Вы находитесь на странице: 1из 45

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI

MODUL III

STATISTIK INFERENSI

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Statistika inferensial mencakup semua metode yang berhubungan dengan

analisis sebagian data atau juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian

sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data

induknya. Dalam statistika inferensial diadakan pendugaan parameter, membuat

hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut sehingga sampai pada

kesimpulan yang berlaku umum. Metode ini disebut juga statistika induktif,

karena kesimpulan yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data saja.

Pengambilan kesimpulan dari statistika inferensial yang hanya didasarkan pada

sebagian data saja sebagian data saja menyebabkan sifat tak pasti, memungkinkan

terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengetahuan

mengenai teori peluang mutlak diperlukan dalam melakukan metode-metode

statistika inferensial. Statistik inferensial digunakan dalam proses mengambil

keputusan dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan. Contoh

ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu pengujian tidak sama,

walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan tersebut,

maka metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari suatu proses

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL III (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
pembuatan beton tersebut sehingga diperoleh kualitas yang lebih baik. Statistik

inferensial telah menghasilkan banyak metode analitis yang digunakan untuk

menganalisis data. Dengan perkataan lain statistik inferensial tidak hanya

mengumpulan data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari suatu sistem saintifik.

T- test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji

kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh

William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji t

yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan

untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila duhubungkan dengan kebebasan

(independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan 2 sampel), maka

uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas (independent) dan uji t

untuk sampel berpasangan (paired). Uji t - test dependent adalah pengujian yang

mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel

yang berpasangan atau berkolerasi. Fungsi dari t-test dependent adalahuntuk

membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan

dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun

mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum

dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis uji t – test dependent

adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen

(saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah

numeric dan kategorik (dua kelompok).

Analisis Varians merupakan sebuah teknik analisis inferensial yang

digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata skor. Analysis Of Variance

disingkat dengan Anova, sedangkan dalam Bahasa Indonesia disingkat dengan

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Anova dan memiliki beberapa kegunaan salah-satunya adalah untuk menentukan

apakah rata-rata nilai dari dua atau lebih sampel berbeda signifikan apakah tidak

(Yusri, 2019). Beberapa asumsi dasar yang mesti dipenuhi pada uji analisis

varians adalah data sampel yang digunakan berdistribusi normal atau dianggap

normal, populasi tersebut memiliki varian yang homogen, sampel tidak

berhubungan satu dengan lain (independen), sehingga uji analisis varians tidak

bisa digunakan untuk sampel berpasangan (paired). Analysis Of Variance (Anova)

terbagi dalam dua jenis, yaitu: analisis varians satu jalur (one way ANOVA) dan

analisis varians dua jalur (two way ANOVA). One way ANOVA digunakan untuk

menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya

terdiri atas satu kategori. Sedang two way ANOVA digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif rata-rata k sampel bila peneliti melakukan kategorisasi

terhadap sampel (Ilhamzen, 2013).

Dalam pemecahan masalah pada seorang petani sayuran dan PT Mau

Sukses terkait dengan pengaruh pupuk terhadap produksi sayuran dan perbedaan

rata-rata terhadap nilai tes yang diujikan pada masing-masing Gender

menggunakan analisa statistika inferensi. Penggunaan software Minitab 16

dilakukan untuk mengolah data permasalahan yang ada.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan dalam praktikum dan penyusunan

laporan ini adalah :

"Bagaimana mengetahui perbedaan rata-rata dan sampel yang saling

berhubungan yang mempunyai varians populasi?"

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum adalah :

1. Menguji 2 sampel yang berpasangan, apakah mempunyai rata-rata dua

sampel yang secara nyata berhubungan atau tidak

2. Menguji rata-rata dua buah atau lebih sampel, serta menguji apakah dua

buah sampel mempunyai varians populasi sama atau tidak

3. Mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan Anova,

yaitu ANOVA satu arah dan ANOVA dua arah.

4. Mengetahui kesesuaian data dengan asumsi-asumsi statistik parametric

dan dapat memahami cara menguji hipotesis melalui studi kasus paired

sample t-test

D. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam praktikum dan penyusunan

laporan ini adalah :

1. Pengolahan data hanya bersifat penggambaran kondisi suatu data.

2. Jumlah data yang dianalisis ataupun diolah disesuaikan dengan banyak

data yang diambil

3. Menguji rasio paired T dan one way ANOVA

E. Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam praktikum dan penyusunan laporan

ini adalah :

1. Populasi yang akan diuji berdistribusi normal

2. Varians dari populasi tersebut adalah sama.

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
F. Manfaat Praktikum

Dalam praktikum statistika industri ini dalam hal memecahkan persoalan

statistika deskriptif dan statistika frekuensi mempunyai beberapa manfaat anatara

lain :

1. Mahasiswa dapat memberikan gambaran tentang suatu data dengan

menggunakan uji paired sample t-test dan one way ANOVA

2. Mahasiswa dapat menghitung 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan P𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 yang didapat

3. Mahasiswa dapat menganalisa kasus menggunakan uji paired sample t test

4. Mahasiswa dapat mengtahui ada tidak perbedaan data berdasarkan dua

perlakuan variabel independent

II. Tinjauan Pustaka

A. Statistik Inferensi

Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk

menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel

dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik

inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh

dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi. Sejalan dengan pengertian

statistik inferensial menurut Creswell, Muhammad Nisfiannoor berpendapat

bahwa statistik inferensial adalah metode yang berhubungan dengan analisis data

pada sampel untuk digunakan untuk penggeneralisasian pada populasi.

Penggunaan statistik inferensial didasarkan pada peluang (probability) dan sampel

yang dipilih secara acak (random). Konsep statistik inferensial yaitu;

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
1. Standard Error

Peluang setiap sampel sangat identik dengan populasinya sangat kecil

(nill) meskipun inferensi populasi didapat dari informasi sampel.Penerapan

random sampling tidak menjamin karakteristik sampel sama persis dengan

populasi. Variasi prediksi antara mean disebut sampling error. Sampling error ini

tidak bisa dihindari dan ini bukan kesalahan peneliti. Yang menjadi persoalah

adalah apakah error tersebut semata-mata hasil sampling error atau merupakan

perbedaan yang bermakna yang akan pula ditemukan pada papulasi yang lebih

besar.

Ciri standard error adalah bahwa error yang terjadi bisaanya berdistribusi

normal yang besarnya berbeda-bedadan error tersebut cenderung membentuk

kurva normal yang menyerupai lonceng.

Faktor utama yang mempengaruhi standard error adalah jumlah sampel.

Semakin banyak sampelnya, semakin kecil standard errornya. Ini menunjukkan

bahwasampel penelitian semakin akurat bila banyak sampelnya.

Faktor utama yang mempengaruhi standard error adalah jumlah sampel.

Semakin banyak sampelnya, semakin kecil standard error meannya yang berarti

bahwa semakin kecil standard error-nya, semakin akurat mean sampel untuk

dijadikan estimator untuk mean populasinya.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah proses pengambilan keputusan dimana peneliti

mengevaluasi hasil penelitian terhadap apa yang ingin dicapai sebelumnya.

Misalnya, kita ingin menerapkan program baru dalam pelajaran membaca. Pada

rencana penelitian dikemukanan hipotesis penelitian yang memprediksi perbedaan

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
skor siswa yang menjalni program baru tadi dengan proglam lama, dan hipotesis

nol (0), yang memprediksikan skor kedua kelompok tidak akan berbeda. Setelah

data dihitung mean dan standar deviasinya dan hasilnya menunjukkan skor siswa

dengan program baru lebih tinggi (berbeda secara signifikan) daripada siswa yang

mengikuti program lama, maka hipotesis penelitian diterima dan hipotesis nol

ditolak. Yang berarti bahwa program baru tersebut efektif untuk diterapkan pada

program membaca. Intinya, pengujian hipotesis adalah proses evaluasi hipotesis

nol, apakah diterima tau ditolak

3. Uji Signifikansi

Uji signifikasi adalah cara mengetahui adanya perbedaan antara dua skor.

Signifikansi merujuk pada tingkat statistik dari probabilitas dimana dengannya

kita bisa menolak hipotesis nol. Uji signifikansi dilakukan dengan menentukan

tingkat probabilitas praseleksi yang dikenal dengan tingkat signifikansi (α).

Tingkat probailitas ini dijadikan dasar untuk menolak atau tidak menolak

hipotesis nol. Standar yang digunakan umumnya 0,05 kesempatan (5 dari 100).

Adapula yang menggunakan 0.01. Semakin kecil nilai probabilitasnya, semakin

kecil pula kemungkinan temuan tersebut diperoleh karena disebabkan oleh

peluang

 Jenis-jenis Statistik Inferensi

Terdapat dua jenis statistik inferensial :

1. Statistik Parametrik yaitu teknik yang didasarkan pada asumsi bahwa data

yang diambil mempunyai distribusi normal dan menggunakan data interval

dan rasio.

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
 Uji-t

Uji-t digunakan untuk menentukan apakah 2 kelompok skor memiliki

perbedaan yang signifikan di tingkat probabilitas pilihan. Contohnya, Uji-t

dapat digunakan untuk membandingkan skor membaca pada laki-laki dan

skor membaca pada perempuan di sekolah A.

 Analisis Varians (ANOVA)

Dalam Educational Research (2008), Cresswell mengartikan ANOVA

sebagai teknik statistik yang digunakan untuk perbedaan yang ada pada

lebih dari dua kelompok data. Adapun jenis analisis varians, yakni:

ANOVA sederhana (satu arah) digunakan untuk menentukan apakah skor

dari dua kelompok atau lebih memiliki perbedaan secara signifikan pada tingkat

probabilitasnya. Misalnya, pengukuran prestasi siswa berdasarkan tingkat

ekonominya (tinggi, sedang, dan rendah), dimana tingkat ekonomi sebagai

variabel kelompok dan tingkat ekonomi sebagai variabel dependennya.

Multi comparison adalahpengujian yang melibatkan perhitungan bentuk

istimewa dari uji-t. Setiap kali uji signifikansi dilakukan, tingkat probabilitasnya

kita terima. Misalnya, kita setuju kalau hasil yang akan didapatakan muncul hanya

5 kali kesempatan pada setiap 100 sampel. Hasil tersebut dikatakan bermakna dan

bukan sekedar karena peluang semata.

 ANOVA Multifaktor

Seperti pembahasan kelompok sebelumnya, desain factorial digunakan

untuk meneliti dua variabel bebas atau lebih serta hubungan di antara variabel

tersebut, maka ANOVA multifaktor adalah jenis analisis statistik yang paling

sesuai. Hasilan alisisnya adalah rasioF terpisah untuk setiap variabel bebas dan

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
satu rasio F untuk interaksi. Misalnya, kita ingin mengetahui apakah gender dan

tingkat ekonomi (tinggi, sedang, dan rendah) mempengaruhi prestasi mahasiswa.

ANOVA multifaktor memungkinkan kita untuk menghitung kedua variabel bebas

(gender dan tingkat ekonomi) dan variabel terikat (prestasi; IPK, skor bahasa, skor

matematika, dsb)

 Analysis of Covariance (ANCOVA)

Analisis ini model ANOVA yang digunakan dengan cara berbeda dimana

variabel bebas dihitung dengan memperhatikan rancangan penelitian. Bila

penelitian memiliki 2 variabel bebas atau lebih, maka uji jenis inilah yang cocok

digunakan melalui dua cara yakni: (1) sebagai teknik pengendalian variabel luar

(extraneous variable) serta sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan uji statistik.

ANCOVA bisa digunakan pada penelitian kausal komparatif maupun penelitian

ekperimental yang melibatkan kelompok yang sudah ada dan kelompok yang

dibentuk secara acak, dan (2) ANCOVA digunakan untuk memperkuat uji

statistic dengan memperkecil varians dalam kelompok (error). Kekuatan yang

dimaksudkan adalah kemampuan uji signifikansi untuk mengenali temuan riset

sebenarnya, yang memungkinkan penguji menolak hipotesis 0 (nol) yang salah

 Regresi Jamak

Regresi jamak digunakan pada data berbentuk rasio dan interval. Regresi

jamak menggabungkan variabel yang diketahui secara terpisah untuk

memprediksi (misalnya, hubungan antara) criteria dalam persamaan (rumus)

prediksi atau dikenal dengan Multiple Regression Equation. Regresi jamak

merupakan prosedur analisis untuk penelitian eksperimental, kausal komparatif,

dan korelasional karena teknik ini tidak hanya untuk menentukan apakah ada

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
hubungan antar variable tetapi juga untuk mengetahui besar (kuatnya) hubungan

tersebut. Salah satu jenis regresi jamak adalah step-wise analysis yang

memungkinakn kita memasukkan atau mengeluarkan variabel utama (predicator)

ke dalam persamaan regresi tahap demi tahap. Regresi jamak juda menjadi dasar

analisis jalur yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat interaksi variabel

utama satu sama lain dan berkontribusi pada variabel terikat.

 Korelasi

Menurut Cohen, dkk., Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui tiga

hal pada dua variabel atau dua set data. Pertama, “Apakah ada hubungan antara

dua variabel atau set data”. Bila jawabannya “ya”, maka dua hal berikutnya perlu

kita cari yakni; “Bagaimana arah hubugan tersebut”; dan “Apa yang menjadi

ukurannya?” Hubungan yang dimaksudkan adalah kencenderungan dua variabel

atau set data berbeda secara konsisten. Dalam Solusi Mudah dan Cepat

Menguasai SPSS 17.0 unruk Pengolahan Data Statistik (Wahana Komputer,

2009) dikatakan analisis korelasi dilakukan untuk menunjukkan keeratan

hubungan kausal antara variabel-variabel. Jenis-jenis analisis korelasi, yaitu:

Korelasi sederhana, yaitu , korelasi parsial, dan uji distance.

2. Statistik Non-parametrik

Statistik nonparametrik adalah jenis statistik inferensial yang tidak

mengharuskan data berdistribusi normal dan jenis data yang digunakan adalah

data nominal dan ordinal.

a. Chi Square

Chi Square adalah suatu ukuran menyangkut perbedaan yang terdapat di

antara frekuensi pengamatan dengan frekuensi teoritis/frekuensi harapan yang

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
dinyatakan dengan simbol

b. Uji T untuk Dua Sampel Berpasangan

T-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test,

adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup

yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah

sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran

yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah

treatment.(Sugiyono, 2010)

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah

pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel

dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Sampel berpasangan dapat

berupa :

1. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan

dan sesudah diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah

diberi iklan anggota sampel yang membeli barang lebih banyak daripada

anggota sampel sebelum diberi iklan atau tidak.

2. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu

diberi iklan, sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah

apakah anggota sampel yang diberi iklan memberi barang lebih banyak

atau tidak dari pada yang tidak diberi iklan.

 Fungsi dari Uji T-test dependent

Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua

grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai

sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan

sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap

suatu besaran variabel yang ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui

efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari responden.(

Ridwan, 2009)

 Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :

1. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum

dan sesudah

2. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:

a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)

b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)

c. Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference

= d yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance=1)

(Sugiyono, 2010)

 Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent

1. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara rata-rata 1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif

sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1

memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata

kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih

kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis

awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata

kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

Hipotesis awal ditolak, bila:

|t hitung| > t tabel ( terdapat perbedaan / Ha)

atau:

Hipotesis awal diterima, bila:

|t hitung| <= t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)

 Langkah Menggunakan Uji T – Test Dependent

Menurut Ratih (2014), Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis)

dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:

1. Tetapkan H0 dan H1

2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan

99 %) yang terdapat pada tabel “t”.

3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.

4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.

5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung

dengan “t” tabel.

C. One Way ANOVA dan Two Way ANOVA

Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik analisis

multivariate yang berfungsi untuk membedakan rata-rata lebih dari dua kelompok

data dengan cara membandingkan variansinya. Sedangkan menurut Teguh

Wahyono dalam bukunya, “25 Metode Anlisis dengan menggunakan SPSS 17”

One Way ANOVA merupakan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan

analisis variansi satu arah untuk variabel dependen dengan tipe data kuantitatif

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
dengan sebuah variabel independen sebagai variabel faktor.

Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher (Bapak

Statistika Modern). Dalam praktek, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis

(lebih sering dipakai) maupun pendugaan (estimasi khususnya di bidang genetika

terapan). Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal

dari berbagai macam jenis dan desain penelitian.

Sebelum menguji dengan ANOVA, data harus berdistribusi normal dan

mempunyai varians yang sama. Data yang digunakan pada One Way ANOVA

untuk nilai variabel pada faktor harus integer sedangkan variabel dependen harus

berupa data kuantitatif (tingkat pengukuran interval).Asumsi yang digunakan pada

One Way ANOVA, yaitu setiap kelompok pada sampel acak independen dari

populasi yang normal dan bervarian homogen. Dari output uji Anova akan

diperoleh nilai F hitung. Jika nilai F hitung tidak signifikan, berarti rata-rata

variabel dependen pada tingkat faktor yang ditentukan identik. Jika F hitung

signifikan berarti terdapat perbedaan rata-rata variabel dependen pada tingkat

faktor yang telah ditentukan.

Jika kita menggunakan two way ANOVA kita bisa menguji main effect dan

juga interaction effect dari masing-masing variable independent terhadap variable

dependen. Main effect merupakan pengaruh langsung salah satu variable

independen terhadap variable depenen dengan membandingkan rata-rata skor

pada masing-masing kategori variabel dependen. Sedangkan interaction effect

memberikan gambaran kepada peneliti apakah pengaruh sebuah variable

independen terhadap variabel dependen berlaku untuk variabel dependen lainnya

atau tidak.

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
III. Pengumpulan Data

A. Identifikasi Variabel

1. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi

olehvariabel lain, dalam hal ini variabel terikatnya adalah hasil produksi pupuk

dan hasil tes.

2. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Adapunvariabel yang berpengaruhi dalam hal ini adalah jenis pupuk dan jenis

gender

B. Soal Laporan Resmi

1. Uji Paired Sample T-Test

Seorang petani sayuran sedang melakukan penelitian tentang pengaruh

pupuk terhadap produksi sayuran yang ditanamnya. Maka dilakukan penelitian

dengan menggunakan empat macam pupuk yaitu: pupuk Urea, pupuk Kompos,

pupuk Kandang, dan pupuk Hijau dan diperoleh data (dalam kg/Ha) sebagai

berikut.

Tabel 3.1 Soal Uji Paired Sample T-Test

Data hasil Jumlah Produksi berdasarkan perbedaan Pupuk


Pengamatan Pupuk Urea Pupuk Kompos Pupuk Kandang Pupuk Hijau
1 91 96 95 92
2 90 94 94 90
3 100 95 90 91
4 105 95 92 97
5 98 105 95 96
6 97 97 101 90
7 95 103 99 100
8 90 105 98 102
9 91 104 95 100
10 91 104 93 96
11 99 98 92 97

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Data Pengamatan Pupuk Urea Pupuk Kompos Pupuk Kandang Pupuk Hijau
12 100 97 100 100
13 102 100 102 95
14 96 103 97 94
15 95 100 96 94
16 95 101 101 90
17 90 98 97 96
18 101 105 96 96
19 100 103 97 97
20 92 100 102 100
Pertanyaan :

a. Apakah ada perbedaan jumlah produksi sayuran karena menggunakan

pupuk Urea vs menggunakan pupuk Kompos?

b. Apakah ada perbedaan jumlah produksi sayuran menggunakan pupuk

Kompos vs menggunakan pupuk Kandang?

c. Apakah ada perbedaan jumlah produksi sayuran kerena menggunakan

pupuk Kandang vs menggunakan pupuk Hijau?

2. Uji One Way ANOVA

PT. Mau Sukses sedang melakukan seleksi penerimaan pegawai baru

terdapat 4 jenis seleksi yang akan di ujikan dan pihak perusahaan ingin

mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata yang nyata ingin mengetahui

apakah terdapat perbedaan rata-rata yang nyata antar variabel Gender, untuk

mendapatkan nilai tes yang diujikan.

Tabel 3.2 Soal Uji One Way ANOVA

Gender Tes Tulis Tes Kesehatan Tes Wawancara


Male 70 80 80
Male 80 80 85
Female 75 80 85
Female 85 86 90
Female 87 80 88
Female 78 80 95
Male 75 75 80
Male 80 88 90
Female 80 80 88
Male 78 82 85

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Gender Tes Tulis Tes Kesehatan Tes Wawancara
Female 76 80 86
Female 81 78 81
Female 88 87 87
Male 78 80 78
Female 80 87 77
Female 76 80 78
Male 80 78 80
Male 72 79 80
Female 86 80 80
Male 84 80 80
Pertanyaan :

a. Apakah terdapat perbedaan rata-rata yang nyata antar variabel Gender

untuk mendapatkan nilai Tes Tulis?

b. Apakah terdapat perbedaan rata-rata yang nyata antar variabel Gender

untuk mendapatkan nilai Tes Kesehatan?

c. Apakah terdapat perbedaan rata-rata yang nyata antar variabel Gender

untuk mendapatkan nilai Tes Wawancara?

C. Tabel Pengumpulan Data

1. Uji Paired Sample T-Test

Tabel 3.3 Soal Uji Paired Sample T-Testsetelah dikurangi 5.

Data hasil Jumlah Produksi berdasarkan perbedaan Pupuk


pengamatan Pupuk Urea Pupuk Kompos Pupuk Kandang Pupuk Hijau
1 86 91 90 87
2 85 89 89 85
3 95 90 85 86
4 100 90 87 92
5 93 100 90 91
6 92 92 96 85
7 90 98 94 95
8 85 100 93 97
9 86 99 90 95
10 86 99 88 91
11 94 93 87 92
12 95 92 95 95
13 97 95 97 90
14 91 98 92 89
15 90 95 91 89
16 90 96 96 85
17 85 93 92 91

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Data
Pupuk Urea Pupuk Kompos Pupuk Kandang Pupuk HIjau
pengamatan
18 96 100 91 91
19 95 98 92 92
20 87 95 97 95

2. Uji One Way ANOVA

Tabel 3.4 Soal Uji One Way ANOVAsetelah ditambah 5.

Gender Tes Tulis Tes Kesehatan Tes Wawancara


Male 75 85 85
Male 85 85 90
Female 80 85 90
Female 90 91 95
Female 92 85 93
Female 83 85 100
Male 80 80 85
Male 85 93 95
Female 85 85 93
Male 83 87 90
Female 81 85 91
Female 86 83 86
Female 93 92 92
Male 83 85 83
Female 85 92 82
Female 81 85 83
Male 85 83 85
Male 77 84 85
Female 91 85 85
Male 89 85 85

IV. Pengolahan Data

A. Perhitungan Manual

1. Uji Paired Sample T-Test

a. Uji Paired Sample T-Test Variabel Jumlah Produksi Pupuk Urea dan

Pupuk Kompos.

Tabel 3.5 Jumlah Produksi Pupuk Urea dan Pupuk Kompos.

No. Pupuk Urea Pupuk Kompos


1. 86 91
2. 85 89
3. 95 90

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
No. Pupuk Urea Pupuk Kompos
4. 100 90
5. 93 100
6. 92 92
7. 90 98
8. 85 100
9. 86 99
10. 86 99
11. 94 93
12. 95 92
13. 97 95
14. 91 98
15. 90 95
16. 90 96
17. 85 93
18. 96 100
19. 95 98
20. 87 95

 Mean Jumlah Produksi Pupuk Urea

Mean Pupuk Urea =


 x = (86+85+⋯+87)= 90,90
n 20

Mean Jumlah Produksi Pupuk Kompos

Mean Pupuk Kompos =


 x = (91+89+⋯+95)= 95,15
n 20

 Standar Deviasi Jumlah Produksi Pupuk Urea

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(86−90,90)̅2 +(85−90,90)2 +⋯..+(87−90,90)2


=√ = 4,62
20−1

Standar Deviasi Jumlah Produksi Pupuk Kompos

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(91−95,15)̅2 +(89−95,15)̅2 +⋯..+(95−95,15)2


=√ = 3,72
20−1

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
 SE Mean Jumlah Produksi Pupuk Urea

𝑆𝐷 4,62
𝑆𝐸 = = = 1,03
√𝑁 √20

SE Mean Jumlah Produksi Pupuk Kompos

𝑆𝐷 3,72
𝑆𝐸 = = = 0,83
√𝑁 √20

 Varians gabungan antara keduanya

(𝑛1−1)𝑆𝐷12 + (𝑛2−1)𝑆𝐷2²
Sp2 = (𝑛1+𝑛2)−2

(20−1)4,622 + (20−1)3,72²
= (20+20)−2

= 17,5914

Sp = √17,5914

= 4,19

 T-Hitung

Ẋ1− Ẋ2
T-hitung = 1 1
√𝑠𝑝 [ + ]
𝑛1 𝑛2

90,90−95,15
= 1 1
= -21,25
√4,19[ + ]
20 20

b. Uji Paired Sample T-Test Variabel Jumlah Produksi Pupuk Kompos dan

Pupuk Kandang.

Tabel 3.6 Jumlah Produksi Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang.

No. Pupuk Kompos Pupuk Kandang


1. 91 90
2. 89 89
3. 90 85
4. 90 87
5. 100 90
6. 92 96
7. 98 94
8. 100 93

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
No. Pupuk Kompos Pupuk Kandang
9. 99 90
10. 99 88
11. 93 87
12. 92 95
13. 95 97
14. 98 92
15. 95 91
16. 96 96
17. 93 92
18. 100 91
19. 98 92
20. 95 97

 Mean Jumlah Produksi Pupuk Kompos

Mean Pupuk Urea =


 x = (91+89+⋯+95)= 95,15
n 20

Mean Jumlah Produksi Pupuk Kandang

Mean Pupuk Kompos =


 x = (90+89+⋯+97)= 91,6
n 20

 Standar Deviasi Jumlah Produksi Pupuk Kompos

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(91−95,15)̅2 +(89−95,15)2 +⋯..+(95−95,15)2


=√ = 3,717
20−1

Standar Deviasi Jumlah Produksi Pupuk Kandang

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(90−91,6)2 +(89−91,6)̅2 +⋯..+(97−91,6)2


=√ = 3,485
20−1

 SE Mean Jumlah Produksi Pupuk Kompos

𝑆𝐷 3,717
𝑆𝐸 = = = 0,831
√𝑁 √20

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
SE Mean Jumlah Produksi Pupuk Kandang

𝑆𝐷 3,485
𝑆𝐸 = = = 0,779
√𝑁 √20

 Varians gabungan antara keduanya

(𝑛1−1)𝑆𝐷12 + (𝑛2−1)𝑆𝐷2²
Sp2 = (𝑛1+𝑛2)−2

(20−1)3,7172 + (20−1)3,485²
= (20+20)−2

= 12,98

Sp = √12,98

= 3,60

 T-Hitung

Ẋ1− Ẋ2
T-hitung = 1 1
√𝑠𝑝 [ + ]
𝑛1 𝑛2

95,15−91,60
= 1 1
= 18,68
√3,60 [ + ]
20 20

c. Uji Paired Sample T-Test Variabel Jumlah Produksi Pupuk Kandang dan

Pupuk Hijau.

Tabel 3.7 Jumlah Produksi Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.

No. Pupuk Kandang Pupuk Hijau


1. 90 87
2. 89 85
3. 85 86
4. 87 92
5. 90 91
6. 96 85
7. 94 95
8. 93 97
9. 90 95
10. 88 91
11. 87 92
12. 95 95
13. 97 90
14. 92 89

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
No Pupuk Kandang Pupuk Hijau
15. 91 89
16. 96 85
17. 92 91
18. 91 91
19. 92 92
20. 97 95
 Mean Jumlah Produksi Pupuk Kandang

Mean Pupuk Urea =


 x = (90+89+⋯+97)= 91,60
n 20

Mean Jumlah Produksi Pupuk Hijau

Mean Pupuk Kompos =


 x = (87+85+⋯+95)= 90,65
n 20

 Standar Deviasi Jumlah Produksi Pupuk Kandang

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(90−91,60)̅2 +(89−91,60)2 +⋯..+(97−91,60)2


=√ = 3,485
20−1

Standar Deviasi Jumlah Produksi Pupuk Hijau

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(87−90,65)2 +(87−90,65)̅2 +⋯..+(95−90,65)2


=√ = 3,689
20−1

 SE Mean Jumlah Produksi Pupuk Kandang

𝑆𝐷 3,485
𝑆𝐸 = = = 0,779
√𝑁 √20

SE Mean Jumlah Produksi Pupuk Hijau

𝑆𝐷 3,689
𝑆𝐸 = = = 0,825
√𝑁 √20

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
 Varians gabungan antara keduanya

(𝑛1−1)𝑆𝐷12 + (𝑛2−1)𝑆𝐷2²
Sp2 = (𝑛1+𝑛2)−2

(20−1)3,4852 + (20−1)3,689²
= (20+20)−2

= 12,88

Sp = √12,88

= 3,59

 T-Hitung

Ẋ1− Ẋ2
T-hitung = 1 1
√𝑠𝑝 [ + ]
𝑛1 𝑛2

91,60−90,65
= 1 1
= 5
√3,59 [ + ]
20 20

2. One Way ANOVA

a. Gender dan Tes Tulis

Tabel 3.8 Data Gender dan Tes Tulis

Gender Tes Tulis


Male 75
Male 85
Female 80
Female 90
Female 92
Female 83
Male 80
Male 85
Female 85
Male 83
Female 81
Female 86
Female 93
Male 83
Female 85
Female 81
Male 85
Male 77
Female 91
Male 89

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Tabel 3.9 Penggolongan Data Gender dan Tes Tulis

Gender Tes Tes Gender Tes Tes


Male Tulis Tulis2 Female Tulis Tulis2
1 75 5625 2 80 6400
1 85 7225 2 90 8100
1 80 6400 2 92 8464
1 85 7225 2 83 6889
1 83 6889 2 85 7225
1 83 6889 2 81 6561
1 85 7225 2 86 7396
1 77 5929 2 93 8649
1 89 7921 2 85 7225
2 81 6561
2 91 8281
Σx Σx2 Σx Σx2
Total Total
742 550564 947 896809
Nb : 1 = Male, 2 = Female

 Mean Male =
 x = (75+85+⋯+89)= 82,4
n 9

Mean Female =
 x = (80+90+⋯+91)= 86,09
n 11

 Standar Deviasi Male

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(75−82,4)̅2 +(85−82,4)2 +⋯..+(89−82,4)2


=√ = 4,39
9−1

Standar Deviasi Female

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(80−86,09)2 +(90−86,90)̅2 +⋯..+(91−86,90)2


=√ = 4,72
11−1

 SE Mean Male

𝑆𝐷 4,39
𝑆𝐸 = = = 1,46
√𝑁 √9

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
SE Mean Female

𝑆𝐷 4,72
𝑆𝐸 = = = 1,42
√𝑁 √11

 Fhitung :

Tabel 3.10 Tabel Fhitung Gender dan Tes Tulis

Sumber Variasi Dk JK KT F
Rata – rata 1 Ry R = Ry / 1

Antar Kelompok k–1 Ay A = Ay / (k – 1) A/D

Dalam Kelompok  n - 1
i
Dy D = Dy /  n - 1
i

Total n i Y 2 - -
Keterangan :

(ΣXFemale+ΣXMale)²
Ry = 𝜂

(ΣXFemale)² (ΣXMale)²
Ay = + - Ry
𝜂 Female 𝜂 Male

Ey² = (ΣXFemale)² + (ΣXMale)²

Dy = ƩY²-Ry-Ay

Maka :

Ʃ Female = 947

Ʃ Male = 742

(947+742)2
Ry = = 142636,1
20

(947)2 (742)2
Ay = + – 142636,1 = 65,77
11 9

∑y2 = 9472+7422= 896809 + 550564 = 1447373

Dy = 1447373– 142636,61 – 65,77 = 1304670,62

antar kelompok −495526,82


Fhitung= dalam kelompok = = -6,97
71018,65

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Tabel 3.12 Data Fhitung Gender dan Tes Tulis

Sumber Variasi Dk JK KT F
Rata – rata 1 142636,1 142636,1 65,77
Antar Kelompok 1 65,77 65,77
Dalam Kelompok 18 1304670,62 72481,7 72481,7
Total 20 1447373 - 9,1
b. Gender dan Tes Kesehatan

Tabel 3.13 Data Gender dan Tes Kesehatan

Gender Tes Kesehatan


Male 85
Male 85
Female 85
Female 91
Female 85
Female 85
Male 80
Male 93
Female 85
Male 87
Female 85
Female 83
Female 92
Male 85
Female 92
Female 85
Male 83
Male 84
Female 85
Male 85
Tabel 3.14 Penggolongan Data Gender dan Tes Kesehatan

Gender Tes Tes Gender Tes Tes


Male Kesehatan Kesehatan2 Female Kesehatan Kesehatan2
1 85 7225 2 85 7225
1 85 7225 2 91 8281
1 80 6400 2 85 7225
1 93 8649 2 85 7225
1 87 7569 2 85 7225
1 85 7225 2 85 7225
1 83 6889 2 83 6889
1 84 7056 2 92 8464
1 85 7225 2 92 8464
2 85 7225
2 85 7225
Σx Σx2 Σx Σx2
Total Total
767 588289 953 908209
Nb : 1 = Male, 2 = Female

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
 Mean Male =
 x = (85+85+⋯+85) = 85,2
n 9

Mean Female =
 x = (85+91+⋯+85)= 86,63
n 11

 Standar Deviasi Male

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(85−85,2)̅2 +(85−85,2)2 +⋯..+(85−85,2)2


=√ = 3,49
9−1

Standar Deviasi Female

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(85−86,63)2 +(91−86,63)̅2 +⋯..+(85−86,63)2


=√ = 3,29
11−1

 SE MeanMale

𝑆𝐷 3,49
𝑆𝐸 = = = 1,16
√𝑁 √9

SE MeanFemale

𝑆𝐷 3,29
𝑆𝐸 = = = 0,99
√𝑁 √11

 Fhitung :

Tabel 3.15 Tabel Fhitung Gender dan Tes Kesehatan

Sumber Variasi Dk JK KT F
Rata – rata 1 Ry R = Ry / 1

Antar Kelompok k-1 Ay A = Ay / (k – 1) A/D

Dalam Kelompok Ʃ (𝑛𝑖 −1) Dy D = Dy /  n - 1


i

Total
Ʃ 𝑛𝑖 Y 2 - -

Keterangan :

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
(ΣXFemale+ΣXMale)²
Ry = 𝜂

(ΣXFemale)² (ΣXMale)²
Ay = + - Ry
𝜂 Female 𝜂 Male

Ey² = ΣXFemale² + ΣXMale²

Dy = ƩY²-Ry-Ay

Maka :

Ʃ Female = 953

Ʃ Male = 767

(953+767)2
Ry = = 147920
20

(953)2 (767)2
Ay = + – 147920 = 9,9
11 9

∑y2 = 9532+7672 = 1496498

Dy = 1496498 – 147920 – 9,9 = 1348568,1

antar kelompok 9,9


Fhitung= dalam kelompok = 74920,5 = 1,321

Tabel 3.16 Data Fhitung Gender dan Tes Kesehatan

Sumber Variasi Dk JK KT F
Rata – rata 1 147920 147920 9,9
Antar Kelompok 1 9,9 9,9
Dalam Kelompok 18 1348568,1 74920,5 74920,5
Total 20 1496498 - 1,321
c. Gender dan Tes Wawancara

Tabel 3.17 Data Gender dan Tes Wawancara

Gender Tes Wawancara


Male 85
Male 90
Female 90
Female 95
Female 93
Female 100
Male 85
Male 95

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Gender Tes Wawancara
Female 93
Male 90
Female 91
Female 86
Female 92
Male 83
Female 82
Female 83
Male 85
Male 85
Female 85
Male 85
Tabel 3.18 Penggolongan Data Gender dan Tes Wawancara

Gender Tes Tes Gender Tes Tes


Male Wawancara Wawancara2 Female Wawancara Wawancara2
1 85 7225 2 90 8100
1 90 8100 2 95 9025
1 85 7225 2 93 8649
1 95 9025 2 100 10000
1 90 8100 2 93 8649
1 83 6889 2 91 8281
1 85 7225 2 86 7396
1 85 7225 2 92 8464
1 85 7225 2 82 6724
2 83 6889
2 85 7225
Σx Σx2 Σx Σx2
Total Total
783 613089 990 980100
Nb : 1 = Male, 2 = Female

 Mean Male =
 x = (85+90+⋯+85) = 87
n 9

Mean Female =
 x = (90+95+⋯+85)= 90
n 11

 Standar Deviasi Male

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(85−87)̅2 +(90−87)2 +⋯..+(85−87)2


=√ = 3,841
9−1

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Standar Deviasi Female

̅̅̅2
∑(𝑥𝑖−𝑥)
SD =√ 𝑛−1

∑(90−90)2 +(95−90)̅2 +⋯..+(85−90)2


=√ = 5,495
11−1

 SE MeanMale

𝑆𝐷 3,841
𝑆𝐸 = = = 1,28
√𝑁 √9

SE MeanFemale

𝑆𝐷 5,495
𝑆𝐸 = = = 1,66
√𝑁 √11

 Fhitung :

Tabel 3.19 Tabel Fhitung Gender dan Tes Wawancara

Sumber Variasi Dk JK KT F
Rata – rata 1 Ry R = Ry / 1

Antar Kelompok k–1 Ay A = Ay / (k – 1) A/D

Dalam Kelompok  n - 1
i
Dy D = Dy /  n - 1
i

Total n i Y 2 - -

Keterangan :

(ΣXFemale+ΣXMale)²
Ry = 𝜂

(ΣXFemale)² (ΣXMale)²
Ay = + - Ry
𝜂 Female 𝜂 Male

Ey² = ΣXFemale² + ΣXMale²

Dy = ƩY²-Ry-Ay

Maka :

Ʃ Female = 990

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Ʃ Male = 783

(990+783)2
Ry = = 157176,5
20

(990)2 (783)2
Ay = + – 157176,5 = 44,5
11 9

∑y2 = 9902+7832 = 1593189

Dy = 1593189 – 157176,5 – 44,5 = 1435968

antar kelompok 44,5


Fhitung= dalam kelompok = 79776 = 5,58

Tabel 3.20 Data Fhitung Gender dan Tes Wawancara

Sumber Variasi Dk JK KT F
Rata – rata 1 157176,5 157176,5
Antar Kelompok 1
44,5
44,5 44,5
Dalam Kelompok 18 1435968 79776 79776
Total 20 1593189 - 5,58

B. Print Out dan Analisa Output

1. Uji Paired Sample T-Test

a. Jumlah Produksi Pupuk Urea dan Pupuk Kompos.

Gambar 3.1 Uji Paired Sample T-TestHasil Produksi Pupuk Urea dan Pupuk

Kompos

Analisa :

Hipotesa :

H0 = Tidak ada perbedaan hasil produksi Pupuk Urea vs Pupuk Kompos

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
H1 = Ada perbedaan hasil produksi Pupuk Urea vs Pupuk Kompos

Parameter :

t hitung ≤ t value = H0 diterima

t hitung > t table = H0 ditolak

P_value ≥ 0,05 = H0 diterima

P_value < 0,05 = H0 ditolak

Perhitungan tabel

Ttabel = df = ( n-k ) = 40–2 = 38

Ttabel = 100% - (1/2 α)

Ttabel = 1 - 0,025

Ttabel = 0,975

𝑋−𝑋1 𝑌−𝑌1
Interpolasi = =
𝑋2 −𝑋1 𝑌2 −𝑌1

38−30 𝑌−2,01
= =
40 −30 2,02 −2,01

ttabel (0,975,38) =2,019

Luas ½ α Luas ½ α

Daerah
Daerah Penerimaan Ho Daerah
Penolakan Ho Penolakan Ho
-3,01 -2,019 2,019

Gambar 3.2 Kurva Paired Sample T-Test Pupuk Urea dan Pupuk Kompos.

Kesimpulan:

Karena t hitung ≤ t table yaitu -3,01≤ -2,019 maka H0 ditolak, dan P_value

≤0,05 yaitu 0,007≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti adanyaperbedaan

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
hasil produksi Pupuk Urea vs Pupuk Kompos.

b. Jumlah Produksi Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang.

Gambar 3.3 Uji Paired Sample T-Test Hasil Produksi Pupuk Kompos dan

Kandang.

Analisa :

Hipotesa :

H0 = Tidak ada perbedaan hasil produksi Pupuk Kompos dan Kandang

H1 = Ada perbedaan hasil produksi Pupuk Kompos dan Kandang

Parameter :

t hitung ≤ t value = H0 diterima

t hitung > t table = H0 ditolak

P_value ≥ 0,05 = H0 diterima

P_value < 0,05 = H0 ditolak

Perhitungan tabel

Ttabel = df = ( n-k ) = 40–2 = 38

Ttabel = 100% - (1/2 α)

Ttabel = 1 - 0,025

Ttabel = 0,975

𝑋−𝑋1 𝑌−𝑌1
Interpolasi = =
𝑋2 −𝑋1 𝑌2 −𝑌1

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
38−30 𝑌−2,01
= =
40 −30 2,02 −2,01

ttabel (0,975,38) =2,019

Luas ½ α Luas ½ α

Daerah
Daerah Penerimaan Ho Daerah
Penolakan Ho Penolakan Ho
-2,019 2,019 3,51

Gambar 3.4 Kurva Paired Sample T-Test Pupuk Kompos dan Pupuk

Kandang.

Kesimpulan:

Karena t hitung ≥ t table yaitu 3,51≥2,019 maka H0 ditolak, dan P_value

≤ 0,05 yaitu 0,002≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti adanyaperbedaan

hasil produksi Pupuk Kompos vs Pupuk Kandang.

c. Jumlah Produksi Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.

Gambar 3.5 Uji Paired Sample T-Test Hasil Produksi Pupuk Kompos dan

Kandang.

Analisa :

Hipotesa :

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
H0 = Tidak ada perbedaan hasil produksi Pupuk Kompos dan Kandang

H1 = Ada perbedaan hasil produksi Pupuk Kompos dan Kandang

Parameter :

t hitung ≤ t value = H0 diterima

t hitung > t table = H0 ditolak

P_value ≥ 0,05 = H0 diterima

P_value < 0,05 = H0 ditolak

Perhitungan tabel

Ttabel = df = ( n-k ) = 40–2 = 38

Ttabel = 100% - (1/2 α)

Ttabel = 1 - 0,025

Ttabel = 0,975

𝑋−𝑋1 𝑌−𝑌1
Interpolasi = =
𝑋2 −𝑋1 𝑌2 −𝑌1

38−30 𝑌−2,01
= =
40 −30 2,02 −2,01

ttabel (0,975,38) =2,019

Luas ½ α Luas ½ α

Daerah
Daerah Daerah
Penerimaan Ho
Penolakan Ho Penolakan Ho

-2,019 0,90 2,019

Gambar 3.6 Kurva Paired Sample T-Test Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.

Kesimpulan:

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Karena t hitung ≤ t table yaitu 0,90 ≤ 2,019 maka H0 diterima, dan

P_value≥ 0,05 yaitu 0,377≥ 0,05 maka H0 diterima, yang berarti tidak

adanya perbedaan hasil produksi Pupuk Kandang vs Pupuk Hijau.

2. One Way ANOVA

a. Gender dan Tes Tulis

Gambar 3.7 Uji One Way ANOVA Gender dan tes tulis

Analisa :

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
DF Pembilang = 1

DF Penyebut = 18

F-tabel = 4,41 = (Daftar I)

Hipotesa :

Ho = Tidak ada pengaruh antara gender terhadap tes tulis

H1 = Ada pengaruh antara gender terhadap tes tulis

Parameter :

F hitung ≤ F tabel = Ho diterima

F hitung > F tabel = Ho ditolak

P_value ≥ 0,05 = Ho diterima

P_value < 0,05 = Ho ditolak

Daftar i

Luas ½ α Luas ½ α

Daerah
Daerah Daerah
Penerimaan Ho
Penolakan Ho Penolakan Ho

-4,41 3,41 4,41

Gambar 3.8 Grafik Uji One Way Anova Gender dan Tes Tulis

Kesimpulan

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 3,41<4,41 dan P_value > 0,05 yaitu

0,093>0,05 sehingga Ho diterima. Maka tidak ada pengaruh antara gender

terhadap tes tulis.

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
b. Gender dan Tes Kesehatan

Gambar 3.9 Uji One Way ANOVA Gender dan Tinggi Kesehatan

Analisa :

DF Pembilang = 1

DF Penyebut = 18

F-tabel = 4,41 = (Daftar I)

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Hipotesa :

Ho = Tidak ada pengaruh antara gender terhadap tes kesehatan

H1 = Ada pengaruh antara gender terhadap tes kesehatan

Parameter :

F hitung ≤ F tabel = Ho diterima

F hitung > F tabel = Ho ditolak

P_value ≥ 0,05 = Ho diterima

P_value < 0,05 = Ho ditolak

Daftar i

Luas ½ α
Luas ½ α

Daerah Daerah Daerah


Penolakan Ho Penerimaan Ho Penolakan Ho

-4,41 0,86 4,41

Gambar 3.10 Grafik Uji One Way Anova Gender dan Tes Kesehatan

Kesimpulan

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 0,86<4,41 dan P_value > 0,05 yaitu 0,365

>0,05 sehingga Ho diterima. Maka tidak ada pengaruh antara gender

terhadap tes kesehatan.

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
c. Gender dan Tes Wawancara

Gambar 3.11 Uji One Way ANOVA Gender dan Tinggi Wawancara

Analisa :

DF Pembilang = 1

DF Penyebut = 18

F-tabel = 4,41 = (Daftar I)

Hipotesa :

Ho = Tidak ada pengaruh antara gender terhadap tes wawancara

H1 = Ada pengaruh antara gender terhadap tes wawancara

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Parameter :

F hitung ≤ F tabel = Ho diterima

F hitung > F tabel = Ho ditolak

P_value ≥ 0,05 = Ho diterima

P_value < 0,05 = Ho ditolak

Daftar i

Luas ½ α Luas ½ α

Daerah
Daerah Daerah
Penerimaan Ho
Penolakan Ho Penolakan Ho

-4,41 1,91 4,41

Gambar 3.12 Grafik Uji One Way Anova Gender dan Tes Wawancara

Kesimpulan

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 01,91<4,41 dan P_value > 0,05 yaitu 0,184

>0,05 sehingga Ho diterima. Maka tidak ada pengaruh antara gender

terhadap tes wawancara.

V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

 Paired Sample T-test

Untuk Paired Sample T-test hasil produksi Pupuk Urea vs Pupuk

Komposdidapatkan t hitung ≤ t table yaitu -3,01 ≤ -2,019 maka H0 ditolak, dan

P_value ≤ 0,05 yaitu 0,007 ≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti adanyaperbedaan

hasil produksi Pupuk Urea vs Pupuk Kompos. Sedangkan untuk Paired Sample T-

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
test hasil produksi Pupuk Kompos vs Pupuk Kandang didapatkan t hitung ≥ t

table yaitu 3,51≥2,019 maka H0 ditolak, dan P_value ≤ 0,05 yaitu 0,002≤ 0,05

maka H0 ditolak, yang berarti adanyaperbedaan hasil produksi Pupuk Kompos vs

Pupuk Kandang. Sedangkan untuk Paired Sample T-test hasil produksi Pupuk

Kandang vs Pupuk Hijau didapatkan t hitung ≤ t table yaitu 0,90 ≤ 2,019 maka

H0 diterima, dan P_value≥ 0,05 yaitu 0,377≥ 0,05 maka H0 diterima, yang

berarti tidak adanyaperbedaan hasil produksi Pupuk Kandang vs Pupuk Hijau.

 One Way ANOVA

Untuk One Way ANOVA gender dan tes tulis didapatkan Fhitung < Ftabel

yaitu 3,41<4,41 dan P_value > 0,05 yaitu 0,093 >0,05 sehingga Ho diterima.

Maka tidak ada pengaruh antara gender terhadap tes tulis. Sedangkan untuk One

Way ANOVA gender dan tes kesehatan didapatkan Fhitung < Ftabel yaitu

0,86<4,41 dan P_value > 0,05 yaitu 0,365 >0,05 sehingga Ho diterima. Maka

tidak ada pengaruh antara gender terhadap tes kesehatan. Sedangkan untuk One

Way ANOVA gender dan tes wawancara didapatkan Fhitung < Ftabel yaitu

01,91<4,41 dan P_value > 0,05 yaitu 0,184 >0,05 sehingga Ho diterima. Maka

tidak ada pengaruh antara gender terhadap tes wawancara.

B. Saran

Adapun saran pada laporan ini antara lain :

1. Untuk pengambilan data pada modul ini diharapkan agar lebih teliti dan

tepat dalam membaca data yang tersedia.

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
2. Penggunaan bahasa dan ejaan pada modul ini agar kedepannya lebih

disempurnakan.

3. Data yang diberikan pada modul ini agar lebih bervariasi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. "Pengertian Statistik Secara Umum". :

http://rocketmanajemen.com/definisi-statistik/ yang diakses pada tanggal

08 Februari 2018 pukul 06.15 WIB

Anonim. 2018. "Statistik Inferensial". :

https://www.academia.edu/10405577/makalah_t_test_dependent yang

diakses pada tanggal 9 Maret 2018

Boediono, Dr, Wayan Kaester, dr, Ir. MM. 2013. “Teori dan Aplikasi Statistika

dan Probabilicat”, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung

Sholihah, Ina. 2014. "t test dependent". :

https://www.academia.edu/10405577/makalah_t_test_dependent yang

diakses pada tanggal 8 Maret 2018

Nasrul, Setiawan.2013. “Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan


(dependent) parametrik” (online),
(http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/Pengujian-Perbedaan-Rata-
rata-Dua-kelompok-berpasangan-dependent-parametrik.html, diakses
tanggal 7 Maret 2018)
Naulita, Ira. 2014. "Statistik Anova". :

https://www.academia.edu/10723274/Makalah_Statistik_ANOVA yang

diakses pada tanggal 9 Maret 2018

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12
Spiegel, Murray R. dan Larry J. Stephens. Statistik. Edisi Ketiga. (Terjemahan

oleh Wiwit Kastawan ST, MT, M.Sc dan Irzam Harmein, ST). Erlangga.

Jakarta. 2014

Walpole, Ronald. 2013. "Pengantar Statistika". Jakarta : PT Gramedia Pustaka

LABORATORIUM OPTIMASI DAN STATISTIK INDUSTRI


MODUL 3 (STATISTIK INFERENSI)
RABU / MEJA 12

Вам также может понравиться