Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
1. Jamalus Syamsi (NIM 180210204224)
2. Dyah Wijianing Tyas (NIM 180210204254)
3. Muhammad Ariq Dhaifullah (NIM 180210204280)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmad dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA SERTA WARGA NEGARA” .
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas kelompok
mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Makalah ini telah kami
selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan bantuan dari beberapa pihak dan
berbagai sumber.Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah
ini.Disamping itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini,baik dari segi tata bahasa,isi maupun susunan
kaliamat.Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati,kami menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.Demikian yang bisa kami sampaikan
semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat
bagi pembaca dan masyarakat luas.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Berdasarkan paparan pada rumusan masalah maka tujuan yang
diperoleh adalah :
1.1.1 Untuk mengetahui apa itu warga negara
1.1.2 Untuk mengetahui syarat menjadi warga negara
1.1.3 Untuk mengetahui kedudukan warga negara
1.1.4 Untuk mengetahui permasalahan kewarganegaraan
1.1.5 Untuk mengetahui hak dan kewajiban Negara terhadap warganya
1.1.6 Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga terhadap negaranya
1.1.7 Untuk mengetahui alasan diperlukannya harmonisasi hak dan kewajiban
1.1.8 Untuk mengetahui tantangan dalam mengimplementasikan kewajiban
dan hak (baik warga ataupun negara)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Status atau peran positif, merupakan status warga negara yang memiliki
hak untuk memperoleh sesuatu yang positif dari lembaga negara, dalam
hal ini menuntuht haknya dalam hal perlindungan baik jiwa raga maupun
harta seorang warga negara.
2. Status atau peran Negatif, bahwa negara tidak boleh turut campur dalam hak
asasi warga negaranya, seperti halnya dalam menentukan keyakinan
beragama seorang warga Negara
3. Status atau peran Aktif, bahwa warga negara diberikan hak untuk turut
berperan serta aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara, seperti halnya
dalam pemilihan umum.
4. Status atau peran Pasif, bahwa warga negara memiliki kewajiban untuk
tunduk dan patuh terhadap setiap peraturan yang dibuat oleh penyelenggara
negara, dan juga peraturan perundangan yang berlaku
4. Permasalahan Kewarganegaraan
Dalam UU No.12 tahun 2006 Asas Kewarganegaraan dibagi menjadi
empat antara lain
a. Asas Ius Soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarkan
tempat lahirnya tanpa memandang negara asal orang tuanya. Negara yang
menganut asas ini diantaranya Inggris, Mesir, Amerika, Brazil, Argentina,
dan lainnya.
Misalnya, Dyah dilahirkan di Negara A, maka Dyah menjadi warga
Negara A. walaupun orangtuanya berasal dari negara B.
b. Ius Sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraannya
berdasarkan darah keturunan dari orang tua, atau berdasarkan negara asal
orang tua. Negara yang menganut asas ini adalah Brunai, Malaysia,
Belanda, Cina.
Misalnya, Jamalus lahir di Negara A, tetapi orangtuanya berasal dari
negara B. Maka, Jamalus menjadi warga negara B.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
Misalnya, Ariq ingin menjadi Warga Negara Indonesia maka Ariq tidak
boleh memiliki status kewarganegaraan lain.
d. Asas Kewarganegaraan Terbatas
Asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Undang-undang
tersebut pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride)
ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang
diberikan kepada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu
pengecualian. Namun, ada suatu Negara yang menentukan
kewarganegaraan hanya menggunakan asas ius soli atau ius sanguinis saja.
Maka dapat mengakibatkan dua kemungkinan yang terjadi yaitu bipatride
dan apatride.
Dalam konteks kata, hak dan kewajiban mengandung 2 kata yaitu hak dan
kewajiban. Dari masing-masing kata tersebut tentunya mempunyai arti
tersendiri. Menurut Prof. Dr. Notonegoro Hak adalah kuasa untuk menerima
atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melalui oleh
pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Kata yang kedua adalah
kewajiban. Kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof. Dr. Notonegoro
wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melalui oleh pihak tertentu, tidak dapat oleh pihak lain manapun yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Dari pengertian
yang lain kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab atau pembatasan atau beban yang timbul karena hubungan
dengan sesama atau dengan negara.