Вы находитесь на странице: 1из 3

Nama : Wahyu Ciptaning Tyas

NIM : 160111100153

Ketika Uang Berkuasa,


Rakyat Melarat Bisa Apa?

Berbicara mengenai narapidana, berdasarkan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor


12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, terpidana adalah seseorang yang di pidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 1 ayat
(7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, narapidana adalah
terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Meskipun
terpidana kehilangan kemerdekaannya, ada hak-hak narapidana yang tetap dilindungi dalam
sistem pemasyarakatan Indonesia.
Hak adalah kuasa seseorang untuk menerima atau bisa dikatakan sebagai hal yang
selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak.
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Lembaga Pemasyarakatan. Pada
Pasal 14 di tentukan bahwa Narapidana berhak :
a. melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya
b. mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani
c. mendapatkan pendidikan dan pengajaran
d. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak
e. menyampaikan keluhan
f. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak
dilarang
g. mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan
h. menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya
i. mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)
j. mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga
k. mendapatkan pembebasan bersyarat
l. mendapatkan cuti menjelang bebas; dan
m. mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku.
Namun dewasa ini, seringkali hak-hak sebagian orang tidak terpenuhi, malahan acap
kali hak dijadikan bisnis jual-beli. Siapa yang punya uang, dia bebas melenggang. Siapa yang
melarat, dia jelas kalah dengan pejabat yang kaya karna uang rakyat. Miris memang, ketika
uang kini dianggap sebagai dasar kekuasaan, sebuah studi peneliti Stanford Graduate School
of Business membuktikan, uang memang membuat orang merasa lebih berpengaruh dan
memiliki kuasa lebih terhadap orang lain.
Praktik penyalahgunaan kekuasaan karena uang dalam proses penegakkan hukum
seperti mafia hukum di peradilan, peradilan yang diskriminatif atau rekayasa proses peradilan
merupakan realitas yang gampang ditemui dalam penegakkan hukum di negeri ini. Seperti
kata Filsuf Plato bahwa hukum adalah laws are spider webs, they hold the weak and
delicated who are caught in their meshes but are torn in pieces by the rich and powerful
(jaring laba-laba yang hanya mampu menjerat yang lemah tetapi akan robek jika menjerat
yang kaya dan kuat) hal ini menggambarkan peradilan diskriminatif yang ada di Indonesia.
Penyalahgunaan kekuasaanpun kini merambah ke ranah Lembaga Pemasyarakatan
yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki diri bukannya ajang memperkaya diri, seperti
yang baru-baru ini kita dengar mengenai jual-beli fasilitas hingga penangkapan Kalapas
Wahid Husein atas dugaan korupsi pemberian fasilitas dan izin khusus bagi sejumlah
narapidana oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wahid dan stafnya sebagai penerima
suap diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B UU
Pemberantasan Tindak PIdana Korupsi. Sedangkan Fahmi dan Andri sebagai penyuap
disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf atau huruf atau Pasal 13 UU Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat 1 KUHP. Keempat
orang tersebut juga sudah ditahan oleh KPK. Sementara istri Wahid dan Fahmi yang berstatus
sebagai saksi sudah dilepas oleh lembaga antirasuah.

Padahal sudah dijelaskan secara terperinci dalam UU No.12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan
Pasal 1
1. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan yang
merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.
2. Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara
pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan
secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri,
dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Sama sekali tidak disebutkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan tempat untuk rekreasi ataupun
bermeditasi. Para narapidana berhak mendapatkan pembinaan, dengan tujuan agar mereka
menjadi lebih baik, bukan malah lebih buruk.
”Aturannya tidak, tapi untuk seorang penulis, pemikir Bung Karno dulu dipenjara
juga nulis, dulu pakai bolpoint, kemudian dalam kesempatan berikutnya ada mesin tik,
karena itu exercise of mind yang dihilangkan itu sebetulnya adalah kebebasannya, jadi
untuk berkreasi, berfikir walaupun tempat terbatas kreatifitas tidak boleh terbatas ”, tutur
Yasona Laoli Menteri Hukum dan HAM saat live Mata Najwa saat disinggung mengenai
penemuan laptop di sel Otto Cornelis Kaligis, Pengacara Senior/Mantan Ketua Mahkamah
Partai Nasdem.
Saya setuju dengan statement tersebut, akan tetapi bukan berarti disini narapidana
diberi kebebasan untuk mendapatkan kemewahan yang diatas rata-rata, seperti membawa
laptop dan uang dalam jumlah yang tidak sedikit pula. Di Peraturan Menteri Th.2013 uang
tidak diperbolehka namun direvisi pada tahun 2017 dimana uang virtual diperbolehkan, uang
yang ditetapkan oleh pihak Dirjen. Penemuan uang ini kemudian menjadi pertanyaan,
mungkin kementrian bingung mana yang boleh dan mana yang tidak jadi semua terkesan
abu-abu, misalkan soal laptop mungkin dipertimbangkanlah karena dia seorang penulis dsb,
jelas ini karena pengaruh uang. Menurut saya kalau boleh ya boleh kalau tidak ya tidak, saya
rasa penegakan disiplin di Lapas perlu ditingkatkan lagi. Ini baru membahas masalah
ketertiban belum lagi masalah over capacity dan lainnya, coba kita lihat kondisi Lapas
diBanjarmasin khususnya Lapas Kelas IIA yang meduduki peringkat 1 terpadat dengan
kelebihan kapasitas hingga 817%, dimana narapidananya harus berebut untuk mendapatkan
udara, ini benar-benar sangat berbanding terbalik dengan Lapas Sukamiskin.
Kondisi yang demikian atau bisa disebut kualitas dari penegakan hukum yang buruk
seperti itu akan sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan dan kekuatan demokrasi
Indonesia. Mental rusak para penegak hukum yang memperjualbelikan hukum sama artinya
dengan melukai hukum di Indonesia. Ketidakadilan akan memicu berbagai tindakan alami
berupa perlawanan-perlawanan yang dapat terwujud kedalam berbagai aksi-aksi anarkis atau
kekerasan yang kontra produktif terhadap pembangunan bangsa. Kita sebagai mahasiswa
yang terkenal sebagai kaum intelektual, harus bisa merubah jati diri bangsa yang sudah
ternodai oleh mafia-mafia yang ada di Indonesia. Saya berharap kualitas hukum di Indonesia
semakin hari semakin bagus dan adil. Kasus-kasus yang sudah lewat biarlah begitu, tetapi
menjadi pelajaran bagi aparat hukum untuk membenahi hal yang salah yang ada dalam kasus-
kasus hukum di Indonesia, jangan menjadi lakon sandiwara.

Kabiro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan,"Kami berharap upaya perbaikan dilakukan
secara konsisten dan terus menerus. Tidak hanya bersifat reaktif dan insidental saja. Karena
bahkan KPK sebelumnya pernah melakukan kajian, paparan hingga menyurati Presiden (pada
tahun 2011) terkait perbaikan lapas," katanya. Febri berharap keterlambatan perbaikan sistem
pemasyarakatan pada tahun 2010-2011 tak terulang kembali. Ia meminta seluruh jajaran
Kemenkumham, khususnya di Dirjen PAS untuk membangun semangat antikorupsi. "Upaya
pencegahan yang membutuhkan keseriusan yang sama dari pihak yang terlibat sering
diumpamakan dengan idiom lama "it takes two to tango", saat di gedung KPK, Jalan
Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018).

Saya berharap kejadian ini bisa menjadi cambukan keras bagi Indonesia, saat ini
memang perlu dilakukan pemberian pemahaman terhadap narapidana dan juga seluruh
komponen yang ada di Lapas, agar tidak terjadi hal yang serupa dikemudian hari. Sudah
semestinya narapidana mendapatkan hak yang sama, tidak melihat siapa dia, kejahatan apa
yang diperbuatnya, dan bagaimana latar belakangnya.

Вам также может понравиться

  • Analisis Putusan
    Analisis Putusan
    Документ8 страниц
    Analisis Putusan
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Tugas Filsafat Kelompok
    Tugas Filsafat Kelompok
    Документ1 страница
    Tugas Filsafat Kelompok
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • MONTE4NEGRO
    MONTE4NEGRO
    Документ13 страниц
    MONTE4NEGRO
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Accra
    Accra
    Документ8 страниц
    Accra
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Hukum Waris Adat: Dr. Rachmi Sulistyarini SH MH
    Hukum Waris Adat: Dr. Rachmi Sulistyarini SH MH
    Документ14 страниц
    Hukum Waris Adat: Dr. Rachmi Sulistyarini SH MH
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Cover Hk. Perusahaan
    Cover Hk. Perusahaan
    Документ1 страница
    Cover Hk. Perusahaan
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Jurnal Cyber
    Jurnal Cyber
    Документ20 страниц
    Jurnal Cyber
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Makalah Adopsi Anakk
    Makalah Adopsi Anakk
    Документ10 страниц
    Makalah Adopsi Anakk
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • t1 Hk. Perusahaan
    t1 Hk. Perusahaan
    Документ17 страниц
    t1 Hk. Perusahaan
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Cover Adopsi Anak
    Cover Adopsi Anak
    Документ1 страница
    Cover Adopsi Anak
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Tugas Teori
    Tugas Teori
    Документ3 страницы
    Tugas Teori
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Surat Lamaran Ass Notaris
    Surat Lamaran Ass Notaris
    Документ1 страница
    Surat Lamaran Ass Notaris
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Implementasi E-Notary Dalam Pelaksanaan Jabatan Notaris
    Implementasi E-Notary Dalam Pelaksanaan Jabatan Notaris
    Документ125 страниц
    Implementasi E-Notary Dalam Pelaksanaan Jabatan Notaris
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Keabsahan Akta Notaris Yang Menggunakan
    Keabsahan Akta Notaris Yang Menggunakan
    Документ99 страниц
    Keabsahan Akta Notaris Yang Menggunakan
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Sinopsis Rencana Penilitian
    Sinopsis Rencana Penilitian
    Документ5 страниц
    Sinopsis Rencana Penilitian
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Anak Angkat 4
    Anak Angkat 4
    Документ17 страниц
    Anak Angkat 4
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Anak Angkat 5
    Anak Angkat 5
    Документ14 страниц
    Anak Angkat 5
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • 4 Bab1
    4 Bab1
    Документ24 страницы
    4 Bab1
    Adelina mbewa
    Оценок пока нет
  • Anak Angkat 2
    Anak Angkat 2
    Документ15 страниц
    Anak Angkat 2
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Anak Angkat 3
    Anak Angkat 3
    Документ27 страниц
    Anak Angkat 3
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • PP Nomor 124 Tahun 2021
    PP Nomor 124 Tahun 2021
    Документ3 страницы
    PP Nomor 124 Tahun 2021
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Peraturan Karyawan Toko
    Peraturan Karyawan Toko
    Документ1 страница
    Peraturan Karyawan Toko
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Keabsahan Pembuatan Akta Autentik Yang
    Keabsahan Pembuatan Akta Autentik Yang
    Документ13 страниц
    Keabsahan Pembuatan Akta Autentik Yang
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Syarat Pendaftaran Liyuan Pernikahan
    Syarat Pendaftaran Liyuan Pernikahan
    Документ2 страницы
    Syarat Pendaftaran Liyuan Pernikahan
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Cover Tyas
    Cover Tyas
    Документ2 страницы
    Cover Tyas
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет
  • Outline Praktik Kerja Magang
    Outline Praktik Kerja Magang
    Документ3 страницы
    Outline Praktik Kerja Magang
    Wahyu Ciptaning Tyas
    Оценок пока нет