Вы находитесь на странице: 1из 16

Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No.

1 Maret 2010

ANALISIS MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K–3) PADA BAGIAN PRESSING DI PT. X
Elfitria Wiratmani
ewiratmani@yahoo.com
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam –
Universitas Indraprasta PGRI

ABSTRACT. The purpose of the study is to analyze the management of occupational safety and
health in order to reduce the high accident rate in the pressing. This research was conducted at
PT. X, Tambun Bekasi. This method of using survey methods / observations directly by taking
data from the company's data on the number of accidents occurred during the last 3-years and
conduct interviews to determine the causes of the accident. Data analysis technique used is to
use pareto chart that aims to determine the level of most major accidents occur, then the causal
diagram to determine the root cause of the accident, and the 5W +1 H is a troubleshooting
step.The data show that in 2006-2008 the accident occurred 45 times in the pressing, a lot of
accidents happening is sandwiched ie 20 times (44.4%), the second highest accident was hit by
fragments 9 times as much material (20.0%), The third highest accident-hit material that is as
much as 7 times (15.6%), the second highest accident slip that is counted 5 times (11.1%) and
injuries that occur at least that is pierced 4 times (8.9%). After the authors analyze the
occurrence of workplace accidents through the analysis of Pareto diagrams, cause and effect
diagrams. Occupational accidents that occurred due to the operator because of insufficient
understanding of the workings of the machine, less careful in work, paying less attention to
personal protection and lack of follow work rules, as for other causes of the condition of old
machines and lack of maintenance.

Keywords : management of occupational safety and health

PENDAHULUAN Kesalahan dalam menggunakan sarana,


Pada bab ini akan menguraikan dalam hal ini adalah peralatan, bisa
permasalahan yang ada pada PT. Indomobil berdampak negative seperti kecelakaan
Suzuki International, yaitu tingginya angka kerja, kebakaran, pencemaran lingkungan
kecelakaan kerja dan belum optimalnya serta penyakit yang disebabkan karena
manajemen keselamatan dan kesehatan pekerjaan. Bahaya-bahaya tersebut akan
kerja. Adapun masalah yang akan dibahas menimbulkan kerugiaan jiwa, material,
adalah tujuan dilakukannya penelitian, bahkan masyarakat luas. Untuk mencegah
pembatasan masalah dan sistematika terjadinya hal tersebut maka sudah
penulisan. Dalam menghadapi persaingan sewajarnya suwatu perusaan memperhatikan
yang semakin ketat sehingga membuat para masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pengelola bisnis untuk lebih dapat (K3).
menghasilkan produk yang semakin baik dan K3 erat berkaitan denga peningkatan
meningkatkan kualitas para pekerja denga produksi dan produktivitas. Dengan adanya
cara mengutamakan keselamatan dan tingkat K3 yang tinggi, maka kecelakaan
kesehatan para pekerja. Untuk menghasilkan kerja dapat di kurangi sehingga dapat
hal tersebut diperlukan sarana dan mengurangi biaya, misalnya untuk biaya
pengelolaan manajemen yang baik. Saran pengobatan akibat kecelakaan kerja. Tingkat
yang baik saja tidak akan cukup membuat K3 yang tinggi dalam suatu perusahaan
suatu perusahaan selalu membuat produk haruslah sejalan denga pemeliharaan dan
yang berkualitas apabila pihak perusahaan penggunaan peralatan kerja dan mesin secara
tidak mengelola bagaimana cara penggunaan aman, efisien, produktif, dan berhubungan
sarana yang telah ada dengan baik. dengan tingkat produksi dan produktivitas
yang tinggi.sehinga kondisi tersebut akan

95
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

membantu para pekerja merasa aman dan Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
juga dapat diserasikan dengan tingkat efisien kecelakaan kerja adalah suatu kejadiaan
yang tinggi pula. yang tidak diduga dari semula dan tidak
PT. Indomobil Suzuki International, dikehendaki yang mengganggu suatu proses
merupakan suatu perusahaan yang bergerak dari suatu aktifitas yang telah ditentukan dari
dibidang manufacturing. Perusahaan ini semula dan dapat mengakibatkan kerugian
memproduksi sepeda motor. Dan produk baik korban manusia maupun harta benda.
yang dihasilkan dapat dipasarkan,baik local Sedangkan K3 adalah segala upaya atau
maupun manca negara, dalam proses pemikiran yang ditujukan unntuk menjamin
produksi ini mempunyai tujuan yaitu keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
mendapatkan laba yang tinggi dan tidak maupun rohaniah tenaga kerja pada
melupakan kondisi pekerja dan lingkungan kususnya dan manusia pada umumnya, hasil
sekitar. Untuk menjalankan komitmen karya dan budaya, untuk meningkatkan
tersebut maka PT. Indomobil Suzuki kesejahteraan tenaga kerja menuju
International, mendirikan suatu organisasi masyarakat adil dan makmur. Jadi,
K3 yang menangani keselamatan, kesehatan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
para pekerja, K3 bertugas dalam mengontrol terjadi karena pekerjaan atau pada waktu
dan meminimumkan jumlah kecelakaan melakukan pekerjaan. Sedangkan
kerja yang bisa terjadi. Memperbaiki keselamatan kerja (safety) adalah bebas dari
kesehatan para pekerja guna meningkatkan bahaya atau membebaskan diri sendiri atau
produktifitas pekerja dan perusahaan serta orang lain dari bahaya kecelakaan.
mempelihara lingkungan sekitar agar
terhindar dari limbah. Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
TINJAUAN PUSTAKA Tujuan K3 pada tingkat perusahaan
Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan secara khusus ialah bahwa perusahaan harus
Kerja menjujung tinggi kesehatan, keselamatan
Perencanaan untuk melaksanakan program dan kesejahteraan para pekerja, bekerja
pembangunan di bidang industry bagi dengan selamat lebih diutamakan daripada
Negara berkembang cukup menguntungkan hasil produksi.
dipandang dari segi ekonomi dengan alasan Tujuan keselamatan kerja adalah
dapat meningkatkan taraf hidup rakyatnya sebagai berikut: 1) Melindungi tenaga kerja
karena tersedia lapangan pekerjaan bagi atas hak keselamatan dalam melakukan
mereka sehingga mereka bisa memenuhi pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
kebutuhan hidupnya. Hal itu cukup masuk meningkatkan poduksi serta produktivitas
akal karena untuk melaksanakan nasiaonal. 2) Menjamin keselamatan setiap
pembangunannya saja banyak membutuhkan orang lain yang berada di tempat kerja dan 3)
tenaga kerja terlebih lagi apabila industri Melindungi sumber produksi agar terpelihara
tersebut telah beroprasional tentu mereka dan dapat digunakan secar aman dan efisien
membutuhkan tenaga kerja untuk Tujuan penerapan keselamatan
menjalankan program yang telah kerja pada tingkat perusahaan adalah: 1)
direncanakan oleh perusahaan yang Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan
bersangkutan. Prinsip itulah yang dianut oleh kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran
Indonesia untuk meningkatkan taraf peledakaan, dan pencemaran lingkungan. 2)
perekonomian bangsa. Hal itu terbukti Mengamankan mesin, pesawat, instalasi,
dengan adanya kawasan industry seperti: peralatan kerja, bahan baku, dan hasil
Jakarta dan kota besar lainya. Akan tetapi produksi. 3) Menciptakan lingkungan dan
teramat disayangkan pembangunan industri tempat kerja yang bersih, sehat, nyaman dan
yang ditempuh oleh kalangan pengusaha aman dan 4) Meningkatkan produktifitas
belum optimal terkadang tidak sesuai debgan kerja atas dasar tingkat keselamatan kerja
peraturan dan kebijakan yang tela ditetapkan yang tinggi.
oleh pemerintah. Pendekatan perusahaan terhadap
kesehatan kerja adalah: 1) Mempelajari

96
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

terjadinya gangguan kesehatan terhadap para Dengan kata lain seharusnya manajemen
pekerjanya. 2) Mempelajari faktor penyebab menyadari: 1) Adanya biaya pencegahan, 2)
dari gangguan kesehatan tersebut. 3) Kerugian akibat kecelakaan karyawan dan
Mengetahui tindakan pencegahan penyakit peralatan, 3) Antara biaya pencegahan dan
yang tujuannya untuk memutuskan secara kerugian akibat kecelakaan terdapat seslisih
lebih dini gejala-gejala gangguan kesehatan yang sukar dijelaskan dan 4) Dengan
yang dialami oleh para pekerja tersebut. kecelakaan kerja selalu merupakan factor
Sasaran-sasaran utama keselamatan dominan dalam setiap kecelakaan.
kerja adalah tempat kerja, yang padanya: 1) Dalam pencegahan kecelakaan kerja tidak
Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan saja dinilai dari segi biaya pencegahannya
mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau tetapi juga dari segi manusia. Jadi pada
instalasi yang berbahaya yang dapat prinsipnya, manajemen keselamatan dan
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau kesehatan kerja adalah bagaimana mencari
peledakan. 2) Dibuat, ditolak, dipakai, dan mengungkapkan operasional yang
dipergunakan, diperdagangkan, diangkut memungkinkan terjadinya kecelakaan
atau disimpanbahan atau barang yang dapat memulai penerapan saran-saran kerja yang
meledak, mudah terbakar, beracun terjangkau dengan tepat dan selamat melalui
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi. 3) perencanaan, keputusan yang tepat dan
Dikerjakan pembangunan, perbaikan pengorganisasian yang solid. Fungsi ini
perawatan, pembersihan atau pembongkaran dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu:
rumah, gedung, atau bangunan lainnya 1) Mengungkapkan sebab musabab suatu
termasuk bangunan pengairan, saluran atau kecelakaan (akarnya) dan 2) Meneliti apakah
terowongan dibawah tanah dan sebagainya pengadilan secara cermat dilaksanakan atau
atau dilakukan pekerjaan persiapan. 4) tidak.
Dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, Prinsip-prinsip Penerapan Sistem
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
peternakan, perikanan, dan lapangan Kerja
kesehatan. Penerapan suatu sistem manajemen yang
Agar tujuan tersebut dapat dicapai dapat mengurangai terjadinya kecelakaan
maka hal-hal yang harus diperhatikan dan kerja guna meningkatkan produktivitas
menjadi sasaran utama dari setiap kegitan perusahaan sangatlah penting dilakukan bagi
yaitu: 1) Memelihara kondisi kerja yang setiap perusahaan, selanjutnya disebut
aman dan sehat. 2) Mematuhi setiap asas dan tempat kerja. Sistem yang dianjurkan untuk
prosedur yang dirancang untuk mencegah diterapkan adalah SMK3. dengan
terjadinya kecelakaan dan gangguan diterapkannya suatu manajemen di tempat
kesehatan. 3) Mematuhi undang-undang kerja, maka dengan sendirinya akan
pokok Keselamatan dan Kesehatan Kerja No meningkatkan kinerja dari tempat kerjanya.
1/1970 dan seluruh peraturan yang Peningkatan kinerja tersebut dapat dilakukan
berkaiatan dengan Keselamatan dan dengan cara-cara sebagai berikut :
Keshatan Kerja. 1. Kepemimpinan dan Komitmen
Setiap tingkat pimpinan dalam
Manajemen Keselamatan Kerja perusahaan haruslah menunjukkan
Manajemen mempunyai peranan penting komitmen terhadap penerapan SMK3.
dala suatu lingkungan industri. Namun tetapi tidak hanya tingkat pimpinan yang
demikian tidak semua manajemen menunjukkan komitmen, seluruh pihak
mempunyai pandangan yang sama mengenai terutama tenaga kerja yang berada di
pandang yang sama tentang keselamatan tempat kerja haruslah menunjukkan
kerja. Mungkin sekali hal disebabkan karena komitmen terhadap penerapan SMK3 di
tidak dapat dijabarkan pencegahan dan tempat kerja. Disamping itu perlu adanya
faedah secara jelas biaya pencegahan dapat organisasi-organisasi dari tempat kerja
dihitung dengan angka sedangkan faedahnya yang mendukung terciptanya SMK3,
tidak. penyediaan anggaran dan personal yang

97
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

mempunyai tanggung jawab, wewenang 4. Perencanaan


dan kewajiban yang jelas dalam Perusahaan haruslah membuat
penanganan yang jelas dalam penanganan perencanaan yang efektif guna mencapai
K3. serta organisasi yang melakukan keberhasilan penerapan SMK3 dengan
perencanaan dan melakukan penilaian sasaran jelas dan dapat diukur.
atas kinerja yang telah ditetapkan Perencanaan harus memuat tujuan,
perusahaan. sasaran dan indikator kinerja yang
2. Tujuan Awal K3 diterapkan dengan pertimbangan
Peninjauan awal kondisi keselamatan dan identifikasi sumber bahaya, penilaian dan
kesehatan kerja perusahaan saat ini pengendalian resiko dengan persyaratan
dilakukan dengan : perundangan yang berlaku serta hasil
a. Mengidentifikasi kondisi yang ada dan pelaksanaan tinjauan awal terhadap
dibandingkan dengan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja.
pedoman yang ada. Perencanaan yang lebih rinci dibagi
b. Mengidentifikasi sumber bahaya yang menjadi beberapa hal, yaitu :
berkaitan dengan kegiatan di tempat a. Perencanaan identifikasi bahaya,
kerja penilaian dan pengendalian resiko dari
c. Penilaian tingkat pengetahuan, kegiatan, produk barang dan jasa
pemenuhan peraturan perundangan b. Pemenuhan akan peraturan
dan standar keselatan dan kesehatan perundangan dan persyaratan lainnya
kerja yang kemudian diumumkan kepada
d. Membandingkan penerapan seluruh tenaga kerja.
keselamatan dan kesehatan kerja c. Menetapkan tujuan dan sasaran dari
dengan tempat kerja dan sector yang kebijakan K3 yang sekaligus menjadi
lebih baik. informasi keberhasilan pencapaian
e. Meninjau sebab dan akibat kejadian SMK3
yang membahayakan, kompensasi dan d. Menetapkan sistem pertanggung
gangguan serta hasil penilaian jawaban dan sarana untuk pencapaian
sebelumnya yang berkaitan dengan kebijakan K3.
keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Penerapan
f. Meninjau efisiensi dan efektivitas Setelah membuat komitmen dan
sumber daya yang ada perencanaan maka hal selanjutnya yang
3. Kebijakan keselamatan dan kesehatan penting dilaksanakan adalah penerapan
kerja SMK3. yang perlu diperhatikan
Kebijakan K3 adalah suatu persyaratan perusahaan dalam tahap ini adalah :
tertulis yang ditandatangani oleh a. Adanya jaminan kemampuan
pengusaha dan atau pengurus yang 1. Menyediakan personil yang
memuat keseluruhan visi dan tujuan terlatih, sarana yang menjunjang
perusahaan, komitmen dan tekad serta ketersediaan dana yang
melaksanakan keselamatan kerja, mencukupi dari perencanaan yang
kerangka dan program kerja yang telah dibuat.
mencakup kegiatan perusahaan secara 2. Menjadikan penerapan SMK3
menyeluruh yang bersifat umum dan atau sebagai bagian yang terintegrasi
operasional. dari sistem manajemen perusahaan.
Kebijakan tersebut dibuat melalui proses 3. Menjadikan semua pihak dalam
konsultasi antara pengurus dan wakil perusahaan untuk berperan aktif
tenaga kerja yang kemudian harus dalam penerapan dan menciptakan
dijelaskan dan disebarluaskan kepada budaya kerja yang mendukung
semua tenaga kerja, pemasok dan penerapan dan pengembangan
pelanggan. Kebijakan K3 bersifat SMK3. hal ini ditunjukkan dengan
dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam tanggung jawab dari pekerja serta
rangka peningkatan kinerja keselamatan menciptakan jalur komunikasi
dan kesehatan kerja. yang efektif di perusahaan.

98
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

4. Mengadakan pembicaraan dengan motivasi, evaluasi dan penegakan


pekerja mengenai penerapan hokum.
SMK3 dan meningkatkan motivasi 2. Disamping itu untuk menghadapi
dan kesadaran semua pihak tenteng hal-hal yang tidak diinginkan perlu
SMK3. dipersiapkan prosedur untuk
5. Mengadakan pelatihan untuk terus menghadapi keadaan darurat,
menunjang sistem manajemen insiden dan pemulihan keadaan
yang diterapkan perusahaan. darurat.
b. Kegiatan pendukung d. Pengukuran dan evaluasi
1. Diperlukan komunikasi dua arah Pengukuran dan evaluasi merupakan
yang efektif antara pekerja dan alat untuk :
pengurus serta pelaporam rutin 1. Mengetahui tingkat keberhasilan
sebagai sumber penting dalam penerapan SMK3
penerapan SMK3. 2. Melakukan identifikasi tindakan
2. Prosedur pelaporan informasi yang perbaikan
terkait dan tepat waktu harus 3. Mengukur, memantau dan
ditetapkan untuk menjamin bahwa mengevaluasi kinerja SMK3
SMK3 dipantau dan kinerjanya Ada 3 kegiatan dalam melakukan
ditingkatkan. pengukuran dan evaluasi, yaitu :
3. Pendokumentasian harus dibuat 1. Inspeksi dan pengujian
sesuai dengan kebutuhan Adanya prosedur untuk kegiatan
perusahaan. Proses atau prosedur untuk kelengkapan secara teknis
kegiatan perusahaan harus dari suatu objek yang dilakukan
ditentukan dan didokumentasikan, secara berkala serta pengujian
bila unsure SMK3 terintegrasi terhadap pemenuhannya.
dengan sistem manajemen Pelaksanaan kegiatan dilakukan
perusahaan maka oleh orang yang berkompeten
pendokumentasiannya harus dengan peralatan dan metode yang
terintegrasi. memadai dimana hasil inspeksi dan
4. Tahap berikutnya adalah pengujian selalu dicatat dan
pengendalian dokumen. Dokumen dipelihara sehingga dapat diambil
harus dapat diidentifikasikan, langkah selanjutnya bila perlu.
ditinjau ulang, direvisi, disetujui 2. Audit SMK3
oleh personil yang bertanggung Audit SMK3 dilakukan secara
jawab, berada ditempat yang berkala untuk mengetahui
dibutuhkan dan dokumen yang keaktifan penerapan SMK3. audit
usang harus segera disingkirkan harus dilaksanakan secara
kecuali yang digunakan untuk sistematik dan independent oleh
keperluan khusus. personal yang memiliki
5. Terakhir adalah adanya jaminan kompetensi kerja dengan
dilakukannya suatu pencatatan menggunakan metodologi yang
yang merupakan sarana bagi sudah ditetapkan. Frekuensi
perusahaan untuk menunjukkan sebelumnya dan bukti sumber
kesesuaian penerapan SMK3. bahaya yang didapatkan
c. Identifikasi sumber bahaya, penilaian, ditempatkan. Ditempat kerja. Hasil
dan pengendalian resiko audit harus digunakan oleh
1. Dilakukan identifikasi sumber pengurus dalam proses tinjauan
bahaya, penilaian resiko dan ulang manajemen.
pengendalian resiko yang 3. Tindakan Perbaikan dan
dilakukan dengan metode pencegahan
pengendalian teknis/rekayasa, Semua temuan dari pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan, pemantauan, audit dan tinjauan
pembangunan kesadaran dan ulang SMK3 harus

99
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

didokumentasikan dan digunakan Perusahaan harus menjunjung tinggi


untuk identifikasi tindakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
perbaikan dan pencegahan serta karyawan. Bekerja dengan selamat lebih
pihak manajemen menjamin diutamakan dibandingkan hasil produksi.
pelaksanaannya secara sistematik Berdasarkan hal itu dan sejalan dengan
dan efektif. manajemen modern, maka hal berikut ini
e. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh dijadikan sasaran dari setiap kegiatan :
pihak manajemen
Peninjauan ulang SMK3 harus Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
dilakukan secara berkala dengan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
tujuan menjamin kesesuaian dan Beberapa faktor keselamatan dan kesehatan
keefektifan yang berkesinambungan kerja yaitu :
dalam pencapaian kebijakan dan 1. Faktor manusia
tujuan keselamatan dan kesehatan Sebagian besar pekerjaan yang
kerja. Tinjauan ulang ini haruslah berlangsung dalam perusahaan
dapat mengatasi implikasi dikendalikan oleh manusia. Manusia
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pekerja sangat memegang
terhadap seluruh kegiatan,hasil peranan atas terwujudnya keselamatan
produksi dan jasa termasuk dalam bekerja. Maka jaminan keamanan
dampaknya terhadap kinerja dalam bekerja sangat diperlukan dalam
perusahaan. Tinjauan ulang SMK3 rangka untuk meningkatkan prestasi kerja
harus meliputi. para pekerja, sehingga akan menunjang
1. Evaluasi terhadap penerapan peningkatan produktivitas perusahaan
kebijakan keselamatan dan secara menyeluruh.
kesehatan kerja 2. Faktor mesin
2. Tujuan, sasaran dan kinerja Mesin yang optimal akan meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja kinerja pada perusahaan tersebut, dalam
3. Hasil temuan audit SMK3 hal ini faktor perawatan mesin sangat
4. Evaluasi efektivitas penerapan mendominasi peningkatan mutu
SMK3 dan kebutuhan untuk perusahaan tersebut.
mengubah SMK3 3. Faktor lingkungan kerja
Faktor lingkungan juga menjadi bagian
Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan penting dari keselamatan dan kesehatan
Kerja kerja. Lingkungan kerja yang kurang baik
Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk akan membawa dampak negative bagi
dipatuhi dalam proses kerja dan organisasi iklim pekerja, terutama menyangkut
perusahaan. Kebijakan yang ditetapkan oleh ancaman keselamatan kerja para pekerja.
manajemen menuntut partisipasi dan Sebaliknya, jika lingkungan kerjanya baik
kerjasama dari semua pihak. Setiap peserta maka akan membawa dampak yang
diberikan arahan dan pemikiran yang akan positif terhadap mentalitas para pekerja.
membantunya dalam mencapai sasaran Lingkungan kerja yang dimaksud disini
hasilnya. Setiap kebijakan mengandung adalah lingkungan kerja perusahaan
sasaran jangka panjang dan ketentuan yang secara fisik, seperti bangunan pabrik,
harus dipatuhi oleh setiap kategori penggunaan mesin-mesin produksi,
fungsionaris perusahaan. sistem tata ruang, ventilasi udara dan
Susunan organisasi perusahaan yang penerangan. Dalam hal ini telah terbukti
mengutamakan keselamatan dan kesehatan bahwa faktor-faktor penerangan, suhu,
kerja mencerminkan keterlibatan semua udara, bau-bauan, suara-suara yang
pihak, baik staf maupun lini. Fungsional lini menganggu dan alat-alat yang dapat
bertanggung jawab akan pemeliharaan mempengaruhi kenyamanan dan moril
kondisi kerja yang aman sedangkan para pekerja, yang berarti dapat
fungsionaris staf wajib melihatkan diri dalam mempengaruhi efisiensi kerja mereka
pencegahan kecelakaan. 4. Faktor manajemen

100
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

Penerapngan program keselamatan dan Pimpinan atau pengawas kelompok


kesehatan kerja pada perusahaan tenaga kerja, ahli keselamatan dan staff
merupakan fungsi manajemen, program ahlinya tidak pernah berhasil banyak
keselamatan kerja ini dapat berhasil apabila pimpinan perusahaan tidak
dengan baik melalui perencanaan, mengambil tugas kepemimpinan dalam
pengarahan dan pengawasan yang baik. meningkatkan dan mempertahankan
Pada dasarnya fungsi manajemen standar keselamatan yang tinggi.
keselamatan dan kesehatan kerja dapat Pengaruh pimpinan perusahaan harus
dilaksanakan dengan cara menjadi kenyataan pada segenap kegiatan
1. Menentukan penyebab terjadinya yang berhubungan dengan lingkungan
kecelakaan kerja dan pengelolaan kerja di
2. Meneliti apakah pengendalian secara perusahaan.
cermat telah dilaksanakan dengan baik Karena tanpa dukungan yang kuat serta
tanggung jawab yang tinggi dari
Peranan Keselamatan dan Kesehatan pimpinan perusahaan, maka pelaksanaan
Kerja di Perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja akan
Pelaksanaan dari program keselamatan dan menjadi lemah, oleh karena itu
kesehatan kerja ternyata sangat bervariasi keterlibatan pimpinan perusahaan dalam
dan setiap perusahaan memiliki program memberikan dukungan nyata akan
yang berbeda-beda. Ada beberapa menjadi suatu barometer dari
perusahaan yang mengabaikan masalah keberhasilan pelaksaan keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja namun kesehatan kerja di perusahaan.
tidak sedikit juga perusahaan yang 2. Peranan pimpinan regu atau kelompok
menyadari pentingnya keselamatan dan Penerapan keselamatan dan kesehatan
kesehatan kerja dalam duina industri. kerja banyak tergantung kepada pimpinan
Berbagai permintaan atau tuntutan akan regu atau kelompok. Tenaga kerja dalam
keselamatan dan kesehatan kerja ini berbeda- regunya berada dalam pimpinannya dan
beda dan ditentukan pula oleh jenis industri tingkah laku mereka banyak dipengaruhi
dimana perusahaan tersebut beroperasi atau oleh pimpinan tersebut. Manakala
jenis teknologi yang ditentukan. Tidak dapat pimpinan regu hanya menaruh perhatian
dipungkiri bahwa masih banyak perusahaan kepada produksi dan ia terlibat pada
yang menganggap tenaga kerja hanyalah banyak kegiatan lain, tetapi keselamatan
sebagai faktor produksi saja, bahkan tidak diluar ruang lingkup rasa tanggung
memperdulikan tanggung jawab sosialnya jawabnya, banyak kecelakaan yang
melainkan dengan hanya memikirkan untuk cenderung terjadi. Peranan pimpinan
mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. perusahaan untuk mengarahkan perhatian
Namun ada juga perusahaan yang berpikiran mereka terhadap keselamatan dan
atau berpandangan maju tentang tenaga kesehatan kerja sangat penting dan
kerjanya termasuk masalah keselamatan dan disinilah peranan pimpinan regu sangat
kesehatan kerja, mereka memandang bahwa penting keberadaannya.
masalah pendidikan, pengembangan sumber 3. Peranan ahli atau personil keselamatan
daya manusia, santunan social sejenisnya kerja
adalah merupakan faktor investasi yang Ahli keselamatan atau personil
sangat berarti bagi perusahaan. Beberapa keselamatan bisaanya menyusun rencana
faktor yang perlu mendapat perhatian dan pelaksanaannya dilakukan oleh
didalam pelaksanaan keselamatan dan seluruh komponen dalam perusahaan.
kesehatan kerja disuatu perusahaan adalah : Pada saat-saat tertentu, ahli keselamatan
1. Peranan pimpinan perusahaan menjadi sangat penting kedudukannya.
Semboyan bahwa “kesehatan harus Seandainya ahli keselamatan kerja dalam
dimulai dari atas” menunjukkan secara pemeriksaan didalam perusahaan melihat
tegas pentingnya pimpinan perusahaan hal yang berbahaya, ia akan cepat
bagi keberhasilan program keselamatan. memerintahkan agar pekerja dihentikan
sehingga bisa mencegah kecelakaan yang

101
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

terjadi. Adapun fungsi dari peranan ahli mengikut sertaan para pelaku dalam
atau personil keselamatan dan kerja. perumusan pedoman dan petunjuk.
a. Merencanakan program keselamatan 6. Izin Kerja (work permit)
dan pencegahan kecelakaan yang Untuk menjamin kondisi lingkungan
pelaksanaannya dilakukan oleh semua kerja cukup aman, maka sebelum
komponen yang ada didalam melakukan pekerjaan didaerah terlarang
perusahana. harus dilakukan pemeriksaan terhadap
b. Memberikan bimbingan atau latihan- bahaya yang mungkin terjadi.
latihan pada pimpinan unit kerja atau Pemeriksaan ini dapat meliputi
karyawan dalam hal keselamatan kerja pemeriksaan akan adanya bahaya
dan pencegahan terjadinya kecelakaan peledakan kebakaran listrik tegangan
kerja. tinggi, gas beracun, dll. Surat izin kerja
c. Mengadakan penelitian terhadap diberikan setelah kondisi dinyatakan
kecelakaan yang terjadi dan langkah- aman dengan catatan kondisi tempat kerja
langkah perbaikannya bersama-sama berubah dan perlu diawasi.
unit kerja yang terkait 7. Disiplin
d. Mengadakan pemeriksaan pada Baik perusahaan maupun buruh memiliki
peralatan proses produksi dan fasilitas fungsi dan tanggung jawab dalam
pendukungnya dari segi keselamatan keselamatan kerja. Pengusaha lebih
dan memberikan saran-saran memikul tanggung jawab mengenai
keselamatan untuk yang tidak lingkungan kerja, cara, dan pengadaan
memenuhi persyaratan mesin serta peralatan yang selamat.
e. Mengambil peranan atau membantu Buruh harus mematuhi ketentuan-
panitia keselamatan dan kesehatan ketentuan yang telah digariskan dalam
kerja (P2K3) keselamatan. Kedisiplinan dalam bekarja
f. Menyelenggarakan pencatatan sangat penting karena kalau tidak disiplin
kecelakaan dan statistikanya. dapat membahayakan bagi buruh itu
4. Peranan panitia keselamatan sendiri dan orang lain. Dalam hal ini
Pembentukan panitia keselamatan dan perlu sistem peringatan, bahkan sampai
kesehatan kerja diwajibkan di kepada pemberhentian, jika halnya betul-
perusahaan. Tujuannya adalah betul membahayakan.
peningkatan keselamatan melalui 8. Alat Pelindung Diri (APD)
kerjasama pengusaha dan buruh. Panitia Perusahaan wajib menyediakan alat
keselamatan harus memegang peranan pelindung diri bagi para pekerja. Alat
dalam menciptakan saling pengertian dan pelindung diri perorangan sangat penting
kerjasama yang baik diantara pengusaha bagi para pekerja karena berfungsi untuk
(perusahaan) dan buruh (pekerja) demi melindungi diri dari potensi bahaya yang
keselamatan. Panitia terdiri dari wakil- berada ditempat kerja. Untuk penyediaan
wakil pengusaha dan buruh. Wakil-wakil alat-alat pelindung diri ini agar efektif
perusahaan harus meliputi staff yang erat dan relevan dengan sumber bahaya yang
berhubungan dengan soal keselamatan ada, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
seperti pimpinan sutau bagian antara lain :
departemen, ahli keselamatan, pimpinan a. Pemeriksaan dan analisa jenis bahaya
kelompok dan dokter perusahaan. yang ada diperudahaan untuk
5. Pedoman dan analisa keselamatan kerja menentukan jenis alat pelindung diri
Suatu tindakan dalam keselamatan dan yang sesuai.
kesehatan kerja di perusahaan adalah b. Mempergunakan alat pelindung diri
dikeluarkannya buku pedoman dan sesuai dengan persyaratan
petunjuk tentang keselamatan yang keselamatan yang direkomendasikan.
berhubungan dengan pengolahan c. Alat pelindung diri harus disediakan
material, menjalankan mesin atau oleh perusahaan dalam jumlah yang
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Cara terbaik cukupakan dipinjamkan secara cuma-
agar pedoman dan petunjuk ditaati adalah cuma.

102
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

d. Tenaga kerja harus detraining dalam pada kecepatan tinggi, melemparkan


tata cara pemakaian dan pemeliharaan barang-barang yang seharusnya dibawa
yang benar. atau diantarkan.
9. Tempat Istirahat Kerja 4. Tidak mengaktifkan alat pengamanan
Pada jam-jam tertentu tenaga kerja pabrik, seperti membuat alat pengaman
memerlukan tempat istirahat atau makan. tidak berfungsi (mis: intetlock / safety
Untuk keperluan tersebut maka valve) dengan menahan, memblokirnya.
perusahaan agar menyediakan tempat 5. Menggunakan alat yang salah, seperti
istirahat yang memadai dan manusiawi memakai alat yang salah ( kunci
yang dilengkapi dengan meja, kursi, pengganti palu, dll)
kamar mandi, wc, toilet dan loker tempat 6. Mengambil posisi dan kondisi yang tidak
penyimpanan barang-barang perorangan, aman, seperti berada dibawah
sehingga suasana ruangan bisa beban/benda yang sedang diangkat,
memberikan rasa istirahat untuk memasuki vessel/ ruangan yang tidak
memulihkan kondisi fisikdan mental. aman (karena suhu mesin tinggi, adanya
Jumlah tempat istirahat ini harus cukup gas berbahaya atau bahaya lain),
bagi tenaga kerja dan terpeliharanya mengangkat dengan cara tidak aman
dengan baik. 7. Menggunakan alat pelindung diri yang
tidak benar/salah jenisnya, seperti
Perencanaan Keselamatan Dan Kesehatan memakai pakaian yang tidak aman (
Kerja longgar, rambut terurai dsb)
Dalam perencanaan keselamat dan kesehatan 8. Ceroboh, sembrono, saat melakukan
kerja adalah biaya kecelakaan dan biaya pekerjaan
pencegahan. Kedua faktor ini sangat 9. Tidak memperhatikan atau mentaati
mempengaruhi biaya produksi menyeluruh petunjuk / intruksi atasan
dan dengan demikian, keuntungan yang akan 10. Memaksakan diri bekerja dalam kondisi
diperoleh. letih, lesu dan mabuk (karena pengaruh
Biaya kecelakaan mencakup: 1) Kerusakan meminum-minuman keras)
peralatan dan bahan, 2) Gangguan atas 11. Kurang supervise / pengawasan dari
kelancaran bahan dan 3) Ganti rugi kepada atasan
karyawan yang disebabkan cacat dan Dalam hal ini disamping kurangnya
pendapatan yang berkurang. supervise/pengawasan dari atasan, atasan/
Sasaran utama bagi perusahaan adalah pengawasan sendiri dapat ikut andil sebagai
mengurangi biaya yang harus ditanggung penyebab terjadinya kecelakaan apabila: a)
sebagai akibat kecalakaan kerja. Inilah Memberi prosedur yang tidak sempurna/
sebabnya setiap perusahaan harus menyusun berbahaya, b) Tidak dapat mengantisipasi
kerangka tindakan untuk mencegah kemungkinan akan timbulnya bahaya, c)
kecelakaan. Kerangka tindakan ini harus Terlalu lemah dalam menegakan disiplin
mencakup : kerja bagi para pekerja untuk mentaati
1. Menjalankan sesuatu tanpa wewenang, peraturan keselaman kerja
seperti mengemudi kendaraan tanpa
wewenang Pembentukan Panitia Pembinaan
2. Gagal memberi isyarat / mengamankan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
seperti tidak memberi tanda-tanda yang (P2K3)
cukup, kepada orang-orang sekitarnya, Didalam rangka pembinaan dan pengawasan
saat akan menjalankan peralatan / keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
kendaraan atau saat melakukan ditempat kerja, perusahaan-perusahaan,
Radiography dan lupa atau lalai pabrik dan industri perlu dibentuk panitia
mengunci, mengamankan, menahan alat, Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (
kendaraanm dll. P2K3) sesuai Undang-undang No.1 tahun
3. Menjalankan/mengoperasikan sesuatu 1970 Bab. Vi pasal 10 dan untuk memenuhi
dengan kecepatan tinggi, seperti Peraturan Menteri Tenaga KERJA No. C
menjalankan/ mengemudikan kendaraan 2/Men/1979, tentang pembentukan panitia

103
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja manajemen menjamin perbaikan dari


(P2K3) ditempat kerja. Panitia Pembina kekurangan atau kesalahan yang telah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dilakukan. Staf dan manajemen dari setiap
adalah sebuah Panitia yang dibentuk untuk level harus ikut berperan serta dalam
suatu tempat usaha yang menggunakan memberi maupun menerima hasil dari
tenaga kerja 50 sampai 100 orang lebih. pemeriksaan. Harus ada pembuatan jadwal
Panitia ini beranggotakan unsur-unsur untu memeriksa setiap jalur pimpinan jalur
Pemerintah, pemberi kerja atau penerima pimpinan dapat memberi perintah untuk
kerja (Pemerintah/Depnaker – Pengusaha – pemeriksaan menjadi bagian dari sistem
Tenaga Kerja atau wakil Serikat Pekerja) kontol yang teratur dalam memonitor apa
yang bertugas memberi pertimbangan dan yang dilakukan supervisor dan untuk menilai
membantu pelaksanaan usaha pencegahan dirinya sendiri
kecelakaan dalam tempat kerja yang
bersangkutan serta dapat memberikan
penjelasan dan penerangan pada para Tenaga METODOLOGI PENELITIAN
Kerja yang bersangkutam. Untuk tempat Penelitian ini dilakukan di PT. X
kerja yang menggunakan tenaga kerja Internasional yang beralamat di Tambun
kurang dari 50 orang diharuskan adanya Bekasi
seorang Petugas Keselamatan dan Kesehatan Adapun pelaksanaan penelitian diharapkan
Kerja, sedang untuk tempat kerja yang dapat dilaksanakan dalam waktu satu
menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 semester yaitu dari bulan Juni sampai
oarang harus ada seorang Ahli Keselamatan November 2009. Penelitian ini menggunakan
dan Kesehatan Kerja. Yang dapat ditunjuk metode survei, menurut Kerlinger yang
sebagai Anggota Panitia Pembina dikutip oleh Riduwan (2005 : 49) “
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Penelitian survei adalah penelitian yang
oleh perusahaan yang disyahkan oleh dilakukan pada populasi besar atau kecil,
instansi Depnaker, ialah Ahli Keselamatan tetapi data yang dipelajari adalah data dari
Kerja, adalah tenaga kerja yang pernah sampel yang diambil dari populasi tersebut,
mengikuti lokakarya pembinaan sehingga ditemukan kejadian relative,
Keselamatan dan Kesehatan kerja baik yang distribusi dan hubungan antar variable
diadakan oleh kantor Wilayah Depnaker atau sosiologis maupun psikologis “
suatu badan yang ditunjuk oleh Dirjen Penelitian survey tidak hanya digunakan
Binawas Depnaker. untuk memperoleh suatu fakta tentang
permasalahan yang timbul tetapi juga untuk
Pengawasan Program Keselamatan menentukan kesamaan fakta – fakta atau
Untuk perencanakan dan mengorganisasikan kondisi yang ada dengan membandingkan
program Keselamatan dan Keseharan Kerja standar yang telah ditentukan antar masing –
adalah manajemen pertama dari pekerjaan masing variable dalam penelitian ini variable
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. – variable itu adalah jumlah kecelakaan
Tercapainya tindakan yang terkoordinasi, kerja. Dalam pengumpulan data dilakukan
memonitor pelaksanaan secara terus- secara opservasi langsung ke perusahaan dan
menerus, mengevaluasi pengaruh arus balik mengambil data kecelakaan yang terjadi di
dan hasil-hasilnya, serta memperbaiki perusahaan. Data yang diambil adalah data
program untuk memenuhi kebutuhan yang kecelakaan pada tahun 2005 sampai dengan
sedang berkembangm hal ini hanya sebagian 2007. Melakukan wawancara dengan
kecil dari pekerjaan-pekerjaan pimpinan. karyawan pabrik mengenai permasalahan di
Pemeriksaan keselamatan kerja adalah suatu pabrik yang berkaitan dengan kecelakaan
usaha pencegahan kecelakaan yang cukup kerja. Saat ini PT. Indomobil Suzuki
penting dan untuk mendeteksi adanya International sudah menerapkan manajemen
kondisi atau tindakan yang tidak aman dan kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi
segera memperbaikinya sebelum terjadi belum diterapkan secara lengkap dan benar
kecelakaan. Pemeriksaan adalah tanggung sehingga penulis merasa perlu untuk
jawab manajerial yang mengharuskan menganalisa permasalahan yang terjadi

104
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

dengan menerapkan metode pengendalian cacat utama akan mempengaruhi kinerja


proses statistical secara lengkap dan benar. produksi menjadi lebih baik

Teknik Analisis Data 3. Pemecahan masalah dengan mengunakan


5W + 1H
1. Identifikasi masalah dengan diagram Dalam langkah ini diharapkan bisa
pareto memecahkan masalah yang ada yaitu
Selanjutnya membuat diagram pareto masih tingginya tingkat kecelakaan kerja
untuk mengetahui masalah apa yang yang terjadi dan diharapkan bisa
harus mendapat prioritas utama untuk menemukan usulan-usulan perbaikan
dibenahi terlebih dahulu dalam pabrik. guna mengurangi tingkat kecelakaan dan
Sehingga penanganan masalah dapat meningkatkan produktivitas
menjadi lebih efisien dan lebih terarah.
ANALISIS
2. Identifikasi penyebab kecelakaan dengan Dalam jangka waktu kurang lebih 3 tahun
diagram sebab-akibat PT. X terjadi 45 kali kecelakaan di bagian
Langkah berikutnya membuat diagram pressing yang dikelompokam menjadi 5
sebab-akibat yang membantu jenis kecelakaan yaitu; terjepit, terkena
mengidentifikasi akar penyebab masalah- serpihan material, tertusuk, tertimpa
maslaah yang terjadi (prioritas 4 masalah material, dan terpeleset. Berikut adalah data
utama) mengingat dengan melakukan jumlah kecelakaan pada tahun 2006 sampai
usulan perbaikan terhadap keempat jenis dengan 2008.

Table 1. data kecelakaan untuk tahun 2006 sampai dengan 2008 berdasarkan jenis kecelakaan

No Jenis Kecelakaan jumlah kecelakaan frekuwensi persentase (dalam %)


1 terjepit 20 20 44.4
2 terkena serpihan material 9 29 20.0
3 tertusuk 4 33 8.9
4 tertimpa material 7 40 15.6
5 terpeleset 5 45 11.1
jumlah 45 100%
Berdasarkan data diatas dapat dibuat diagram pareto sebagai berikut :

Pareto Chart of Jenis Kecelakaan


50
100
jumlah kecelakaan

40
80
Percent

30
60
20 40
10 20

0 0
Jenis Kecelakaan it ial r ia
l et uk
rj ep ter ate e l es tus
te a
ter
p ter
nm am
iha imp
ser p ter
t
na
te rk e
jumlah kecelakaan 20 9 7 5 4
Percent 44.4 20.0 15.6 11.1 8.9
Cum % 44.4 64.4 80.0 91.1 100.0

Gambar 1. diagram pareto untuk jumlah dan jenis kecelakaan pada tahun 2006 s/d 2008

105
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

Analisis Tabel Berdasarkan Jenis Pada tabel 1. menunjukkan angka


Kecelakaan Secara Keseluruhan kecelakaan kerja berdasarkan jenis
Yang Dominan kecelakaan di unit produksi PT. X pada
tahun 2006-2008.

jumlah persentase (dalam


No Jenis Kecelakaan kecelakaan frekuensi %)
1 terjepit 20 20 44.4
2 terkena serpihan material 9 29 20.0
3 tertimpa material 7 40 15.6
4 terpeleset 5 45 11.1
5 tertusuk 4 33 8.9
jumlah 45 100%

Analisis Manajemen K3 Untuk penyediaan perlengkapan P3K,


Hal ini dibuktikan bahwa masih terdapat perusahaan meletakkan perlengkapan P3K
banyak pekerja yang bekerja tanpa pada semua divisi produksi. Hal ini
menggunakan alat pelindung diri. dilakukan agar apabila terjadi kecelakaan
Perusahaan telah memberikan penjelasan dapat ditolong lebih dahulu sebelum korban
mengenai fungsi dari alat pelindung diri kecelakaan dibawa ke poliklinik atau rumah
tersebut, namun pekerja tetap enggan sakit.
memakainya dengan alasan malas, Pelatihan yang diberikan perusahaan kepada
menganggu kenyamanan bekerja, bahkan pekerjanya mengenai bagaimana cara
merasa bahwa jenis pekerjaan yang menggunakan alat pemadam kebakaran yang
dilakukannya aman sehingga tidak benar sudah cukup baik. Pelatihan ini sangat
memerlukan alat pelindung diri. bermanfaat bagi pekerja karena pekerja
Perusahaan ini berada pada kawasan industri, dapat mengetahui apa fungsi dan bagaimana
sehingga perusahaan ini tidak memiliki cara menggunakan alat pemadam kebakaran
klinik khusus yang mengenai kecelakaan tersebut. Selain itu apabila terjadi kebakaran
kerja. Klinik yang ada peruntukan mengenai maka dapat diatasi secepat mungkin sebelum
kecelakaan dan kesehatan kerja dari seluruh terjadi kebakaran besar.
karyawan yang bekerja di kawasan industri Prosedur anggaran yang dikeluarkan didalam
tersebut. Tidak adanya klinik khusus yang menangani masalah keselamatan kerja
dimiliki oleh PT. X tidak terlalu berpengaruh adalah melalui JAMSOSTEK besarnya
terhadap penanganan kecelakaan karena jaminan JAMSOSTEK yang diberikan
kilinik yang sudah ada sudah dapat mengenai kepada karyawan berdasarkan pada gaji
pengobatan terhadap kecelakaan yang karyawan dan sisanya dibantu oleh
terjadi. Klinik tersebut berlokasi dekat PT. perusahaan.
Indomobil Suziki International. Klinik ini Setelah dilakukan pengamatan pada
digunakan untuk menangani kecelakaan lingkungan PT. X, dapat dilihat bahwa
yang memerlukan pertolongan pertama dan lingkungan kerja pada divisi pressing,
jenis kecelakaan yang tidak terlalu lantainya agak licin. Hal ini disebabkan
memerlukan penanganan yang serius. karena jenis lantai yang ada terbuat dari
Sedangkan untuk penanganan kecelakaan semen dan terkena sisa pelumas yang keluar
kerja yang lebih serius, biasanya pekerja dari mesin dan serta percikan air yang keluar
dibawa ke rumah sakit yang telah ditunjuk dari kran pada saat pekerja mencuci tangan.
oleh perusahaan. Untuk tingkat kebisingan, divisi pressing
mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi.

106
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

Pada divisi ini, perusahaan mengharuskan menjadi lebih fit sehingga menghasilkan
pekerja untuk menggunakan alat pelindung produk yang baik dan memperkecil
diri berupa eaplug (penutup lubang telinga). terjadinya kecelakaan pada pekerja itu
Display yang berupa peringatan yang sendiri.
terdapat pada lingkungan pabrik seperti d. Kelalaian pekerja akan menyebabkan
“Dilarang Merokok”, “Utamakan terjadinya kecelakaan seperti halnya tidak
keselamatan”, “Usaha meningkatkan mengindahkan peringatan-peringatan
keselamatan dan kesehatan kerja, akan tanda bahaya yang dibuat perusahaan.
menciptakan suasana kerja yang sehat, Hal ini memang sepele tetapi pekerja
nyaman, efisien dan produktif maka untuk tetap melakukan hal tersebut sehingga
mencegah timbulnya akan penyakit akibat kecelakaan tetap akan terjadi.
kerja diwajibkan menggunakan alat
pelindung diri yang disediakan perusahaan 2. Mesin
display yang ada sudah cukup memberikan a. Umur mesin tua
peringatan terhadap pekerja untuk lebih Masih banyaknya mesin yang umumnya
berhati-hati dalam bekerja. Letak dari sudah puluhan tahun, yang terdapat pada
display tersebut juga sudah tepat pada mesin pressing tetapi sebagian dari
tempatnya. komponen-komponen mesin tersebut
sudah diganti dengan yang baru, serta
Analisis Diagram Sebab Akibat dilakukan perawatan. Tapi walaupun
Berdasarkan data yang didapatkan pada begitu dengan kondisi mesin-mesin yang
bagian pressing merupakan bagian yang sudah tua secara langsung ataupun tak
paling banyak mengalami kecelakaan. Jenis langsung akan berpengaruh terhadap
kecelakaan yang banyak terjadi adalah produktivitas perusahaan.
terjepit. Penyebab terjadi kecelakaan 3. Manajemen
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu a. Peraturan kurang tegas
1. Manusia Dengan adanya peraturan yang telah
Penyebab utama terjadinya kecelakaan dibuat oleh pihak-pihak yang
kerja disebabkan oleh faktor manusia. bertanggung jawab namun peraturan
Kecelakaan yang disebabkan oleh pemakaian APD tersebut kurang tegas
manusia antara lain : dalam pelaksanaannya membuat para
a. Tidak memakai alat pelindung diri pekerja tidak disiplin dalam
berupa sarung tangan. Sarung tangan ini menjalankannya sehingga pekerja dengan
sangat penting sekali digunakan oleh santai melanggar peraturan yang dibuat.
pekerja pada divisi ini guna melindungi 4. Lingkungan
tangan dari berbagai macam jenis Lingkungan dapat juga menjadi faktor
pekerjaan yang dilakukan untuk penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
menghindari dari cairan-cairan oli pada Yang menyebabkan terjadinya
saat melakukan proses produksi. kecelakaan kerja yaitu :
b. Pemahaman akan pengoperasian mesin a. Lantai yang licin terjadi salah satu
sangat dibutuhkan oleh pekerja. Dengan penyebab terjadinya kecelakaan kerja
memahami bagaimana pengoperasian seperti terpeleset. Licinnya lantai
mesin maka dengan sendirinya pekerja disebabkan karena jenis lantai yang ada
akan memahami bagaimana proses kerja terbuat semen terkena sisa pelumas yang
mesin tersebut sehingga pekerja keluar dari mesin, percikan zat kimia
mengetahui bahwa mesin yang yang keluar dari bak pencelupan pada
dioperasikan merupakan mesin yang saat pewarnaan dikeluarkan dari bak
beresiko tinggi terhadap kecelakaan. pencelupan, serta percikan air yang
c. Kelelahan diakibatkan karena kurangnya keluar dari kran pada saat pekerja
istirahat. Hal ini akan menyebabkan mencuci tangan. Tempat untuk mencuci
pekerja kurang teliti dalam pekerja. tangan ini berada diantara mesin dan
Dengan istirahat yang cukup, akan ditengah tempat produksi.
memberikan kondisi fisik pekerja

107
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

b. Suhu udara yang panas disebabkan oleh 2. Kurang istirahat


sirkulasi udara yang kurang baik. Pada saat jam istirahat masih banyak
Perputaran udara yang kurang baik operator yang melakukan pekerjaan yang
dikarenakan kurangnya ventilasi udara seharusnya digunakan untuk istrirahat
dimana udara dalam ruangan tidak dapat yang cukup. Serta makan yang terlalu
bertukar dengan udara di luar ruangan lama sehingga waktu antara makan dan
sehingga suhu menjadi panas. mulai bekerja kembali sangat pendek,
5. Metode akibatnya kurang konsentrasi dalam
Seringnya terjadi kesalahan terutama bagi bekerja. Dapat diatasi dengan
karyawan baru, ini disebabkan karena pemanfaatan waktu istirahat secara tepat,
kurang memahami pengoperasian mesin artinya mengurangi aktivitas yang tidak
dan bahaya akan kecelakaan kerja. terlalu pada saat jam istirahat untuk
6. Material menghindari kelelahan. Sehingga pekerja
Dalam penempatan material yang tidak dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan
sesuai pada tempatnya sering yang akan dilakukannya.
mengakibatkan terjadinaya kecelakaan 3. Tidak memakai alat pelindung diri (APD)
kerja. Dari keterangan 6 aspek diatas Sarung tangan ini sangat penting sekali
maka dapat digambarkan dengan diagram digunakan oleh pekerja guna melindungi
sebab akibat terdapat pada gambar 4.5. tangan dari berbagai macam jenis
pekerjaan yang dilakukan untuk
Usulan Pemecahan Masalah dengan 5W + menghindari dari cairan-cairan oli pada
1H saat melakukan proses produksi. Pada
Untuk memecahkan suau permasalahan dasarnya sarung tangan yang diberikan
dapat digunakan metode 5W + 1H yaitu Why perusahaan kepada pekerja sudah cukup
(mengapa masalah tersebut perlu perbaikan). baik dan nyaman digunakan tetapi
What (apa rencana perbaikan yang akan pekerja enggan untuk menggunakannya.
diusulkan?). where (menunjukkan lokasi
yang tepat unatuk melaksanakan Aspek mesin
perbaikan?). when (menunjukkan alokasi 1. Beban kerja dari mesin banyak
waktu yang diperkirakan bisa menghasilkan Beban kerja mesin pressing yang tidak
perbaikan?). how (bagaimana metode atau sesuai dengan kemampuannya
cara untuk memperbaiki faktor penyebab mengakibatkan mesin cepat rusak dan
utama tersebut?). Dalam analisa ini hanya suhu udara menjadi panas, sehingga
akan dilakukan pembahasan mengenai berpengaruh terhadap kenyamanan
penetapan rencana untuk melakukan usaha- pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
usaha perbaikan dalam rangka yang mengoperasikan mesin merasa
meminimalisasi kecelakaan. Menunjukkan kurang berkonsentrasi. Cara mengatasi
akar permasalahan dan pemecahannya yaitu dengan perawatan dan pengontrolan
ditinjau dari lima aspek. mesin secara rutin sebulan sekali dan
melakukan pengontrolan sewaktu
Aspek manusia pengantian jam kerja serta jumlah
1. Kurang pemahaman operasi mesin produksi harus sesuai dengan
Pemahaman akan pengoperasian mesin kemampuan mesin.
sering terjadi kecelakaan kesalahan pada 2. Umur mesin
saat bekerja melakukan pengoperasian Masih banyak mesin yang umurnya sudah
mesin, terutama pada mesin pressing mencapai rata-rata puluhan tahun, yang
masalah tersebut dapat ditanggulangi terdapat pada mesin pressing sehingga
dengan memberikan instruksi-instruksi mengakibatkan daya kerja tidak
kepada pekerja terutama dimesin pressing maksimal, tetapi sebagian dari
pada saat training tentang pengoperasian komponen-komponen mesin tersebut
mesin sehingga mengerti bahwa mesin sudah diganti dengan yang baru, serta
pressing yang dioperasikan beresiko dilakkan perawatan secara intensif
tinggi.

108
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

Aspek manajemen Cara mengatasinya yaitu dilakukannya


Peraturan kurang tegas penelitian pengoperasian mesin dan bahaya
Kecelakaan kerja dapat juga terjadi akibat kecelakaan kerja.
karena pekerja melanggar peraturan yang
telah ditentukan oleh perusahaan. Aspek material
Peraturan pemakaian alat pelindung diri Penempatan material yang tidak pada
yang dibuat perusahaan harus mempunyai tempatnya
sangsi yang tegas bagi siapa saja yang Material yang tidak pada tempatnya dapat
melanggarnya. Dengan demikian akan mengakibatkan operator tidak nyaman dalam
membuat pekerja mematuhi peraturan bekerja dan dapat juga mengakibatkan
sehingga kecelakaan kerja akan menurun. kecelakaan kerja.

Aspek lingkungan Dari 6 aspek diatas dibuatlah tabel 5W + 1H


1. Kurang ventilasi untuk menjelaskan lebih rinci mengenai
Kurangnya ventilasi dapat menyebabkan perbaikan yang dilakukan. Dapat dilihat pada
sirkulasi udara kurang baik karena udara tabel 2.
didalam ruangan tidak dapat bertukar
dengan udara diluar ruangan sehingga Kesimpulan
suhu menjadi panas. Untuk itu cara Setelah melakukan pengolahan data dan
mengatasinya dengan penambahan kipas- mendapatkan hasil dari analisisnya, maka
kipas penyedot (axchaust fan) yang dapat ditarik beberapa kesimpulan yang
berguna untuk lebih memerlancar merupakan jawaban dari pokok
sirkulasi udara yang segar kedalam permasalahan yang dibahas pada tugas akhir
ruangan. ini. Dari hasil ini maka diharapkan dapat
2. Suara mesin memberikan masukan-masukan untuk
Suara mesin yang bising dapat perusahaan. Kesimpulan yang dapat diambil
menganggu kinerja ruangan menjadi yaitu :
tidak nyaman dikarenakan banyak mesin 1. Selama tahun 2006-2008 jenis kecelakaan
yang usianya sudah puluhan tahun dapat yang banyak terjadi adalah terjepit
diatasi dengan perawatan secara rutin, sebanyak 20 kali (44,4%) dan untuk
sehingga akan mengurangi kebisingannya kecelakaan tertinggi kedua adalah terkena
yang disebabkan oleh mesin dan serpihan material sebanyak 9 kali
pemberian alat pelindung telinga yang (20,0%). Untuk itu jenis kecelakaan
berguna untuk menghindari penyakit terjepit ini harus menjadi suatu yang
telinga bagi pekerja. diperhatikan dan menjadi prioritas utama
3. Tetesan oli dalam menekan kecelakaan. Terjepitnya
Adanya tetasan oli dan percikan air dapat anggota tubuh pekerja disebabkan karena
mengakibatkan lantai menjadi licin kelalaian pekerja dalam pekerja.
sehingga pekerja tidak dapat bekerja 2. Untuk faktor manajemen, disebabkan
secara nyaman karea salah satu penyebab oleh kurang tegas dalam penerapan sangsi
kecelakaan kerja. Dapat diatasi dengan terhadap yang melanggar peraturan
menyediakan tempat sampah dan kain sehingga pekerja berulang-ulang kali
lap, sehingga dapat mengelap kembali melakukan kesalahan yang dapat
lantai yang licin dan langsung mengakibatkan kecelakaan. Dan untuk
dibersihkan. faktor lingkungan, disebabkan karena
sirkulasi udara kurang lancar sehingga
Aspek metode suhu menjadi naik dan berakibat pekerja
Kesalahan sistem kerja kurang nyaman dalam melakukan
Pada saat dilakukan penelitian banyak terjadi pekerjaannya. Dan sering ditemui tetesan
kesalahan sistem kerja yang dilakukan oleh oli dan percikan air pada lantai didaerah
karyawan baru, ini disebabkan karena kurang produksi yang berakibat pekerja sering
memahami cara kerja pengoperasian mesin terpeleset., selain itu suara dari mesin
pressing dan bahaya akan kecelakaan kerja. yang keras membuat suasana kerja

109
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 3 No. 1 Maret 2010

menjadi tidak nyaman karena bising dan Heylin, Angela. 2002.Kiat Sukses
bisa berakibat terjadinya kecelakaan Komunikasi.Penerbit Jakarta: Mitra
kerja. Sedangkan dari faktor metode, Utama.
disebabkan karena kurangnya Hasibuan H.Melayu S.P.1996.Organisasi
pemahaman tentang keselamatan mesin dan Motivasi. Surabaya :Penerbit
yang berakibat fatal karena mesin yang Bumi Aksara.
dioperasikan adalah mesin berat dan Munandar, Ashar Sunyoto. 2001.Psikologi
berisiko tinggi. Kemudian faktor Industri dan Organisasi. jakarta:
penyebab kecelakaan terakhir adalah Penerbit Universitas Indonesia Press.
material, penempatan material yang tidak Nawawi H. Hadari. 2003. Perencanaan SDM
pada tempat membuta pekerja tida : Untuk Organisasi Profil yang
nyaman dan bisa mengakibatkan Kompetitif. Penerbit Gajah Mada
kecelakaan. Universitas Press.
3. Jika dilihat dari diagram sebab akibat Nasution, Hakim Arman, 2005, Manajemen
kecelakaan kerja yang terjadi yaitu dari Industri, Surabaya, Penerbit Andi.
faktor manusia, kurang memahami Nasution, M. N, 2001, Manajemen Mutu
tentang pengoperasian mesin dan Terpadu, Jakarta, Penerbit Ghalia
kelelahan diakibatkan karena kurangnya Indonesia.
istirahat. Hal ini akan menyebabkan Nazir, Mohammad. 1999. Metode
pekerja kurang teliti dalam bekerja. Penelitian: Cetakan Keempat.
Sedangkan untuk faktor mesin, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
disebabkan oleh beban kerja yang tidak Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
sesuai dengan kemampuan mesin PER-05/MEN/1996 Tentang Sistem
mengakibatkan mesin pressing menjadi Manajemen Keselamatan dan
cepat rusak dan suhu udara menjadi panas Kesehatan Kerja, 1997
yang berpengaruh terhadap kenyamanan P.K, Sima’mun Dr, M.Sc., Higine
pada pekerja. Dengan perawatan sekali Perusahaan dan Kesehatan Kerja,
dalam sebulan. PT. Gunung Agung, Jakarta, 1991
Silalahi, Bennet N.B, Dr. MA., Manajamen
Keselamatan dan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Kerja, Seri Manajemen No.112, PT.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung,2002. Pustaka Binaman Pressindo, 1995
Manajemen Sumber Daya Wignjosoebroto, Sritomo, 1991, Tata Letak
Manusia. Jakarta, Penerbit Pabrik dan Pemindahan Bahan,
Universitas Trisakti Jakarta, Penerbit Guna Widya.

110

Вам также может понравиться