Вы находитесь на странице: 1из 11

Kunci kemakmuran suatu Negeri adalah Penduduknya yg Bertakwa

Tidak dapat dipungkiri, manusia diciptakan sebagai kholifah dan pemakmur bumi ...
Namun pernahkah dibayangkan, apa yang dilakukan Manusia dalam memakmurkan Bumi ?
Yang terjadi malah Manusia melakukan kerusakan di Bumi ini ...
Tipu-menipu, saksi palsu, fitnah2, curang, perilaku lesbian, gay, biseksual, transgender dan
masih banyak lagi kerusakan yang dilakukan Manusia ...
Sengaja meninggalkan Sholat, meninggalkan Puasa di Bulan Romadlon, tidak mau berzakat, dan
tidak mau berhaji padahal ia mampu ...
Sengaja menghalangi Manusia dari jalan Allah, dan berharap agama Allah dibelokkan dari
jalanNya yang lurus ...
Jalan yang sesuai dengan apa2 yang dicontohkan Nabi SAW dan para Sahabat Beliau ...

Apa hubunganya mengenai perilaku manusia dengan kerusakan atau musibah di Bumi ?
Perlu diingat, yang menumbuhkan pohon, menjadikan gempa, yang menjadikan siang dan malam,
yang membuka pintu-pintu rizki hanyalah Allah, bukan manusia ...
Manusia hanya memanfaatkan fasilitas yang diberikan Allah ...
Kalau Manusia durhaka dan ingkar kepada Allah, maka apakah yang terjadi dengan Bumi ini ?

Begitu juga sebaliknya, andaikan penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Allah
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi ...
Akan dibukakan pintu rizki yang arah datangnya tidak terduga, lagi membawa berkah ...
Setiap usaha yang dilakukan Manusia, akan membawa berkah, karena ketakwaan mereka ...

Namun, sayang sekali, kebanyakan Manusia mendustakan ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasaan
Allah ...
Maka Allah akan menyiksa mereka disebabkan perbuatannya, dengan apa yang disebut manusia
dengan Bencana Alam ...
Gempa bumi, banjir merata, tanah longsor, kesulitan dalam mencari rizki yang halal, dan masih
banyak lagi ...
Namun kebanyakan Manusia mengingkari, bahwa semua itu peringatan yang berupa adzab
kepada Manusia ...
Yang mereka katakan, "Sesungguhnya gempa bumi itu datangnya menurut siklus tertentu, dan
merupakan gejala alam biasa ..."
Subhanallah, betapa besar pengingkaran mereka ...

Ingatlah, Allah adalah penguasa waktu, ada 2 cara yang penulis ketahui dari perbuatan Dia:
1. Dia mengetahui kedurhakaan hambaNya di suatu waktu tertentu. Lalu Dia persiapkan segala
sesuatunya, jauh sebelum kejadian itu. Dia membuat patahan bumi secara bertahap, tanah yang
gembur secara perlahan dll, jauh hari sebelumnya. Hingga pada saat hari H-nya (yakni
kehancuran yang telah Dia tetapkan, karena kedurhakaan hamba2Nya itu) , Dia kirimkan
bencana itu, bisa berupa gempa bumi, tanah longsor dlsb. Namun kebanyakan manusia
menganggapnya sebagai kejadian alam biasa dengan siklus tertentu. Padahal yang sesungguhnya
terjadi, itu adalah perbuatanNya! Dia sanggup mempercepat atau menunda bencana
sekehendakNya. Karena Dialah pemilik waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang.
Dia sanggup mempersiapkan segalanya jauh sebelum kejadian, hingga kebanyakan manusia
menganggapnya sebagai suatu peristiwa alam biasa.
2. Dia berkehendak melakukan sesuatu diluar hukum kebiasaanNya sendiri. Yakni
dianugerahkan kepada para Nabi, berupa mukjizat yang luar biasa. Hingga nampak jelas
kekuasaanNya bagi semua makhluqNya. Tidak terlihat sebagai gejala alam biasa, namun luar
biasa. Namun, sayang sekali, kebanyakan manusia malah menganggapnya sebagai sihir.!
________________________________
Silahkan baca juga: Apakah itu Takwa
------------------------------------------------

QS 7. Al A'raaf:96

َ‫ض َولَ ٰـ ِكن َكذَّبُواْ فَأ َ َخذْنَ ٰـ ُه ْم ِب َما كَانُواْ َي ْك ِسبُون‬


ِ ‫آء َوٱأل َ ْْ ْر‬
ِ ‫س َم‬ ٍ ‫َولَ ْو أ َ َّن أ َ ْه َل ْٱلقُ َر ٰى َءا َمنُواْ َوٱتَّقَ ْواْ لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِهم بَ َر َك ٰـ‬
َّ ‫ت ِ ِّمنَ ٱل‬

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. "

Bagaimana Sifat Pemimpin Sejati?


Seorang pemimpin sejati tentu adalah pemimpin yang senantiasa bertanggung jawab atas semua
urusan rakyatnya. Ia selalu berupaya keras memenuhi semua kebutuhan rakyatnya. Ia tak
mungkin membiarkan rakyatnya kelaparan, kesusahan, sakit, terlantar, terancam keselamatan
jiwanya, dsb. Seorang negarawan benar-benar memahami dan mengamalkan sabda Rasulullah
saw.:

ِْ
‫اْل َما ُم َراعٍ َو َم ْسئُو ٌل َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬

“Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus.”
(HR al-Bukhari).

Sabda Rasulullah saw.:

‫صحٍ ِإ ََّّل َح َّر َم هللاُ َعلَ ْي ِه ال َجنَّة‬ ْ ‫َم ِن ا ْست َْر َعاهُ هللاُ َر ِعيَّةً ث ُ َّم لَ ْم ي ُِح‬
ْ ُ‫ط َها ِبن‬

“Siapa saja yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu ia tidak memimpin rakyat
dengan tulus/loyal, maka Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Setelah Rasulullah saw., juga Khalifah Abu Bakar ra., salah satu negarawan sejati adalah
Khalifah Umar ra. Beliau adalah salah seorang khalifah yang benar-benar mencintai rakyatnya.
Beliau, antara lain, terkenal dengan kata-katanya, “Kalau aku banyak istirahat pada siang hari,
berarti aku menelantarkan rakyatku. Jika jika aku banyak tidur pada malam hari, berarti aku
menyia-nyiakan diriku sendiri (tidak shalat malam).” (Ahmad bin Hanbal, Az-Zuhd, hlm. 152).

Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah disebutkan bahwa pada masa paceklik dan banyak
rakyat kesulitan, Khalifah Umar ra. rela hanya makan roti kering yang dilumuri minyak hingga
kulitnya berubah menjadi hitam. Saat itu beliau pernah berkata, “Akulah sejelek-jelek kepala
negara jika aku kenyang, sementara rakyatku kelaparan.”
Begitu besar tanggung jawab Khalifah Umar ra. kepada rakyatnya, beliau pun pernah berkata,
“Jika ada seekor unta mati karena disia-siakan, tidak terurus, aku takut Allah memintai
pertangungjawabanku atas hal itu.” (Ibnu Saad, Ath-Thabaqat, 3/305; Ibnu Abi Syaibah, Al-
Mushannaf, 7/99).

Kenegarawanan Khalifah Umar juga tampak nyata dalam kisah yang dituturkan oleh Abdullah
bin Abbas ra. Kata Ibnu Abbas, “Setiap kali usai shalat, Khalifah Umar senantiasa duduk
bersama rakyatnya. Siapa saja yang mengadukan suatu keperluan, ia segera meneliti keadaannya.
Ia terbiasa duduk sehabis shalat subuh hingga matahari mulai naik, memperhatikan keperluan
rakyatnya. Setelah itu baru ia kembali ke rumah.” (Ibnu Saad, Ath-Thabaqat, 3/288; Tarikh ath-
Thabari, 2/565).

Bab: Cemas dengan Perolehan Rejeki?


Sesungguhnya rejeki itu seperti ajal ...
Telah ditetapkan dalam diri tiap2 makhluq sejak Roh ditiupkan kedalam dirinya ...
Jika ia lari menghindari rejeki, maka rejeki itu akan mengejarnya, seperti seseorang yang lari
menghindari Al Maut, namun Al Maut tetap saja mengejarnya ...
Jika makhluq itu sambat perolehan rejekinya lambat, maka ketahuilah, Al Maut juga bisa lambat
datangnya ...
Jika makhluq itu sambat perolehan rejekinya sedikit sehingga ia sengsara, maka ketahuilah, Al
Maut juga bisa sengsara datangnya ...
Jika makhluq itu menyangka usahanya pasti dapat mendatangkan banyak rejeki, maka
ketahuilah, Al Maut juga bisa tidak segera datang, walaupun makhluq itu menghendaki
kematian ...

Karena itu, wahai makhluq, janganlah mengejar rejeki secara serampangan, namun carilah
dengan cara yang baik ...
Atau kalau Anda meninggalkan rejeki itu karena memilih ibadah, maka ketahuilah, rejeki itu
yang akan mengejarmu, jika rejeki itu memang bagianmu ...

Jangan takut rejekimu disabotase orang lain, karena rejekimu tidak akan bisa pindah ke orang
lain, jika rejeki itu memang bagianmu ...
Namun takutlah ibadahmu kurang, karena tidak ada satupun orang lain yang bersedia
beribadah untuk dirimu ...!
Segala sesuatu dari rejeki yg engkau dapatkan, itulah bagianmu ...
Dan segala sesuatu dari rejeki yg luput dari perolehanmu, itu memang bukan bagianmu ...
Buat apa kecewa, sedih, dongkol, cemas dan lebay, kalau memang bukan bagian dari
rejekimu ...?

Anda mengenal Al Maut, dan sudah pasti Anda akan berusaha menghindari Al Maut, hingga
Anda ke dokter ketika sakit, Anda berjalan di pinggir jalan supaya tidak tertabrak mobil, dan
Anda berhenti ketika kereta api lewat didepan Anda ...
Demikian juga dengan perolehan rejeki, tentu Anda akan berusaha mencari rejeki, dan tidak
hanya berpangku tangan dalam mencari rejeki ...
Itulah persamaan antara Rejeki dan Al Maut ...!

Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata:


Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada
kami:
Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama
empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian
menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu:
Menentukan rezekinya,
Ajalnya,
Amalnya, serta
Apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia.
Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan
amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja
namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka
masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan
perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun
karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia
ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)

‫ين‬ ٍ ‫َّللاِ ِر ْزقُ َها َويَ ْعلَ ُم ُم ْستَقَ َّرهَا َو ُم ْست َْودَ َع َها ۚ ُك ٌّل فِي ِكتَا‬
ٍ ‫ب ُم ِب‬ ِ ‫َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِي ْاأل َ ْر‬
َّ ‫ض إِ ََّّل َعلَى‬

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya,
dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.[Hud/11:6].

‫َّللاُ يَ ْر ُزقُ َها َوإِيَّا ُك ْم ۚ َوه َُو الس َِّمي ُع ْالعَ ِلي ُم‬
َّ ‫َو َكأَيِِّ ْن ِم ْن دَابَّ ٍة ََّل تَحْ ِم ُل ِر ْزقَ َها‬

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri. Allah-
lah yang memberi rizki kepadanya juga kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. [al Ankabut/29:60].

Apakah itu Rejeki?

‫ص َحةُ َو‬ ْ ‫س ا َ ْو َم‬


َّ ‫طعُ ْو ٌم … َحتَّى‬
ِّ ِ ‫ اَّلَ ْوَّلَد ُ َو ال َبنَاتُ ِر ْز ٌق َو ال‬،‫الز ْو َجة ِر ْزق‬ ٌ ‫س َوا ٌء َكانَ َم ْلب ُْو‬
َ َ‫ه َُو ُك ُّل َما ت َ ْنت َ ِف ُع ِب ِه ِم َّما ا َ َبا َحهُ هللاُ لَك‬
ْ
‫س ْم ُع َو العَق ُل …الخ‬ َّ ‫ال‬

“Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah halalkan untukmu, entah berupa pakaian, makanan,
sampai pada istri. Itu semua termasuk rezeki. Begitu pula anak laki-laki atau anak peremupuan
termasuk rezeki. Termasuk pula dalam hal ini adalah kesehatan, pendengaran dan penglihatan.”
(Rumaysho.Com juga dari hasil mengaji dengan Prof. Dr. KH, Husein Aziz sekitar tahun 1993 yl)
Sesungguhnya segala sesuatu yang halal, bermanfaat dan kita habiskan di Dunia ini, itulah rezeki, sehingga rezeki bisa berupa:
1. Pakaian yang kita pakai hingga rusak
2. Makanan yang kita makan hingga habis
3. Istri yang mendampingi kita hingga wafat
4. Anak laki-laki atau anak perempuan kita
5. Kesehatan
6. Pendengaran dan penglihatan
7. Harta yang kita sedekahkan dijalan Allah
8. Tanah, rumah, pekarangan yang kita wakafkan dijalan Allah
Itu semua termasuk rezeki kita.

Yang bukan termasuk rezeki, namun malah menjadi bumerang/siksaan yang sangat dahsyat:
1. Pakaian yang tidak kita pakai, namun rusak karena terlalu lama di simpan.
2. Makanan yang kita tidak kita makan, dan mubazir.
3. Istri yang menjadikan kita tidak syukur nikmat kepada Allah
4. Anak laki-laki atau anak perempuan kita yang durhaka dan menentang Allah, RasulNya dan kita
5. Harta yang kita habiskan untuk sesuatu yang sia-sia, meskipun murah atau sedikit, seperti beli petasan, mercon, kembang api dan narkoba
6. Harta yang kita peroleh dengan cara haram, misalnya korupsi, memalak, merampok, mencuri dan mencopet.
7. Tabungan, deposito, giro, dan saham yang kita tinggalkan karena kita wafat, itu milik ahli waris.
8. Tanah, rumah, pekarangan yang tidak kita manfaatkan dijalan Allah. Termasuk juga yang kita wariskan (ketika kita wafat) itu juga sebenarnya bukan
milik kita, itu sudah menjadi harta milik ahli waris.

Ada yang bertanya, "bagaimana dengan perolehan rejeki yang haram?"


Jawaban:
Sesungguhnya rejeki itu adalah segala sesuatu yang halal yang kita manfaatkan dan habiskan di
dunia ini untuk kepentingan kita, baik itu untuk tujuan dunia (makan, minum pakaian) ataupun
akhirat (sedekah, wakaf, infaq).
Harta adalah bagian dari rejeki, karena rejeki itu sangatlah luas, seperti terdapat pada keterangan
sebelumnya.
Jika harta itu haram, tentunya bukan dari bagian rejeki kita. Lho mengapa? Karena harta itu tidak
bisa kita manfaatkan untuk kebaikan tubuh kita di dunia ini apalagi di akhirat kelak. Daging yang
tumbuh dari rejeki yang haram adalah bagiannya Neraka, sedangkan sedekah dari sesuatu yang
haram adalah tertolak !.

Andaikan seseorang telah korupsi hingga trilyunan rupiah, maka sesungguhnya itu juga bukan
hartanya. Apakah mungkin ia seorang diri bisa menghabiskan harta trilyunan rupiah, apalagi
harta itu adalah harta yang haram, yang jelas2 daging yang tumbuh dari yang haram adalah
bagiannya Neraka.
Sisa harta haram yang ditinggalkannya itu menjadi milik ahli warisnya. Sehingga dapat
dikatakan ia mewariskan harta yang haram dan menjadikan keluarganya menjadi bagian dari
siksa Neraka ...
Dan itu bukanlah rejeki, dan ia tidaklah mewariskan rejeki kepada keluarganya, namun
mewariskan Neraka ...
Na 'udzubillahi min Dzalika ...

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ ‫صدَقَةً ِم ْن‬
‫غلُو ٍل‬ َ َ‫ َوَّل‬، ‫ور‬ َ ‫صالة ً بِ َغي ِْر‬
ٍ ‫ط ُه‬ َّ ‫َّلَ يَ ْقبَ ُل‬
َ ُ‫َّللا‬

"Allah tidak akan menerima shalat seseorang tanpa berwudlu (bersuci), dan tidak akan menerima
sedekah dengan harta ghulul (curian/korupsi, merampok, palak, mencopet dll)" [HR. Muslim]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫علَ ْي ِه‬ ْ ِ‫صدَّقَ ِم ْنهُ لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ فِي ِه أَجْ ٌر َو َكانَ إ‬


َ ُ‫ص ُره‬ َ َ‫إِذَا أَدَّيْتَ زَ كَاة َ َمالِكَ فَقَدْ ق‬
َ َ‫ َو َم ْن َج َم َع َم ًاَّل َح َرا ًما ث ُ َّم ت‬، َ‫ضيْتَ َما َعلَيْك‬
"Jika engkau telah menunaikan zakat hartamu maka engkau telah melaksanakan kewajiban dan
barang siapa yang mengumpulkan harta dari jalan yang haram, kemudian dia menyedekahkan
harta itu, maka sama sekali dia tidak akan memperoleh pahala, bahkan dosa akan menimpanya".
[HR. Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibbân dalam Shahihnya]

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ٍ ْ‫يَا َكعْبُ بْنَ عُجْ َرة َ إِنَّهُ َّلَ يَدْ ُخ ُل ْال َجنَّةَ لَحْ ٌم نَبَتَ ِم ْن سُح‬
‫ت‬

"Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari
makanan haram." [HR. Ibn Hibban dalam Shahîhnya]

Dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫ار أَولَى ِب ِه‬ ِ َ‫ت إَّلَّ كَان‬


ُ َّ‫ت الن‬ ُ ‫َيا َكعْبُ بْنَ عُجْ َرة َ َّلَ َي ْربُو لَحْ ٌم نَ َبتَ ِم ْن‬
ٍ ‫سح‬

"Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali
neraka lebih utama atasnya." [HR. Tirmidzi]

Kata ‫ السحت‬dalam hadits di atas maksudnya adalah semua yang haram dalam segala bentuk dan
macamnya, seperti hasil riba, hasil sogokan, mengambil harta anak yatim dan hasil dari berbagai
bisnis yang diharamkan syari’at.
-----------------------------------------------------------

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ب‬ِ َ‫طل‬ َّ ‫طأ َ َع ْن َها فَاتَّقُوا هللاَ َوأَجْ ِملُ ْوا فِي ال‬
َ ‫سا لَ ْن ت َ ُم ْوتَ َحتَّى ت َ ْست َْوفِي ِر ْزقَ َها َوإِ ْن أ َ ْب‬
ً ‫ب فَإ ِ َّن نَ ْف‬ َّ ‫اس اِتَّقُوا هللاَ َوأَجْ ِملُ ْوا فِي ال‬
ِ َ‫طل‬ ُ َّ‫أَيُّ َها الن‬
‫ ُخذ ُ ْوا َما َح َّل َودَع ُْوا َما َح ُر َم‬.

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan sederhanalah dalam mencari nafkah. Karena
sesungguhnya seseorang tidak akan mati hingga sempurna rizkinya. Meskipun (rizki itu)
bergerak lamban. Maka, bertakwalah kepada Allah dan sederhanalah dalam mencari nafkah,
ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram”.[HR Ibnu Majah no. 2144, Ibnu Hibban no.
1084, 1085-Mawarid, al Hakim (II/4), dan Baihaqi (V/264), dari Sahabat Jabir Radhiyallahu
‘anhuma. Dishahihkan oleh al Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi. Hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah al Ahadits ash-Shahihah no. 2607.]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan penjelasan tentang rizki ini dengan
perumpamaan yang sangat mudah dipahami, dan setiap orang hendaknya dapat mengambil
pelajaran darinya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫صا َوت َُر ْو ُح ِب‬


‫طانًا‬ َّ ‫لَ ْو أَنَّ ُك ْم ت ََو َّك ْلت ُ ْم َعلَى هللاِ َح َّق ت ََو ُّك ِل ِه لَ َرزَ قَ ُك ْم َك َما يَ ْر ُز ُق ال‬.
ً ‫طي َْر؛ تَ ْغدُو ِخ َما‬

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Dia akan
memberi kalian rizki sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung, yang pergi pagi dalam
keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang”.[Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/30 dan
52), at-Tirmidzi no.2344, Ibnu Majah no. 4164, Ibnu Hibban no. 730, Ibnul Mubarak di dalam
kitab az-Zuhd no. 559, al-Hakim (IV/318), al Baghawi dalam Syarhus-Sunnah no. 4108, Abu
Nu’aim dalam kitab al Hilyah (X/69), dan lain-lainnya. Dari Sahabat ‘Umar bin al Khaththab.
At-Tirmidzi berkata,”Hasan shahih.” Al Hakim juga menilai hadits ini shahih, dan disetujui oleh
adz-Dzahabi]

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berjalan mencari maisyah


(pekerjaan/usaha) untuk mendapatkan rizki. Allah Ta’ala berfirman:

‫ور‬
ُ ‫ش‬ُ ُّ‫شوا فِي َمنَا ِك ِب َها َو ُكلُوا ِم ْن ِر ْزقِ ِه ۖ َو ِإلَ ْي ِه الن‬
ُ ‫وَّل فَا ْم‬ َ ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم ْاأل َ ْر‬
ً ُ‫ض ذَل‬

“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan”. [al-Mulk/67:15].

Rizki akan mengejar manusia, seperti maut yang mengejarnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda:

ْ َ‫طلُبُ ْال َع ْبدَ َك َما ي‬


ُ‫طلُبُهُ أَ َجلُه‬ ْ َ‫الر ْزقَ لَي‬
ِّ ِ ‫ ِإ َّن‬.

“Sesungguhnya rizki akan mengejar seorang hamba seperti ajal mengejarnya”.[HR Ibnu Hibban
(1087-Mawarid) dan lainnya, dari Sahabat Abud-Darda’. Hadits ini memiliki penguat dari
Sahabat Jabir yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliya`. Hadits ini
dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah al-Ahadiits ash-Shahihah no. 952]
----------------------------------------------------

Bab: Susahnya Mencari Rejeki hingga Disibukkan dengan


Dunia
Ada yang mengatakan, “Mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal!”, sehingga ia
berlaku korup, menipu, transaksi riba, pergi ke dukun dan cara lain yang diharamkan.

QS. al-Baqarah: 268

َّ ‫َّللاُ َي ِعدُ ُك ْم َم ْغ ِف َرةً ِم ْنهُ َوفَض ًْال ۗ َو‬


‫َّللاُ َوا ِس ٌع َع ِلي ٌم‬ ِ ‫طانُ َي ِعد ُ ُك ُم ْالفَ ْق َر َو َيأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َفحْ ش‬
َّ ‫َاء ۖ َو‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ال‬

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir, korup, menipu, transaksi riba, atau pergi ke dukun dll); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengatahui.

Atau mereka meninggalkan yang haram, namun karena mengkhawatirkan dirinya fakir, maka ia-
pun tenggelam dengan kesibukan mencari penghasilan, hingga menelantarkan kewajiban dan
ketaatan kepada Allah. Ketika itu, berarti ia telah mentaati setan dan mempercayai ancaman
setan. Padahal, karakter setan itu ‘kadzuub’, pendusta.
Berapa banyak dari kita yang menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memikirkan
dan memburu harta. Di hari-hari biasa mereka sibuk belajar ilmu duniawi, yang lain lagi hanya
fokus dengan bisnis duniawi, sementara hari libur dipergunakan untuk rekreasi. Lantas kapan
mereka sempatkan belajar ilmu syar’i, kapan pula mereka pikirkan nasib ukhrawi?.
Bagaimana masuk akal ketika seseorang menyiapkan bekal untuk hidup selama 60 atau 70 tahun
dengan bekerja seharian, namun mereka melupakan bekal untuk akhirat yang lamanya tak
berujung?

Padahal, rejeki itu mutlak dalam kekuasaan Allah. Dia memberi atau menahan rejeki bagi siapa
saja yang dikehendaki-Nya dan mencegah siapapun yang Dia kehendaki. Meski dengan cash
flow yang meyakinkan, rencana yang jitu, peluang yang menjanjikan, tetap saja Allah yang
menjadi Penentu,

ٍ ُ‫عت ُ ِّ ٍو َونُف‬
‫ور‬ َ ‫أ َ َّم ْن ٰ َهذَا الَّذِي يَ ْر ُزقُ ُك ْم إِ ْن أ َ ْم‬
ُ ‫سكَ ِر ْزقَهُ ۚ بَ ْل لَ ُّجوا فِي‬

“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya
mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?” (QS. al-Mulk: 21)

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi n, bahwa beliau bersabda,

َ‫سدَّ فَ ْق َرك‬ ُ َ‫سدَّ فَ ْق َركَ َوإَِّلَّ ت َ ْفعَ ْل َمألْتُ يَدَيْك‬


ُ َ‫ش ْغالً َولَ ْم أ‬ َ ْ ‫غ ِل ِعبَادَتِى أ َ ْمأل‬
ُ َ ‫صد َْركَ ِغنًى َوأ‬ ْ ‫َّللاَ تَعَالَى يَقُو ُل يَا ابْنَ آدَ َم تَفَ َّر‬
َّ ‫إِ َّن‬

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Anak Adam, luangkanlah olehmu untuk
beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan, dan aku tutup
kefakiranmu. Jika tidak, niscaya Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan, dan tidak Aku
tutup kefakiranmu.” (HR Tirmidzi, al-Albani mengatakan “shahih”)
----------------------------------------------------

Bab. Siapakah yang Beruntung dan Terbaik disisi Allah?


Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َو َع ِم َل فِي ِه َخي ًْرا‬، ُ‫ فَنَفَ َح فِي ِه يَ ِمينَهُ َو ِش َمالَهُ َوبَيْنَ يَدَ ْي ِه َو َو َرا َءه‬، ‫َّللاُ َخي ًْرا‬ َ ‫ إَِّلَّ َم ْن أَ ْع‬، ‫إِ َّن ْال ُم ْكثِ ِرينَ ُه ُم ْال ُم ِقلُّونَ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬
َّ ُ‫طاه‬

Sesungguhnya orang-orang yang memperbanyak (harta) adalah orang-orang yang menyedikitkan


(kebaikannya) pada hari Kiamat, kecuali orang yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala berikan
kepadanya kebaikan, lalu dia memberi kepada orang yang di sebelah kanannya, kirinya,
depannya, dan belakangnya; dan dia berbuat kebaikan pada hartanya (HR. al-Bukhâri, no. 6443;
Muslim, no. 94)

al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Yang dimaksudkan dengan ‘memperbanyak’ adalah
dengan harta, dan ‘menyedikitkan’ adalah dengan pahala akhirat. Ini (terjadi) pada diri orang
yang memperbanyak harta, akan tetapi dia tidak memenuhi sifat dengan yang ditunjukkan oleh
pengecualian setelahnya, yaitu berinfaq”. [Fathul Bari 18/261]
"Sesungguhnya orang-orang yang memiliki banyak harta, adalah orang-orang yang sedikit
kebaikannya pada hari Kiamat, kecuali yang menggunakan hartanya itu di jalan Allah"
Kebanyakan orang yang memiliki banyak harta, menggunakan hartanya itu untuk hal2 yang
mubah (kalau tidak mau dikatakan haram). Beli mobil mewah, motor mewah, atau motor yang
bagus. Dan mereka menginfakkan hartanya, kecuali hanya sekedarnya saja.
Bandingkan dengan mukmin yang memiliki harta cuman jutaan atau bahkan jauh lebih kecil dari
itu, namun berinfak jauh lebih banyak dari itu, padahal mereka termasuk miskin.
Orang2 mukmin tersebut tidak terlena oleh kehidupan dunia, mereka lebih mementingkan
perintah Allah, daripada kebutuhan dirinya sendiri. Tidak jarang mereka mengalami kesulitan2
dalam dunianya, karena perbuatannya itu namun karena cintanya kepada Allah, mereka tidak
menggubrisnya.
Memang tidak berdosa mukmin yang menggunakan hartanya untuk kemegahan dirinya, selama
tidak menyalahi syariat Islam. Namun mukmin yang seperti itu, pahalanya kelak diakhirat jauh
lebih sedikit daripada Mukmin yang miskin, atau Mukmin yang kaya namun menggunakan
kekayaannya dijalan Allah.
----------------------------------------------------

Bab. Dunia yg Semakin Tua, Sedangkan Anda Ingin


Kemakmurannya, Maka Segera Lakukan Kebaikan
25 Alasan kenapa harus sholat berjama'ah di masjid
01. Setiap langkah menghapus dosa dan menaikkan derajat
02. Didoakan malaikat
03. Mendapat cahaya sempurna di hari qiyamat
04. Diampuni dosa2nya
05. Malaikat berebut utk mencatat
06. Allah menjaga kekhusyuan hati kita
07. Disaksikan sbg org Beriman oleh Allah
08. Mati dalam keadaan muslim yg fitrah
09. Mendapat naungan Allah dihari qiyamat
10. Allah bergembira dgn hamba yg sholat berjama'ah di masjid
11. Shaf awal di masjid itu shaf para malaikat
12. Sholat subuh berjama'ah pahalanya spt sholat semalam
13. Sholat isya berjama'ah pahalanya spt sholat separuh malam
14. Berjalan diwaktu subuh menuju masjid berada dalam rahmat Allah
15. mendapat pahala seperti pahalanya haji dan umroh
16. Pahala mengikuti sunnah nabi
17. Dijauhkan dr sifat munafiq
18. Semakin jauh langkah semakin besar pahala
19. Dijamin hidup bahagia
20. Dijamin khusnul khatimah
21. Dijamin dpt kavling di surga oleh Allah
22. Bagi yg tertinggal rokaat, dia tetap mndapat pahala sholat berjama'ah diampuni dosa2nya
23. Pahala shaf pertama sangat besar
24. Bila ucapan Aamin pas dgn ucapan malaikat yg ikut shalat maka dosanya diampuni
25. Duduk menunggu imam, dicatat oleh malaikat sbg org yg sholat

Jadi apakah kita kaum Pria masih malas utk ke masjid dgn bgtu besar keutamaannya ?

Apakah shalat berjama'ah di rumah bersama keluarga memiliki keutamaan spt diatas ? TENTU
TIDAK.

InsyaAllah Allah, dengan sholat berjama'ah di masjid, memudahkan kita untuk memasuki
SurgaNya tanpa Hisab. Lalu bagaimana dengan kunci masuk Surga?

11 KUNCI SURGA
1. TIDAK MEMBENCI
Jangan sekali-kali membenci seseorang walaupun dia berbuat kesalahan kepadamu tetapi do'akan
dia untuk berubah dan menjadi baik..

2. TIDAK BERKELUH KESAH


Jangan berkeluh kesah karena apa yang kita alami sebuah proses untuk kita menjadi lebih
dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdo'a kepada Allah ..

3. BERPRASANGKA BAIK
Senantiasa berfikir positif meskipun kerap ditimpa musibah, karena dari setiap persoalan kita
dapat merasakan bahwa Allah tidak pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita..

4. SELALU TERSENYUM
Senyumlah walaupun hati terluka karena hinaan orang dengan satu pemahaman.. kita
mengampuni dia karena dia tidak tahu apa yang dia katakan kepada kita..

5. SELALU MEMBERI
Gemar memberi dan berbagi walaupun kita tidak berlebih, karena kita sesungguhnya bendahara
Allah di dunia ini..

6. BERDO'A TANPA SEPENGETAHUAN MEREKA


Jangan lelah dan jemu jemu selalu mendo'akan sahabat-sahabat kita untuk kebaikan mereka
tanpa sepengetahuannya..

7. TIDAK DENGKI DAN IRI HATI


Jangan iri dan dengki dengan kejayaan dan kesuksesan teman-teman Anda, karena setiap orang
yang menerima lebih akan diminta lebih dalam hidup ini, sehingga kita tidak perlu iri..

8. MUDAH MEMAAFKAN
Jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena terdapat
kelegaan dan ketenangan dalam kita memaafkan..

9. HINDARI PERMUSUHAN
Jangan menganggap orang yang berbeda pendapat sebagai lawan, karena sesungguhnya dia tetap
saudara kita yang kita kasih dan sayangi..

10. BANYAK MEMBACA AL-QUR'AN


Sebaik baik bacaan adalah Al-Qur'an.. Beribu-ribu keutamaan dalam membaca Al-Qur'an..
Setiap satu huruf ada 10 pahala dan disaksikan oleh malaikat.. Rumah yang dibacakan Al-Qur'an
akan terhindar dari syetan..

11. BANYAK MEMBACA SHALAWAT


Shalawat itu lebih ampuh dari pada segala mantra yang kita miliki.. Tidak ada yang bisa
mengalahkan keampuhannya daripada shalawat.. Semakin banyak dibaca, semakin banyak
kebaikannya..

Вам также может понравиться