Application of optimal control theory to enhanced oil

recovery

CHAPTER ONE EOR

1.1 INTRODUCTION
In recent years, enhanced oil recovery techniques have received much attention in the oil
industry. This activity has been motivated by the rapid escalation in the price of oil during the
1970’s, uncertainties in supplies, a depletion of known reserves, and low efficiencies associated
with current recovery techniques. Enhanced oil recovery methods can be divided into three
major categories: thermal processes which include steam flooding,
steam stimulation, and in-situ combustion; chemical processes which include surfactant-
polymer injection, polymer flooding, and caustic flooding; and miscible displacement
processes which include miscible hydrocarbon displacement, carbon dioxide injection, and
inert gas injection. All methods involve the injection of large amounts of rather expensive fluids
into oil bearing reservoir formations. Commercial application of any enhanced oil recovery
process relies upon economic projections that show a decent return on the investment. Because
of high chemical costs, it is important to optimize enhanced oil recovery processes to provide
the greatest recovery at the lowest chemical injection cost. The purpose of this book is to
develop an optimal control theory for the determination of operating strategies that maximize
the economic attractiveness of enhanced oil recovery processes. The determination of optimal
control histories or operating strategies is one of the key elements in the successful usage of
new enhanced oil recovery techniques

Dalam beberapa tahun terakhir, teknik pemulihan minyak yang ditingkatkan telah menerima
banyak perhatian di industri minyak. Kegiatan ini telah dimotivasi oleh peningkatan cepat
dalam harga minyak selama tahun 1970-an, ketidakpastian pasokan, menipisnya cadangan
yang diketahui, dan efisiensi rendah yang terkait dengan teknik pemulihan saat ini. Metode
pemulihan oli yang ditingkatkan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: proses termal yang
meliputi penguapan uap, stimulasi uap, dan pembakaran in-situ; proses kimia yang meliputi
injeksi surfaktan-polimer, flooding polimer, dan flooding kaustik; dan proses perpindahan
miscible yang meliputi perpindahan hidrokarbon bercampur, injeksi karbon dioksida, dan
injeksi gas inert. Semua metode melibatkan injeksi sejumlah besar cairan yang agak mahal ke
dalam formasi reservoir bantalan minyak. Aplikasi komersial dari setiap proses pemulihan
minyak yang ditingkatkan bergantung pada proyeksi ekonomi yang menunjukkan
pengembalian investasi yang layak. Karena biaya bahan kimia yang tinggi, penting untuk
mengoptimalkan proses pemulihan minyak yang ditingkatkan untuk memberikan pemulihan
terbesar dengan biaya injeksi kimia terendah. Tujuan buku ini adalah untuk mengembangkan
teori kontrol yang optimal untuk penentuan strategi operasi yang memaksimalkan daya tarik
ekonomi dari proses pemulihan minyak yang ditingkatkan. Penentuan sejarah kontrol yang
optimal atau strategi operasi adalah salah satu elemen kunci dalam keberhasilan penggunaan
teknik pemulihan minyak ditingkatkan baru

1. 3 Current Oil Production Methods

The production technologies currently used by the oil industry are primary recovery and
secondary waterflooding . Primary production as the term suggests, is the first method of
producing oil from a reservoir. When discovered, a crude oil reservoir has a mixture of water,
oil and gas contained in the small pore spaces or void volume that exist between the reservoir
rock grain matrix. Initially, these fluids are under considerable pressure, caused by the
hydrostatic pressure of ground water. At these high pressures a large portion of the gas is
dissolved in the oil phase. The initial connate water and the solution gas combine to provide
the driving force for moving the oil into a well where it is pushed by the underlying pressure
or is lifted by pumps to the surface. Reservoir pressure decline adversely affects oil production
in two ways. First, it diminishes the force which drives oil into the well bore. Second, and more
important, a decline in reservoir pressure soon causes some of the gas held in solution to be
released as discrete gas bubbles in the pore spaces of the porous media. Such a discrete gas
phase impedes the flow of oil toward the well while increasing the flow of gas.
A traditional step for increasing oil recovery is to inject gas or water into an oil reservoir for
the purpose of delaying the pressure decline during oil production. This technique is called
pressure maintenance and the oil produced is still part of primary recovery. Even after a decline
in reservoir pressure has caused the oil recovery rate to become uneconomical, oil production
can again be increased through continuous injection of a fluid, normally water, into the
reservoir. This is called secondary waterflooding.

1. 3 Metode Produksi Minyak Saat Ini

Teknologi produksi yang saat ini digunakan oleh industri minyak adalah pemulihan primer dan
waterflooding sekunder. Produksi primer seperti istilah yang disarankan, adalah metode
pertama untuk memproduksi minyak dari reservoir. Ketika ditemukan, reservoir minyak
mentah memiliki campuran air, minyak dan gas yang terkandung dalam ruang pori-pori kecil
atau volume kosong yang ada di antara matriks butir batuan reservoir. Awalnya, cairan ini
berada di bawah tekanan yang cukup besar, disebabkan oleh tekanan hidrostatik air tanah. Pada
tekanan tinggi ini, sebagian besar gas adalah dilarutkan dalam fase minyak. Air penghubung
awal dan gas larutan bergabung untuk memberikan kekuatan pendorong untuk memindahkan
oli ke sumur di mana ia didorong oleh tekanan yang mendasarinya atau diangkat oleh pompa
ke permukaan. Penurunan tekanan reservoir berdampak buruk pada produksi minyak dengan
dua cara. Pertama, ini mengurangi kekuatan yang mendorong minyak ke dalam lubang sumur.
Kedua, dan yang lebih penting, penurunan tekanan reservoir segera menyebabkan beberapa
gas yang ditahan dalam larutan dilepaskan sebagai gelembung gas diskrit di ruang pori media
berpori. Fase gas diskrit seperti itu menghambat aliran minyak ke sumur sambil meningkatkan
aliran gas.
Langkah tradisional untuk meningkatkan pemulihan minyak adalah menyuntikkan gas atau air
ke dalam reservoir minyak untuk tujuan menunda penurunan tekanan selama produksi minyak.
Teknik ini disebut pemeliharaan tekanan dan oli yang dihasilkan masih merupakan bagian dari
pemulihan primer. Bahkan setelah penurunan tekanan reservoir telah menyebabkan laju
perolehan minyak menjadi tidak ekonomis, produksi minyak dapat kembali ditingkatkan
melalui injeksi cairan yang terus menerus, biasanya air, ke dalam reservoir. Ini disebut
waterflooding sekunder.

1 . 4 Efficiency of Present Production Techniques

Using today’s technology of primary production including pressure maintenance and
secondary waterflooding, over half of the original oil in place remains unrecoverable.
Producing naturally, a field may yield 20 to 30% of the original oil in place. While naturally
flowing wells are sought after by all producers, only about 70% of the more than 500,000 wells
in the U.S. were naturally flowing at the end of 1977 (Schumacher, 1980). Primary oil
production amounted to about half of the U.S. production in 1976. The National Petroleum
Council estimates that less than 10% will come from primary production from known fields by
the year 2000. By 1973 waterflooding had become one of the major contributors to the
United States’ oil recovery with about one-half of domestic oil being produced from reservoirs
partially o r completely under waterflooding. Waterflooding is common in fields through out
the world with projects in place in Canada, Venezuela, Iraq, and Saudi Arabia. Geffen (1973)
places the average cost of waterflood recovery at 30 cents t o 50 cents per barrel as past practice.
Some recent reports, however, o n new projects indicate somewhat higher costs. For a typical
gas depleted field with oil above 30 degrees API, the incremental waterflood recovery is in the
range of 15% t o 20% with total primary and secondary recovery efficiencies of about 30% to
45%.

1. 4 Efisiensi Teknik Produksi Saat Ini

Menggunakan teknologi produksi primer saat ini termasuk pemeliharaan tekanan dan
waterflooding sekunder, lebih dari setengah oli asli yang ada tetap tidak dapat dipulihkan.
Memproduksi secara alami, ladang dapat menghasilkan 20 hingga 30% dari minyak asli di
tempat. Sementara sumur yang mengalir secara alami dicari oleh semua produsen, hanya
sekitar 70% dari lebih dari 500.000 sumur di AS secara alami mengalir pada akhir tahun 1977
(Schumacher, 1980). Produksi minyak primer berjumlah sekitar setengah dari produksi A.S.
pada tahun 1976. Dewan Perminyakan Nasional memperkirakan bahwa kurang dari 10% akan
berasal dari produksi primer dari ladang yang diketahui pada tahun 2000. Pada tahun 1973
banjir air telah menjadi salah satu kontributor utama bagi Pemulihan minyak Amerika Serikat
dengan sekitar setengah dari minyak domestik diproduksi dari reservoir sebagian atau
seluruhnya di bawah air banjir. Waterflooding adalah hal biasa di ladang-ladang di seluruh
dunia dengan proyek-proyek di Kanada, Venezuela, Irak, dan Arab Saudi. Geffen (1973)
menempatkan biaya rata-rata pemulihan banjir air pada 30 sen hingga 50 sen per barel sebagai
praktik masa lalu. Namun, beberapa laporan baru-baru ini, mengenai proyek-proyek baru
mengindikasikan biaya yang agak lebih tinggi. Untuk ladang gas yang biasanya habis dengan
minyak di atas 30 derajat API, pemulihan banjir air tambahan berada dalam kisaran 15% hingga
20% dengan total efisiensi pemulihan primer dan sekunder sekitar 30% hingga 45%.

1 . 6 Enhanced Oil Recovery Techniques

Enhanced oil recovery techniques can be classified into three major categories : thermal
processes, chemical processes, and miscible displacement. Thermal processes include steam
flooding, steam stimulation, and in-situ combustion. Chemical processes include surfactant-
polymer or micellar/polymer injection, polymer flooding, and caustic flooding. Miscible
flooding includes miscible hydrocarbon displacement, and carbon dioxide injection. A good
discussion of each method is found in the book, Fundamentals of Enhanced Oil Recovery by
H . K . van Poolen (1980).

1. 6 Teknik Pemulihan Minyak yang Ditingkatkan

Teknik pemulihan oli yang ditingkatkan dapat digolongkan ke dalam tiga kategori utama:
proses termal, proses kimia, dan perpindahan larut. Proses termal meliputi penggenapan uap,
stimulasi uap, dan pembakaran in-situ. Proses kimia meliputi surfaktan-polimer atau injeksi
misel / polimer, flooding polimer, dan flooding kaustik. Banjir yang dapat tercampur meliputi
perpindahan hidrokarbon yang dapat tercampur, dan injeksi karbon dioksida. Diskusi yang baik
dari setiap metode ditemukan dalam buku, Fundamentals of Enhanced Oil Recovery oleh H.
K. van Poolen (1980).

1.6.7 Miscible Hydrocarbon Displacement

The miscible displacement process involves introduction of a fluid that will completely
dissolve with the reservoir oil. This eliminates the forces that cause oil retention in the rock
matrix. The hydrocarbon solvents can be alcohol, refined hydrocarbons, or condensed
hydrocarbon gases. First, a slug of solvent is injected. This is followed by injection of a liquid
or gas to force the solvent-oil mixture to the production wells

1.6.7 Perpindahan Hidrokarbon Bercampur

Proses perpindahan larut melibatkan pengenalan cairan yang benar-benar akan larut dengan
minyak reservoir. Ini menghilangkan kekuatan yang menyebabkan retensi minyak dalam
matriks batuan. Pelarut hidrokarbon dapat berupa alkohol, hidrokarbon halus, atau gas
hidrokarbon terkondensasi. Pertama, siput pelarut disuntikkan. Ini diikuti dengan injeksi cairan
atau gas untuk memaksa campuran minyak-pelarut ke sumur-sumur produksi

1.6.8 Carbon Dioxide Injection

Under the right conditions of pressure, temperature and oil composition, carbon dioxide will
mix with the crude in the reservoir to form a single phase liquid which is much lighter than the
original oil. This swollen miscible bank of oil can than be displaced by the following carbon
dioxide gas or water drive.

1.6.8 Injeksi Karbon Dioksida

Di bawah kondisi tekanan, temperatur, dan komposisi minyak yang tepat, karbon dioksida akan
bercampur dengan minyak mentah di reservoir untuk membentuk cairan fase tunggal yang jauh
lebih ringan daripada minyak asli. Tepi minyak yang bengkak ini dapat digantikan oleh gas
karbon dioksida atau penggerak air berikut ini.

Chapter 7
TWO-DIMENSIONAL OPTIMIZATION OF THE
CARBON DIOXIDE EOR PROCESS

7.1 INTRODUCTION
Carbon dioxide has long been used as an enhanced oil recovery agent because of its favorable
properties of swelling the oil phase, reducing oil viscosity, and lowering the residual oil
saturation. However, as with most EOR processes, carbon dioxide flooding is associated with
high chemical costs. Also the process has poor area sweep efficiencies due to viscous fingering
caused by an unfavorable mobility ratio for the displacing fluid to the displaced oil.
The mechanisms for the displacement of oil by carbon dioxide are reasonably well understood.
Carbon dioxide is not miscible on first contact with reservoir fluids. However, at sufficiently
high pressures, carbon dioxide achieves dynamic miscibility with oil for a broad spectrum of
reservoirs. Under favorable conditions, carbon dioxide will vaporize the light fractions of the
reservoir crude. After multiple contacts between oil and carbon dioxide, a bank of light
hydrocarbons and carbon dioxide will form a short distance from the injection well. Such a
mixture promotes miscibility between the trailing carbon dioxide and the crude oil ahead of the
bank. Alternatively, carbon dioxide can condense into the reservoir crude. Continued injection
of carbon dioxide will change the composition of the crude until direct miscibility is possible.
The pressure required for achieving dynamic miscibility between oil and carbon dioxide is
usually significantly lower than that required for solution gas, nitrogen, or methane. This
pressure is the minimum miscibility pressure. The critical temperature of carbon dioxide is
31'C and its critical pressure is 7.4 MPa (73.1 atm). Therefore, under most reservoir conditions,
carbon dioxide behaves as a dense fluid with a liquid-like density. Unlike the viscosity, the
density of carbon dioxide is similar to that of the displaced oil.
The phase behavior of carbon dioxide-crude systems can be complex. Such mixtures may form
a liquid and a vapor, two liquids and a vapor, two liquid phases, or two liquids and a vapor in
equilibrium. The addition of carbon dioxide to oil can also cause the precipitation of a solid
phase. Carbon dioxide is soluble in water, and a portion of the injected fluid will be dissolved
either by formation water or by drive water.
Large volumes of carbon dioxide are required for this EOR process. Potential sources include
natural deposits, by-products from coal gasification or SNG plants, and stack gas from power
plants. Also, carbon dioxide produced from a reservoir during the course of a flood can be
reinjected upon purification. The cost of carbon dioxide depends upon the nature of its source,
its location relative to the oil field, and the method used to transport the gas to the reservoir.
The total cost includes those associated with purification, high-pressure compression, and
delivery. Typical carbondioxide injection costs are in the range of 2 to 5 cents per cubic meter
(Klins, 1980).

Karbon dioksida telah lama digunakan sebagai zat pemulihan minyak yang disempurnakan
karena sifatnya yang menguntungkan untuk membengkak fase minyak, mengurangi viskositas
minyak, dan menurunkan saturasi minyak residu. Namun, seperti kebanyakan Proses EOR,
banjir karbon dioksida dikaitkan dengan biaya bahan kimia yang tinggi. Juga proses tersebut
memiliki efisiensi sapuan area yang buruk karena jari yang kental yang disebabkan oleh rasio
mobilitas yang tidak menguntungkan untuk fluida pemindahan ke minyak yang dipindahkan.
Mekanisme perpindahan minyak oleh karbon dioksida cukup dipahami. Karbon dioksida tidak
larut pada kontak pertama dengan cairan reservoir. Namun, pada tekanan yang cukup tinggi,
karbon dioksida mencapai ketidakcocokan dinamis dengan minyak untuk spektrum reservoir
yang luas. Dalam kondisi yang menguntungkan, karbon dioksida akan menguapkan fraksi
cahaya dari minyak mentah reservoir. Setelah beberapa kontak antara minyak dan karbon
dioksida, bank hidrokarbon ringan dan karbon dioksida akan membentuk jarak pendek dari
sumur injeksi. Campuran semacam itu meningkatkan ketidakcocokan antara jejak karbon
dioksida dan minyak mentah di depan bank. Atau, karbon dioksida dapat mengembun menjadi
minyak mentah reservoir. Injeksi karbon dioksida yang terus-menerus akan mengubah
komposisi minyak mentah hingga ketidakmampuan langsung terjadi.
Tekanan yang dibutuhkan untuk mencapai miscibility dinamis antara minyak dan karbon
dioksida biasanya jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk gas solusi, nitrogen, atau
metana. Tekanan ini adalah tekanan miscibilitas minimum. Suhu kritis karbon dioksida adalah
31'C dan tekanan kritisnya adalah 7,4 MPa (73,1 atm). Oleh karena itu, dalam sebagian besar
kondisi reservoir, karbon dioksida berperilaku sebagai fluida padat dengan densitas mirip
cairan. Berbeda dengan viskositas, kerapatan karbon dioksida mirip dengan minyak yang
dipindahkan.
Perilaku fase sistem karbon dioksida-kasar dapat menjadi kompleks. Campuran tersebut dapat
membentuk suatu cairan dan uap, dua cairan dan uap, dua fase cair, atau dua cairan dan uap
dalam kesetimbangan. Penambahan karbon dioksida ke minyak juga dapat menyebabkan
pengendapan fase padat. Karbon dioksida larut dalam air, dan sebagian dari cairan yang
disuntikkan akan larut baik dengan air formasi atau dengan air penggerak.
Diperlukan volume besar karbon dioksida untuk proses EOR ini. Sumber potensial termasuk
deposit alami, produk samping dari gasifikasi batubara atau SNG, dan tumpukan gas dari
pembangkit listrik. Selain itu, karbon dioksida yang dihasilkan dari reservoir selama banjir
dapat direinjeksikan kembali setelah pemurnian. Biaya karbon dioksida tergantung pada sifat
sumbernya, lokasinya relatif terhadap ladang minyak, dan metode yang digunakan untuk
mengangkut gas ke reservoir. Total biaya termasuk yang terkait dengan pemurnian, kompresi
tekanan tinggi, dan pengiriman. Biaya injeksi karbondioksida tipikal adalah dalam kisaran 2
hingga 5 sen per meter kubik (Klins, 1980).
Modern Chemical
Enhanced Oil Recovery
Theory and Practice

1.2 DEFINITIONS OF EOR AND IOR

Depending on the producing life of a reservoir, oil recovery can be defined in three phases:
primary, secondary, and tertiary. Primary recovery is recovery by natural drive energy initially
available in the reservoir. It does not require injection of any external fluids or heat as a driving
energy. The natural energy sources include rock and fluid expansion, solution gas, water influx,
gas cap, and gravity drainage. Secondary recovery is recovery by injection of external fluids,
such as water and/or gas, mainly for the purpose of pressure maintenance and volumetric sweep
efficiency. Tertiary recovery refers to the recovery after secondary recovery. It is characterized
by injection of special fluids such as chemicals, miscible gases, and/or the injection of thermal
energy.
Enhanced oil recovery is oil recovery by injection of gases or chemicals and/or thermal energy
into the reservoir. It is not restricted to a particular phase, as defined previously, in the
producing life of the reservoir. Another term, improved oil recovery (IOR), is also used in the
petroleum industry. The terms EOR and IOR have been used loosely and interchangeably at
times. Some feel that the two terms are synonymous; others feel that IOR covers just about
anything, including infill drilling and reservoir characterization.
Workable definitions of EOR and IOR are necessary not just for improved communication, but
also to recoverable reserves booking, contract negotiations, government incentives, taxation,
and regulatory authorities when looking at fiscal issues (Stosur et al., 2003). The following
sections summarize the existing definitions used in the petroleum industry and then propose
this book’s definitions of EOR and IOR

1.2 DEFINISI EOR DAN IOR

Bergantung pada usia produksi reservoir, pemulihan minyak dapat didefinisikan dalam tiga
fase: primer, sekunder, dan tersier. Pemulihan primer adalah pemulihan oleh energi penggerak
alami yang awalnya tersedia di reservoir. Itu tidak memerlukan injeksi cairan eksternal atau
panas sebagai energi penggerak. Sumber energi alami termasuk ekspansi batuan dan fluida, gas
larutan, masuknya air, tutup gas, dan drainase gravitasi. Pemulihan sekunder adalah pemulihan
dengan injeksi cairan eksternal, seperti air dan / atau gas, terutama untuk keperluan
pemeliharaan tekanan
dan efisiensi penyapuan volumetrik. Pemulihan tersier mengacu pada pemulihan setelah
pemulihan sekunder. Ini ditandai dengan injeksi cairan khusus seperti bahan kimia, gas yang
mudah larut, dan / atau injeksi energi termal.
Pemulihan minyak yang disempurnakan adalah pemulihan minyak dengan menyuntikkan gas
atau bahan kimia dan / atau energi termal ke dalam reservoir. Ini tidak terbatas pada fase
tertentu, seperti yang didefinisikan sebelumnya, dalam kehidupan produksi reservoir. Istilah
lain, peningkatan pemulihan minyak (IOR), juga digunakan dalam industri perminyakan.
Istilah EOR dan IOR telah digunakan secara longgar dan dipertukarkan pada waktu-waktu
tertentu. Beberapa merasa bahwa kedua istilah itu sama; yang lain merasa bahwa IOR
mencakup hampir semua hal, termasuk pengeboran infill dan karakterisasi reservoir.
Definisi yang dapat diterapkan dari EOR dan IOR diperlukan tidak hanya untuk komunikasi
yang lebih baik, tetapi juga untuk pemesanan cadangan yang dapat dipulihkan, negosiasi
kontrak, insentif pemerintah, perpajakan, dan otoritas pengaturan ketika melihat masalah fiskal
(Stosur et al., 2003). Bagian berikut merangkum definisi yang ada yang digunakan dalam
industri perminyakan dan kemudian mengusulkan definisi buku ini tentang EOR dan IOR

EOR SCREENING CRITERIA REVISITED PART 1 : INTRODUCTION TO SCREENING

CRITERIA AND ENHANCED RECOVERY FIELD PROJECTS

summary
Screening criteria have been proposed for all enhanced oil recovery (EOR) methods. Data from
EOR projects around the world have been examined and the optimum reservoir/oil
characteristics for successful projects have been noted. The oil gravity ranges of the oils of
current EOR methods have been compiled and the results are presented graphically. The
proposed screening criteria are based on both field results and oil recovery mechanisms. The
current state of the art for all methods is presented briefly, and relationships between them are
described. Steamflooding is still the dominant EOR method. All chemical flooding has been
declining, but polymers and gels are being used successfully for sweep improvement and water
shutoff. Only CO2 flooding activity has increased continuously

Kriteria penyaringan telah diusulkan untuk semua metode pemulihan minyak yang
disempurnakan (EOR). Data dari proyek EOR di seluruh dunia telah diperiksa dan karakteristik
reservoir / minyak yang optimal untuk proyek yang berhasil telah dicatat. Kisaran gravitasi oli
dari oli metode EOR saat ini telah dikompilasi dan hasilnya disajikan secara grafis. Kriteria
penyaringan yang diusulkan didasarkan pada hasil lapangan dan mekanisme pemulihan
minyak. Keadaan terkini dari seni untuk semua metode disajikan secara singkat, dan hubungan
di antara mereka dijelaskan. Steamflooding masih merupakan metode EOR yang dominan.
Semua banjir bahan kimia telah menurun, tetapi polimer dan gel digunakan dengan sukses
untuk peningkatan pembersihan dan penutupan air. Hanya aktivitas banjir CO2 yang terus
meningkat