Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ulfiani Rahman
g
an
ar
m
ulfiani rahman
Se
a
Abstract
m
FTK UIN Alauddin Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata-
ga
Gowa Organizational Citizenship Behavior (OCB) is an attitude very important in organizations
Telp: 0411-861879, Fax: 0411- of every individual, because it can indirectly help the success of the organization. One of
A
8221400 factors that influences the emergence of OCB is job satisfaction. Several studies have shown
an
e-mail: ulfianirahman@yahoo.co.id that age and gender affect the individual’s ability to realize the OCB in the workplace. This
Naskah diterima: 31 Januari 2014
study aimed to determine the differences in organizational citizenship behavior based on
ng
and Organizational Citizenship Behavior scale. The samples in this study are 32 teachers in
Madrasah Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa in South Sulawesi.Data were analyzed
ng
using inferential statistical techniques: t-test analysis,one way ANOVA, and simple linear
regression analysis. The results showed that there were no differences in organizational
Pe
citizenship behavior.
da
Abstrak
iti
sangat penting dimiliki setiap individu, karena secara tidak langsung dapat membantu
ne
kesuksesan organisasi. Salah satu yang dianggap mampu mempengaruhi munculnya OCB
Pe
adalah kepuasan kerja. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia dan
jenis kelamin berpengaruh terhadap kemampuan individu mewujudkan OCB di tempat
ai
kerja. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan organizational
al
131
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142
g
2005 Tentang Guru dan Dosen).
an
dibedakan menjadi dua, yaitu madrasah negeri
yang sepenuhnya dikelola oleh pemerintah, baik Proses pendidikan mengharapkan terjadinya
ar
dari segi dana maupun fasilitasnya dan madrasah perubahan, baik dari segi pemikiran (kognitif),
m
swasta yang didirikan oleh masyarakat umum perasaan (afeksi), maupun psikomotor untuk
Se
dengan badan hukum yayasan (dana dan fasilitas dapat digunakan berinteraksi dengan lingkungan
(Suryabrata, 1984; 289). Proses ini berlaku pada
a
berasal dari masyarakat). Jumlah madrasah
m
mengalami peningkatan hingga 3 persen setahun. semua negara termasuk Indonesia. Berdasarkan
ga
Madrasah yang berstatus swasta mencapai 91,5 hal tersebut, maka sepatutnya pemerintah
A
persen, dan yang berstatus madrasah negeri memberi perlakuan yang sama dalam mengelola
an
hanya 8,5 persen. Adapun jumlah siswa mencapai kedua jalur pendidikan ini (madrasah negeri
dan swasta), mengingat pendidikan madrasah
ng
130,000 guru Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan dibandingkan pendidikan umum.
em
lebih 500,000 jumlah guru yang bukan PNS Sebagaimana yang dinyatakan oleh Supriyoko
serta mengajar di sekolah negeri maupun swasta bahwa yang mempengaruhi keberhasilan pendi-
ng
sah mendapatkan sentuhan manajemen dan ke- Tugas dan fungsi guru diuraikan pula secara jelas
da
pemimpinan yang baik disertai dengan kualitas dalam undang-undang guru dan dosen. Namun
mereka turut dibebani dengan tugas tambahan,
an
nomi menengah ke bawah, tetapi juga golongan mengenal lingkungan kerja barunya, mengikuti
l
ne
ekonomi menengah ke atas. Sebetulnya, me- undangan rapat, memberikan tambahan penge-
tahuan kepada siswa di luar dari kewajibannya,
Pe
keagamaan komunitas madrasah dan dukungan tidak perlu, serta berusaha membantu organisasi
al
wali murid, serta pemerhati pendidikan madra- (sekolah) keluar dari masalah yang tengah dih-
B
sah. Ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat adapai. Gejala-gejala perilaku yang ditunjukkan
untuk menyumbang kepada kegiatan keagamaan, oleh guru tersebut biasa dikenal dengan istilah
sehingga madrasah dapat memperoleh bantuan organizational citizenship behavior di tempat
dana dari zakat, sedekah, wakaf, tasyakuran dan kerja, yaitu perbuatan membantu orang lain se-
lain sebagainya dengan kata lain, madrasah tum- cara sukarela dan di luar dari kewajibannya. Jika
buh dari inisiatif dan didanai oleh masyarakat dikaitkan dengan ajaran Islam, maka madrasah
sendiri (Halim, 2009; 11). yang merupakan lembaga pendidikan agama sa-
ngat menekankan perlunya menegakkan tolong-
Selain sumber dana yang perlu jelas, maka menolong dalam kebaikan dan menghindari
hal penting lain yang berpengaruh terhadap
132
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman
g
dan belum ditemukan penelitian yang mengambil
besar waktu guru digunakan untuk bekerja.
an
sampel di lembaga pendidikan seperti guru di
Memperhatikan permasalahan tersebut,
ar
madrasah swasta baik di luar Indonesia maupun
tampak bahwa sulit mewujudkan organizatio-
m
di Indonesia, seperti rekomendasi hasil penelitian
nal citizenship behavior di tempat kerja jika pe-
Se
Ulfiani Rahman (2013; 2014).
kerja mengalami ketidakpuasan dalam bekerja.
Tujuan penelitian sesuai dengan rumusan
a
Sebagaimana hasil penelitian Li, Liang dan Crant
m
masalahnya adalah 1) mengetahui perbedaan
(2010; 395-404) mendapati bahwa semakin besar
ga
organizational citizenship behavior berdasarkan
kepuasan kerja yang dimiliki, semakin besar juga
A
jenis kelamin, 2) mengetahui perbedaan
kemampuan mewujudkan organizational citizen-
organizational citizenship behavior berdasarkan
an
ship behavior di tempat kerja. Bahkan ditunjuk-
usia, dan 3) menguji pengaruh kepuasan kerja
ng
Jika memperhatikan hasil observasi pada dalam belajar. Sementara bagi sekolah, adanya
Pe
guru MA Madani Alauddin dan dikuatkan melalui lingkungan sekolah yang menyenangkan karena
wawancara dengan Pak Rudianto dan Pak Hamka guru-guru merasakan kepuasan dalam bekerja
ai
133
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142
g
untuk mendukung pencapaian tugas-tugas dalam pekerja yang senang dalam bekerja menunjukkan
an
organisasi, maka sesuatu yang dicapai pekerja perilaku yang dapat memengaruhi sikap dan
ar
tidak mencukupi jika hanya bekerja berdasarkan pandangan yang positif terhadap pekerjaan.
m
tugas masing-masing melainka perlu adanya Sebaliknya bagi pekerja yang tidak senang
Se
peranan yang lebih dari deskripsi kerja formal dengan pekerjaannya, akan menunjukkan sikap
(extra role behavior). Inilah yang disebut dengan yang negatif dalam menjalankan tugasnya.
a
m
organizational citizenship behavior (Smith, dkk, Faktor tersebut menunjukkan bahwa semakin
ga
1983; 653-663). lama individu bekerja akan memengaruhi
A
Kedua istilah (in role behavior dan extra role keluwesannya dalam berinteraksi di tempat
an
behavior) memiliki perbedaan dalam hal reward. kerja. Tetapi tidak semestinya seorang pekerja
yang baru akan menunjukkan kekakuan dalam
ng
laku extra role adalah bebas dari pada reward menunjukkan tingkah laku bekerja.
dan ia dikaitkan dengan penghargaan intrinsik. Menurut Organ (1988) ada lima dimensi
ng
Tingkah laku extra role wujud karena pekerja organizational citizenship behavior, yaitu:
Pe
menolong individu lain, menjadi sukarelawan peradaban (courtesy), kemurnian sivik (civic
untuk tugas-tugas tambahan, patuh terhadap virtue). Kemudian Podsakoff, Ahearne dan
an
aturan serta prosedur di tempat kerja. Kesemua MacKenzie (1997; 262-270) menggabungkan
iti
tingkah laku ini menggambarkan bentuk tingkah dimensi altruisme, kehematan dan peradaban
l
ne
laku prososial, yaitu tingkah laku sosial yang menjadi satu dimensi yang disebut sebagai
positif, konstruktif dan membantu. Tujuannya tingkah laku menolong. MacKenzie, Podsakoff
Pe
adalah mendukung lingkungan organisasi, sosial dan Ahearne (1997; 262-270) serta MacKenzie
ai
behavior merupakan: a. tingkah laku sukarela, behavior, yaitu: tingkah laku menolong
bukan tindakan terpaksa terhadap hal-hal yang (altruisme), kepatuhan (obedience), dan sikap
merangkum keperluan organisasi; b. tingkah laku setiakawan (sportmanship).
pekerja sebagai wujud dari kepuasan, berdasarkan Sementara item-item pernyataan dalam
prestasi, tidak diperintahkan secara formal; c. organizational citizenship behavior dikemukakan
tiada hubungan secara langsung dengan sistem oleh Netemeyer dkk, Organ dan Konovsky dan
reward yang formal. Williams dan Anderson (dalam Schwarzer &
Sementara faktor-faktor yang memengaruhi Halum, 2008; 152-171) yaitu: a. Tingkah laku
organizational citizenship behavior antara lain menolong (helping behavior), menggambarkan
134
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman
tingkah laku pekerja yang ingin membantu rekan reward yang diberikan organisasi/sekolah.
sekerja dan menolong pekerja yang masih baru.
Secara praktis, terdapat dua faktor yang
Misalnya, membantu menyelesaikan tugas-
memengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor
tugas yang sukar, dan menolong menyesuaikan
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Menurut Vecehio
pekerjaan bagi pekerja-pekerja baru. Contoh
(2003), faktor intrinsik adalah faktor yang berasal
tingkah laku menolong yaitu membantu rekan
dari dalam diri dan memiliki nilai psikologis
sekerja yang memiliki masalah secara sukarela,
seperti kepuasan dalam mengatur diri, autonomi
memberikan usaha yang kuat dan memberikan
(kemandirian dalam memilih pekerjaan). Faktor
sarana untuk mengembangkan diri; b.
ekstrinsik pula adalah faktor yang berasal dari
g
Kemurnian sivik (civic virtue), merujuk kepada
luar diri pekerja berupa keadaan fisik lingkungan
an
tindakan yang bersifat membangun dalam
kerja, interaksinya dengan pekerja lain, dan
ar
kegiatan organisasi, seperti hadir secara sukarela
sistem penggajian.
m
dalam pertemuan, memberi respon secara cepat
Kemudian dua dimensi kepuasan kerja
Se
terhadap korespondens; c. Semangat setiakawan
(sportmanship) menunjukkan keinginan pekerja dikemukakan oleh Herzberg (dalam Furnham
a
untuk toleran terhadap kemunduran kecil yang 1997; Landy & Conte 2010; 407) yaitu kepuasan
m
mungkin terjadi di tempat kerja. Contohnya, kerja intrinsik dan kepuasan kerja ekstrinsik.
ga
tidak mudah melakukan aduan terhadap masalah Kepuasan kerja intrinsik diartikan sebagai
A
yang tidak terlalu penting, dan tidak mencari perasaan kepuasan individu terhadap aspek
an
kesalahan para pekerja lain. dalam kerjanya seperti sifat kerja, pencapaian,
ng
152-171).
demikian dapat dipahami bahwa dimensi
n
organisasi. Avery dan Baker (1990) menyatakan Hubungan Kepuasan Kerja dan
l
135
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142
g
Somech dan Drach-Zahavy (2000; 649-659�����
������������
) me-
an
lalui analisis korelasi Pearson diperoleh hubungan
Hipotesis
ar
yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja
Berdasarkan uraian di atas dapat dibentuk
m
dengan tiga bahagian dari tingkah laku extra-role
beberapa hipotesis:
Se
seperti pelajar, anggota dan organisasi.
Hasil penelitian Ulfiani (2013) pada guru H1: Terdapat perbedaan organizational
a
m
MAN di Sulawesi Selatan, Amy Novita Setiawati citizenship behavior berdasarkan jenis
ga
(2012) pada karyawan bank Mandiri wilayah kelamin pada guru MAN di Makassar.
A
Bandung, Gita Andriani, M As’ad Djalali dan Diah H2: Terdapat perbedaan organizational
Sofiah (2012; 341-354) yang meneliti karyawan
an
citizenship behavior berdasarkan usia pada
PT menunjukkan bahwa terdapat hubungan guru MAN di Makassar.
ng
Paopao.
citizenship behavior di tempat kerja.
Pe
sebagai variabel moderator karena dari penelitian- Penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu:
da
penelitian lepas menunjukkan adanya pengaruh variabel terikat (Y) yaitu organizational
yang signifikan antara kepuasan kerja dengan citizenship behavior; variabel bebas (X ) yaitu
an
organizational citizenship behavior. Penelitian kepuasan kerja, dan variabel moderator (M) yaitu
iti
Konrad dkk (2000; 593-641) mendapati faktor demografi (jenis kelamin & usia). Penelitian
l
ne
wanita lebih memiliki kemampuan menolong, ini melibatkan 32 guru Madrasah Aliyah Madani
bersahabat dan bekerjasama dengan individu lain
Pe
469-478) mendapati perbedaan yang signifikan kurang dari 100 orang, maka diambil semua.
al
136
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman
ekstrinsik 6 item. Nilai reliabilitas adalah 0.87. Tabel 11.2. Data Deskriptif Skor Empirik & Skor
Kemudian skala organizational citizenship Hipotetis Kepuasan Kerja (KK) & Organizational citi-
behavior dikembangkan oleh Netemeyer dkk zenship behavior (OCB)
(1997), Organ dan Konovsky (1989) serta Williams Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
dan Anderson (1991) dan digunakan juga oleh
VT-OCB 42 65 51,41 4,937 13 65 39 8
Ulfiani Rahman (2013). Alat ukur ini, terdiri
VB-KK 56 85 69,53 7,666 19 95 57 12
dari 13 item pernyataan, dengan 3 sub skala
yaitu tingkah laku menolong (helping behavior) Berdasarkan data deskriptif pada tabel 2,
merangkum 5 item, semangat setiakawan maka penelitian ini, menggunakan kategori tiga
g
(sportsmanship) mengandung 4 item dan jenjang (Azwar, 2002). Perolehan hasil deskriptif
an
kemurnian sivik (civic virtue) terdiri dari 4 item. dapat dilihat dalam Tabel 11.3.
ar
Nilai reliabilitas skala adalah 0,82. Kemudian skor
Tabel 11.3. Kategorisasi Organizational citizenship
m
dinilai melalui skala likert lima point. Sementara
behavior dan Kepuasan Kerja
Se
wawancara digunakan untuk memperkuat hasil
penelitian yang dilakukan. Data yang telah siap, Variabel
a
dianalisis dengan menggunakan metode statistik Kategorisasi Organizational F % Kepuasan F %
m
citizenship
deskriptif dan inferensial. Kaedah inferensi Kerja
ga
behavior
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian Rendah X < 31 - 0 X < 45 - 0
A
dengan analisis regresi linier sederhana, uji t dan Sedang 31-47 3 0,09 45-69 15 0,47
an
analisis variansi satu jalan. Analisis penelitian Tinggi 47 ≤ X 29 0,91 69 ≤Xx 17 0,53
ng
ver.17.
Berdasarkan hasil analisis data dan
em
Hasil Penelitian
Analisis Deskripsi Data kerja guru Madrasah Aliyah Madani Alauddin
Pe
Tabel 11.1. Data Deskripsi Penelitian berdasarkan terhadap data penelitian maka dilakukan uji
Jenis Kelamin dan Usia
iti
Jenis Kelamin Jumlah Usia Jumlah / Persen yaitu: Uji Normalitas menunjukkan sebaran data
Pe
Perempuan 16
Jumlah 32 Jumlah 32 orang / 100% Hasil Uji Hipotesis
Bagian keputusan yang kedua mengemukakan
Berdasarkan analisis data statistik deskriptif hasil penelitian yang berhubungan dengan
tersebut, dapat diketahui skor empirik dan skor hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik
hipotetik organizational citizenship behavior dan statistik parametrik.
skor kepuasan kerja, seperti yang ditunjukkan
a. Uji t. Hasil penelitian berdasarkan analisis
dalam Tabel 11.2.
uji t menunjukkan tidak terdapat perbedaan
organizational citizenship behavior
berdasarkan jenis kelamin. Hasil tersebut
137
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142
dapat dilihat pada nilai t hitung < t tabel karena adanya perasaan memiliki dan berusaha
(-0,746 < 2,013), dengan nilai signifikansi P = mendukung tujuan organisasi. Apalagi jika
0,376 > 0,05, sehingga hipotesis ditolak. mereka diperlakukan dengan penuh kesadaran
serta dipercaya oleh organisasi.
b. Analisis Variansi 1 Jalan. Hasil penelitian
melalui analisis variansi 1 jalan menunjukkan Alasan lain yang dapat mendukung hasil
tidak terdapat perbedaan organizational penelitian ini bahwa guru-guru di Madrasah
citizenship behavior berdasarkan usia. F Aliyah Madani Alauddin Paopao Gowa merasa
hitung lebih kecil dari F tabel (0,090 < 2,947), senasib dalam menjalankan tugas, yaitu para
dan nilai signifikansi P= 0,965 > 0,05, sehingga guru yang belum menjadi pegawai negeri sipil
g
hipotesis ditolak. atau masih berstatus guru honor baik laki-laki
an
mahupun perempuan, memiliki misi bekerja
c. Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian
ar
yang mirip yaitu keinginan untuk mensukseskan
dengan menggunakan analisis regresi
m
program pembelajaran dan menjadi perhatian
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar
Se
para guru tersebut (Rudianto, 2013). Apalagi
3,597 dan nilai t tabel sebesar 2,045 atau
mereka menyadari bahwa mengajar dengan
a
3,597 > 2,045, dengan nilai p= 0,001< 0,05.
m
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab
Ini menggambarkan bahwa hipotesis ketiga
ga
akan dapat menjadi penentu langgengnya sebuah
(H3) diterima, yaitu terdapat pengaruh positif
A
sekolah swasta seperti madrasah madani ini
kepuasan kerja terhadap organizational
an
(Fitriani, 2013). Selain itu koordinasi yang baik
citizenship behavior. Semakin meningkat
terbangun di antara semua komponen pendidikan
ng
138
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman
dapat pengaruh kepuasan kerja terhadap orga- akan mengatribusi ketidakpuasan dalam bekerja
nizational citizenship behavior. Hasil penelitian pada faktor-faktor dari luar (eksternal) seperti
tersebut selaras dengan penelitian yang dilaku- gaji, dukungan rekan sekerja dan penyelia.
kan oleh Salehi dan Goltash (2011; 306-310) bah-
Hasil penelitian Zeinabadi (2010; 998-
wa kepuasan kerja secara positif memengaruhi
1003) menunjukkan bahwa kepuasan kerja
organizational citizenship behavior. Ini berarti
intrinsik adalah variabel yang dominan secara
bahwa meningkatnya kepuasan kerja anggota
langsung memengaruhi organizational
organisasi menyebabkan organizational citizen-
citizenship behavior. Hasil penelitian demikian
ship behavior semakin meningkat.
menggambarkan bahwa guru-guru di sekolah
g
Jika melihat pada kategorisasi jenjang agama yang merasakan puas dalam bekerja,
an
menunjukkan bahwa organizational citizenship mampu mengontrol dirinya bekerja, yaitu dapat
ar
behavior berada pada kategori tinggi. Sementara memberikan waktu kepada rekan sekerjanya
m
sumbangan efektif kepuasan kerja hanya 30,1% untuk membantu mengatasi masalah yang
Se
pada organizational citizenship behavior. Ini sedang dihadapi. Ini juga sejalan dengan budaya
berarti bahwa terdapat 69,9% organizational masyarakat Sulawesi Selatan yang memiliki
a
m
citizenship behavior dipengaruhi oleh faktor lain, budaya tolong menolong dalam pelbagai hal
ga
seperti budaya dan iklim kerja, serta komitmen termasuk ketika berada di sekolah, baik dalam
A
nilai. Adanya hasil frekuensi yang sama sama kegiatan individu maupun dalam kegiatan
tinggi dalam penelitian ini antara organization-
an
kelompok yang merupakan bukti adanya
al citizenship behavior dengan kepuasan kerja kepuasan dalam bekerja.
ng
perasaan seperti senang dan tidak senang tentang memberi pengaruh, ing madya mangun karsa
iti
pekerjaan, memiliki beberapa faktor pendorong yaitu berada di tengah membangun semangat,
l
ne
pada diri seseorang. Menurut Robbins (2002) ing ngarsa sung tulada yaitu berada di depan
kepuasan kerja dapat muncul karena kerja yang menjadi teladan.
Pe
139
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142
g
terhadap organizational citizenship behavior.
an
Pustaka Pelajar.
Dengan demikian dapat dinyatakan semakin
ar
meningkat kepuasan kerja guru, semakin tinggi Dyne,Van.L., Graham, J.W., Dienesch, R.M.
m
organizational citizenship behavior yang dimiliki 1994. Organizational citizenship behavior,
Se
guru dalam bekerja. Semakin rendah kepuasan construch redefinition, measurement and
kerja, semakin rendah organizational citizenship validation. Academy of management
a
Journal, 41, 108-119.
m
behavior guru. Besarnya sumbangan efektif
ga
organizational citizenship behavior dengan Fitriani. Wawancara tentang Kepuasan Kerja
kepuasan kerja kepada guru sebesar 30,1%.
A
dan Organizational citizenship behavior 1
Ini menunjukkan terdapat faktor lain sebesar Oktober 2013.
an
69,9% yang dapat memengaruhi organizational
ng
iklim kerja.
Quarterly, Vol.22. 685-704.
ng
1. Disarankan kepada pemerintah Kabupaten Halim, A.R. 2009. Paradigma Baru Pembinaan
an
para guru memiliki kepuasan kerja tinggi Hayat, Bahrul. 17 Januari 2010. Guru madrasah
karena dapat memengaruhi kemampuan
Pe
140
Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior pada Guru Madrasah Aliyah...
Ulfiani Rahman
Konrad, A.M; Ritchie, J.E; Lieb, P & Corrigal, ___. 1995. A mean analitic review of attitudinal
E., 2000. Sex differences and similarities in and dispositional predictor of orgaizational
job atributte preferences: a meta analysis. citizenship behavior. Personal Psychology.
Psychological Bulletin, Vol. 126: 593-641. Vol. 48, 775-803.
Landy, F.J & Conte, J.F. 2010. Work in the 21st Podsakoff, P.M., & Mc Kenzie, S.B. 1994.
century: an introduction to industrial and Organizational citizenship behavior and
organizational psychology. Wiley John sales unit effectiveness. Journal of Marketing
Wiley & Sons. Inc. Research, 31, 351-363.
Lovell, S.E., Kahn, A.S., Anton, J., Davidson, A., ___. Ahearne, M., & Mc Kenzie, S.B. 1997.
g
an
Dowling, E., Post, D., & Mason, C. 1999. Does Organizational citizenship behavior and the
gender affect the link between organizational quantitative and qualitative of work group
ar
citizenship behavior and preference performance. Journal of Applied Psychology,
m
evaluation? Sex Roles, Vol.41, 469-478 . Vol.82: 262-270.
Se
Li,N. Liang, J. Crant, J,M. 2010. The Role of ___, MacKenzie, S.B., Paine, J.B., & Bachrach,
a
m
Proactive Personality in Job Satisfaction D.G. 2000. “Organizational citizenship
ga
and Organizational citizenship behavior: A behaviors: a critical review of the theoretical
Relationship Perspective. Jounal of Applied and empirical literature and suggestions for
A
Psychology. Vol. 95. No.2. 395-404. future research,” Journal of Management
an
(26:3), pp 513-563.
Muttaqin, Z. 2010. Dunia Guru dan Pengajaran,
ng
Wacana Ilmu.
Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan Belajar
ng
dan Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina ___. 2001. Arah baru Pendidikan Islam di
Aksara. Indonesia. Jakarta: Logos.
Pe
Netemeyer, R.G., Boles J.S., Mc Kee, D.O., Mc Rahman, Ulfiani. 2013. Hubungan di Antara
n
Murrian, R. 1997. An investigation into the Efikasi Kendiri, Burnout, Kepuasan Kerja
da
behaviors in a personal selling context, Behavior Pada Guru MAN di Sulawesi Selatan
iti
141
Jurnal “Analisa” Volume 21 Nomor 01 Juni 2014
halaman 131-142
Setiawati. Amy Novita. 2012. Hubungan Antara Tanpa Nama. Stress kerja. http://pio.usu.ac.id.
Kepuasan Kerja dengan OCB pada Karyawan Diunduh 29 oktober 2010.
PT Bank Mandiri. Skripsi. http; digilib.uin.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
suka.ac.id diakses 1 Mei 2014.
Sistem Pendidikan Nasional.
Sidi, Indra, Djati, 2001. Menuju Masyarakat Be-
UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
lajar; Menggagas Paradigma Baru Pendidi-
Dosen.
kan, Cet. I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Vecehio, R.P. 2003. Organizational behavior:
Somech, A., & Drach-Zahavy, A. 2000.
core concept. 5th edition, Thomson. South
Understanding extra-role behaviour in
g
Western.
an
schools: the relathionship between job
satisfaction, sense of efficacy, and teachers’ Wanxian, Li. & Weiwu, W. 2007. A Demographic
ar
extra-role behaviour. The Teaching and study on citizenship behavior as in role
m
Teacher Education. 16, 649-659. orientation. Personality and Individual
Se
Differences 42 (2): 225-234A.
Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian,
a
Williams, L.J. & Anderson, S.E., 1991. Job
m
Bandung: Alfabeta.
Satisfaction and organizational commitment
ga
Supriyoko. Pendidikan Tanpa Guru. www.
as predictor of organizational citizenship and
A
kompas.com. Diunduh pada tanggal 22 Juli
in-role behaviors, Journal of Management,
an
2002.
Vol 17: 601-617.
ng
Sutikno. 2002. Ketamansiswaan: Sejarah extra role behavior: the effects of goals and
Perjuangan dan Ajaran Hidup Tamansiswa. incentives on spontaneuos helping. Journal
ng
Tamansiswa Yogyakarta.
Yuwono, I. et al. 2005. Psikologi industri &
Smith, C.A., Organ, D.W., and Near, J.P., 1983. organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi
n
da
teacher self efficacy as a predictor of job stress Procedia Social and Behaviour Sciences. 5
Pe
152-171.
al
B
142