Вы находитесь на странице: 1из 8

Nama : Wendy Wijaya

NPM : 150510170142

Kelas : A

Metode Seleksi

Tipe – tipe kultivar :

 Pure-line cultivars : Memiliki struktur gen yang homozigot


homogenus. Biasanya terdapat pada tumbuhan menyerbuk sendiri.
 Open-pollinated cultivars : Memiliki struktur gen yang heterozigot
heterogenusl. Biasanya terdapat pada tumbuhan menyerbuk silang.
 Hybryd cultivars : Kultivar hasil hibridisasi yang bertujuan
menghasilkan sifat heterosis.
 Clonal cultivars : Kultivar yang bereproduksi dengan pertumbuhan
bagian vegetatif seperti batang, daun, dll.
 Apomictic cultivars : Kultivar yang menghasilkan benih tanpa
terjadi polenisasi.
 Multilines : Hasil inbreeding dari persilangan F1 dengan tetuanya.

Struktur Genetik dan artinya :

 Homozigot homogenus : Memiliki genetik dan fenotip yang sama.


Menghasilkan benih yang memiliki sifat yang sama dengan tetua.
 Heterozigot homogenus : Memiliki genetik yang heterozigot
dengan fenotip yang sama. Menghasilkan benih yang memiliki
sifat beda dengan tetua.
 Heterozigot heterogenus : Memiliki genetik yang berbeda – beda
dan fenotip yang berbeda. Biasanya hasil persilangan dua hibrida.
Menghasilkan keturunan dengan sifat beda dengan tetua
 Clonal cultivar : Kultivar klon akan memiliki genetik yang sama
dan fenotip yang sama dengan tetua dan tumbuhan segenerasinya
selama metode perbanyakan menggunakan klon dan tidak terjadi
rekombinasi genetik.
 Seleksi masal : Seleksi masal adalah seleksi yang dilakukan kepada
seluruh populasi suatu tumbuhan. Setiap generasi dari populasi
tersebut akan dipilih yang memiliki fenotip yang bagus.
o Dapat dilakukan pada populasi yang besar dan kultivar
memiliki fenotip yang mirip.
o Harus memiliki kondisi lingkungan yang sama agar fenotip
yang muncul seragam.

 Seleksi galur murni : Seleksi galur murni adalah seleksi yang


dilakukan kepada generasi yang sudah melalui reproduksi selfing
(menyerbuk sendiri) berulang – ulang dan dipilih tumbuhan yang
memiliki kesamaan genetik satu sama lain sebesar 87%
o Memiliki nilai heritabilitas dan keseragaman fenotip yang
tinggi.
o Diversitas genetik yang rendah menyebabkan kultivar rentan
terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.

 Seleksi Pedigree : Seleksi ini bertujuan untuk meningkatkan


variabilitas pada suatu populasi dengan mencatat sejarah keturunan
kultivar tersebut. Metode ini memilih berdasarkan kesamaan fenotip
dan genotip.
o Pencatatan sejarah keturunan menyediakan informasi yang
tidak terdapat pada metode lain.
o Hasil seleksi memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.
o Pencatatan sejarah keturunan membutuhkan waktu dan sumber
daya yang tinggi.
o Seleksi menggunakan waktu yang lama.

 Bulk Population breeding : Seleksi yang dilakukan pada suatu


populasi yang dibiarkan melakukan seleksi alam hingga memiliki
tingkat homozigositas yang tinggi, lalu dilakukan seleksi buatan.
o Menghasilkan kultivar yang lebih tahan pada kondisi alam dan
berbagai penyakit.
o Genotip unggul dari tetua dapat hilang pada seleksi alam.

 Single-seed Descent : Melakukan rekombinasi genetik hingga tingkat


homozigonitas tinggi lalu baru melakukan seleksi.
o Proses membutuhkan waktu yang relatif cepat.
o Meningkatkan diversitas genetik pada tumbuhan.
o Tumbuhan dipilih berdasarkan hanya pada fenotip bukan
dengan kinerja keturunan.

 Backcross Breeding : Melakukan persilangan antara F1 dengan tetua,


bertujuan menghasilkan inbrida dengan kualitas hibrida.
o Merupakan metode konservatif sehingga tidak memungkinkan
terjadi rekombinasi genetik kembali.
o Berguna untuk mengisolasi suatu gen.
o Tidak dapat mentransfer sifat kuantitatif
 Multiline Breeding : Melakukan persilangan dengan tujuan
meningkatkan heterozigonitas. Melakukan pencampuran genotip agar
tidak terjadi epidemik penyakit yang dapat mengakibatkan gagal
panen.
o Lebih terlindung dari penyebaran penyakit.
o Hasil panen lebih stabil
o Membutuhkan waktu yang lama.

 Komposit : Kultivar selain hasil persilangan antara tetua inbrid atau


galur murni. Kedua tetua masih memiliki kemiripan fenotip.

 Recurrent Selection : Seleksi dimana hasil persilangan dipilih untuk


meningkatkan pengulangan suatu allel. Seleksi dilakukan pada setiap
generasi dengan memilih allel yang diinginkan.
o Dapat memutus linkage disequilibrium pada allel.
o Membutuhkan tingkat crossing yang tinggi membuat tumbuhan
menyerbuk sendiri membutuhkan kerja tambahan.

o Memiliki tiga fase , pembuatan tetua – seleksi – reproduksi.


Siklus ini dilakukan 3-5 kali.
o Tipe recurrent selection :
 Simple recurrent selection
 Recurrent selection for general combining ability
 Recurrent selection for specific combining ability
 Reciprocal recurrent selection.
 Intrapopulation improvement methods
o Individual plant selection methods : Seleksi dilakukan dengan
mengambil hanya satu tanaman untuk dijadikan penghasil
benih untuk seluruh generasi berikutnya.
 Tidak ada efek seleksi natural
 Penggunaan seleksi fenotip membuat seleksi tumbuhan
unggul lebih sulit.
 Meningkatnya inbreeding depression.
o Family selection method : Seleksi dilakukan dengan mengambil
satu struktur family, lalu disilangkan antara anggota family.
Macam – macam family selection method
 Meningkatkan kemungkinan diturunkan sifat kuantitatif
 Pengendalian polen yang minim membuat heritabilitas
berkurang
 Half-sib selection method
 Full-sib selection method

Metode seleksi yang saya pilih adalah recurrent selection untuk


jagung tahan bulai. Saya memilih metode ini karena sifat tahan
bulai dapat dapat lebih sering muncul dan juga karena metode ini
membutuhkan tingkat penyerbukan silang yang mana tumbuhan
jagung dapat dimodifikasi karena bunganya yang imperfect
monoecious.
Tujuan – tujuan dari seleksi breeding

 Breeding untuk sifat fisiologis dan morfologi


o Bertujuan menghasilkan biological yield atau
economical yeild sebagai indeks hasil
o Bertujuan menghasilkan yield yang tinggi dan stabil
o Dapat berupa sifat tahan fisik berupa tahan bengkok,
tahan patah, dan tanaman yang relatif lurus.
o Dapat berupa sifat tahan pecah, pada buah – buahan
atau produk lainnya agar memiliki ketahanan daging
buah yang tinggi agar dapat disimpan dan didistribusi
lebih mudah.
o Dwarf cultivar dibuat dengan tujuan meningkatkan
hasil panen
 Breeding untuk sifat tahan penyakit dan hama
o Menghasilkan kultivar yang lebih tahan terhadap
stress biotik atau bahkan memiliki imunitas terhadap
stress biotik tersebut.
o Dapat menggunakan plasma nutfah dari tanaman wild
type agar diversitas genetik lebih luas
o Tipe – tipe resistensi :
 Horizontal resistance
 Vertical resistance
 Durability of resistence
 Breeding untuk sifat tahan stress abiotik
o Menghasilkan kultivar yang tahan terhadap perubahan
lingkungan drastis seperti banjir, kekeringan, badai,
dll.
o Jenis – jenis stress abiotik
 Kekeringan : Disebabkan oleh kurangnya curah
hujan
 Panas : Disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi
dari suhu optimal tanaman.
 Dingin : Disebabkan oleh suhu yang lebih kecil
dari suhu optimal tanaman
 Penumpukan garam : Naiknya kadar garam
pada tanah menyebabkan terganggunya
penyerapan unsur hara.
 Keracunan : Disebabkan oleh konsentrasi suatu
unsur hara yang terlalu berlebihan
 Pengendapan air : Disebabkan oleh
penumpukan air pada lahan pertanian sehingga
tanaman tidak dapat mendapatkan oksigen
 Mineral defesiensi : Disebabkan oleh
kekurangannya unsur hara.
 Breeding untuk komposisi gen dan nilai tambah
o Membentuk sifat baru untuk kepentingan pemuliaan
yang lain
o Pembentukan kultivar tanpa biji
o Meningkatkan nutrisi pada produk seperti protein,
vitamin, karbohidrat, dll.
 Marker assisted Selection
o Marker assisted selection (MAS) adalah seleksi
dengan mencari hubungan fenotip dengan allel yang
memunculkan sifat tersebut dan menggunakan allel
yang sudah ditemukan sebagai penentu seleksi.
o Keunggulan MAS :
 Lebih dapat diandalkan : Hasil dari seleksi
MAS tidak terlalu terpengaruh oleh banyak
aspek tidak seperti seleksi yang mengandalkanf
fenotip.
 Effesiensi yang tinggi : MAS dapat dilakukan
pada tahap tahap yang lebih awal seperti pada
tahap perkecambahan atau bahkan pada benih
masih dormansi
 Biaya yang rendah : Karena penggunaan MAS
dapat dilakuakan pada tahap benih, metode
MAS tidak membutuhkan biaya untuk
pertumbuhan tanaman seperti pembuatan
greenhouse, biaya perawatan tumbuhan, dll
o MAS merupakan metode seleksi yang memiliki
keunggulan tertinggi untuk mencari sifat kuantitatif.
o Ketentuan untuk sifat yang dicari : Frekuensi
polymorphism yang tinggi, bersifat co-dominance,
berlimpah, mencakup seluruh genom, duplikasi yang
tinggi, keefektifitasan biaya, membutuhkan sumber
dna yang sedikit, dll.
o Karakterisasi marker mancakup jumlah allel yang
berhubungan dengan genetik yang dapat diperlihatkan
oleh marker tertentu, jumlah dari polymorphism yang
menentukan PIC (Polymorphism information content)
o Marker-assisted Gene Introgression berguna untuk
menseleksi rekombinasi genetik untuk backcrossing
dan intercrossing. Dengan mengidentifikasi
rekombinan , kromosom yang tertrogesi bisa dipotong
agar allel yang memiliki sifat yang tidak diinginkan
dapat hilang.
o MAS memiliki beberapa cara untuk seleksi yaitu
seleksi satu marker, seleksi marker penggolongan,
seleksi menggunakan beberapa marker untuk allel
lebih dari satu.
o Pada saat pertransferan gen dari donor kepada genetik
background dari tetua dengan cara backcrossing,
genetik linkage akan menyebabkan pecahan pada
genom donor.
o MAS dapat dipakai untuk melihat genom secara
keseluruhan untuk mendapatkan genetic background.
o Untuk genom yang kecil dengan marker yang sedikit
per kromosom, tidak direkomendasikan untuk
menambah populasi
o Sedangkan untuk genom yang besar meningkatkan
populasi dianjurkan.

Вам также может понравиться