Вы находитесь на странице: 1из 16

4

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar
Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia
adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2012).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2013).

B. ETIOLOGI
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic
acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2014), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus
di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
5

5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan


lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB,
antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan
sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Lemah, letih, lesu dan Lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer
Institute)

DERAJAT WHO NCI


Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
6

Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL


Derajat 4 (mengancam < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL
jiwa)
7

D. PATHWAY
8

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo,
sensitif terhadap dingin, berat badan menurun.
2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.
3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.
4. Telinga
Vertigo, tinitus.
5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
6. Paru – paru
Dispneu.
9

7. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
8. Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah.
9. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.
10.System persyarafan
Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam
folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis


Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan
yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat
darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
10

b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan


fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya
faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa
atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb,
penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat
intake makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
6. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
7. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
8. Keletihan b.d anemia
I. NURSING CARE PLANNING (NCP)
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing Intervention
Clasification)
1. Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peripheral Sensation
tidak efektif b.d selama …x24 jam diharapkan perfusi Management (Manajemen
perubahan ikatan O2 jaringan klien adekuat sensasi perifer)
dengan Hb, Kriteria hasil 1. Monitor adanya daerah
penurunan Indicator IR ER tertentu yang hanya peka
konsentrasi Hb 1. Membrane mukosa merah terhadap
dalam darah. 2. Konjungtiva tidak anemis panas/dingin/tajam/tumpu
3. Akral hangat l
4. TTV dalam rentang normal 2. adanya paretese
Keterangan : 3. Instruksikan keluarga
1. Keluhan ekstrim untuk mengobservasi
2. Keluhan berat kulit jika ada lesi atau
11

3. Keluhan sedang laserasi


4. Keluhan ringan 4. Gunakan sarung tangan
5. Tidak ada keluhan untuk proteksi
5. Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
6. Monitor kemampuan
BAB
7. Kolaborasi pemberian
analgetik
8. Monitor adanya
tromboplebitis
9. Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

2. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition Management


nutrisi b.dinadekuat selama …x24 jam diharapkan 1. Kaji adanya alergi
intake makanan ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi makanan
Kriteria Hasil 2. Kolaborasi dengan ahli
Indicator IR ER gizi untuk menentukan
1. Intake makanan dan cairan jumlah kalori dan nutrisi
2. Energi yang dibutuhkan pasien.
3. Massa tubuh 3. Anjurkan pasien untuk
4. Berat badan meningkatkan intake Fe
5. Ukuran kebutuhan nutrisi 4. Anjurkan pasien untuk
secara biokimia meningkatkan protein dan
Keterangan : vitamin C
1. Keluhan ekstrim 5. Berikan substansi gula
2. Keluhan berat 6. Yakinkan diet yang
3. Keluhan sedang dimakan mengandung
4. Keluhan ringan tinggi serat untuk
5. Tidak ada keluhan mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
12

2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
9. Monitor mual dan muntah
10. Monitor kadar
albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
11. Monitor makanan
kesukaan
12. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
14. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
15. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
16. Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet

3. Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Self Care assistane : ADLs
diri b.d kelemahan selama ….x24 jam diharapkan deficit 1. Monitor kemempuan
perawatan diri dapat teratasi klien untuk perawatan
Kriteria Hasil diri yang mandiri.
2. Monitor kebutuhan klien
Indicator IR ER untuk alat-alat bantu
1. Makan untuk kebersihan diri,
2. Berpakaian berpakaian, berhias,
3. Toileting toileting dan makan.
4. Mandi 3. Sediakan bantuan sampai
5. Terawatt klien mampu secara utuh
13

6. Kebersihan diri untuk melakukan self-


7. Oral hygiene care.
8. Ambulansi : berjalan 4. Dorong klien untuk
9. Ambulansi : kursi roda melakukan aktivitas
Keterangan : sehari-hari yang normal
1. Tidak mandiri sesuai kemampuan yang
2. Dibantu orang dan alat dimiliki.
3. Dibantu orang 5. Dorong untuk melakukan
4. Dibantu alat secara mandiri, tapi beri
5. Mandiri penuh bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
6. Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
8. Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

4. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infection Control (Kontrol
pertahanan sekunder selama …x24 jam diharapkan resiko infeksi infeksi)
tidak adekuat dapat teratasi 1. Bersihkan lingkungan
Kriteria Hasil setelah dipakai pasien
Indicator IR ER lain
1. Klien bebas dari tanda dan 2. Pertahankan teknik
gejala infeksi isolasi
2. Menunjukkan kemampuan 3.Batasi pengunjung bila
untuk mencegah timbulnya perlu
infeksi 4.Instruksikan pada
3. Jumlah leukosit dalam pengunjung untuk mencuci
batas normal tangan saat berkunjung dan
4. Menunjukkan perilaku setelah berkunjung
hidup sehat meninggalkan pasien
Keterangan : 5.Gunakan sabun
1. Tidak pernah menunjukkan antimikrobia untuk cuci
2. Jarang menunjukkan tangan
3. Kadang – kadang menunjukkan 6.Cuci tangan setiap sebelum
4. Sering menunjukkan dan sesudah tindakan
5. Selalu menunjukkan kperawatan
7.Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
8.Pertahankan lingkungan
14

aseptik selama pemasangan


alat
9.Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
10. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
11. Tingktkan intake
nutrisi
12. Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap infeksi)
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor hitung
granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
6. Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
7. Pertahankan teknik
isolasi
8. Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
9. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
11. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan
cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
15

16. Ajarkan cara


menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan
infeksi
18. Laporkan kultur
positif

5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Toleransi aktivitasi


b.d selama …x24 jam diharapkan intoleransi 1. Menentukan penyebab
ketidakseimbangan aktivitas dapat teratasi intoleransi
suplai dan Kriteria Hasil aktivitas&menentukan
kebutuhan oksigen apakah penyebab dari
fisik, psikis/motivasi
Indikator IR ER 2. Observasi adanya
1. Berpatisipasi dalam pembatasan klien dalam
aktivitas fisik dengan TD, beraktifitas.
HR, RR yang sesuai 3. Kaji kesesuaian
2. Peningkatan toleransi aktivitas&istirahat klien
aktivitas sehari-hari
Keterangan : 4. ↑ aktivitas secara
1. Keluhan ekstrim bertahap, biarkan klien
2. Keluhan berat berpartisipasi dapat
3. Keluhan sedang perubahan posisi,
4. Keluhan ringan berpindah & perawatan
5. Tidak ada keluhan diri
5. Pastikan klien mengubah
posisi secara bertahap.
Monitor gejala intoleransi
aktivitas
6. Ketika membantu klien
berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual,
pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8. Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan

6. Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Oksigen


pertukaran gas b.d selama ….x24 jam diharapkan gangguan 1. Bersihkan mulut, hidung
ventilasi perfusi pertukaran gas dapat teratasi dan secret trakea
Kriteria Hasil 2. Pertahankan jalan nafas
Indicator IR ER 3. Atur peralatan oksigenasi
1. Mendemonstrasikan 4. Monitor aliran oksigen
peningkat ventilasi dan 5. Pertahankan posisi pasien
oksigenasi yang adekuat 6. Observasi adanya tanda
16

2. Memelihara kebersihan tanda hipoventilasi


paru – paru dan bebas dari 7. Monitor adanya
tanda distress pernafasan kecemasan pasien
3. Mendemonstrasikan batuk terhadap oksigenasi
efektif dan suara nafas yang Vital sign Monitoring
bersih 1. Monitor TD, nadi, suhu,
Keterangan : dan RR
1. Keluhan ekstrim 2. Catat adanya fluktuasi
2. Keluhan berat tekanan darah
3. Keluhan sedang 3. Monitor VS saat pasien
4. Keluhan ringan berbaring, duduk, atau
5. Tidak ada keluhan berdiri
4. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernapasan
abnormal
10. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

7. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Airway Management


pola nafas b.d selama …x24 jam diharapkan 1. Buka jalan nafas,
keletihan ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi guanakan teknik chin lift
Kriteria Hasil atau jaw thrust bila perlu
Indicator IR ER 2. Posisikan pasien untuk
1. Mendemonstrasikan batuk memaksimalkan ventilasi
efektif dan suara nafas 3. Identifikasi pasien
bersih perlunya pemasangan alat
2. Menunjukkan jalan napas jalan nafas buatan
yang paten 4. Pasang mayo bila perlu
Keterangan : 5. Lakukan fisioterapi dada
1. Keluhan ekstrim jika perlu
2. Keluhan berat 6. Keluarkan sekret dengan
3. Keluhan sedang batuk atau suction
4. Keluhan ringan 7. Auskultasi suara nafas,
5. Tidak ada keluhan catat adanya suara
17

tambahan
8. Lakukan suction pada
mayo
9. Berikan bronkodilator
bila perlu
10.Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
11.Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.

8. Keletihann b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Energi manajemen


anemia selama ….x24 jam diharapkan keletihan 1. Monitor respon klien
dapat teratasi terhadap aktivitas
Kriteria Hasil takikardi, disritmia,
Indicator IR ER dispneu, pucat, dan
1. Kemampuan aktivitas jumlah respirasi
adekuat 2. Monitor dan catat jumlah
2. Keseimbangan aktivitas tidur klien
dan istirahat 3. Monitor
3. TTV dalam batas normal ketidaknyamanan atauu
Keterangan : nyeri selama bergerak dan
1. Keluhan ekstrim aktivitas
2. Keluhan berat 4. Monitor intake nutrisi
3. Keluhan sedang 5. Instruksikan klien untuk
4. Keluhan ringan mencatat tanda-tanda dan
5. Tidak ada keluhan gejala kelelahan
6. Jelaskan kepada klien
hubungan kelelahan
dengan proses penyakit
7. Catat aktivitas yang dapat
meningkatkan kelelahan
8. Anjurkan klien
melakukan yang
meningkatkan relaksasi
9. Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas
18

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2015. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2016. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2014. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2015. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Patrick Davay, . 2014, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS


19

Santosa, Budi. . 2014. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Smeltzer & Bare. . 2014. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. . 2016 i. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :


Jakarta.

Вам также может понравиться