Вы находитесь на странице: 1из 14

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

CITRA TUBUH

tttttettttt

Disusun oleh kelompok 11:

1. Siti Matwiyah
2. Sri Devi Muthobibah
3. Widianti

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
Jl. Rawa Buntu No. 10 BSD City – Serpong 15318
2019

ASKEP CITRA TUBUH DALAM KEPERAWATAN

2
A. Definisi Citra Tubuh
Citra Tubuh Merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang
membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara internal maupun
eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada
tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik
dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain .
(Potter & Perry, 2005).
Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar seseorang
terhadap tubuhnya sendiri. Hal ini termasuk persepsi sekarang dan masa lalu
serta perasaan tentang ukuran, bentuk atau penampilan, dan potensi. Citra
tubuh terus berubah saat potensi dan pengalaman baru terjadi dalam
kehidupan. Eksistensi tubuh menjadi penting dalam mengembangkan citra
tubuh seseorang. Citra tubuh, penampilan, dan konsep diri yang positif
berkaitan satu sama lain. Seseorang merasa lebih aman dan bebas dari
ansietas apabila ia menerima dan menyukai tubuhnya sendiri. ( Stuart, 2016 ).
Citra tubuh merupakan ide seseorang mengenai betapa penampilan
badannya menarik di hadapan orang lain (Chaplin, 2011). Senada dengan
yang disampaikan oleh Papalia, Olds dan Feldman (2008) bahwa citra tubuh
adalah sebagai keyakinan deskripftif dan evaluasi mengenai penampilan
seseorang. Berk juga mengatakan bahwa citra tubuh merupakan konsepsi dan
sikap terhadap penampilan fisik seseorang (Berk, 2012).
Gardner dalam Faucher (2003) memaknai citra tubuh dengan gambaran
yang dimiliki seseorang dalam pikirannya tentang penampilan (misalnya
ukuran dan bentuk) tubuhnya, serta sikap yang dibentuk seseorang terhadap
karakteristik-karakteristik dari tubuhnya. Jadi terdapat dua komponen dari
citra tubuh, yaitu komponen perseptual (bagaimana seseorang memandang
tubuhnya sendiri) dan komponen sikap (bagaimana seseorang merasakan
tentang penampilan atau tubuh yang dipersepsinya)
Dengan cara ini, anak-anak mengembangkan konsep-konsep tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dengan melihat proporsi tubuh dan penampilan
mereka, seperti tinggi badan, berat badan, kondisi otot, warna rambut, dan
gaya atau merek pakaian mereka. Dari pemaparan definisi di atas, dapat

3
disimpulkan bahwa citra tubuh pada intinya adalah gambaran diri terhadap
dirinya sendiri, gambaran ini akan menyesuaikan dengan bagaimana orang
lain memperhatikannya, sehingga dapat menggambarkan diri dengan melihat
bagaimana respon orang lain ketika memperhatikannya. Citra tubuh
merupakan persepsi diri terhadap dirinya sendiri di mata orang lain dan
anggapan dirinya sendiri untuk terlihat pantas di lingkungan sekitarnya.

Citra tubuh dapat digolongkan menjadi 2 golongan besar yaitu citra diri
positif dan citra diri negatif.

1. Citra tubuh yang positif

a. Suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu, individu melihat


tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

b. Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu


memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil
dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang.

c. Individu merasakan bangga dan menerimanya bentuk badannya yang


unik dan tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan,
berat badan, dan kalori.

2. Citra tubuh yang negatif

a. Suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu, perasaan yang


bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya.

b. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk
tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan
pribadi.

c. Individu merasakan malu dan khawatir akan badannya.

d. Individu merasakan canggung dan gelisah terhadap badannya.

4
(Potter, patricia A. 2005)

B. Stressor Citra Tubuh ( Body Image )

Perubahan dalam penampilan, struktur, atau fungsi bagian tubuh akan


membuat perubahan dalam citra tubuh. Perubahan dalam penampilan tubuh,
seperti kehamilan dan penambahan berat badan yang signifikan mengubah
citra tubuh atau perubahan penampilan wajah, adalah stresor yang sangat jelas
mempengaruhi citra tubuh. ( Potter dan Perry, 2005 ).

Presepsi seseorang tentang perubahan tubuh dapat dipengaruhi oleh


bagaimana perubahan tersebut terjadi. Makna perubahan dalam penampilan di
pengaruhi oleh presepsi individu tentang perubahan yang dialaminya. Citra
tubuh terdiri atas elemen ideal dan nyata. ( Potter dan Perry, 2005 )

Seseorang dengan perubahan citra tubuh, seperti mereka yang mengalami


perubahan wajah, seiring merasa ditolak dan terasingkan. Perasaan tidak
berdaya juga perasaan yang umum. Perasaan isolasi sosial ini sering
didasarakan pada realitas, orang asing takut merasa malu atau individu yang
merasa bersalah mengalami perubahan dan dengan demikian menghindari
kontak dengan mereka ( Potter dan Perry, 2005 ).

Perubahan sosial yang positif berkenaan dengan penyakit dan perubahan


citra tubuh telah terjadi. Media sekarang ini telah sering menyajikan cerita

5
yang positif mengenai orang yang pernah mengalami bedah mayor akibat
perubahan tubuh. Cerita ini memberikan peran model positif bagi individu
yang mengalami stressor lazim, seperti juga halnya bagi keluarga, teman, dan
masyarakat mereka secara keseluruhan . ( Potter dan Perry, 2005 )

C. Gangguan Citra Tubuh

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang


diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Gangguan tersebut
dilakukan kegagalan dalam penerimaan diri akibat adanya persepi negatif
terhadap persepsi negaif terhadap tubuhnya secara fisik. Persepsi tubuh secara
fisik berkaitan dengan bagaimana kita mempersepsikan diri kita secara fisik.
Klien dengan gangguan citra tubuh mempersiapkan saat ini dia mengalami
sesuatu kekurangan dalam menjaga integritas tubuhnya sehingga ketika
berhubungan dengan lingkungan sosial merasa ada yang kurang dalam
struktur tubuhnya. ( Sutejo, 2017 )

Gangguan citra tubuh disebabkan oleh hal , yaitu kerusakan atau kehilangn
bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk, dan penampilan tubuh serta tindakan
pembedahan. Kondisi semacam ini membuat klien tidak puas dengan kondisi
tubuhnya. ( Sutejo, 2017 ).

D. Dimensi Citra Tubuh ( Body Image )


Cash dalam Seawell dan Danorf – Burg ( 2005 ), mengemukakan adanya
lima dimensi body image, yaitu :

1. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan)


Mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah
menarik atau tidak serta memuaskan dan tidak memuaskan.

6
2. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan)
Perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang
dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan
dirinya.
3. Body Areas Satisfaction (Kepuasan terhadap Bagian Tubuh)
Mengukur kepuasan terhadap bagian tubuh secara spesifik.
4. Overweight Preocupation (Kecemasan Menjadi Gemuk)
Mengukur kecemasan terhadap kegemukan , kewaspaadan individu
terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk
menurunkan berat badan dan membatasi pola makanan.
5. Self-ClasSified Weightpe( Ukuran Tubuh )
Mengukur bagaimana individu mempersepsikan dan menilai berat
badannya, dari sangat kurus sampai saat gemuk.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh


Citra tubuh dalam diri seseorang dapat muncul dikarenakan terdapat faktor
yang mempengaruhinya. Menurut Melliana Citra tubuh seseorang muncul
dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
a. Self esteem.
Citra tubuh seseorang lebih mengacu pada pandangan
seseorang tersebut tentang tubuhnya yang dibentuk dalam
pikirannya, lebih berpengaruh pikiran orang itu sendiri
dibanding pikiran orang lain terhadap dirinya. Selain itu juga

7
dipengaruhi oleh keyakinan dan sikapnya terhadap tubuh
sebagaimana gambaran ideal dalam masyarakat.
b. Perbandingan dengan orang lain.
Citra tubuh secara global terbentuk dari perbandingan yang
dilakukan seseorang terhadap fisiknya sendiri, hal tersebut
sesuai dengan standar yang dikenal oleh lingkungan sosial dan
budayanya. Salah satupenyebab adanya perbedaan antara citra
tubuh ideal dengan kenyataan tubuh yang nyata sering
disebabkan oleh media massa yang seringkali menampilkan
gambar dengan tubuh yang dinilai sempurna, sehingga terdapat
perbedaan dan menciptakan persepsi akan penghayatan
tubuhnya yang tidak atau kurang ideal.Konsekuensiyang
didapatadalah individu menjadi sulit menerima bentuk
tubuhnya.
c. Bersifat dinamis.
Citra tubuh memiliki sifat yang mampu mengalami perubahan
terus menerus, bukan yang bersifatstatis atau menetap
seterusnya. Citra tubuh sangat sensitif terhadap perubahan
suasana hati (mood), lingkungan dan pengalaman fisik
inidvidual dalam merespon suatu peristiwa kehidupan.
d. Proses pembelajaran.
Citra tubuh merupakan hal yang dipelajari. Proses
pembelajaran citra tubuh ini sering kali dibentuk lebih banyak
oleh orang lain diluar individu sendiri, yaitu keluarga dan
masyarakat, yang terjadi sejak dini ketika masih kanak-kanak
dalam lingkungan keluarga, khususnya cara orang tua mendidik
anak dan di antara kawan-kawan pergaulannya.
Tetapi proses belajar dalam keluarga dan pergaulan ini
sesungguhnya hanyalah mencerminkan apa yang dipelajari dan
diharapkan secara budaya. Proses sosialisasi yang dimulai sejak
usia dini, bahwa bentuk tubuh yang langsing dan proporsional
adalah yang diharapkan lingkungan, akan membuat individu

8
sejak dini mengalami Ketidak puasan apabila tubuhnya tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan, terutama
orang tua. (Samura, 2011)

F. Tanda dan Gejala Terjadinya Gangguan Citra Tubuh.


1. Menolak untuk menyentuh dan melihat bagian yang berubah
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
3. Mengurangi kontak social sehingga terjadi menarik diri.
4. Perasaan atau pandangan negativ terhadap tubuh.
5. Mengungkapkan keputusan .
6. Mengungkapkan ketakutan di tolak.
7. Penolakan penjelasan tentang perubahan tubuh
Keliat,B.A. ( 2009)
G. Etiologi
1. Masalah fisik seperti amputasi, kerusakan penampilan wajah,
kehilangan fungsi bagian tubu.
2. Penyakit yang dapat merubah struktur tubuh ( misal : post oprasi,
stroke)
3. Trauma berat ( luka bakar di area muka , amputasi ekstrimitas).
4. Efek pemakaian obat yang terus menerus.
5. Obesitas
6. Kegiatan kemoterapi (menyebabkan rambut rontok)
7. Penurunan fungsi otak (misal : demensia) Keliat,B.A. ( 2009)

H. Format Pengkajian Citra Tubuh


PENGKAJIAN CITRA TUBUH

A. PENGKAJIAN
1. Tanggal pengkajian :

9
2. Waktu :
3. Oleh :

A. IDENTITAS
a. Pasien
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Agama :
5. Status perkawinan :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. Suku/ bangsa :
9. Alamat :
10. Tgl masuk RS :
11. Nomor RM/CM :
12. Ruangan :
13. Diagnosa medis :

b. Keluarga / penanggung jawab


1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Hub. Dengan pasien :
6. Alamat :

B. Keluhan utama :
C. PENGKAJIAN CITRA TUBUH
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Merubah penampilan agar lebih

10
menarik adalah sebuah keharusan
2. Saya merasa puas dengan penampilan
saya ini
3. Saya merasa tidak cocok memakai baju
apapun
4. Saya merasa nyaman dengan bentuk
tubuh saya
5. Saya takut makan banyak karena tidak
ingin menjadi gemuk
6. Saya sangat khawatir dengan
penambahan berat badan saya
7. Saya merasa berat badan saya sudah
ideal
8. Saya merasa tidak ada yang salah
dengan penampilan saya
9. Penampilan saya selalu membuat saya
puas saat ini
10 Saya sangat nyaman dengan
. penampilan saya sekarang
11. Saya sering mengeluhkan penampilan
saya
12 Penampilan saya membuat saya tidak
. percaya diri
13 Saya tidak khawatir dengan perubahan
. berat badan saya
14 Tidak ada yang salah dengan berat
. badan saya
15 Saya merasa cantik dimanapun berada
.
D. Format Analisa Data

ANALISA DATA

(Penyebab) Masalah
No Data
Etiologi Keperawatan

11
1. Gejala dan Tanda Mayor 1. Perubahan
DS struktur/bentuk Gangguan citra
1. Mengucapkan tubuh tubuh
kecacatan/kehilangan bagian
tubuh 2. Perubahan
fungsi tubuh
DO
1. Kehilangan bagian tubuh 3. Perubahan
2. Fungsi/struktur tubuh fungsi kognitif
berubah/hilang.
4. Ketidak
2. Gejala dan Tanda Minor sesuaian
DS budaya,
1. Tidak mau mengungkapkan keyakinan atau
kecacatan/kehilangan bagian sistem nilai
tubuh
2. Mengungkapkan perasaan 5. Transisi
negatif tentang perubahan perkembangan
tubuh
3. Mengungkapkan 6. Gangguan
kekhawatiran pada psikososial
penolakan/reaksi orang lain
4. Mengungkapkan perubahan 7. Efek tindakan
gaya hidup atau
Pengobatan
DO
1. Menyembunyikan /
menunjukan bagian tubuh
secara berlebihan
2. Menghindari melihat dan/atau
meyentuh bagian tubuh
3. Fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
4. Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi tubuh
5. Fokus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
6. Hubungan sosial berubah

E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan fisik disebabkan
dengan Perubahan bentuk tubuh.

12
F. Intervensi Keperawatan

INTERVENSI

Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Gangguan citra setelah 1. Bina hubungan 1. Menentukan
tubuh tindakan saling percaya tindakan
berhubungan intervensi dengan klien keperawatan
dengan fisik gangguan citra 2. Membantu yang akan di
disebabkan tubuh, klien klien mengenal lakukan
dengan dapat gangguan citra 2. Meningkatkan
perubahan bentuk meningkatkan tubuhnya . partisipasi klien
tubuh. citra tubuh dan 3. Membantu dalam
bersosialisasi klien menyadari pelaksanaan
dengan orang akibat tindakan
lain tanpa gangguan citra keperawatan
gangguan. tubuh saat ini. yang akan di
4. Mendukung lakukan
persepsi klien 3. Membentu klien
tentang citra menyadari
tubuhnya dulu, kondisinya yang
sekarang, dan berbeda dari
harapan sebelumnya dan
terhadap citra potensi/
tubuhnya saat Kemampuan
ini yang masih di
mendiskusikan miliki
dengan klien 4. Membantu klien
potensi untuk
tubuhnya yang menggunakan
masih sehat. cara-cara yang
5. Melibatkan dapat dilakukan
keluarga dalam untuk
merawat klien meningkatkan
dengan citra tubuhnya
gangguan citra 5. Keluarga
tubuh. merupakan
faktor
pendukung
utama klien.

PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik
secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan,
dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh
adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang
ditujukan terhadap dirinya.

B. Saran
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga
jika ada ketidak puasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu
merubah dirinya kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk
menerima dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada
akhirnya pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap
citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J dan Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis keperawatan. Edisi 10.
Jakarta : penebit buku kedokteran EGC,
Keliat,B.A. ( 2009) . Model Praktik Keperawatan . Jakarta : EGC.
Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan buku 1 edisi 7.Singapore.
Salemba Medika.
Sutejo. (2017). Keperawatan psikososial. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

15

Вам также может понравиться