Вы находитесь на странице: 1из 6

 Kurva LRPEK adalah kurva kelarutsn bimodal, menunjukkan perubahan kelarutan fase kaya A

dan Fase kaya B ketika penambahan cairan C. kurva LRPEK sebenarnya gabungan dari dua kurva
yaitu PRL dan PEK
 Komposisi ekstrak dan rafinat yang berseimbangan dihubungkan dengan garis hubung atau garis
pita (tie-line) misalnya RE dimana R (kaya dengan A) dan E (kaya dengan B) B dalam hal ini
adalah solven (pelarut). Dan % komponen C lebih besar dalam E dibandingkan dengan C dalam
R. Artinya distribusi C lebih banyak dalam ekstrak atau C lebih sedikit dalam rafinat. Dapat juga
dikatakan bahwa distribusi C kaya fase B. Hal ini lebih jelas dapat lihat seperti pada gambar (b),
tampak bahwa titik (RE) terletak diatas kurva y=x. perbandingan y/x merupakan koefision
distribusi, yang dalam hal ini lebih besar dari 1. Konsentrasi C pada ujung-ujung garis pita (tie-
line) jika diplot dari ujung keujungnya satu sama lain membentuk kurva distribusi C seperti
ditunjukkan pada gambar. Selayaknya garis-garis pita seperti terlukis pada gambar (a) dalam
“opposite direction”, dimana “C favorit A” pada kesetimbangan, kurva distribusi baru mungkin
dapat berguna, dengan cara menginterpolasikan antara garis-garis pita meski hanya beberapa
ditemukan dari hasil eksperimen. Metoda-metoda interpolasi lain juga ada tersedia (seperti
ditulis pada beberapa literature)

Pengaruh Suhu

Untuk menunjukkan pengaruh suhu secara detail membutuhkan gambar disamping (a) dimana suhu
diplot vertical dan segitiga ABC isothermal dengan dibangun 3 dimensi membentuk bangunan prisma

 Sebagian dari sistem jenis ii kelarutan timbal-balik dari Adan B meningkatkan suhu, dan di atas
beberapa suhu t4, suhu larutan kritis, semua larut sempurna. Kelarutan yang meningkat pada
suhu tinggi mempengaruhi kesetimbangan diagram segitiga bahkan sangat signifikan efeknya,
dan hal ini dengan sangat baik digambarkan dalam bentuk proyeksi ke segitiga bagian dasar
seperti pada gambar (a)
 Tidak hanya penurunan area heterogenitas (pada suhu yang tinggi), tetapi “kemiringan” tie line
juga dapat berubah dan berbeda.
 Operasi ekstraksi cair, yang tergantung pada pembentukan fase-fase cair insoluble, harus
dilakukan pada suhu dibawah t4. Untuk yang lainnya yang kurang umum, pengaruh-pengaruh
suhu juga dapat diketahui.

Pengaruh Tekanan

 Kecuali pada tekanan yang sangat tinggi, pengaruh tekanan pada keseimbangan cairan sangat
kecil, sihingga umumnya dapat diabaikan.

Oleh karena itu semua diagram yang ditampilkan harus dianggap telah diplot pada tekanan cukup tinggi
untuk mempertahankan sistem benar-benar kental, yaitu di atas tekanan uap larutan-larutan. Namun,
tekanan harus berkurang menjadi lebih kecil dari tekanan uap larutan, fase uap akan muncul dan
keseimbangan cairan akan terganggu. Efek seperti itu pada kurva kelarutan biner dari jenis APB dari
gambar (a) ditunjukkan oleh gambar seperti dapat dilihat pada treyball hal 353 gambar 9.8

 Sistem A-B-C, dimana :

A-C larut sempurna

A-B larut sebagian

B-C larut sebagian

 Pada suhu tertentu titik K dan J pelarutan timbal-balik(saling melarutkan) antara A dan B,
sementara titik H dan L keduanya dari B dan C. Kurva KRH (kaya A) adalah 2 kurva kelarutan
ternary (terner), dan campuran diluar ikatan (pasangan itu) antara kurva ini adalah larutan
homogeny fase tunggal (LKJH) campuran pada titik M di dalam area (wilayah) heterogen
membentuk 2-fase cairan pad kesetimbagan E dan R berimpit dengan tie-line
 Hubungan kurva distribusi yang diperlihat oleh gambar (b). pengaruh suhu terhadap kurva
kesetimbngan dapat ditunjukkan dengan diagram model 3-dimensi. Sedangkan pengaruh
tekanan untuk tekanan-tekanan yang sedang dapat diabaikan, kecuali untuk tekanan-tekanan
yang tinggi

Pengaruh Suhu
Sistem 2 – Komponen Cairan (larut sebagian) dan 1- Komponen Padatan

 Jika suaru padatan tidak membentuk senyawa (seperti hidrat) dengancairan, sistem kondisinya
isotherm (suhu konstan) seperti pada gambar di atas, katakanlah C-A-B (komponennya) padatan
C larut dalam cairan A membentuk larutan jenuh pada K, dan padatan C juga larut dalam cairan
B memberikan larutan jenuh pada L. A dan B (atau H-B) yang hanya larut sebagian (terbatas)
seperti ditunjjukana oleh H dan J.
 Campuran di area AKDH dan BLGJ adalah larutan (cairan) homogeny.
 Kurva KD dan GL memperlihatkan pengaruh penambahan A dan B pada kelarutan padat
(komponen bahan padat)
 Pada daerah HDJG dua fase cair terbentuk :
o Jika C ditambahkan ke cairan insouluble H dan J untuk memberi campuran M, kesetimbangan
fase cairan (ekstrak-rafinat) terletak di R dan E (tie-line). Daerah HDJG adalah heterogen 2-
fasa
o Semua campuran di daerah CDG terdiri dari 3 fase, padatan C dan larutan cairan jenuh (pada
D dan G)
 Operasi-operasi ekstraksi cairan biasanya terbatas pada daerah dua-fase cairan , yaitu bahwa
sesuai dengan kurva distribusi yang ditunjukka gambar (b) di atas.
 Peningkatan suhu dapat (seringkali)memberikan perubahan pada sistem ini dengan konfigurasi
seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut
Koordinat (diagram) lain-lain

 Karena hubungan kesetimbangan jarang sekali dapat dinyatakn (dijelaskan) secar aljabar
(matematik) dengan baik (sebagaimana pun) , perhitungan ekstraki biasanya harus dilakukan
secara grafik melalui (bertitik tolak) dari sebuah diagram fase. Koordinat segitiga sama sisi dapat
diekspansi ke koordinat berskala konsentrasi relatif terhadap fase-fase (refinat dan ekstrak)
yang juga dikenal sebagai koordinat persegi panjang (segitiga siku-siku)

 Skala yang tidak sama dapat digunkan untuk mengekspansi plot yang diinginkan.
𝑅 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑀𝐸 𝑋𝑒−𝑋𝑚
Persamaan : 𝐸 = 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑅𝑀
= 𝑋𝑚−𝑋𝑟
dapat berlaku (untuk campurannya) seperti gambar (b)
meskipun terlepas dari adanya ineguality skalanya.

 Sistem koordinat rectangular lain melibatkan plotting fraksi berat C sebagai absis dengan basis
bebas pelarut B, X dan Y dan fase kaya A dan fase kaya B sebagai ordinat seperti ditunjukkan
pada kurva bagian atas gambar. Gambar ini diplot dari gambar pada bagian untuk sistem 3-
komponen yang 2-pasang larut sebagian)
Sistem-sistem yang berkomponen banyak multikomponen

Sistem yang sederhana 4-kompnen terjadi kalua 2 zat terlarut terdistribusi ke antar 2
pelarut , misalnya terdistribusinya asam formiat dan asam sulfat ke antar air (pelarut) dan
karbontetraklorida (pelarut) yang semuanya larut sebagian. Display kesetimbangan lengkap
untuk 4-komponen ini membutuhkan grafik 3-dimensi yang suit untuk dinyatakan (ditegaskan)
besarannya dalma bentuk angka, oleh karena itu seringkali disederhanakan dalam bentuk kurva
distribusi x-y, dimana satu untuk tiap zat terlarut (solute) sebagaimana seperti dilukis pada
gambar (b) (untuk zat terlarut tunggal). Kalua dihadapkan pada sistem yang lebih 4-komponen
atau multikomponen tentu tidak dapat dengan mudah ditangani dengan metode grafik ini
melainkan dengan cara lain(dengan bantuan computer, misalnya dll)

Вам также может понравиться