Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
DISUSUN OLEH :
Wahyu Sanjaya
( C1012171001 )
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
BAB 1 FERMENTASI .............................................................................................................. 2
BAB II BIOTEKNOLOGI PUPUK HAYATI .......................................................................... 7
BAB III BIOTEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN................................................ 17
BAB 1
FERMENTASI
A. Pengertian Fermentasi
C. Sifat Fermentasi
D. Desain Bioreaktor
Istilah fermenter (bioreaktor) digunakan untuk tempat fermentasi. Pada
prinsipnya fermenter harus menjamin pertumbuhan mikroba dan produk dari
mikroba di dalam fermenter. Semua bagian di dalam fermenter pada kondisi yang
sama dan semua nutrien termasuk oksigen harus tersedia merata pada setiap sel
dalam fermenter dan produk limbah seperti; panas, CO2, dan metabolit harus dapat
dikeluarkan (remove). Masalah utama fermenter untuk produksi skala besar adalah
pemerataan medium kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya medium kultur
harus tercampur merata. Oleh karena itu, wadah perlu didesain sedemikian rupa
sehingga proses dalam wadah dapat dimonitor dan dikontrol. Wadah (fermenter)
memberikan kondisi lingkungan fisik yang cocok bagi katalis sehingga dapat
berinterkasi secara optimal dengan substrat. Desain fermenter mulai dari yang
sederhana (tangki dengan putaran) sampai yaang integrated system dengan
komputer.
2. Terbuka, secara kontinyu (terus menerus) terjadi pemasukan medium kultur dan
pengeluaran medium bersama produk. Sebagai contoh: SCP (petrokimia).
Masalah utama fermenter untuk produksi skala besar adalah pemerataan medium
kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya medium kultur harus tercampur
merata.
Desain media
Medium untuk fermentasi biasa disebut substrat. Biasanya pada teknologi fermentasi
digunakan bahan dasar yang mengandung karbon. Oleh karena itu, kebanyakan
berasal dari tumbuhan dan sedikit dari produk hewani. Sebagai contoh; biji-bijian
(grain), susu (milk). Natural raw material berasal dari hasil pertanian dan hutan.
Karbohidrat; gula, pati (tepung), selulosa, hemiselulosa, dan lignin.
1. Gula, bahan makanan yang mengandung gula mudah dan relatif mudah
didapatkan untuk proses biotek.
2. Pati, jagung, padi, ganum, kentang, dan pohong (kassava) didegradasi menjadi
gula sederhana (monosakarida) dengan hidrolisis sebelum fermentasi. Pati juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar non minyak (etanol).
3. Selulosa
4. Substrat dari limbah industri: Molase (tetes tebu), mengandung 50 % gula
sebagai substrat untuk produksi antibiotik, asam organik. Whey (air dadih),
Damen dan ampas tahu, bahkan urine hewan ternak.
D. Cara Pengaplikasian
a. Sekitar 100 ml cairan pupuk dimasukkan ke dalam 20 liter air untuk 40-50 tanaman.
b. Siram ke tanaman dan ke permukaan tanah tempat tanaman tumbuh.
c. Pengaplikasian dilakukan satu kali dalam satu minggu.
d. Sebaiknya di awal penggarapan tanaman, diaplikasikan pupuk bokasi atau kompos
sebagai pupuk dasar sekitar 500 g/m2
2. Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang
berarti bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam
praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan.
Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antaralain metode kultur air
(menggunakan media air), metode kultur pasir(menggunakan media pasir), dan metode porus
(menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Pada umumnya orang
bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik tidak lagi digunakan tanah,
hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai sumber makanan bagi tanaman. Apakah
cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang dibutuhkan tanaman adalah air, mineral,
cahaya, dan CO2.
Cahaya telah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudahcukup
melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat diberikan dengan sistem
hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal yang utama.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain:
Tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat
Risiko kerusakan tanaman karena kurang air dan erosi tidak ada
Tidak perlu lahan yang terlalu luas
Pertumbuhan tanaman lebih cepat
Bebas dari hama
Hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi.
Adapun jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias
antara lain.
Philodendron
Dracaena
Aglonema
Spatyphilum.
Adapun golongan dari sayuran yang dapat dihidroponikkan, antara lain :
Tomat
Paprika
Mentimun
Selada
Sawi
Kangkung
Bayam.
Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain:
Jambu air
Melon
Kedondong bangkok
Belimbing.
3. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk
yang baru dengan cara membuat DNA rekombinan melalui penyisipan gen. DNA
rekombinan adalah DNA yang urutannya telah di rekombinasikan agar memiliki sifat-sifat
atau fungsi yang kita inginkan.
Ada dua komponen yang terlibat dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid dan enzim.
a. Plasmid
Plasmid merupakan molekul DNA rangkap berbentuk cincin yang khusus terdapat pada
bakteri. Dalam rekayasa genetika plasmid berfungsi sebagai vektor (kendaraan) yang
digunakan untuk mentransfer dan memperbanyak gen-gen asing.
b. Enzim
Enzim berperan sangat penting terhadap rekasa genetika, di dalam proses rekayasa genetika
terdapat dua macam enzim yang terlibat langsung, yaitu:
Enzim Restriksi Endonuklease
Enzim Restriksi Endonuklease, berfungsi untuk memotong rantai DNA sehingga dikenal
sebagai gunting biologi. Enzim ini mempunyai kemampuan untuk mengenal dan memotong
urutan nukleotida tertentu pada DNA.
Enzim Ligase
Enzim Ligase, berfungsi untuk merekatkan fragmen-fragmen DNA.
Didalam rekayasa genetika terdapat empat macam teknik, diantaranya yaitu:
a. Teknik Plasmid
Plasmid merupakan gen yang melingkar yang terdapat dalam sel bakteri, tak terkait pada
kromosom. Melalui teknik ini para ahli dalam bioteknologi dapat mengembangkan tanaman
transgenik yang resisten terhadap hama penyakit, terhadap tanah yang kering dan kurang
subur.
b. Teknik Hibridom
Teknik hibridoma yaitu penggabungan dua sel dari organisme yang sama atau pun dari sel
organisme yang berbeda, sehingga menghasilkan sel yang tunggal, yang memiliki kombinasi
dari kedua sel tersebut.
c. Terapi Gen
Terapi gen yaitu perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki gen. Terapi gen ini
biasanya digunakan untuk penyakit fatal misalnya, kanker
d. Teknik Kloning.
Kloning berasal dari kata Yunani kuno, clone yang berarti ranting atau cangkokan. Istilah
kloning ini digunakan untuk menyebut sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa
proses seksual.
Oleh karena itu seiring dengan berkembangnya bioteknologi yang lebih maju kini
telah dihasilkan berbagai tanaman transgenik, contohnya seperti tanaman yang kebal terhadap
hama dan tanaman yang dapat memfiksasi nitrogen sendiri.
Tanaman yang Kebal terhadap Hama dan Penyakit
Tanaman yang dapat Memfiksasi Nitrogen
4. Aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi,
aeroponik adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan modifikasi dari
hidroponik (mem-berdayakan air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam
menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Prinsip dari aeroponik adalah sebagai
berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam dengan jarak 15 cm. Dengan
menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai sayuranditancapkan pada lubang tanam.
Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah helaian styrofom terdapat sprinkler
(pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas hingga mengenai akar.
Cattelan AJ, Hartel PG, Fuhrmann JJ. 1999. Screening for plant growth-promoting
rhizobacteria to promote early soybean growth. Soil Sci.Soc.Am.J. 63: 1.670-1.680.
FNCA Biofertilizer Project Group. 2006. Biofertilizer Manual. Forum for Nuclear
Cooperation in Asia (FNCA). Japan Atomic Industrial Forum, Tokyo.
Gunalan. 1996. Penggunaan Mikroba Bermanfaat pada Bioteknologi Tanah Berwawasan
Lingkungan. Majalah sriwijaya Vol. 32. No. 2. Universitas Sriwijaya
Lingga, Pinus, Marsono. 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya
Moelyohadi et al.2013. Pemanfaatan Berbagai Jenis Pupuk Hayati pada Budidaya Tanaman
Jagung (Zea mays. L) Efisien Hara di Lahan Kering Marginal.Jurnal Lahan
Suboptimal.Vol. 1 (1): 31-39.
Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA Jilid 3. Jakarta: Yudistira.
Saraswati RDH et al.. 1998. Pengembangan Rhizo-plus untuk Meningkatkan Produksi,
Efisiensi Pemupukan Menunjang Keberlanjutan Sistem Produksi Kedelai, Laporan
Akhir Penelitian Riset Unggulan Kemitraan I Tahun (1995/1996-1997-1998). Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan.
Simanungkalit RDM et al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Subba Rao, N.S. 1982. Biofertilizer in Agriculture.Oxford and IBH Publishing Co. New
Delhi.
Triharso, 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.Yogyakarta: Gajah Mada University
Waites, M.J., Morgan, N.L., Rockey, J.S., and Gary Higton. 2001. Industrial Microbiology:
An Introduction. USA: Blackwell science.
Wardhani A. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan
Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT
Petrokimia Gresik. Jurnal Sains Dan Seni Pomits. Vol. 2 (1) :2337-3520.
Press.
http://shantybio.transdigit.com/?Biotechnologi:Aplikasi_bioteknologi_pada_tanaman_lahan_
pertanian%0Adan%26nbsp%3Bperkebunan