Вы находитесь на странице: 1из 8

RITUAL BUDAYA INDIA DENGAN MELEMPAR BAYI DARI

ATAS KUIL

KELOMPOK IV

 SISKA 21806277
 ENNY APRILIANI 21806221
 KURNIATI ARSYIK 21806231
 NUR INDAH INSANI 21806241
 EDI KRISTIADI 21806220

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI ILMU KEPERAWATAN

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
India merupakan sebuah wilayah yang memiliki latar belakang historis
nilai-nilai religi cukup panjang,disini lahir berbagai macam aliran filsafat
danagama. Seperti pada umumnya masyarakat tradisional dahulu sistem kepercayaan
awal yang berkembang di India adalah animisme dinamisme yang
k e m u d i a n berkembang menjadi agama-agama yang kita kenal sebagai Veda, Hindu,
Budha, dan Jainisme . periode ini dikenal juga sebagai periode klasik pembabakan
agamad i I n d i a , a d a p u n m a s u k n y a I s l a m d a n k r i s t e n m e r u p a k a n
b a b a k b a r u d a l a m sejarah perkembangan agama di India atau sering disebut
sebagai periode modern. kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan India penuh dengan sinkretisme dan pluralisme budaya. Kebudayaan ini
terus menyerap adat istiadat, tradisi, dan pemikiran dari penjajah, dan imigran sambil
terus mempertahankan tradisi yang sudah mapan, dan menyebarluaskan budaya India ke
tempat-tempat lain di Asia. Kebudayaan tradisional India memiliki hirarki sosial yang
relatif ketat. Sejak usia dini, anak-anak diajari tentang peran, dan kedudukan mereka
dalam masyarakat. Tradisi ini diperkuat dengan kepercayaan kepada dewa-dewa, dan roh
yang dianggap berperan penting, dan tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Dalam
sistem kasta di India ditetapkan stratifikasi sosial, dan pembatasan dalam kehidupan
sosial di anak benua India. Kelas-kelas sosial dibentuk oleh ribuan kelompok herediter
yang mempraktikkan endogami, yang umum disebut jāti atau kasta.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kebudayaan India
Dari segi budaya, India juga mempunyai kebudayaan yang unik, khas dan menarik
yang tak kalah dengan kebudayaan dari negara lain. Kebudayaan India penuh dengan
sinkretisme dan pluralisme budaya. Kebudayaan ini terus menyerap adat istiadat, tradisi,
dan pemikiran dari penjajah, dan imigran sambil terus mempertahankan tradisi yang
sudah mapan, dan menyebarluaskan budaya India ke tempat-tempat lain di Asia.
Kebudayaan tradisional India memiliki hirarki sosial yang relatif ketat. Sejak usia dini,
anak-anak diajari tentang peran, dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Tradisi ini
diperkuat dengan kepercayaan kepada dewa-dewa, dan roh yang dianggap berperan
penting, dan tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Dalam sistem kasta di India
ditetapkan stratifikasi sosial, dan pembatasan dalam kehidupan sosial di anak benua
India. Kelas-kelas sosial dibentuk oleh ribuan kelompok herediter yang mempraktikkan
endogami, yang umum disebut jāti atau kasta.

Kebudayaan yang masih melekekat di India yaitu sangat menghargai nilai-nilai


kekeluargaan tradisional. Walaupun demikian, rumah-rumah di perkotaan sekarang lebih
sering hanya didiami oleh keluarga inti. Hal ini disebabkan keterbatasan ekonomi, dan
sosial untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga besar. Di kawasan pedesaan masih
umum dijumpai anggota keluarga dari tiga hingga empat generasi yang tinggal di bawah
satu atap. Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga sering diselesaikan secara
patriarkisme. Mayoritas terbesar orang India menikah setelah dijodohkan oleh orang tua
mereka atau anggota keluarga yang dituakan, namun dengan persetujuan pengantin pria,
dan pengantin wanita. Pernikahan dipandang sebagai ikatan seumur hidup, dan angka
perceraian sangat rendah. Walaupun demikian, pernikahan dini masih merupakan tradisi
yang umum. Separuh dari populasi wanita India menikah sebelum mencapai usia 18
tahun yang merupakan usia dewasa menurut hukum.
Setiap negara di dunia pasti memiliki keunikan budaya dan tradisi masing-masing.
Ada tradisi yang unik, sakral, namun juga ada ada negara yang memiliki ritual
kepercayaan aneh dan dinilai cukup ekstrim. Seperti tradisi yang ada di India Barat. Di
negara Taj Mahal ini, ada sebuah ritual aneh yang membuat para turis dan warga dunia
yang menyaksikannya terheran-heran. Ritual 'nyeleneh' tersebut adalah ritual
melemparkan bayi dari atas kuil. Bayi yang berusia beberapa bulan hingga dua tahun
akan dilemparkan dari atas balkon setinggi 15 meter. Hal ini dipercaya oleh warga India
dapat memberikan keberuntungan dan kesehatan kepada sang bayi. Saat hendak dilempar,
bayi tersebut akan dipegang kaki dan tangannya dan diayunkan terlebih dahulu layaknya
sebuah keranjang. Sedangkan sang ibu sudah menunggu di bawah balkon bersama warga
setempat sambil membentangkan kain selimut untuk menangkap si bayi. Bayi yang
menangis histeris akibat merasa kaget tersebut akan disambut dengan sorak sorai dan
tepukan kegembiraan dari semua orang yang ada di bawah. Sebelum dikembalikan pada
pelukan ibunya untuk ditenangkan, sang bayi akan digendong secara bergiliran oleh
semua orang yang ada disekitarnya.

Meski ritual ini terdengar kejam, namun tradisi ini sudah dilestarikan sejak 700 tahun
lalu oleh penduduk di India Barat. Hal ini dipicu akan tingginya angka kematian bayi di
negara ini, sehingga penduduk yang beragama Hindu dan Muslim bersama-sama
melaksanakan ritual ini untuk 'menjaga' anak mereka. Mereka berharap sang anak akan
mendapat umur panjang, nasib baik, dan membawa kesejahteraan bagi keluarganya. Hal
ini juga dipercaya sebagai bagian dari kewajiban agama mereka.

Tradisi lempar bayi ini jamak dilakukan pada daerah perdesaan India seperti
wilayah Maharashtra dan desa Harangal. Sebenarnya, tradisi ini telah dilarang oleh
pemerintah dan komnas perlindungan hak anak di India, namun warga setempat seolah
tak mengindahkan larangan ini. Sepanjang sejarah tradisi yang satu ini dilakukan,
uniknya tak ada satu pun bayi yang diketahui cedera atau celaka akibat menjalankan
ritual.
Di India setiap tahunnya terdapat lebih dari seratus bayi dilempar dari atap kuil ke
kerumunan yang ada di bawahnya. Bayi-bayi tak berdosa itu dilempar dari ketinggian
puluhan meter di mana sekelompok pria sudah menunggu di bawah dengan kain untuk
menangkap bayi itu. ritual aneh ini sudah dilaksanakan sejak 500 tahun yang lalu. Bayi
yang baru berusia beberapa bulan akan dilempar dari atas Kuil Sri Santeswar. Tujuan
ritual yang berlangsung pada minggu pertama Desember untuk mendatangkan kesehatan,
kemakmuran, dan keberuntungan bagi si bayi. Tiap tahun ada lebih dari 200 bayi
dilempar dari ketinggian 50 kaki.

Sebelum dilempar dari ketinggian 15 meter ke kain dibawahnya, bayi-bayi yang


belum genap berusia 2 tahun ini diguncang-guncangkan dulu badannya. Ada yang
menangis, ada yang tegang, tapi semuanya selamat saat dilempar.
Pada saat melakukan ritual, sang bayi yang belum genap berusia 2 tahun akan
diangkat di atas balkon, dipegang kaki dan tangannya, tampak seperti memegang
keranjang, kemudian diayun-ayunkan ke udara. Di bawah balkon, sudah ada 14 hingga
15 orang yang menunggu sambil menyerukan nyanyian berupa puji-pujian kepada Tuhan.
Bayi terlihat menjerit dan meratap, tapi tepat dibawahnya sekelompok orang tersebut
menunggu dengan memegang kain selimut. Setelah memantul di atas selimut, bayi
ditangkap oleh seorang pria dan diserahkan kepada ibunya. Dibutuhkan beberapa menit
sebelum bayi bisa pulih dari guncangan.

Ritual mengerikan itu dipercaya dapat mendatangkan berkah bagi pasangan yang
menikah. Selain itu, diyakini juga pasangan tersebut bisa memiliki banyak anak. Lantaran
sifatnya yang berbahaya, pemerintah India berencana melarang ritual yang kerap
dilakukan di bagian selatan wilayah Karnataka itu.

C. Hubungan Ritual tersebut dengan Kesehatan

Ritual ini sering mendapat kecaman dari beberapa pihak lantaran dianggap tidak
manusiawi dan sangat berbahaya. Tetapi, meski kecaman datang bertubi-tubi namun umat
Hindu di sana tak bergeming. Mereka yakin kalau ritual ini harus dilakukan. Bayi-bayi
yang ditempatkan pada situasi berbahaya ini akan tumbuh menjadi manusia kuat padahal
tidak sedikit yang mengalami cidera.

Pada dasarnya, kepala bayi dan batita masih lunak dan dalam tahap perkembangan,
benturan sedikit saja bisa mengakibatkan luka yang kelihatannya gawat. Bayi mungkin
akan mengalami benjol, memar, atau lecet. Luka seperti ini biasanya hilang dalam waktu
seminggu. Sementara itu, jika benturannya sangat keras dan serius, bayi kemungkin besar
akan mengalami luka dalam. Luka dalam meliputi tengkorak retak atau patah, pembuluh
darah pecah, atau kerusakan pada otak. Dalam beberapa kasus, luka dalam yang juga
dikenal dengan istilah trauma pada kepala (gegar) bisa berakibat fatal.
D. Inovasi Penawaran Solusi yang Patut Diberikan

Bayi belum memiliki kendali dan koordinasi yang sempurna. Maka kecelakaan
seperti jatuh, luka memar, atau ada lecet pada anggota tubuhnya akan berdampak fatal
jika diabiarkan.

Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan anak bukanlah dengan cara melakukan
ritual-ritual yang justru akan membuat trauma, cedera dan sebagainya. Sehingga
penawaran solusi yang patut diberikan kepada orang tua tersebut adalah :

1. Penuhi asupan nutrisi pada bayi

Pemberian asupan nutrisi yang tepat merupakan kunci menjaga kesehatan


anak secara keseluruhan, bukan dengan cara melakukan ritual-ritual yang
menyeleneh. Mengatur nutrisi dalam makanan tidaklah sulit. Orangtua bisa
memulainya dengan menerapkan pola makan seimbang yang mengandung
protein, karbohidrat, dan lemak baik dari buah ataupun sayuran.

2. Tidak terlalu membatasi ruang gerak bayi

Selain belajar melalui pancaindra, bayi juga membutuhkan ruang gerak untuk
melatih kemampuan motoriknya. Karena itu, orang tua harusberusaha untuk tidak
membatasi ruang gerak bayi.

3. Menjaga kesehatan bayi

Cara ini memang sangat luas, mulai dari melakukan imunisasi sampai
membentuk kebiasaan sehari-hari yang sehat. Misalnya, orangtua perlu
memandikan bayi dan mengganti bajunya secara rutin. Orangtua juga perlu untuk
membersihkan tangan ketika akan memegang bayi, terutama pada ibu yang
menyusuinya. Menjaga kesehatan bayi sangat dibutuhkan karena daya tahan
tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Tubuhnya lebih rentan terhadap pengaruh
kuman dan virus sehingga menjaga kebersihan tempat tinggal harus menjadi
prioritas utama para orang tua.
4. Membangun hubungan dekat dengan bayi

Sebagai orangtua harus membangun hubungan dekat dengan bayi, karena


bayi akan belajar tentang hal-hal di sekelilingnya, termasuk siapa saja yang
berinteraksi dengannya. orangtua perlu untuk sering-sering menggendong,
mengajaknya berbicara atau menyentuh bayi. Dengan cara tersebut, ia akan
merasa familiar dengan orang-rang yang mendekatinya.

5. Mencatat pertumbuhan dan perkembangan bayi

Bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat. Bukan hanya


bagian luar tubuh yang tumbuh, bayi juga mengalami perkembangan otak sampai
80% dalam usia dua tahun pertama. Orangtua perlu mencatat semua perubahan
yang terjadi pada bayi. Tujuannya agar orangtua tahu apakah perubahan tersebut
wajar terjadi pada bayi seusianya atau tidak.

Вам также может понравиться