Вы находитесь на странице: 1из 10

The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681

The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

PENGARUH LAMA PENYEDUHAN


TERHADAP KADAR TANIN PADA TEH CELUP

Mala Hayati, STP, MKes


Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya
Abstract Tea is the most widely consumed beverages by all levels of society because in addition to
economical, tea is also thought to provide health benefits. Teabag tea is one favored by today's society
because of easy and practical. One of the compounds in tea play a role in the health of the body is as
an antioxidant tannins. The size of the tannin content received by the body depends on the way of
processing tea before drinking. The longer the brewing time for tea bags will make the content of
tannins in higher beverage.
So that the problem statements in research is whether there is a long brewing tea influence on
levels of tannins? The purpose of this study was to investigate the influence of long brewing on levels
of tannins in tea bags. This type of research is experimental. The sample in this study is a tea bag that
is often consumed by people who sold in Superindo Mulyosari area. The samples used in this study
were 30 tea bags the size of 2 grams divided into 6 treatments each - each consisting of 4 repetitions.
Variable in this study is the independent variable while the dependent variable brewing long that
tannin levels
From the results of tannin levels based brewing long known that the average - average levels
of tannins with brewing time 2 minutes, 4 minutes, 6 minutes, 8 minutes, 10 minutes and 12 minutes
respectively were 0.0184%, 0.0398%, 0.0546%, 0.0936%, 0.1568% and 0.1578%. ANOVA test
results showed the influence of the old brewing on levels of tannin in tea bags with a significant value
of less than 0.05 or 5%.

Keyword : tea, tanin level, long brewing

1. PENDAHULUAN rumah makan dan di warung – warung


makan. Selain rasa yang nikmat, teh juga
Teh merupakan hasil pertanian dari
dipercaya memiliki unsur – unsur yang
daun pucuk tanaman Camellia sinensis.
berkhasiat bagi tubuh (Siswoputranto,
Tanaman ini umumnya dapat tumbuh
1993). Hasil penelitian menunjukan bahwa
dengan baik pada daerah-daerah
minuman berwarna coklat ini berfungsi
pegunungan ataupun dataran tinggi yang
sebagai antioksidan, mampu memperbaiki
memiliki iklim tropis maupun subtropis,
sel-sel yang rusak, menghaluskan dan,
dengan sintesis sinar matahari yang cukup
melangsingkan tubuh, mencegah kanker
dan juga hujan sepanjang tahun. Tanaman
dan penyakit jantung, mengurangi
teh ini tumbuh hingga mencapai
kolesterol dalam darah, melancarkan
ketinggian 6-9 meter (Anonim, 2011).
sirkulasi darah, mampu mencegah
Minuman teh sangat digemari oleh
serangan influenza, mencegah penyakit
masyarakat seluruh dunia. Di Indonesia,
jantung dan stroke, membantu
teh merupakan minuman sehari-hari yang
penyembuhan penyakit kanker, membantu
dapat dinikmati di rumah, di kantor, di

33
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

menurunkan berat badan dan masih tanin memberikan cita rasa yang khas
banyak penyakit lain yang mampu diatasi terhadap teh tersebut yaitu rasa yang
oleh teh (Yudana, 1998) sedikit sepat (Winarno, 1992). Tanin dapat
Kandungan di dalam teh secara terbentuk dari beberapa antioksidan yang
umum adalah kafein, tanin, dan minyak menyatu. Tanin mudah teroksidasi dan
esensial. Unsur kafein memberikan rasa terurai menjadi pyrogallol, pyrocatecoll
segar dan mendorong kinerja jantung dan phlorogucinol jika terkena air panas
manusia, dan tidak berbahaya jika sampai suhu 90-1000C dan terkena udara.
dikonsumsi tidak lebih dari 300 mg/hari Semua jenis tanin dapat larut dalam air,
(Nurdiansyah, 2009). Selain itu kehadiran dengan kelarutan yang besar, terutama bila
polifenol, theofilin, dan senyawa lainnya dilarutkan dalam air panas. Tanin tidak
di daun teh membantu menghambat dapat larut dalam pelarut non polar, seperti
perkembangan virus ataupun kelainan faal eter, kloroform dan benzena (Risnasari,
yang menyebabkan kanker serta astringen 2001). Tidak hanya dipengaruhi oleh suhu
yang dapat menciutkan selaput lendir pelarut, lama penyeduhan atau
sehingga mempercepat penyembuhan perendaman juga akan mempengaruhi
sariawan (Riana, 2007). Tidak hanya efek kualitas dan kuantitas tanin pada minuman
positif, teh juga memiliki efek negatif bagi teh itu sendiri (Luximon, 2006).
kesehatan jika di konsumsi secara Rumusan Masalah adalah Apakah ada
berlebihan. Konsumsi teh berlebih dapat pengaruh lama penyeduhan teh terhadap
menurunkan kemampuan saluran kadar tannin. Tujuan Penelitian adalah
pencernaan dalam menyerap mineral besi Untuk menganalisa kadar tanin terhadap
(Fe). Keadaan yang terus menerus akan lama penyeduhan teh selama 2 menit.
mengakibatkan penyakit anemia Untuk menganalisa kadar tanin terhadap
(Wahyuni, 2004). lama penyeduhan teh selama 4 menit.
Selain sebagai sumber energi, zat Untuk menganalisa kadar tanin terhadap
flavonoid atau tanin juga berfungsi sebagai lama penyeduhan teh selama 6 menit.
antioksidan atau penangkal radikal bebas, Untuk menganalisa kadar tanin terhadap
suatu senyawa yang dapat mengacaukan lama penyeduhan teh selama 8 menit.
keseimbangan tubuh dan menjadi salah Untuk menganalisa kadar tanin terhadap
satu pemicu kanker (Riana, 2007). lama penyeduhan teh selama 10 menit.
Kandungan tanin dalam teh dapat Untuk menganalisa kadar tanin terhadap
digunakan sebagai pedoman mutu, karena lama penyeduhan teh selama 12 menit.

34
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

Untuk mengetahui pengaruh lama Lokasi Pengambilan Sampel


penyeduhan terhadap kadar tanin pada teh dilakukan di Superindo daerah Mulyosari
celup. Manfaat Penelitian Bagi masyarakat dan lokasi pemeriksaan sampel penelitian
: Dapat dijadikan informasi tambahan ini dilakukan di Balai Penelitian dan
bahwa didalam teh mengandung Zat Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya -
flavonoid atau tanin yang, berfungsi Jawa timur. Sedangkan lokasi pengolahan
sebagai penangkal radikal bebas yang data penelitian ini dilakukan di Universitas
dapat membantu menghambat kelainan Muhammadiyah Surabaya dan sekitarnya.
faal yang menyebabkan kanker. Bagi Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada
Peneliti : Dapat dijadikan wawasan bulan Januari sampai dengan Juli 2012.
ataupun informasi serta pengetahuan baru. Sedangkan waktu pemeriksaan ini
Dan juga dapat digunakan sebagai acuan dilaksanakan pada bulan April - Mei 2012.
dalam penelitian berikutnya. Variabel bebas dalam penelitian ini
2. Metode Penelitian adalah lama penyeduhan. adalah rentang
Jenis penelitian ini menggunakan waktu yang dibutuhkan, mulai dari
rancangan eksperimental dengan tujuan perendaman sampai dengan kantong teh
untuk mengetahui kadar tanin pada teh celup diangkat. Dalam penelitian ini
celup berdasarkan lama penyeduhannya. variabel lama penyeduhan yang
Dalam penelitian ini populasi yang diambil diperlakukan adalah 2 menit, 4 menit, 6
adalah teh celup dengan merk “S” yang menit, 8 menit, 10 menit, dan 12 menit.
dijual di Superindo daerah Mulyosari, Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Surabaya.Sampel yang digunakan dalam kadar tannin, adalah tanin yang terdapat
penelitian ini adalah teh celup yang sering pada teh celup yang dinyatakan dalam
dikonsumsi oleh masyarakat yang dijual di persen (%) dan ditentukan dengan metode
Superindo daerah Mulyosari, Surabaya. Spektrofotometer UV-VIS
Jumlah sampel yang digunakan dalam 2.1. Metode Pengumpulan Data
penelitian ini sebenarnya 24 dengan 6 Data kadar tanin yang diperoleh
perlakuan dan 4 pengulangan, tetapi dengan cara observasi tidak langsung
dengan adanya penggenapan sampel menggunakan seperangkat uji
sehingga sampel yang digunakan dalam laboratorium. Pemeriksaan kadar tanin ini
penelitian ini menjadi 30 sampel dengan 6 menggunakan metode Spektrofotometri.
perlakuan dan 5 pengulangan. Langkah pemeriksaan kadar tanin sebagai
berikut :

35
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

2.1.1 Prinsip Pemeriksaan konsentrasi 0,1 . Timbang 0,1 gram tanin


Senyawa organik yang dilarutkan murni kemudian larutkan dengan pelarut
dalam pelarut tidak berwarna dapat diukur alkohol absolut. Selanjutnya add-kan ke
nilai absorbansinya dengan alat UV - VIS labu ukur 100 ml dengan alkohol absolut
Spektrofotometer, semakin banyak yang hingga tepat batas miniskus. Larutan
larut maka nilai absorbansinya akan standart dengan konsentrasi 0,2 %.
semakin tinggi. Timbang 0,2 gram tanin murni kemudian
2.1.2 Alat – Alat , Timbangan analitik larutkan dengan pelarut alkohol absolut.
Mettler N 30, Corong pemisah, Shaker , Selanjutnya add-kan ke labu ukur 100 ml
Labu ukur 100 ml, Spektrofotometer UV- dengan alkohol absolut hingga tepat batas
Vis Shimitzu 6200 double beam λ 225 nm, miniskus. Larutan standart dengan
Waterbath, Erlenmeyer konsentrasi 0,3 % Timbang 0,3 gram tanin
2.1.3 Reagen Pemeriksaan, Alkohol murni kemudian larutkan dengan pelarut
Absolute, Aquadest, Tanin alkohol absolut. Selanjutnya add-kan ke
2.1.4 Prosedur Pemeriksaan labu ukur 100 ml dengan alkohol absolut
1. Perlakuan sampel, Sampel yang akan hingga tepat batas miniskus. Larutan
diperiksa dalam bentuk kantong. standart dengan konsentrasi 0,4 %
Selanjutnya timbang sampel masing - Timbang 0,4 gram tanin murni kemudian
masing 2 gram. Kemudian panaskan larutkan dengan pelarut alkohol absolut.
aquades 200 ml sampai mendidih, Selanjutnya add-kan ke labu ukur 100 ml
kemudian masukan sampel tersebut dengan alkohol absolut hingga tepat batas
kedalam aquades yang telah dipanaskan miniskus. Larutan standart dengan
kira-kira dengan suhu 800C untuk konsentrasi 0,5 %Timbang 0,5 gram tanin
perlakuan pertama didiamkan selama 2 murni kemudian larutkan dengan pelarut
menit dan untuk perlakuan selanjutnya alkohol absolut. Selanjutnya add-kan ke
larutan sampel berikutnya didiamkan labu ukur 100 ml dengan alkohol absolut
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan hingga tepat batas miniskus.
yaitu 4,6,8, 10 dan 12 menit. b) Prosedur pemeriksaan sampel,
2. Prosedur pemeriksaan Timbang 2 gram teh masukkan ke dalam
a) Pembuatan larutan standart,Larutan Erlenmeyer dan tambahkan 100 ml
standart dengan konsentrasi 0 %, Hanya Alkohol Absolute sambil diaduk.
menggunakan alkohol absolut dengan Kemudian kocok dengan shaker ± 2 jam,
volume 100 ml.Larutan standart dengan setelah cairan terpisah keluarkan lapisan

36
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

bagian bawah atau residu dengan 3. HASIL PENELITIAN DAN


membuka kran corong pemisah.Saring ANALISIS DATA
residu tersebut hingga jernih dengan Setelah dilakukan analisa kadar tanin
menggunakan kertas saring.Kemudian pada setiap sampel penelitian dengan uji
dibuatkan larutan standart Tanin.Ukur laboratorium, menggunakan metode
absorbansi larutan standart dan sampel Spektrofotometer UV-VIS mengenai lama
dengan Spektrofotometer UV – VIS penyeduhan terhadap kadar tanin pada teh
dengan λ 225 nm. Sehingga diperoleh nilai celup diperoleh hasil sebagai berikut :
absorbansinya. Tabel 4.1 : Hasil kadar tanin pada teh
celup terhadap lama penyeduhan.
3. Perhitungan
Perhitungan kadar tanin dengan
Kadar Tanin (%) berdasarkan waktu (mnt)
No.
menggunakan Spektrofotometer UV- Sampel 2 4 6 8 10 12
VIS dapat dilakukan melalui 2 cara, 1 0.021 0.038 0.055 0.112 0.162 0.163
2 0.018 0.042 0.061 0.092 0.18 0.181
yaitu :
3 0.022 0.044 0.048 0.105 0.123 0.125
1. Perhitungan kadar tanin dengan nilai 4 0.015 0.040 0.06 0.086 0.148 0.15
absorbansi sampel diplotkan pada kurva 5 0.016 0.035 0.049 0.073 0.171 0.170
Total 0.092 0.199 0.273 0.468 0.784 0.789
kalibrasi atau persamaan garis kurva rata-
rata 0.0184 0.0398 0.0546 0.0936 0.1568 0.1578
kalibrasi sehingga didapatkan kadar
SD 0.0030 0.0035 0.0060 0.0154 0.0223 0.0215
tanin tersebut.
Y = ax + b Dari Tabel 4.1 dapat diketahui,
Keterangan : bahwa rata – rata kadar tanin pada teh
Y = Absorban sampel. celup dengan lama penyeduhan 2 menit, 4
X = Konsentrasi sampel. menit, 6 menit, 8 menit, 10 menit dan 12
a = Slope yang diperoleh dari standart menit berturut - turut adalah sebesar
tanin. 0,0184 %, 0,0398 %, 0,0546 %, 0,0936 %,
b = Intersept yang diperoleh dari standart 0,1568 % dan 0,1578 %.
tanin Nilai kadar tanin untuk setiap
2. Perhitungan kadar tanin menggunakan sampel pada masing – masing waktu
rumus sebagai berikut : penyeduhan juga dapat disajikan dalam
Abs. Sampel bentuk diagram batang berikut ini:
Kadar Tanin = x ppm standart
tanin
Abs. Standart

37
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

dilanjutkan dengan uji perbandingan


berganda atau Post Hoct Tukey HSD.
Dari hasil uji lanjutan tukey dapat
diperoleh kelompok lama penyeduhan
yang mengalami perbedaan signifikan
adalah kelompok lama penyeduhan 2
menit dan 6 menit, 2 menit dan 8 menit, 2

Gambar 4.1 : Grafik kadar tanin pada teh menit dan 10 menit, 2 menit dan 12 menit,

celup berdasarkan lama penyeduhannya. 4 menit dan 8 menit, 4 menit dan 10 menit,
4 menit dan 12 menit, 6 menit dan 8 menit,

Sedangkan diagram untuk nilai rata – rata 6 menit dan 10 menit, 6 menit dan 12

kadar tannin pada setiap waktu menit, 10 menit dan 8 menit, 12 menit dan

penyeduhan tersaji pada gambar 4.2 8 menit. Dari seluruh kelompok yang

sebagai berikut mengalami perbedaan diperoleh hasil


dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 atau 5
% sehingga didapat kesimpulan bahwa ada
pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar
tanin pada teh celup. Dengan kadar tanin
pada teh celup menunjukkan kenaikan
pada setiap waktu penyeduhan yang telah
ditentukan.
4. Pembahasan
Dari hasil uji laboratorium
Gambar 4.2 : Grafik rata-rata kadar tanin
menggunakan spektrofotometer UV-VIS
pada teh celup berdasarkan lama
dengan panjang gelombang ( λ ) 225 nm
penyeduhannya.
didapat hasil rata-rata kadar tanin untuk 2
Dari hasil uji anova didapatkan
gram sampel teh celup dalam 200 ml
nilai signifikan 0,000 < 0,05 atau 5%
pelarut dengan lama penyeduhan 2 menit,
sehingga didapatkan hasil bahwa ada
4 menit, 6 menit, 8 menit , 10 menit dan 12
pengaruh lama penyeduhan terhadap kadar
menit secara berturut-turut adalah 0,0184
tanin pada teh celup. Kemudian dari uji
%, 0,0398 %, 0,0546 %, 0,0936 %, 0,1568
anova untuk melihat kelompok mana saja
% dan 0,1578 %. Kadar tanin terendah
yang mengalami perbedaan dapat
diperoleh pada perlakuan pertama yaitu 2

38
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

menit merupakan waktu yang paling merupakan salah satu nutrisi yang
singkat sehingga tanin belum dapat larut dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi
secara maksimal. Pada lama penyeduhan keberadaan tanin dalam tubuh sangat
12 menit memiliki kadar tanin yang bermanfaat yaitu berperan sebagai
tertinggi, hal ini dikarenakan pada antioksidan. Katekin merupakan senyawa
perlakuan tersebut memiliki waktu penyusun tanin dimana katekin ini
penyeduhan yang cukup lama sehingga mempunyai sifat antioksidatif yang
tanin dapat larut secara maksimal berperan dalam melawan radikal bebas
Dari data rata – rata tersebut, dapat yang sangat berbahaya bagi tubuh karena
diketahui bahwa semakin lama waktu dapat menimbulkan berbagai penyakit
penyeduhan maka semakin tinggi pula salah satunya yaitu kanker dan jantung
kadar tanin yang terindentifikasi. Hal ini koroner (Sukardi, 2004). Menurut
sesuai dengan pendapat Ajisaka (2012) penelitian Pusat Jantung Nasional Rumah
yang menyatakan bahwa faktor – faktor Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta
yang mempengaruhi proses penyeduhan (RSJK) memaparkan hasil penelitiannya
teh adalah lama penyeduhan, suhu air atau yang menyatakan bahwa mengkonsumsi
kondisi penyeduhan. Semakin lama teh hitam lebih dari enam cangkir sehari
penyeduhan semakin tinggi kadar bahan bisa menurunkan resiko terkena jantung
terlarut, intensitas warna, serta aroma. koroner lebih dari 50 persen. Itu dihasilkan
Demikian juga halnya suhu air, semakin dari kandungan antioksidan yang disebut
tinggi suhu air atau proses penyeduhan, flavonoid pada teh hitam.
kemampuan air dalam mengekstrak Namun tetap ada batasan tertentu
kandungan kimia yang terdapat dalam teh dalam minum teh. Dikarenakan, lama
akan semakin tinggi. Sedangkan menurut waktu penyeduhan teh celup yang terlalu
pendapat Sartika (2006) yang menyatakan lama akan dapat menaikan konsentrasi
bahwa pengaruh kadar tanin pada teh kadar tanin yang dapat mengakibatkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kerugian bagi tubuh seperti fungsi ginjal
jenis teh serta perbedaan cara pengolahan terganggu, demam, insomnia, sembelit,
pada teh hijau dan teh hitam ini dan lainnya. Mengkonsumsi terlalu banyak
berpengaruh terhadap kadar tanin pada teh kental dapat menimbulkan masalah,
masing – masing jenis teh. terutama untuk orang yang konsumsi zat
Tanin merupakan golongan besi rendah. Ini karena, tanin yang
flavanoid dimana senyawa ini bukan terkandung didalam teh dapat mengganggu

39
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

penyerapan zat besi dalam tubuh. Zat besi penyeduhan 10 menit sebesar 0,1568 %.
berikatan dengan tanin membentuk ikatan Rata – rata kadar tanin dengan waktu
kompleks yang tidak larut pada sistem penyeduhan 12 menit sebesar 0,1578 %.
pencernaan makanan. Akibatnya, zat besi Ada pengaruh lama penyeduhan terhadap
tidak diserap oleh tubuh dan akan kadar tanin pada teh celup
dikeluarkan melalui feses atau tinja. Ini Saran Bagi masyarakat khususnya
dapat menyebabkan timbulnya anemia peminat teh celup agar lebih
karena kurang adanya zat besi (Ajisaka, memperhatikan kesehatan daripada hobi
2012). meminum teh celup. Apalagi teh celup
Adanya pengaruh lama yang tidak langsung diminum melainkan
penyeduhan dibuktikan dari hasil ditangguhkan terlebih dahulu dapat
peningkatan rata-rata kadar tanin pada teh memberikan efek tanin pada seduhan teh
celup pada setiap waktu yang telah menjadi lebih tinggi. Diharapkan peneliti
ditentukan. Peningkatan kadar tanin selanjutnya melakukan pemeriksaan kadar
tersebut dipengaruhi oleh waktu lama kafein pada teh celup serta pemeriksaan
penyeduhan. Karena teh yang lama kadar klorin yang terdapat pada kantong
diseduh akan menyebabkan semakin teh celup.
banyaknya tanin yang keluar dari kantung
teh celup dan berpindah kedalam cangkir. Daftar pustaka
1. Simpulan dan Saran
Adi, 2011, Kadar Tanin,
Dari hasil penelitian tentang kadar
http://adyisvip.blogspot.com/2011/1
tanin pada teh celup yang disajikan 0/kadar-tanin-pada-teh-bunga.html.
berdasarkan lama penyeduhannya, dapat Diakses pada tanggal 02 Januari
2012
diambil kesimpulan sebagai berikut : Rata
– rata kadar tanin dengan waktu Ajisaka, 2012. Teh Dahsyat Khasiatnya, I,
penyeduhan 2 menit sebesar 0,0184 %. Penerbit Stomata, Surabaya
Rata – rata kadar tanin dengan waktu
Anonym 1, 2011 Camellia sinensis,
penyeduhan 4 menit sebesar 0,0398 %. http.//en.wikipedia.org.wiki/Camelli
Rata – rata kadar tanin dengan waktu a_sinensis (diakses tgl 5 januari
penyeduhan 6 menit sebesar 0,0546 %. 2012)

Rata – rata kadar tanin dengan waktu Anonymous, 2008, White


penyeduhan 8 menit sebesar 0,0936 %. Tea. http://essencehoney.wordpress.c
Rata – rata kadar tanin dengan waktu om/2008/05/26/do-you-like-tea/iliki,

40
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

Diakses pada tanggal 20 Januari om/2012/01/hcn-dan-tanin.html


2012 browsing tanggal 12 januari 2012

Bambang, K. 1994. Petunjuk Teknis Hidayat, A.Aziz, Alimul, 2010, Metode


Pengolahan Teh, Bandung: Balai Penelitian Kesehatan Paradigma
Penelitian Teh dan Kina. Gambung. Kuantitatif, Health Books
Publishing, Surabaya.
Belitz, H. D. And Grosch, W. 1999. Food
Chemistry. Second Edition. Luize, Audrey. 2009. Mengenal Ragam
Springer. Jerman. Teh,
http://anekaplanta.wordpress.com/20
Browling, 1996. Pemanfaatan tannin. 08/02/28/mengenal-ragam-manfaat-
Pekanbaru : Pustakama Swadaya teh/. Diakses tanggal 31 Januari
2012
Dalimartha, Setiawan. 2002. Atlas
Tanaman Obat Indonesia, Jilid I. Luximon-Ramma A, Neegheen VS,
Jakarta: Trubus Agriwidya dari KTI Bahorun T, Crozier A, Zbarsky V,
TTG KAFEIN TEH Datla KP, Dexter DT, Arouma OI,
2006. Characterization of the
Dharma, 2009. Teh Oolong menyegarkan, antioxidant functions of flavonoids
http://dharmapetama.blogspot.com/2 and proanthocyanidins in Mauritian
009/05/teh-oolong-yang-sehat-dan- black teas, Biofactors 27(1-4):79-91.
menyegarkan.html browsing tanggal (Abstract)
10 februari 2012
Maria Agustina. 2010. 1001 Teh dari asal-
Dr. Hiromi Shinya MD, 2010. Fakta usul ,tradisi, khasiat, hingga racikan
Mengenai The, teh, CV Andi Offset,Yogyakarta.
(http://www.melilaku.com) blog
klub organic. Di akses tanggal 07 Nazaruddin dan Paimin. 1993. Teh,
januari 2012 Pembudidayaan dan Pengolahan,
Jakarta : Penebar Swadaya.
Fulder, S.,2004. Khasiat Teh Hijau,
Jakarta. Nurdiansyah S,2009. Pemeriksaan Kadar
(http://www.scribd.comdoc/3350773 Tanin Terhadap dau teh beverage di
5/Teh) PT.Coca-cola Botling Indonesia,
Skripsi Jurusan Kimia. Medan:
Harborne, J.B.1984.Metode Fitokimia, FMIPA.USU
Edisi ke-1.ITB Bandung.
http://www.scribd.comdoc/33507735 Pattymahu, andrew, 2012.
/TANIN http://female.kompas.com/read/2011
/12/29/09571022/Cara.Seduh.Pengar
Hery, 2012. Tanin, uhi.Rasa.Teh
http://herypurwantomanik.blogspot.c

41
The JaMMiLT ISSN 2597 - 3681
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist Back issue Vol. 2. No.1

Polli, D. 2001. Manajemen Mutu Siswoputranto, P.S, 1993, Kopi


Pengolahan dan Produksi Teh, Internasional dan Indonesia,
Surabaya: PTPN XII. Kanisius, Yogyakarta.

Riana DS ,2007. Peningkatan Kadar


Tannin dan Penurunan Kadar Klorin
sebagai Upaya Peningkatan Nilai
Guna pada The. Jurnal Penelitan
Ilmiah. vol 92. pp 1145-1150.
http://medicinenet.com/coffee-tea-
linked-to-lower-brain-cancer-
risk.html. Diakses tanggal 16 januari
2012

Risnasari, 2001. Tannin Chemical


Structural The structure of
hydrolysable tannin.
http://www.ansci.cornel.edc).
Diakses pada tanggal 04 januari
2012-07-25

Santoso, Urip, 2011, Dampak Buruk dan


Negatif minum Teh,
http://enthikrule.blogspot.com/2011/
06/dampak-positif-dan-negatif-
minum-teh.html. Diakses pada
tanggal 02 Februari 2012

Sartika, Dewi. Teh Hijau Bisa Sembuhkan


Penyakit Ginjal.
http://www.indomedia.com/bpost/01
2000/23/serba/serba4.htm diakses
tanggal 19 Mei 2012

Setyamidjaja, D. 2000. Teh, Budidaya dan


Pengolahan Pasca Panen. Kanisius,
Yogyakarta.

Siregar,M. 2005. Studi Perbandingan


Kadar Tanin Didalam Tepung
Terigu. Skripsi jurusan kimia.
Medan : FMIPA USU

42

Вам также может понравиться