Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara –
negara tropis. Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat
yang berada digaris kemiskinan sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pola
Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah
masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat
mendukung pertumbuhan jamur. Manifestasi klinis dari infeksi jamur bervariasi dapat
meyerupai penyakit kulit lain sehingga menimbulkan diagnosa yang keliru dan kegagalan
pada penatalaksanaannya. Anti jamur merupakan zat berkhasiat yang digunakan untuk
penyakit yang disebabkan oleh jamur. Perkembangan dan penggunaan antijamur secara tidak
Penelitian mengenai obat antijamur saat ini telah mengalami perkembangan pesat.
Klasifikasi obat antijamur berdasarkan cara penggunaannya dibagi atas obat antijamur topikal
dan sistemik. 4,5 Penggunaan obat antijamur topikal diindikasikan pada infeksi jamur dengan
area yang terbatas dan pasien yang memiliki kontraindikasi penggunaan antijamur sistemik.
Antijamur sistemik diberikan pada mikosis superfisialis, mikosis subkutan dan sistemik.8,9
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memberikan terapi infeksi jamur
adalah luas dan derajat keparahan infeksi, lokasi yang terserang jamur, kondisi komorbiditas,
potensi kemungkinan interaksi obat, biaya dan akses untuk mendapatkan obat antijamur serta
kemudahan pemakaian obat.4 Sehingga pada makalah ini akan membahas tentang
1
mekanisme kerja, aktifitas spektrum, farmakokinetik, efek samping maupun interaksi obat
antijamur pada dermatofitosis. Diharapkan makalah ini dapat menjadi dasar dalam
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
penyakit yang disebabkan oleh jamur atau fungi seperti Tinea, Pityriasia versikolor,
candidiasi dan lain sebagainya. Biasanya obat jamur diberikan secara topikal
korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia dan hewan. Dermatofit adalah
kolonisasi.1
dari sel, seperti cendawan, dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada
permukaan tubuh yang bisa menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau vagina. Obat
mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan dan ragi, atau obat yang
2.2 ETIOLOGI
kelas Fungi imperfecti, yang terbagi atas tiga genus, yaitu Microsporum,
3
Deuteromycetes. Dari 3 genus tersebut telah ditemukan 41 spesies yang terdiri dari 17
Dari 41 spesies yang telah dikenal, 17 spesies diisolasi dari infeksi jamur pada
2.3 KLASIFIKASI
berikut:1
c. Tine Kruris : infeksi jamur pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong,
f. Tinea Korporis : pada bagian yang tidak berambut kecuali tangan, kaki dan
bokong.
4
Tabel 2.1 Klasifikasi Dermatofitosis berdasarkan Lokasi atau Ciri Tertentu dan Jamur
penyebab1
Pengobatan antijamur memiliki 3 titik tangkap pada sel jamur. Target pertama
pada sterol membran plasma sel jamur, kedua mempengaruhi sintesis asam nukleat
jamur, ketiga bekerja pada unsur utama dinding sel jamur yaitu kitin, β glukan, dan
mannooprotein.
golongan polien) pada sterol membran plasma, dan bekerja secara tidak langsung
(seperti golongan azol). Sedangkan golongan ekinokandin secara unik bekerja pada
sel jamur dengan cara mengatur fluiditas dan keseimbangan dinding membran
sel jamur. Kerja obat antijamur secara langsung (golongan polien) adalah
5
menghambat sintesis ergosterol dimana obat ini mengikat secara langsung
ergosterol dan channel ion di membran sel jamur, hal ini menyebabkan
kematian sel. Sedangkan kerja antijamur secara tidak langsung (golongan azol)
Gambar 2.1 Mekanisme biosintesis ergosterol dan mekanisme kerja berberapa obat antijamur
dengan cara menterminasi secara dini rantai RNA dan menginterupsi sintesis
DNA. Sebagai contoh obat antijamur yang mengganggu sintesis asam nukleat
adalah 5 flusitosin (5 FC), dimana 5 FC masuk ke dalam inti sel jamur melalui
6
trifosfat yang menyebabkan terminasi dini rantai RNA. Trifosfat ini juga akan
menjaga rigiditas dan bentuk sel, metabolisme, pertukaran ion pada membran
sel. Sebagai unsur penyangga adalah β glukan. Obat antijamur seperti golongan
7
Gambar 2.3 Target anti jamur pada dinding sel9
Menurut indikasi klinis obat – obat antijamur dapat dibagi atas 2 golongan,
yaitu, antijamur topikal dan antijamur sistemik. Efek samping yang dapat ditimbulkan
oleh obat antijamur topikal lebih sedikit dibandingkan obat anti jamur sistemik.
Pengobatan topikal memiliki beberapa keuntungan yaitu sedikit efek samping dan
interaksi dengan obat lain, pengobatan terlokalisir pada tempat yang sakit, dan biaya
yang murah 2.
Obat anti jamur topikal digunakan untuk pengobatan infeksi lokal pada kulit
tubuh yang tidak berambut (glabrous skin), namun kurang efektif untuk pengobatan
infeksi pada kulit kepala dan kuku, infeksi pada tubuh yang kronik dan luas, serta
infeksi pada stratum korneum yang tebal seperti telapak tangan dan kaki.
Jenis - jenia golongan obat jamur topikal pada infeksi dermatofitosis sebagai
berikut :4
8
Sedangkan pemberian obat anti jamur sistemik biasanya digunakan untuk
bentuk pengobatan infeksi jamur superfisial dan sistemik (deep mikosis). Golongan
pengobatan anti jamur sistemik yang sering digunakan pada infeksi dermatofitosis
sebegai berikut:
a. Golongan Azol
Imidazol : Ketokonazol
c. Other : Griseofulvin
Tinea kapitis
Tinea unguinum
Tinea yang melibatkan lebih dari satu daerah tubuh secara bersamaan,
misalnya, tinea cruris dan korporis , atau tinea cruris dan tinea pedis
Tinea korporis di mana lesi khususnya luas. Namun, tidak ada definisi
Tinea pedis bila ada keterlibatan yang luas dari telapak, tumit, atau
9
2.5.1.1 Golongan Azol
1. Tiazol
Itrakonazol
Mekanisme Kerja
Aktivitas Spektrum
Farmakokinetik
10
di jaringan seperti paru-paru, hati dan tulang dapat mencapai 2
Dosis
selama 2 minggu tetapi untuk tinea manus dan tinea pedis adalah
selama 4 minggu. 11
11
Tabel 2.4 dosis itrakonazole15
Efek samping
ruam allergi.11
Flukonazol
Mekanisme Kerja
12
dengan triazol lain yaitu merupakan suatu inhibitor yang
Aktivitas Spektrum
Flukonazol paling aktif terhadap Candida spesies,
Farmakokinetik
13
Dosis
Efek samping
2. Imidazol
Ketokonazol
Mekanisme Kerja
14
Ketokonazol bekerja menghambat biosintesis
Aktivitas Spektrum
Ketokonazol mempunyai spekrum yang luas dan
Farmakokinetik
15
Ketokonazol dimetabolisme di hati dan diubah
Dosis
direkomendasikan.11
Efek samping
Anoreksia, mual dan muntah merupakan efek samping
16
testikular steroid yang dapat menimbulkan alopesia,
Mekanisme kerja
Aktivitas spektrum
17
untuk beberapa species candida seperti Candida parapsilosis.
Farmakokinetik
cara oral yaitu > 70% dan akan tercapai konsentrasi puncak dari
yaitu 1,1 jam ; eliminasi waktu paruh yaitu 16 dan 100 jam
hari.9,11,15
18
diberikan secara oral akan menetap di dalam kulit dengan
Dosis
pada kulit dan kuku. Dosis terbinafin oral untuk dewasa yaitu 250
kuku tangan selama 3 bulan dan kuku kaki selama 6 bulan atau
lebih.9,11,15
19
Tabel 2.6 dosis terbinafin
Efek samping
pengobatan dermatofitosis.9,11,15
Mekanisme kerja
20
fungistatik, berikatan dengan protein mikrotubular dan
Aktivitas spektrum
Farmakokinetik
hari, dan ± 50 % dari dosis oral dapat di deteksi di dalam urin dalam
kulit (stratum korneum) dan terjadi ikatan yang kuat dan menetap.
jam.11,15
21
griseofulvin, dan akan di ekskresikan melalui urin. Eliminasi waktu
paruh 9-21 jam dan kurang dari 1% dari dosis akan di jumpai pada
Dosis
bulan.15
Efek samping
22
pasien.15
efektif pada trichopyton dari pada griseofulfin. Studi ini sama dengan
Pada tinea pedis dan tinea manum dengan infeksi yang berat
23
hepatitis yang mana terjadi pada 2,9 kejadian dari 1000orang/tahun.
200mg – 400mg per hari tetapi harus dipikirkan lagi efek samping
kuku kaki 9-12 bulan memiliki tingkat kemanuran yang tinggi dengan
200mg/hari selama 12 minggu pada kuku kaki dan 6 minggu pada kuku
minggu hingga 2 fase pada kuku tanagan dan 3 fase pada kuku kaki.6
membran sel jamur. Obat anti jamur golongan azol seperti klotrimazol,
24
ketokonazol, ekonazol, oksikonazol, sulkonazol dan mikonazol, mempunyai
menjadi ergosterol. 4
1. Klotrimazol
vaginalis diberikan dosis 500, 200 atau 100 mg yang dimasukkan kedalam
infeksi jamur pada kulit digunakan klotrimazol cream 1%, dosis dan
2. Mikanazol
infeksi jamur pada kulit digunakan mikonazol cream 2%, dosis dan
3. Ketokonazol
25
tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan
1. Terbinafin
1. Siklopiroks
26
lempeng kuku hingga ke dasar kuku (nail bed) dalam beberapa jam
bagian kuku yang infeksi diangkat atau dibuang, kuku yang terisa
setiap 2 hari sekali selama bulan pertama, setiap 3 hari sekali pada
bulan ke dua dan seminggu sekali pada bulan ke tiga hingga bulan
2. Whitefiled
pada permukaan kulit yang luas. Selain itu absorpsi secara sistemik
27
pada pasien yang mengalami gagal ginjal. Digunakan untuk
korporis, tinea cruris, tinea kapitis, tinea pedis, tinea manum dan tinea
yang luas.
bahwa pengobatan topikal pada tine korporis dan tine kruris lebih
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh redrick hay et al.,
unggul pada penggobatan tinea korporis dan tine kruris lebih unggul
pada tinea korporis dan tinea kruris lebih baik mengkombinasi dengan
oral antijamur untuk lesi yang luas. Namun Gupta et al., tidak
griseofulvin dimana kedua obat oral anti jamur ini tidak cukup kuat
melawan jamur.5
28
Penggunaan kombinasi obat antijamur dengan steroid pada tinea
baik menggunakan penggobatan anti jamur topikal yang kuat akan efek
Pada penggobatan anti jamur topikal tinea pedis dan manus yang
pada tinea pedis dan tinea manum pengobatan topikal tidak akan ada
29
shampo anti jamur untuk mencegh terjadinya infeksi berulang seperti,
dimana metrix dari kuku tidak terlibat. Pengobatan dengan anti jamur
ringan dan sedang dari pada obat antijamur topikal yang lain tetapi
30
BAB III
PENUTUP
kelas Fungi imperfecti, yang terbagi atas tiga genus, yaitu Microsporum,
infeksi atau ciri tertentu adalah tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea kruris,
antijamur topikal dan antijamur sistemik. Pengobatan topikal antijamur terdiri dari
golongan azol (imidazol dan triazol), golongan antibiotik polynes, golongan alilamin,
Pengobatan antijamur memiliki 3 titik tangkap pada sel jamur. Target pertama
pada sterol membran plasma sel jamur, kedua mempengaruhi sintesis asam nukleat
jamur, ketiga bekerja pada unsur utama dinding sel jamur yaitu kitin, β glukan, dan
mannooprotein.
Pada pengobatan tinea yang luas dan berat dapat dikombinasi dengan
pengobatan topikal sistemik dan oral sistemik. Penggunaan topikal paling unggul
tidak begitu efektif karna sifa obat yang tidak begitu kuat mengikat kreatin starum
31
korneum. Pengobatan sitemik antijamur ketokonazol dibeberapa negara sudah tidak
Indikasi Pengobatan anti jamur sistemik pada dermatofitosis adalah sebagai berikut :
Tinea kapitis
Tinea unguinum
Tinea yang melibatkan lebih dari satu daerah tubuh secara bersamaan,
misalnya, tinea cruris dan korporis , atau tinea cruris dan tinea pedis
Tinea korporis di mana lesi khususnya luas. Namun, tidak ada definisi
Tinea pedis bila ada keterlibatan yang luas dari telapak, tumit, atau
32
Daftar Pustaka
1. Kurniati, Rosita Cita :Etiopatogenesis Dermatofitosis; SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr, Soetomo, 2008; Vol. 20; No.3 pg: 243-49
Kulit dan Kelamin RSUD Dr, Soetomo, 2018; Vol; 30 No; 1 pg; 66-72
3. Bramono K., Budimulja U., 2015. Nondermatofitosis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
4. Amin S, Poojary ; Topical Antifungals: a Review and their role in Current Management
6. Hay Roderick; Therapy of Skin, Hair, and Nail Fungal Infections; Journal Fungi, 2018;
Future Agents; Journal Of Basic Research in Medical Science, 2018;Vol;5 No;2 pg: 48-5
10. Phillips RM, Rosen T;Topical antifungal agents; In: Wolverton ES, editor.
33
11. Nett J, Andes D; Antifungal Agents Spectrum of Activity, Pharmacology and Clinical
12. Ray A, Anand S; Recent trends in antifungal therapy:focus on systemic mycoses; Indian
14. Gubbins PO, Anaissie EJ. Antifungal therapy. In: Anaissie EJ, McGinn MR, Pfaller.
34