Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Pencernaan Makanan

1. Daya amilolitik saliva


Hasil Pembahasan
a. Tabung A
3 ml saliva encer kemudian
dididihkan dan stelah itu
didinginkan. Tambah 3 ml amilum
0,1% + inkubasi suhu 370C selama
20 menit + 2 tetes reagen warna,
warna berubah menjadi biru gelap,
membuktikan tidak terjadi
hidrolisis.
b. Tabung B
3 ml saliva encer tambahkan
3 ml HCL encer tambahkan 3 ml
amilum 0,1% tambah inkubasi
suhu 370C selama 20 menit + 2
tetes reagen warna, warna berubah
menjadi biru, membuktikan tidak
terjadi hidrolisis.
c. Tabung C
3 ml saliva encer tambahkan 3 ml
amilum 0,1% tambah inkubasi
suhu 370C selama 20 menit + 2
tetes reagen warna, warna berubah
menjadi jernih, berarti terjadi
hidrolisis.

31
32

2. Hidrolisis protein
Hasil Pembahasan
a. Tabung I
1 ml ekstrak pankreas netral
tambahkan 2 tetes Na2CO3 2%
tambahkan 3 tetes kongo-red-fibrin,
inkubasi suhu 370C selama 30
menit, hasilnya terjadi warna merah
muda, yang berarti membuktikan
terjadi hidrolisis.
b. Tabung II
1 ml ekstrak pankreas netral
tambahkan 2 tetes larutan empedu,
inkubasi suhu 370C selama 30
menit, hasilnya terjadi warna hijau,
yang berarti membuktikan tidak
terjadi hidrolisis.
c. Tabung III
1 ml air tambahkan 2 tetes Na2CO3
2% tambahkan 3 tetes kongo-red-
fibrin, hasilnya terjadi warna merah
muda, yang berarti membuktikan
terjadi hidrolisis.
33

3. Hidrolisis amilum
Hasil Pembahasan
a. Tabung A
3 ml larutan amilum 0,1% tambah
0,5 ml aquades, inkubasi suhu 370C
selama 15 menit kemudian
tambahkan reagen yodium 0,5 ml,
hasilnya warna biru gelap yang
berarti tidak terjadi hidrolisis.
b. Tabung B
3 ml larutan amilum 0,1% tambah
0,5 ml enzim amilase, inkubasi suhu
370C selama 15 menit kemudian
tambahkan reagen yodium 0,5 ml,
hasilnya warna jernih yang berarti
terjadi hidrolisis.

4. Hidrolisis lemak
Hasil Pembahasan
a. Tabung A
2 ml susu di tambah 1 ml ekstrak
pankreas tambah 4 tetes fenol red
tambah Na2CO3 2%, teteskan sampai
warna merah muda, inkubasi suhu
370C selama 30 menit, hasilnya
merah menjadi kuning membuktikan
terjadi hidrolisis (hidrolisis rendah).
b. Tabung B
2 ml susu di tambah 1 ml ekstrak
pankreas tambah 2 tetes empedu
tambah 4 tetes fenol red tambah
Na2CO3 2%, teteskan sampai warna
merah muda, inkubasi suhu 370C
34

selama 30 menit, hasilnya tetap


merah muda membuktikan tidak
terjadi hidrolisis.
c. Tabung C
2 ml susu di tambah 1 ml air tambah
4 tetes fenol red tambah Na2CO3
2%, teteskan sampai warna merah
muda, inkubasi suhu 370C selama 30
menit, hasilnya kuning membuktikan
terjadi hidrolisis

B. Darah

1. Pengumpalan darah

Hasil Pembahasan
Sampel darah di ambil dari
mahasiswa sebanyak 5cc. Darah
dimasukan kedalam tabung reaksi A
(sitras) dan B (non fibrin). Setiap
tabung diberi CaCl2 5 tetes dan
digoyangkan supaya bercampur.
Menyiapkan stopwatch setiap 30
detik di goyangkan. Hasil tabung A
yang ada sitratnya menggumpal 1
menit 30 detik dan tabung B yang
non fibrin tidak.
Tabung A merupakan zat
antikoagulan yang digunakan agar
darah tidak menggumpal. Darah
oksalat(sitras) dapat menggumpal
karena adanyanya penambahan
CaCl2, yang fungsinya untuk
mengaktifkan protombin dan
35

pembentukan fibrin sehingga darah


dapat menggumpal. Tabung B darah
tidak menggumpal karena
menggunakan darah non fibrin
adalah darah antikoagulan. Jadi,
walapun ditambahkan CaCl2 darah
tidak akan menggumpal. Hal ini
dikarenakan CaC2 dapat berikatan
dengan darah non fibrin, sehingga
CaCl2 tidak mengaktifkan
protrombin dan pembentukan fibrin.

2. Pengendapan globulin

Hasil Pembahasan
3 ml serum kedalam tabung + larutan
(NH)2SO4 (amonium sulfat) jenuh
kemudian di gojog. Endapan globulin
yang terjadi dipisahkan , endapannya
dimasukan kedalam tabung,
kemudian dituangi sedikit air dan
digojog supaya bekuannya larut,
hasilnya endapannya larut.
36

3. Melihat komponen darah dari preparat apus

Hasil Pembahasan
Dari pengamatan mikroskop
didapatkan hasi:
a. Trombosit : ada yang besar, ada
yang kecil, bentuknya tidak
beraturan berwarna unggu cerah.
b. Eritrosit : berbentuk bulatan-
bulatan dengan tepi yang
beraturan.
c. Basofil : sitoplasma bergranula,
berbentuk besar, kasar,
menutupi inti sampai kadang inti
tidak terlihat. Menyerap basa
sehingga warna yang dihasilkan
biru.
d. Eosinofil : lobus nukleus
berbentuk seperti kaca mata,
granula besar, padat, rata, semua
menutupi plasma, granula
menyerap asam sehingga wara
yang dihasilkan merah.
e. Neutrofil : nukleus berlobus 3-5,
sitoplasma bergranula halus.
37

C. Urine

1. Uji biuret terhadap ureum


Hasil Pembahasan
Tabung yang berisi ureum
dipanaskan dan dan didiamkan
hingga memadat lagi + NaOH 1
ml dan CuSO4 ml maka warna
yang dihasilkan adalah biru. Hal
ini terjadi karena ikatan antara
Cu2+ dengan N yang berasal dari
ureum menjadi CuN yang
menyebabkan warna menjadi
biru. Hal ini menandakan bahwa
senyawa ureum dalam urine
terdapat ikatan peptide.

2. Uji daya mereduksi asam urat


Hasil Pembahasan
Uji daya asam urat dilakukan
dengan melarutkan asam urat
dengan menggunakan larutan
Na2CO3 sehingga terjadi
endapan putih. Selama larutan
tersebut diteteskan diatas kertas
saring yang telah dibasahi
dengan larutan AgNO3, kertas
saring akan berwarna hitam.
Setelah asam urat dilarutkan
Na2CO3 5 tetes, dan diteteskan
larutan tersebut di atas potongan
kertas yang telah di basahi
dengan larutan AgNO3 1 tetes,
hasilnya warna hitam. Ini
38

membuktikan bahwa asam urat


mampu mereduksi Ag+ dari
AgNO3 dari Ag.

3. Uji glukosa
Hasil Pembhasan
Tabung di beri 0,5 ml urine + 3
ml reagen benedit maka warna
yang dihasilkan adalah biru,
kemudian dipanaskan selama 1-2
menit dalam air mendidih. Dari
dua sampel urine yang diperiksa,
satu sampel berwarna sama,
menandakan glukosa negatif.
Satu sampel berwarna <
diatasnya terdapat warna abu-
abu, hasilnya glukosa positif
lemah.
39

4. Pemeriksaan sedimen
Hasil Pembahasan
Mengambil urine 7 ml dimasukan
ketabung dilakukan pemusingan
selama 5 menit dengan 2000 rpm.
Hasil pemusingan supernatantnya
di buang , sehingga tinggal
endapan dan sedikit cairan kira-
kira 0,5 ml. tabung di kocok
untuk mensuspensi sedimen.
Teteskan suspense sedimen
dengan menggunakan pipet tetes
keatas kaca obyek dan tutp
dengan kaca penutup. Setelah
diamati dengan mikroskop
perbesaran 40x, hasilnya jernih,
tidak ditemukan bakteri maupun
leukosit.
40

D. Glikolisis
1. Uji Natrium Nitroprussida
Hasil Pembahasan
1. Tabung 2 ml supernatant
(dididihkan) tambah 1 cc
(NH4)2SO4 tamabh 2 tetes Na-
nitroprussida tambah divortex,
belum terbentuk cincin ungu
lalu dibawa keruang asam dan
di tambah NH3
2. Dari tabung tersebut
didapatkan hasil larutan
berwarna bening kekuningan
dan terdapat cincin ungu (ada
piruvat).
Pada percobaan ini tabung A dan
B di masukan 5 ml larutan
glukosa. Tabung A ditambahkan 5
ml Na2HPO4, sedangkan tabung
B ditambahkan KH2PO4 ketika di
campurkan pada tabung A
terdapat sedikit gelembung
sedangkan tabung B memiliki
banyak gelembung.
41

2. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
Hasil Pembahasan
1. Tabung 2 ml supernatant tambah
1 ml 2,4-dinitrofenilhidrazin
2. Lalu ambil 5 tetes dari campuran
larutan tersebut tambah 1 ml
NaOH tambah 4 ml aquades
3. Dari tabung tersebut didapatkan
hasil berwarna merah (ada
piruvat).
Tabung A yang berwarna
kecoklatan, menandakan adanya
reaksi yang terjadi setelah
ditambah NaOH, sehingga dapat
bercampur dan membentuk warna
merah kecoklatan yang
menandakan adanya piruvat.

Вам также может понравиться