Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
This research aims to find out the factors that influence implementation activities of the SPP (Women’s
Saving and Loans) in Nagari Tanjung Betung, Regency of Pasaman. The method used in this research is
descriptive qualitative research, data collection by means of interviews, observation, and documentation
with UPK Team and community users group of SPP (Women’s Savings and Loans) in Nagari Tanjung
Betung. The results showed that in terms of the interests that are affected by the policy are enshrined the
importance either for UPK, implementing areas, and SPP funds users, still lack of the benefits and
changes in the gain due to a goal from inappropriate programs, namely on Non RTM, more prioritize the
smooth repayment compared the concept of empowerment, taking and executing layout policies were in
accordance with the mechanisms and provisions laid down. Resources adequate in terms of quality but
felt less in terms of quantity. Obstacles encountered are lacking of coordination and communication so
that an understanding of the purpose of the SPP program to the community have not precise. Even so,
with the construction will attempt by those who are still less so that there is no significant development
for the efforts.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kegiatan
SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di Nagari Tanjung Betung Kabupaten Pasaman. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pengumpulan data dengan cara wawancara,
observasi, dan dokumentasi dengan Tim UPK, dan masyarakat pemanfaat (kaum perempuan) kelompok
SPP di Nagari Tanjung Betung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi kepentingan yang
terpengaruh oleh kebijakan termuat kepentingan baik itu untuk UPK, wilayah pelaksana, maupun
pemanfaat dana SPP, masih kurang maksimalnya manfaat dan perubahan yang di peroleh dikarenakan
sasaran dari program yang kurang tepat yaitu pada Non RTM, lebih memprioritaskan kelancaran
pengembalian kredit dibandingkan konsep pemberdayaan, letak pengambilan dan pelaksana kebijakan
telah sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang ditetapkan. Sumberdaya dari segi kualitas cukup
memadai namun dirasakan kurang dari segi kuantitas. Kendala yang ditemui adalah dari segi koordinasi
dan komunikasi yang kurang sehingga pemahaman akan tujuan program SPP kepada masyarakat belum
tepat. Begitu juga dengan pembinaan akan usaha mereka yang masih kurang sehingga belum adanya
perkembangan yang signifikan atas usahanya.
Tabel. I.1 : Data Penduduk Miskin di Nagari Tanjung Betung Dari Tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012
penelitian ini, yang berupa: Apa sajakah kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar
yang menjadi faktor – faktor yang sebuah kebijakan dapat mencapai
mempengaruhi pelaksanaan Program tujuannya.Untuk mencapai keberhasilan
kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di kebijakan publik, ada beberapa indikator
Nagari Tanjung Betung Kabupaten Pasaman penentunya, sebagaimana dikatakan Soren
dalam (PNPM) Mandiri Pedesaan. Winter dalam Nugroho (2009:233) ada
empat variabel kunci yang mempengaruhi
Tujuan Penelitian keberhasilan implementasi:
1. Proses formasi kebijakan
Penelitian ini bertujuan untuk 2. Prilaku organisasi pelaku implementasi
menganalisis apa saja yang menjadi faktor – 3. Prilaku birokrat pelaksana di tingkat
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bawah (street-level buraucrats)
Program kegiatan Simpan Pinjam 4. Respon kelompok terget kebijakan dan
Perempuan di Nagari Tanjung Betung perubahan dalam masyarakat
Kabupaten Pasaman dalam (PNPM) Mandiri
Pedesaan. Selain faktor yang empat diatas,
keberhasilan dari impelentasi kebijakan
STUDI KEPUSTAKAAN publik juga harus memenuhi beberapa
syarat. Menurut Hoogwood dan Gun dalam
Konsep Implementasi Kebijakan Publik Nugroho (2004:171-174), untuk melakukan
implementasi kebijakan diperlukan beberapa
Menurut para ahli kebijakan, syarat:
memberikan pengertian tentang 1. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang
implementasi kebijakan berbeda-beda, dihadapi oleh lembaga/badan pelaksana
namun konsepnya tetap sama, yaitu tidak akan menimbulkan masalah yang
merupakan rangkaian proses penerjemahan besar;
dari kebijakan yang direspon berupa 2. Apakah untuk melaksanakannya tersedia
aksi/tindakan para pelaku pembangunan sumberdaya yang memadai, termasuk
secara konsisten dalam rangka pencapaian sumberdaya waktu;
tujuan dan sasaran yang telah digariskan 3. Apakah perpaduan sumber-sumber yang
oleh kebijakan itu sendiri (Tangkilisan, diperlukan benar-benar ada;
2008:7). Selanjutnya menurut Parsons 4. Apakah kebijakan yang
(2005:464) implementasi kebijakan adalah diimplementasikan didasari hubungan
pelaksanaan kebijakan dengan cara-cara kausal yang andal;
lain. Sedangkan menurut Presman dan 5. Seberapa banyak hubungan kausalitas
Wildavsky, implementasi adalah sebuah yang terjadi;
proses interaksi antara penentuan tujuan dan 6. Apakah hubungan saling ketergantungan
tindakan untuk mencapai tujuan dalam kecil;
Parsons(2005:466). Berdasarkan uraian 7. Pemahaman yang mendalam dan
tersebut dapat disimpulkan bahwa kesepakan terhadap tujuan;
implementasi kebijakan adalah suatu proses 8. Bahwa tugas-tugas telah dirinci dan
yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan ditempatkan dalam urutan yang benar;
melakukan suatu aktivitas atau kegiatan 9. Komunikasi dan kordinasi yang
yang terarah, sehingga pada akhirnya akan sempurna.
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan 10.Bahwa pihak-pihak yang memiliki
tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. wewenang kekuasaan dapat nenuntut dan
Kebijakan publik dalam bentuk Undang- mendapatkan kepatuhan yang sempurna.
Undang atau Perda adalah kebijakan publik
yang memerlukan kebijakan publik penjelas Sedangkan menurut Goggin et al. dalam
atau yang sering diistilahkan sebagai Purwanto dan Sulistyastusi (2012:89),
peraturan pelaksanaan (Nugroho, 2004:159). kebijakan diasumsikan sebagai suatu
Dalam bukunya Public Policy, Nugroho “pesan” dari pemerintah federal (pusat)
mengemukakan bahwa implementasi kepada pemerintah daerah. Keberhasilan
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)
Konsep Kemiskinan
IMPLEMENTASI
KEGIATAN SPP
DALAM PNPM
MANDIRI
PEDESAAN
suatu informan yang diperoleh melalui meneliti tentang Faktor – Faktor yang
waktu dan alat berbeda dalam metode Mempengaruhi Pelaksanaan Kegiatan
kualitatif Patton dalam Moleong (2004). Hal Simpan Pinjam Perempuan di Nagari
ini dapat dicapai dengan membandingkan Tanjung Betung Kabupaten Pasaman dilihat
hasil wawancara dengan semua pihak yang dari segi isi kebijakan (content) dan segi
terkait dalam penelitian ini. lingkungan kebijakan (context) yang
dikemukakan oleh Merilee S. Grindle (1980)
Memperpanjang keterlibatan di lapangan dalam Riant Nugroho (2009, 510) yaitu isi
kebijakan (content) terdiri dari : kepentingan
Dengan wawancara yang lebih mendalam yang terpengaruh oleh kebijakan, jenis
dan berulang – ulang, ini bertujuan agar manfaat yang akan dihasilkan, derajat
informasi yang diperoleh benar – benar perubahan yang diinginkan, kedudukan
relevan dengan kenyataan yang sebenarnya. pembuat kebijakan, pelaksana program, dan
Analisa data yang penulis pergunakan sumber daya yang dipengaruhi. Sedangkan
adalah analisa data kualitatif yang dari segi konteks implementasinya terdiri
menggunakan pengkajian data secara dari : kepentingan – kepentingan, dan
deskriptif yaitu analisa data yang berusaha strategi dari aktor yang terlibat, karakteristik
memberikan gambaran yang jelas dan lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat
terperinci berdasarkan kenyataan yang kepatuhan dan adanya respon dari
ditemukan dilapangan melalui hasil pelaksana.
wawancara yang kemudian akan ditarik 1. Program Simpan Pinjam Perempuan
suatu kesimpulan atau penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel a. Kepentingan PNPM, Masyarakat
mandiri. (Pemanfaat) SPP, dan Pemerintah
Daerah
PEMBAHASAN
Kepentingan yang dipengaruhi oleh
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan ini melihat bahwa sejauh mana
Pelaksanaan Program Nasional kepentingan kelompok sasaran termuat
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri dalam isi kebijakan. Dimana kebijakan
Pedesaan (PNPM MPd) (Studi Kasus : tersebut apakah akan membawa dampak
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di tertentu terhadap macam kegiatan politik.
Nagari Tanjung Betung Kabupaten Suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti
Pasaman) melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh
mana kepentingan-kepentingan tersebut
Mengingat apa yang telah dikemukakan membawa pengaruh terhadap
sebelumnya bahwa Program Nasional implementasinya, yaitu pada implementasi
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri program kegiatan SPP di Nagari Tanjung
Pedesaan yang mana penulis memfokuskan Betung.
pada salah satu dari bagian program ini Kepentingan yang dipengaruhi oleh
yaitu, : kegiatan Simpan Pinjam Khusus kebijakan yang dimaksud disini adalah
Perempuan yang sangat berarti untuk apabila kebijakan program kegiatan Simpan
kemaslahatan orang banyak terutama bagi Pinjam Perempuan (SPP) menimbulkan
rumah tangga miskin agar lebih sejahtera perubahan – perubahan terhadap hubungan
dan dapat meningkatkan derajat sosial, politik, ekonomi, dan
kehidupannya. sebagainya.Akan dapat merangsang
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan munculnya perlawanan dari pihak – pihak
telah mampu menggerakkkan partisipasi yang kepentingannya terancam oleh
masyarakat khususnya kaum perempuan kebijakan dari program ini.Interest Affected
semenjak tahun 2010 hingga sekarang. (kepentingan – kepentingan yang
Namun dalam perjalanananya mempengaruhi) berkaitan dengan berbagai
implementasinya ditemui beberapa kepentingan yang mempengaruhi suatu
permasalahan, maka dari itu penulis ingin implementasi kebijakan.
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)
termasuk non RTM. Ini tentu tidak sesuai masih ada komponen – komponen yang
dengan tujuan dari program yaitu untuk belum berjalan secara maksimal seperti
mendorong pengurangan rumah tangga Manfaat yang dirasakan oleh target sasaran
miskin. program ini umumnya yaitu kepada
keperluan lainnya seperti kebutuhan
b. Karakteristik Rezim yang Berkuasa konsumtif dalam kebutuhan sehari – hari.
Sehingga hal ini belum mengurangi beban
Karakteristik lembaga dan rezim yang rumah tangga miskin. Selanjutnya akan
berkuasa yang mementingkan kepentingan berdampak pada ketidaktercapaian
rakyat tentu kesejahteraan warga akan perubahan kondisi masyarakat Rumah
tercapai. Namun akan terjadi sebaliknya jika Tangga Sasaran (RTS), karena
rezim yang berkuasa lebih mementingkan katidaktepatan sasaran pada non RTM dan
kepentingan pribadi atau perorangan. Rakyat juga karena mementingkan pihak – pihak
akan menjadi dipojokkan dan bukan menjadi tertentu. Oleh karenanya implementor yang
prioritas. Peran dari lembaga yang selalu mengkonsepkan kepada kelancaran
mengimplementasikan program kegiatan pengembalian bukannya kepada konsep
SPP ini sangat mendukung terlaksananya pemberdayaan.
program untuk kepentingan rakyat.Namun di
Nagari Tanjung Betung ini belum secara Saran
maksimal dilakukan terutama pada
penentuan sasaran dari kebijakan. 1. Hendaknya Pemerintah Kabupaten
Kurangnya memotivasi masyarakat RTM Pasaman tetap mendukung keberlanjutan
untuk ikut serta dalam kegiatan. Tetapi ini Program PNPM – MPd ini dan
malah membuat masyarakat miskin takut khususnya kegiatan SPP agar pemerataan
dan khawatir untuk ikut karena tidak mampu pembangunan dapat dinikmati
untuk melunasi pinjaman tersebut. keseluruhan masyarakat Kabupaten
Pasaman. Begitu juga dengan program
c. Tingkat Kepatuhan Dan SPP supaya masyarakat melalui
Responsivitas Kelompok Sasaran pemanfaatnya (kaum perempuan) di
Kabupaten Pasaman lebih bisa mandiri
Kelompok sasaran yaitu pemanfaat dan berdaya untuk meningkatkan
dana dari kegiatan Simpan Pinjam ekonomi keluarganya.
Perempuan ini (SPP) harus berperan aktif, 2. Hendaknya diadakan pembinaan dan
karena hal ini akan sangat mempengaruhi dilakukan kepada pemanfaat SPP yang
keberhasilan program dari memiliki usaha produktif secara
pemerintah.Dayatanggap pemanfaat di berkelanjutan agar usahanya lebih
Nagari Tanjung Betung ini sangat antusias berkembang dan dapat memenuhi
terutama pada tahun 2014 yaitu ada 25 keuangan keluarganya
kelompok, hampir dua kali lipat dari tahun 3. Pendataan kepada kelompok sasaran
sebelumnya yaitu 10 kelompok. hendaknya mempertimbangkan unsur
pemberdayaan kepada RTM bukannya
PENUTUP memprioritaskan kepada kelancaran
pengembalian kredit
Kesimpulan 4. Perlu adanya evaluasi yang dilakukan
akan kebijakan kegiatan Simpan Pinjam
Pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan agar nantinya kebijakan yang
Perempuan (SPP) di nagari Tanjung Betung dituangkan benar – benar untuk
iniyang telah dimulai dari tahun 2010 memberdayakan rumah tangga miskin.
dimana bertujuan untuk memberdayakan
kaum perempuan ini memberikan manfaat,
namun dilain sisi masih belum baik. Karena
dari proses faktor – faktor yang
mempengaruhi pelaksanan yang dilakukan
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)