Вы находитесь на странице: 1из 8

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019

Bab 10 Extraction Test


Kelompok 2

BAB 10
EXTRACTION TEST
10.1 Tujuan Percobaan
Tujuan extraction test adalah untuk mengetahui perbandingan kadar bitumen benda
uji campuran aspal beton antara mix design formula dan job mix formula pengujian
dilakukan dengan gradasi agregat benda uji campuran aspal beton yang sama.

10.2 Peralatan yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan Extraction Test adalah berikut.
1. Rangka filter kerucut.
2. Gelas refluks.
3. Kasa asbes.
4. Kompor listrik.
5. Kertas saring / Paper Filter.
6. Neraca dengan ketelitian 0,01.
7. Oven.

10.3 Bahan Uji


Bahan yang digunakan dalam extraction test adalah :
1. Campuran aspal beton yang sudah digunakan sebagai bahan uji Marshall Test.
2. Pelarut, pada percobaan ini digunakan pelarut TCE ( Tri Chloro Ethylene ).

10.4 Benda Uji yang Digunakan


Benda uji yang digunakan dalam extraction test adalah campuran aspal beton
dengan kadar aspal optimum yaitu campuran aspal beton dengan kadar 5 %.

87
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 88
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2
10.5 Gambar Alat dan Bahan

1
6
2

7 4

Gambar 10.1 Alat Pengujian Extraction Test

Keterangan :
1. Satu set alat extraction (dengan tutup pendingin).
2. Benda uji.
3. Cairan TCE.
4. Kompor listrik.
5. Kertas saring / paper filter.
6. Timbangan / Scale.
7. Alat saring / Filter berbentuk corong kerucut berbahan kawat mesh 2 (dua)
buah ( bagian atas dan bawah ).

10.6 Langkah Kerja Percobaan Extraction Test


Langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan extraction test dijelaskan
sebagai berikut :
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proses extraction test.
2. Panaskan benda uji pada temperatur 110 °C ± 5 °C, selama ± 10 menit sampai
berbentuk curah.
3. Dengan metode seperempat bagi dilakukan pengambilan contoh uji.
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 89
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2
4. Timbang berat setiap rangka kerucut yang telah dipasang kertas saring, dengan
ketelitian 0,5 gram.
5. Masukkan benda uji ke dalam rangka yang telah diberi kertas saring berbentuk
kerucut, bila digunakan dua rangka, benda uji dibagi menjadi dua bagian dengan
berat yang sama. Benda uji harus terletak dibawah ujung dari kertas saring,
tentukan berat dari masing-masing rangka + benda uji dengan ketelitian 0,5
gram (W1).
6. Menyusun rangka ke dalam gelas refluks.
7. Tuangkan pelarut kedalam tabung gelas yang sudah berisi rangka dan benda uji,
dengan permukaan pelarut berada dibawah ujung kerucut rangka atas.
8. Letakkan kasa asbes di atas pelat pemanas listrik dan letakkan tabung gelas di
atasnya.
9. Atur pemanasan sehingga pelarut yang terkondensasi membasahi rangka yang
berisi benda uji, jaga jangan sampai pelarut berlebih masuk ke dalam penyaring
pada kerucut.
10. Teruskan ekstraksi dengan cara refluks, sampai pelarut yang menetes jernih.
11. Matikan pelat pemanas listrik dan biarkan tabung cukup dingin untuk dipegang,
lepaskan pendingin dan pindahkan dari tabung.
12. Pindahkan rangka dari dalam tabung, biarkan kering di udara, setelah itu
keringkan, setelah kering agregat ditimbang (W4).
13. Hitung kadar bitumen dari benda uji dari data percobaan.
14. Cuci alat yang digunakan extraction test lalu keringkan dengan menggunakan
kain kering bersih.
15. Letakkan kembali pada tempat awal agar dapat digunakan untuk pengujian
selanjutnya.
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 90
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2
10.7 Diagram Alir Extraction Test
Untuk memperjelas langkah kerja extraction test di atas, maka dapat dibuat diagram
alir seperti pada Gambar 10.2 berikut :

Mulai

Panaskan benda uji pada temperatur 110 °C ± 5 °C, selama ± 10 menit sampai
berbentuk curah.

Dengan metode seperempat bagi dilakukan pengambilan contoh uji

Timbang berat setiap rangka kerucut yang telah dipasang kertas saring, dengan
ketelitian 0,5 gram.

Masukkan benda uji ke dalam rangka yang telah diberi kertas saring berbentuk
kerucut, bila digunakan dua rangka, benda uji dibagi menjadi dua bagian
dengan berat yang sama. Benda uji harus terletak dibawah ujung dari kertas
saring, tentukan berat dari masing-masing rangka + benda uji dengan ketelitian
0,5 gram (W1).

Menyusun rangka ke dalam gelas refluks.

Tuangkan pelarut kedalam tabung gelas yang sudah berisi rangka dan benda
uji, dengan permukaan pelarut berada dibawah ujung kerucut rangka atas.

Letakkan kasa asbes di atas pelat pemanas listrik dan letakkan tabung gelas di
atasnya.

A
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 91
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2

Atur pemanasan sehingga pelarut yang terkondensasi membasahi rangka yang


berisi benda uji, jaga jangan sampai pelarut berlebih masuk ke dalam
penyaring pada kerucut.

Teruskan ekstraksi dengan cara refluks, sampai pelarut yang menetes jernih.

Matikan pelat pemanas listrik dan biarkan tabung cukup dingin untuk
dipegang, lepaskan pendingin dan pindahkan dari tabung.

Pindahkan rangka dari dalam tabung, biarkan kering di udara, setelah kering
agregat ditimbang (W4).

Selesai

Gambar 10. 1 Diagram Alir Extraction Test


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 92
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2
10.8 Analisis Perhitungan
Berikut adalah analisis perhitungan yang didapat pada extraction test :
 Data berat benda uji bagian atas :
 Sebelum dilakukan proses ekstraksi :
 Berat filter + kertas saring + benda uji kering = 836,8 gram
 Berat filter + kertas saring = 319,7 gram
 Berat benda uji kering (W1) = 517,1 gram
 Sesudah dilakukan proses ekstraksi :
 Berat filter + kertas saring + benda uji kering = 811,7 gram
 Berat filter + kertas saring = 319,7 gram
 Berat agregat (W2) = 492,0 gram
 Berat mineral (W3) = 0,00 gram
 Berat total agregat (W4) = 492,0 gram
 Selisih berat benda uji kering sebelum dan sesudah dilakukan proses
ekstraksi :
 Berat sebelum dilakukan proses ekstraksi (W1) = 517,1 gram
 Berat sesudah dilakukan proses ekstraksi (W4) = 492,0 gram
 Selisih berat benda uji (berat bitumen) (W5) = 25,1 gram

 Data berat benda uji bagian bawah :


 Sebelum dilakukan proses ekstraksi :
 Berat filter + kertas saring + benda uji kering = 745,6 gram
 Berat filter + kertas saring = 282,6 gram
 Berat benda uji kering (W1) = 463,0 gram
 Sesudah dilakukan proses ekstraksi :
 Berat filter + kertas saring + benda uji kering = 723,8 gram
 Berat filter + kertas saring = 282,6 gram
 Berat benda uji kering (W2) = 441,2 gram
 Berat mineral (W3) = 0,00 gram
 Berat total agregat (W4) = 441,2 gram
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 93
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2
 Selisih berat benda uji kering sebelum dan sesudah dilakukan proses
ekstraksi :
 Berat sebelum dilakukan proses ekstraksi (W1) = 463,0 gram
 Berat sesudah dilakukan proses ekstraksi (W4) = 441,2 gram
 Selisih berat benda uji (berat bitumen) (W5) = 21,8 gram
 Prosentase kadar bitumen dalam campuran :
W
 Prosentase kadar bitumen dalam campuran bagian atas : ( W5 x 100 % )
1

 Berat benda uji kering (W1) = 517,1 gram


 Berat bitumen dalam campuran (W5) = 25,1 gram
 Prosentase bitumen dalam campuran (A%) = 4,85 %
W
 Prosentase kadar bitumen dalam campuran bagian bawah : ( W5 x 100 % )
1

 Berat benda uji kering (W1) = 463,0 gram


 Berat bitumen dalam campuran (W5) = 21,8 gram
 Prosentase bitumen dalam campuran (B%) = 4,71 %
A% + B%
 Prosentase rata-rata kadar bitumen dalam campuran : ( )
2

 Prosentase kadar bitumen bagian atas (A%) = 4,85 %


 Prosentase kadar bitumen bagian bawah (B%) = 4,71 %
 Prosentase kadar bitumen rata-rata = 4,78 %

10.9 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian analisis saringan hasil extraction didapat % lolos yang
hasilnya lebih kecil dari Job Mix Formula (berdasarkan AASHTO T-27-74), hal ini
disebabkan benda uji telah melewati proses extraction dan menjadikan benda uji
hancur serta mudah untuk larut dan terbawa cairan bensin yang dialirkan selama
proses extraction.
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2019 94
Bab 10 Extraction Test
Kelompok 2
10.10 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil Extraction Test adalah :
1. Kadar bitumen job mix formula adalah 4,78%.
2. Kadar bitumen mix design formula adalah 4,5%.
3. Selisih kadar bitumen pada job mix formula dan mix design formula
dikarenakan :
 Benda uji yang digunakan hanya 1 (satu) dari 5 (lima). Dan kemungkinan
saat melakukan job mix formula pada proses mencampur bitumen dengan
agregat, kadarnya bitumen terlalu banyak pada benda uji yang digunakan
extraction test.
 Cairan hasil extraction (yang berwarna sangat gelap) masih mengandung
agregat halus karena terbawa saat proses re-flush atau terlalu halus sehingga
lolos dari kertas saring. Menyebabkan berkurangnya berat agregat.
 Dimungkinkan terdapat kehilangan berat agregat selama benda uji melalui
proses job mix formula dan marshall test.

10.11 Saran
Saran yang dapat diberikan praktikkan agar extraction test semakin baik :
1. Sebelum memulai extraction test diusahakan pastikan kondisi extration test
machine dapat berfungsi dengan baik.
2. Ketika memasukkan benda uji dan wadah ke oven pastikan agregat cukup lunak
sehingga mudah untuk dipisahkan dan tidak menggumpal. Hal ini juga dapat
mengurangi resiko benda uji terbuang karena kesalahan praktikkan.
3. Menggunakan alat yang dapat memisahkan kadar aspal dengan agregat yang
sangat halus sisa hasil ekstraksi (yang berwarna sangat hitam) karena jika
dilakukan dengan menggunakan filtrasi ulang, agregat halus akan menutup pori
kertas saring sehingga bitumen tidak dapat melewati filter. Hal ini cukup
penting karena berat agregat mempengaruhi kadar bitumen hasil extraction test.

Вам также может понравиться