Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 20
AKUNTANSI SEWA
(AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH BERBASIS PSAK)
DISUSUN OLEH :
LISA VIVIANTI (1662201025)
DWI INDAH SEPTIANA (1662201031)
KELAS 4C AKUNTANSI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Bab 20 yang berjudul “Akuntansi Sewa”
tepat pada waktunya.
Ringkasan ini kami susun untuk memenuhi tugas dari dosen pengajar mata kuliah
Akuntansi Keuangan 2.
Penyusun menyadari, bahwa ringkasan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna kesempurnaan di masa
mendatang.
Terakhir, tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam peringkasan materi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga materi yang telah kami ringkas ini dapat bermanfaat.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
KARAKTERISTIK DAN JENIS SEWA
Karakteristik Sewa
Definisi Sewa
Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) di mana
lessee diberikan hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor pada periode yang
telah disepakati. Atas diperolehnya hak tersebut, lessee diharuskan melakukan serangkaian
pembayaran kepada lessor. Perjanjian sewa memungkinkan aset tersebut menjadi milik
lessee atau dikembalikan pada lessor pada akhir masa sewa. Sewa dikenal juga sebagai
Leasing.
Keunggulan Sewa
1. Pendanaan 100%
Pembiayaan dengan sewa mencakup 100% atas nilai asset, sedangkan pembiayaan
melalui bank biasanya hanya mencakup 80% dari nilai aset, sehingga perusahaan harus
mencari dana tambahan 20% agar dapat membeli aset tersebut.
2. Tingkat bunga tetap
Sebagian besar sewa menawarkan tingkat bunga tetap ssehingga pembayaran sewa
juga tetap.
3. Perlindungan terhadap keusangan.
Perjanjian sewa terkadang memberikan opsi kepada lessee mengajukan ke lessor untuk
mengganti aset sewaan yang sudah using atau ketinggalan teknologi dengan aset yang
lebih baru.
4. Fleksibel
Perjanjian sewa lebih fleksibel dan tidak seketat perjanjian pinjaman pada bank
sehingga lebih menjangkau banyak kalangan. Lessor tentunya telah menyediakan
berbagai skema jangka waktu dan besaran cicilan yang diinginkan.
5. Bunga lebih rendah
Rata-rata tingkat bunga sewa lebih rendah dibandingkan suku bunga pinjaman bank.
6. Keuntungan pajak
Dalam sewa pembiayaan, penyerahan aset sewaan tidak dikenakan PPN dan Lessee
tidak memotong PPh 23 atas pembayaran pada lessor.
3
7. Pembiayaan off-balance sheet
Dengan menyewa, memungkinkan bagi lessee untuk tidak mengakui aset dan liabilitas
sewaan di laporan posisi keuangan, sehingga perusahaan dapat menghindari
peningkatan leverage. Sedangkan pembelian yang berasal dari pembiayaan bank,
perusahaan tidak mungkin menghindari pengakuan aset dan liabilitas yang timbul.
Jenis-Jenis Sewa
Berdasarkan PSAK 30 Sewa, Sewa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Sewa Operasi (Operating Lease)
Pada sewa ini, tidak terjadi pengalihan resiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset. Pengalihan risiko dan manfaat tidak harus dalam bentuk
pengalihan kepemilikan, sehingga tidak adanya pengalihan kepemilikan belum tentu
merupakan sewa operasi. Jadi penekanan ada pada substansi transaksinya.
2. Sewa Pembiayaan (Finance lease)
Pada sewa ini terjadi pengalihan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan suatu aset, terlepas apakah hak milih pada akhirnya dapat
dialihkan atau tidak.
4
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu
modifikasi secara material.
Indikator lain juga mungkin ada pada sewa pembiayaan yang mencakup salah satu atau
beberapa situasi berikut :
1. Sewa tidak dapat dibatalkan. Jika Lessee dapat membatalkan sewa maka rugi lessor
yang terkait pembatalan ditanggung oleh lessee. Lessee akan dikenakan penalti dan
seluruh risiko terkait aset beralih kepada lessee.
2. Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar atas residu dibebankan kepada
lessee. Misalnya, dibebankan pada harga rental.
3. Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa periode kedua dengan nilai
rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental. Semakin panjang
masa sewa maka semakin besar kemingkinan seluruh risiko dan manfaat terkait aset
beralih ke lessee.
Sewa juga dikategorikan menjadi sewa guna usaha dengan hak opsi (sewa
pembiayaan) dan sewa guna usaha tanpa hak opsi (sewa operasi). Berdasarkan kriteria di
atas, sewa tanpa hak opsi belum tentu sewa operasi. Hak opsi bukan satu-satunya kriteria
dalam menentukan suatu sewa operasi atau sewa pembiayaan.
5
Menurut ISAK 8 perjanjian tersebut mengandung sewa karena :
1. Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset aset tertentu. PT
B hanya bisa memasok BBM dari kilang tertentu yang dimaksud, dan tidak
menggunakan kilang lain.
2. Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu. PT A
memiliki hak menggunakan kilang tersebut walaupun dioperasikan oleh PT B selama
masa kontrak, karena PT A memiliki kendali atas pengoperasian kilang dalam
menentukan jumlah produksi. Pengendalian juga terjadi ketika PT B tidak
diperkenankan menjual BBM dari kilang tersebut ke pihak lain.
PT A dalam hal ini sebagai lessee harus mengakui kilang tersebut sebagai aset berikut
liabilitas terkait pada awal kontrak. Sedangkan PT B sebagai lessor harus menghentikan
pengakuan kilang. Harga pembelian yang dibayarkan PT A harus dipisahkan antara
komponen sewa dan bukan sewa.
Beberapa terminilogi yang harus diperhatikan dalam menganalisis suatu perjanjian sewa :
1. Sewa yang tidak dapat dibatalkan, adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan jika :
- Terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinannya sangat kecil
- Mendapat persetujuan dari lessor
- Lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau aset yang setara
dengan lessor yang sama
- Bila ada pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh lessee
sehingga secara ekonomis dapat dipastikan tidak akan ada pembatalan.
2. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal
pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini
sewa diklarifikasikan sebagai sewa operasi atau pembiayaan, untuk sewa pembiayaan,
mulai dihitung jumlah aset dan liabilitas yang akan diakui pada awal masa sewa.
3. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset
sewaan. Awal masa sewa dapat berbeda dengan awal sewa.
4. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan di mana lessee telah
menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset. Keberadaan opsi atas masa sewa
dapat berpengaruh terhadap penentuan jenis sewa karena jika luput memperhitungkan
opsi ini, yang seharusnya sewa pembiayaan dapat dikategorikan menjadi sewa operasi.
5. Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar
oleh lessee, yang tidak meliputi rental kontinjen, biaya jasa dan pajak yang dipungut
6
oleh lessor. Nilai sewa minimum ditambah dengan nilai residu yang dijamin
(guaranteed residual value) dan pembayaran untuk melaksanakan opsi jika perjanjian
sewa memberikan lessee opsi untuk memberli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajarnya.
6. Rental Kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap
tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan, selain faktor
perjalanan waktu. Tidak termasuk dalam pembayaran sewa minimum yang digunakan
dalam menentukan jenis sewa.
7. Nilai residu yang dijamin adalah bagian dari nilai residu atas aset sewaan yang dijamin
oleh lessee atau pihak terkait dengan lessee. Nilai residu yang dijamin (jika ada)
termasuk dalam komponen pembayaran sewa minimum. Jika lessee menjamin nilai
residu suatu aset, maka ketika aset dikembalikan ke lessor di akhir masa sewa, lessee
harus mengganti kerugian lessor jika nilai wajar aset lebih rendah dari nilai residu
yang dijamin.
8. Umur ekonomis adalah periode atas suatu aset yang diharapkan secara ekonomis dapat
digunakan oleh satu atau lebih pengguna atau jumlah produksi atau unit serupa yang
diharapkan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna.
9. Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset yang
diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas, yang dihitung mulai dari awal masa sewa,
tanpa dibatasi oleh masa sewa itu sendiri. Digunakan oleh lessee dalam
mempertimbangkan periode penyusutan atas aset dalam sewa pembiayaan.
7
Jika nilai wajar aset adalah Rp 97.000.000 dan lessee sudah membayar uang muka sebesar
Rp 10.000.000, maka jurnalnya :
Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Uang muka sewa 10.000.000
Liabilitias sewa pembiayaan 87.000.000
Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung menggunakan tingkat bunga
implisit atau tingkat bunga inkremental. Tingkat bunga implisit mengacu kepada tingkat
bunga yang digunakan oleh lessor dalam menghitung pembayaran sewa. Tingkat bunga
inkremental adalah tingkat bunga yang dikenakan kepada lessee atas sewa yang sejenis atau
seandainya aset dibeli dengan sumber pendanaan lain.
Nilai Residu
Nilai residu ada yang terjamin dan tidak terjamin. Jika nilai residu terjamin, maka nilai
tersebut termasuk dalam pembayaran sewa minimum, sehingga nilai aset yang diakui dapat
lebih besar disbanding yang tidak dijamin. Apabila dijamin oleh lessee dan pada akhir masa
sewa nilai wajar masa aset lebih rendah dari nilai residu yang dijamin, maka lessee
mengakui kerugian dan harus membayar kepada lessor sebesar selisih nilai wajar atas nilai
yang dijamin tersebut. Jika sebaliknya, maka lessee dapat mengakui keuntungan apabila
terdapat kesepakatan atas pembagian keuntungan.
8
Penyusutan
Lessee akan menyusutkan aset dengan periode penyusutan tergantung dari kriteria
sewa pembiayaan mana yang terpenuhi dalam perjanjian sewa. Jika aset tersebut beralih
atau besar kemungkinan beralih (opsi pembelian) kepada lessee di akhir masa sewa, maka
disusutkan sepanjang masa sewa atau umur manfaat, mana yang lebih pendek. Apabila aset
tidak beralih ke lessee di akhir masa sewa, maka disusutkan sepanjang masa sewa.
Nilai Residu
Jika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin, maka beban penyusutan atas
aset sewaan yang diakui lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut. Sebaliknya dengan nilai residu yang tidak dijamin.
Analisis Sewa :
1. Aset dikembalikan ke PT Lessor pada akhir masa sewa.
2. Tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessee dalam perjanjian
sewa.
3. Masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian besar umur ekonomis aset sewaan (5tahun)
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan. Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan berikut :
Pembayaran sewa minimum Rp 41.933.445
Faktor nilai kini anuitas due of 1 (n=4, i=8%) 3,5770969 x
Nilai kini pembayaran sewa minimum (dibulatkan) Rp 150.000.000
Nilai Wajar Aset Rp 150.000.000
9
5. Tidak terdapat informasi terkait aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang
dapat menggunakannya tanpa perlu dimodifikasi secara material.
Berdasarkan analisis tersebut, jenis sewa adalah sewa pembiayaan. Berikut jurnal pada
awal masa sewa :
2 Jan 2015 Aset Sewa Pembiayaan 160.000.000
Liabilitas sewa pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000
Jika tidak terdapat biaya langsung awal, maka nilai aset yang diakui sama dengan nilai
liabilitasnya. Pengakuan aset dilakukan pada awal masa sewa yaitu 2 Jan 2015, sedangkan
1 Jan 2015 adalah awal sewa.
Tanggal 2 Jan 2015 ada 2 baris karena pembayaran sewa pertama dilakukan langsung
di awal masa sewa, sehingga seluruh pembayaran merupakan pelunasan pokok. Beban
bunga dihitung dari 8% dikali liabilitas sewa pada tanggal pembayaran sebelumnya,
sehingga tidak ada beban bunga yang diakui tanggal 2 Jan 2015. Beban bunga belum terjadi
jika waktu belum berjalan dari awal masa sewa. Pengurangan pokok liabilitas diperoleh
dari selisih antara pembayaran sewa dengan beban bunga.
10
Pada akhir tahun 2015, PT Lessee mencatat penyusutan Rp. 40.000.000 (160.000.000 : 4
tahun). Disusutkan 4 tahun karena PT Lessee mengembalikan aset ke PT Lessor pada akhir
masa sewa. Jurnal penyusutannya :
Pembayaran sewa berikutnya tanggal 2 Jan 2016. Sesuai prinsip Akrual, akhir tahun 2015
PT Lessee harus mengakui beban bunga terkait jumalh yang akan dibayar pada awal tahun
2016 dengan jurnal :
Pada saat pembayaran tanggal 2 Jan 2016, PT Lessee tinggal menghapus utang bunga yang
sudah diakui pada akhir tahun lalu (asumsikan tidak ada jurnal pembalik)
Jurnal pada akhir masa sewa, PT Lessee mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor dan
menghentikan pengakuannya :
31 Des 2018 Akumulasi penyusutan 160.000.000
Aset sewa pembiayaan 160.000.000
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin
selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp
150.000.000, dengan nilai residu Rp 30.000.000. PT Lessee mulai menggunakan mesin
tersebut pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT
Lessor yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa
dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 35.768.978.
Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% sedangkan tingkat bunga
incremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5
tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.
11
Pembayaran Sewa 35.768.978
Faktor nilai kini anuitas due of 1 (n=4, i=8%) 3,5770969 x
Nilai kini pembayaran sewa 127.949.104
Nilai residu yang dijamin 30.000.000
Faktor nilai kini (n=4, i=8%) 0.7350298 x
Nilai kini residu yang dijamin 22.050.896
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum 150.000.000
Nilai wajar aset 150.000.000
Perhitungan tersebut memenuhi kriteria sewa pembiayaan karena jumlah nilai kini
pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajarnya. Jika nilai residu tidak dijamin
oleh PT Lessee, maka nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum masih mendekati nilai wajar aset
sehingga memebuhi kriteria sewa pembiayaan.
12
Nilai residu yang dijamin sebesar Rp 30.000.000 ikut diperhitungkan sebagai nilai
pada akhir masa sewa, sehingga masih ada pengakuan beban bunga dan pekunasan pokok
pada saat itu. Pada nilai residu yang tidak dijamin, nilai liabilitas yang diakui lebih rendah
dan nilai residu tidak diperhitungkan pada akhir masa sewa.
Tanggal Penerimaan Pendapatan Pengurangan Piutang Sewa
Sewa Bunga (8%) Pokok Piutang
2/1/15 127.949.104
2/1/15 35.768.978 - 35.768.978 92.180.126
2/1/16 35.768.978 7.374.410 28.394.568 63.785.558
2/1/17 35.768.978 5.102.845 30.666.134 33.119.484
2/1/18 35.768.978 2.649.554 33.119.424 0
31/12/18 - - - -
Perbandingan jurnal bagi Lessee antara nilai residu dijamin dan tidak dijamin.
13
Jika nilai wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp 20.000.000 maka PT Lessee harus
membayar sejumlah Rp 10.000.000 pada saat mengembalikan aset tersebut dengan jurnal :
31 Des 2018 Liabilitas sewa pembiayaan 27.777.778
Beban bunga 2.222.222
Kerugian 10.000.000
Akumulasi penyusutan 120.000.000
Aset sewa pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000
Opsi pembelian
Nilai opsi pembelian akan diperhitungkan oleh lessee seperti halnya nilai residu yang
dijamin dalam nilai kini pembayaran minimum. Perbedaan perlakuan akuntansi antara opsi
pembelian dan nilai residu yang dijamin hanya pada perhitungan penyusutan aset, yaitu
pada opsi pembelian aset sewaan disusutkan selama umur manfaat.
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas sewaan dalam laporan
posisi keuangan. Jika aset sewaan tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat
disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Aset sewaan juga harus dianalisis terhadap
kemungkinan penurunan nilai.
14
Contoh Penyajian liabilitas sewaan, Laporan keuangan konsolidasi PT Astra
International,Tbk
15
Pengungkapan sewa aset
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban bunga dalam
laporan laba rugi, kecuali jika beban dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
16
Sewa Operasi
Pengukuran beban
Pada dasarnya nilai beban sewa diukut berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang
dilakukan oleh lessee. Namun, terkadang lesee mendapatkan insentif tertentu dari lessor
agar bersedia melaksanakan perjanjian sewa. Berupa pembayaran tunai di muka kepada
lesse atau potongan pembayaran sewa, yang nantinya akan diakui manfaat agregat dari
insentif sebagai pengurang beban rental selama masa sewa (ISAK 23: Sewa Operasi-
Insentif)
Beban sewa 2015 menjadi lebih tinggi, namun pada tahun selanjutnya menjadi lebih
rendah.
17
Penyajian dan Pengungkapan
Sewa Pembiayaan
Pengakuan Piutang
Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa
sebesar nilai investasi bersih, yaitu investasi kotor yang didiskontokan dengan tingkat
bunga implisit. Investasi kotor adalah pembayaran sewa minimum yang akan diterima
lessor bedasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu (jika ada).
Selain mengakui piutang sewa, lessee juga menghentikan pengakuan aset sewaan
karena semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset telah dialihkan
kepada lessee. Nilai piutang yang diakui biasanya sama dengan nilai aset yang dihentikan
pengakuannya, kecuali jika terdapat uang muka atas sewa, maka piutang yang diakui
setelah dikurangi uang muka. Sebagai ilustrasi,nilai wajar aset pada awal masa sewa adalah
Rp 100.000.000 yang sama dengan nilai investasi bersih. Jurnal yang dicatat lessor adalah :
Jika lessee telah membayar uang muka sewa sebesar Rp 100.000.000,maka jurnal yang
dicatat lessor adalah :
Piutang Sewa Pembiayaan Rp 90.000.000
Sewa Diterima di Muka Rp 10.000.000
Aset Rp 100.000.000
Tingkat Diskonto
18
Nilai kini investasi kotor (Investasi bersih) dihitung menggunakan tingkat bunga
implisit. Pembayaran sewa juga dihitung dan ditentukan oleh lessor menggunakan tingkat
bunga implisit.
Nilai Residu
Jika aset disewakan memiliki nilai residu,maka diperhitungkan dalam nilai investasi
kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Perlakuan ini berbeda dengan lessee
yang hanya memperhitungkan nilai residu yang dijamin dalam pembayaran sewa minimum.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa pembiayaan ditambahkan ke
dalam nilai investasi bersih. Hal ini dapat membutuhkan penyesuaian pada tingkat bunga
implisit menjadi lebih rendah sehingga pendapatan bunga yang diakui lessor menjadi lebih
rendah.
Lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan
pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode. Pengakuan pendapatan sewa
didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang
konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.
Mengacu pada contoh 20.2,nilai pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessor berasal dari
perhitungan berikut :
Karena perhitungan pembayaran sewa bedasarkan nilai wajar asset sewaan,maka nilai
piutang atau nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor
19
berdasarkan sewa pembiayaan ditambah nilai residu (jika ada) akan sama dengan nilai
wajar asset sewaan. Berdasarkan analisis pada contoh 20.2,perjanjian sewa dikategorikan
sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa lessor akan mencatat sebagai berikut.
Penggunaan akun piutang bunga bertujuan agar dapat dibedakan dengan pokok piutang
piutang pokok sewanya. Pada saat pembayaran tanggal 2 januari 2016, PT Lessor tinggal
menghapus piutang bunga yang sudah diakui pada akhir tahun lalu (dengan asumsi tidak
ada jurnal pembalik),sebagai berikut.
20
31 Des 2015 Kas Rp 41.933.445
Piutang sewa pembiayaan Rp 33.288.121
Piutang Bunga Rp 8.645.324
Alternatif Pencatatan
PSAK 30 (Revisi 2011) menyatakan bahwa selisih antara nilai investasi bruto dengan
investasi neto diakui sebagai pendapatan pembiayaan tangguhan. Pembahan di atas belum
menyinggung istilah tersebut. Oleh sebagai pendapatan pembiayaan tangguhan.
Pembahasan diatas belum menyinggung istilah tersebut. PT Lessor memiliki alternatif
pencatatan dengan mengakui piutang sebesar nvestasi kotor. Nilai piutang yang dicatat
berdasarkan penjumlahan pembayaran sewa tak terdiskonto, yaitu sebesar
Rp167.733.780,25 (Rp 41.933.445x4 atau penjumlahan kolom penerimaan sewa pada table
20.5). Jurnal alternative :
Alternatif pencatatan ini menyebabkan nilai piutang yang diakui lebih tinggi karena
tak terdiskonto,namun pada penyajian laporan keuangan,nilai piutang ini (investasi kotor)
disaling hapuskan dengan pendapatan pembiayaan tangguhan yang belum diamortasikan
sehingga menghasilkan nilai yang sama dengan piutang berdasarkan investasi bersih.
Mengacu pada contoh 20.3, terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak, maka nilai
pembayaran sewa yang ditentukan oleh lessor berasal dari perhitungan berikut
21
Nilai Wajar Aset Sewaan Rp 150.000.000
Nilai Kini atas nilai residu(30.000.000x0,73502985) * 22.050.895 _
Jumlah yang akan diperoleh kembali mellaui pembayarab sewa Rp 127.949.104
Faktor nilai kini anuitas due of l (n=4,i=8%) 3,5770969
Nilai pembayaran sewa tahunan(RP 127.949.104/3,5770969) Rp 35.768.978
Nilai pada table amortisasi leesee akan sama dengan lessor jika tingkat bunga yang
digunakan sama dengan nilai residu dijamin (tidak ada nilai residu). Jika kondisi ini tidak
terpenuhi,maka kita harus membuat tabel amortisasi untuk masing-masing pihak.
2/1/10 150.000.000
2/1/10 35.768.978 0 35.768.978 114.231.022
2/1/10 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.525
2/1/10 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.589
2/1/10 35.768.978 4.707.167 31.061.811 27.777.778
31/12/13 30.000.000 2.222.222 27.777.778 0
Jika nilai residu tidak dijamin,maka PT Lessor tidak menerima pembayaran kas dari PT
Lessee. Sebagai gantinya PT Lessor akan mengakui kerugian sebesar Rp 10.000.000.
22
Penyajian dan Pengungkapan
Pada sewa pembiayaan, lessor mengakui piutang dan menghentikan pengakuan aset
dalam laporan posisi keuangan, piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang
pembiayaan dan harus di analisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur
dalam PSAK 55 (Revisi2011) .Piutang pembiayaan dipisahkan menurut jatuh temponya.
Bagian tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan sebagai aset lancar dan
sisanya disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada perusahaan (multifinance) laporan posisi
keuangan tidak dipisahkan antara lancar ataupun tidak lancar.
23
Laporan Laba Rugi
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam laporan laba rugi, kecuali jika beban
tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. Misalnya, jika aset sewaan
digunakan dalam kegiatan administrasi dan pemasaran, maka beban penyusutan disajikan
dalam kelomppok beban operasi pada laporan laba rugi. Namun jika digunakan dalam
proses produksi,maka beban penyusutan dimasukkan dalam nilai perolehan persediaan.
Sewa Operasi
Perlakuan akuntansi untuk sewa operasi bagi lessor juga sederhana karena lessor
hanya perlu mengakui pendapatan atas pembayaran sewa yang diterima. Mengacu pada
ilustrsi 20.1,jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi,maka PT Lessor membuat jurnal
pada tiap tanggal pembayaran sewa sebagai berikut
Kas RP 41.933.445
Pendapatan Sewa Rp 41.933.445
24
Pengukuran Pendapatan
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang diterima
dari lessee. Namun terkadang lessor memberikan insentif tertentu agar lessee bersedia
melaksanakan perjanjian sewa. Insentif dimaksud dapat berupa uang tunai dimuka atau
potongan pembayaran sewa.
Biaya Langsung Awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai
asset sewaan dan dibebankan selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa.
Pendapatan Sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis
lurus selama masa sewa,kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan
pola waktu atas manfaat kegunaan asset sewaan yang menurun.
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus
selama masa sewa,kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola
waktu atas manfaat penggunaan asset sewaan yang menurun.
Sewa pembiayaan atas asset oleh lessor pabrikan atau dealer meberikan dua jenis
penghasilan,yaitu sebagai berikut.
1. Laba atau rugi yang ekuivalen dengan laba atau rugi dari penjualan atas asset yang
disewakan,pada harga jual normal setelah dikurangi potongan penjualan(jika ada).
2. Penghasilan pembiayaan (bunga) selama masa sewa.
25
Sewa seperti ini sering disebut Sales-Type Lease, karena ada unsur penjualan dalam
suatu sewa.
Biaya penjualan sewa dengan nilai residu tidak dijamin lebih rendah daripada nilai
residu dijamin. Perbedaan antara pendpatan penjualan dan biaya penjualan merupakan laba
penjualan (laba kotor) seperti halnya penjualan biasa.
Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga pasar. Jika
tingkat bunga ditentuukan secara artifial terlalu rendah,laba penjualan dibatasi sebesar laba
apabila menggunakan tingkat bunga pasar.
Nilai Residu
Jika asset yang disewakan memiliki nilai residu,maka diperhitungkan dalam nilai
investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau tidak. Perlakuan ini sama dengan
pada lessor dengan sewa pembiayaan biasa pada pembahan sebelumnya.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan
dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.
Lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan pelunasan
pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode.
Mengacu pada contoh 20.5 dan 20.6, jika biaya perolehan aset bagi PT Lessor adalah
Rp100.000.000 maka berikut perhitungan yang diperlukan.
26
Perhitungan Sewa bagi lessor Pabrikan atau Dealer
Pendapatan penjualan untuk sewa dengan nilai residu dijamin diakui sebesar nilai
wajar aset yang sama dengan nilai residu yang tidak dijamin, pendapatan penjualan yang
diakui lebih rendah sebesar Rp 22.050.895 yaitu sebesar nilai kini dari nilai residu tidak
dijamin Rp 30.00.000x 0,73502985), sehingga pendapatan penjualan menjadi Rp
127.949.104. Biaya penjualan untuk sewa dengan nilai residu yang dijamin sebesar biaya
perolehan aset. Jika nilai residu tidak dijamin, maka dikurangi sebesar nilai kini dari nilai
residu tidak dijamin (Rp 100.000.000-Rp22.050.895) menjadi RP 77.949.104. Laba
penjualan adalah selisih pendapatan penjualan dengan biaya penjualan dan nilainya sama
untuk sewa dengan nilai residu dijamin atau tidak dijamin.
27
Tanggal Jurnal Nilai Residu Dijamin Nilai Residu Tidak Dijamin
2/1/15 Piutang Sewa Pembiayaan 150.000.000 150.000.000
Biaya Penjuualan 100.000.000 77.949.104
Pendapatan Penjualan 150.000.000 150.000.000
Aset 100.000.000 77.949.104
Perbandingan jurnal bagi Lessor Pabrikan/Dealer antara nilai residu dijamin dan tidak
dijamin.
Pada akhir masa sewa.PT Lessee mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor.
Sama halnya dengan sewa pembiayaan pada umumnya, jika nilai residu dijamin dan nilai
wajar asset pada akhir masa sewa lebih rendah,maka PT Lessor menerima pembayaran dari
PT Lessee seperti contoh 20.6.
Penyajian dan pengungkapan pada sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan atau
dealer sama dengan dan sewa pembiayaan biasa.
28
TRANSAKSI JUAL DAN SEWA-BALIK
Tujuan dilakukan transaksi jual dan sewa oleh lessee ialah untuk pendanaan tanpa
harus kehilangan manfaat dari aset operasionalnya. Ketika menjual aset, lessee
mendapatkan dana sebesar nilai aset yang dijual dan masih dapat memanfaatkan sisa dana
tersebut atas jumlah yang belum dibayarkan sebagaii pembayaran sewa kepasa lessor.
Sewa Pembiayaan
Lessee (Penjual)
Suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, maka selisih lebih
hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh
lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisisakan selama masa sewa.
Mengacu pada contoh 20.2 dan 20.4 sebelumnya menyewanya dari PT Lessor,PT Lesse
memiliki asset sewaan tersebut dengan biaya perolehan RP 100.000.000 dan kemudian
menjualnya kepada PT Lessor seharga Rp 150.000.000 PT Lessor akan mengakui nilai
wajar aset tersebut sebesar Rp 150.000.000 dan kemudian digunakan sebagai dasar
perhitungan pembayaran sewa kepada PT Lessee. Asumsi tidak ada biaya langsung awal
untuk kedua pihak,maka jurnal yangdicatat oleh kedua belah pihak.
29
Ikhtisar Jurnal Lessee dan Lessor pada Transaksi Jual dan Sewa-Balik
PT LESSE PT LESSOR
2/1/15
31/1/15
30
Lessor (Pembeli)
Pengakuan piutang sewa pembiayaan pada lessor juga mengacu kepada ketentuan
dalam sewa pembiayaan pada pembahasan sebelumnya,yaitu sebesar nilai wajar aset. Nilai
wajar aset adalah harga jual dari lessee kepada lessor.
Penyajian aset mengacu pada ketentuan pada sewa pembiayaan. Pengungkapan khusus
diperlukan untuk pengaturan sewa yang material dan tidak biasa dari perjanjian atau
persyaratan transaksi jual dan sewa-balik.
SEWA OPERASI
Lessee (Penjual)
Jika suatu transaksi jual dan sewa nalik merupakan sewa operasi :
1. Jika Lessee menjual aset tersebut pada nilai wajarnya, maka laba atau rugi diakui
segera.
2. Jika harga jual dibawah nilai wajarnya, maka laba atau rugi diakui segera.
3. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut
ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.
4. Jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa balik lebih rendah daripada
jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui
segera.
Pengakuan Keuntungan atau Kerugian bagi Lessee dalam Tranksaksi Jual dan Sewa-Balik
Sewa Operasi
31
Nilai Wajar>Biaya Laba lebih besar 50 Laba sebesar 5- (nilai Laba sebesar 30(harga
Perolehan diakui wajar-biaya perolehan) jual-biaya
diakui segera. Laba perolehan)diakui
(150>100) sebesar 10 (harga jual- segera
nilai
wajar)ditangguhkan
dan diamortisasi
Niilai wajar < Biaya Rugi sebesar 50 Rugi ssebesar 50(biaya Rugi sebesar 70(biaya
Perolehan diakui segera perolehan-nilai perolehan-harga
wajar)diakui segera. jual)diakui segera. Jika
(150<200) Laba sebesar 10(harga rugi tersebut
jual-nilai wajar) dikompesasikan
ditangguhkan segera dengan pembayaran
sewa di masa depan
yang lebih rendah dari
harga pasar,maka rugi
tersebut harus
ditangguhkan segera
Lessor (Pembeli)
Pengakuan pendapatan sewa operasi bagi lessor (pembeli) juga mengacu kepda
ketentuan dalam sewa operasi pada pembahasan sebelumnya.
Penyajian aset mengacu kepada ketentuan sewa operasi, kecuali laba untuk
tangguhan yang diakui lessee disajikan sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan.
Pengungkapan khusus diperlukan untuk pengaturan sewa yang material dan tidak biasa dari
perjanjian atau persyaratan transaksi jual dan sewa-balik.
Perlakuan akuntansi atas sewa pembiayaan dan sewa operasi memilik banyak
dampak terhadap penyajian laporan keuangan. Pada sewa pembiayaan, lessee megakui
32
asset sekaligus liabilitas. Sementara pada sewa operasi, lessee tidak mengakui aset maupun
liabilitas di laporan posisi keuangan. Lessee hanya mengakui beban atas pembayaran sewa.
Istilah ini disebut off balance sheet financing.
33
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi dkk. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
Empat.
PT Astra International Tbk. 2013. Laporan Keuangan Konsolidasian.
PT Astra International Tbk. 2013. Laporan Keuangan.
PT BFI Finance Indonesia. 2013. Laporan Keuangan.
34