Вы находитесь на странице: 1из 14

Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.

2,Oktober,hal 304-317 (2015)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN


PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRI PEDESAAN (PNPM MPD)
(STUDI KASUS : KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN
DI NAGARI TANJUNG BETUNG KABUPATEN PASAMAN)

Ema Fitri Lubis


Dosen Program Studi Administrasi Publik FISIPOL UIR
Email : emafitri10@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to find out the factors that influence implementation activities of the SPP (Women’s
Saving and Loans) in Nagari Tanjung Betung, Regency of Pasaman. The method used in this research is
descriptive qualitative research, data collection by means of interviews, observation, and documentation
with UPK Team and community users group of SPP (Women’s Savings and Loans) in Nagari Tanjung
Betung. The results showed that in terms of the interests that are affected by the policy are enshrined the
importance either for UPK, implementing areas, and SPP funds users, still lack of the benefits and
changes in the gain due to a goal from inappropriate programs, namely on Non RTM, more prioritize the
smooth repayment compared the concept of empowerment, taking and executing layout policies were in
accordance with the mechanisms and provisions laid down. Resources adequate in terms of quality but
felt less in terms of quantity. Obstacles encountered are lacking of coordination and communication so
that an understanding of the purpose of the SPP program to the community have not precise. Even so,
with the construction will attempt by those who are still less so that there is no significant development
for the efforts.

Key Words :Implementation, PNPM-MPd Program,Woman’s Saving and Loans

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kegiatan
SPP (Simpan Pinjam Perempuan) di Nagari Tanjung Betung Kabupaten Pasaman. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pengumpulan data dengan cara wawancara,
observasi, dan dokumentasi dengan Tim UPK, dan masyarakat pemanfaat (kaum perempuan) kelompok
SPP di Nagari Tanjung Betung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi kepentingan yang
terpengaruh oleh kebijakan termuat kepentingan baik itu untuk UPK, wilayah pelaksana, maupun
pemanfaat dana SPP, masih kurang maksimalnya manfaat dan perubahan yang di peroleh dikarenakan
sasaran dari program yang kurang tepat yaitu pada Non RTM, lebih memprioritaskan kelancaran
pengembalian kredit dibandingkan konsep pemberdayaan, letak pengambilan dan pelaksana kebijakan
telah sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang ditetapkan. Sumberdaya dari segi kualitas cukup
memadai namun dirasakan kurang dari segi kuantitas. Kendala yang ditemui adalah dari segi koordinasi
dan komunikasi yang kurang sehingga pemahaman akan tujuan program SPP kepada masyarakat belum
tepat. Begitu juga dengan pembinaan akan usaha mereka yang masih kurang sehingga belum adanya
perkembangan yang signifikan atas usahanya.

Kata Kunci: Implementasi, Program PNPM-MPd, Kegiatan SPP.


Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

PENDAHULUAN suatu usaha pemerintah untuk


menanggulangi kemiskinan dengan
Latar Belakang melibatkan unsur masyarakat, dimulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan,
Pembangunan pada hakikatnya pemantauan dan evaluasi.
merupakan suatu rangkaian upaya yang Pada tanggal 30 April 2007 di kota Palu
dilakukan secara terus menerus untuk Pemerintah Indonesia megukuhkan Program
mencapai suatu tingkat kehidupan Nasional Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat yang sejahtera lahir dan Mandiri dengan No.
batin.Untuk itu peran serta masyarakat 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007.
dalam pembangunan sangat diperlukan Program PNPM terdiri dari Program
karena merekalah objek sekaligus subjek Nasional Pemberdayaan Masyarakat
pembangunan. Pembangunan erat kaitannya Mandiri Pedesaan, Program Nasional
dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan Mandiri Perkotaan, serta
Pemberdayaan masyarakat bertujuan Program Nasional pemberdayaan Mandiri
untuk peningkatan kesejahteraan Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal.
masyarakat. Kesejahteraan dapat melalui Program Nasional Mandiri Pedesaan di
peningkatan akses pada pemeliharaan danai oleh BLM.
kesehatan, program pengentasan kemiskinan Kabupaten Pasaman sebagai bagian dari
dan pelayanan pendidikan. Kesemuanya Provinsi Sumatera Barat, tidak luput dari
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas masalah kemiskinan. Dan salah satu
penduduk sebagai sumberdaya kecamatan di Kabupaten Pasaman yang
pembangunan. Sasaran pembangunan yang menerima pendanaan Program PNPM
berorientasi pada wilayah tertinggal dapat Mandiri Pedesaan adalah Kecamatan Rao
berupa peningkatan dan pembangunan Selatan.
infrastruktur seperti pembangunan dan Pada kecamatan ini ada 3 nagari yang
perbaikan irigasi, jalan umum dan prasarana memperoleh alokasi dana program PNPM
air bersih. Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) dan
Harapan untuk meningkatkan kualitas kegiatan PNPM yang dilaksanakan berupa
kehidupan masyarakat adalah dengan upaya Peningkatan Jalan Usaha Tani,
pengentasan kemiskinan. Permasalahan Pembangunan Gedung MDA Plus,
kemiskinan menjadi masalah yang belum Pembangunan Prasarana Air Bersih,
kunjung selesai di tanggulangi. Kemiskinan Pembangunan Jembatan Gantung dan
dapat dilihat dari dua sudut, kemiskinan mobiler, serta Simpan Pinjam Perempuan.
material dan kemiskinan kultural. Untuk Berikut ditampilkan penduduk miskin di
menanggulangi masalah kemiskinan tersebut nagari Tanjung Betung.
maka pemerintah telah mencanangkan dan
mengeluarkan berbagai kebijakan dan
program pembangunan baik oleh pemerintah
pusat maupun daerah. Salah satu
programnya adalah Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan (PNPM - MPd).
Melihat keberhasilan Program
penanggulangan kemiskinan oleh
pemerintah yaitu PKK yang berlangsung
sejak 1998-2006. Maka pemerintah
melanjutkan upaya mempercepat
penanggulangan kemiskinan yaitu Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM) MP sebagai
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

Tabel. I.1 : Data Penduduk Miskin di Nagari Tanjung Betung Dari Tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk Miskin


% Penduduk Miskin
No Nama Jorong Tahun (Jiwa)
2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012
1 Air Hangat 1678 1715 1750 287 279 280 17.1 16.3 16
2 Kauman 1326 1349 1377 294 294 300 22.2 21.8 21.7
3 Kauman
1085 1110 1132 334 313 344 30.8 28.2 30.3
Selatan
4 Rambahan 1607 1638 1673 339 349 348 21.1 21.3 20,8
5 Rambahan
859 864 887 168 162 166 19.5 18.8 18.7
Selatan
Sumber : Sekretariat PNPM Mandiri Kec. Rao Selatan 2013

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Perempuan). Terdapat sejumlah


angka kemiskinan di Nagari Tanjung Betung tunggakan di 3 kelompok Simpan Pinjam
menurun setiap tahunnya, namun Perempuan (SPP) dan ini menyebabkan
penurunannya belum signifikan sehingga realisasi dana berikutnya akan menjadi
pemerintah harus tetap menggalakkan terhambat. Hal ini tentu memberikan
program – program penanganan kemiskinan. kerugian bagi kelompok lain yaitu berupa
Permasalahan kemiskinan membutuhkan sanksi dimana kelompok SPP pada jorong
intervensi semua pihak secara bersama dan lainnya akan tertunda pengajuan usulan dana
terkoordinir. Semua unsur hendaknya pada perguliran berikutnya, sampai
dilibatkan baik pemerintah, dunia usaha dan kelompok yang bermasalah tersebut dapat
kedermawanan masyarakat dan harus menyelesaikan masalah kemacetan
berkelanjutan. pengembalian dana Simpan Pinjam
Pada kecamatan Rao Selatan ini salah Perempuan tersebut. Kemacetan ini juga
satu nagari yang mendapatkan program membawa dampak bagi penerimaan bantuan
PNPM ini adalah Nagari Tanjung Betung dana PNPM untuk satu kenagarian. Artinya
dimana yang menjadi kajian salah satu bukan hanya kemacetan realisasi dana SPP
programnya adalah kegiatan Simpan Pinjam namun program PNPM lainnya akan
Perempuan.Kegiatan Simpan Pinjam tersendat.
Perempuan di Nagari Tanjung Betung yang Adanya ketidaktepatan sasaran kegiatan
sudah realisasi dari tahun 2010 – Simpan Pinjam Perempuan, sebagian
2011.Kegiatan SPP merupakan suatu bentuk masyarakat tidak menggunakan dana
kegiatan penambahan modal untuk pinjaman untuk modal usaha bahkan
kelompok perempuan yang mempunyai digunakan untuk keperluan sehari – hari.
kegiatan simpan pinjam. Mekanisme implementasi SPP sulit untuk
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk dipahami oleh masyarakat. Hal ini terlihat
mengembangkan simpan pinjam perdesaan, bahwa masih ada masyarakat yang tidak
kemudahan akses pendanaan usaha skala melanjutkan pinjaman dana modal usahanya
mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan pada perguliran dana SPP tahun Berikutnya.
sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan Menurut peminjam, persyaratan pinjaman
kegiatan kaum perempuan serta mendorong yang mewajibkan adanya anggunan bagi
pengurangan rumah tangga miskin dan pemohon dan juga syarat “produktif” dalam
penciptaan lapangan kerja. Alokasi dana hal ini usaha menyulitkan masyarakat
kegiatan SPP ini maksimal 25% dari BLM miskin yang ingin mengajukan permohonan.
kecamatan.
Permasalahan yang menjadi fenomena Perumusan Masalah
dalam pelaksanaan program ini adalah
Adanya tunggakan atau kemacetan Dari uraian fenomena masalah diatas,
pengembalian SPP (Simpan Pinjam maka penulis merumuskan suatu
permasalahan yang akan menjadi pokok
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

penelitian ini, yang berupa: Apa sajakah kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar
yang menjadi faktor – faktor yang sebuah kebijakan dapat mencapai
mempengaruhi pelaksanaan Program tujuannya.Untuk mencapai keberhasilan
kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di kebijakan publik, ada beberapa indikator
Nagari Tanjung Betung Kabupaten Pasaman penentunya, sebagaimana dikatakan Soren
dalam (PNPM) Mandiri Pedesaan. Winter dalam Nugroho (2009:233) ada
empat variabel kunci yang mempengaruhi
Tujuan Penelitian keberhasilan implementasi:
1. Proses formasi kebijakan
Penelitian ini bertujuan untuk 2. Prilaku organisasi pelaku implementasi
menganalisis apa saja yang menjadi faktor – 3. Prilaku birokrat pelaksana di tingkat
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bawah (street-level buraucrats)
Program kegiatan Simpan Pinjam 4. Respon kelompok terget kebijakan dan
Perempuan di Nagari Tanjung Betung perubahan dalam masyarakat
Kabupaten Pasaman dalam (PNPM) Mandiri
Pedesaan. Selain faktor yang empat diatas,
keberhasilan dari impelentasi kebijakan
STUDI KEPUSTAKAAN publik juga harus memenuhi beberapa
syarat. Menurut Hoogwood dan Gun dalam
Konsep Implementasi Kebijakan Publik Nugroho (2004:171-174), untuk melakukan
implementasi kebijakan diperlukan beberapa
Menurut para ahli kebijakan, syarat:
memberikan pengertian tentang 1. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang
implementasi kebijakan berbeda-beda, dihadapi oleh lembaga/badan pelaksana
namun konsepnya tetap sama, yaitu tidak akan menimbulkan masalah yang
merupakan rangkaian proses penerjemahan besar;
dari kebijakan yang direspon berupa 2. Apakah untuk melaksanakannya tersedia
aksi/tindakan para pelaku pembangunan sumberdaya yang memadai, termasuk
secara konsisten dalam rangka pencapaian sumberdaya waktu;
tujuan dan sasaran yang telah digariskan 3. Apakah perpaduan sumber-sumber yang
oleh kebijakan itu sendiri (Tangkilisan, diperlukan benar-benar ada;
2008:7). Selanjutnya menurut Parsons 4. Apakah kebijakan yang
(2005:464) implementasi kebijakan adalah diimplementasikan didasari hubungan
pelaksanaan kebijakan dengan cara-cara kausal yang andal;
lain. Sedangkan menurut Presman dan 5. Seberapa banyak hubungan kausalitas
Wildavsky, implementasi adalah sebuah yang terjadi;
proses interaksi antara penentuan tujuan dan 6. Apakah hubungan saling ketergantungan
tindakan untuk mencapai tujuan dalam kecil;
Parsons(2005:466). Berdasarkan uraian 7. Pemahaman yang mendalam dan
tersebut dapat disimpulkan bahwa kesepakan terhadap tujuan;
implementasi kebijakan adalah suatu proses 8. Bahwa tugas-tugas telah dirinci dan
yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan ditempatkan dalam urutan yang benar;
melakukan suatu aktivitas atau kegiatan 9. Komunikasi dan kordinasi yang
yang terarah, sehingga pada akhirnya akan sempurna.
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan 10.Bahwa pihak-pihak yang memiliki
tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. wewenang kekuasaan dapat nenuntut dan
Kebijakan publik dalam bentuk Undang- mendapatkan kepatuhan yang sempurna.
Undang atau Perda adalah kebijakan publik
yang memerlukan kebijakan publik penjelas Sedangkan menurut Goggin et al. dalam
atau yang sering diistilahkan sebagai Purwanto dan Sulistyastusi (2012:89),
peraturan pelaksanaan (Nugroho, 2004:159). kebijakan diasumsikan sebagai suatu
Dalam bukunya Public Policy, Nugroho “pesan” dari pemerintah federal (pusat)
mengemukakan bahwa implementasi kepada pemerintah daerah. Keberhasilan
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

implementasi pesan tersebut sangat c. Disposition


dipengaruhi oleh 3 hal pokok : Berkenaan dengan kesediaan dari para
1. Isi kebijakan (the content of policy implementator untuk carry out kebijakan
message) publik tersebut. Kecakapan saja tidak
2. Format kebijkan (the form of the policy mencukupi, tanpa kesediaan dan komitmen
message) untuk melaksanakan kebijakan
3. Reputasi aktor (the reputation of the d. Struktur birokrasi
communicators) Berkenaan dengan kesesuaian organisasi
Isi kebijakan meliputi sumber daya, birokrasi yang menjadi penyelenggara
manfaat kebijakan, serta keterlibatan publik. implementasi kebijakan publik.
Format kebijakan terdiri dari kejelasan
kebijakan (policy clarity), konsistensi Model Implementasi kebijakan
kebijakan (policy consistency), frequency
serta penerimaan isi kebijakan (receipt of Pada prinsipnya ada dua jenis teknik
message). Sedangkan reputation of pemilihan model implementasi kebijakan.
communicator terdiri dari legitimasi dan Pemilihan pertama adalah implementasi
kredibilitas aktor – aktor pemerintah daerah. kebijakan yang berpola “dari atas ke bawah”
Sedangkan menurut Rondinelli dan (top-bottomer) versus dari “bawah ke atas”
Cheema dalam Purwanto dan Sulistyastusi (bottom topper), dan pemilihan
(2012: 90) mengidentifikasi empat faktor implementasi yang berpola paksa
yang mempengaruhi kinerja implementasi, (command-and-control) dan mekanisme
yaitu : pasar (economic incentive). Model duet
a. Kondisi lingkungan (enviromental Meter dengan Horn dalam Nugroho
conditions) (2004:167) mengandalkan bahwa
b. Hubungan antar organisasi (inter- implementasi kebijakan berjalan secara
organizational relationship) linear dari kebijakan publik, implementor,
c. Sumberdaya (resources) dan kinerja kebijakan publik. Beberapa
d. Karakter institusi implementor variable yang dimasukkan sebagai variable
(characterisis implementing agencies) yang mempengaruhi kebijakan publik adalah
Menurut Edwards III dalam variable berikut : Aktivitas implementasi
Nugroho(2009 : 512) implementasi dan komunikasi antar organisasi,
kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan Karakteristik agen pelaksana/implementor,
antara pembentukan kebijakan dan Kondisi ekonomi, sosial, dan politik,
konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi Kecenderungan (disposition)
masyarakat yang dipengaruhinya. Edward pelaksana/implementor.
menyarankan ada empat faktor yang Model yang kedua adalah model yang
mempengaruhi implementasi kebijakan agar dikembangkan oleh Mazmain dan Sabatier
efektif yaitu : dalam Subarsono (2009:95) yang
a. Komunikasi mengemukakan bahwa implementasi adalah
Berkenaan dengan bagaimana kebijakan upaya melaksanakan keputusan kebijakan.
dikomunikasikan pada organisasi dan/atau Model Mazmain dan Sabatier disebut model
publik, ketersediaan sumber daya untuk Kerangka Analisis Implementasi (A
melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggap Framework For Implementation Analysis).
dari para pihak yang terlibat, dan bagaimana Model Hogwood dan Gunn mendasarkan
struktur organisasi pelaksana kebijakan pada konsep manajemen strategis yang
b. Sumber daya pendukung mengarah pada praktik manajemen yang
Berkenaan dengan ketersediaan sumber sistematis dan tidak meninggalkan kaidah –
daya pendukung khususnya sumber daya kaidah pokok.Selanjutnya model ke empat
manusia. Hal ini berkenaan dengan yaitu model malcom Goggin, Ann Bowman,
kecakapan pelaksana kebijakan publik untuk dan James lester mengembangkan apa yang
carry out kebijakan secara efektif disebutnya sebagai “communication model”
untuk implementasi kebijakan, yang
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

disebutnya sebagai “ Generasi Ketiga Model Content Model Implementasi Kebijakan


Implementasi Kebijakan” (1990). Publik
Goggin dkk bertujuan mengembangkan
sebuah model implementasi kebijakan yang Menurut Grindle implementasi sebagai
“lebih ilmiah” dengan mengedepankan kaitan antara tujuan kebijakan dan hasil-
pendekatan “metode penelitian” dengan hasil kegiatan pemerintah, karena itu
adanya variabel independen, interving, dan implementasi kebijakan membutuhkan
dependen, dan meletakkan faktor adanya sistem pelaksanaan kebijakan cara
“komunikasi” sebagai penggerak dalam yang diterjemahkan kedalam tindakan-
implementasi kebijakan. tindakan program untuk mencapai tujuan
Adapun menurut Grindle dalam Nugroho akhir seperti yang ditetapkan oleh kebijakan
(2009:510) berpendapat bahwa Grindle dalam Nugroho (2004:159).
implementasi kebijakan dapat dipandang Mengenai konteks kebijakan adalah upaya
sebagai proses administrasi dan sekaligus untuk menilai sejauh mana kepentingan
sebagai proses politik, dimana keberhasilan yang mempengaruhi karakteristik lembaga
dari implementasi tersebut akan ditentukan dan kepatuhan. Untuk menganalisis konten
oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang sebuah kebijakan tentu harus memiliki
dapat mempengaruhi proses implementasi berbagai variabel untuk menjadi tolak dasar
tersebut adalah : penelaahnya. Berbagai variable dari analisis
1. Conten of policy (Isi kebijakan) yang konten kebijakan menurut Grindle adalah
meliputi : kepentingan yang mempengaruhi kebijakan,
a. Interest affected (Kepentingan yang jenis manfaat, derajat perubahan, kedudukan
dipengaruhi) pembuat kebijakan, pelaksana program,
b. Type of benefitsI (Tipe sumber daya.
keuntungan/manfaat) Keenam variabel ini digunakan sebagai
c. Site decision of making (Ruang dukungan teori dalam menganalisis
lingkup perubahan yang diharapkan) informasi yang penulis dapatkan dilapangan
d. Extent of change envisioned (Letak berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan
pengambil keputusan) dokumentasi terkait bagaimana pelaksanaan
e. Program implementors (Pelaksana- kegiatan Simpan Pinjam perempuan dalam
pelaksana program) Program Nasional Pemberdayaan
f. Resources committed (Sumber- Masyarakat di Nagari Tanjung Betung
sumber yang terlibat) Kabupaten Pasaman apakah mencapai
2. Context of implementation tujuan dari program atau malah sebaliknya.
(Konteks/lingkungan/suasana
implementasi) yang meliputi : Konsep Pemberdayaan
a. Power, interest and strategis of
actors involved (Kekuasaaan, Pemberdayaan merupakan suatu cara
kepentingan, dan strategi dari aktor- pembangunan dalam upaya pengembangan
aktor yang terlibat) masyarakat. pemberdayaan masyarakat
b. Institution and regime merupakan strategi pembangunan. dalam
characteriristics (Karakteristik perspektif pembangunan ini, disadari betapa
lembaga dan rejim) penting kapasitas manusia dalam upaya
c. Compliance and responsiveness meningkatkan kemandirian dan kekuatan
(Pemenuhan dan daya tanggap) internal atas sumber daya materi dan
Model Grindle ini lebih menitik beratkan nonmaterial
pada konteks kebijakan, khususnya yang Sementara itu, Sutrisno (2000:185)
menyangkut dengan implementor, sasaran menjelaskan, dalam perspektif
dan arena konflik yang mungkin terjadi di pemberdayaan, masyarakat diberi wewenang
antara para aktor implementasi serta kondisi- untuk mengelola sendiri dana pembangunan
kondisi sumber daya implementasi yang baik yang berasal dari pemerintah maupun
diperlukan. dari pihak lain, disamping mereka harus
aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan,
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

perencanaan, dan pelaksanaan Konsep Pembangunan


pembangunan. perbedaannya dengan Pembangunan adalah salah satu gagasan
pembangunan partisipatif adalah keterlibatan yang tertua dan terkuat dari semua gagasan
kelompok masyarakat sebatas pada barat.unsur utama perspektif ini adalah
pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan metafora pertumbuhan, yaitu pertumbuhan
program, sedangkan dana tetap dikuasai oleh yang terwujud dalam organisme Nisbet
pemerintah. dalam Hettne (2001:70). Pembangunan
Menurut Suharto (2006:76) sesuai dengan metafora ini, dipahami
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya sebagai organisme, imanen, terarah,
untuk memandirikan masyarakat lewat kumulatif, tak dapat diubah, dan bertujuan.
perwujudan potensi kemampuan yang Selain itu, pembangunan menghasilkan
mereka miliki. Adapun pemberdayaan diferensiasi structural dan peningkatan
masyarakat senantiasa menyangkut dua kompleksitas.
kelompok yang saling terkait, yaitu
masyarakat sebagai pihak yang
diberdayakan dan pihak yang menaruh
kepedulian sebagai pihak yang
memberdayakan.
Sehingga pemberdayaan artinya
masyarakat bukan saja dijadikan objek
penerima manfaat dari program – program
pemerintah namun sebagai subjek (agen atau
partisipan) yang berbuat secara mandiri.
Walaupun demikian bukan berarti terlepas
dari tanggungjawab negara.

Konsep Kemiskinan

Menurut Sunyoto Usman (1998:33)


mendefinisikan Kemiskinan adalah sebuah
kondisi kehilangan (deprevation) terhadap
sumber – sumber pemenuh kebutuhan dasar
yang berupa pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
merupakan masalah utama yang harus
ditangani dlam proses pembangunan.
Kemiskinan merupakan situasi serba
kekurangan yang terjadi bukan karena
dikehendaki oleh si miskin melainkan
karena tidak bisa dihindarkan dengan
kekuatan apa adanya. Hal ini disebabkan
oleh rendahnya nilai tukar hasil produksi si
miskin, rendahnya produktivitas, terbatasnya
modal kerja dan rendahnya pendapatan.
Kesemuanya ini mengakibatkan terbatasnya
kesempatan mereka untuk berpartisipasi
dalam pembangunan, Bappenas Depdagri
(1993:2).
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

IMPLEMENTASI
KEGIATAN SPP
DALAM PNPM
MANDIRI
PEDESAAN

Tujuan SPP adalah:


1. mengembangkan simpan pinjam pedesaan
2. kemudahan akses pendanaan usaha skala
mikro,
3. pemenuhan keburtuhan pendanaan sosial
dasar, dan
4. memperkuat kelembagaan kegiatan kaum
perempuan
5. mendorong pengurangan rumah tangga
miskin dan penciptaan lapangan kerja

Permasalahan dalam implemtasi


yang ditemui dilapangan : MenurutGrindle dalam
1. Tujuan dari Kegiatan SPP untuk Nugroho (2004:174) faktor –
penambahan modal usaha, faktor keberhasilan
namun dilapangan ditemui implementasi suatu kebijakan
ketidaktepatan sasaran dana
ditentukan oleh derajat
yaitu untuk kebutuhan sehari – Tercapai
hari implementabilitynya, yaitu :
2. Mekanisme SPP yang masih a. Isi kebijakan
belum dipahami oleh pemanfaat  Kepentingan yang
SPP dimana masyarakat terpengaruhi oleh kebijakan
anggota kelompok Simpan
Pinjam yang tidak melanjutkan
 Jenis manfaat yang akan
lagi usulan peminjamannya. dihasilkan
3. Terjadi kemacetan karena  Derajad perubahan yang
tunggakan yang dilakukan diinginkan
anggota pemanfaat  Kedudukan pembuat
Tidak
menyebabkan daftar tunggu kebijakan Tercapai
yang banyak bagi kelompok lain  (Siapa) pelaksana Program
yang ingin mendapatkan dana
modal pada perguliran  Sumber daya yang
berikutnya. dikerahkan
4. Syarat anggunan dirasakan
berat oleh masyarakat.
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

METODE PENELITIAN MPd, laporan–laporan hasil kegiatan dan


perguliran dana SPP.
Tipe penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bersifat penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif adalah suatu jenis Teknik pengumpulan data yang
penelitian yang bertujuan untuk membuat digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif (gambaran) dan hubungan antara sebagai berikut :
fenomena yang diselidiki. 1. Wawancara
Merupakan bentuk komunikasi
Lokasi Penelitian langsung antara peneliti dengan responden.
Wawancara berlangsung dalam bentuk tanya
Penelitian dilakukan di Nagari Tanjung jawab dalam hubungan tatap muka.
Betung Kabupaten Pasaman Provinsi 2. Dokumentasi
Sumatera Barat Dilakukan dengan mengumpulkan
bahan – bahan tertulis, data dari dokumen
Informan Penelitian dan studi literature. Studi dokumentasi
dilakukan untuk memperoleh data sekunder,
Dalam menentukan informan ditentukan yakni dengan mempelajari dan menganalisa
dengan teknik purposive sampling. Adapun sejumlah bahan – bahan tertulis, baik
yang dijadikan informan dalam penelitian ini pendapat para ahli maupun dari perundang –
adalah : undangan yang berlaku. Serta literatur –
Tabel I.2 : Data Jumlah Key Informan literatur yang dianggap memiliki relevansi
Dan Informan Susulan dengan penelitian dan dokumen yang terkait
dengan masalah yang dikajisering
No Fungsi Identitas Jumlah diperlukan.
Unit Pelaksana 3. Observasi
Implem Kegiatan (UPK) 3
1
entor Kecamatan
Observasi adalah penyelidikan yang
Fasilitator Kecamatan 1 dijalankan secara sistematis dan sengaja
Masyarakat diladakan dengan menggunakan alat indera
Obyek
2 Penelitia
Pemanfaat SPP di
20 terutama mata terhadap kejadian-kejadian
Nagari Tanjung yang langsung Walgito (1987:54). Jadi
n
Betung
disini penulis melakukan pengamatan secara
Sumber : Data Olahan, 2013 langsung dilapangan untuk mendapatkan
data yang erat hubungannya dengan
Jenis dan Sumber Data penelitian ini.
a. Data primer
Teknik Analisa Data
Data yang langsung didapat dari
wawancara dengan responden meliputi
Adapun teknik menguji keabsahan data
pelaksanaan dan kendala yang ditemui
yang digunakan adalah sebagai berikut:
dalam kegiatan Program Simpan Pinjam a) Teknik Triangulasi
Perempuan dalam Program Nasional Teknik triangulasi yaitu teknik
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
pemeriksaan keabsahan data yang
Pedesaan di Nagari tanjung Betung
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
kabupaten Pasaman. itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
bahan perbandingan terhadap data sehingga
b. Data sekunder data dapat dipercaya (Moleong, 2004).
Data yang diperoleh dari pihak kedua Berdasarkan hal tersebut maka teknik yang
berupa dokumen, studi kepustakaan, dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
data organisasi antara lain berita – berita Teknik Triangulasi Sumber. Triangulasi
media cetak dan elektronik, tesis, jurnal,
Sumber yaitu membandingkan dan
buku, petunjuk teknis operasional PNPM
mengecek kembali derajat kepercayaan
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

suatu informan yang diperoleh melalui meneliti tentang Faktor – Faktor yang
waktu dan alat berbeda dalam metode Mempengaruhi Pelaksanaan Kegiatan
kualitatif Patton dalam Moleong (2004). Hal Simpan Pinjam Perempuan di Nagari
ini dapat dicapai dengan membandingkan Tanjung Betung Kabupaten Pasaman dilihat
hasil wawancara dengan semua pihak yang dari segi isi kebijakan (content) dan segi
terkait dalam penelitian ini. lingkungan kebijakan (context) yang
dikemukakan oleh Merilee S. Grindle (1980)
Memperpanjang keterlibatan di lapangan dalam Riant Nugroho (2009, 510) yaitu isi
kebijakan (content) terdiri dari : kepentingan
Dengan wawancara yang lebih mendalam yang terpengaruh oleh kebijakan, jenis
dan berulang – ulang, ini bertujuan agar manfaat yang akan dihasilkan, derajat
informasi yang diperoleh benar – benar perubahan yang diinginkan, kedudukan
relevan dengan kenyataan yang sebenarnya. pembuat kebijakan, pelaksana program, dan
Analisa data yang penulis pergunakan sumber daya yang dipengaruhi. Sedangkan
adalah analisa data kualitatif yang dari segi konteks implementasinya terdiri
menggunakan pengkajian data secara dari : kepentingan – kepentingan, dan
deskriptif yaitu analisa data yang berusaha strategi dari aktor yang terlibat, karakteristik
memberikan gambaran yang jelas dan lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat
terperinci berdasarkan kenyataan yang kepatuhan dan adanya respon dari
ditemukan dilapangan melalui hasil pelaksana.
wawancara yang kemudian akan ditarik 1. Program Simpan Pinjam Perempuan
suatu kesimpulan atau penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel a. Kepentingan PNPM, Masyarakat
mandiri. (Pemanfaat) SPP, dan Pemerintah
Daerah
PEMBAHASAN
Kepentingan yang dipengaruhi oleh
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan ini melihat bahwa sejauh mana
Pelaksanaan Program Nasional kepentingan kelompok sasaran termuat
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri dalam isi kebijakan. Dimana kebijakan
Pedesaan (PNPM MPd) (Studi Kasus : tersebut apakah akan membawa dampak
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di tertentu terhadap macam kegiatan politik.
Nagari Tanjung Betung Kabupaten Suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti
Pasaman) melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh
mana kepentingan-kepentingan tersebut
Mengingat apa yang telah dikemukakan membawa pengaruh terhadap
sebelumnya bahwa Program Nasional implementasinya, yaitu pada implementasi
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri program kegiatan SPP di Nagari Tanjung
Pedesaan yang mana penulis memfokuskan Betung.
pada salah satu dari bagian program ini Kepentingan yang dipengaruhi oleh
yaitu, : kegiatan Simpan Pinjam Khusus kebijakan yang dimaksud disini adalah
Perempuan yang sangat berarti untuk apabila kebijakan program kegiatan Simpan
kemaslahatan orang banyak terutama bagi Pinjam Perempuan (SPP) menimbulkan
rumah tangga miskin agar lebih sejahtera perubahan – perubahan terhadap hubungan
dan dapat meningkatkan derajat sosial, politik, ekonomi, dan
kehidupannya. sebagainya.Akan dapat merangsang
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan munculnya perlawanan dari pihak – pihak
telah mampu menggerakkkan partisipasi yang kepentingannya terancam oleh
masyarakat khususnya kaum perempuan kebijakan dari program ini.Interest Affected
semenjak tahun 2010 hingga sekarang. (kepentingan – kepentingan yang
Namun dalam perjalanananya mempengaruhi) berkaitan dengan berbagai
implementasinya ditemui beberapa kepentingan yang mempengaruhi suatu
permasalahan, maka dari itu penulis ingin implementasi kebijakan.
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

persoalan terjadinya kemacetan dan ini lagi-


a.1 Kepentingan PNPM-MPd, Sebagai lagi karena unsur penyalahgunaan dana.
Tim Pengelola Kegiatan SPP
a.3 Kepentingan yang Dipengaruhi Oleh
Pada program kegiatan SPP di nagari Pemerintah Daerah
Tanjung Betung ini terlihat bahwa
kepentingan yang termuat adalah Selanjutnya kepentingan bagi daerah
kepentingan dari organisasi Pengelola pelaksana dimana akan jika terjadi
Kegiatan dipengaruhi oleh keberadaan kemacetan dalam pengembalian pinjamna
program kegiatan simpan pinjam dana SPP oleh kelompok peminjam maka
perempuan. Dimana keberadaan kegiatan akan tertuput akses masyarakat untuk
SPP membawa dampak bagi keberlanjutan mendapatkan program usulan pada PNPM
UPK yaitu dana operasional UPK 2% dan tersebut. Tentu ini sangat memberikan
dan operasional desa 3%. Sehingga kegiatan dampak negatif bukan hanya bagi nagari
simpan pinjam perempuan ini terus dipacu Tanjung Betung namun juga bagi
untuk tetap dilaksanakan. seperti yang Kecamatan Rao Selatan. Mengenai letak
diuraikan pada hasil wawancara dan kepentingannya pada daerah pelaksana yaitu
observasi penulis dan diperkuat oleh teori Program kegiatan SPP ini masih tetap
yang dikemukakan oleh Grindle dimana dilanjutkan sampai tahun 2014. Terlepas
kepentingan yang terpengaruh kebijakan dari semua masalah kemacetan yang terjadi
untuk pemahaman akan kepentingan bagi Kecamatan Rao Selatan tetap melanjutkan
pengelola kegiatan ini memang dirasakan kegiatan dimana permasalah tersebut dapat
dari segi ekonomi. Dari hasil penelitian di tanggulangi, namun untuk tahun 2014
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sanksi kepada jorong yang melakukan
program SPP ini membuka lapangan kemacetan pengembalian tidak mendapatkan
pekerjaaan bagi masyarakat sebagai tim bantuan dana fisik. Seperti pada Jorong Air
pengelola kegiatan SPP. Hangat dan Jorong Kauman.

a.2 Kepentingan Masyarakat (Kaum b. Peningkatan Ekonomi dan


Perempuan), Pemanfaat dana Pengembangan Usaha
Kegiatan SPP
Pada indikator tipe manfaat ini
Beragam usaha yang dikelola oleh berupaya untuk menunjukkan atau
pemanfaat yaitu perdagangan, pertanian, menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan
peternakan, dan perikanan. Bagi usaha harus terdapat beberapa jenis manfaat yang
produktif perdagangan dari observasi yang menunjukkan dampak positif yang
penulis lakukan adalah jenis perdagangan dihasilkan oleh pengimplementasian
pakaian, hasil masakan, dan modal bagi kebijakan yang hendak dilaksanakan.
usaha suaminya yaitu menjual accesoris Program SPP membawa manfaat untuk
motor. Dari uraian observasi penulis dapat penambahan modal usaha yang nantinya
disimpulkan bahwa kepentingan para usaha tersebut dapat berkembang dan akan
pemanfaat pinjaman dana modal usaha tentu membantu pendapatan serta meningkatnya
sangat dibutuhkan agar perkembangan usaha perekonomian keluarga RTM. Tentunya
pemanfaat dapat membantu meningkatkan manfaat yang dirasakan ini belum sesuai
pendapatan keuangan keluarga. Namun dengan tujuan SPP yaitu untuk mengurangi
dalam pemahaman akan kepentingan rumah tangga miskin. Meskipun jika dilihat
pinjaman dana adalah untuk pemenuhan tujuannya sebagai pendanaan usaha skala
kebutuhan pendanaan usaha sebagian tidak mikro, dana tersebut digunakan tetapi bukan
terlaksana karena adanya persoalan kepada sasaran yang tertera pada ketentuan
penyalahgunaan dana. Berikutnya mentalitas SPP.
akan kewajiban pemanfaat dalam
pengembalian yang kurang menjadi
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

c. Perubahan Kondisi RTS (Rumah


Tangga Sasaran) Setelah Kemampuan pelaksana program akan
Pelaksanaan Kegiatan SPP mempengaruhi keberhasilan implementasi
suatu kebijakan. Dalam menjalankan suatu
Setiapkebijakan dibuat untuk mencapai kebijakan atau program harus didukung
tujuan tertentu.Dari berbagai bentuk tujuan dengan adanya pelaksana kebijakan yang
kebijakan tersebut, salah satunya selalu kompeten dan kapabel demi keberhasilan
dimaksudkan untuk melakukan perubahan suatu kebijakan atau
tentang berbagai hal.Sebagaimana indikator program.Untukpelaksana program kegiatan
perubahan yang diinginkan pada SPP yang ada di Nagari Tanjung Betung
implementasi kegiatan SPP ini sesuai telah sesuai dengan alur yang ditentukan dan
dengan tujuannya yaitu pengurangan rumah tugas yang relevan dengan fungsinya
tangga miskin pada nagari Tanjung Betung sebagai implementor.
secara statistik telah mengalami
perkembangan penurunannya. Namun secara f. Kualitas dan Kuantitas SDM
observasi yang tampak dilapangan bahwa Implementor Kegiatan SPP
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya
belum tercapai maksimal. Hal ini Sumber daya yang memadai baik dalam
dikarenakan masih ditemukannya sebagian bentuk SDM dan Non SDM merupakan
besar pemanfaat adalah kalangan non RTM. bagian pendukung keberhasilan
Adanya rasa ketakutan dan kekhawatiran implementasi suatu program/
dari masyarakat RTM untuk meminjam kegiatan.Memadai dissini artinya dari segi
dikarenakan adanya kekeliruan pemahaman kualitas maupun segi kuantitasnya yaitu
akan tujuan dari program yaitu kelancaran ketersediaan dari sumber daya
program menjadi syarat untuk program fisik manusia.Sumber Daya Manusia sebagai
berikutnya. Implementor di program SPP yang ada di
Kecamatan Rao Selatan ini cukup
d. Kedudukan Pengambil Keputusan berpendidikan dan berpengalaman.Akan
Pelaksanaan Kegiatan SPP tetapi untuk meningkatkan pengetahuannya
perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan
Semakin tersebar kedudukan pengambil lagi agar kualitasnya mencukupi.
keputusan dalam implementasi kebijakan
publik, baik secara geografis maupun 2. Lingkungan Kebijakan Program
organisatoris, akan semakin sulit pula a. Kekuasaan, Kepentingan, dan
implementasi program. Karena semakin Strategi Implementor Kegiatan SPP
banyak satuan – satuan pengambil keputusan
yang terlibat di dalamnya.Dilihat dari segi Strategi, sumber, dan posisi kekuasaan
struktur organisasi, lembaga PNPM yang dari implementor akan menentukan
ada di Nagari Tanjung Betung dan keberhasilan implementasi suatu
Kecamatan Rao Selatan sudah dikatakan program.Kekuasaan/kewenangan dan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan strategi pada program kegiatan SPP di
program dilapangan.Dari hasil musyawarah Nagari Tanjung Betung, adalah Tim UPK,
rencana pembangunan yang ada di Tim Verifikasi, dan Tim
kecamatan Rao Selatan tersebut dapat dilihat Pendanaan.Sedangkan strategi yang
bahwa kedudukan pengambil keputusannya digunakan dalam mengimplementasikan
telah jelas dipaparkan letak pelaku – pelaku program kegiatan SPP adalah tahap
SPP sesuai dengan tugas dan perannya sosialisasi dengan mengajak dan memotivasi
masing – masing mulai dari perencanaan, kepada perempuan – perempuan untuk
proses pelaksanaan sampai kepada sanksi membentuk kelompok- kelompok SPP agar
yang diterapkan. ikut serta dalam program. Namun strategi
dalam menentukan sasaran sebagai
e. Kejelasan Implementor Program pemanfaatnya dirasakan masih kurang
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan karena masih terdapat pemanfaat yang
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

termasuk non RTM. Ini tentu tidak sesuai masih ada komponen – komponen yang
dengan tujuan dari program yaitu untuk belum berjalan secara maksimal seperti
mendorong pengurangan rumah tangga Manfaat yang dirasakan oleh target sasaran
miskin. program ini umumnya yaitu kepada
keperluan lainnya seperti kebutuhan
b. Karakteristik Rezim yang Berkuasa konsumtif dalam kebutuhan sehari – hari.
Sehingga hal ini belum mengurangi beban
Karakteristik lembaga dan rezim yang rumah tangga miskin. Selanjutnya akan
berkuasa yang mementingkan kepentingan berdampak pada ketidaktercapaian
rakyat tentu kesejahteraan warga akan perubahan kondisi masyarakat Rumah
tercapai. Namun akan terjadi sebaliknya jika Tangga Sasaran (RTS), karena
rezim yang berkuasa lebih mementingkan katidaktepatan sasaran pada non RTM dan
kepentingan pribadi atau perorangan. Rakyat juga karena mementingkan pihak – pihak
akan menjadi dipojokkan dan bukan menjadi tertentu. Oleh karenanya implementor yang
prioritas. Peran dari lembaga yang selalu mengkonsepkan kepada kelancaran
mengimplementasikan program kegiatan pengembalian bukannya kepada konsep
SPP ini sangat mendukung terlaksananya pemberdayaan.
program untuk kepentingan rakyat.Namun di
Nagari Tanjung Betung ini belum secara Saran
maksimal dilakukan terutama pada
penentuan sasaran dari kebijakan. 1. Hendaknya Pemerintah Kabupaten
Kurangnya memotivasi masyarakat RTM Pasaman tetap mendukung keberlanjutan
untuk ikut serta dalam kegiatan. Tetapi ini Program PNPM – MPd ini dan
malah membuat masyarakat miskin takut khususnya kegiatan SPP agar pemerataan
dan khawatir untuk ikut karena tidak mampu pembangunan dapat dinikmati
untuk melunasi pinjaman tersebut. keseluruhan masyarakat Kabupaten
Pasaman. Begitu juga dengan program
c. Tingkat Kepatuhan Dan SPP supaya masyarakat melalui
Responsivitas Kelompok Sasaran pemanfaatnya (kaum perempuan) di
Kabupaten Pasaman lebih bisa mandiri
Kelompok sasaran yaitu pemanfaat dan berdaya untuk meningkatkan
dana dari kegiatan Simpan Pinjam ekonomi keluarganya.
Perempuan ini (SPP) harus berperan aktif, 2. Hendaknya diadakan pembinaan dan
karena hal ini akan sangat mempengaruhi dilakukan kepada pemanfaat SPP yang
keberhasilan program dari memiliki usaha produktif secara
pemerintah.Dayatanggap pemanfaat di berkelanjutan agar usahanya lebih
Nagari Tanjung Betung ini sangat antusias berkembang dan dapat memenuhi
terutama pada tahun 2014 yaitu ada 25 keuangan keluarganya
kelompok, hampir dua kali lipat dari tahun 3. Pendataan kepada kelompok sasaran
sebelumnya yaitu 10 kelompok. hendaknya mempertimbangkan unsur
pemberdayaan kepada RTM bukannya
PENUTUP memprioritaskan kepada kelancaran
pengembalian kredit
Kesimpulan 4. Perlu adanya evaluasi yang dilakukan
akan kebijakan kegiatan Simpan Pinjam
Pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan agar nantinya kebijakan yang
Perempuan (SPP) di nagari Tanjung Betung dituangkan benar – benar untuk
iniyang telah dimulai dari tahun 2010 memberdayakan rumah tangga miskin.
dimana bertujuan untuk memberdayakan
kaum perempuan ini memberikan manfaat,
namun dilain sisi masih belum baik. Karena
dari proses faktor – faktor yang
mempengaruhi pelaksanan yang dilakukan
Ema Fitri Lubis PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 304-317 (2015)

DAFTAR RUJUKAN Masyarakat.Yogyakarta : Pustaka


Pelajar
Hettne, Bjorn.2001.Teori Pembangunan dan
Tiga Dunia.Jakarta : PT. Gramedia Wahab, Solihin Abdul. 2004. Analisis
Pustaka Utama Kebijakan Dari Formulasi ke
I Nyoman Sumaryadi.2005.Efektifitas Implementasi Kebijakan Negara.
Implementasi Kebijakan Otonomi Jakarta: Bumi Aksara.
Daerah.Jakarta : Citra Utama
Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses
Maleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Media Presindo.
Remaja Rosdakarya.
Wrihatnolo dan Nugroho.2007.Manajemen
Nugroho, Riant D. 2004. Kebijakan Publik Pemberdayaan.Jakarta : PT. Alex
Formulasi, Implementasi, dan Media Komputindo
Evaluasi. PT. Jakarta: Elex Media
Kompetindo. Departemen Dalam Negeri Republik
Indonesia,2010.Petunjuk Teknis
-------------------------. 2009. Public Policy Operasional PNPM Mandiri
(Edisi Revisi). Jakarta: PT.Elex Pedesaan. Jakarta
Media Komputindo.

Parsons, Wayne. 2005. Public Policy.


Jakarta: Prenada Media Group.

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah.2012.


Implementasi Kebijakan Publik :
Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia.Yogyakarta : Gava Media

Soemitro,Sutyastie remi dan Prijono


Tjiptoherijanto.2002.Kemiskinan
dan Ketidakmerataan di
Indonesia.jakarta : PT Rineka Cipta

Sugyono. 2005. Metode Penelitian


Administrasi. Bandung:
ALFABETA.

Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial


Sebagai Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta.

Sujianto. 2008. Implementasi Kebijakan


Publik. Pekanbaru: Alaf Riau.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2008.


Kebijakan dan Manajemen Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Lukman
Offset.

Usman, Sunyoto.2010.Pembangunan dan


Pemberdayaan

Вам также может понравиться