Вы находитесь на странице: 1из 10

Kehancuran Sebuah Bangsa

Disebabkan Salah Dalam Memilih Pemimpin

Mustafa Kamal Rokan


Sekretaris Komisi Siyasah Syar’iyah MUI Kota Medan

‫ور أَ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن‬ ّ ‫ش ُر‬ ُ ‫ َونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن‬،ُ‫إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ نَـحْ َمدُهُ َونَ ْستَ ّع ْينُهُ َو َن ْست َ ْغ ّف ُره‬ َّ
ْ َ
ُ‫ َوأش َهد‬،ُ ‫ّي له‬ َ َ
َ ‫ض ّل ْل فَل هَاد‬َ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل له‬َ َ َ
ّ ‫ َم ْن َي ْه ّد ّه هللاُ فَل ُم‬،‫ت أ ْع َما ّلنَا‬ َ ّ ‫سيّهئ َا‬ َ
‫سولُه‬ ُ ‫أَن الَّ ّإلَهَ ّإالَّ هللا َوحْ دَهُ َال ش َّريْكَ لَهُ َوأَ ْش َهد ُ أ َ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْبدُهُ َو َر‬.
َ‫َّللاَ َح َّق ت ُ َقاتّ ّه َو َال ت َ ُموت ُ َّن إّ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمون‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َّ َ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ّم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬
‫ث‬ َّ
ّ ‫اس اتَّقُوا َر َّب ُك ُم الذّي َخلَقَ ُك ْم ّم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َّ ‫ام ّإ َّن‬
َ‫َّللاَ َكان‬ َ ‫سا َءلُونَ ّب ّه َو ْاْل َ ْر َح‬ َ َ‫َّللاَ الَّذّي ت‬َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ َ ‫يرا َو ّن‬ ً ‫ّم ْن ُه َما ّر َج ًاال َك ّث‬
‫َعلَ ْي ُك ْم َرقّيبًا‬
‫سدّيدًا‬َ ْ ‫ال‬ً ‫و‬ َ ‫ق‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ‫و‬ ُ ‫ق‬ ‫و‬
َ َ ‫َّللا‬ َّ ‫وا‬ ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫وا‬ ُ ‫ن‬‫م‬َ ‫آ‬ َ‫ّين‬ ‫َيا أَيُّ َها الَّذ‬
‫سولهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا‬ َ ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ُ
َّ ّ‫ص ّل ْح لَ ُك ْم أ ْع َمال ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر ل ُك ْم ذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُّطع‬
َ َ َ ْ ُ‫ي‬
ُ‫َع ّظي ًما أ َ َّما َب ْعد‬

Hadirin Sidang Sholat Jum’at Rohimakumullah


Baru saja kita dihentakkan dengan sebuah
pernyataan salah seorang tokoh nasional yang
mengatakan bahwa Indonesia akan bubar pada tahun
2030. Pernyataan ini dikutip dari PW Singer dan
August Cole dalam novelnya "Ghost Fleet'. Novel ini
menggambarkan sebuah skenario perang antara
China dan Amerika tahun 2030 yang pada saat itu
Republik Indonesia sudah tidak ada lagi.
Terlepas dari motif pernyataan tersebut dan
debatable sumber yang dirujuk yakni berasal dari
novel fiksi (bukan fiktif), namun pernyataan ini
sangat penting bagi umat Islam untuk menjadikan
pintu masuk mengambil pelajaran (ibrah) penting
tentang kehancuran sebuah bangsa. Jika dibaca ayat-
ayat Al-Quran, banyak ayat-ayat yang membicarakan
tentang kehancuran bangsa.
Dalam kitab Fathurrahman, ditemukan paling
tidak terdapat 64 kali Allah menyebutkan dalam Al-
Quran kalimat “ha-la-ka” yang berarti “hancur”,
“binasa” dalam berbagai bentuknya. Khusus ayat-ayat
tentang kehancurkan sebuah bangsa, paling tidak
terdapai 12 kali, baik menyebutkan kehancuran
sebuah negeri (qaryah), atau kehancuran banyak
negeri (qurun) dalam bentuk jamak.
Mengenai kapan kehancuran sebuah bangsa,
hanya Allah yang tahu, dan hanya Allah yang
menentukannnya. Sebuah bangsa bisa saja hancur
lebih cepat dari prediksi atau juga lebih lambat dari
ramalan orang. Hal ini ditegaskan Allah dalam surah
Al-Hijr ayat: 4.

  


  
  
“Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun,
melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah
ditetapkan” (QS. Surah Al-Hijr: 4)

Hadirin Sidang Sholat Jum’at Rohimakumullah


Penyebab Kehancuran sebuah bangsa
Allah Swt. telah menjelaskan tentang sebab-
sebab kehancuran sebuah bangsa. Diantara sebab-
sebab kehancuran sebuah bangsa disebabkan banyak
orang yang melakukan kezaliman, kefasikan dan
kemunafikan.
Sebuah bangsa akan hancur disebabkan oleh
banyaknya orang yang berlaku zolim. Allah Swt.
menyebutkan dalam Al-Quran:

 
 
 

“Dan Sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-
umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat
kezaliman.”
Kehancuran sebuah bangsa juga disebabkan
banyaknya orang-orang yang melakukan kefasikan.
Ketika sebuah bangsa melakukan kefasikan Allah
tidak menghancurkan sekedarnya namun dengan
sehancur-hancurnya. Peristiwa ini disebutkan Allah
dalam Surah Al-Isra’: 16.
  
 
 
  
 
 

16. dan jika Kami hendak membinasakan suatu
negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam
negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku
terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
Ayat di atas secara jelas menerangkan
kepada kita bahwa Allah dengan mudah
membinasakan sebuah negeri jika orang-orang di
negeri tersebut melakukan perbuatan fasik.
Perbuatan fasik adalah satu sikap yang dapat
“mengundang” kehancuran sebuah bangsa. Lebih dari
itu, Allah juga tidak menghancurkan sekedarnya
namun dengan sehancur-hancurnya.
Fasik berasal dari arti “keluar”, atau
“melampau batas”. Dengan kata lain, orang-orang
yang melakukan perbuatan yang telah keluar dari
koridor atau patokan-patokan agama, atau orang
yang melakukan perbuatan melampaui apa yang
seharusnya dan apa seharusnya yang tidak dilakukan
maka orang tersebut disebut orang yang fasik.
Kalimat fasik terdapat 54 kali dalam Al-
Quran. Dari 54 kalimat kalimat fasik tersebut dapat
dibagi dalam lima tema. Kalimat “fasik” ada yang
dikaitkan dengan dengan memakan makanan yang
diharamkan Allah, ada yang berkaitan dengan
melakukan perbuatan-perbuatan dosa, ada yang
berkaitan dengan kerusakan, dan ada yang berkaitan
dengan propaganda dan berkaitan dengan menentang
atau membangkang terhadap ayat-ayat Allah Swt.

Kehancuran sebuah bangsa disebabkan


Menentang Ayat Allah
Salah satu sifat fasik berkaitan dengan sikap
pembangkangan terdapat perintah Allah. Hal ini
berkaitan dengan sikap iblis yang membangkang
akan perintah Allah kepadanya. Kisah ini terekam
dalam Surah Al-Kahfi: 50
  .1

 
  
  
  
 


  
    
  

50. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para


Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka
sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari
golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah
Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat
buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim.
Prilaku pembangkangan adalah sifat fasik
dan munafik. Iblis adalah representasi dari makhluk
pembangkang tersebut. Perintah Allah untuk
melakukan sujud kepada Adam As dibangkang oleh
Iblis As sehingga ia menjadi makhluk yang terkutuk.
Sifat Iblis yang fasik alias pembangkang juga
banyak diikuti oleh makhluk yang berbentuk
manusia. Manusia yang membangkang terhadap
perintah Allah termasuk kategori di atas. Misalnya,
Allah telah memerintahkan mengambil pemimpin
yang beriman, bukan orang kafir. Padahal tidak
kurang dari lima belas (15) kali Allah melarang,
mengecam, memvonis sesat, memvonis zalim,
memvonis fasik dan ancaman azab bagi orang yang
memilih pemimpin kafir.
Diantara firman Allah yang secara tegas
melarang mengangkat pemimpin yang kafir terdapat
dalam Surah Ali Imran 28 yang berbunyi:
 


 
 
   
   
  
 
 
 
  
 


Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang


kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-
orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena
(siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri
(siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).
Sebagian orang ingin berlindung dari
pengertian kalimat “auliya” dengan berbagai macam
untuk dapat mengelak dari perintah Allah memilih
pemimpin. Benar, bahwa “wali” jamaknya “auliyaa”
dapat berarti “teman yang akrab,” “pemimpin,”
“pelindung” atau “penolong”. Kalaupun diartikan
“teman akrab” atau “teman setia”, maka pemahamannya
bahwa jangankan menjadikan ia sebagai pemimpin
sebagai teman setiap saja juga tidak boleh. Oleh karena
itu, tidak ada alasan untuk mengelak dari perintah Allah
yang telah tegas tercantum dalam Al-Quran.
Demikian juga firman Allah yang terdapat
pada Surah An-Nisa’ ayat 144 Allah juga menegaskan
larangan memilih pemimpin yang tidak seakidah

 
 


 
  
 
 
 
 
144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
Mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk
menyiksamu) ?
Secara lebih tegas, Allah menyatakan dalam Al-Quran
pada Surah Al-Maidah: 51

 
  



 

  
 
 
    
 
 
51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.

Memilih pemimim yang bukan seakidah tidak


hanya digolongan sebagai orang berlaku zolim, namun
juga dikateorikan sebagai orang fasik. Hal ini ditegaskan
Allah dalam Al-Quran:
 
 
  
  
  
 
 
 
 
 
 
 
  


 
 

80. kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-
menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik).
Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka sediakan
untuk diri mereka, Yaitu kemurkaan Allah kepada
mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.
81. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada
Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya
(Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-
orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi
kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dengan demikian, jelaslah bahwa memilih
orang kafir menjadi pemimpin menentang Al-Quran
yang menjadi salah satu tanda adalah perbuatan fasik.
Perbuatan fasik akan “mengundang” Allah Swt. untuk
memusnah sebuah negeri. Dengan demikian, dapat
disimpulkan memilih pemimpin yang kafir berarti
mempercepat sebuah negeri akan dihancurkan Allah.
Oleh karena itu, mari kita introspeksi diri untuk
memastikan pilihan kita dalam berbagai pemilihan untuk
tidak memilih pemimpin yang kafir. Mari kita ingatkan
anak, istri, saudara, handaitaulan dan siapapun untuk
tidak memilih pemimpin yang kafr agar bangsa ini masih
mempunyai harapan untuk tetap bertahan. Semoga Allah
memberikan ‘inayah dan hidayahNya kepada kita agar
kita tetap berada di jalan kebenaran.

Вам также может понравиться