Вы находитесь на странице: 1из 34

MAKALAH

KELOMPOK 13

“Asuhan Keperawatan Pada Bayi Gangguan Gastreonteritis”

DISUSUN OLEH:

APRILIANI NUR AISIYAH P05120317008

BAYU ILHAM GUSTIAN P05120317010

REKA OKTADIANA P05120317029

PRODI:

DIV Keperawatan

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


BENGKULU

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Gastreotritis” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas kami dengan judul “Gastreotritis”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Bengkulu, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Tujuan..................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................3

A. Definisi ...............................................................................................3

B. Etiologi................................................................................................3

C. Klasifikasi............................................................................................3

D. Ptofisiologi...........................................................................................4

E. Manifestasi klinis................................................................................5

F. komplikasi............................................................................................5

G. pemeriksaan diagnostik.......................................................................6

H. penatalaksanaan..................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................8

A. Konsep Asuhan Keperawatan pada bayi gangguan Gastreotritis.......8

B. Asuhan Keperawatan pada Kasus.......................................................18

BAB IV PENUTUP........................................................................................34

A. Kesimpulan.........................................................................................34
B. Saran...................................................................................................34

Daftar Pustaka.................................................................................................35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gastroenteritis biasa disebut diare adalah salah satu penyakit yang


banyak terjadi di Indonesia. Gastroenteritis dapat menyerang pada semua
kelompok usia. Tidak jarang penyakit ini menyebabkan kematian pada si
penderita. Hal ini dikarenakan oleh ketidakmampan si penderita
menoleransi kehilangan elektrolit dan cairan dari tubuhnya.

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan


usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa dehidrasi disertai
muntah. Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak
dari biasa (Sowdent, 2005).

Angka kejadian diare, di sebagian besar wilayah Indonesia hingga


saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004 angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk. Selama
tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB diare
di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan
277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, utamanya
disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku
hidup tidak sehat (Tadda, asri. 2010).
Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah
terjadinya diare, seperti masyarakat harus menyadari bahwa kesehatan itu
lebih dari segalanya.

B. TUJUAN

1. Untuk megetahui Konsep penyakit Gastroenteritis.

2. Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan pada penyakit


Gastroenteritis.

3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada penyakit Gatroenteritis.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus.Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus,
muntahmuntahyang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menim
bulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn
Betz,2009).

B. ETIOLOGI

a) Faktor infeksi
- Infeksi bakteri :
Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina,
Aeromonas, dan sebagainya.
- Infeksi virus :
Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
- Infeksi parasit :
cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), protozoa
(EntamoebaHstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b) Faktor malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
c) Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
d) Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
e) Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan
bakteri.
f) Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan
radang tenggorokan.

C. KLASIFIKASI
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu
 Akut : berlangsung < 5 hari

 Persisten : berlangsung 15-30 hari

 Kronik : berlangsung > 30 hari

2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik

 Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer

 Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit

3. Berdasarkan derajatnya

 Diare tanpa dihindrasi


 Diare dengan dehidrasi ringan/sedangc.
 Diare dengan dehidrasi berat

4. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak


 Infektif

 Non infeksif

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,
Adenovirus enteris,Virus Norwalk),Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau
Cytotoksin dimanamerusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut.Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari
satu klien ke klien yang lainnya.Beberapa kasus ditemui penyebaran
patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotik (makanan yang tidakdapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat sehinggaterjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehinggatimbul
diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding
usus,sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan mutilitas ususyang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalahkehilangan air dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(asidosismetabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemiadan gangguan sirkulasi darah.

E. MANIFESTASI KLINIS
a) Diare.
b) Muntah.
c) Demam.
d) Nyeri abdomen
e) Membran mukosa mulut dan bibir kering
f) Fontanel cekung
g) Kehilangan berat badan
h) Tidak nafsu makan
i) Badan terasa lemah

F. KOMPLIKASI
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipovolemik
c) Kejang
d) Bakterimia
e) Mal nutrisi
f) Hipoglikemia
g) Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma
3. Pemeriksaan urine lengkap
4. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik
6. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter jejuni
sangat dianjurkan
7. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatiftentang pada diare kronik.
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) &
elektrolit (na, k, ca,dan p serum yang diare disertai kejang)

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :


1. Kehilangan BB
a. Tidak ada dehidrasi : menurun BB < 2%
b. Dehidrasi ringan : menurun BB 2 - 5%
c. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
d. Dehidrasi berat : menurun BB 10%
2. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan
telunjuk (selama 30-60detik) kemudian dilepaskan, jika kulit
kembali dalam :
a. 1 detik ; turgor agak kurang (dehidrasi ringan)
b. 1-2 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)
c. 2 detik: turgor sangat kurang (dehidrasi berat)

Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau


diareberlangsunglebihdari beberapa hari, di perlukan beberapa pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan tersebut pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglo
bin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit),kadar eliktrolit serum,ureum
dan kretinin, pemeriksaan tinja dan pemeriksaan enzyme-
linkedimmunorsorbent assay (ELISA) menditeksi giardiasis dan tes
serologic amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien dengan diare karena
virus,biasanya memiliki jumlah dan hitung jenisleukost yang normal atau
limfositosis. pasien dengan infeksi bakteri terutama pada
infeksi bakteri yang infasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan kelebi
han darah putih muda. Neurotropenia dapat timbul pada salmonellosis. Ureu
m dan kreatinin di periksa untukmemeriksa adanya kekurangan volume
cairan dan mineral tubuh pemeriksaaan tinjadilakukan untuk mellihat
adanya leukosit dalam tinja yang menunjukan adanya infeksi bakteri,adanya
telur cacing dan parasit dewasa..(Sudoyo,2007:408).

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan KegawatDaruratan Menurut John (2004:234)
a) Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk
dewasa, 10- 20ml
b) Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual
muntah.
c) Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin
500mg.
d) Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
e) Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
f) Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan
dehidrasi.

BAB III
PEMBAHASAN
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas klien

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tanggal lahir, nama


penanggung jawab, pekerjaan dan pendidikan, status, agama, dan
suku/bangsa.

b. Riwayat kesehatan

 Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia


kemudian timbul diare.

 Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak air


dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan
turgor kulit berkurang, selaput kadir mulut dan bibir kering,
frekuensi BAB lebih dari 4x dengan konsisten encer.

c. Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat penyakit yang diderita, riwayat


inflamasi

d. Riwayat Psikososial keluarga

e. Kebutuhan dasar

1) Pola Eliminasi Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x


sehari

2) Pola Nutrisi Diawali dengan mual, muntah, anoreksia,


menyebabkan penurunan BAB

3) Pola Istirahat dan Tidur Akan terganggu karena adanya distensi


abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman
4) Pola Aktifitas Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah
dan adanya nyeri akibat disentri abdomen

f. Pemeriksaan Penunjang

1) Darah

Ht meningkat, leukosit menurun

2) Feses

Bakteri atau parasit

3) Elektrolit

Natrium dan Kalium menurun

4) Urinalisa

Urin pekat, BJ meningkat

5) Analisa Gas Darah

Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)

g. Daya Fokus

1. Subjektif

1). Kelemahan

2).Diare lunak s/d cair

3). Anoreksia mual dan muntah

4). Tidak toleran terhadap diit


5). Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah)

6). Haus, kencing menurun

7). Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate turun cepat
dan dalam (kompensasi ascidosis).

2. Objektif

1). Lemah, gelisah

2). Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus

3). Penurunan turgor, pucat, mata cekung

4). Nyeri tekan abdomen

5). Urine kurang dari normal

6). Hipertermi

7). Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari


normal.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan,
psikologis
b. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan sekunder akibat diare
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen
sekunder akibat gastroentritis
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
tidak adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi, mual / muntah
e. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder
terhadap dehidrasi
f. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan irisan lingkungan.

3. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC) Rasional


keperawatan hasil (NOC)
1. Diare Konsistensi Usus Manajemen diare 1. Untuk mengobati
1. Ajari pasien cara
berhubungan Setelah dilakukan diare tersebut.
penggunaan obat 2. Agar dapat
dengan faktor- asuhan keperawatan …
anti diare secara mengetahui
faktor infeksi, x24 jam diiharapkan
tepat. perkembangan
makanan, menunjukkan NOC
2. Insturksikan
pasien.
psikologis. Konsistensi Usus
pasien atau 3. Mengehindari
dibuktikan dengan
anggota keluarga makanan pedas
indikator :
untuk mencatat akan
1. Mengenali keinginan
warna, volume, mempercepat
untuk defekasi.
frekuensi, dan proses
2. Mempertahankan
konsistensi tinja. penyembuhan
kontrol pengeluaran
3. Anjurkan pasien
dan tidak
feses.
untuk menghindari
3. Mengeluarkan feses menimbulkan gas
paling tidak 3x/hari. makanan pedas dalam perut.
4. Merespon keinginan 4. Untuk
dan yang
untuk BAB secara mengetahui
menimbulkan gas
tepat waktu. pemasukkan
dalam perut.
5. Memantau jumlah
4. Evaluasi intake pasien.
dan konsistensi feses. Makanan yang
makanan yang
Dengan level: masuk dapat
masuk
1. Tidak pernah Instruksikan diet tercerna dan tidak
menunjukkan. rendah serat, tinggi terjadi kekurangan
2. Jarang menunjukkan.
protein, tinggi kalori, nutrisi.
3. Kadang-kadang
sesuai kebutuhan.
menunjukkan.
4. Sering menunjukkan.
5. Secara konsisten
menunjukkan.
Nilai yang diharapkan 4-
5.

2. Defisit volume Keseimbangan cairan Manajemen cairan


1. Timbang BB setiap 1. Indikator
cairan dan Setelah dilakukan
hari dan monitor cairan dan
elektrolit asuhan keperawatan …
status pasien. status nutrisi.
berhubungan x24 jam diiharapkan
2. Jaga intake atau 2. Memberikan
dengan menunjukkan NOC
asupan yang akurat informasi
kehilangan kesimbangan cairan.
dan catat ouput tentang
sekunder akibat dibuktikan dengan
(pasien). keseimbangan
diare indikator : 3. Monitor status
cairan.
1. Tekanan darah. hidrasi (misalnya, 3. Hipotensi
2. Denyut nadi radial.
membrane mukosa (termasuk
3. Keseimbangan
lembab, denyut postural),
intake dan output
nadi adekuat, dan takikardia,
dalam 24 jam.
4. Turgor kulit. tekanan darah demam dapat
5. Kelembaban
otrostatik). menunjukkan
membrane mukosa. 4. Monitor tanda-
respon
Dengan level: tanda vital pasien.
1. Sangat terganggu. 5. Disteribusikan terhadap dan/
2. Banyak terganggu.
asupan cairan atau efek
3. Cukup terganggu.
4. Sedikit terganggu. selama 24 jam. kehilngan
5. Tidak terganggu. 6. Dukung pasein dan
cairan.
Nilai yang diharapkan keluarga untuk 4. Menegtahui
4-5. membantu dalam tanda-tanda
pemberian vital secara
makanan dengan normal.
5. Memperbaiki
baik.
defisit volume
cairan dengan
tepat.
6. Memenuhi
status cairan
dan nutrisi
pasien dalam
meningkatkan
proses
penyembuhan.
3. Perubahan Status nutrisi bayi Manajemen nutrisi
1. Tentukan status
nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Memperbaiki
gizi pasien dan
dari kebutuhan asuhan keperawatan … status gizi
kemampuan pasien
berhubungan x24 jam diiharapkan pada pasien
untuk memenuhi
dengan tidak menunjukkan NOC untuk
kebutuhan gizi.
adekuatnya status nutrisi bayi memenuhi
2. Identifikasi adanya
absorbsi usus dibuktikan dengan kebutuhan
alergi atau
terhadap zat indikator : gizi.
intoleransi
2. Mengetahui
gizi, mual / 1. Intake nutrisi.
makanan yang
2. Perbandinggan berat faktor
muntah
dimiliki pasien.
atau tinggi. penyebab
3. Instruksikan pasien
3. Hidrasi.
ketidak
4. Pertumbuhan. mengenai
5. Kapasitas seimbangan
kebutuhan nutrisi
pengikatan zat besi nutrisi.
total. (yaitu membahas 3. Mengetahui
Dengan level: pedoman diet dan penting nya
1. Tidak adekuat. piramida nutrisi
2. Sedikit adekuat.
makanan). terhadap
3. Cukup adekuat.
4. Berikan obat-
4. Sebagian besar pasien.
obattan sebelum 4. Mencegah
adekuat.
5. Sepenuhnya makan (misalnya: adanya
adekuat. penghilang rasa penyakit
Nilai yang diharapkan 4- sakit, tambahan.
5. Untuk
5. antiemetik),jika
menambah
diperlukan.
5. Anjurkan keluarga nafsu makan
untuk membawa pasien agar
makanan favorit cepat sembuh.
pasien sementara
pasien berada
dirumah sakit atau
fasilitas perawatan,
yang sesuai.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1) Identitas Pasien
Nama : An Y
Umur : 1 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : tidak bekerja
Pendidikan : belum sekolah
Alamat : Pedurungan lor, Semarang
Tanggal Masuk : 02-06-2010
No.Register : 28.38.81
Diagnosa Medis : gastroenteritis
Tanggal Perkajian : 03-06-2010

2) Penanggung Jawab
Nama : Tn. I
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Ayah
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Saat pengungkapan dilakukan pada tanggal 03-06-2010 ibu
klien mengatakan An. Y BAB ± 6 hari, dalam satu hari BAB
≥10 kali cair dan muntah.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit ±6 hari
mencret dan dalam satu hari An. Y mencret lebih dari 10 kali
cair dan muntah. Sudah diperiksakan kedokter spesialis anak
tidak ada perubahan lalu keluarga membawa anak kerumah
sakit roemani tanggal 02-06-2010, diperisa oleh dokter dan
disarankan untuk rawat inap.
3) Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan An. Y sebelumnya belum pernah
menderita diare ataupun gastroenteritis dan baru kali ini An. Y
dirawat dirumah sakit.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga klien
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis
atau infeksi usus.
5) Riwayat imunisasi
Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi BCG,
DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini An. Y
mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya yang sakit
maka imunisasinya ditunda sampai An. Y sembuh.
6) Riwayat kehamilan dan persalinan
a) Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan
kehamilannya pada bidan mendapat imunisasi TT 1x,
vitamin dan penambahan darah.
b) Riwayat persalinan : An. Y lahir dengan BB 2900 gram,
panjang badan 48 cm lahir dengan normal dirumah bersalin
dengan umur kehamilan 9 bulan.
c) Post natal : tidak ada kelainan pada An. Y
setelah kelahiran, anggota tubuh lengkap, anus ada,
genitalia ada.

7) Riwayat tumbuh kembang


Pertumbuhan : berat badan saat ini : 8,6 kg, Gigi sudah
tumbuh Perkembangan : umur 3 bulan anak sudah bisa
mengangkat kepala memasukkan tangan ke mulut. Umur 6
bulan anak sudah bisa duduk dengan kepala tegak, anak 8
bulan mulai merangkak. umur 12 bulan pasien sudah bisa
berdiri dan mulai berjalan sendiri.
Hospitalisasi : anak takut bila berpisah dengan orang tuanya.

c. Pola Kesehatan Fungsional


1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting
khususnya An. Y karena masih balita.upaya keluarga untuk
mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan
makanan yang bergizi serta nutrisi tambahan bagi An. Y serta
selalu menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan peralatan
bermain anaknya.
2) Pola Nutrisi dan Metebolik
Sebelum sakit An. Y makan sesuai porsi yang diberikan oleh
ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi
yang dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan susu. Selama sakit An.
Y mengalami penurunan BB yang sebelumnya 10 kg menjadi
8,6 kg nafsu makan An.Y juga menurun, pada saat makan
disuapi ibunya An. Y selalu muntah.
3) Pola Eliminasi
Sebelum sakit An. Y BAB secara norma dan tidak ada
gangguan dalam satu hari ±1 kali dengan konsistensi kuning
kecoklatan lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali
dalam sehari dengan konsistensi cair. Untuk BAK an. Y tidak
mengalami masalah, dalam satu hari ± 2 kali BAK.

4) Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah
yaitu bermain-main dengan teman-temannya dan selama sakit
klien banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An.
Y minta untuk digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal.
5) Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit An. Y tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan,
selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena
rewel selalumenangis dan dalam satu hari mencret lebih dari
10 kali.
6) Pola Persepsi dan Kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan
sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap
maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan.
7) Pola Hubungan dengan Orang Lain
Keluarga mengatakan An. Y tidak ada masalah dalam
berhubungan dengan teman sebayanya, pada saat pengkajian
An. Y tidak merasa takut dengan petugas perawat klien selalu
tenang dan tidak menangis.
8) Pola Reproduksi dan Seksual
An. Y berjenis kelamin perempuan dengan umur 1 tahun, tidak
ada gangguan diorgan reproduksinya.
9) Persepsi dan Konsep Diri
An. Y tidak mengalami ketakutan pada perawat ataupun
petugas kesehatan lainnya, Setiap dilakukan tindakan
keperawatan pada An. Y selalu tenang.
10) Pola Mekanisme Koping
An. Y ketika merasa takut hanya memandangi petugas perawat
yang merawatnya sambil memegangi tangan ibunya.

11) Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya


Keluarga An. Y beragama islam dan Alhamdullilah dalam
keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan
yang dijalani.

d. Pengkajian Fisik
1) Penampilan / keadaan umum : klien terlihat lemah
2) Tingkat kesadaran : composmetis
3) Tanda – tanda vital
Suhu : 375 oC
Respirasi rate : 36 x /menit
Nadi : 118 x/menit
4) Pengukuran Autopometri
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
5) Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan
Rambut : Hitam, bersih
Mata : Cekung, konjungtiva anemis, ada sedikit secret.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen,
tidak ada epistakses.
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan
Mulut : Selaput mukosa kering, kebersihan gigi bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
6) Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak sama, tidak
nampak penggunaan otot bantu pernafasan
7) Abdomen : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris. Bising
usus > 30 x /menit
8) Genital : tidak menggunakan kateter
9) Anal : ada kemerahan dan lecet.
10) Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek, capilary refill time > 3
detik, untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi otot
pergerakan tubuh) di semul ekstremitas baik, terpasan infus RL
di ekstremitas atas dekstra.

e. Data penunjang
1) Laboratorium 02-06-2010 jam : 10:11:55 am
Pemeriksaan hasil satuan normal
Hemoglobin : 12,3 gr/dl 11.00-1300
Hematokrit : 36,8 % 36.0-44.0
Leukosit : 8.400 ribu /mmk 6.00-18.00
Trombosit : 438.000 ribu /mmk 150.000- 400.000
Erytrosit : 3,86 juta/mmk 3.60-5.00
MCV : 88 FL 77.00-101.000
MCH : 28 pg 23.00-31.00
MCHC : 31 g/dl 23.00-36.00
2) Pemeriksaaan feses
Warna : kuning
Konsistensi : cair
Bakteri : (+)
Sudan III : (+)
3) Diet :bubur tempe, LLM (susu rendah laktosa)
f. Analisis Data
N Data Masalah Etiologi
o
1.  Data Subyektif :Ibu Gangguan peningakatan
peristaltik
klien mengatakan An. eliminasi
usus.
Y mencret ±6 hari dan BAB : diare
dalam satu hari
mencret lebih dari 10
kali cair.
 Data Obyektif :
Abdomen kembung
Peristaltik usus (≥ 30
kali/menit)
2.  Data Subyektif : Defisit cairan Kehilangan
Ibu klien mengatakan
cairan
An. Y mencret ±
sekunder
6 hari dan dalam satu
terhadap diare
hari mencret
lebih dari 10 kali cair.
 Data Obyektif :
Turgor jelek
Mukosa bibir kering
CRT > 3 detik
S : 375 oC
N : 118 x/menit
3.  Data Subyektif : Resiko Mual muntah
Ibu klien mengatakan,
kekurangan
An. Y sesaat setelah
nutrisi
disuapi makan
olehnya langsung
muntah
 Data Obyektif :
BB sebelum sakit : 10
kg BB selama sakit :
8,6 kg LILA : 14 cm
Mual-muntah
Konjungtiva anemis
4.  Data Obyektif: Gangguan Iritasi daerah
Ibu mengatakan anak
intergritas parenial,
bab satu hari lebih
kulit seringnya
daroi 10 kali cair, ibu
defikasi.
mengatakan anus
anak kemerahan ada
lecet.
 DataSubyektif :
Area perianal an. Y
kemerahan ada lecet.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan eliminasi diare berhubungan dengan proses inflamasi,
peningkatan peristaltik usus.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
sekunder terhadap diare.
3) Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan mual muntah.
4) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi daerah
perianal, seringnya defekasi.
5) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap infeksi usus.

3. Intervensi
1. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi ( NIC ) Rasional


Keperawatan hasil ( NOC )
1. Gangguan Konsistensi Usus Manajemen diare
1. Ajari pasien cara 1. Untuk
eliminasi diare Setelah dilakukan
penggunaan obat mengobati
berhubungan asuhan keperawatan
anti diare secara diare
dengan proses …x24 jam
tepat. tersebut.
inflamasi, diiharapkan
2. Insturksikan pasien 2. Agar dapat
peningkatan menunjukkan NOC
atau anggota mengetahui
peristaltik usus. Konsistensi Usus
keluarga untuk perkembangan
dibuktikan dengan
mencatat warna, pasien.
indikator : 3. Mengehindari
volume, frekuensi,
1. Mengenali makanan pedas
dan konsistensi
keinginan untuk akan mempercepat
tinja.
defekasi. 3. Anjurkan pasien proses
2. Mempertahankan
untuk menghindari penyembuhan dan
kontrol
makanan pedas tidak menimbulkan
pengeluaran feses.
dan yang gas dalam perut.
3. Mengeluarkan
4. Untuk mengetahui
menimbulkan gas
feses paling tidak
pemasukkan
dalam perut.
3x/hari.
4. Evaluasi intake pasien.
4. Merespon
5. Makanan yang
makanan yang
keinginan untuk
masuk dapat
masuk
BAB secara tepat
5. Instruksikan diet tercerna dan tidak
waktu.
rendah serat, tinggi terjadi kekurangan
5. Memantau jumlah
protein, tinggi nutrisi.
dan konsistensi
kalori, sesuai
feses.
kebutuhan.
Dengan level:
1. Tidak pernah
menunjukkan.
2. Jarang
menunjukkan.
3. Kadang-kadang
menunjukkan.
4. Sering
menunjukkan.
5. Secara konsisten
menunjukkan.
Nilai yang diharapkan
4-5.

2. Defisit volume Keseimbangan Manajemen cairan


1. Timbang BB setiap 1. Indikator cairan
cairan cairan
hari dan monitor dan status
berhubungan Setelah dilakukan
status pasien. nutrisi.
dengan asuhan keperawatan
2. Jaga intake atau 2. Memberikan
kehilangan cairan …x24 jam
asupan yang akurat informasi
sekunder terhadap diiharapkan
dan catat ouput tentang
Diare. menunjukkan NOC
(pasien). keseimbangan
kesimbangan cairan. 3. Monitor status
cairan.
dibuktikan dengan hidrasi (misalnya, 3. Hipotensi
indikator : membrane mukosa (termasuk
1. Tekanan darah. lembab, denyut nadi postural),
2. Denyut nadi
adekuat, dan takikardia,
radial.
tekanan darah demam dapat
3. Keseimbangan
otrostatik). menunjukkan
intake dan output
4. Monitor tanda-tanda
respon terhadap
dalam 24 jam.
vital pasien.
4. Turgor kulit. dan/ atau efek
5. Disteribusikan
5. Kelembaban
kehilngan
asupan cairan
membrane
cairan.
selama 24 jam.
mukosa. 4. Menegtahui
6. Dukung pasein dan
Dengan level: tanda-tanda
keluarga untuk
6. Sangat terganggu. vital secara
membantu dalam
7. Banyak terganggu.
normal.
8. Cukup terganggu. pemberian makanan
5. Memperbaiki
9. Sedikit terganggu.
10. Tidak terganggu. dengan baik. defisit volume
Nilai yang diharapkan cairan dengan
4-5. tepat.
6. Memenuhi
status cairan
dan nutrisi
pasien dalam
meningkatkan
proses
penyembuhan.
3. Resiko Status nutrisi bayi Manajemen nutrisi
1. Tentukan status gizi
kekurangan Setelah dilakukan 1. Memperbaiki
pasien dan
nutrisi asuhan keperawatan status gizi pada
kemampuan pasien
berhubungan …x24 jam pasien untuk
untuk memenuhi
dengan mual diiharapkan memenuhi
kebutuhan gizi.
muntah. menunjukkan NOC kebutuhan gizi.
2. Identifikasi adanya
2. Mengetahui
status nutrisi bayi
alergi atau
faktor penyebab
dibuktikan dengan
intoleransi makanan
ketidak
indikator :
yang dimiliki
seimbangan
Intake nutrisi.
pasien.
nutrisi.
1. Perbandinggan 3. Instruksikan pasien
3. Mengetahui
berat atau tinggi. mengenai kebutuhan
penting nya
2. Hidrasi.
nutrisi (yaitu
3. Pertumbuhan. nutrisi terhadap
4. Kapasitas membahas pedoman
pasien.
pengikatan zat diet dan piramida 4. Mencegah
besi total. makanan). adanya penyakit
4. Berikan obat-
Dengan level: tambahan.
obattan sebelum 5. Untuk
6. Tidak adekuat.
7. Sedikit adekuat. makan (misalnya: menambah
8. Cukup adekuat.
penghilang rasa nafsu makan
9. Sebagian besar
sakit, pasien agar
adekuat.
10. Sepenuhnya antiemetik),jika cepat sembuh.
adekuat. diperlukan.
5. Anjurkan keluarga
Nilai yang diharapkan
untuk membawa
4-5.
makanan favorit
pasien sementara
pasien berada
dirumah sakit atau
fasilitas perawatan,
yang sesuai.

4. Gangguan Integritas jaringan: Manajemen


1. Perubahan dalam
integritas kulit kulit dan membran elektrolit/cairan
1. Timbang berat BB tidak secara
berhubungan mukosa
Setelah dilakukan badan harian dan akurat
dengan iritasi
asuhan keperawatan pantau gejala. mempengaruhi
daerah perianal,
2. Berikan cairan yang
…x24 jam volume
seringnya
sesuai.
diiharapkan intravaskuler.
defekasi. 3. Monitor tanda-tanda
2. Memenuhi
menunjukkan NOC
vital yang sesaui.
kebutuhan cairan.
Integritas jaringan: 4. Monitor manifestasi
3. mengethaui
kulit dan membran dari ketidak
derajat
mukosa dibuktikan seimbangan
kekurangan
dengan indikator: elektrolit.
cairan dan respon
1. Suhu kulit. 5. Intruksikan pasien
2. Elastisitas. terhadap terapi
dan keluarga
3. Tekstur.
pengganti.
4. Ketebalan. mengenai alasan
4. Mengetahui tanda
5. Integritas kulit.
untuk pembantasan
dan gejala
Dengan level;
cairan, tindakan
ketidak
1. Sangat terganggu.
hidrasi, atau
2. Banyak seimbangan
administrasi
terganggu. cairan.
3. Cukup terganggu. elektrolit tambahan 5. Mengatasi
4. Sedikit
seperti yang pemenuhan
terganggu.
ditunjukkan. kebutuhan cairan.
5. Tidak terganggu.
Nilai yang
diharapkan 4-5.

5. Hipertermi Termoregulasi Perawatan demam


Setelah dilakukan 1. Pantau suhu dan 1. Mengidentifikas
berhubungan
asuhan keperawatan tanda-tanda vital i tindakan untuk
dengan proses
…x24 jam lainnya. mengetahui
inflamasi
2. Monitor warna
diiharapkan kenormalan
sekunder terhadap
kulit dan suhu.
menunjukkan NOC tanda-tanda
infeksi usus. 3. Monitor asupan
termoregulasi vital.
dan keluaran,
2. Mengontrol
dibuktikan dengan
sadari perubahan
keadaan waran
indikator:
kehilangan cairan
1. Berat badan. kulit dan
2. Termogenesis yang tak dirasakan.
temperatur
4. Dorong konsumsi
yang tidak
kulit.
cairan.
menggigil. 3. Mengontrol
5. Fasilitasi istirahat,
3. Mengambil postur
input dan output
terapkan
kehilangan panas
pada nutrisi
pembantasan
untuk hipertermia.
yang
4. Penyapihan dari aktivitas: jika
menyebabkan
inkubator. diperlukan.
5. Kesimbangan kekurangan
asam basa. cairan.
4. Memenuhi
Dengan level:
kebutuhan
1. Sangat terganggu.
2. Banyak terganggu. cairan .
3. Cukup terganggu. 5. Mempercepat
4. Sedikit terganggu.
proses
5. Tidak terganggu.
penymebuhan
Nilai yang diharapkan
pasien.
4-5.
4. Implementasi
a) Implementasi: Mengobservasi keadaan umum klien.
Respon perkembangan :
S :Ibu klien mengatakan An. Y mencret ± 6 hari dan dalam satu
hari mencret lebih dari 10 kali cair.
O: Turgor jelek Mukosa kering CRT > 3 detik
S : 375 0
b) Implementasi : Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan
minum yang banyak apalagi setelah BAB
Respon perkembangan :
S : ibu klien mengatakan akan memberikanan. Y banyak minum.
O:
S : 375 0C, RR : 36 x/ menit, N : 118x/menit
c) Implementasi: Mempertahankan cairan parenteral dengan
mengganti yang baru karena habis.
Respon perkembangan :
S:
O : Cairan infuse terpasang RL yang baru dengan tetesan 12 tpm
d) Implementasi : Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan
dalam keadaan hangat
Respon perkembangan :
S : Ibu mengatakan iya .
O : Keluarga terlihat mendengarkan

e) Implementasi : Monitor tanda-tanda vital dan menimbang BB


Respon perkembangan :
S:
O:
S : 379 0C, RR : 26x/ menit, N : 104x/menit BB : 8,6 kg
f) Implementasi : Menganjurkan keluarga menjaga kelembaban
daerah anus
Respon perkembangan :
S : Ibu mengatakan selalu membersihkan anus dan daerah belakang
setiap an. Y BAB
O : Ibu membersihkan anus dan daerah belakang saat an. Y BAB

5. Evaluasi
No. Tanggal Catatan Perkembangan Ttd
1. 04-06 S : keluarga klien mengatakan anaknya
09.00 bab sejak tadi malam sampai
pagi ini ± 2x dan sudah berampas
O : klien tampak lebih tenang , feses
sudah berampas sedikit.
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kaji frekuensi konsistensi bab,
anjurkan keluarga memberi banyak
minum setelah bab.
2. 10.40 S : keluarga klien mengatakan anak
sudah mau minum habis 2 gelas
blimbing
O : turgor kulit normal S : 367 0C, N :
104x/menit, RR : 26x/menit.
mukosa bibir lembab, tampak anak
mau minum

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus.Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus,
muntahmuntahyang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menim
bulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn
Betz,2009).

B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan petugas kesehatan yang ada di
rumah sakit khususnya perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.
2. Bagi Istitusi Penidikan Diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan yang lebih berkualitas, profesional, terampil, inovatif dan
aktif. Sehingga mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
yang berkualitas.
3. Bagi keluarga Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat
kepada keluarga pasien, keluarga dapat mendukung pasien dan
memberikan pertolongan pertama bagi pasien dengan masalah
kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 2000. Rencana


AsuhanKeperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta.
Smeltzer and Bare C, 2000, Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddarth,
Edisi8, Volume 2, EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal Bedah volume 1. Jakarta : EGC.
file:///D:/SEMESTER%203/jtptunimus-gdl-muharisfau-5450-3-babiii.pdf

Вам также может понравиться