Вы находитесь на странице: 1из 33

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MUSEUM GEOLOGI DALAM

MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah riset komunikasi dan pemasaran

Dosen Pengampu: Mohammad Syahriar Sugandi SE, M.IKom

DISUSUN OLEH:

Aditya Tulus Parasian 150216434

Erlianvi Dwi Pratiwi 1502164163

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

ILMU KOMUNIKASI

2019

i
ABSTRAK
Penelitian ini membahas strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan dari Museum Geologi, penelitian ini berfokus pada panduan
Museum sebagai subjek penelitian. Dalam pandangan tahun terakhir, jumlah
pengunjung Geologi yang terus meningkat. Panduan Museum sebagai petugas telah
dilakukan dengan beberapa strategi komunikasi pemasaran. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, dan teknik pengumpulan data: wawancara, pengamatan dan
dokumentasi. Teori yang digunakan seperti teori strategi komunikasi, bauran
komunikasi pemasaran dan perilaku komunikasi. Hasil penelitian ini yang Museum
Geologi dilakukan untuk melakukan beberapa bentuk komunikasi strategi untuk
meningkatkan pengunjung museum, termasuk website resmi museum geologi dan
menggunakan media elektronik melalui media sosial seperti instagram dan email.
Mempromosikan semua pengunjung potensial dan agen layanan wisata dan layanan
wisata pemimpin yang membantu museum ini. Membuat acara secara langsung di
Museum Geologi seperti berkumpulnya komunitas dan bekerja sama terhadap radio dan
memberikan informasi kepada televisi. Langsung pemasaran untuk semua siswa dan
guru tentang geografi dan masyarakat yang tertarik museum geologi. Dan kemudian
word of mouth untuk semua lapisan masyarakat dan semua pihak lainnya seperti agen
tour dan pemimpin tour. Bentuk terakhir, museum telah melakukan pemasaran melalui
internet dengan media sosial seperti Instagram, situs web dan email. Bentuk-bentuk
pemasaran strategi komunikasi mampu meningkatkan pengunjung Museum Geologi.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia -
Nya, sehingga kami dapat merampungkan mini skripsi dengan judul: Strategi
Komunikasi Pemasaran Museum Geologi dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan

Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada


pengampuMohammad Syahriar Sugandi SE., M.I.Kom. Serta ucapan terima kasih
kepada:

1. Terima Kasih Kepada semua Pengelola Museum Geologi.

2. Sahabat-sahabatku dan rekan-rekan mahasiswa khususnya program studi


S1 Ilmu Komunikasi.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan Mini skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kami memohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita
semua. Amiin

Bandung, April 2019

iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................. 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................................................................. 3
1.4 MANFAAT PENELITIAN........................................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................................. 3
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................. 4
LANDASAN TEORI ..................................................................................................................... 4
2.1 STRATEGI KOMUNIKASI ......................................................................................................... 4
2.2 KOMUNIKASI PEMASARAN .................................................................................................... 5
2.3 BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN ..................................................................................... 6
2.4. PERILAKU KONSUMEN ........................................................................................................ 11
2.4.1 FAKTOR KEBUDAYAAN ......................................................................................... 11
2.4.2 FAKTOR SOSIAL ....................................................................................................... 12
2.4.3 FAKTOR PRIBADI ..................................................................................................... 12
2.4.4 FAKTOR PSIKOLOGIS .............................................................................................. 13
2.5 PENELITIAN TERDAHULU ..................................................................................................... 14
2.6 KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................................................ 21
BAB III ......................................................................................................................................... 22
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................. 22
3.1 Metode Penelitian ............................................................................................................... 22
3.2 SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN .......................................................................................... 22
3.2.1 SUBJEK PENELITIAN ............................................................................................... 22
3.2.2 OBJEK PENELITIAN.................................................................................................. 22
3.3 LOKASI PENELITIAN.............................................................................................................. 23
3.4 INFORMAN KUNCI.............................................................................................................. 23
3.5 SUMBER DAN JENIS DATA ................................................................................................... 24
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................................................................ 25

iv
3.7 TEKNIK KEABSAHAN DATA ................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 28

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pariwisata adalah suatu bagian dari bidang yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia. Tentunya setiap orang pasti membutuhkan wisata yakni untuk
memenuhi kebutuhan dari sisi psikologisnya yaitu hiburan.

Kota Bandung merupakan Kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat yang
dikenal sebagai Kota “KEMBANG", sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Menjadi
salah satu daerah di Jawa Barat yang mempunyai beberapa objek wisata dan mempunyai
keindahan alam yang cukup diperhitungkan sebagai salah satu tujuan wisata masyarakat.
Salah satu yang terkenal Gunung Tangkuban Perahu yang sudah dikenal sejak lama.
Terkait dengan wisata di kota Bandung ini, beberapa tahun lalu pada tahun 1928 dibangun
suatu gedung yang diperuntukan bagi Laboratorium dan Museum Geologi di Rembraant
Straat Bandoeng yang sekarang disebut Jl. Dipenogoro Bandung. Gedung ini dirancang
dengan mempunyai gaya arsitektur “art deco” oleh arsitek Belanda Menalda van
schowenberg. Museum Geologi diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929, melalui program
kerja sama antara Pemerintah Repulik Indonesia dengan pemerintah jepang yaitu Japan
International Cooperation Agency (JICA), mulai tahun 1993 disusunlah rencana
pengembangan yang meliputi : renovasi gedung, pengembangan sistem dokumentasi
koleksi, pengembangan system tata pameran (peragaan), pengembangan system edukasi
dan pengembangan program penelitian yang bertujuan agar Museum Geologi dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Renovasi gedung, pengembangan sistem
peragaan dan pengadaan peralatan dapat diselesaikan pada bulan Agustus 2000. Akhirnya,
pada 22 Agustus 2000, setelah direnovasi, Museum Geologi, diresmikan kembali
pembukaannya oleh wakil Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.

Dalam perkembangannya museum mendapatkan tempat tersendiri di kalangan


masyarakat pada umumnya. Dari tahun ke tahun museum perlu dipublikasikan sebagai
tempat tujuan wisata dan rekreasi sebagai alternatif dari wisata pada umumnya agar banyak
wisatawan yang tertarik mengunjungi museum. Museum-museum yang ada di Bandung

1
memiliki tema yang berbeda-beda. Contohnya, Museum Geologi merupakan museum
negeri yang mengangkat tema mengenai kepurbakalaan dan perkembangan sumber daya
fosil di Indonesia, yang dimana dalam keberadaannya museum ini merupakan museum
paling tua dan museum yang sering di kunjungi oleh masyarakat karena aspek intelektual,
sejarah dan fisik yang baik, lalu ada dua museum lagi, museum Konferensi Asia Afrika,dan
museum pos Indonesia. Museum Konferensi Asia Afrika yang memiliki focus dalam
rangka mempererat hubungan bilateral antara Negara Asia Afrika serta ajang tukar
kebudayaan antar budaya, tetapi museum ini yang di tampakkan hanya aspek fisik saja.
Museum Pos Indonesia merupakan museum negeri yang mengangkat tema sejarah
mengenai perjalanan dan perkembangan lembaga Pos Indonesia yang bergerak dibidang
jasa pengiriman Surat dan barang tetapi dalam keberadaannya museum pos Indonesia
memiliki beberapa kekurangan yang kami dapat dari survey pengunjung, dimana museum
hanya meperhatikan aspek intelektual tapi tidak memperhatikan aspek fisik dan kelayakan
museum.

Terkait hal dengan aktivitas komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan


Museum Geologi kepada masyarakat luas. Para pengurus atau pemandu museum
melakukan beberapa peninjauan untuk meningkatkan jumlah kunjungan museum.
Aktivitas komunikasi pemasaran sering dipergunakan pemandu museum untuk
mempromosikan museum, para pemandu melakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan
diluar daerah seperti melakukan promosi, seminar, event dan acara dengan pihak terkait.
Dari kegiatan aktivitas komunikasi pemasaran tersebut terbilang berhasil dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan local maupun luar negri.

Objek dalam penelitian ini adalah Museum Geologi yang terletak di Rembrandt
Straat, sekarang Jalan Diponegoro. Koleksi dalam museum ini berupa fosil, batuan dan
mineral serta bentang alam dalam wujud nyata (tangible), maupun berupa catatan lapangan
dan hasil penelitian laboratorium. Tak terkecuali film dokumenter yang merekam proses-
proses geologi di alam maupun aktivitas para ahli geologi di lapangan.

Paradigma masyarakat mengenai museum pada umumnya adalah sebuah tempat


penyimpanan benda-benda sejarah, namun saat ini pengelola museum berusaha ingin
membuat suatu suasana berbeda, yang hanya akan di rasakan ketika berkunjung ke
museum. Dengan adanya media pembelajaran secara digital ini diharapkan dapat
2
meningkatkan minat masyarakat untuk memanfaatkan museum sebagai ruang
pembelajaran yang tidak terikat (free choice learning) dan sekaligus sebagai ruang rekreasi.
Dengan banyaknya jumlah kunjungan ke Museum Geologi terutama pelajar maka
pengelola museum memerlukan pemahaman untuk membuat komunikasi yang baik antara
hal-hal yang ada di museum dengan wisatawan yang berkunjung. Sehingga informasi yang
ada dalam koleksi museum dapat tersampaikan dengan baik. Oleh sebab itu museum
diharapkan memberi informasi yang tepat kepada wisatawan. Ruang Sejarah Kehidupan
merupakan tema besar pameran di Museum Geologi Bandung.

Terlebih khusus dikalangan pelajar, study tour dilaksanakan di Museum Geologi


agar mereka dapat melihat dan memiliki pengetahuan secara langsung mengenai sejarah
dan ilmu kebumian. Museum Geologi menghadirkan media pembelajaran secara digital
mengenai sumber daya geologi seperti minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi, sumber
daya air serta berbagai macam mineral logam dan non-logam. Pameran sumber daya
geologi di sajikan dengan konsep digital untuk menyajikan objek geologi sehingga lebih
menarik dan interaktif.

Maka dari itu kami sangat tertarik dalam membahas strategi komunikasi
pemasaran di Museum Geologi, karena museum ini termasuk museum yang sangat
berpengaruh dalam pengembangan dan perkembangan Geologi di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai


berikut: Bagaimana strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan di Museum Geologi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk meningkatkan strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan wisatawan


di Museum Geologi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoritis


Penelitian ini diharapkan menjadi manfaat yang positif dibidang ilmu
komunikasi, dan terlebih untuk menentukan strategi komunikasi pemasaran

3
dalam memasarkan suatu barang atau jasa, dalam penelitian ini yaitu pariwisata
museum.

1.4.2 Manfaat Praktis


• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana
komunikasi pemasaran dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di
Museum Geologi maupun untuk museum lain.
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai strategi
komunikasi pemasaran bagi pembaca umum.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 STRATEGI KOMUNIKASI

4
Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan alur arah bisnis yang mengikuti
lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya
dan usaha dalam suatu organisasi. Secara umum dapat diartikan sebagai rencana yang
disusun oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan perusahaan.
Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication
planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukan
bagaimana opersionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktubergantung pada situasi dan
kondisi (Effendy, 2007:32).

Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton membuat definisi dengan


menyatakan“strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen
komunikasi mulai darikomunikasi, pesan, saluran (media), penerima sampai kepada
pengaruh (efek) yang dirancanguntukmencapai tujuan komunikasi yang optimal”.
Pemilihan strategi merupakan langkahkrusial yang memerlukan penanganan secara
hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebabjika pemilihan salah atau keliru maka
hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian darisegi waktu, materi dan tenaga.
Oleh karena itu strategi juga merupakan rahasia yang harusdisembunyikan oleh para
perencanaan (dalam Cangara, 2013:61).

2.2 KOMUNIKASI PEMASARAN

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha


menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran
atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997:219).
Ada tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi pemasaran:
1. Pelaku komunikasi, terdiri atas pengirim (sender), atau komunikator yang
menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam
konteks ini, komunikan nya adalah produsen/ perusahaan, sedangkan
komunikatornya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar organisasi,
maupun masyarakat umum (yang berperan sebagai inititor, influencer, decider,
purchaser, danuser).
5
2. Material komunikasi, ada beberapa material komunikasi pemasaran yang
penting, yaitu:
a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim.
b. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau
nonverbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui
suatu media.
c. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi.Pilihan
mediakomunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun.
d. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima olehpenerima.
e. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan
respon yang dikirim kembali oleh penerima.
f. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran
proses komunikasi.
3. Proses komunikasi, proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima)
maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim) akan
memerlukan dua kegiatan yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding
(fungsi menerima). Encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan
secara simbolik menjadi suatupesan untuk disampaikan kepada penerima.
Sementara decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol
sehingga pesanyang diterima dapat dipahami.
4. Sedangkan komunikasi pemasaran sendiri meliputi tiga tujuan utama, yaitu
untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk
pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan
khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan
kembali). (Tjiptono, 1997:219).

2.3 BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN

Promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang di daya


gunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengikatkan tentang produk
perusahaan (William J.Stanton). Promosi merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang
6
lalu membeli produk tersebut (Indriyo Gitosudarmo).
Menurut Kotler dan Keller, bauran komunikasi pemasaran merupakan
penggabungan dari beberapa model komunikasi pemasaran.
Model komunikasi pemasaran dalam bauran komunikasi pemasaran:
1. Iklan
Iklan merupakan bentuk komunikasi non personal untuk menyampaikan informasi
mengenai produk/jasa tertentu, sesuai dengan keinginan pembuat iklan. Dalam hal ini,
perusahaan/individu pembuat iklan harus membayar kepada media yang
menyebarluaskan iklan tersebut. Tujuan iklan adalah mempengaruhi public agar
membeli produk/jasa tersebut. Iklan juga dapat membangun citra jangka panjang dan
memicu penjualan dengan cepat.
Sifat iklan:
- Daya sebar: memungkinkan konsumen membandingkan produk yang satu
dengan yang lainnya.
- Daya ekspresi yang besar: pembuat iklan berpeluang untuk memdramatisir
produk.
- Impersonalitas: iklan bersifat monolog, sehingga calon pembeli tidak harus
menanggapi iklan.
2. Promosi Penjualan
Digunakan untuk menarik respon pembeli dengan lebih cepat dan kuat, dan
mendorong pencobaan atau pembelian produk/jasa. Inti dalam promosi penjualan
adalah penyampaian manfaat atau alasan mengapa produk/jasa tersebut harus di beli
oleh calon pembeli.
Manfaat produk/ jasa yang disampaikan tersebut dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yaitu:

- Fungsi produk: apa yang bisa dilakukan produk/ jasa tersebut


- Citra produk: prestise, gaya, nilai produk/ jasa secara emosional.
- Manfaat ekstra yang didapatkan, misalnya pemberian bonus atau diskon.
Tujuan promosi penjualan (sales promotion) antara lain:
- Meningkatkan ujicoba dan pengulangan pembelian.
- Peningkatan frekuensi dan kuantitas pembelian.

7
- Menghitung penawaran-penawaran dari pesaing
- Membangun database calon pembeli, dan meningkatkan ingatan pembeli.
- Perluasan penggunaan merek.
- Memperkuat brand image dan brand relationship.
3. Pemasaran Langsung dan Interaktif
Pemasaran langsung dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung dengan
konsumen yang ditargetkan. Tujuannya untuk meghasilkan respon/ transaksi langsung
dari calon pembeli. Respon yang dihasilkan bisa berupa inquiry, pembelian
produk/jasa, atau dukungan.
Pemasaran langsung dan interaktif memiliki 3 kelebihan, yaitu pesan disiapkan
dengan sangat cepat dan dapat disesuaikan untuk menarik calon pembeli yang dibidik.
Pesan juga dapat diubah segera berdasarkan respon individu. Dalam hal ini, individu
pelaku pemasaran terikat dengan perusahaan.
4. Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat sebaiknya dilakukan perusahaan untuk mempromosikan
dan melindungi citra perusahaan, serta produk/ jasanya. Terdapat lima fungsi
hubungan masyarakat, tau itu:
- Hubungan pers: bertujuan untuk merepresentasikan informasi tentang
perusahaan dalam pandangan yang positif.
- Hubungan produk: untuk mensponsori usaha tertentu, dengan tujuan
mempublikasikan produk.
- Melobi: untuk memelakukan negosiasi dengan pembuat peraturan atau pejabat
pemerintah, agar mereka melonggarkan peraturan dan undang-undang
sehingga tidak memberatkan perusahaan. Konseling untuk memberikan saran
kepada manajemen, mengenai masalah publik, serta mengenai posisi dan citra
perusahaan dimata publik.
5. Publisitas
Publisitas merupakan penempatan informasi baik berupa tulisan, gambar, atau
video tentang produk/ jasa/ perusahaan tertentu oleh media massa, yang didapatkan
perusaahaan secara gratis (tidak perlu membayar). Namun isi berita/informasi yang
disebarluaskan tidak dapat dikontrol oleh perusahaaan, sehingga akibatnya bisa baik
atau buruk bagi citra perusahaan.

8
Publisitas memiliki tiga kualitas yang menjadi daya tariknya, yaitu:
- Bagi pembaca, publisitas dianggap lebih kredibel dari pada iklan.
- Kemampuan untuk mencapai pembeli yang cenderung menghindari
wiraniaga.
- Lebih berpotensi untuk melakukan dramatisasi produk/ jasa.
6. Event Sponsorship
Secara umum event sponsorhip berupa penyediaan sumber daya (orang, uang,
peralatan, dll) dari suatu perusahaan/ individu/organisasi untuk mendapatkan suatu
manfaat. Dalam event sponsorship biasanya yang disajikan hanya nama merek/
perusahaan. Akibatnya komunikasi yang terjadi relative pasif – terbatas. Oleh karena
itu event sponsorship biasanya dipadukan dengan komunikasi pemasaran lain.
Tujuan event sponsorship:
- Periklanan: mengiklankan produk yang tidak diperbolehkan diiklankan
melalui mediamassa, memasang iklan dilokasi yang mampu menjangkau
banyak orang, promosi produk secara spesifik, perkenalan produk baru.
- Humas: memperkenalkan perusahaan dan menciptakan/mempertahankan citra
perusahaan, membuat calon pembeli familiar dengan nama perusahaan,
menunjukkan keramahtamahan, merangsang minat wartawan untuk meliput.
- Pemasaran: memposisikan produk, mendukung agen penyalur, melancarkan
perubahan kebijakan pemasaran, peluncuran produk baru, pemasaran dengan
skala internasional.
7. Penjualan Personal
Dalam penjualan personal, perusahaan melakukan penjualan secara langsung
(tatap muka) ke calon pembeli. Tujuannya untuk memperkenalkan produk dan
membentuk pemahanan mengenai produk/jasa tersebut kepada calon pembeli,
sehingga membuat mereka tertarik untuk mencoba dan akhirnya membeli.
Penjualan personal dilakukan secara lisan, dan memungkinkan terjadinya
komunikasi dua arah antara penjual dan calon pembeli. Dengan begitu, penjual dapat
langsung mengetahui tanggapan dari calon pembeli. Sifat penjualan personal antara
lain:
a) Pengembangan: akan timbulnya berbagai jenis hubungan, dari penjualan
hingga persahabatan.

9
b) Tanggapan: membuat calon pembeli merasa berkewajiban untuk
mendengar, memperhatikan, dan menanggapi penjual.
c) Konfrontasi personal: penjual dan calon pembelu dapat melihat
karakteristik dan kebutuhan lawannya.
8. Penjualan dari Mulut ke Mulut
Komunikasi dari mulut ke mulut dinilai sangat efektif dalam memperlancar
pemasaran. Komunikasi ini bisa berupa pemberian rekomendasi, baik secara lisan,
tulisan, atau elektronik, dari individu atau kelompok tertentu kepada indidu atau
kelompok yang lain secara personal. Dalam hal ini, pelaku komunikasi pemasaran
tidak memiliki ikatan dengan perusahaan yang memproduksi produk/jasa.
9. Viral Marketing
Viral marketing merupakan strategi penyebaran pesan elektronik yang berisi
informasi tentang produk tertentu secara luas dan terus berkembang. Pemasaran
model ini berkembang melalui jaringan internet, yang memungkinkan terjadinya
duplikasi yang tak terbatas.
Fungi viral marketing yaitu meningkatkan traffic: membuat pengunjung merasa
penasaran dan ingin berkunjung; dan meningkatkan penjualan: dengan meningkatnya
jumlah traffic, tentu semakin banyak pula calon pembeli yang kemudian membeli.
Kelebihan viral marketing:
- Menyatukan jutaan orang didunia hanya dengan sekali tekan tombol.
- Penyebaran informasi sangat cepat. Hanya dalam hitungan detik, pesan
langsung bisa dibaca oleh orang di seluruh dunia.
- Biaya yang dikeluarkan untuk menyebarkan informasi melalui viral marketing
sangat kecil.
- Mempunyai korelasi dengan merek terkenal, kesetiaan konsumen, dan
penggunaan website.
- Memberikan kredibilitas perusahaan secara instan.
- Bisa diukur, marketer bisa melacak dan menganalisa keefektifan kampanye
yang dilakukannya.
Kelemahan Viral Marketing:
- Tergantung pada triggers (pemicu), jika pemicu tidak mampu menarik minat
konsumen, pesan yang disebarkan tersebut tidak akan menjadi viral – tidak

10
disebarkan dan direplikasi.
- Sangat sulit dikotrol, proses penyebaran dan replikasi yang sangat cepat tidak
memungkinkan marketer mengontrol isi pesan yang disampaikan
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa bauran komunikasi pemasaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk meningkatkan awareness
terhadap produk yang ditawarkan.

2.4. PERILAKU KONSUMEN

Banyak pengertian perilaku konsumen oleh para ahli, salah satunya adalah menurut
Setiadi (2013:2), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, danmenghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut
Sudaryono (2014:10) perilaku konsumen merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
individu, kelompok, atau organisasi dan proses yang digunakan konsumen untuk
menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:159) ada beberapa faktor yang


mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pemilihan produk hingga
menjadi keputusan untuk membeli. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.1 FAKTOR KEBUDAYAAN


Menurut Setiadi (2013:10), kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling
dasar dari keinginan dan perilaku untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi
dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan
memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen.
Pemasaran harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
a) Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, kebiasaan
dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari
keluarga dan lembaga penting lainnya.
b) Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah
berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya
termasuk kelompok ras, dan wilayah geografis.

11
c) Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur
dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang
serupa.

2.4.2 FAKTOR SOSIAL


Menurut Setiadi (2013:12), faktor sosial adalah pengelompokan masyarakat
yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan
yanganggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Faktor
sosial ini memberikan pengaruh langsung terhadap perilaku konsumen.
a) Kelompok Referensi
Kelompok referensi terdiri dari semua kelompok yang memiliki
Pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan anggota.
b) Keluarga
Keluarga merupakan salah satu kelompok yang penting dan yangpaling
memberikan pengaruh.
c) Peran dan Status
Peran dan Status terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan
seseorang menurut rang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran
membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikanoleh
masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan
statusnya dalam masyarakat.

2.4.3 FAKTOR PRIBADI


Menurut Setiadi (2013:10), faktor pribadi merupakan karakteristik psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.
a) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Pembelian seseorang terhadap suatu barang atau jasa akan perubah-
ubah selama masa hidupnya. Tahap siklus hidup merupakan
rangkaianaktivitas individu dalam populasi berkaitan dengan perubahan
tahap-tahap kehidupan. Begitupun dengan selera seseorang yang
berhubungan dengan usia.
b) Pekerjaan

12
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya.
c) Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk.
d) Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang diekspresikan
terhadap aktivitas, perhatian, dan pendapat-pendapatnya.
e) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan sekumpulan sifat psikologis manusia yang unik
menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap
rangsangan lingkungan termasuk perilaku pembelian konsumen.
Kepribadian sering kali digambarkan sebagai sifat seperti kepercayaan
diri, dominasi, otonomi, rasa hormat, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan, dan kemampuan beradaptasi. Konsep diri menunjukkan
kepemilikan seseorang terhadap sesuatu mencerminkan identitas
mereka.

2.4.4 FAKTOR PSIKOLOGIS


Menurut Setiadi (2013:10), faktor psikologis merupakan bagian dari pengaruh
lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarangtanpa mengabaikan
pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktuyang akan datang.
a) Motivasi
Motivasi atau dorongan merupakan kebutuhan yang mendesak yang
dimiliki seseorang agar dapat mencari pemuasan dari kebutuhan itu.
b) Persepsi
Seseorang yang memiliki motivasi yang kuat akan terangsang
untukdapat siap bertindak. Bagaimana mengenai seseorang tersebut
bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang
dihadapi.
c) Pembelajaran
Pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul
dari pengalaman.
d) Keyakinan dan sikap

13
Pikiran deskriptif yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu.
Keyakinan akan membentuk citra produkdan merek yang
mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap menggambarkan evalusasi,
perasaan, dan detendensi yang relative konsisten dari seseorang
terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan seseorang dalam
suatu kerangka pemikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu
untuk bergerak atau meninggalkan sesuatu.

2.5 PENELITIAN TERDAHULU


Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Penelitian Perguruan Hasil Penelitian Jenis
Peneliti Tinggi/Tahun Penelitian

1 Richard STRATEGI Universitas Museum Satwa Batu Kualitatif


Trisno KOMUNIKA Airlangga melakukan konsep
Wijaya SI /2015 wisata terpadu dengan
PEMASARA Jatim Park
N MUSEUM Group, yang terdiri
SATWA dari Jatim Park I,

14
BATU Jatim Park II, Wisata
DALAM Bahari lamongan,
MEMPROMO Batu Night
SIKAN Spectacular, dan lain
MUSEUM lain. Hal itu yang
SATWA membantu dalam
BATU membangun
Brand. Seperti yang
sudah dijelaskan di
bab 3, brand menjadi
senjata utama
dalam marketing mix.
Salah satu yang sangat
mencolok adalah
adanya paket
hemat yang diberikan
oleh Jatim Park
Group. Kegiatan
marketing Museum
Satwa
Batu masih bersifat
konvensional, yakni
masih bertumpu pada
Advertising
(billboard dan flyer).
Direct marketing juga
sudah mereka lakukan
dengan mengunjungi
sekolah-sekolah pada
musim-musim tertentu
(musim liburan
sekolah). Item internet

15
marketing yang secara
biaya lebih murah
masih belum
digali dan
dimanfaatkan secara
optimal oleh
manajemen Museum
Satwa Batu.
Sedangkan Sales
Promotion dan Public
Relation tidak
dilakukan oleh
Museum
Satwa Batu.
Setiap pengambilan
keputusan diambil
oleh tim manajemen
Jatim Park yang
mempunyai kelebihan
dan kekurangan.
Kelebihan yang
dimaksud adalah
setiap pengambilan
keputusan teratur dan
lebih mudah
pertanggungjawabann
ya. Sedangkan
kekurangannya adalah
pegawai tidak dapat
untuk berkembang

16
17
2 BAYU Strategi Universitas Dari hasil penelitian yang dilakukan, Kualitatif
ARYA Komunikasi Negeri peneliti menyimpulkan bahwa
PERMA Pemasaran Islam strategi komunikasi pemasaran yang
NA Dalam Sunan telah dilakukan Museum Kars
Mendingkatka Kalijaga Indonesia untuk meningkatkan
n Kunjungan kunjungan wisatawan adalah dengan
Wisatawan beberapa bentuk komunikasi
Museum Kars pemasaran diantara lainnya: dengan
Indonesia cara menggunakan : 1) Media
periklanan : yaitu melalui media
cetak booklet, dan media elektronik :
yaitu media social dan electronic
mail (email). 2) Promosi Penjualan :
dengan cara melakukan promosi ke
calon pengunjung disebuah
pameran dengan memberikan kuis
dan marchendise.

18
3 AJI Strategi Universitas Museum Gunung api Kualitatif
BAYU Komunikasi Islam Merapi yang dikelola oleh
MURTI Pemasaran Museum Indonesia/2017 pihak pemerintah daerah
Gunungapi Merapi Yogyakarta dan Museum
dan Museum Affandi yang dikelola
Affandi Yogyakarta oleh pihak swasta dalam
dalam upaya meningkatkan
Meningkatkan jumlah pengunjung
Jumlah Pengunjung dengan menggunakan
strategi komunikasi
pemasaran 7P (Product,
Price, Place, Promotion,
People, Process, Physical
Evidence) lebih berfokus
pada promotion. Promosi
yang dipakai adalah
publisitas, pameran, dan
melalui internet. Selain
berfokus pada promosi,
Museum Gunungapi
Merapi juga mempunyai
bauran pemasaran yang
lain sebagai penunjang
dalam melakukan
promosi. Seperti product,
price, dan physical
evidence. Museum
Gunungapi Merapi
mempunyai produk atau
koleksi yang beragam
yang menjadi kelebihan
dan daya tarik dari

19
Museum Gunung api
Merapi. Dan dalam
menetapkan strategi
penetapan harga atau
price, Museum Gunungapi
Merapi juga telah
menetapkan harga tiket
masuk dengan sangat
baik, karena harga tiket
masuk telah dibagi-bagi
sesuai jenis pengunjung.
Selain itu, Museum
Gunungapi Merapi juga
telah membangun sarana
fisik atau physical
evidence yang baik
sebagai bentuk
pemasaran.

20
2.6 KERANGKA PEMIKIRAN

BAGAN 1

Keberadaan Museum Gologi belum Strategi komunikasi Pemasaran:


dikenal oleh masyarakat luas, dan
pengunjungnya masih sedikit. a. Iklan
b. Promosi Penjualan
c. Pemasaran Langsung/interaktif
d. Hubungan masyarakat
e. Publisitas
Diperlukan Strategi f. Event Sponsorship
g. Penjualan personal
Komunikasi Pemasaran
h. Penjualan dari mulut ke mulut
i. Viral Marketing

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Menurut Kotler dan Keller

Strategi Komunikasi Pemasaran Museum


Geologi dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan
kualitatif dipilih karena penelitian bermaksud untuk memahami fenonema tentang apa
yang dialami subjek penelitian secara holistik dengan cara mendeskripsi dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan dan bahasa, pada suatu konteks yang khusus dan alami dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2011:6). Penelitian kualitatif adalah
merupakan metode yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami makna suatu
perubahan yang dilakukan oleh sejumlah individu atau kelompok (Creswell, 2014:4).
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai strategi komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh pihak Museum Geologi.
Paradigma konstuktivisme digunakan oleh peneliti karena dalam penelitian ini peneliti
berusaha mendapatkan hasil interaksi yang dilakukan antara peneliti dengan perusahaan
yang diteliti. Peneliti berusaha menggali informasi tentang pengalaman dan pengetahuan
informan selama melakukan strategi komunikasi pemasaran di Museum Geologi.

3.2 SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN


3.2.1 SUBJEK PENELITIAN
Pada sebuah penelitian, subjek memiliki peran yang sangat diutamakan karena pada
subjek penelitian itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati. Subjek
dalam penelitian ini adalah peran Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap museum
sebagai tempat wisata. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Museum merupakan
tempat pariwisata yang memiliki dimana tempat rekam jejak masa lalu disimpan dan
dipamerkan. Peneliti memfokuskan titik penting dari strategi komunikasi pemasaran
yang ada pada Museum Geologi.

3.2.2 OBJEK PENELITIAN


Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley
(Sugiyono, 2007:49) terdiri atas tiga komponen yaitu:

22
1. Place (tempat) yaitu Museum Geologi. Hal ini dikarenakan pusat kegitatan
dan serta aktivitas museum terletak di Bandung, Jawa barat.
2. Actor (pelaku) yaitu informan berupa orang-orang yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan wisata di Museum Geologi, seperti pemegang lisensi,
pihak manajemen, pihak kementrian pariwisata, dan para pengunjung
museum.
3. Activities (aktivitas) berupa kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
branding wisata museum melalui event yang di selenggarakan oleh pihak
Museum.

3.3 LOKASI PENELITIAN


Objek penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Pemasaran Museum
Geologi dengan lokasi penelitian di Jl. Diponegoro No.57, Cihaur Geulis, Cibeunying
Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40122.

3.4 INFORMAN KUNCI


Dalam penelitian kualitatif, peneliti memasuki dalam situasi sosial yang
tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang
tahu tentang situasi sosial tersebut. Peneliti memilih informan yang dipandang
mengetahui tentang strategi yang dilakukan pihak Museum Geologi terhadap tingkat
kunjungan wisatawan.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik


pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.
(Sugiyono, 2014:54)

23
Kriteria

Memiliki akses untuk melakukan strategi komunikasi di


Museum Geologi
Informan Kunci
Mampu menjelaskan Strategi Komunikasi Pemasaran
Museum Geologi dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan

Informan Kunci dalam penelitian terdiri dari beberapa orang yaitu


Erwan selaku Wakil Koordinator Pelayanan Museum geologi.

3.5 SUMBER DAN JENIS DATA


Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh. Sumber data yang utama
menurut Lefland, dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
seperti sumber data tertulis, foto merupakan data tambahan sebagai pelengkap atau
penunjang data utama. Ada dua jenis sumber data dalam penelitian ini, yakni:

1. Sumber Data Primer


Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung
antara pengumpul dan sumber data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
berasal dari wawancara dengan pihak yang berkompeten. Dalam teknik ini,
informan dipilih berdasarkan pertimbangan mereka yang ahli dan patut
memberikan informasi yang diperlukan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif. Ciri
data kualitatif, pertama, adalah penekanannya pada lingkungan “alamiah”. Alamiah
berarti data diperoleh di tempat dimana penelitian itu akan dibuat. Peneliti adalah
alat pengumpulan data. Pengumpulan data bisa melalui wawancara atau observasi.
Ciri kedua adalah induktif (inductive). Cara induktif biasanya memulai dengan cara
observasi sasaran penelitian secara rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang
abstrak.

24
Tujuan dari cara induktif yaitu untuk menemukan pola-pola atau tema-tema hasil
analisa data yang diperoleh lewat wawancara. Ciri ketiga yang mencirikan metode
kualitatif adalah fleksibilitas-nya. Fleksibilitas berarti terbuka terhadap
kemungkinan penyesuaian terhadap keadaan yang selalu berubah dan
memungkinkan perolehan penelitian yang mendalam.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dan disimpan oleh orang lain yang biasanya
merupakan data masa lalu/historikal. Sumber data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan dengan cara membaca buku, literatur-literatur, serta informasi tertulis
lainnya yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Selain itu, terdapat situs-situs
atau website yang diakses untuk memperoleh data yang lebih akurat. Data sekunder
dimaksudkan sebagai data-data penunjang untuk melengkapi penelitian ini. Sumber
data sekunder peneliti peroleh dari hal – hal yang berkaitan dengan penelitian,
antara lain buku, jurnal, artikel, Koran online, electronic book, browsing data
internet.

Dan dalam penelitian mencari sumber data primer, Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berasal dari wawancara dengan pihak Museum Geologi yang
berkompeten.

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Menurut Sugiyono (2014:62) Sumber Primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data Primer dapat diperoleh dengan Observasi
dan Wawancara.

a) Observasi
Menurut Marshall (1995) dalam Sugiyono (2014:64) menyatakan bahwa “through
observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to
those”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipasi pasif, dimana
peneliti meneliti dengan langsung ke lokasi penelitian, namun tidak ikut
berpartisipasi langsung dalam kegiatannya.

25
b) Wawancara
Untuk memperoleh data primer, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada
para informan. Wawancara mendalam dilaksanakan kepada wakil coordinator
pelayanan Museum Geologi. Hasil wawancara tersebut dicatat, direkam dan
disusun dalam manuskrip wawancara. Dalam wawancara peneliti mengajukan
pertanyaan terbuka (open ended).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
danwawancara.Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara
merupakanpertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehinggadapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sutrisno
Hadi dalam Sugiyono(2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks,suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikhologis. Dua di antarayang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.

3.7 TEKNIK KEABSAHAN DATA


Keabsahan data dikenal sebagai validitas data. Sebagaimana dijelaskan Alwasilah
(2008:170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya
produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika. Validitas data pada
penelitian kualitatif dapat dilihat dalam beberapa macam. Menurut Sugiyono (2007:363)
terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai. Sementara validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut
diambil. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan
teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang
dapat digunakan, yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

26
Terdapat metode-metode dalam menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2014:121-131), yaitu uji kredibilitas. Uji kredibilitas adalah uji yang berkenaan
dengan derajat akurasi dasar penelitian dengan hasil yang dicapai. Pada uji kredibilitas,
kepercayaan data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara


lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

Triangulasi

Wiliam Wiesma (1986) dalam Sugiyono (2014:125) menyatakan bahwa triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Untuk mendapatkan data atau temuan
yang valid, peneliti hanya menggunakan

Triangulasi Sumber

Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. (Sugiyono, 2014:127)
Dalam penelitian ini, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan yang sama kepada sumber
atau informan yang berbeda.

27
DAFTAR PUSTAKA
Strategi KomunikasiEfendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosda Karya

Effendy, Onong Uchjana (2007), Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

Cangara, Hafied. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Creswell John.W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis, PT. Gramedia, Jakarta

(Bandung: ALFABETA).

Florin Nechita, 2014. “The New Concepts Shaping The Marketing Communication
Strategies of Museums”. University of Braşov

Arief, AY. 1 Januari 2019. Marketing Mix 8P: Pengertian Umum Dan 8 Unsur Pentingnya!
https://rocketmanajemen.com/marketing-mix-bauran-pemasaran/.(akses 14 Januari 2019)

Pakar Komunikasi. (11 agustus 2017). Diperoleh 28 januari 2018


https://pakarkomunikasi.com/teori-strategi-komunikasi

28

Вам также может понравиться