Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat kurang memiliki perhatian khusus terhadap masalah

ketombe karena beberapa orang menganggap masalah tersebut bukan masalah

yang membahayakan bagi kesehatan mereka. Masalah rambut yang berketombe

hingga kini masih merupakan gangguan yang dapat menghambat kenyamanan

beraktivitas. Ketombe adalah suatu gangguan berupa pengelupasan kulit mati

secara berlebihan di kulit kepala, kadang disertai pula dengan pruritus (gatal-

gatal) dan peradangan (Toruan, 1989). Penyebab ketombe dapat berupa sekresi

kelenjar keringat yang berlebihan atau adanya peranan mikroorganisme di kulit

kepala yang menghasilkan suatu metabolit yang dapat menginduksi terbentuknya

ketombe di kulit kepala. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan gatal

dikarenakan oleh bakteri yang biasanya ada dikulit kepala. Jika kulit kepala

digaruk secara berlebihan dapat menimbulkan infeksi karena adanya bakteri

pemicu terjadinya ketombe seperti bakteri Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis (Harahap, 1990).

Masyarakat Indonesia sangat menyenangi pengobatan secara tradisional yang

telah diturunkan turun temurun berdasarkan pengalaman. Pengobatan secara

tradisional sebagian besar menggunakan ramuan yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan baik berupa akar, kulit batang, daun, bunga atau biji. Salah satu

tumbuhan tradisional yang digunakan sebagai penghilang ketombe adalah daun

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Menurut informasi dari

1
2

masyarakat sebuah desa di Aceh, beberapa diantara mereka masih menggunakan

daun pandan wangi sebagai penghilang gatal-gatal di kepala karena ketombe.

Kandungan kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri dalam daun pandan

wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) adalah tanin, saponin, flavonoid dan

polifenol (Prameswari, 2014). Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,

maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai kemampuan dari daun pandan

wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dalam mengatasi ketombe yang

disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius

Roxb.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus

dan Staphylococcus epidermidis ?

2. Apakah ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius

Roxb.) memenuhi persyaratan formulasi sebagai sediaan sampo ?

3. Apakah sediaan sampo ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius Roxb.) mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap

bakteri penyebab ketombe ?

1.3 Hipotesis

1. Ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis.

2. Ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

memenuhi persyaratan formulasi sebagai sediaan sampo.


3

3. Sediaan sampo ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius Roxb.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri

penyebab ketombe.

1.4 TujuanPenelitian

1. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun pandan

wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap Staphylococcus aureus

dan Staphylococcus epidermidis.

2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan sampo dari ekstrak daun

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) memenuhi persyaratan

formulasi sebagai sediaan sampo.

3. Untuk mengetahui sediaan sampo ekstrak etanol daun pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai aktivitas antibakteri

terhadap bakteri penyebab ketombe.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang efek antibakteri dari ekstrak etanol daun pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb.) dalam formulasi sediaan sampo sebagai

antiketombe.

Вам также может понравиться