Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB IV

PEMBAHASAN

Menurut Infodatin (2016), ada delapan upaya pengendalian DBD yang telah ditetapkan

oleh Kemenkes RI Nomor TU.02.01/Menkes/510/2015 tanggal 5 Oktober 2015 perihal

kesiapsiagaan peningkatan kasus DBD kepada Gubernur di seluruh Indonesia.

1. Mengupayakan pembudayaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 4M plus secara

berkelanjutan sepanjang tahun dan mewujudkan terlaksananya Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik.
2. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Kerja Operasioanal (POKJANAL) DBD di setiap

tingkat administrasi dan melakukan revitalisasi POKJANAL DBD yang sudah ada dengan

dukungan APBD.
3. Upaya promosi kesehatan dilakukan disemua sektor, termasuk pembentukan Juru

Pembasmi Jentik (Jumantik) pada anak sekolah dan pramuka.


4. Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

yang merupakan bagian dari tata laksana kasus di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama dan lanjutan (Puskesmas dan Rumah Sakit).


5. Pelatihan tatalaksana kasus untuk Dokter dan Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Rumah

Sakit.
6. Penyediaan logistik tatalaksana kasus DBD berupa Rapid Diagnostic Test (RDT) dan

reagen untuk diagnosis serotype virus DBD.


7. Pelaksanaan surveilans kasus DBD untuk memantau dinamika kejadian penyakit DBD di

Indonesia sehingga kemungkinan terjadinya KLB DBD dapat diantisipasi dan dicegah

sejak dini.
8. Pelaksanaan surveilans vektor Aedes spp untuk memantau dinamika vektor. Dengan

demikian peningkatan populasi Aedes spp dapat diantisipasi dan dicegah.


Program pencegahan dan pengendalian DBD yang dilakukan oleh Puskesmas

Harapan Raya, secara keseluruhan telah sesuai dengan upaya pengendalian DBD oleh

Kemenkes RI (2015). Puskesmas Harapan Raya telah memasukkan program pencegahan dan

pengendalian DBD kedalam UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat. Program
DBD telah terintegrasi ke dalam program pencegahan dan pengendalian penyakit menular

(P2M). Puskesmas Harapan juga berkerja sama dengan Program Kesehatan Lingkungan dan

Program Promosi Kesehatan yang ada di Puskesmas Harapan Raya dalam upaya pencegahan

dan penanganan DBD.


Program P2M yang dijalankan dengan berbagai cara advokasi (kegiatan pendekatan

pada para tokoh/pimpinan wilayah), bina suasana (kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas

program, organisasi kemasyarakatan, LSM), gerakan masyarakat (kegiatan mempersiapkan

dan menggerakkan sumber daya, mulai mempersiapkan petugas, pengadaan media dan

sarana). Puskesmas Harapan Raya telah mengupayakan pembudayaan Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) dengan 4M Plus, pemberian abate, melakukan foging, membentuk Juru

Pembasmi Jentik (jumantik) dan melakukan penyuluhan. Puskesmas Harapan Raya juga telah

melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan survailens terhadap kasus DBD untuk

mengantisipasi dan mencegah sejak dini kemungkinan terjadinya KLB DBD.


Program pencegahan dan penanggulangan kasus DBD yang dijalankan Puskesmas

Harapan Raya dilakukan dengan berbagai cara yakni dengan melakukan pemeriksaan jentik

berkala 3 bulan sekali disertai pemberian abate yang dilaksanakan oleh kader pemeriksaan

jentik dan posyandu, melakukan penyuluhan seperti diadakannya DBD mobile dengan

pemberian brosur dan leaflet tentang DBD di kelurahan-kelurahan yang ada di wilayah

cakupan Puskesmas Harapan Raya.


Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab program surveilens terpadu

puskesmas harapan raya didapatkan data bahwa indikator dan target pencapaian dari program

DBD telah optimal tahun 2018 ini dan untuk kategori evaluasi kegiatan program STP

pertriwulan sebanyak 4 dokumen dan evaluasi kegiatan program STP tahunan di susun dalam

1 dokumen.
Kegiatan dari program pencegahan dan pengendalian DBD telah mengacu pada

Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Kemenkes RI melalui petunjuk

pelaksanaan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Namun, untuk melaksanakan seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh Kemenkes RI telah dilakukan namun tidak sepenuhnya optimal.

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan data pihak puskesmas maka

pelaksanaan upaya pengendalian DBD kesehatan menurut Kemenkes RI tahun 2015 yaitu :

Tabel 1.
Kegiatan Pengamatan epidemiologi
Proses Pengamatan epidemiologi dilakukan setelah mendapat laporan
bahwa ada angka kejadian DBD di masyarakat/ di suatu wilayah.
Faktor Pendukung Adanya pihak puskesmas yang di khususkan ke PJ Surveilans untuk
langsung turun kelapangan/ daerah yang berpotensi meningkatnya
kasus DBD.
Faktor penghambat  Wilayah cakupan Puskesmas Harapan Raya yang luas.
 Laporan palsu.
 Banyaknya masyarakat yang berobat langsung ke praktik
dokter dan rumah sakit, sehingga pihak puskesmas tidak
mendapat data DBD disuatu wilayah tertentu.

Rencana tindak lanjut  Puskesmas diharapkan dapat melanjutkan kegiatan pengamatan


epidemiologi (PE) setiap ditemukannya adanya DBD
 Puskesmas diharapkan membuat kotak penempungan informasi
jika ada yang menderita DBD, khususnya di wilayah cakupan
Puskesmas Harapan Raya.

Tabel 2.
Kegiatan Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Proses Sudah terlaksana, dan setiap adanya informasi kasus DBD PJ
penyelidikan epidemiologi selalu langsung turun untuk melakukan
penyelidikan epidemiologi
Faktor Pendukung  Adanya salah satu sosial media yang dapat menginformasikan kejadian
kasus DBD yang ada di kota Pekanbaru dengan cepat dan telah
diaplikasikan atau digunakan oleh PJ surveilans DBD. Grup sosial
media itu terdiri dari PJ surveilans di masing-masing puskesmas dan
rumah sakit.
 Adanya kader yang terjun langsung ke lapangan untuk menemui
warga yang terkena atau berisiko DBD.
 Attack Rate / angka insiden DBD telah terjadi penurunan pada
tahun 2018 dengan 22 kasus
Faktor penghambat  Alamat palsu yang tertera di data pasien
 Pasien tidak membuka pintu saat dilakukan survei kerumahnya
 Persentasi ABJ (angka bebas jentik ) pada tahun 2018 adalah <
98 %. Hal ini disebabkan karena kurangnya partisipasi dan
kesadaran masyarakat serta kurangnya dukungan dari perangkat
yang ada di RW dan RT

Rencana tindak lanjut  Puskesmas diharapkan dapat melanjutkan kegiatan penyelidikan


epidemiologi (PE) setiap ditemukannya kasus DBD
 Puskesmas diharapkan menggalakkan kembali sosialisasi terkait
kader jumantik dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat
 Puskesmas diharapkan dapat menurunkan angka insidensi DBD
di wilayah kerja nya

Tabel 3.
Kegiatan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kegiatan
3M Plus
Proses Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dalam
gedung seperti sosialisasi kesehatan dengan menggunakan media
cetak seperti selebaran, brosur, leaflet, poster, serta dalam bentuk
audiovisual seperti pemutaran video di dalam gedung puskesmas,
penyuluhan dalam bentuk ceramah dengan sasaran target
pengunjung puskesmas. Sedangkan kegiatan kesehatan di luar
gedung yang telah dilakukan seperti skrining DBD, pelaksanaan PE
(Penyelidikan Epidemiologi), penyuluhan program pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus, pembagian bubuk
abate ke posyandu dan ke RW, pembagian brosur, dan penggerakan
DBD mobile dan melakukan skrining langsung ke keluarga baik
wilayah RT dan RW serta melakukan beberapa penyuluhan rutin
setiap bulannya.
Faktor Pendukung Pihak Puskesmas Harapan Raya sudah memfasilitasi kegiatan yang
dilakukan di dalam dan luar gedung, dengan menyediakan liflet,
brosur di pintu masuk puskesmas yang menjelaskan tentang
berbagai informasi tentang penyakit dan pentingnya PSN.
Penggerakan DBD Mobile bekerja sama dengan pihak promosi
kesehatan dengan fasilitas ambulan yang berguna untuk menyiarkan
informasi terkait DBD.
Faktor penghambat Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menangkap
informasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan pentingnya
pemberantasan jentik nyamuk. Penggerakan DBD Mobile yang
tidak terjadwal sehingga penyebaran informasi tidak berjalan secara
optimal, serta kurangnya follow up dari pihak surveilans tentang
penggerakan DBD Mobile.
Rencana tindak lanjut  Menggencarkan kembali kegiatan penyuluhan tentang
pemberantasan nyamuk.
 Pembuatan kartu pemantauan jentik yang disebarkan kepada
masyarakat
 Bekerjasama dengan rw siaga dengan penyelenggaran 3M
plus

Tabel 4.
Kegiatan Pembentukan Kelompok Kerja Operasional (POKAJANAL) DBD
Proses Pembentukan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) DBD
sudah dibentuk dan sudah dijalankan di Puskesmas Harapan Raya
seperti pembentukan Kader JUMANTIK di masyarakat dan
JUMANTIK cilik di 3 Sekolah Dasar yang dekat dari Puskesmas
Harapan Raya
Faktor Pendukung  Adanya koordinator dibidang penanggulan DBD di Puskesmas
Harapan Raya
 Sudah terbentuknya Kader JUMANTIK baik di masyarakat
maupun di Sekolah

Faktor penghambat  Kurang aktifnya Kader JUMANTIK yang sudah dibentuk


 Kurangnya dukungan dari Kelurahan, RW, dan juga RT dalam
menggalakkan program penanggulangan DBD

Rencana tindak lanjut  Diharapkan dukungan yang kuat dari pihak Kelurahan, RW dan
juga RT dalam menggalakkan program penanggulangan DBD
 Diharapkan kader JUMANTIK yang sudah dibentuk aktif dalam
menalankan tugas yang telah diberikan

Tabel 5.
Kegiatan Program EWARS (deteksi dini)
Proses Sudah terlaksana, ada tahun 2018 Penyelidikan deteksi dini untuk
penyakit DBD adalah 52 kasus, untuk tahun 2019 sampai awal
februari ditemukan sudah 5 kasus masuk dan terdata di Puskesmas
Harapan Raya.
Faktor Pendukung  Adanya kerja sama dengan tenaga kesehatan seperti Dokter
dan Bidan-Bidan yang adalah di wilayah kerja Puskesmas
Tangkerang Selatan.
 Adanya sosialisasi yang dilakukan 2x setahun di dalam
Gedung.
 Adanya salah satu sosial media yang dapat menginformasikan
kejadian kasus DBD yang ada di kota Pekanbaru dengan cepat
dan telah diaplikasikan atau digunakan oleh PJ surveilans
DBD. Grup sosial media itu terdiri dari PJ surveilans di
masing-masing puskesmas dan rumah sakit.
Faktor penghambat  Pelaporan dari masing-masing Pj deteksi Dini tidak
melaporkan sesuai waktu yang di tetapkan.
 Persentasi ABJ (angka bebas jentik ) pada tahun 2018 adalah <
98 %. Hal ini disebabkan karena kurangnya partisipasi dan
kesadaran masyarakat serta kurangnya dukungan dari
perangkat yang ada di RW dan RT.

Rencana tindak lanjut  Puskesmas diharapkan dapat melanjutkan kegiatan


penyelidikan deteksi Dini (EWARS) setiap ditemukannya
kasus DBD
 Puskesmas diharapkan menggalakkan kembali sosialisasi
terkait kader jumantik dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat
 Puskesmas diharapkan dapat menurunkan angka insidensi
DBD di wilayah kerja nya

Tabel. 6
Kegiatan Pelaksanaan surveilans vektor Aedes spp untuk memantau dinamika
vector, dengan demikian peningkatan populasi Aedes spp dapat
diantisipasi dan dicegah.
Proses Pelaksanaan surveilans sudah terintegrasi ke dalam program
Puskesmas yaitu pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan
program P2P/Surveilans Terpadu Puskesmas. Surveilans Terpadu
Penyakit (STP) adalah pelaksanaan survailans epidemiologi
penyakit menular dan tidak menular dengan metode pelaksanaan
surveilans epidemiologi rutin terpadu, jenis penyakit yang termasuk
didalam surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas meliputi
kolera, diare, dan DBD.
Faktor Pendukung Berdasarkan informasi dari pihak puskesmas, penyelidikan
epidemiologi selalu langsung turun untuk melakukan penyelidikan
epidemiologi.
Faktor penghambat Kurang pengetahuan dari masyarakat tentang lingkungan tempat
berkembangnya vektor terutama di lingkungan dalam rumah seperti
belakang kulkas, sisa aqua gelas, air dalam vas bunga, baju
bergantungan dan lain-lain.
Rencana tindak lanjut  Bekerjasama dengan pihak puskesmas dan pihak RW siaga
dalam menyampaikan informasi tentang lingkungan
perkembangbiakan nyamuk khususnya DBD.
 Mengajarkan masyarakat tentang pembuatan ovitrap/lavitrap
sehingga dapat di gunakan masyarakat untuk memberantas
nyamuk DBD.

Tabel . 7
Kegiatan Pelatihan tatalaksana kasus untuk Dokter dan Tenaga
Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.

Proses Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Ners Muda


dengan PJ Surveilens Terpadu sudah dilakukan pelatihan ke dokter
untuk tatalaksana kasus di Puskesmas Harapan Raya
Faktor Pendukung Pihak Puskesmas Harapan Raya sudah melakukan pelatihan ke
dokter untuk tatalaksana kasus di Puskesmas Harapan Raya.
Faktor penghambat Kegiatan belum terlaksana secara optimal. Pelatihan kasus baru
dilaksanakan kepada dokter. Tatalaksana kasus untuk dokter dan
tenaga kesehatan merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan di
Puskesmas Harapan Raya. Pelatihan tatalaksana kasus untuk dokter
tidak pernah lagi dilakukan penyegaran serta kurangnya tenaga
kesehatan yang belum mendapat pelatihan tatalaksana kasus.
Rencana tindak lanjut Penyegaran perlu dilakukan untuk tatalaksana kasus, serta perlunya
pelatihan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, kesehatan
masyarakat dalam tatalaksana kasus. Selain melibatkan dari segi
tenaga medis sebaiknya ikut melibatkan masyarakat serta kader
dalam tatalaksana kasus yang terjadi di masyarakat.

Tabel. 8
Kegiatan Upaya promosi kesehatan dilakukan disemua sektor, termasuk
pembentukan Juru Pembasmi Jentik (Jumantik) pada anak
sekolah dan pramuka.

Proses Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Ners Muda


dengan PJ Surveilens Terpadu program P2M sudah terintegrasi ke
dalam program Puskesmas Harapan Raya yaitu melakukan kegiatan
penunjang tugas epidemiologi kesehatan dengan kegiatan
penyuluhan kelompok/masyarakat. Promosi kesehatan yang
dilakukan baik didalam dan diluar gedung. Upaya promosi
kesehatan melibatkan kerjasama dengan berbagai sektor seperti
DBD mobile, 3M plus dan pihak Kesling dan promkes.

Faktor Pendukung Upaya promosi kesehatan di Puskesmas Harapan Raya sudah


dilaksanakan secara optimal dan pembentukkan Jumantik yang
sudah dilakukan di 3 SD (Sekolah Dasar) yaitu SD Negeri 29, 66
dan 67
Faktor penghambat Kegiatan yang dilakukan oleh Jumantik Cilik belum terlaksana
secara optimal, alasan tidak terlaksananya secara optimal karena
dari pihak sekolah merasa bahwa kegiatan jumantik cilik bukan
tugas sekolah sehingga pelaksanaan program berjalan tetapi tidak
serius, dan dari pihak sekolah tidak ada melaporkaan hasil kegiatan
yang berjalan di sekolah, sehingga puskesmas tidak mempunyai
data hasil kegiatan jumantik cilik tersebut.
Rencana tindak lanjut Pihak puskesmas diharapkan mampu melakukan perubahan sistem
dan pelatihan serta penyegaran pengurus jumantik cilik. Oleh karena
itu, sebaiknya pihak Puskesmas kembali memberikan penyegaran
dan pembinaan maksimal kepada guru penanggung jawab dan anak-
anak yang dilatih menjadi jumantik cilik mengenai tanggung jawab,
pengorganisasian, tugas dan kegiatan yang dapat dilakukan di
sekolah, agar anak-anak dapat secara mandiri dalam memeliharan
kesehatan di lingkungannya.

Tabel 1: Rumusan Masalah

Rumusan Masalah
pencegahan dan Berbagai faktor penyebab
Perumusan penyebab masalah
pengendalian penyakit masalah
menular
Pencegahan DBD a. Faktor lingkungan yang
Faktor lingkungan yang menimbulkan perkembangbiakan
menimbulkan vektor seperti banyaknya sampah,
perkembangbiakan vektor selokan yang tidak mengalir,
seperti banyaknya sampah, penampungan air yang terbuka
selokan yang tidak dan terjadinya musim pancaroba,
mengalir, baju kurangnya pemerataan
bergantungan, pembagian bubuk abate, tidak
penampungan air yang adanya kegiatan gotong royong
terbuka dan terjadinya yang rutin, penyuluhan kesehatan
musim pancaroba dari Puskesmas Harapan Raya
b.
belum tepat sasaran kepada
Tidak adanya kegiatan gotong
masyarakat, rendahnya tingkat
royong yang rutin
kesadaran masyarakat mengenai
c.
pencegahan DBD dengan 4M
Penyuluhan kesehatan dari
plus, kurangnya antusias
Puskesmas Harapan Raya
masyarakat dalam melakukan
belum tepat sasaran kepada
pencegahan DBD, banyaknya
masyarakat
d. penampungan air yang terbuka,
Masih rendahnya tingkat kurang disebarkannya media
kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD dengan
mengenai pencegahan DBD 4M plus.
dengan 4M plus.
e.
Rumusan Masalah
pencegahan dan Berbagai faktor penyebab
Perumusan penyebab masalah
pengendalian penyakit masalah
menular
Masih kurangnya disebarkan
media tentang pencegahan
DBD dengan 4M plus.
f.
Kurangnya antusias masyarakat
dalam melakukan
pencegahan DBD
g.
Kurangnya pemerataan
pembagian bubuk abate
h.
Luasnya wilayah kerja cakupan
puskesmas

Tabel 2: Perumusan pendekatan pemecahan masalah


Rumusan masalah penyakit Inventaris alternatif pendekatan Perumusan pendekatan
masyarakat pemecahan masalah pemecahan masalah
a. Faktor lingkungan yang a. Megajak masyarakat melakukan a. Ajak masyarakat
menimbulkan tindakan untuk pencegahan DBD melakukan tindakan
b. Mengajak masyarakat membuat
perkembangbiakan vektor untuk pencegahan DBD
jadwal dalam melakukan gotong b. Usulan mengajak
seperti banyaknya sampah,
royong yang akan dilakukan masyarakat melakukan
selokan yang tidak
secara rutin gotong royong yang
mengalir, penampungan air
c. Melakukan penyuluhan secara
terjadwal
yang terbuka dan
rutin dan bertahap tentang c. Lakukan penyuluhan
terjadinya musim
pencegahan DBD dengan 4M secara rutin kepada
pancaroba
plus masyarakat.
b. Tidak adanya kegiatan
d. Pemasangan media seperti poster, d. Usulan pemasangan
gotong royong yang rutin
leaflet, brosur, sticker dsb agar media pencegahan DBD
c. Penyuluhan kesehatan dari
e. Aktifkan RW Siaga
dapat menarik minat masyarakat
Puskesmas Harapan Raya f. Usulan penambahan
untuk mencegah DBD
belum tepat sasaran kepada tenaga pencegahan dan
e. Mengaktifkan kembali RW Siaga
masyarakat penanggulangan
dan kegiatan-kegiatannya di
d. Masih rendahnya tingkat
penyakit menular untuk
kesadaran masyarakat masyarakat
f. Tenaga kesehatan melakukan mengatasi masalah
mengenai pencegahan DBD
survey secara langsung ke dalam pencegahan dan
dengan 4M plus.
e. Masih kurangnya masyarakat untuk menilai pengendalian DBD
disebarkan media tentang keberhasilan dari penyuluhan
pencegahan DBD dengan kesehatan dan perilaku
4M plus. pencegahan DBD
f. Kurangnya antusias
masyarakat dalam
melakukan pencegahan
DBD
g. Kurangnya pemerataan
pembagian bubuk abate
.

Tabel 3: Inventaris rencana kegiatan puskesmas


Pendekatan pemecahan Rencana kegiatan Kegiatan
masalah
1. Megajak masyarakat 1. Ajak masyarakat 1. Mengajak masyarakat
melakukan tindakan untuk melakukan tindakan untuk melakukan tindakan untuk
pencegahan DBD pencegahan DBD pencegahan DBD
2. Mengajak masyarakat 2. Usulan mengajak 2. Memberikan usulan
membuat jadwal dalam masyarakat melakukan mengajak masyarakat
melakukan gotong royong gotong royong yang melakukan gotong royong
yang akan dilakukan secara terjadwal yang terjadwal
3. Lakukan penyuluhan secara 3. Melakukan penyuluhan
rutin
3. Melakukan penyuluhan rutin kepada masyarakat. secara rutin kepada
4. Usulan pemasangan media
secara rutin dan bertahap masyarakat.
pencegahan DBD 4. Memberikan usulan
tentang pencegahan DBD
5. Aktifkan RW Siaga
pemasangan media
dengan 4M plus 6. Usulan penambahan tenaga
4. Pemasangan media seperti pencegahan DBD
pencegahan dan
5. Mengaktifkan RW Siaga
poster, leaflet, brosur,
penanggulangan penyakit 6. Memberikan usulan
sticker dsb agar dapat
menular untuk mengatasi penambahan tenaga
menarik minat masyarakat
masalah dalam pencegahan pencegahan dan
untuk mencegah DBD
dan pengendalian DBD penanggulangan penyakit
5. Mengaktifkan kembali RW
menular untuk mengatasi
Siaga dan kegiatan-
masalah dalam pencegahan
kegiatannya di masyarakat
6. Tenaga kesehatan dan pengendalian DBD
melakukan survey secara
langsung ke masyarakat
untuk menilai keberhasilan
dari penyuluhan kesehatan
dan perilaku pencegahan
DBD

Вам также может понравиться