Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENELITIAN MANDIRI
MEMPRODUKSI BIOETANOL
TIM PENELITI:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat pertolongan-Nya
sehingga Laporan Penelitian Mandiri ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dari kolektor surya plat
datar yang memproduksi bioetanol dari nira nipah dalam kaitannya dengan
diperbaharui kembali setelah digunakan seperti air, angin dan matahari. Energi
matahari saat ini sudah mulai banyak dikembangkan dikarenakan cadangan atau
persediaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam yang
mulai berkurang dan diprediksi akan habis puluhan tahun mendatang. Keuntungan
lain dari penggunaan energi terbarukan adalah ramah lingkungan, tidak mencemari
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan di bidang teknik
Tim Peneliti.
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
RINGKASAN..................................................................................................... iii
PRAKATA ..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 12
BAB IV. HASIL DAN LUARAN PENELITIAN...............................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
RINGKASAN
dengan menggunakan kolektor surya plat datar, menganalisis kinerja pada kolektor
surya plat datar. Nira nipah dipanaskan menggunakan kolektor surya plat datar
dengan tujuan menguapkan uap etanol dari nira nipah, kemudian uap etanol
didinginkan agar menjadi cairan etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total
Energi pemanasan yang tertinggi diperoleh adalah 223,60 watt dan yang terkecll
adalah 73,91 watt, efisiensi tertinggi kolektor adalah 33,51 % dan efisiensi terendah
adalah 9,49 %.
BAB I
PENDAHULUAN
10% etanol (dari bahan baku jagung). Di Brazil, etanol dibuat dari bahan baku tebu,
dan digunakan pada bahan bakar bensin dalam kadar 10%. Di Finlandia, etanol
dengan kadar 5% telah dicampurkan pada bensin dan memiliki angka oktan 98. Di
Jepang, sejak tahun 2005 sudah mulai digunakan bahan bakar bensin dengan
menghasilkan bioetanol seperti pada nipah, tebu, jagung, ubi dan rumput. Pada
tanaman tebu misalnya pernah dilakukan peneltian dengan proses fermentasi oleh
sedangkan pada tanaman jagung dan rumput laut dilakukan proses fermentasi,
hidrolisis, dan distilasi. Penelitian dilakukan oleh Anita dkk (2013) pada alga merah
dengan sistem fermentasi dan hidrolisis. Hasilnya diperoleh nilai konversi selulosa
21,56 % bioetanol dengan kemurnian 17,04% dan satu kilogram Eucheuma cottonii
nipah telah dilakukan oleh Chairul & Silvia (2013) dengan proses fermentasi,
mengakibatkan nilai ekonomis dari bahan bakar etanol belum dapat bersaing
(M. Burhan, 2013). Absorber pada kolektor surya dikenai sinar matahari dimana
besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut
Ada 3 tipe kolektor surya dan mempunyai temperatur keluaran yang berbeda-
beda. Kolektorsurya yang bertipe plat datar menghasilkan temperature fluida dari
proses pemanasan adalah sekitar 60-90 oC (Duffie & William, 2013). Penelitian
pada kolektor surya plat datar pernah dilakukan dengan menggunakan 2 kaca
2 kaca penutup dan 68oC (Rahardjo & Ekadewi, 1999). Penelitian lain yang pernah
dilakukan adalah kolektor surya dengan seng bekas sebagai absorber, hasil
penelitian diperoleh temperatur keluar tertinggi adalah 80oC (M. Burhan &
Samsudin, 2010). Kolektor surya lain adalah kolektor tabung pipa dimana
temperatur fluida dari hasil pemanasan adalah sekitar 60-120 oC. Penelitian tentang
evacuated solar tube pernah dilakukan dan hasil penelitian diperoleh temperatur
keluarnya yang tertinggi adalah 100oC (Aed dkk, 2014). Penelitian lain juga pernah
dilakukan pada dua jenis pipa dengan memperoleh temperatur keluar tertingginya
100oC (K. S. Ong & W. L. Tong, 2012). Tipe terakhir kolektor surya parabola
Yaghoubi dkk, 2013). Penelitian lain juga pernah dilakukan pada kolektor surya ipe
dkk, 2014)
Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan dengan memanfaatkan kolektor
surya yang bertipe plat datar sebagai sumber energy untuk pemanasan pada proses
dianggap cukup untuk menguapkan etanol yang terkandung dalam di nira nipah.
Selain itu, tipe ini mempunyai konstruksi yang mudah dan harga yang lebih murah
A. RUMUSAN MASALAH
plat rata?
Tujuan sebagai sasaran utama yang hendak dicapai pada penelitian ini
adalah:
rata
C. MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor
sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas
tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk
lingkungan
kolektor surya berdasarkan dimensi dan geometri dari receiver yang dimilikinya.
1. Flat-Plate Collectors
radiasi matahari menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak
, oli, dan udara kolektor surya plat datar mempunyai temperatur keluaran
Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah bahwa
langsung dan sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena
pembuatan yang murah. Pada umumnya kolektor jenis ini digunakan untuk
Tipe ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada
temperatur di bawah 100°C. Spesifikasi tipe ini dapat dilihat dari absorber-nya
yang berupa plat datar yang terbuat dari material dengan konduktivitas termal
tinggi, dan dilapisi dengan cat berwarna hitam. Kolektor pelat datar
perawatan. Aplikasi umum kolektor tipe ini antara lain digunakan untuk
pemanas air, pemanas gedung, pengkondisian udara, dan proses panas industri.
Komponen penunjang yang terdapat pada kolektor pelat datar antara lain;
2. Concentrating Collectors
Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada
Spesifikasi jenis ini dapat dikenali dari adanya komponen konsentrator yang
absorber-nya jenis ini dikelompokan menjadi dua jenis yaitu Line Focus dan
Point Focus.
Jenis ini dirancang untuk menghasilkan energi panas yang lebih tinggi
terletak pada efisiensi transfer panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan
panasnya yang relatif rendah. Hal ini dikarenakan fluida yang terjebak diantara
Kolektor surya pemanas air adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengubah energi dan radiasi matahari menjadi energi panas air. Radiasi matahari
ditransmisikan melalui penutup yang transparan dan diubah menjadi panas pada
pelat penyerap. Selanjutnya, energi panas pada pelat absorber ditransfer ke air yang
Kolektor surya pemanas air memiliki komponen utama yang terbuat dari
selembar bahan konduktif termal yang disebut pelat penyerap (absorber) yang
kepadanya menempel atau menjadi satu pipa-pipa pembawa cairan (air) atau lazim
disebut pipa pemanas (riser pipe). Absorber dibuat dari lembaran metal tipis dan
permukaannya berwarna hitam karena benda hitam adalah penyerap radiasi yang
cara yang paling mudah, atau dengan metoda yang lebih canggih dengan proses
tersebut, misal dengan black chrome atau black nickel, dimasudkan selain untuk
Agar terjadi pindah panas yang baik dari absorber ke pipa-pipa pemanas,
bahan dasar absorber harus mempunyai konduktivitas termal yang baik. Beberapa
bahan dasar yang dapat dipakai sebagai absorber diberikan seperti pada tabel
Tembaga 385.0
Alumunium 211.0
berfungsi bukan sekedar sebagai alat pelindung kolektor dari perusakan oleh faktor
luar (misalnya hujan), tetapi juga karena sifatnya sebagai penjebak panas atau
terhadap gelombang ultraviolet dan cahaya tampak (kedua jenis gelombang cahaya
ini mendominasi radiasi surya), tetapi tidak transparan terhadap gelombang sinar
inframerah sebagaimana yang terjadi pada efek rumah kaca, sehingga rugi-rugi
panas akibat radiasi dari permukaan absorber keluar kolektor dapat dapat
karena konveksi udara yang bergerak di dalam ruang antara absorber dan kaca.
Rugi-rugi panas konveksi ini pada kenyataannya justru mengambil porsi yang
pemanas sejajar, header atas dan header bawah yang umumnya dibuat dari tembaga.
Pipa pemanas, header dan absorber dirancang sedemikian rupa sehingga merupakan
satu kesatuan, adapun metoda penyatuan yang sederhana adalah dengan cara
brasing atau cara klem dengan rivet. Untuk memperkecil rugi-rugi panas ke
samping dan ke bawah kolektor, dipilih bahan isolator panas seperti styrofoam,
METODE PENELITIAN
kolektor surya tipe plat datar untuk menghasilkan cairan bieotanol dari buah nipah.
etanol dari nira nipah kemudian uap etanol hasil pemanasan didinginkan dengan
kondensor agar menjadi cairan etanol yang akan diuji kada etanolnya. Nira nipah
sebanyak 5 liter didistilasi 1 hari mulai pukul 09.00-14.00 kemudian disimpan pada
A. Tahap Penelitian
b. Pengambilan data.
eksperimen.
c. Mengolah data dan membahas hasil penelitian.
telah dilakukan.
a. Kolektor surya
Panjang : 100 cm
Lebar : 80 cm
Diameter : 8,8 cm
Tinggi : 60 cm
Diameter : 9 cm
Tinggi : 20 cm
Diameter : 1,7 cm
Panjang : 80 cm
Lebar : 60 cm
2. Alat Pengujian
a. Kolektor Surya
b. Tabung distilasi
c. Kondensor
d. Termokopel
e. Tabung penyimpanan
f. Pompa
g. Stopwatch
h. Solarimeter
i. Anemometer
j. Termometer
2. Kolektor dibiarkan selama 10 menit sebelum kran input dibuka dan pompa
3. Pengambilan data dimulai pukul 09.00 pagi sampai dengan pukul 14.00..
ukur
prosedur 6
menit
kolektor tertinggi adalah 33,51 % dan efisiensi aktual terendah sebesar 9,49 %. dan
energi pemanasan nira tertinggi yang dapat digunakan dari kolektor diperoleh
sebesar 223,60 watt dan energi terkecil sebesar 73,91 watt. Kadar etanol yang
energi pemanasan diperoleh paling maksimal yaitu 223,60 watt dimana semakin
besar energi pemanasan maka efisiensi aktual akan semakin besar juga. Sedangkan
energi pemanasan tertinggi diperoleh pada jam 10.00 yaitu 223,60 watt dikarenakan
perbedaan temperatur masuk dan keluar kolektor dan panas jenis serta laju aliran
massa mencapai nilai maksimal sehingaa diperoleh energi yang maksimal juga
Hasil Analisa Uji Kandungan dan Potensi Produksi Etanol Nira Nipah
Hasil analisa uji kandungan nira nipah pada sampel 2 yang telah dilakukan
,
x 5000 cc = 16 cc
Luaran penelitian ini masih berupa laporan penelitian dan akan dirancang
secepatnya artikel ilmiah teknik yang direncanakan dimuat dalam jurnal ilmiah
teknik mesin yang tidak terakreditasi atau terakreditasi DIKTI. Diperkirakan akan
pemutakhiran data
Tabel Hasil Perhitungan
Lokasi : Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2017
Waktu : 9:00 - 14.00
Kemiringan Kolektor : 10°
Temp. Nira
Nipah Temp. Pelat Temp. Cover (Tc- Berdasarkan (Tc-luar+Ta)/2
IT Vw Ta Ts Tc- Tc- hr,c-a L
Tin Tout Tpavg luar+Ta)/2 υ α k
Waktu Tp1 Tp2 luar dalam ReL NuL
Pr
(W/m2
(W/m2) (m/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (m) (°C) (m2/s) (m2/s) (W/mK)
(°C) (°C) (°C) (°C) K)
9:00 660 0,2 34,0 32 34 40 39 39,5 11,0 45 46 5,460 0,22 39,5 1,66E-05 2,28E-05 0,02629 0,7267 2677,9 215,35
9.30 710 0,2 34,0 35 37 43 42 42,5 11,0 48 49 5,545 0,22 41,0 1,74E-05 2,40E-05 0,02655 0,7244 2553,7 204,72
10.00 834 0,2 35,0 40 43 47 46 46,5 11,5 51 52 5,645 0,22 43,0 1,72E-05 2,37E-05 0,02640 0,7249 2582,2 207,16
10.30 900 0,2 36,0 45 48 51 50 50,5 12,0 54 55 5,745 0,22 45,0 1,75E-05 2,42E-05 0,02699 0,7241 2539,7 203,51
11.00 943 0,2 36,0 52 55 56 55 55,5 12,0 58 59 5,864 0,22 47,0 1,78E-05 2,46E-05 0,02721 0,7233 2498,6 200,00
11.30 995 0,2 37,0 56 59 60 59 59,5 12,5 59 60 5,907 0,22 48,0 1,77E-05 2,44E-05 0,02713 0,7236 2512,1 201,16
12.00 1100 0,2 37,0 59 61 61 60 60,5 12,5 61 63 5,968 0,22 49,0 1,76E-05 2,43E-05 0,02706 0,7238 2525,8 202,33
12.30 1045 0,2 36,0 60 62 62 61 61,5 12,0 61 62 5,954 0,22 48,5 1,76E-05 2,44E-05 0,02710 0,7237 2519,0 201,74
13.00 973 0,2 36,0 60 61 62 61 61,5 12,0 61 62 5,954 0,22 48,5 1,76E-05 2,44E-05 0,02710 0,7237 2519,0 201,74
13.30 840 0,2 35,0 58 59 59 58 58,5 11,5 58 59 5,850 0,22 46,5 1,78E-05 2,47E-05 0,02724 0,7232 2491,8 199,43
14.00 770 0,2 35,0 57 58 58 57 57,5 11,5 57 58 5,821 0,22 46,0 1,79E-05 2,47E-05 0,02728 0,7231 2485,2 198,86
Berdasarkan (Tc-
(Tc- dalam+Tp)/2
R1 hc,p-c Ap Ac hr,p-c R2 Tmean (Tp+Tmean)/2
dalam+Tp)/2
hw υ α k Pr Ra Nu εp εc
(m2 (W/m2 (W/m2 m2
(°C) (m2/s) (m2/s) (W/mK) (m2) (m2) (°C) (°C)
K/W) K) K) K/W
36,06 0,0241 42,75 1,72E-05 2,38E-05 0,02642 0,7249 6,15E+04 8,064 0,959 0,95 0,88 0,480 0,80 6,005 0,144 33,00 36,25
34,62 0,0249 45,75 1,79E-05 2,48E-05 0,02730 0,7230 5,63E+04 7,699 0,946 0,95 0,88 0,480 0,80 6,178 0,140 36,00 39,25
34,84 0,0247 49,25 1,76E-05 2,43E-05 0,02704 0,7239 4,90E+04 7,187 0,875 0,95 0,88 0,480 0,80 6,384 0,138 41,50 44,00
34,99 0,0245 52,75 1,87E-05 2,592E-05 0,0279 0,7209 3,49E+04 6,188 0,776 0,95 0,88 0,480 0,80 6,594 0,136 46,50 48,50
34,66 0,0247 57,25 1,82E-05 2,527E-05 0,0276 0,7221 2,82E+04 5,699 0,706 0,95 0,88 0,480 0,80 6,871 0,132 53,50 54,50
34,77 0,0246 59,75 1,80E-05 2,491E-05 0,0274 0,7227 4,10E+03 3,431 0,423 0,95 0,88 0,480 0,80 7,028 0,134 57,50 58,50
34,88 0,0245 61,75 1,98E-05 2,606E-05 0,0287 0,7181 1,78E+04 4,917 0,635 0,95 0,88 0,480 0,80 7,155 0,128 60,00 60,25
34,83 0,0245 61,75 1,98E-05 2,606E-05 0,0287 0,7181 3,55E+03 3,288 0,424 0,95 0,88 0,480 0,80 7,155 0,132 61,00 61,25
34,83 0,0245 61,75 1,98E-05 2,606E-05 0,0287 0,7181 3,55E+03 3,288 0,424 0,95 0,88 0,480 0,80 7,155 0,132 60,50 61,00
34,61 0,0247 58,75 1,81E-05 2,505E-05 0,0274 0,7225 4,07E+03 3,423 0,423 0,95 0,88 0,480 0,80 6,965 0,135 58,50 58,50
34,56 0,0248 57,75 1,82E-05 2,520E-05 0,0275 0,7222 4,04E+03 3,416 0,423 0,95 0,88 0,480 0,80 6,902 0,137 57,50 57,50
Berdasarkan Tmean Qu
k ṁ hp-f Ut Ub UL S η teoritis η aktual
ρ Cp Qu aktual
m F F' F'' FR
(W/m (W/m2 (W/m2 (W/m2 (W/m2 desain
Kg/m3 J/Kg K Kg/s (W/m2) (%) (W) (%)
K) K) K) K) K)
0,629 995,2 4178,0 0,01791 161,320 5,684 0,490 6,175 3,825 0,969 0,719 0,516 0,371 522,614 156,93 29,72 149,69 28,35
0,624 991,7 4178,8 0,01785 160,089 5,757 0,490 6,247 3,848 0,968 0,705 0,506 0,357 562,206 157,01 27,64 149,19 26,27
0,632 990,7 4179,7 0,01783 162,141 5,854 0,490 6,344 3,877 0,968 0,702 0,674 0,474 660,395 234,64 35,17 223,60 33,51
0,639 988,7 4180,7 0,01780 163,910 5,934 0,490 6,425 3,902 0,968 0,701 0,649 0,455 712,656 234,79 32,61 223,21 31,00
0,645 987,2 4181,6 0,01777 165,295 6,063 0,490 6,554 3,941 0,967 0,692 0,671 0,464 746,705 234,70 31,11 222,92 29,55
0,651 984,3 4184,0 0,01772 166,834 5,987 0,490 6,477 3,918 0,967 0,707 0,634 0,448 787,881 235,00 29,52 222,38 27,94
0,659 983,3 4185,0 0,01770 168,950 6,210 0,490 6,700 3,985 0,966 0,691 0,398 0,275 871,024 157,56 17,90 148,14 16,83
0,658 981,0 4186,6 0,01766 168,694 6,073 0,490 6,563 3,944 0,967 0,705 0,421 0,297 827,473 157,53 18,84 147,85 17,69
0,658 980,7 4186,8 0,01765 168,758 6,073 0,490 6,563 3,944 0,967 0,705 0,230 0,162 770,460 79,12 10,16 73,91 9,49
0,651 984,6 4183,6 0,01772 166,834 5,939 0,490 6,430 3,903 0,968 0,712 0,270 0,192 665,146 78,99 11,76 74,15 11,03
0,652 984,3 4184,0 0,01772 167,091 5,896 0,490 6,386 3,890 0,968 0,718 0,295 0,212 609,717 78,95 12,82 74,13 12,03
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
kolektor surya plat datar diperoleh volume etanol 12 cc dan kadar etanol
59,40 %
terendah sebesar 9,49 %. dan energi pemanasan nira tertinggi yang dapat
digunakan dari kolektor diperoleh sebesar 223,60 watt dan energi terkecil
B. Saran
3. Sebaiknya mencari nira nipah dengan kualitas terbaik dan proses fermentasi
Aed I.O., M. Tariq, Hassan I., Husam S., & Mohannad Ali. (2014). The Heat Losses
Experimentally In The Evacuated Tubes Solar Collector System In Baghdad-
Iraq Climate. International Journal of Research in Engineering & Technology
Vol. 2, Issue 4. Research Center, Renewable Energy Directorate, Ministry of
Science and Technology. Republic of Iraq. Department of Mechanical
Engineering, SSET, SHIATS-DU, Allahabad
Agustin K. W & Fenty N. E P., (2013). Produksi Etanol Dari Tetes Tebu Oleh
Saccharomyces cerevisiae Pembentuk Flok (NRRL – Y 265). Malang: Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya
Anita P.S., Ahyar A., & Hanapi U. (2012). Produksi bioetanol Dari Selulosa Alga
Merah Dengan Sistem Fermentasi Simultan Menggunakan Bakteri
Clostridium Acetobutylicum. Universitas Medan
Artian S. (2010). Kaji Eksperimental Modifikasi Cara Tradisional Pada Sistem
Distilasi Pembuatan Etanol. Universitas Hasanuddin, Makassar
Asri A.K.D. (2012). Kinerja Destilasi Rimpang Jahe Secara Kohobasi Dan
Destilasi Uap-Air. Universitas Diponegoro, Semarang
Cengel Y.A. (2008). Heat Transfer 2nd Edition. New York: The Mc Graw Hill
Companies
Chairul., & Silvia R.Y. (2013). Pembuatan Bioetanol dari Nira Nipah
Menggunakan Sacharomyces Cereviceae. Jurnal Teknobiologi, IV(2) 2013:
105 – 108 ISSN : 2087 – 5428. Universitas Riau, Pekanbaru
Dahlan., Muhammad H., Sari., Dewi D, Ismadyar. (2009). Pemekatan Nira Nipah
Menggunakan Membran Selulosa Asetat. Palembang: Jurnal Teknik Kimia
Universitas Sriwijaya, Vol 2 No. 3
Duffie J.A., & William B. (2013). Solar Engineering of Thermal Processes. John
Wiley & Sons, inc. 380 p
Incropera F.P., & Dewit D.P. (2009). Fundamental of Heat Transfer. New York.
Burhan M. R., Wijaya, Samsudin A., Karnowo. (2012). Pemanfaatan Kolektor
Surya Pemanas Air Dengan Menggunakan Seng Bekas Sebagai Absorber
Untuk Mereduksi Pemakaian Bahan Bakar Minyak Rumah Tangga.
Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
M. Rizwan, M. Abdul R. J., M. Suleman, & M. Aamer H., (2014). Experimental
Verification and Analysis of Solar Parabolic Collector for Water Distillation,
International Journal of Engineering Research Volume No.3, Issue No.10, pp
: 588-593. India, Mechanical Engineering Department, Muffakham Jah
College Of Engineering & Technology, Hyderabad, Telangana
Rahardjo T., & Ekadewi A.H., (2006). Unjuk Kerja Pemanas Air Jenis Kolektor
Surya Plat Datar dengan Satu dan Dua Kaca Penutup. Jurusan Teknik
Mesin, Universitas Kristen Petra
S. Ong* and W. L. Tong, (2012). System Performance of U-Tube and Heat Pipe
Solar Water Heaters. Journal of Applied Science and Engineering, Vol. 15,
No. 2. Malaysia, School of Engineering, Monash University Sunway
Campus, pp. 105110
Sri K. & Gusmailina. (2010). Prospek Bioetanol Sebagai Pengganti Minyak Tanah.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Sulaeman & Darul M., (2011). Analisa Efisiensi Kolektor Surya Plat Datar Dengan
Debit Aliran Fluida 3-10 Liter/Menit. Padang: Teknik Mesin - Institut
Teknologi Padang
Yaghoubi, M. F. Ahmadi & M Bandehee. (2013). Analysis of Heat Losses of
Absocrber Tubes of Parabolic. Journal of Clean Energy Technologies 1: Vol.
1, no. 1, pp. 33-37