palsu yang lengkap
didukung dan diretensi oleh 2 atau lebih implant.
Faktor lain daripada menggunakan gigi palsu yang lengkap menyebabkan efek
negatif langsung atau tidak langsung terhadap kemampuan kunyah adalah hilangnya
nafsu makan dan xerostomia.
Kekuatan rata-rata ketika mengunyah antar 0.2 dan 2 kg, tetapi tekanan dapat lebih
besar pada akhir pengunyahan. Kekuatan otot ketika mengunyah kira-kira 3 kali lebih
kecil pada pemakai gigi palsu daripada yang masih memiliki gigi.
Kehilangan gigi merupakan faktor terbesar yang berhubungan dengan berkurangnya
kekuatan oklusal, dimana umur kurang berpengaruh.
Status Oral
Penelitian pada tahun 1950 mengonfirmasi bahwa gigi palsu umumnya buruk pada
performance kunyahnya dan efisiensinya ketika dibandingkan dengan gigi yang
bagus. Juga ditemukan bahwa jumlah gerak kunyah dari awal sampai kegiatan
menelan, lepas dari keadaan gigi individual, yang mengindikasikan bahwa pasien
dapat mengganti oklusi yang buruk dengan menelan makanan dalam bentuk besar
daripada mengunyah dalam waktu lama. Banyak pengamatan mengindikasikan
16
bahwa pasien dengan fungsi kunyah buruk berusaha untuk menggantinya dengan
menggunakan gerak kunyah yang besar dari awal sampai kegiatan menelan. Ketika
membandingkan pergerakan kunyah mandibular pada orang muda umur 26 tahun dan
orang tua umur 80 tahun, tidak terdapat perbedaan yang ditemukan dalam durasi dari
total mengunyah antara 2 kelompok tersebut. Namun kecepatan mandibular dan
pemindahan vertikal mandibula secara signifikan lebih rendah pada kelompok orang
tua daripada kelompok orang muda. Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari generator
pola pusat kunyah tidak dipengaruhi oleh umur.
Hasil yang berbeda telah dilaporkan ketika kemampuan dan efisiensi pada pemakai
gigi palsu yang komplit dihubungkan dengan kualitas gigi palsu. Pemakai gigi palsu
yang komplit yang menerima gigi palsu baru mengalami sedikit atau tidak ada sama
sekali peningkatan pada funsi kunyah sampai 18 bulan setelah perawatan prosttho.
Namun, pada penelitian lain, ditemukan perubahan dari gigi palsu lengkap yang lama
dari kualitasnya yang buruk terhadap gigi palsu yang baru dengan retensi yang bagus
dan oklusi yang seimbang, meningkatkan kemampuan pasien dalam merubah
makanan dan meningkatkan kenyamanan mengunyah. Pada penelitian yang lain,
akibat perawatan prostho dengan gigi palsu lengkap yang baru pada efisiensi kunyah
telah diteliti pada pasien tua dan muda menggunakan almond dan sistem saringan.
Tidak terdapat perbedaan pada indeks efisiensi kunyah awal di antara keduia
kelompok, dan tidak terdapat perbedaan pada waktu mengunyah, jumlah gerak,
jumlah daya telan dari seluruh proses mengunyah. Namun, setelah perawatan gigi
palsu, efiseiensi kunyah menurun pada kelompok orang tua, tetapi tidak pada orang
muda, menegaskan bahwa adaptasi terhadap perubahan lebih sulit daripada
bertambahnya umur.
Pada pasien dengan SDA, pergantian dari gigi hilang dengan fixed atau
removable partial denture mempunyai maksud untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsi kunyah. Seperti halnya perawatan, namun, memilki efek negatif pada
prognosis jangka panjang dari perbatasan gigi, dan harus diadakan hanya jika
dibutuhkan dan jika pasien mampu untuk mengadakan oral hygiene yang baik
Perawatan implant pada pasien yang kehilangan gigi mempunyai maksud yang
optimal untuk mengembalikan fungsi kunyah, khususnya pada orang tua yang
sebaliknya mengalami kesulitan pada adaptasi dan memfungsikan gigi palsu lengkap.
Objek utama
Objek utama pada rencana perawatan prostodontik untuk pasien yang
kehilangan gigi sebagian:
a.Jika memungkinkan, amankan stabilitas posisi atau kondisi oklusal dengan kontak
gigi.
b. Untuk memelihara atau memperbaiki fungsi dimensi vertical pada oklusi
c. Untuk menerapkan prinsip biologi dari terapi prostho untuk meminimalkan akibat
perawatan langsung dan efek negatif dalam jangka panjang
d.. Untuk menggunakan prosedur perawatan yang mudah sehingga menghasilkan
kenyamanan dan estetik yang baik
f. Untuk memilih rencana peratan yang sesuai dengan kondisi keuangannya
Objektif utama untuk perawatan prostodontik pada pasien dengan gigi hilang
adalah restorasi dari estetis, fungsi kunyah dan kenyamanan. Perawatan ini sebaiknya
17
dibuat dengan hati-hati karena hal ini sangat susah untuk sebagian besar orang tua
untuk beradaptasi terhadap perubahan yang signifikan pada gigi tiruan.
18
Kehilangan gigi
History of Coronal or root caries
Gigi palsu
Indikasi fungsional utama untuk menggantikan gigi posterior yang hilang. Yaitu:
1. adanya keluhan kemampuan kunyah yang menurun
2. penurunan dari tinggi oklusal
3. gejala yang overt pada system mastikasi
Pemeriksaan ekstraoral
Setelah riwayat medis dan dental selesai, langkah selanjutnya adalah memeriksa
klinis ekstraoral dari kepala dan leher. Semua yang tidak simetris, ede
ma, tumefactions, perubahan pada warna kulit, disfungsi lidah, atau gangguan
temporomandibular harus dianalisis. Kemudian, palpasi pada leher, daerah
submandibular, dan wajah juga harus diperiksa untuk mennetukan te,peratur kulit,
kepadan dan elastisitas jaringan, dan kontur dari underlying bone. Perhatian
khusus harus ditujukan terhadap palpasi ukuran, tenderness, dan mobilitas nodus
limpa.
19
Gangguan temporomandibular sering terjadi pada orang tua dan oleh karena itu
penting untuk melaksanakan evaluasi sistematis dari temporomandibular joint dan
otot-otot kunyah.
Pada pemakai gigi palsu lengkap, penting untuk melaksanakan pemeriksaan
ekstraoral dari dimensi vertikal oklusi.
Pemeriksaan intraoral
Biasanya diawalai dengan penilaian kesehatan intraoral dan perioral jaringan
lunak. Ini merupakan pemeriksaan penting karena kesehatan mukosa oral pada
orang tua dipengaruhi beberapa faktor lokal (gigi palsu, gigi, smoking, saliva).
Bibir. Posisi bibir yang asimetris dengan paralisis saraf cranial ke tujuh,
diperiksa.Aspek lain yang perlu diperiksa adalah volume, bentuk, warna, dan
permukaan epitel.
Buccal mucosa. retrocommisural mucosa diperiksa untuk leukoplakia dan
candidiasis. Buccal mucosa diperiksa untuk keratosis; candidiasis; lichen planus;
apthous; viral; trauma; atau lesi neoplastic; leukoedema; dan irregular
pigmentation.
Palatum durum. Warna dari palatum durum harus diperiksa, anatominya.
Palatum mole. Warna diperiksa untuk petechiae, hematomas, dan difusi
inflamasi, dan batas anatara palatum durum dan palatum mole terletak.
Lantai mulut. Diperiksa untuk mengetahui danya leukoplakia, ulcer, dan tumor.
Dan bimanual palpasi dari kelenjar sublingual diperiksa untuk mengevaluasi
orifice kelenjar. Jika lantai mulut ketika dipalpasi keras, berarti faktor yang
negatif untuk retensi gigi palsu lengkap.
Lidah. Posisi istirahat lidah dicatat, ukurannya, bentuk, dan pergerakan
fungsionalnya.1
Proses diagnostik untuk rencana perawatan pada pasien tua yang lemah atau
dependent memiliki empat tahap yaitu:
1. Rencana perawatan akademis yang beradasarkan pada diagnosis oral,
keluuhan pasien dan permintaan untuk perawatan, dan masalah medis
(contohnya pemnyakit cardiovascular, undernutrisi) untuk pasien yang
memerlukan perawatan dental atau prostho.
2. Tahap selanjutnya adalah garis besar dari rencana perawatan klinis, yang
meliputi pertimbangan diagnosis medis, ketidakmampuan fisik dan mental
pasien, derajat autonomy pasien, dan analisis keuntungannya.
3. Tahap ketiga adalah rencana perawatan praktis, yang meliputi pertimbangan
permintaan pasien, dilihat dari aspek keuangan untuk perawatan dan
persetujuan jenis apa yang memungkinkan dalam mengontrol kesehatan
umum dan mulut pasien.
4. Tahap akhir, modifikasi rencana perawatan setelah perawatan telah mulai
karena perubahan pada persetujuan pemenuhan atau status kesehatan mulut
pasien.
20
Perawatan yang cocok untuk pasien ketika memepertimbangkan status medis dan
mental, kesehatan mulut, situasi sosioekonomi, dan kemunkinan untuk mengatur
tindakan dibagi menjadi :
• Pearatan dentakl dan prosthodontic yang luas (rencana perawatan
akademis)
• Perawatan dental dan prosthodontic yang terbatas (klinis atau rencana
perawatan praktis)
• Tindakan darurat untuk menghilangkan rasa sakit dan resiko dari
komplikasi dental yang utama pada jangka pendek
• Tindakan oral hygiene untuk mengontrol plak gigi
• Tindakan mengurangi untuk menghilangkan penderitaan dan rasa sakit
pada minggu atau bulan lalu.1
21
PENUTUP
Kesimpulan
Jabaran Pemicu
Nenek Minah usia 76 tahun, gigi geligi banyak hilang. Kadang-kadang merasa ngilu
pada gigi belakang. Gigi depan terasa goyang. Akhir-akhir ini dia merasa kurang
nafsu makan, tetapi enggan dibuatkan gigi tiruan karena merasa hidupnya tidak akan
lama.
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa nenek Minah adalah pasien lansia
yang lemah atau dependent, karena dilihat dari umurnya yang sudah cukup tua, gigi
geligi banyak hilang, nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi juga berkurang,
dan ditambah dia merasa hidupnya tidak akan lama lagi karena dia tidak bisa berbuat
apa-apa lagi dalam kondisinya yang telah lemah. Kurangnya nafsu makan pada nenek
Minah dapat disebabkan oleh giginya yang banyak hilang, indera pengecap yang
telah menu
run disertai dengan indera penciuman yang telah menurun juga. Nenek Minah yang
enggan dibuatkan gigi tiruan karena merasa hidupnya tidak akan lama menunjukkan
menurunnya kondisi mental yaitu berupa depresi. Cara penanggulangan agar nenek
Minah dapat bertambah nafsu makannya sehingga asupan nutrisi nenek Minah
tercukupi adalah dengan pemakaian prostho atau gigi palsu.
22
DAFTAR PUSTAKA
23