Вы находитесь на странице: 1из 12

Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...

Ulfiani Rahman

KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP


BEHAVIOR PADA GURU MADRASAH ALIYAH MADANI
ALAUDDIN PAOPAO GOWA SULAWESI SELATAN

Job satisfaction and organizational citizenship behavior in teacher


Madrasah Aliyah Madani Paopao Gowa, South Sulawesi

g
an
ar
m
ulfiani rahman

Se
a
Abstract

m
FTK UIN Alauddin Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata-

ga
Gowa Organizational Citizenship Behavior (OCB) is an attitude very important in organizations
Telp: 0411-861879, Fax: 0411- of every individual, because it can indirectly help the success of the organization. One of

A
8221400 factors that influences the emergence of OCB is job satisfaction. Several studies have shown
an
e-mail: ulfianirahman@yahoo.co.id that age and gender affect the individual’s ability to realize the OCB in the workplace. This
Naskah diterima: 31 Januari 2014
study aimed to determine the differences in organizational citizenship behavior based on
ng

Naskah direvisi: 19-29 Mei 2014


Naskah disetujui: 18 Juni 2014 gender, organizational citizenship behavior differences based on age, and the effect of job
satisfaction on teachers’ organizational citizenship behavior. This study use quantitative
ba

study withan instrument of job satisfaction scale (Minnesota Satisfaction Questionnaire)


em

and Organizational Citizenship Behavior scale. The samples in this study are 32 teachers in
Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa in South Sulawesi.Data were analyzed
ng

using inferential statistical techniques: t-test analysis,one way ANOVA, and simple linear
regression analysis. The results showed that there were no differences in organizational
Pe

citizenship behavior based ongender, then there are no differences in organizational


citizenship behavior based on age, and there is the effect of job satisfaction on organizational
n

citizenship behavior.
da

Keywords: Organizational Citizenship Behavior (OCB), Job Satisfaction, Gender, Age.


an

Abstrak
iti

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan sikap dalam organisasi yang


l

sangat penting dimiliki setiap individu, karena secara tidak langsung dapat membantu
ne

kesuksesan organisasi. Salah satu yang dianggap mampu mempengaruhi munculnya OCB
Pe

adalah kepuasan kerja. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia dan
jenis kelamin berpengaruh terhadap kemampuan individu mewujudkan OCB di tempat
ai

kerja. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan organizational
al

citizenship behavior berdasarkan jenis kelamin, perbedaan organizational citizenship


B

behavior berdasarkan usia, dan pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational


citizenship behavior guru. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan
menggunakan instrumen skala kepuasan kerja (Minnesota Satisfaction Questionnaire)
dan skala Organizational Citizenship Behavior. Penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan total sampling yakni sebanyak 32 guru yang dilakukan di Madrasah Aliyah
Madani Alauddin Paopao Gowa Sulawesi Selatan..Data dianalisis dengan menggunakan
teknik statistik inferensial yaitu analisis uji t, analisis variansi 1 jalan (one way anova),
dan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan organizational citizenship behavior berdasarkan jenis kelamin, kemudian tidak
terdapat perbedaan organizational citizenship behavior berdasarkan usia, dan terdapat
pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior.
Kata kunci: Organizational Citizenship Behavior, Kepuasan Kerja, Jenis Kelamin, Usia.

131
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142

Pendahuluan pendidikan dan menentukan adalah guru


Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Supriyoko, 2002). Peranan guru sangat penting
tahun 2003 menyatakan bahwa terdapat dua jalur bagi keberhasilan pendidikan. Guru adalah
pendidikan di Indonesia yaitu: jalur pendidikan pendidik profesional dengan tugas utamanya
umum dan jalur pendidikan keagamaan. Kedua adalah mendidik, mengajar, membimbing,
jalur ini merupakan subsistem dari Sistem mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003 peserta didik pada pendidikan anak usia dini
tentang Sistem Pendidikan Nasional). jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (UU RI Nomor 14 Tahun
Secara kelembagaan, madrasah dapat

g
2005 Tentang Guru dan Dosen).

an
dibedakan menjadi dua, yaitu madrasah negeri
yang sepenuhnya dikelola oleh pemerintah, baik Proses pendidikan mengharapkan terjadinya

ar
dari segi dana maupun fasilitasnya dan madrasah perubahan, baik dari segi pemikiran (kognitif),

m
swasta yang didirikan oleh masyarakat umum perasaan (afeksi), maupun psikomotor untuk

Se
dengan badan hukum yayasan (dana dan fasilitas dapat digunakan berinteraksi dengan lingkungan
(Suryabrata, 1984; 289). Proses ini berlaku pada

a
berasal dari masyarakat). Jumlah madrasah

m
mengalami peningkatan hingga 3 persen setahun. semua negara termasuk Indonesia. Berdasarkan

ga
Madrasah yang berstatus swasta mencapai 91,5 hal tersebut, maka sepatutnya pemerintah

A
persen, dan yang berstatus madrasah negeri memberi perlakuan yang sama dalam mengelola
an
hanya 8,5 persen. Adapun jumlah siswa mencapai kedua jalur pendidikan ini (madrasah negeri
dan swasta), mengingat pendidikan madrasah
ng

6 juta orang (Tanpa Nama, www.nu.or.id, 2010).


Sementara jumlah guru madrasah mencapai selalu dianggap menjadi pendidikan “kelas dua”
ba

130,000 guru Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan dibandingkan pendidikan umum.
em

lebih 500,000 jumlah guru yang bukan PNS Sebagaimana yang dinyatakan oleh Supriyoko
serta mengajar di sekolah negeri maupun swasta bahwa yang mempengaruhi keberhasilan pendi-
ng

(Bahrul Hayat, 2010). dikan adalah hardware, software dan brainware,


Pe

Melihat keadaan tersebut, a�������������


pabila madra- maka yang dianggap paling berperan adalah guru.
n

sah mendapatkan sentuhan manajemen dan ke- Tugas dan fungsi guru diuraikan pula secara jelas
da

pemimpinan yang baik disertai dengan kualitas dalam undang-undang guru dan dosen. Namun
mereka turut dibebani dengan tugas tambahan,
an

yang sama dengan sekolah umum, niscaya akan


diminati masyarakat, tidak hanya golongan eko- seperti membantu para junior atau pegawai baru
iti

nomi menengah ke bawah, tetapi juga golongan mengenal lingkungan kerja barunya, mengikuti
l
ne

ekonomi menengah ke atas. Sebetulnya, me- undangan rapat, memberikan tambahan penge-
tahuan kepada siswa di luar dari kewajibannya,
Pe

majukan madrasah lebih mudah dibandingkan


dengan sekolah umum karena adanya semangat tidak senang melakukan pergunjingan yang
ai

keagamaan komunitas madrasah dan dukungan tidak perlu, serta berusaha membantu organisasi
al

wali murid, serta pemerhati pendidikan madra- (sekolah) keluar dari masalah yang tengah dih-
B

sah. Ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat adapai. Gejala-gejala perilaku yang ditunjukkan
untuk menyumbang kepada kegiatan keagamaan, oleh guru tersebut biasa dikenal dengan istilah
sehingga madrasah dapat memperoleh bantuan organizational citizenship behavior di tempat
dana dari zakat, sedekah, wakaf, tasyakuran dan kerja, yaitu perbuatan membantu orang lain se-
lain sebagainya dengan kata lain, madrasah tum- cara sukarela dan di luar dari kewajibannya. Jika
buh dari inisiatif dan didanai oleh masyarakat dikaitkan dengan ajaran Islam, maka madrasah
sendiri (Halim, 2009; 11). yang merupakan lembaga pendidikan agama sa-
ngat menekankan perlunya menegakkan tolong-
Selain sumber dana yang perlu jelas, maka menolong dalam kebaikan dan menghindari
hal penting lain yang berpengaruh terhadap

132
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman

tolong-menolong dalam kejahatan. mewujudkan organizational citizenship behavior.


Kemampuan menghadapi masalah berbeda-beda
Kemampuan guru tersebut akan muncul jika
satu dengan yang lain. Oleh karena itu, pengaruh
ada kepuasan dalam menjalankan tugas karena
kepuasan kerja terhadap organizational
merupakan aspek penting bagi kinerja atau
citizenship behavior di madrasah khususnya
produktivitas seseorang. Individu yang merasakan
madrasah swasta menarik untuk dikaji lebih
kepuasan dalam bekerja akan menghadirkan
jauh. Sementara ini penelitian terkait dengan hal
perilaku positif dalam bekerja, seperti mudah
tersebut mengambil sampel pada guru-guru di
memberikan bantuan kepada rekan kerja yang
sekolah umum, karyawan di Bank-Bank, pabrik
membutuhkan. Ini disebabkan karena sebagian

g
dan belum ditemukan penelitian yang mengambil
besar waktu guru digunakan untuk bekerja.

an
sampel di lembaga pendidikan seperti guru di
Memperhatikan permasalahan tersebut,

ar
madrasah swasta baik di luar Indonesia maupun
tampak bahwa sulit mewujudkan organizatio-

m
di Indonesia, seperti rekomendasi hasil penelitian
nal citizenship behavior di tempat kerja jika pe-

Se
Ulfiani Rahman (2013; 2014).
kerja mengalami ketidakpuasan dalam bekerja.
Tujuan penelitian sesuai dengan rumusan

a
Sebagaimana hasil penelitian Li, Liang dan Crant

m
masalahnya adalah 1) mengetahui perbedaan
(2010; 395-404) mendapati bahwa semakin besar

ga
organizational citizenship behavior berdasarkan
kepuasan kerja yang dimiliki, semakin besar juga

A
jenis kelamin, 2) mengetahui perbedaan
kemampuan mewujudkan organizational citizen-
organizational citizenship behavior berdasarkan
an
ship behavior di tempat kerja. Bahkan ditunjuk-
usia, dan 3) menguji pengaruh kepuasan kerja
ng

kan oleh George et al (1998; 685-704) bahwa ting-


terhadap organizational citizenship behavior.
kah laku menolong dalam bekerja berbeda antara
ba

Adapun manfaat penelitian antara lain, secara


laki-laki dan wanita. Sementara usia tidak mem-
em

umum hasil penelitian diharapkan dapat


pengaruhi wujudnya organizational citizenhip be-
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
havior. Wanxian dkk (2007; 225-234A.) menun-
ng

dapat memberi manfaat bagi pengembangan


jukkan bahwa wanita memiliki persepsi yang lebih
Pe

ilmu psikologi seperti psikologi industri dan


tinggi dalam menjalankan tugas dibandingkan
organisasi, psikologi pendidikan, psikologi sosial.
n

dengan laki-laki. Tetapi lain juga dengan hasil pe-


Manfaat secara khusus diharapkan bahwa melalui
da

nelitian Ulfiani (2013; 163) yang mendapati bahwa


hasil penelitian ini, guru dapat mewujudkan
tidak terdapat perbedaan organizational citizen-
an

organizational citizenship behavior, sehingga


ship behavior berdasarkan jenis kelamin dan usia
iti

dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan,


pada guru MAN di Sulawesi Selatan.
l

seperti para siswa meraih prestasi yang tinggi


ne

Jika memperhatikan hasil observasi pada dalam belajar. Sementara bagi sekolah, adanya
Pe

guru MA Madani Alauddin dan dikuatkan melalui lingkungan sekolah yang menyenangkan karena
wawancara dengan Pak Rudianto dan Pak Hamka guru-guru merasakan kepuasan dalam bekerja
ai

Ilyas (2013) menunjukkan bahwa sekitar 20%- 30%


al

sehingga mudah mewujudkan organizational


guru di Madrasah Aliyah Madani memperlihatkan
B

citizenship di sekolah. Ini sangat membantu


kekakuan dalam menjalankan tugas, guru yang hadirnya sekolah-sekolah yang dapat menjadi
bekerja hanya sesuai kewajibannya, dan bekerja pilihan masyarakat untuk meneruskan
hanya ketika ada imbalannya, senang mengurusi pendidikannya ke madrasah. Bagi pemerintah,
urusan orang lain yang bukan urusannya. Hal diharapkan dapat menjadi kebijakan Kementrian
ini dapat menghambat lancarnya proses belajar Agama yang memiliki komitmen tinggi untuk
dan mengajar, serta dapat menghambat sulitnya memajukan bidang pendidikan dengan
mewujudkan organizational citizenship behavior. memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan
Guru sebagai tenaga pendidik di Madrasah kepuasan kerja para guru madrasah.
Aliyah Madani Alauddin tampak sebagian sulit

133
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142

Kerangka Teori menurut Organ (1995; 775-803) adalah budaya


Organizational citizenship behavior (OCB) dan iklim organisasi, kepribadian dan suasana
Organizational citizenship behavior hati (senang atau tidak senang), persepsi terhadap
biasanya ditunjukkan melalui deskripsi kerja dukungan organisasi, persepsi terhadap kualitas
yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga baik hubungan atau interaksi atasan bawahan, masa
ataupun buruk tingkah laku yang ditampilkan kerja dan status perkawinan.
dilihat dari kemampuan dalam menjalankan Perasaan senang dan tidak senang, dapat
tugas-tugas tersebut. Hal ini disebut sebagai in dikaitkan dengan bentuk kepuasan ataupun
role behavior (Dyne, dkk, 1994; 108-119). Namun tidak dalam menjalankan suatu tugas. Seorang

g
untuk mendukung pencapaian tugas-tugas dalam pekerja yang senang dalam bekerja menunjukkan

an
organisasi, maka sesuatu yang dicapai pekerja perilaku yang dapat memengaruhi sikap dan

ar
tidak mencukupi jika hanya bekerja berdasarkan pandangan yang positif terhadap pekerjaan.

m
tugas masing-masing melainka perlu adanya Sebaliknya bagi pekerja yang tidak senang

Se
peranan yang lebih dari deskripsi kerja formal dengan pekerjaannya, akan menunjukkan sikap
(extra role behavior). Inilah yang disebut dengan yang negatif dalam menjalankan tugasnya.

a
m
organizational citizenship behavior (Smith, dkk, Faktor tersebut menunjukkan bahwa semakin

ga
1983; 653-663). lama individu bekerja akan memengaruhi

A
Kedua istilah (in role behavior dan extra role keluwesannya dalam berinteraksi di tempat
an
behavior) memiliki perbedaan dalam hal reward. kerja. Tetapi tidak semestinya seorang pekerja
yang baru akan menunjukkan kekakuan dalam
ng

Tingkah laku in role berhubungan dengan


reward dan hukuman dan juga berkaitan dengan bekerja. Demikian pula laki-laki dan perempuan
ba

penghargaan ekstrinsik, sedangkan tingkah tidak semestinya memiliki perbedaan dalam


em

laku extra role adalah bebas dari pada reward menunjukkan tingkah laku bekerja.
dan ia dikaitkan dengan penghargaan intrinsik. Menurut Organ (1988) ada lima dimensi
ng

Tingkah laku extra role wujud karena pekerja organizational citizenship behavior, yaitu:
Pe

dapat merasakan kepuasan jika dapat melakukan Altruisme, kehematan (conscientiousness),


sesuatu yang lebih kepada organisasi, seperti
n

semangat setia kawan (sportsmanship),


da

menolong individu lain, menjadi sukarelawan peradaban (courtesy), kemurnian sivik (civic
untuk tugas-tugas tambahan, patuh terhadap virtue). Kemudian Podsakoff, Ahearne dan
an

aturan serta prosedur di tempat kerja. Kesemua MacKenzie (1997; 262-270) menggabungkan
iti

tingkah laku ini menggambarkan bentuk tingkah dimensi altruisme, kehematan dan peradaban
l
ne

laku prososial, yaitu tingkah laku sosial yang menjadi satu dimensi yang disebut sebagai
positif, konstruktif dan membantu. Tujuannya tingkah laku menolong. MacKenzie, Podsakoff
Pe

adalah mendukung lingkungan organisasi, sosial dan Ahearne (1997; 262-270) serta MacKenzie
ai

dan psikologi yang kondusif. dan Podsakoff (1994; 351-363) menyatakan


al

Dengan demikian, organizational citizenship terdapat tiga dimensi organizational citizenship


B

behavior merupakan: a. tingkah laku sukarela, behavior, yaitu: tingkah laku menolong
bukan tindakan terpaksa terhadap hal-hal yang (altruisme), kepatuhan (obedience), dan sikap
merangkum keperluan organisasi; b. tingkah laku setiakawan (sportmanship).
pekerja sebagai wujud dari kepuasan, berdasarkan Sementara item-item pernyataan dalam
prestasi, tidak diperintahkan secara formal; c. organizational citizenship behavior dikemukakan
tiada hubungan secara langsung dengan sistem oleh Netemeyer dkk, Organ dan Konovsky dan
reward yang formal. Williams dan Anderson (dalam Schwarzer &
Sementara faktor-faktor yang memengaruhi Halum, 2008; 152-171) yaitu: a. Tingkah laku
organizational citizenship behavior antara lain menolong (helping behavior), menggambarkan

134
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman

tingkah laku pekerja yang ingin membantu rekan reward yang diberikan organisasi/sekolah.
sekerja dan menolong pekerja yang masih baru.
Secara praktis, terdapat dua faktor yang
Misalnya, membantu menyelesaikan tugas-
memengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor
tugas yang sukar, dan menolong menyesuaikan
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Menurut Vecehio
pekerjaan bagi pekerja-pekerja baru. Contoh
(2003), faktor intrinsik adalah faktor yang berasal
tingkah laku menolong yaitu membantu rekan
dari dalam diri dan memiliki nilai psikologis
sekerja yang memiliki masalah secara sukarela,
seperti kepuasan dalam mengatur diri, autonomi
memberikan usaha yang kuat dan memberikan
(kemandirian dalam memilih pekerjaan). Faktor
sarana untuk mengembangkan diri; b.
ekstrinsik pula adalah faktor yang berasal dari

g
Kemurnian sivik (civic virtue), merujuk kepada
luar diri pekerja berupa keadaan fisik lingkungan

an
tindakan yang bersifat membangun dalam
kerja, interaksinya dengan pekerja lain, dan

ar
kegiatan organisasi, seperti hadir secara sukarela
sistem penggajian.

m
dalam pertemuan, memberi respon secara cepat
Kemudian dua dimensi kepuasan kerja

Se
terhadap korespondens; c. Semangat setiakawan
(sportmanship) menunjukkan keinginan pekerja dikemukakan oleh Herzberg (dalam Furnham

a
untuk toleran terhadap kemunduran kecil yang 1997; Landy & Conte 2010; 407) yaitu kepuasan

m
mungkin terjadi di tempat kerja. Contohnya, kerja intrinsik dan kepuasan kerja ekstrinsik.

ga
tidak mudah melakukan aduan terhadap masalah Kepuasan kerja intrinsik diartikan sebagai

A
yang tidak terlalu penting, dan tidak mencari perasaan kepuasan individu terhadap aspek
an
kesalahan para pekerja lain. dalam kerjanya seperti sifat kerja, pencapaian,
ng

penghargaan, pertumbuhan dan perkembangan


Dari uraian di atas, maka organizational
individu. Sementara kepuasan ekstrinsik merujuk
ba

citizenship behavior dalam penelitian ini merujuk


kepada aspek luaran kerja seperti kebijakan
em

kepada dimensi yang disarankan oleh Netemeyer


organisasi, gaya penyeliaan, gaji, hubungan
dkk., Organ dan Konovsky, serta William dan
dengan rekan sekerja, suasana kerja, status, dan
ng

Anderson (dalam Schwarzer & Hallum, 2008;


jaminan keselamatan di tempat kerja. Dengan
Pe

152-171).
demikian dapat dipahami bahwa dimensi
n

kepuasan kerja meliputi kepuasan kerja secara


Kepuasan Kerja
da

intrinsik (dari diri individu) dan kepuasan kerja


Kepuasan dan ketidakpuasan guru bekerja
secara ekstrinsik (dari luar diri individu).
an

memiliki kesan, baik kepada guru maupun kepada


iti

organisasi. Avery dan Baker (1990) menyatakan Hubungan Kepuasan Kerja dan
l

bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan Organizational Citizenship Behavior


ne

individu terhadap pekerjaan yang dilakukan serta


Salah satu faktor penyebab wujudnya
Pe

kecakapan mereka menyesuaikan diri dengan


organizational citizenship behavior adalah
pekerjaan itu. Menurut Gibson, Ivancevich,
ai

perasaan senang dalam bekerja. Jika dianalisis


al

Donnelly dan Konopaske (2003; 197), ketika


maka seorang pekerja yang senang akan
B

situasi mental baik, motivasi kerja dan kepuasan


menunjukkan perilaku positif di tempat kerja dan
kerja tinggi, maka wujud hubungan yang kuat
ini boleh dihubungkan dengan bentuk adanya
antara prestasi kerja dan kepuasan kerja, karena
kepuasan dalam bekerja. Mereka merasakan
guru yang puas terhadap pekerjaannya mampu
kesesuaian antara harapan dan kenyataan
menunjukkan prestasi yang baik. Dengan
sehingga individu memiliki sikap positif.
demikian dapat dikemukakan bahwa kepuasan
Melalui pengalaman bekerja, individu mampu
kerja dapat berupa perasaan menyenangkan
memberi bantuan kepada anggota organisasi lain
maupun tidak menyenangkan, mengenai
untuk menyelesaikan tugas demi mewujudkan
pekerjaan berdasarkan atas harapan dengan
keberkesanan organisasi.

135
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142

Hasil penelitian Zeinabadi (2010; 998-1003)


menunjukkan bahwa kepuasan kerja intrinsik se-
Kepuasan Organizational
cara tidak langsung memberi kesan signifikan ke- Kerja Citizenship
pada organizational citizenship behavior. Hasil Behavior
penelitian tersebut dikuatkan oleh beberapa pene-
litian yang mencatat bahwa kepuasan kerja yang Faktor demografi:
meningkat, meningkat juga organizational citi- Usia dan jenis kelamin
zenship behavior-nya (dalam Landy & Conte 2010;
470). Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
Gambar 11.1. Kerangka Pikir

g
Somech dan Drach-Zahavy (2000; 649-659�����
������������
) me-

an
lalui analisis korelasi Pearson diperoleh hubungan
Hipotesis

ar
yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja
Berdasarkan uraian di atas dapat dibentuk

m
dengan tiga bahagian dari tingkah laku extra-role
beberapa hipotesis:

Se
seperti pelajar, anggota dan organisasi.
Hasil penelitian Ulfiani (2013) pada guru H1: Terdapat perbedaan organizational

a
m
MAN di Sulawesi Selatan, Amy Novita Setiawati citizenship behavior berdasarkan jenis

ga
(2012) pada karyawan bank Mandiri wilayah kelamin pada guru MAN di Makassar.

A
Bandung, Gita Andriani, M As’ad Djalali dan Diah H2: Terdapat perbedaan organizational
Sofiah (2012; 341-354) yang meneliti karyawan
an
citizenship behavior berdasarkan usia pada
PT menunjukkan bahwa terdapat hubungan guru MAN di Makassar.
ng

yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja


H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan
ba

dengan organizational citizenship behavior.


kepuasan kerja terhadap organizational
em

Artinya semakin puas seseorang dalam bekerja


citizenship behavior pada guru MAS Madani
semakin mampu mewujudkan organizational
ng

Paopao.
citizenship behavior di tempat kerja.
Pe

Adapun jenis kelamin dan usia dijadikan Metode Penelitian


n

sebagai variabel moderator karena dari penelitian- Penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu:
da

penelitian lepas menunjukkan adanya pengaruh variabel terikat (Y) yaitu organizational
yang signifikan antara kepuasan kerja dengan citizenship behavior; variabel bebas (X ) yaitu
an

organizational citizenship behavior. Penelitian kepuasan kerja, dan variabel moderator (M) yaitu
iti

Konrad dkk (2000; 593-641) mendapati faktor demografi (jenis kelamin & usia). Penelitian
l
ne

wanita lebih memiliki kemampuan menolong, ini melibatkan 32 guru Madrasah Aliyah Madani
bersahabat dan bekerjasama dengan individu lain
Pe

Pao-Pao Gowa di Gowa. Sejalan dengan pendapat


dabandingkan dengan laki-laki. Lovell dkk (1999; Arikunto (2010 ) bahwa jika subjek penelitian
ai

469-478) mendapati perbedaan yang signifikan kurang dari 100 orang, maka diambil semua.
al

antara laki-laki dan wanita dalam tahap OCB,


B

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan


wanita lebih mampu menolong dari pada laki-laki.
data dilakukan dengan menggunakan skala
Tapi usia tidak mempengaruhi OCB di tempat
psikologi, observasi dan wawancara. Terdapat
kerja (Giap dan Hackemeier dalam Novliadi,
dua macam skala dalam penelitian ini, yaitu skala
2007). Selain itu, variabel moderator berfungsi
minnesota satisfaction questionaire (MSQ) yang
memperkuat atau memperlemah hubungan
mengukur kepuasan kerja guru dan dikembangkan
antara dua variabel yang diteliti (Sugiono, 2009;
oleh Weiss, Dawis, England, dan Lofquist (1967)
4). Oleh karena itu secara ringkas uraian di atas
dan digunakan oleh Ulfiani Rahman (2013) terdiri
dapat dilihat dalam kerangka penelitian berikut:
dari kepuasan intrinsik 13 item, dan kepuasan

136
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman

ekstrinsik 6 item. Nilai reliabilitas adalah 0.87. Tabel 11.2. Data Deskriptif Skor Empirik & Skor
Kemudian skala organizational citizenship Hipotetis Kepuasan Kerja (KK) & Organizational citi-
behavior dikembangkan oleh Netemeyer dkk zenship behavior (OCB)
(1997), Organ dan Konovsky (1989) serta Williams Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
dan Anderson (1991) dan digunakan juga oleh
VT-OCB 42 65 51,41 4,937 13 65 39 8
Ulfiani Rahman (2013). Alat ukur ini, terdiri
VB-KK 56 85 69,53 7,666 19 95 57 12
dari 13 item pernyataan, dengan 3 sub skala
yaitu tingkah laku menolong (helping behavior) Berdasarkan data deskriptif pada tabel 2,
merangkum 5 item, semangat setiakawan maka penelitian ini, menggunakan kategori tiga

g
(sportsmanship) mengandung 4 item dan jenjang (Azwar, 2002). Perolehan hasil deskriptif

an
kemurnian sivik (civic virtue) terdiri dari 4 item. dapat dilihat dalam Tabel 11.3.

ar
Nilai reliabilitas skala adalah 0,82. Kemudian skor
Tabel 11.3. Kategorisasi Organizational citizenship

m
dinilai melalui skala likert lima point. Sementara
behavior dan Kepuasan Kerja

Se
wawancara digunakan untuk memperkuat hasil
penelitian yang dilakukan. Data yang telah siap, Variabel

a
dianalisis dengan menggunakan metode statistik Kategorisasi Organizational F % Kepuasan F %

m
citizenship
deskriptif dan inferensial. Kaedah inferensi Kerja

ga
behavior
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian Rendah X < 31 - 0 X < 45 - 0

A
dengan analisis regresi linier sederhana, uji t dan Sedang 31-47 3 0,09 45-69 15 0,47
an
analisis variansi satu jalan. Analisis penelitian Tinggi 47 ≤ X 29 0,91 69 ≤Xx 17 0,53
ng

ini menggunakan jasa komputer program SPSS Total 32 100 32 100


ba

ver.17.
Berdasarkan hasil analisis data dan
em

Hasil dan Pembahasan kategorisasi dapat disimpulkan bahwa tingkat


organizational citizenship behavior dan kepuasan
ng

Hasil Penelitian
Analisis Deskripsi Data kerja guru Madrasah Aliyah Madani Alauddin
Pe

Paopao Gowa berada pada kategori tinggi.


Hasil penelitian menunjukkan data deskripsi
n

berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat Uji Asumsi


da

dalam Tabel 11.1. Sebelum melakukan analisis lebih jauh


an

Tabel 11.1. Data Deskripsi Penelitian berdasarkan terhadap data penelitian maka dilakukan uji
Jenis Kelamin dan Usia
iti

prasyarat atau uji asumsi. Dalam penelitian ini, uji


l

Data Deskripsi asumsi yang diperlukan telah memenuhi syarat


ne

Jenis Kelamin Jumlah Usia Jumlah / Persen yaitu: Uji Normalitas menunjukkan sebaran data
Pe

20-30 Tahun 8 orang / (0,06%)


yang normal. Kemudian Uji Linieritas variabel
Laki-Laki 16 31-40 Tahun 16 orang / (0,44%)
ai

kepuasan kerja dengan organizational citizenship


41-50 Tahun 5 orang / (0,42%)
al

behavior menunjukkan hubungan yang linier.


51-60 Tahun 3 orang / (0,08%)
B

Perempuan 16
Jumlah 32 Jumlah 32 orang / 100% Hasil Uji Hipotesis
Bagian keputusan yang kedua mengemukakan
Berdasarkan analisis data statistik deskriptif hasil penelitian yang berhubungan dengan
tersebut, dapat diketahui skor empirik dan skor hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik
hipotetik organizational citizenship behavior dan statistik parametrik.
skor kepuasan kerja, seperti yang ditunjukkan
a. Uji t. Hasil penelitian berdasarkan analisis
dalam Tabel 11.2.
uji t menunjukkan tidak terdapat perbedaan
organizational citizenship behavior
berdasarkan jenis kelamin. Hasil tersebut

137
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142

dapat dilihat pada nilai t hitung < t tabel karena adanya perasaan memiliki dan berusaha
(-0,746 < 2,013), dengan nilai signifikansi P = mendukung tujuan organisasi. Apalagi jika
0,376 > 0,05, sehingga hipotesis ditolak. mereka diperlakukan dengan penuh kesadaran
serta dipercaya oleh organisasi.
b. Analisis Variansi 1 Jalan. Hasil penelitian
melalui analisis variansi 1 jalan menunjukkan Alasan lain yang dapat mendukung hasil
tidak terdapat perbedaan organizational penelitian ini bahwa guru-guru di Madrasah
citizenship behavior berdasarkan usia. F Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa merasa
hitung lebih kecil dari F tabel (0,090 < 2,947), senasib dalam menjalankan tugas, yaitu para
dan nilai signifikansi P= 0,965 > 0,05, sehingga guru yang belum menjadi pegawai negeri sipil

g
hipotesis ditolak. atau masih berstatus guru honor baik laki-laki

an
mahupun perempuan, memiliki misi bekerja
c. Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian

ar
yang mirip yaitu keinginan untuk mensukseskan
dengan menggunakan analisis regresi

m
program pembelajaran dan menjadi perhatian
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar

Se
para guru tersebut (Rudianto, 2013). Apalagi
3,597 dan nilai t tabel sebesar 2,045 atau
mereka menyadari bahwa mengajar dengan

a
3,597 > 2,045, dengan nilai p= 0,001< 0,05.

m
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab
Ini menggambarkan bahwa hipotesis ketiga

ga
akan dapat menjadi penentu langgengnya sebuah
(H3) diterima, yaitu terdapat pengaruh positif

A
sekolah swasta seperti madrasah madani ini
kepuasan kerja terhadap organizational
an
(Fitriani, 2013). Selain itu koordinasi yang baik
citizenship behavior. Semakin meningkat
terbangun di antara semua komponen pendidikan
ng

kepuasan kerja yang dirasakan, semakin


yang ada di sekolah madrasah madani tersebut.
tinggi kemampuan guru Madrasah Aliyah
ba

Maka tidak akan mengenal laki-laki ataupun


Madani Paopao Gowa dalam mewujudkan
em

perempuan dalam mensukseskan pembelajaran.


organizational citizenship behavior.
ng

Perbedaan Organizational citizenship behavior


Pembahasan
Berdasarkan Usia
Pe

Perbedaan Organizational citizenship behavior


Hasil penelitian yang menunjukkan tidak
Berdasarkan Jenis Kelamin
n

mendukung hipotesis Giap dan Hackemeier dalam


da

Hasil analisis uji t menunjukkan tidak


Novliadi (2007) menunjukkan bahwa usia tidak
terdapat perbedaan organizational citizenship
an

berpengaruh terhadap organizational citizenship


behavior berdasarkan jenis kelamin. Hasil
behavior. Ini mungkin dipengaruhi oleh kualitas
iti

tersebut menggambarkan hasil yang berbeda


interaksi pekerja khususnya dengan atasan dan
l
ne

dengan penelitian yang dilakukan oleh Konrad et


kepada rekan sekerja, sehingga perilaku yang
al. (2000; 593-641). Konrad dkk mengemukakan
Pe

muncul adalah perilaku yang boleh melebihi dari


bahwa perilaku kerja seperti menolong individu
pekerjaan rutinnya, dan ini tidak berhubungan
ai

lain, bersahabat dan bekerjasama dengan


dengan faktor usia. Tetapi biasanya semakin
al

individu lain lebih menonjol dilakukan oleh


muda seorang pekerja dalam sebuah organisasi,
B

wanita berbanding laki-laki. Hasil ini juga tidak


maka perilaku menolong tanpa diminta akan
mendukung penelitian Lovell dkk (1999; 469-
mudah dilakukan.
478) yang menemukan perbedaan yang cukup
signifikan antara laki-laki dan wanita dalam Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organiza-
tingkatan tingkah laku kewargaan mereka, tional citizenship behavior (OCB)
yaitu tingkah laku menolong wanita lebih besar Hasil penelitian menunjukkan kepuasan ker-
berbanding laki-laki. Alasan yang mungkin ja berpengaruh positif dan sangat signifikan ter-
dikemukakan ialah iklim dan budaya kerja di hadap organizational citizenship behavior dan
lokasi tersebut. Guru melakukan pekerjaan itu mendukung hipotesis penelitian, yaitu ter-

138
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman

dapat pengaruh kepuasan kerja terhadap orga- akan mengatribusi ketidakpuasan dalam bekerja
nizational citizenship behavior. Hasil penelitian pada faktor-faktor dari luar (eksternal) seperti
tersebut selaras dengan penelitian yang dilaku- gaji, dukungan rekan sekerja dan penyelia.
kan oleh Salehi dan Goltash (2011; 306-310) bah-
Hasil penelitian Zeinabadi (2010; 998-
wa kepuasan kerja secara positif memengaruhi
1003) menunjukkan bahwa kepuasan kerja
organizational citizenship behavior. Ini berarti
intrinsik adalah variabel yang dominan secara
bahwa meningkatnya kepuasan kerja anggota
langsung memengaruhi organizational
organisasi menyebabkan organizational citizen-
citizenship behavior. Hasil penelitian demikian
ship behavior semakin meningkat.
menggambarkan bahwa guru-guru di sekolah

g
Jika melihat pada kategorisasi jenjang agama yang merasakan puas dalam bekerja,

an
menunjukkan bahwa organizational citizenship mampu mengontrol dirinya bekerja, yaitu dapat

ar
behavior berada pada kategori tinggi. Sementara memberikan waktu kepada rekan sekerjanya

m
sumbangan efektif kepuasan kerja hanya 30,1% untuk membantu mengatasi masalah yang

Se
pada organizational citizenship behavior. Ini sedang dihadapi. Ini juga sejalan dengan budaya
berarti bahwa terdapat 69,9% organizational masyarakat Sulawesi Selatan yang memiliki

a
m
citizenship behavior dipengaruhi oleh faktor lain, budaya tolong menolong dalam pelbagai hal

ga
seperti budaya dan iklim kerja, serta komitmen termasuk ketika berada di sekolah, baik dalam

A
nilai. Adanya hasil frekuensi yang sama sama kegiatan individu maupun dalam kegiatan
tinggi dalam penelitian ini antara organization-
an
kelompok yang merupakan bukti adanya
al citizenship behavior dengan kepuasan kerja kepuasan dalam bekerja.
ng

menggambarkan bahwa kepuasan kerja yang


Alasan di atas juga sangat terkait dengan
ba

tinggi selalu menghasilkan organizational citi-


Sistem Among dalam pendidikan Tamansiswa.
em

zenship behavior yang tinggi juga. Hal ini sejalan


Sistem Among tersebut ialah suatu sistem yang
dengan teori Robbins (2006) yang menyatakan
berjiwa kekeluargaan dan bersendikan dua
ng

bahwa pekerja yang puas cenderung berbicara


dasar, yaitu: kodrat alam dan kemerdekaan
Pe

positif tentang organisasi, membantu pekerja


(Sutikno, 2002; 48). Menurut sistem tersebut,
lain serta mampu bekerja melebihi harapan nor-
n

setiap pamong sebagai pemimpin dalam proses


mal dalam pekerjaan.
da

pendidikan karena melaksanakan tutwuri


Kepuasan kerja sebagai wujud dari penilaian handayani yaitu mengikut dari belakang dan
an

perasaan seperti senang dan tidak senang tentang memberi pengaruh, ing madya mangun karsa
iti

pekerjaan, memiliki beberapa faktor pendorong yaitu berada di tengah membangun semangat,
l
ne

pada diri seseorang. Menurut Robbins (2002) ing ngarsa sung tulada yaitu berada di depan
kepuasan kerja dapat muncul karena kerja yang menjadi teladan.
Pe

secara mental menantang, reward yang baik atau


Dalam asas ketujuh tamansiswa juga
ai

bersesuaian, keadaan kerja yang mendukung,


dikemukakan sumpah jabatan seorang pamong
al

rekan kerja yang mendukung, dan kesesuaian


dan sekaligus ditunjukkan kemuliaan profesi
B

kepribadian dengan pekerjaan. Berdasarkan


guru (Sutikno, 2002; 15). Pengabdian melalui
penjelasan ini dapat dilihat bahwa gaji bukanlah
dunia pendidikan merupakan pilihan sukarela
faktor mutlak yang mendasari orang puas atau
yang dilandasi oleh sepi ing pamrih dan rasa
tidak puas bekerja.
penuh tanggung jawab. Dengan demikian, ketika
Menurut teori Dua Faktor dari Herzberg menjadi guru karena panggilan jiwa, maka akan
(dalam Gibson dkk, 2003; 197), pada umumnya lahir perilaku yang dapat membantu rekan lain
pekerja mengatribusi kepuasan kerja berdasarkan yang memerlukan untuk mensukseskan tujuan
faktor dari dalam (internal) pekerja, seperti organisasi. Semua ini, dapat diraih jika seorang
pencapaian kerja dan promosi. Sebaliknya pekerja guru merasakan kepuasan dalam bekerja.

139
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142

Penutup Daftar Pustaka


Simpulan
Al Qur’an dan terjemahan.
Berdasarkan pada hasil analisis data dan
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan, antara
Pendelatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta:
lain: a. tidak terdapat perbedaan organizational
Rineka Cipta,
citizenship behavior berdasarkan jenis kelamin;
b.tidak terdapat perbedaan organizational Avery, G.A dan Baker. E. 1990. Psychology At
citizenship behavior berdasarkan usia; c. Work. New Jersey. Prentice Hall
Terdapat pengaruh kepuasan kerja yang positif Azwar, S. 2002. Skala Pengukuran. Yogyakarta:

g
terhadap organizational citizenship behavior.

an
Pustaka Pelajar.
Dengan demikian dapat dinyatakan semakin

ar
meningkat kepuasan kerja guru, semakin tinggi Dyne,Van.L., Graham, J.W., Dienesch, R.M.

m
organizational citizenship behavior yang dimiliki 1994. Organizational citizenship behavior,

Se
guru dalam bekerja. Semakin rendah kepuasan construch redefinition, measurement and
kerja, semakin rendah organizational citizenship validation. Academy of management

a
Journal, 41, 108-119.

m
behavior guru. Besarnya sumbangan efektif

ga
organizational citizenship behavior dengan Fitriani. Wawancara tentang Kepuasan Kerja
kepuasan kerja kepada guru sebesar 30,1%.

A
dan Organizational citizenship behavior 1
Ini menunjukkan terdapat faktor lain sebesar Oktober 2013.
an
69,9% yang dapat memengaruhi organizational
ng

George, D., Carrol, P., Kersnick, R., & Calderon,


citizenship behavior pada guru seperti komitmen
K. 1998. Gender related patterns of helping
ba

nilai dalam organisasi, kepribadian, budaya dan


among friends. Psychology of Woman
em

iklim kerja.
Quarterly, Vol.22. 685-704.
ng

Saran Gibson JL, Ivancevich JM, Donnelly JH,


Konopaske R (2003). Organization: Behavior
Pe

Merujuk kepada hasil penelitian dan


kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat Structure Processes. New York: McGraw-Hill
n

diajukan: Companies, Inc.


da

1. Disarankan kepada pemerintah Kabupaten Halim, A.R. 2009. Paradigma Baru Pembinaan
an

Gowa terutama Kementerian Agama Madrasah Swasta. Yogyakarta: Kota


iti

memperhatikan hal-hal yang dapat membantu Kembang.


l
ne

para guru memiliki kepuasan kerja tinggi Hayat, Bahrul. 17 Januari 2010. Guru madrasah
karena dapat memengaruhi kemampuan
Pe

diperkirakan sudah cukup. www.


guru MA dalam mewujudkan organizational eksposenews.com. Diakses 23 disember
ai

citizenship behavior; 2010.


al

2. Adanya kepuasan kerja yang dirasakan guru


B

Ilyas, H. Wawancara tentang Kepuasan Kerja


sehingga dapat mewujudkan organizational dan Organizational citizenship behavior 1
citizenship behavior, maka selayaknya Oktober 2013.
pekerjaan mengajar dapat berdampak
pada meningkatnya motivasi siswa untuk Andriani, Gita dan Djalali, M As’ad dan Sofiah,
berprestasi; Diah. 2012. Hubungan Antara Kepuasan
Kerja Dengan OCB Pada Karyawan. Jurnal
3. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk Penelitian Psikologi, 2012, Vol 03, No 01,
meneliti organizational citizenship behavior 341-354.
yang berkaitan dengan tipe kepribadian,
budaya, komitmen organisasi, efikasi diri, dll.

140
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman

Konrad, A.M; Ritchie, J.E; Lieb, P & Corrigal, ___. 1995. A mean analitic review of attitudinal
E., 2000. Sex differences and similarities in and dispositional predictor of orgaizational
job atributte preferences: a meta analysis. citizenship behavior. Personal Psychology.
Psychological Bulletin, Vol. 126: 593-641. Vol. 48, 775-803.
Landy, F.J & Conte, J.F. 2010. Work in the 21st Podsakoff, P.M., & Mc Kenzie, S.B. 1994.
century: an introduction to industrial and Organizational citizenship behavior and
organizational psychology. Wiley John sales unit effectiveness. Journal of Marketing
Wiley & Sons. Inc. Research, 31, 351-363.
Lovell, S.E., Kahn, A.S., Anton, J., Davidson, A., ___. Ahearne, M., & Mc Kenzie, S.B. 1997.

g
an
Dowling, E., Post, D., & Mason, C. 1999. Does Organizational citizenship behavior and the
gender affect the link between organizational quantitative and qualitative of work group

ar
citizenship behavior and preference performance. Journal of Applied Psychology,

m
evaluation? Sex Roles, Vol.41, 469-478 . Vol.82: 262-270.

Se
Li,N. Liang, J. Crant, J,M. 2010. The Role of ___, MacKenzie, S.B., Paine, J.B., & Bachrach,

a
m
Proactive Personality in Job Satisfaction D.G. 2000. “Organizational citizenship

ga
and Organizational citizenship behavior: A behaviors: a critical review of the theoretical
Relationship Perspective. Jounal of Applied and empirical literature and suggestions for

A
Psychology. Vol. 95. No.2. 395-404. future research,” Journal of Management
an
(26:3), pp 513-563.
Muttaqin, Z. 2010. Dunia Guru dan Pengajaran,
ng

www.google.com, diunduh pada tanggal 20 Rahim, H. 2005. Madrasah dalam Politik


ba

Juni 2010. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Logos-


em

Wacana Ilmu.
Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan Belajar
ng

dan Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina ___. 2001. Arah baru Pendidikan Islam di
Aksara. Indonesia. Jakarta: Logos.
Pe

Netemeyer, R.G., Boles J.S., Mc Kee, D.O., Mc Rahman, Ulfiani. 2013. Hubungan di Antara
n

Murrian, R. 1997. An investigation into the Efikasi Kendiri, Burnout, Kepuasan Kerja
da

antecedents of organizational citizenship dengan Organizatioanal Citizenship


an

behaviors in a personal selling context, Behavior Pada Guru MAN di Sulawesi Selatan
iti

J.Mark; 61 (3); 85-98. Indonesia. Disertasi. Tidak Diterbitkan.


l

Malaysia: Universty Kebangsaan Malaysia.


ne

Novliadi, F. 2007. Organizational citizenship


behavior karyawan di tinjau dari persepsi Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi.
Pe

terhadap kualitas interaksi antara atasan and Jakarta: PT Indeks.


ai

bawahan and persepsi terhadap dukungan


Rudianto (Guru Fiqhi). Wawancara tentang
al

sosial. Tesis. Meand: Fak. Kedokteran


Kepuasan Kerja dan Organizational citizen-
B

Universitas Sumatra Utara.


ship behavior Tanggal 1 Oktober 2013.
Organ, D.W. 1988. Organizational citizenship
Salehi, M. & Gholtash, A,. 2011. The relationship
behavior: The Good Soldier Syndrome.
between job satisfaction, job bunout,
Lexington, MA: Lexington Books.
& organizational commitment with the
___ & Konovsky, M. 1989. Cognitive vs affective organizational citizenship behavior among
determinants of organizational citizenship members of faculty in the Islamic Azad
behavior. Journal of Applied Psychology, university- first distric branches, in order
Vol.74: 157-164. to provide the appropriate model. Procedia
Social and Behavioral Sciences 15, 306-310.

141
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142

Setiawati. Amy Novita. 2012. Hubungan Antara Tanpa Nama. Stress kerja. http://pio.usu.ac.id.
Kepuasan Kerja dengan OCB pada Karyawan Diunduh 29 oktober 2010.
PT Bank Mandiri. Skripsi. http; digilib.uin.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
suka.ac.id diakses 1 Mei 2014.
Sistem Pendidikan Nasional.
Sidi, Indra, Djati, 2001. Menuju Masyarakat Be-
UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
lajar; Menggagas Paradigma Baru Pendidi-
Dosen.
kan, Cet. I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Vecehio, R.P. 2003. Organizational behavior:
Somech, A., & Drach-Zahavy, A. 2000.
core concept. 5th edition, Thomson. South
Understanding extra-role behaviour in

g
Western.

an
schools: the relathionship between job
satisfaction, sense of efficacy, and teachers’ Wanxian, Li. & Weiwu, W. 2007. A Demographic

ar
extra-role behaviour. The Teaching and study on citizenship behavior as in role

m
Teacher Education. 16, 649-659. orientation. Personality and Individual

Se
Differences 42 (2): 225-234A.
Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian,

a
Williams, L.J. & Anderson, S.E., 1991. Job

m
Bandung: Alfabeta.
Satisfaction and organizational commitment

ga
Supriyoko. Pendidikan Tanpa Guru. www.
as predictor of organizational citizenship and

A
kompas.com. Diunduh pada tanggal 22 Juli
in-role behaviors, Journal of Management,
an
2002.
Vol 17: 601-617.
ng

Suryabrata, S. 1984. Psikologi Pendidikan. Cet.


Wright, P.M., George, J.M., Farnsworth, S.R.,
Pertama. Jakarta: Rajawali.
ba

& Mc Mahan, G.C. 1993. Productifity and


em

Sutikno. 2002. Ketamansiswaan: Sejarah extra role behavior: the effects of goals and
Perjuangan dan Ajaran Hidup Tamansiswa. incentives on spontaneuos helping. Journal
ng

Handout. Universitas Sarjanawiyata of Applied Psychology. Vol. 78: 374-381.


Pe

Tamansiswa Yogyakarta.
Yuwono, I. et al. 2005. Psikologi industri &
Smith, C.A., Organ, D.W., and Near, J.P., 1983. organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi
n
da

Organizational citizenship behavior. Jour- Universitas Airlangga.


nal of Applied Psychology, Vol.68. No.4.
an

Zeinabadi, H. 2010. Job satisfaction and


653-663.
organizational commitment as antecedents
iti

Schwarzer, R., & Hallum, S. 2008. Perceived of organizational behaviour of teachers.


l
ne

teacher self efficacy as a predictor of job stress Procedia Social and Behaviour Sciences. 5
Pe

and burnout: mediation analysis. Applied (2010) 998-1003.


Psychology: An International Review, 57.
ai

152-171.
al
B

142

Вам также может понравиться