Вы находитесь на странице: 1из 27

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN MANDIRI

ANALISIS KINERJA KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK

MEMPRODUKSI BIOETANOL

TIM PENELITI:

Gerard Antonini Duma, S.T., M.T. (Ketua)


Ludhy Frengki Laula (Anggota)
Selestinus Libba Birana (Anggota)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat pertolongan-Nya

sehingga Laporan Penelitian Mandiri ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dari kolektor surya plat

datar yang memproduksi bioetanol dari nira nipah dalam kaitannya dengan

pengembangan energi terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang

diperbaharui kembali setelah digunakan seperti air, angin dan matahari. Energi

matahari saat ini sudah mulai banyak dikembangkan dikarenakan cadangan atau

persediaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam yang

mulai berkurang dan diprediksi akan habis puluhan tahun mendatang. Keuntungan

lain dari penggunaan energi terbarukan adalah ramah lingkungan, tidak mencemari

lingkungan dan tidak menyebabkan pemanasan global, efek rumah kaca

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan di bidang teknik

khususnya teknik mesin dalam pengembangan energi terbarukan kedepannya

Makassar, 25 September 2017

Tim Peneliti.

Gerard Antonini Duma, S.T., M.T


Ludhy Frengki Laula
Selestinus Libba Birana
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
RINGKASAN..................................................................................................... iii
PRAKATA ..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 12
BAB IV. HASIL DAN LUARAN PENELITIAN...............................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produksi bioetanol nira nipah

dengan menggunakan kolektor surya plat datar, menganalisis kinerja pada kolektor

surya plat datar. Penelitian menggunakan adalah metode eksperimen yaitu

melakukan pengujian produksi etanol nira nipah dengan menggunakan kolektor

surya plat datar. Nira nipah dipanaskan menggunakan kolektor surya plat datar

dengan tujuan menguapkan uap etanol dari nira nipah, kemudian uap etanol

didinginkan agar menjadi cairan etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total

produksi etanol sebesar 12 cc dan konsentrasi etanol rata-rata sebesar 59,40 %.

Energi pemanasan yang tertinggi diperoleh adalah 223,60 watt dan yang terkecll

adalah 73,91 watt, efisiensi tertinggi kolektor adalah 33,51 % dan efisiensi terendah

adalah 9,49 %.
BAB I

PENDAHULUAN

Penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar telah banyak digunakan di

beberapa negara di dunia. Di Amerika, bahan bakar bensin dicampurkan dengan

10% etanol (dari bahan baku jagung). Di Brazil, etanol dibuat dari bahan baku tebu,

dan digunakan pada bahan bakar bensin dalam kadar 10%. Di Finlandia, etanol

dengan kadar 5% telah dicampurkan pada bensin dan memiliki angka oktan 98. Di

Jepang, sejak tahun 2005 sudah mulai digunakan bahan bakar bensin dengan

campuran 3% etanol (Sri & Gusmailina, 2010)

Beberapa penelitian telah dilakukan pada beberapa tanaman untuk

menghasilkan bioetanol seperti pada nipah, tebu, jagung, ubi dan rumput. Pada

tanaman tebu misalnya pernah dilakukan peneltian dengan proses fermentasi oleh

Agustin & Fenty (2012) dengan menghasilkan bioetanol sebesar 8,792%

sedangkan pada tanaman jagung dan rumput laut dilakukan proses fermentasi,

hidrolisis, dan distilasi. Penelitian dilakukan oleh Anita dkk (2013) pada alga merah

dengan sistem fermentasi dan hidrolisis. Hasilnya diperoleh nilai konversi selulosa

alga merah adalah setiap 1 kilogram selulosa Gracillaria verrucosa menghasilkan

21,56 % bioetanol dengan kemurnian 17,04% dan satu kilogram Eucheuma cottonii

menghasilkan 18,40% bioetanol dengan kemurnian 8,42%. Peneltian tentang nira

nipah telah dilakukan oleh Chairul & Silvia (2013) dengan proses fermentasi,

hasilnya diperoleh kadar bioetanol 97,969 % dari 50 liter nira nipah


Proses distilasi untuk memurnikan bioetanol umumnya dilakukan dengan

proses pemanasan dengan menggunakan sumber energi. Hal ini yang

mengakibatkan nilai ekonomis dari bahan bakar etanol belum dapat bersaing

dengan bahan bakar fosil (bensin).

Pemanfaatan radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama untuk

menghasilkan energi panas dengan menggunakan kolektor telah banyak dilakukan

(M. Burhan, 2013). Absorber pada kolektor surya dikenai sinar matahari dimana

sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian

besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut

dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk

kemudian dimanfaatkan pada berbagai aplikasi (Sulaeman & Darul, 2013)

Ada 3 tipe kolektor surya dan mempunyai temperatur keluaran yang berbeda-

beda. Kolektorsurya yang bertipe plat datar menghasilkan temperature fluida dari

proses pemanasan adalah sekitar 60-90 oC (Duffie & William, 2013). Penelitian

pada kolektor surya plat datar pernah dilakukan dengan menggunakan 2 kaca

penutup dimana hasil penelitian diperoleh temperatur keluarnya adalah 75 oC untuk

2 kaca penutup dan 68oC (Rahardjo & Ekadewi, 1999). Penelitian lain yang pernah

dilakukan adalah kolektor surya dengan seng bekas sebagai absorber, hasil

penelitian diperoleh temperatur keluar tertinggi adalah 80oC (M. Burhan &

Samsudin, 2010). Kolektor surya lain adalah kolektor tabung pipa dimana

temperatur fluida dari hasil pemanasan adalah sekitar 60-120 oC. Penelitian tentang

evacuated solar tube pernah dilakukan dan hasil penelitian diperoleh temperatur

keluarnya yang tertinggi adalah 100oC (Aed dkk, 2014). Penelitian lain juga pernah
dilakukan pada dua jenis pipa dengan memperoleh temperatur keluar tertingginya

100oC (K. S. Ong & W. L. Tong, 2012). Tipe terakhir kolektor surya parabola

dimana dapat menghasilkan temperatur pemanasan 100-400 oC. Penelitian pernah

dilakukan di Iran dan menghasilkan temperatur keluar tertinggi 202 oC (M.

Yaghoubi dkk, 2013). Penelitian lain juga pernah dilakukan pada kolektor surya ipe

parabola dan menghasilkan temperatur keluar maksimum 106 oC (Mohd. Rizwan

dkk, 2014)

Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan dengan memanfaatkan kolektor

surya yang bertipe plat datar sebagai sumber energy untuk pemanasan pada proses

distilasi nira nipah..Tipe ini dengan suhu pemanasan fluida di kisaran 60 – 90 oC

dianggap cukup untuk menguapkan etanol yang terkandung dalam di nira nipah.

Selain itu, tipe ini mempunyai konstruksi yang mudah dan harga yang lebih murah

A. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana memproduksi bioetanol dari nira nipah menggunakan kolektor surya

plat rata?

2. Bagaimana menganalisis kinerja kolektor surya plat datar?


B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan sebagai sasaran utama yang hendak dicapai pada penelitian ini

adalah:

1. Memproduksi bioetanol dari nira nipah menggunakan kolektor surya plat

rata

2. Menganalisis kinerja kolektor surya plat datar

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi kalangan peneliti, penelitian ini diharapkan berguna bagi

pengembangan pengolahan nira nipah menjadi bioetanol

2. Bagi kalangan masyarakat, untuk memberikan pengetahuan sehingga

pengolahannya dapat meningkatkan pendapatan

3. Bagi kalangan pemerintah, dapat dibantu dengan ketersediaannya bahan

baku etanol sebagai penghemat bahan bakar konvesional dan

meningkatkan pendapatan daerah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kolektor surya dapat didefinisikan sebagai sistem perpindahan panas yang

menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai

sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor

surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan

sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas

tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk

kemudian dimanfaatkan guna berbagai aplikasi.Kolektor surya yang pada

umumnya memiliki komponen-komponen utama, yaitu :

1. Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju

lingkungan

2. Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari.

3. Kanal, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja .

4. Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari

absorber menuju lingkungan

5. Frame, berfungsi sebagai struktur pembentuk dan penahan beban kolektor

Klasifikasi Kolektor Surya

Terdapat tiga jenis kolektor surya yang diklasifikasikan ke dalam Solar

Thermal Collector System dan juga memiliki korelasi dengan pengklasifikasian

kolektor surya berdasarkan dimensi dan geometri dari receiver yang dimilikinya.
1. Flat-Plate Collectors

Kolektor surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan

fluida kerja yang mengalir kedalamnya dengan mengkonversikan energy

radiasi matahari menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak

, oli, dan udara kolektor surya plat datar mempunyai temperatur keluaran

dibawah 95°C. dalam aplikasinya kolektor plat datar digunakan untuk

memanaskan udara dan air.

Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah bahwa

memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan

langsung dan sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena

desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya

pembuatan yang murah. Pada umumnya kolektor jenis ini digunakan untuk

memanaskan ruangan dalam rumah, pengkondisian udara, dan proses-proses

pemanasan dalam industri.

Tipe ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada

temperatur di bawah 100°C. Spesifikasi tipe ini dapat dilihat dari absorber-nya

yang berupa plat datar yang terbuat dari material dengan konduktivitas termal

tinggi, dan dilapisi dengan cat berwarna hitam. Kolektor pelat datar

memanfaatkan radiasi matahari langsung dan terpencar ( beam dan diffuse ),

tidak membutuhkan pelacak matahari, dan hanya membutuhkan sedikit

perawatan. Aplikasi umum kolektor tipe ini antara lain digunakan untuk

pemanas air, pemanas gedung, pengkondisian udara, dan proses panas industri.
Komponen penunjang yang terdapat pada kolektor pelat datar antara lain;

transparent cover, absorber, insulasi, dan kerangka.

Gambar 2.1. Flat-Plate Collector

2. Concentrating Collectors

Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada

temperature antara 100° – 400°C. Kolektor surya jenis ini mampu

memfokuskan energi radiasi cahaya matahari pada suatu receiver, sehingga

dapat meningkatkan kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber.

Spesifikasi jenis ini dapat dikenali dari adanya komponen konsentrator yang

terbuat dari material dengan transmisivitas tinggi. Berdasarkan komponen

absorber-nya jenis ini dikelompokan menjadi dua jenis yaitu Line Focus dan

Point Focus.

Gambar 2.2. Concentrating Collectors


3. Evacuated Tube Collectors

Jenis ini dirancang untuk menghasilkan energi panas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan dua jenis kolektor surya sebelumnya. Keistimewaannya

terletak pada efisiensi transfer panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan

panasnya yang relatif rendah. Hal ini dikarenakan fluida yang terjebak diantara

absorber dan cover-nya dikondisikan dalam keadaan vakum, sehingga mampu

meminimalisasi kehilangan panas yang terjadi secara konveksi dari permukaan

luar absorber menuju lingkungan. (Duffie & William, 2009)

Gambar 2.3. Evacuated Tube Collectors

Kolektor Surya Pemanas Air

Kolektor surya pemanas air adalah sebuah alat yang digunakan untuk

mengubah energi dan radiasi matahari menjadi energi panas air. Radiasi matahari

ditransmisikan melalui penutup yang transparan dan diubah menjadi panas pada

pelat penyerap. Selanjutnya, energi panas pada pelat absorber ditransfer ke air yang

mengalir dalam pipa.

Kolektor surya pemanas air memiliki komponen utama yang terbuat dari

selembar bahan konduktif termal yang disebut pelat penyerap (absorber) yang
kepadanya menempel atau menjadi satu pipa-pipa pembawa cairan (air) atau lazim

disebut pipa pemanas (riser pipe). Absorber dibuat dari lembaran metal tipis dan

permukaannya berwarna hitam karena benda hitam adalah penyerap radiasi yang

sempurna. Penghitaman bisa dilakukan dengan pengecatan warna hitam sebagai

cara yang paling mudah, atau dengan metoda yang lebih canggih dengan proses

pelapisan seperti elektroplating, anodizing,dan lain-lain. Cara pelapisan canggih

tersebut, misal dengan black chrome atau black nickel, dimasudkan selain untuk

mempertinggi absortivitasnya terhadap radiasi surya juga untuk memperendah

emitansinya terhadap gelombang sinar inframerah

Gambar 2.4. Kolektor Surya

Agar terjadi pindah panas yang baik dari absorber ke pipa-pipa pemanas,

bahan dasar absorber harus mempunyai konduktivitas termal yang baik. Beberapa

bahan dasar yang dapat dipakai sebagai absorber diberikan seperti pada tabel

Tabel 2.1 . Konduktivitas Termal beberapa Bahan Kolektor Surya tertentu

Bahan Konduktivitas termal (k), W/(m.K)

Tembaga 385.0
Alumunium 211.0

Timah putih 66.0

Baja, 1% karbon 45.0

Baja tahan karat 16.0

Lembaran kaca transparan dipakai sebagai penutup permukaan kolektor,

berfungsi bukan sekedar sebagai alat pelindung kolektor dari perusakan oleh faktor

luar (misalnya hujan), tetapi juga karena sifatnya sebagai penjebak panas atau

gelombang inframerah. Seperti diketahui bahwa kaca memiliki sifat transparan

terhadap gelombang ultraviolet dan cahaya tampak (kedua jenis gelombang cahaya

ini mendominasi radiasi surya), tetapi tidak transparan terhadap gelombang sinar

inframerah sebagaimana yang terjadi pada efek rumah kaca, sehingga rugi-rugi

panas akibat radiasi dari permukaan absorber keluar kolektor dapat dapat

diminimumkan. Meskipun demikian masih terdapat rugi-rugi panas ke permukaan

karena konveksi udara yang bergerak di dalam ruang antara absorber dan kaca.

Rugi-rugi panas konveksi ini pada kenyataannya justru mengambil porsi yang

terbesar sekitar 70%-80% dari total rugi-rugi panas ke permukaan, menyebabkan

efisiensi termal kolektor rendah sekitar 20%-40%.

Cairan penerima panas dari absorber mengalir di dalam susunan pipa-

pemanas sejajar, header atas dan header bawah yang umumnya dibuat dari tembaga.

Pipa pemanas, header dan absorber dirancang sedemikian rupa sehingga merupakan

satu kesatuan, adapun metoda penyatuan yang sederhana adalah dengan cara

brasing atau cara klem dengan rivet. Untuk memperkecil rugi-rugi panas ke
samping dan ke bawah kolektor, dipilih bahan isolator panas seperti styrofoam,

polyurethane, glass wool, dan lain-lain (Rahardjo Ekadewi, 2006).


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan cara menggunakan

kolektor surya tipe plat datar untuk menghasilkan cairan bieotanol dari buah nipah.

Kolektor surya berfungsi memanaskan nira nipah dengan tujuan menguapkan

etanol dari nira nipah kemudian uap etanol hasil pemanasan didinginkan dengan

kondensor agar menjadi cairan etanol yang akan diuji kada etanolnya. Nira nipah

sebanyak 5 liter didistilasi 1 hari mulai pukul 09.00-14.00 kemudian disimpan pada

tabung penyimpanan dan diuji kadar etanolnya di laboratorium. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Februari-Juni 2017 bertempat di Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin. Dimensi kolektpr surya adalah panjang 1 m dan lebar 80 cm

A. Tahap Penelitian

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam rangka

mengumpulkan data hingga menyelesaikan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Membuat alat eksperimental

Pembuatan alat eksperimental dimaksudkan sebagai objek penelitian

yang akan dilakukan.

b. Pengambilan data.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan sistem

eksperimen.
c. Mengolah data dan membahas hasil penelitian.

d. Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data dan pembahasan yang

telah dilakukan.

B. Peralatan dan Bahan yang Digunakan

1. Bahan untuk pembuatan pengujian

a. Kolektor surya

Panjang : 100 cm

Lebar : 80 cm

b. Tabung distilasi terbuat dari pipa PVC

Diameter : 8,8 cm

Tinggi : 60 cm

c. Kondesor terbuat dari alumunium dan pipa PVC

Diameter : 9 cm

Tinggi : 20 cm

d. Pipa kolektor surya terbuat dari tembaga

Diameter : 1,7 cm

e. Plat absorber terbuat dari aluminium

Panjang : 80 cm

Lebar : 60 cm

2. Alat Pengujian

Alat pengujian yang digunakan pada penelitian ini meliputi :

a. Kolektor Surya
b. Tabung distilasi

c. Kondensor

d. Termokopel

e. Tabung penyimpanan

f. Pompa

g. Stopwatch

h. Solarimeter

i. Anemometer

j. Termometer

C. Prosedur Pengambilan Data

Adapun prosedur pengambilan data yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengisi tabung distilasi dengan nira nipah sebanyak 5 liter kemudian

ditutup dengan kondensor

2. Kolektor dibiarkan selama 10 menit sebelum kran input dibuka dan pompa

dijalankan untuk memulai pengambilan data

3. Pengambilan data dimulai pukul 09.00 pagi sampai dengan pukul 14.00..

4. Mengukur debit nira nipah dengan menggunakan stopwatch dan tabung

ukur

5. Nira nipah disirkulasikan dengan tujuan pemanasan agar nira nipah

menguap (temperatur penguapan nira nipah berkisar antara 50-65 C)

6. Mengukur temperatur nira nipah masuk dan keluar kolektor, temperatur

kaca kolektor, temperatur plat kolektor, dan temperatur pipa kolektor


7. Pengambilan data selanjutnya dicatat setiap 30 menit dengan mengulangi

prosedur 6

8. Mengukur temperatur air pendingin pada kondensor. Air pendingin pada

kondensor dijaga temperaturnya maksimal 30◦ C dan diganti setiap 10

menit

9. Cairan etanol hasil distilasi ditampung ke dalam tabung penyimpanan dan

selanjutnya diukur volume dan kadar etanolnya. Kadar etanol diuji di

Laboratorium Analisis Kimia di Fakultas MIPA Unhas

D. Instalasi Alat Pengujian

1. Titik-titik pengukuran pada kolektur surya

Gambar 3.11. Titik-titik pengukuran kolektor


Tin = Temperatur nira masuk

Tout = Temperatur nira keluar

Tkd = Temperatur kaca dalam

Tkl = Temperatur kaca luar


Tp1 = Temperatur plat absorber

Tp2 = Temperatur pipa

Tkb = Temperatur kolektor bawah


BAB IV
HASIL DAN LUARAN PENELITIAN

Dari hasil eksperimental yang ditelah dilakukan diperoleh efisiensi aktual

kolektor tertinggi adalah 33,51 % dan efisiensi aktual terendah sebesar 9,49 %. dan

energi pemanasan nira tertinggi yang dapat digunakan dari kolektor diperoleh

sebesar 223,60 watt dan energi terkecil sebesar 73,91 watt. Kadar etanol yang

diperoleh adalah 59,40% dan volume etanol adalah 12 cc.

Efisiensi tertinggi diperoleh pada jam 10.00 yaitu 33,51 % dikarenakan

energi pemanasan diperoleh paling maksimal yaitu 223,60 watt dimana semakin

besar energi pemanasan maka efisiensi aktual akan semakin besar juga. Sedangkan

energi pemanasan tertinggi diperoleh pada jam 10.00 yaitu 223,60 watt dikarenakan

perbedaan temperatur masuk dan keluar kolektor dan panas jenis serta laju aliran

massa mencapai nilai maksimal sehingaa diperoleh energi yang maksimal juga

Tabel 1. Hasil pengujian produksi dan kadar etanol


No Sampel Kadar etanol (%) Volume etanol (cc)
1 Sampel 1 59,40% 12 cc

Hasil Analisa Uji Kandungan dan Potensi Produksi Etanol Nira Nipah
Hasil analisa uji kandungan nira nipah pada sampel 2 yang telah dilakukan

di Laboratorium Kimia dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Analisa Uji Kandungan Nira nipah


%
No Kode Sample % Air % Abu % Glukosa Sukrosa
1 Nira Nipah 96,99 0,48 0,04 0,32
Potensi produksi etanol yang dapat dihasilkan:
%
x volume nira nipah
%

,
x 5000 cc = 16 cc

Etanol yang diperoleh dari pengujian pada adalah 10 cc

Sehingga, efisiensi sistem pengujian = x 100% = 75 %

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran penelitian ini masih berupa laporan penelitian dan akan dirancang

secepatnya artikel ilmiah teknik yang direncanakan dimuat dalam jurnal ilmiah

teknik mesin yang tidak terakreditasi atau terakreditasi DIKTI. Diperkirakan akan

diajukan pemuatannya pada tahun 2018 setelah melalui perbaikan dan

pemutakhiran data
Tabel Hasil Perhitungan
Lokasi : Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2017
Waktu : 9:00 - 14.00
Kemiringan Kolektor : 10°

Temp. Nira
Nipah Temp. Pelat Temp. Cover (Tc- Berdasarkan (Tc-luar+Ta)/2
IT Vw Ta Ts Tc- Tc- hr,c-a L
Tin Tout Tpavg luar+Ta)/2 υ α k
Waktu Tp1 Tp2 luar dalam ReL NuL
Pr
(W/m2
(W/m2) (m/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (m) (°C) (m2/s) (m2/s) (W/mK)
(°C) (°C) (°C) (°C) K)
9:00 660 0,2 34,0 32 34 40 39 39,5 11,0 45 46 5,460 0,22 39,5 1,66E-05 2,28E-05 0,02629 0,7267 2677,9 215,35
9.30 710 0,2 34,0 35 37 43 42 42,5 11,0 48 49 5,545 0,22 41,0 1,74E-05 2,40E-05 0,02655 0,7244 2553,7 204,72
10.00 834 0,2 35,0 40 43 47 46 46,5 11,5 51 52 5,645 0,22 43,0 1,72E-05 2,37E-05 0,02640 0,7249 2582,2 207,16
10.30 900 0,2 36,0 45 48 51 50 50,5 12,0 54 55 5,745 0,22 45,0 1,75E-05 2,42E-05 0,02699 0,7241 2539,7 203,51
11.00 943 0,2 36,0 52 55 56 55 55,5 12,0 58 59 5,864 0,22 47,0 1,78E-05 2,46E-05 0,02721 0,7233 2498,6 200,00
11.30 995 0,2 37,0 56 59 60 59 59,5 12,5 59 60 5,907 0,22 48,0 1,77E-05 2,44E-05 0,02713 0,7236 2512,1 201,16
12.00 1100 0,2 37,0 59 61 61 60 60,5 12,5 61 63 5,968 0,22 49,0 1,76E-05 2,43E-05 0,02706 0,7238 2525,8 202,33
12.30 1045 0,2 36,0 60 62 62 61 61,5 12,0 61 62 5,954 0,22 48,5 1,76E-05 2,44E-05 0,02710 0,7237 2519,0 201,74
13.00 973 0,2 36,0 60 61 62 61 61,5 12,0 61 62 5,954 0,22 48,5 1,76E-05 2,44E-05 0,02710 0,7237 2519,0 201,74
13.30 840 0,2 35,0 58 59 59 58 58,5 11,5 58 59 5,850 0,22 46,5 1,78E-05 2,47E-05 0,02724 0,7232 2491,8 199,43
14.00 770 0,2 35,0 57 58 58 57 57,5 11,5 57 58 5,821 0,22 46,0 1,79E-05 2,47E-05 0,02728 0,7231 2485,2 198,86

Berdasarkan (Tc-
(Tc- dalam+Tp)/2
R1 hc,p-c Ap Ac hr,p-c R2 Tmean (Tp+Tmean)/2
dalam+Tp)/2
hw υ α k Pr Ra Nu εp εc
(m2 (W/m2 (W/m2 m2
(°C) (m2/s) (m2/s) (W/mK) (m2) (m2) (°C) (°C)
K/W) K) K) K/W
36,06 0,0241 42,75 1,72E-05 2,38E-05 0,02642 0,7249 6,15E+04 8,064 0,959 0,95 0,88 0,480 0,80 6,005 0,144 33,00 36,25
34,62 0,0249 45,75 1,79E-05 2,48E-05 0,02730 0,7230 5,63E+04 7,699 0,946 0,95 0,88 0,480 0,80 6,178 0,140 36,00 39,25
34,84 0,0247 49,25 1,76E-05 2,43E-05 0,02704 0,7239 4,90E+04 7,187 0,875 0,95 0,88 0,480 0,80 6,384 0,138 41,50 44,00
34,99 0,0245 52,75 1,87E-05 2,592E-05 0,0279 0,7209 3,49E+04 6,188 0,776 0,95 0,88 0,480 0,80 6,594 0,136 46,50 48,50
34,66 0,0247 57,25 1,82E-05 2,527E-05 0,0276 0,7221 2,82E+04 5,699 0,706 0,95 0,88 0,480 0,80 6,871 0,132 53,50 54,50
34,77 0,0246 59,75 1,80E-05 2,491E-05 0,0274 0,7227 4,10E+03 3,431 0,423 0,95 0,88 0,480 0,80 7,028 0,134 57,50 58,50
34,88 0,0245 61,75 1,98E-05 2,606E-05 0,0287 0,7181 1,78E+04 4,917 0,635 0,95 0,88 0,480 0,80 7,155 0,128 60,00 60,25
34,83 0,0245 61,75 1,98E-05 2,606E-05 0,0287 0,7181 3,55E+03 3,288 0,424 0,95 0,88 0,480 0,80 7,155 0,132 61,00 61,25
34,83 0,0245 61,75 1,98E-05 2,606E-05 0,0287 0,7181 3,55E+03 3,288 0,424 0,95 0,88 0,480 0,80 7,155 0,132 60,50 61,00
34,61 0,0247 58,75 1,81E-05 2,505E-05 0,0274 0,7225 4,07E+03 3,423 0,423 0,95 0,88 0,480 0,80 6,965 0,135 58,50 58,50
34,56 0,0248 57,75 1,82E-05 2,520E-05 0,0275 0,7222 4,04E+03 3,416 0,423 0,95 0,88 0,480 0,80 6,902 0,137 57,50 57,50
Berdasarkan Tmean Qu
k ṁ hp-f Ut Ub UL S η teoritis η aktual
ρ Cp Qu aktual
m F F' F'' FR
(W/m (W/m2 (W/m2 (W/m2 (W/m2 desain
Kg/m3 J/Kg K Kg/s (W/m2) (%) (W) (%)
K) K) K) K) K)
0,629 995,2 4178,0 0,01791 161,320 5,684 0,490 6,175 3,825 0,969 0,719 0,516 0,371 522,614 156,93 29,72 149,69 28,35
0,624 991,7 4178,8 0,01785 160,089 5,757 0,490 6,247 3,848 0,968 0,705 0,506 0,357 562,206 157,01 27,64 149,19 26,27
0,632 990,7 4179,7 0,01783 162,141 5,854 0,490 6,344 3,877 0,968 0,702 0,674 0,474 660,395 234,64 35,17 223,60 33,51
0,639 988,7 4180,7 0,01780 163,910 5,934 0,490 6,425 3,902 0,968 0,701 0,649 0,455 712,656 234,79 32,61 223,21 31,00
0,645 987,2 4181,6 0,01777 165,295 6,063 0,490 6,554 3,941 0,967 0,692 0,671 0,464 746,705 234,70 31,11 222,92 29,55
0,651 984,3 4184,0 0,01772 166,834 5,987 0,490 6,477 3,918 0,967 0,707 0,634 0,448 787,881 235,00 29,52 222,38 27,94
0,659 983,3 4185,0 0,01770 168,950 6,210 0,490 6,700 3,985 0,966 0,691 0,398 0,275 871,024 157,56 17,90 148,14 16,83
0,658 981,0 4186,6 0,01766 168,694 6,073 0,490 6,563 3,944 0,967 0,705 0,421 0,297 827,473 157,53 18,84 147,85 17,69
0,658 980,7 4186,8 0,01765 168,758 6,073 0,490 6,563 3,944 0,967 0,705 0,230 0,162 770,460 79,12 10,16 73,91 9,49
0,651 984,6 4183,6 0,01772 166,834 5,939 0,490 6,430 3,903 0,968 0,712 0,270 0,192 665,146 78,99 11,76 74,15 11,03
0,652 984,3 4184,0 0,01772 167,091 5,896 0,490 6,386 3,890 0,968 0,718 0,295 0,212 609,717 78,95 12,82 74,13 12,03
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian produksi bioetanol dari nira nipah menggunakan

kolektor surya plat datar diperoleh volume etanol 12 cc dan kadar etanol

59,40 %

2. Dari hasil eksperimental yang ditelah dilakukan diperoleh efisiensi dan

energi pemanasan sebagai berikut:

Efisiensi aktual kolektor tertinggi adalah 33,51 % dan efisiensi aktual

terendah sebesar 9,49 %. dan energi pemanasan nira tertinggi yang dapat

digunakan dari kolektor diperoleh sebesar 223,60 watt dan energi terkecil

sebesar 73,91 watt

B. Saran

1. Sebaiknya memaksimalkan kinerja kolektor surya untuk memperoleh

tempearatur pemanasan yang lebih baik

2. Agar menggunakan kondensor dengan ukuran yang lebih besar sehingga

produksi etanol lebih banyak dihasilkan

3. Sebaiknya mencari nira nipah dengan kualitas terbaik dan proses fermentasi

dengan menggunakan ragi atau sebagainya perlu dilakukan agar kadar

etanol yang dihasilkan lebih tinggi


DAFTAR PUSTAKA

Aed I.O., M. Tariq, Hassan I., Husam S., & Mohannad Ali. (2014). The Heat Losses
Experimentally In The Evacuated Tubes Solar Collector System In Baghdad-
Iraq Climate. International Journal of Research in Engineering & Technology
Vol. 2, Issue 4. Research Center, Renewable Energy Directorate, Ministry of
Science and Technology. Republic of Iraq. Department of Mechanical
Engineering, SSET, SHIATS-DU, Allahabad
Agustin K. W & Fenty N. E P., (2013). Produksi Etanol Dari Tetes Tebu Oleh
Saccharomyces cerevisiae Pembentuk Flok (NRRL – Y 265). Malang: Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya
Anita P.S., Ahyar A., & Hanapi U. (2012). Produksi bioetanol Dari Selulosa Alga
Merah Dengan Sistem Fermentasi Simultan Menggunakan Bakteri
Clostridium Acetobutylicum. Universitas Medan
Artian S. (2010). Kaji Eksperimental Modifikasi Cara Tradisional Pada Sistem
Distilasi Pembuatan Etanol. Universitas Hasanuddin, Makassar
Asri A.K.D. (2012). Kinerja Destilasi Rimpang Jahe Secara Kohobasi Dan
Destilasi Uap-Air. Universitas Diponegoro, Semarang
Cengel Y.A. (2008). Heat Transfer 2nd Edition. New York: The Mc Graw Hill
Companies
Chairul., & Silvia R.Y. (2013). Pembuatan Bioetanol dari Nira Nipah
Menggunakan Sacharomyces Cereviceae. Jurnal Teknobiologi, IV(2) 2013:
105 – 108 ISSN : 2087 – 5428. Universitas Riau, Pekanbaru
Dahlan., Muhammad H., Sari., Dewi D, Ismadyar. (2009). Pemekatan Nira Nipah
Menggunakan Membran Selulosa Asetat. Palembang: Jurnal Teknik Kimia
Universitas Sriwijaya, Vol 2 No. 3
Duffie J.A., & William B. (2013). Solar Engineering of Thermal Processes. John
Wiley & Sons, inc. 380 p
Incropera F.P., & Dewit D.P. (2009). Fundamental of Heat Transfer. New York.
Burhan M. R., Wijaya, Samsudin A., Karnowo. (2012). Pemanfaatan Kolektor
Surya Pemanas Air Dengan Menggunakan Seng Bekas Sebagai Absorber
Untuk Mereduksi Pemakaian Bahan Bakar Minyak Rumah Tangga.
Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
M. Rizwan, M. Abdul R. J., M. Suleman, & M. Aamer H., (2014). Experimental
Verification and Analysis of Solar Parabolic Collector for Water Distillation,
International Journal of Engineering Research Volume No.3, Issue No.10, pp
: 588-593. India, Mechanical Engineering Department, Muffakham Jah
College Of Engineering & Technology, Hyderabad, Telangana
Rahardjo T., & Ekadewi A.H., (2006). Unjuk Kerja Pemanas Air Jenis Kolektor
Surya Plat Datar dengan Satu dan Dua Kaca Penutup. Jurusan Teknik
Mesin, Universitas Kristen Petra
S. Ong* and W. L. Tong, (2012). System Performance of U-Tube and Heat Pipe
Solar Water Heaters. Journal of Applied Science and Engineering, Vol. 15,
No. 2. Malaysia, School of Engineering, Monash University Sunway
Campus, pp. 105110
Sri K. & Gusmailina. (2010). Prospek Bioetanol Sebagai Pengganti Minyak Tanah.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Sulaeman & Darul M., (2011). Analisa Efisiensi Kolektor Surya Plat Datar Dengan
Debit Aliran Fluida 3-10 Liter/Menit. Padang: Teknik Mesin - Institut
Teknologi Padang
Yaghoubi, M. F. Ahmadi & M Bandehee. (2013). Analysis of Heat Losses of
Absocrber Tubes of Parabolic. Journal of Clean Energy Technologies 1: Vol.
1, no. 1, pp. 33-37

Вам также может понравиться