Вы находитесь на странице: 1из 7

KONSEP HOSPITALISASI PADA ANAK

DI RUANG NUSA INDAH


RSUD MARDI WALUYO BLITAR

A. PENGERTIAN HOSPITALISASI
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun
orang tua dan keluarga (Wong, 2000).
Hospitalisasi yaitu suatu proses karena suatu alasan darurat atau
berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan
saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang asing, lingkungannya
yang asing, orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan
rasa cemas. Rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak meningkat.
Dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak terapi juga
pada orang tuanya.

B. STRESSOR UMUM PADA HOSPITALISASI


1. Perpisahan
2. Kehilangan kendali
3. Perubahan gambar diri
4. Nyeri dan Rasa takut

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HOSPITALISASI


1. Berpisah dengan orang tua dan sparing.
2. Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan, monster,
pembunuhan dan binatang buas diawali dengan yang asing.
3. Gangguan kontak social jika pengunjung tidak diizinkan
4. Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit.
5. Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian .

D. REAKSI ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK


1. Denial tidak percaya akan penyakit anak
2. Marah/merasa bersalah, merasa bersalah karena tidak bisa merawat
anaknya
3. Ketakutan, frustasi dan cemas, tingkat keseriusan penyakit, prosedur
tindakan medis, dan ketidaktahuan
4. Depresi, terjadi setelah masa
E. PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM HOSPITALISASI
1. Pendekatan Empirik
Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil yang terlibat
dalam hospitalisasi, metode pendekatan empirik menggunakan strategi,
yaitu ;
1) Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada peserta
didik.
2) Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran diri
mereka sendiri dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Pendekatan melalui metode permainan
Metode permainan merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Kegiatan yang
dilakukan sesuai keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
1) Bermain merupakan kegiatan
a. Menyenangkan / dinikmati
b. Fisik
c. Intelektual
d. Emosi
e. Sosial
f. Untuk belajar
g. Perkembangan mental
h. Bermain dan bekerja
2) Tujuan bermain di rumah sakit
a. Untuk dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama di
rawat.
b. Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui
permainan.
3) Prinsip bermain di rumah sakit
a. Tidak membutuhkan banyak energy
b. Waktunya singkat
c. Mudah dilakukan
d. Aman
e. Kelompok umur
f. Tidak bertentangan dengan terapi
g. Melibatkan keluarga
4) Fungsi bermain
a. Aktifitas sensori motorik
b. Perkembangan kognitif
c. Sosialisasi
d. Kreatifitas
e. Perkembangan moral therapeutic
f. Komunikasi
5) Klasifikasi bermain
a. Sosial affective play
a) Belajar memberi respon terhadap lingkungan.
b) Orang tua berbicara / memanjakan ; anak senang, tersenyum,
mengeluarkan suara, dan lain-lain.
b. Sense of pleasure play
a) Anak memperoleh kesenangan dari suatu obyek disekitarnya.
b) Bermain air / pasir.
c. Skill play
a) Anak memperoleh keterampilan tertentu.
b) Mengendarai sepeda, memindahkan balon, dan lain-lain.
d. Dramatic play / tole play
a) Anak berfantasi menjalankan peran tertentu , contohnya ;
perawat, dokter, ayah, ibu, dan lain-lain.
6) Karakteristik social
a. Solitary play
b) Dilakukan oleh balita (todler) atau pre school
c) Bermain dalam kelompok, permainan sejenis, tak ada interaksi,
tak tergantung.
d) Bermain dalam kelompok, aktivitas sama, tetapi belum
terorganisasi dengan baik
e) Belum ada pembagian tugas, bermain dengan keinginannya
f) School age / adolescent
g) Permainan terorganisasi terencana, ada aturan-aturan tertentu
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
a) Tahap perkembangan anak
b) Status kesehatan
c) Jenis kelamin
d) Alat permainan

F. STRESSOR DAN REAKSI SESUAI TUMBUH KEMBANG PADA


ANAK
a) Masa bayi (0-1 tahun)
Dampak perpisahan, usia anak >6 bulan terjadi stanger anxiety (cemas) :
1. Menangis keras
2. Pergerakan tubuh yang banyak
3. Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan
b) Masa todler (2-3 tahun)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak
dengan tahapnya :
1. Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
2. Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan
minat bermain, sedih, apatis\
3. Pengingkaran / denial
4. Mulai menerima perpisahan
5. Membina hubungan secara dangkal
6. Anak mulai menyukai lingkungannya
c) Masa prasekolah (3-6 tahun)
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga
menimbulkan reaksi agresif :
1. Menolak makan
2. Sering bertanya
3. Menangis perlahan
4. Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
d) Masa sekolah (6-12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan :
1. Meninggalkan lingkungan yang dicintai
2. Meninggalkan keluarga
3. Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
e) Masa remaja (12-18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Reaksi
yang muncul :
1. Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
2. Tidak kooperatif dengan petugas
3. Bertanya-tanya
4. Menarik diri
5. Menolak kehadiran orang lain

G. GANGGUAN PERAN ORANG TUA DAN KELUARGA


a) Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi
1. Takut
2. Cemas
3. Perasaan sedih
4. Frustasi
5. Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi
6. Marah
7. Cemburu
8. Benci
9. Rasa bersalah
b) Reaksi lingkungan sosial terhadap hospitalisasi
1. Acuh tak acuh
2. Terkesan menghindar
c) Intevensi perawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi
Fokus intervensi keperawatan adalah ;
1. Menimalkan stressor
2. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
3. Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
4. Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
5. Upaya meminimalkan stressor atau penyebab stress
Dapat dilakukan dengan cara ;
1. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
2. Mencegah perasaan kehilangan control
3. Mengurangi / menimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa
nyeri
d) Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, surat menyurat,
bertemu teman sekolah
e) Mencegah perasaan kehilangan control
1. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif
2. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
3. Buat jadwal untuk prosedur terapi, latihan, bermain
f) Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
1. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur
yang menimbulkan rasa nyeri
2. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
3. Menghadirkan orang tua bila mungkin
4. Tunjukkan sikap empati
5. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang
dilakukan melalui cerita dan gambar
6. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak
menerima informasi ini dengan terbuka
g) Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
1. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua
untuk belajar
2. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak
3. Meningkatkan kemampuan kontrol diri
4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi
5. Memberi support kepada anggota
h) Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
1. Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
2. Kenalkan pada pasien yang lain
3. Berikan identitas pada anak
4. Jelaskan aturan rumah sakit
5. Laksanakan pengkajian
6. Lakukan pemeriksaan fisik

H. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HOSPITALISASI


a. Menejemen asuhan keperawatan untuk balita
1. Berikan asuhan keperawatan yang konsisten
2. Menyayi dan berbicara dengan bayi
3. Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi selama prosedur
4. Anjurkan interaksi dengan orang tua : rooming in, orang tua bicara
dengan anak dan ijin apabila mau pergi
5. Biarkan mainan yang membuat rasa nyaman dan aman
6. Anjurkan orang tua berada disamping anak saat prosedur invasive yang
menyakitkan
7. Dekatkan mainan faforit anak
8. Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawata, kenalkan
perawata disamping orang tua, ijinkan anak bertemu perawata sebelum
prosedur dilakukan
9. Bantu kunjungan saudara kandung
b. Manajemen asuhan keperawatan untuk anak sekolah
1. Batasi aturan dan dorongan pada perilaku
2. Anjurkan orang tua merencanakan kunjungan dengan anak
3. Ijinkan anak memilih dalam batasan yang yang dapat diterima
4. Berikan cara-cara anak dapat membantu pengobatan dan ouji atas
kerjasama anak
c. Manejemen pada anak usia sekolah
1. Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi terutama pada
anak yang menarik diri dan tidak berespon
2. Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta)
3. Anjurkan kunjungan teman sebaya
4. Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit dan perubahan tubuh
5. Berikan waktu diskusi
6. Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
7. Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu
d. Manajemen pada anak usia remaja
1. Fasilitasi perencanaan aktifasi (peer)
2. Menjelaskan kepada orang tua tentang kebutuhan mandiri
3. Monitor perilaku anak apabila ingin bicara
4. Berikan permainan dan aktifitas lain yang membantu untuk dapat diskusi
5. Berikan penyuluhan rinci tentang prosedur pengobatan, terapi yang
menyangkut area genital
6. Berikan privasi setiap prosedur tindakan

Вам также может понравиться