Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis berjudul "Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur".
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Perencanaan Tebal
Perkerasan Jalan ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan bisa memberi
manfaat untuk masyarakat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 2 PEMBAHASAN 3
BAB 3 PERHITUNGAN 11
BAB 4 PENUTUP 20
3.1 Kesimpulan 20
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi, diharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti.
Bahan dan material pembentuk lapisan perkerasan jalan adalah agregat sebagai material
utama yang berpengaruh terhadap daya dukung lapisan permukaan jalan dan aspal
sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan kedap air.
Dua jenis perkerasan yang biasa digunakan yaitu perkerasan lentur yang menggunakan
aspal sebagai bahan pengikatnya dan perkerasan kaku yang menggunakan semen
sebagai bahan pengikat agregat. Jenis perkerasan lentur yang digunakan di Indonesia
umumnya menggunakan campuran aspal panas baik untuk pelapisan ulang,
pemeliharaan maupun pembangunan jalan baru. Jenis-jenis perkerasan di Indonesia
yang mempergunakan campuran aspal panas antara lain: Lapis Aspal Beton (Laston)
atau AC (Asphalt Concrete), Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) atau HRS (Hot Rolled
Sheets) dan Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir).
Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan
tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan
bagian-bagian perkerasan lainnya.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat- sifat
dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban
lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada daerah
dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat
pelaksanaan
Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan
tanah dasar.
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban
roda.
Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-lapisan
selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-
roda alat-alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup
tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih baik dari
tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-campuran tanah
setempat dengan kapur atau semen portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan,
agar dapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.
Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan
lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi
bawah).
Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan
sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-
baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%) dapat digunakan
sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah
dengan semen atau kapur.
Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan
antara lain:
Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca.
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis
pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar
lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan
tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda
lalu lintas.
Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur
rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari
biaya yang dikeluarkan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Apa saja kriteria yang diperlukan dalam membuat perkerasan jalan lentur ?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dari perkerasan jalan lentur.
DASAR TEORI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
- Daerah dibawah timbunan badan jalan, dan akar harus dibuang sampai
kedalaman sesuai arahan dari pengawas lapangan.
- Daerah galian jalan, harus dibuang sampai kedalaman dibawah elevasi
lapis pondasi timbunan pilihan ( selected embankment ).
- Penggalian dan pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat
berat ”Excavator”.
Gambar 4.2. Site Clearing dilakukan dengan Excavator pada area Pelebaran
- Selanjutnya dibuang ke disposal area kiri/kanan jalan dengan
menggunakan alat berat ”Dump Truck”.
a. Tidak seluruh obyek benda mati diatas muka tanah seperti pohon,
semak, tumbuhan dan benda-benda yang harus tetap berada di
tempatnya dibongkar, dikarenakan kapasitas jangkauan alat sangat
terbatas sehingga sulit dijangkau dengan alat mengakibatkan kurang
optimalnya pekerjaan yang telah ditentukan oleh site manager.
b. Untuk pelaksanaan penggalian didaerah bawah timbunan badan jalan
dan pembuangan akar banyak mengalami kendala dilapangan karena
masih banyaknya operator alat Excavator yang belum mematuhi arahan
pengawas lapangan, sehingga area yang seharusnya sudah digali dan
bebas dari akar dibiarkan begitu saja dan pengawas lapangan kurang
memperhatikan pekerjaan dari operator alat Excavator tersebut
sehingga ketika hujan terjadi longsoran kecil didaerah galian timbunan
badan jalan tersebut.
c. Pembersihan objek yang ada dilapangan didominasi oleh excavator
dikarenakan alat berat buldozer tidak didatangkan ke lokasi proyek.
d. Pembuangan material yang telah digali untuk disposal area sering
mengalami kendala dikarenakan dumptruck untuk alat mengangkut
hasil pembuangan material memiliki kapasitas volume menampung
yang kecil yaitu 5 m3 dan juga sering terjadi keterlambatan untuk
mengangkut dikarenakan terjadinya kemacetan di jalan.
START
Pembersihan
Pembongkaran
SITE CLEARING Pembuangan Lapisan Tanah
Permukaan
sesuai
INSPEKS
I
sesuai
PEMBUANGAN
MATERIAL HASIL
KUPASAN
1. Lingkup Pekerjaan
Subgrade merupakan bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan untuk sub-
base atau dasar perkerasan. Subgrade mencakup seluruh lebar badan jalan
termasuk bahu jalan seperti tampak pada gambar atau sesuai dengan
instruksi Pengawas Lapangan.
START
PERATAAN TIMBUNAN
Tidak
INSPEKSI
sesuai
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang diperoleh dari sumber yang telah disetujui untuk
bahan timbunan.
DUMP TRUCK
BULLDOZER
VIBRO ROLLER WATER TANK
Dilakukan Trial
Pemadatan
4.2.4 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregate Base Class B/S dan Class A
(Base Kelas B/S dan A)
Pekerjaan Agregate Base Class B/S dan Class A (Base Kelas B/S dan
A)merupakan pekerjaan penyediaan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, perataan, penyiraman dan pemadatan agregate bergradasi
pecah pada permukaan yang disiapkan. Pekerjaan ini meliputi sepanjang STA
0 + 000 hingga ending point pekerjaan, dikerjakan secara bertahap.
a. Agregat kelas A/B/S yang sudah ada di base camp dimuat ke dalam
dump truck dengan menggunakan loader, kemudian diangkut ke lokasi
pekerjaan dengan menggunakan dump truck muatan 10 ton atau dump
truck muatan 20 ton. jarak tumpukan material dilokasi proyek diatur
sekitar 2 – 3 m.
Prime Coat adalah pelaburan aspal pada permukaan lapis pondasi atas
yang belum beraspal. Aspal yang digunakan umumnya aspal cair dengan
viskositas rendah dengan maksud agar lapis pondasi tersebut terlindungi sebelum
pemberian lapis permukaan.
Bahan aspal untuk lapis resap pengikat harus dari jenis aspal pen 60/70 yang
memenuhi AASHTO M226 – 80 yang dicampur dengan minyak tanah. Komposisi
untuk prime coat adalah aspal cair 56,64 % dan minyak tanah 44,44 % yang
dipanaskan pada suhu 45 ± 10 ºC.
Fungsi dari prime coat adalah :
Memberikan perlindungan (ikatan dasar) lapis pondasi sebelum
pengamparan lapis permukaan.
Memberikan lapis kedap air pada permukaan lapis pondasi.
Memberikan susunan permukaan yang merata.
Memberikan ikatan antara lapis pondasi dengan aspal yang dihampar.
1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyemprotan lapis resap perekat (Prime Coat),
pada permukaan lapis pondasi atas yang belum beraspal. Aspal yang
digunakan umumnya aspal cair dengan viskositas rendah.
2. Sumber Daya Alat
- Aspal Sprayer
- Air Compressor
- Alat bantu lainnya
3. Tenaga Kerja
- Mandor
- Driver
- Pekerja
4. Material
- Aspal cair pen (60/70) 56,64%
- Minyak tanah 44,44%
5. Merode Pelaksanaan
1. Pengajuan contoh bahan kepada direksi teknik dan lapangan.
2. Penyiapan material yang akan digunakan sebagai campuran prime
coat (aspal cair dan minyak tanah).
3. Pembuatan Job Mix Design dan pengujian proporsi campuran
antara aspal cair dan bahan pengencernya.
4. Lakukan pencampuran aspal dengan minyak tanah sesuai dengan
proporsi yang sesuai spesifikasi.
5. Pembersihan permukaan lapis pondasi atas dari debu dan kotoran
yang menempel pada permukaan dengan menggunakan air
compressor.
5. Metoda Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan penghamparan, pada bagian pinggir badan
jalan dibuat garis dari tali yang direntangkan sesuai dengan lebar
perkerasan yang akan dihampar kemudian diberi cat putih,
tujuannnya agar memudahkan operator melihat bagian terpinggir
dari badan jalan tersebut yang akan dihampar.
2. Pencampuran Hotmix di AMP sesuai dengan speksifikasi yang
sudah direncanakan.
3. Kemudian campuran Hotmix tersebut dikirim dari AMP ke lokasi
proyek dengan dump truck, serta dilengkapi dengan terpal untuk
menutupi campuran dari pengaruh cuaca dan mengurangi
perubahan suhu.
4. Setelah caampuran Hotmix sampai dilokasi, dilakukan pengecekan
suhu terlebih dahulu sebelum dihamparkan.
7. Pada saat suhu campuran tersebut mencapai 100 – 140 ºC, maka
lakukan pemadatan awal dengan menggunakan Tandem Roller
sebanyak 4 passing pada bagian tepi kiri dan tepi kanan,kemudian
terakhir pada bagian tengah.
Gambar 4.21 Pemadatan menggunakan Tandem Roller
Lapis Perekat (Tack Coat) adalah lapisan yang berfungsi sebagai pengikat
antara lapisan beraspal sehingg lapisan tersebut menyatu dengan kuat. Lapis
Perekat (Tack Coat) akan disebarkan di atas permukaan aspal yang akan dilapis
sesuai dengan batasan yang telah ditentukan, dimana lapisan permukaan tersebut
harus benar – benar kering.
Bahan aspal untuk lapis perekat harus dari jenis aspal pen 60/70 yang
memenuhi AASHTO M226 – 80 yang dicampur dengan minyak tanah. Komposisi
untuk tack coat adalah aspal cair 75,66 % dan minyak tanah 24,34 % yang
dipanaskan pada suhu 45 ± 10 ºC.
Fungsi dari tack coat adalah :
Memberikan susunan permukaan yang merata.
Memberikan ikatan antara lapis beraspal yang dihampar.
1. Lingkup Pekerjaan
Lapis Perekat (Tack Coat) adalah lapisan yang berfungsi
sebagai pengikat antara lapisan beraspal sehingg lapisan
tersebut menyatu dengan kuat. Lapis Perekat (Tack Coat) akan
disebarkan di atas permukaan aspal yang akan dilapis sesuai
dengan batasan yang telah ditentukan, dimana lapisan
permukaan tersebut harus benar – benar kering.
2. Sumber Daya Alat
Aspal Sprayer
Air Compressor
Alat bantu lainnya
3. Tenaga Kerja
Mandor
Driver
Pekerja
4. Material
Aspal cair pen (60/70) 75,66%
Minyak tanah 24,34%
5. Metode Pelaksanaan
1. Pengajuan contoh bahan kepada direksi teknik dan lapangan.
2. Penyiapan material yang akan digunakan sebagai campuran tack
coat (aspal cair dan minyak tanah).
3. Pembuatan Job Mix Design dan pengujian proporsi campuran
antara aspal cair dan bahan pengencernya.
4. Lakukan pencampuran aspal dengan minyak tanah sesuai dengan
proporsi yang sesuai spesifikasi.
5. Pembersihan permukaan lapis permukaan (AC-BC) dari debu dan
kotoran yang menempel pada permukaan dengan menggunakan air
compressor.
5. Metode Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan penghamparan, pada bagian pinggir badan
jalan dibuat garis dari tali yang direntangkan sesuai dengan lebar
perkerasan yang akan dihampar kemudian diberi cat putih,
tujuannnya agar memudahkan operator melihat bagian terpinggir
dari badan jalan tersebut yang akan dihampar.
2. Pencampuran Hotmix di AMP sesuai dengan speksifikasi yang
sudah direncanakan.
3. Kemudian campuran Hotmix tersebut dikirim dari AMP ke lokasi
proyek dengan dump truck, serta dilengkapi dengan terpal untuk
menutupi campuran dari pengaruh cuaca dan mengurangi
perubahan suhu.
4. Setelah caampuran Hotmix sampai dilokasi, dilakukan pengecekan
suhu terlebih dahulu sebelum dihamparkan.
7. Pada saat suhu campuran tersebut mencapai 100 – 140 ºC, maka
lakukan pemadatan awal dengan menggunakan Tandem Roller
sebanyak 4 passing pada bagian tepi kiri dan tepi kanan,kemudian
terakhir pada bagian tengah
4. Material
- Semen
- Pasir
- Air
- Batu gradasi bersudut
5. Metode Pelaksanaan
a. Siapkan gambar kerja pasangan batu kali
b. Lakukan pemasangan patok dan bowplank pada sisi pasangan
c. Membuat galian telapak pondasi untuk dinding penahan tanah
pada tepi kiri kanan badan jalan.
d. Selanjutnya dilakukan pengadukan mortar dengan molen, yang
terdiri dari semen, pasir dan air. Pengadukan dilakukan di tepi
badan jalan dan nantinya di turunkan kebawah dengan gerobak
atau dengan ember.
PENUTUP
Kesimpulan
Komponen perkerasan lentur terdiri dari lapisan permukaan atas, pondasi atas, pondasi
bawah, dan tanah dasar.
Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan kenyamanan berlalu lintas
haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang.
Permukaan yang cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang
bekerja di atasnya.
Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan
jalan sehingga tidak mudah selip.
Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul dan menyebarkan
beban, haruslah memenuhi syarat-syarat :
Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/muatan lalu lintas ke tanah
dasar.
Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan dibawahnya.
Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat cepat
dialirkan.
Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang
berarti.