0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
55 просмотров8 страниц
Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode seleksi dalam pemuliaan tanaman, termasuk jenis-jenis kultivar, struktur genetik, dan tujuan-tujuan pemuliaan. Metode-metode seleksi yang dijelaskan adalah seleksi massal, galur murni, pedigree, populasi massal, dan seleksi berulang.
Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode seleksi dalam pemuliaan tanaman, termasuk jenis-jenis kultivar, struktur genetik, dan tujuan-tujuan pemuliaan. Metode-metode seleksi yang dijelaskan adalah seleksi massal, galur murni, pedigree, populasi massal, dan seleksi berulang.
Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode seleksi dalam pemuliaan tanaman, termasuk jenis-jenis kultivar, struktur genetik, dan tujuan-tujuan pemuliaan. Metode-metode seleksi yang dijelaskan adalah seleksi massal, galur murni, pedigree, populasi massal, dan seleksi berulang.
Pure-line cultivars : Memiliki struktur gen yang homozigot
homogenus. Biasanya terdapat pada tumbuhan menyerbuk sendiri. Open-pollinated cultivars : Memiliki struktur gen yang heterozigot heterogenusl. Biasanya terdapat pada tumbuhan menyerbuk silang. Hybryd cultivars : Kultivar hasil hibridisasi yang bertujuan menghasilkan sifat heterosis. Clonal cultivars : Kultivar yang bereproduksi dengan pertumbuhan bagian vegetatif seperti batang, daun, dll. Apomictic cultivars : Kultivar yang menghasilkan benih tanpa terjadi polenisasi. Multilines : Hasil inbreeding dari persilangan F1 dengan tetuanya.
Struktur Genetik dan artinya :
Homozigot homogenus : Memiliki genetik dan fenotip yang sama.
Menghasilkan benih yang memiliki sifat yang sama dengan tetua. Heterozigot homogenus : Memiliki genetik yang heterozigot dengan fenotip yang sama. Menghasilkan benih yang memiliki sifat beda dengan tetua. Heterozigot heterogenus : Memiliki genetik yang berbeda – beda dan fenotip yang berbeda. Biasanya hasil persilangan dua hibrida. Menghasilkan keturunan dengan sifat beda dengan tetua Clonal cultivar : Kultivar klon akan memiliki genetik yang sama dan fenotip yang sama dengan tetua dan tumbuhan segenerasinya selama metode perbanyakan menggunakan klon dan tidak terjadi rekombinasi genetik. Seleksi masal : Seleksi masal adalah seleksi yang dilakukan kepada seluruh populasi suatu tumbuhan. Setiap generasi dari populasi tersebut akan dipilih yang memiliki fenotip yang bagus. o Dapat dilakukan pada populasi yang besar dan kultivar memiliki fenotip yang mirip. o Harus memiliki kondisi lingkungan yang sama agar fenotip yang muncul seragam.
Seleksi galur murni : Seleksi galur murni adalah seleksi yang
dilakukan kepada generasi yang sudah melalui reproduksi selfing (menyerbuk sendiri) berulang – ulang dan dipilih tumbuhan yang memiliki kesamaan genetik satu sama lain sebesar 87% o Memiliki nilai heritabilitas dan keseragaman fenotip yang tinggi. o Diversitas genetik yang rendah menyebabkan kultivar rentan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.
Seleksi Pedigree : Seleksi ini bertujuan untuk meningkatkan
variabilitas pada suatu populasi dengan mencatat sejarah keturunan kultivar tersebut. Metode ini memilih berdasarkan kesamaan fenotip dan genotip. o Pencatatan sejarah keturunan menyediakan informasi yang tidak terdapat pada metode lain. o Hasil seleksi memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. o Pencatatan sejarah keturunan membutuhkan waktu dan sumber daya yang tinggi. o Seleksi menggunakan waktu yang lama.
Bulk Population breeding : Seleksi yang dilakukan pada suatu
populasi yang dibiarkan melakukan seleksi alam hingga memiliki tingkat homozigositas yang tinggi, lalu dilakukan seleksi buatan. o Menghasilkan kultivar yang lebih tahan pada kondisi alam dan berbagai penyakit. o Genotip unggul dari tetua dapat hilang pada seleksi alam.
Single-seed Descent : Melakukan rekombinasi genetik hingga tingkat
homozigonitas tinggi lalu baru melakukan seleksi. o Proses membutuhkan waktu yang relatif cepat. o Meningkatkan diversitas genetik pada tumbuhan. o Tumbuhan dipilih berdasarkan hanya pada fenotip bukan dengan kinerja keturunan.
Backcross Breeding : Melakukan persilangan antara F1 dengan tetua,
bertujuan menghasilkan inbrida dengan kualitas hibrida. o Merupakan metode konservatif sehingga tidak memungkinkan terjadi rekombinasi genetik kembali. o Berguna untuk mengisolasi suatu gen. o Tidak dapat mentransfer sifat kuantitatif Multiline Breeding : Melakukan persilangan dengan tujuan meningkatkan heterozigonitas. Melakukan pencampuran genotip agar tidak terjadi epidemik penyakit yang dapat mengakibatkan gagal panen. o Lebih terlindung dari penyebaran penyakit. o Hasil panen lebih stabil o Membutuhkan waktu yang lama.
Komposit : Kultivar selain hasil persilangan antara tetua inbrid atau
galur murni. Kedua tetua masih memiliki kemiripan fenotip.
Recurrent Selection : Seleksi dimana hasil persilangan dipilih untuk
meningkatkan pengulangan suatu allel. Seleksi dilakukan pada setiap generasi dengan memilih allel yang diinginkan. o Dapat memutus linkage disequilibrium pada allel. o Membutuhkan tingkat crossing yang tinggi membuat tumbuhan menyerbuk sendiri membutuhkan kerja tambahan.
o Memiliki tiga fase , pembuatan tetua – seleksi – reproduksi.
Siklus ini dilakukan 3-5 kali. o Tipe recurrent selection : Simple recurrent selection Recurrent selection for general combining ability Recurrent selection for specific combining ability Reciprocal recurrent selection. Intrapopulation improvement methods o Individual plant selection methods : Seleksi dilakukan dengan mengambil hanya satu tanaman untuk dijadikan penghasil benih untuk seluruh generasi berikutnya. Tidak ada efek seleksi natural Penggunaan seleksi fenotip membuat seleksi tumbuhan unggul lebih sulit. Meningkatnya inbreeding depression. o Family selection method : Seleksi dilakukan dengan mengambil satu struktur family, lalu disilangkan antara anggota family. Macam – macam family selection method Meningkatkan kemungkinan diturunkan sifat kuantitatif Pengendalian polen yang minim membuat heritabilitas berkurang Half-sib selection method Full-sib selection method
Metode seleksi yang saya pilih adalah recurrent selection untuk
jagung tahan bulai. Saya memilih metode ini karena sifat tahan bulai dapat dapat lebih sering muncul dan juga karena metode ini membutuhkan tingkat penyerbukan silang yang mana tumbuhan jagung dapat dimodifikasi karena bunganya yang imperfect monoecious. Tujuan – tujuan dari seleksi breeding
Breeding untuk sifat fisiologis dan morfologi
o Bertujuan menghasilkan biological yield atau economical yeild sebagai indeks hasil o Bertujuan menghasilkan yield yang tinggi dan stabil o Dapat berupa sifat tahan fisik berupa tahan bengkok, tahan patah, dan tanaman yang relatif lurus. o Dapat berupa sifat tahan pecah, pada buah – buahan atau produk lainnya agar memiliki ketahanan daging buah yang tinggi agar dapat disimpan dan didistribusi lebih mudah. o Dwarf cultivar dibuat dengan tujuan meningkatkan hasil panen Breeding untuk sifat tahan penyakit dan hama o Menghasilkan kultivar yang lebih tahan terhadap stress biotik atau bahkan memiliki imunitas terhadap stress biotik tersebut. o Dapat menggunakan plasma nutfah dari tanaman wild type agar diversitas genetik lebih luas o Tipe – tipe resistensi : Horizontal resistance Vertical resistance Durability of resistence Breeding untuk sifat tahan stress abiotik o Menghasilkan kultivar yang tahan terhadap perubahan lingkungan drastis seperti banjir, kekeringan, badai, dll. o Jenis – jenis stress abiotik Kekeringan : Disebabkan oleh kurangnya curah hujan Panas : Disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi dari suhu optimal tanaman. Dingin : Disebabkan oleh suhu yang lebih kecil dari suhu optimal tanaman Penumpukan garam : Naiknya kadar garam pada tanah menyebabkan terganggunya penyerapan unsur hara. Keracunan : Disebabkan oleh konsentrasi suatu unsur hara yang terlalu berlebihan Pengendapan air : Disebabkan oleh penumpukan air pada lahan pertanian sehingga tanaman tidak dapat mendapatkan oksigen Mineral defesiensi : Disebabkan oleh kekurangannya unsur hara. Breeding untuk komposisi gen dan nilai tambah o Membentuk sifat baru untuk kepentingan pemuliaan yang lain o Pembentukan kultivar tanpa biji o Meningkatkan nutrisi pada produk seperti protein, vitamin, karbohidrat, dll. Marker assisted Selection o Marker assisted selection (MAS) adalah seleksi dengan mencari hubungan fenotip dengan allel yang memunculkan sifat tersebut dan menggunakan allel yang sudah ditemukan sebagai penentu seleksi. o Keunggulan MAS : Lebih dapat diandalkan : Hasil dari seleksi MAS tidak terlalu terpengaruh oleh banyak aspek tidak seperti seleksi yang mengandalkanf fenotip. Effesiensi yang tinggi : MAS dapat dilakukan pada tahap tahap yang lebih awal seperti pada tahap perkecambahan atau bahkan pada benih masih dormansi Biaya yang rendah : Karena penggunaan MAS dapat dilakuakan pada tahap benih, metode MAS tidak membutuhkan biaya untuk pertumbuhan tanaman seperti pembuatan greenhouse, biaya perawatan tumbuhan, dll o MAS merupakan metode seleksi yang memiliki keunggulan tertinggi untuk mencari sifat kuantitatif. o Ketentuan untuk sifat yang dicari : Frekuensi polymorphism yang tinggi, bersifat co-dominance, berlimpah, mencakup seluruh genom, duplikasi yang tinggi, keefektifitasan biaya, membutuhkan sumber dna yang sedikit, dll. o Karakterisasi marker mancakup jumlah allel yang berhubungan dengan genetik yang dapat diperlihatkan oleh marker tertentu, jumlah dari polymorphism yang menentukan PIC (Polymorphism information content) o Marker-assisted Gene Introgression berguna untuk menseleksi rekombinasi genetik untuk backcrossing dan intercrossing. Dengan mengidentifikasi rekombinan , kromosom yang tertrogesi bisa dipotong agar allel yang memiliki sifat yang tidak diinginkan dapat hilang. o MAS memiliki beberapa cara untuk seleksi yaitu seleksi satu marker, seleksi marker penggolongan, seleksi menggunakan beberapa marker untuk allel lebih dari satu. o Pada saat pertransferan gen dari donor kepada genetik background dari tetua dengan cara backcrossing, genetik linkage akan menyebabkan pecahan pada genom donor. o MAS dapat dipakai untuk melihat genom secara keseluruhan untuk mendapatkan genetic background. o Untuk genom yang kecil dengan marker yang sedikit per kromosom, tidak direkomendasikan untuk menambah populasi o Sedangkan untuk genom yang besar meningkatkan populasi dianjurkan.