Вы находитесь на странице: 1из 2

KEBENCIAN

arātīyobhrātṛvyasya durhārdo dviṣatah śirah


api vṛscāmyojasā
(Atharvaveda X.6.1)

Aku dengan kekuatan-Ku akan menghancurkan orang-orang yang rakus,


tidak suka bergaul, berhati buruk dan membenci orang lain

Dalam mantra ini dijelaskan bahwa seseorang yang rakus selalu mencari kekayaan untuk diri sendiri dan
tidak pernah menuju ke jalan tyaga atau bertapa. Seperti halnya dalam Yajurveda dijelaskan:

Tena tyaktena bhuňjithā māgrdhah kasya svidhanam


Artinya:
Nikmatilah kekayaan dengan tyaga (tanpa keterikatan dan hidup sesuai keperluan), janganlah rakus

Siapakah pemilik kekayaan tersebut? Demikian pula hubungan persahabatan dengan semua
makhluk sangatlah penting di zaman sekarang ini. Dalam konsep Veda hal ini dibahas dengan jelas
“Vasudhaiva Kutumbakam” bahwa seluruh dunia adalah sebuah keluarga besar sehingga harus hidup
dengan persaudaraan. Dua jenis hubungan akan stabil di dunia ini, yang pertama bila semua jenis
hubungan tersebut berdasarkan dharma, seperti hubungan antara suami dengan istri, persahabatan,
pemimpin dan rakyat. Bila kita menjalankan hubungan-hubungan tersebut atas dasar dharma, maka itu
akan memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Tetapi bila hubungan tersebut berdasarkan artha dan
kama, maka hubungan itu tidak akan berjalan lama sehingga suatu saat akan putus. Seperti halnya pada
zaman sekarang hampir semua negara ingin menjalin hubungan atas dasar ekonomi (artha) dan hanya
mencari keuntungan. Hubungan seperti ini bisa putus kapan saja karena hanya berdasarkan keuntungan.
Demikian pula hubungan atas dasar kama. Bilamana hubungan suami-istri hanya berdasarkan fisik atau
kama, maka hubungan tersebut tidak akan berjalan lama. Karena itu dalam Vivaha Samskara, seorang
suami mengatakan kepada istrinya bahwa suami istri seoakat untuk menjalankan dharma. Hubungan yang
abadi adalah moksa. Hubungan ini adalah hubungan Tuhan dengan atma. Bila atma mencapai sifat aslinya
yaitu kesempurnaan, maka tidak ada lagi perbedaan antara Tuhan dengan atma dalam artian keduanya
telah menyatu.
Dalam mantra tersebut juga dibahas bahwa kebencian adalah sumber kehancuran. Contohnya
Duryodhana dalam seluruh hidupnya membenci pandawa sehingga akhirnya kebencian tersebut
menghancirkan dirinya sendiri. Seseorang yang membenci orang lain pertama-tama akan menghancurkan
kesehatannya sendiri, kemudian akan kehilangan kehormatannya dalam masyarakat. Karena itu kita harus
bahagia melihat kemajuan orang lain bukan sebaliknya, membenci mereka. Dalam akhir mantra di atas
dikatakan bila manusia memiliki sifat rakus, tidak bersahabat, berhati yang jahat dan membenci orang lain
maka Tuhan akan memberikan hukuman sehingga suatu saat nanti dia akan hancur. Sebaliknya bila
seseorang membantu orang lain maka semua manusia hidup dalam persaudaraan melalui hati yang penuh
dengan prema (cinta kasih) dan menganggap semua makhluk adalah sama, maka ia mendapatkan
kebahagiaan dan menuju kesempurnaan.
Bhartrihari menjelaskan dalam Nitisataka tentang kualitas-kualitas baik yang harus dimiliki
manusia dan menjauhkan diri dari kejahatan dalam rangka menuju kebaikan. Apabila kita memiliki sifat-
sifat kebaikan maka sifat-sifat buruk seperti iri hati, kebencian, dan lain-lain akan meninggalkan kita
sehingga kita akan bersahabat dengan semua umat manusia. Beberapa ucapan Bhartrihari yang
merupakan nilai-nilai dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
“Cabang pohon merunduk ketika mereka dipenuhi oleh buah, awan merendah ketika mereka penuh
dengan uap dan orang baik menjadi berhati lembut karena kemakmuran. Itulah sifat dari mereka yang
berbuat baik kepada orang lain.”
“Telinga terlihat cantik karena mendengarkan sastra bukan karena menggunakan anting-anting; tangan
melakukan amal kebaikan, bukan karena memakai gelang”
“Menurut orang suci, hal-hal berikut adalah kualitas yang dimiliki seorang teman yang baik. Mencegah
temannya melakukan perbuatan jahat, mendorongnya melakukan hal yang bermanfaat, menjaga
rahasianya, mengemukakan hal-hal yang baik dirinya, tidak meninggalkannya pada saat sulit, dan
menolongnya dengan uang jika perlu.”
“wahai orang baik, jika engkau ingin menikmati hasil yang engkau inginkan, engkau harus menyembah
dewa dengan perbuatan baik, yang mengubah orang jahat menjadi baik, mengubah orang bodoh menjadi
terpelajar, dan membuat yang tersembunyi menjadi kelihatan,”
Bilamana kita menerapkan nilai-nilai yang disebutkan di atas, maka secara otomatis akan muncul
cinta kasih yang merupakan sifat dasar setiap manusia. Dengan demikian kita akan menjadi sahabat
semua makhluk di dunia ini dan jauh dari kebencian dan iri hati.
Mantra tersebut sangat cocok diterapkan dalam keadaan sekarang. Terdapat tiga hal yang dibahas
dalam mantra tersebut yaitu : keserakahan, tiada rasa persaudaraan, dan iri hati. Kini ketiga hal tersebut
terlihat jelas di mana-mana bagaikan rayap yang dapat menghancurkan bagunan dari dalam.
Dalam kesusastraan Sansekerta disebutkan bila keserakahan berkembang dalam hati manusia,
tidak perlu lagi membuat dosa yang lain karena keserakahan adalah dosa terbesar. Menurut Mahatma
Gandhi bahwa bumi pun tidak mampu memenuhi keinginan-keinginan orang yang serakah. Bahkan
banyak dari mereka sampai menjual harta warisan para leluhur hanya untuk memenuhi keinginannya.
Orang serakah tidak pernah memikirkan agama, budaya, tradisi, bahkan keluarganya, karena hanya
berpikir bagaimana mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Dengan demikian dalam mantra di
atas disarankan agar semua manusia mengupayakan untuk memberantas keserakahan dalam diri masing-
masing.
Tiada rasa persaudaraan adalah hal kedua yang dibahas dalam mantra di atas. Sesungguhnya,
seluruh umat manusia adalah satu keluarga besar. Karena itu hendaknya sesama saudara tidak patut saling
memusuhi. Mestinya, kita melihat atma sendiri dalam diri orang lain. Tetapi zaman sekarang, pesan-pesan
berharga tersebut telah kita tinggalkan. Atas nama suku, agama, ras dan adat isitiadat kita saling
bermusuhan. Kebanyakan konflik-konflik besar yang terjadi diseluruh dunia bukan konflik dengan musuh
melainkan berawal dari pertentangan dengan saudara. Mantra tersebut mengingatkan kita agar belajar
hidup dengan rasa persaudaraan bukan dalam permusuhan. Masalah ketiga yang dibahas dalam mantra
tersebut adalah tentang sifat iri hati. Orang-orang yang memiliki sifat iri hati tidak akan pernah tenang
dan selalu menciptakan suasana yang tidak manusiawi dalam masyarakat. Mereka tidak pernah
menghargai orang lain atas keberhasilan mereka. Secara perlahan, mereka memenuhi hati dengan racun
iri hati yang akhirnya menyebabkan kehancuran diri mereka sendiri.
Kita perlu belajar merasa bahagia dengan keberhasilan orang lain, bukan sebaliknya.
Kebahagiaan adalah salah satu sumber kesehatan, baik secara fisik dan mental orang bersangkutan.
Intisari mantra di atas adalah tugas orang-orang baik untuk menghilangkan sifat-sifat serakah, tiada rasa
persaudaraan, dan iri hati. Salah satu cara untuk menghilangkan sifat tersebut adalah dengan Yoga.

Вам также может понравиться